• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II APLIKASI PADA IPV6

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II APLIKASI PADA IPV6"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

5

BAB II

APLIKASI PADA IPV6

2.1. Internet Protocol version 6

Alamat IP versi 6 (sering disebut sebagai alamat IPv6) adalah sebuah jenis pengalamatan jaringan yang digunakan di dalam protokol jaringan TCP/IP yang menggunakan protokol IP versi 6. Panjang totalnya adalah 128-bit, dan secara teoritis dapat mengalamati hingga 2128=3,4 x 1038 host komputer di seluruh dunia. Contoh alamat IP versi 6 adalah 21DA:00D3:0000:2F3B:02AA:00FF:FE28:9C5A

Sama seperti halnya IPv4, IPv6 juga mengizinkan adanya DHCP server sebagai pengatur alamat otomatis. Jika dalam IPv4 terdapat dynamic address dan static address, maka dalam IPv6, konfigurasi alamat dengan menggunakan DHCP Server dinamakan dengan stateful address configuration, sementara jika konfigurasi alamat IPv6 tanpa DHCP Server dinamakan dengan stateless address configuration.

Seperti halnya IPv4 yang menggunakan bit-bit pada tingkat tinggi (high- order-bit) sebagai alamat jaringan sementara bit-bit pada tingkat rendah (low-order- bit) sebagai alamat host, dalam IPv6 juga terjadi hal serupa. Dalam IPv6, bit-bit pada tingkat tinggi akan digunakan sebagai tanda pengenal jenis alamat IPv6, yang disebut dengan Format Prefix (FP). Dalam IPv6, tidak ada subnet mask, yang ada hanyalah Format Prefix.

2.1.1 Pengalamatan IPv6

Dalam IPv6, alamat 128-bit akan dibagi ke dalam 8 blok berukuran 16-bit, yang dapat dikonversikan ke dalam bilangan heksadesimal berukuran 4-digit. Setiap blok bilangan heksadesimal tersebut akan dipisahkan dengan tanda titik dua (:).

Karenanya, format notasi yang digunakan oleh IPv6 juga sering disebut dengan

(2)

colon-hexadecimal format, berbeda dengan IPv4 yang menggunakan dotted-decimal format.

Contoh penulisan alamat IPv6 :

a. Berikut adalah alamat IPv6 dalam biner :

00000000000110010000000000011001000000000000000000000000000000 0000000000000000000000000000000000000000000000000000

00000000000001

b. Untuk menerjemahkannya ke dalam bentuk notasi colon-hexadecimal format, angka-angka biner di atas harus dibagi ke dalam 8 buah blok berukuran 16- bit:

0000000000011001 0000000000011001 0000000000000000 0000000000000000 0000000000000000 0000000000000000 0000000000000000 0000000000000001

c. Lalu, setiap blok berukuran 16-bit tersebut harus dikonversikan kedalam bilangan heksadesimal dan setiap bilangan heksadesimal tersebut dipisahkan dengan menggunakan tanda titik dua. Hasil konversinya adalah sebagai berikut:

0019:0019:0000:0000:0000:0000:0000:0001

Berbeda dengan IPv4, pada IPv6 angka 0000 pada alamat dapat disederhanakan menjadi 0 saja atau bahkan dikompres dengan diberi tanda ( :: ), untuk mudahnya bisa dilihat dari tabel dibawah ini:

(3)

Tabel 2.1 Penyederhanaan IPv6

Untuk menentukan berapa banyak bit bernilai 0 yang dibuang (dan digantikan dengan tanda dua titik dua) dalam sebuah alamat IPv6, dapat dilakukan dengan menghitung berapa banyak blok yang tersedia dalam alamat tersebut, yang kemudian dikurangkan dengan angka 8, dan angka tersebut dikalikan dengan 16. Sebagai contoh, alamat 19:19::1 hanya mengandung tiga blok alamat (blok 19, blok 19, dan blok 1). Maka, jumlah bit yang dibuang adalah (8-3) x 16 = 80 buah bit.

2.1.2 Prefix pada IPv6

Dalam IPv4, sebuah alamat dalam notasi dotted-decimal format dapat direpresentasikan dengan menggunakan angka prefiks yang merujuk kepada subnet mask. IPv6 juga memiliki angka prefiks, tapi tidak digunakan untuk merujuk kepada subnet mask, karena memang IPv6 tidak mendukung subnet mask.

Prefiks adalah sebuah bagian dari alamat IP, di mana bit-bit memiliki nilai-nilai yang tetap atau bit-bit tersebut merupakan bagian dari sebuah rute atau subnet identifier.

Prefiks dalam IPv6 direpesentasikan dengan cara yang sama seperti halnya prefiks alamat IPv4, yaitu [alamat]/[angka panjang prefiks]. Panjang prefiks menentukan jumlah bit terbesar paling kiri yang membuat prefix subnet. Sebagai contoh, prefix sebuah alamat IPv6 dapat direpresentasikan sebagai berikut:

19:19::/64

(4)

2.1.3 Jenis – jenis alamat pada IPv6

Alamat IPv6 ini dapat diklasifikasikan menjadi 3 yaitu : a. Alamat Unicast

b. Alamat Anycast c. Alamat Multicast

2.1.3.1 Alamat Unicast

Alamat Unicast Global Unicast, merupakan alamat dengan skup global dan unik sehingga bisa di-rute-kan di Internet. Selain global unicast, IPv6 juga mempunyai alamat local unicast dengan skup terbatas pada link lokal. Beberapa tipe alamat unicast IPv6 ini antara lain :

a. Aggregatable global unicast addresses

Sering disebut sebagai alamat global, mirip dengan alamat public pada IPv4 dan alamat ini ditandai dengan prefix 001. Alamat ini bisa dirutekan dan dijangkau secara global dari alamat IPv6 di Internet. Dinamakan aggregatable karena memang didesain untuk bisa diaggregasi dan diringkas (aggregation dan summarization) untuk menghasilkan infrastruktur routing yang efisien.

IANA telah mulai mengalokasikan blok alamat pertama untuk alamat global ini yaitu 2001::/16. Menurut kebijakan IANA setiap end-site seharusnya diberikan blok alamat IPv6 dengan panjang prefix /48.

b. Site-local addresses

Alamat ini mirip dengan alamat private pada IPv4 yang dalam teknologi IPv6 digunakan dalam skup site dan ditandai dengan prefix 1111 1110 11 atau FEC0::/10. Alamat ini akan selalu diawali dengan FEC0. Karena sifatnya yang ambigu dan sulitnya pendefisinian baku dari skup site maka alamat ini dihapuskan penggunaanya.

(5)

c. Special addresses

Ada dua jenis alamat spesial pada IPv6 yaitu:

 Alamat yang tidak dispesifikkan (unspecified address)

Sering disebut all-zeros-address karena memang bernilai 0:0:0:0:0:0:0:0 atau bisa dituliskan ::. Alamat ini sama dengan 0.0.0.0 di alamat IPv4. Alamat ini tidak boleh dikonfigurasikan pada interface dan tidak boleh menjadi tujuan rute.

 Alamat loopback

Jika alamat loopback pada IPv4 adalah 127.0.0.1 maka pada IPv6 adalah 0:0:0:0:0:0:0:1 atau bisa diringkas menjadi ::1. Alamat ini tidak boleh dikonfigurasikan pada interface.

 Compatibility addresses

Alamat ini dibuat untuk mempermudah migrasi dan masa transisi dari IPv4 ke IPv6

2.1.3.2 Alamat Anycast

Alamat ini lebih menunjuk kepada fungsi layanan daripada alamat. Alamat anycast sama seperti alamat unicast IPv6 biasa (telah ditentukan dalam standar) dengan tambahan fitur bahwa router akan selalu merutekan ke tujuan yang terdekat atau lebih tepatnya terbaik sesuai yang telah dikonfigurasikan.

2.1.3.3 Alamat Multicast

Seperti halnya pada IPv4 pada IPv6 alamat ini menunjukkan sekumpulan piranti dalam grup multicast. Jadi alamat ini hanya akan muncul sebagai alamat tujuan, tidak akan pernah sebagai alamat asal. Jika paket dikirimkan ke alamat ini maka semua anggota grup akan memprosesnya.

Byte pertama menunjukkan bahwa ini adalah alamat multicast. Empat bit selanjutnya merupakan flag yang masing-masing telah didefinisikan. Bit pertama harus 0 karena

(6)

dicadangkan untuk keperluan di masa mendatang. Bit kedua menunjukkan apakah alamat multicast ini mengandung alamat Rendezvous Point (RP), yaitu titik distribusi untuk aliran multicast tertentu dalam suatu jaringan multicast. Bit ketiga menandakan apakah alamat multicast ini mengandung informasi prefix. Sementara bit terakhir menunjukkan apakah alamat ini diberikan secara permanen. Bagian berikutnya adalah Scope yang digunakan untuk membatasi skup dari alamat multicast.

Alamat multicast ini memiliki skup antara lain sebagai berikut:

Skup alamat multicast IPv6 Nilai skup Deskripsi skup

0×0 Reserved

0×1 Node-Local

0×2 Link-Local

0×5 Site-Local

0×8 Organization Local

0xE Global

0xF Reserved

Bagian terakhir adalah penanda grup (Group ID). Pada prakteknya biasanya penanda grup ini dibatasi dalam 32 bit saja. Beberapa alamat multicast telah diberikan oleh IANA. Beberapa alamat yang diberikan ini dibuat untuk skup tetap dan beberapa diantaranya valid untuk semua skup.

2.2 EIGRP

2.2.1 IPv4 EIGRP

EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol) adalah routing protocol yang hanya di adopsi oleh router cisco atau sering disebut sebagai proprietary protocol pada cisco. EIGRP ini sangat cocok digunakan untuk midsize dan large company.

EIGRP sering disebut juga hybrid routing protocol, karena pada EIGRP terdapat dua tipe routing protocol yang digunakan, yaitu distance vector dan link state.

(7)

EIGRP ini pengembangan dari routing protocol IGRP (distance vector), yang juga prorpietary cisco. Perbandingan antar IGRP dan EIGRP di bagi menjadi beberapa kategori, yaitu Compability mode, Metric colocation, Hop count, Automatic protocol redistribution, dan Route tagging.

EIGRP dan IGRP dapat di kombinasikan satu sama lain karena EIGRP adalah hanya pengembangan dari IGRP. Dalam perhitungan untuk menentukan jalurnya, EGIRP menggunakan algortima DUAL (Diffusing-UpdateAlgorithm) dalam menentukannya.

EIGRP mempunyai 3 table dalam menyimpan informasi networknya,yaitu Neighbor table, Topology table, dan Routing table.

Neighbor table ada tabel yang menyimpan list tentang router–router tetangganya.

Setiap ada router baru yg dipasang, address dan interface dicatat di tabel ini. DUAL mengambil informasi dari “neighbor tabel” dan “topology table” untuk melakukan kalkulasi “lowest cost routes to each destination”. Setelah melakukan kalkulasi akan dibuat “successor route” yang disimpan di tabel ini. Routing table berfungsi menyimpan rute terbaik untuk ke tujuan. Informasi tersebut diambil dari “topology table”. Untuk mudahnya dapat dilihat di gambar di bawah ini:

Gambar 2.1 Alur tabel – tabel pada EIGRP

(8)

EIGRP mengirimkan paket hello setiap 5 detik pada link bandwidth yang tinggi dan setiap 60 detik pada link bandwidth multipoint yang rendah.

Contoh 5 detik halo:

 siaran media, seperti Ethernet, Token Ring, dan FDDI

 point-to-point link seri, seperti PPP, Frame Relay point-to-point subinterfaces, dan ATM subinterface point-to-point

 bandwidth tinggi (lebih besar dari T1) sirkuit multipoint, seperti ISDN PRI dan Frame Relay

Contoh 60 detik halo:

 multipoint sirkuit T1 bandwidth atau lambat, seperti Bingkai multipoint antarmuka Relay, ATM multipoint interface, dan ISDN BRIS

jumlah di mana EIGRP mengirimkan paket hello disebut hello Interval, dan dapat disesuaikan per antarmuka dengan perintah ip hello-interval eigrp. Waktu tunggu adalah jumlah waktu yang router butuhkan untuk mempertimbangkan router tetangga hidup tanpa menerima paket halo. Waktu tunggu biasanya tiga kali hello Interval, secara default, 15 detik dan 180 detik. Dan dapat terus menyesuaikan waktu dengan perintah ip hold-time eigrp

2.2.2 IPv6 EIGRP

Pada IPv6 EIGRP semua fitur dan konfigurasi hampir sama seperti pada IPv4. Hanya sedikit perbedaan pada IPv6, yaitu keadaan default jaringan berada dalam posisi

“shutdown”, filter routing menggunakan perintah “distribute-list prefix-list”, pada IPv6 tidak ada konsep classfull, dan membutuhkan router-id.

2.3 RIP

RIP adalah sebuah routing protocol jenis distance-vector sejati.RIP mengirimkan routing tabel yang lengkap ke semua interface yang aktif setiap 30 detik.RIP hanya menggunakan jumlah hop untuk menentukan cara terbaik ke sebuah network remote, tetapi RIP secara default memiliki sebuah nilai

(9)

jumlah hop maksimum yang diizinkan yaitu 15, yang berarti nilai 16 dianggap tidak terjangkau (unreachable). RIP bekerja dengan baik di network-network yang kecil, tetapi RIP tidak efisien pada network-network besar atau pada network-network yang memiliki banyak router terpasang.

2.3.1 RIP versi 1

Menggunakan classful routing. Pembaruan routing periodik tidak membawa subnet informasi, dukungan kurang untuk subnet mask panjang variabel (VLSM).

Keterbatasan ini tidak memungkinkan untuk memiliki ukuran yang berbeda subnetyang sama dalam kelas jaringan. Dengan kata lain, semua subnet dalam jaringan kelas harus memiliki ukuran yang sama. Juga tidak ada dukungan untuk autentikasi router, membuat RIP rentan terhadap berbagai versi RIP attacks.RIP versi 1 hanya ada jumlah hop 16 (0-15). Jika ada lebih dari 16 hop antara dua router itu gagal untuk mengirim paket data ke alamat tujuan.

2.3.1 RIP versi 2

Karena kekurangan dari spesifikasi asli RIP, maka RIP versi 2 (RIPv2) di ciptakan, kemampuan yang di miliki untuk membawa informasi subnet, sehingga mendukung classless inter-domain routing (CIDR). Untuk menjaga kompatibilitas ke belakang, jumlah hop limit 15 tetap. RIPv2 memiliki fasilitas untuk sepenuhnya interoperate dengan spesifikasi awal jika semua protokol bidang harus Zero dalam pesan RIPv1 yang benar ditentukan. Dalam upaya untuk menghindari beban yang tidak perlu di host yang tidak berpartisipasi dalam routing, multicast RIPv2 routing tabel seluruh untuk semua router berdekatan di alamat 224.0.0.9, sebagai lawan RIPv1 yang menggunakan siaran. Pengalamatan unicast masih diperbolehkan untuk aplikasi khusus.

(10)

2.3.1 RIPng

Routing Information Protocol Next Generation adalah protokol routing yang berdasarkan protokol routing RIP di IPv4 yang sudah mendukung IPv6. RIPng ini digunakan untuk internal routing protokol dan menggunakan protokol UDP sebagai transport. Tidak seperti RIPv1/v2 yang berjalan pada port UDP 520, RIPng ini menggunakan port 521 sebagai komunikasi antar RIPng

Metode yang dipakai RIPng adalah distance vector (vektor jarak), yaitu:

1. Jarak local network dihitung 0

2. Kemudian mencari neighbour sekitar dan dihitung jaraknya dan cost.

3. Dibandingkan jarak dan cost antar neighbour.

4. Dilakukan perhitungan secara continue.

5. Menggunakan algoritma Ballman-Ford.

Command pada RIPng Header berisi:

1 Request, meminta daftar routing tabel pada RIPng yang lain

2 Response, membalas request dari RIPng yang lain dan memberikan daftar routing.

Protokol RIPng ini memiliki beberapa kelemahan 1. Hanya bisa sampai 15 HOP

2. Lambat dalam memproses routing, dikarena melakukan pengecekan terus menerus 3. Bersifat Classful

RIPng menggunakan timer, prosedur, dan tipe message yang sama dengan RIPv2.

Misalnya, RIPv2 menggunakan update timer 30 detik yang telah ditambahi sedikit untuk mencegah sinkronisasi, periode timeout 180-detik, dan timer untuk garbage- collection 120 detik, dan holddown timer 180 detik. RIPng juga menggunakan metric hop-count, dengan 16 menunjukkan nilai unreachable. Dan juga menggunakan Request dan Response messages dengan cara yang sama seperti RIPv2. Serta pesan Request dan Response dikirim secara multicast dengan sedikit pengecualian untuk

(11)

unicast yang digunakan RIPv1 dan v2. Address multicast Ipv6 yang digunakan RIPng adalah FF02::9

Hal yang beda ada pada cara autentikasi. RIPng tidak memiliki mekanisme autentikasi sendiri, tetapi mengandalkan fitur yang ada pada Ipv6. Gambar dibawah menunjukkan format message RIPng

Gambar 2.2 menunjukkan format message RIPng

Command selalu di set 1 untuk pesan Request dan 2 untuk pesan Response.

Version selalu di set 1 untuk menunjukkan versi RIPng saat ini yakni RIPngv1.

IPv6 Prefix adalah prefix destination Ipv6 128-bit dalam entri route.

Route Tag digunakan seperti pada RIPv2: untuk memasukka atribut route external melalui domain RIP.

Prefix Length adalah fiel 8-bit yang menentukan bagian signifikan dari addrss pada field Ipv6 Prefix. Misalnya, jika prefix yang di advertise adalah 3ffe:2100:1201::/48, nilai field Prefix Length adalah 48 (0×30). Jika entri route yang di advertise adalah default route, maka IPv6 Prefix adalah 0:0:0:0:0:0:0:0 dan prefix length adalah 0.

Metric adalah metric hop count seperti pada RIPv1 dan v2. Tetapi karena nilai maksimum yang mungkin adalah 16, maka field ini di kurang menjadi 8 bit dari sebelumnya 16 bit pada RIPv1 dan v2.

(12)

RIPng menentukan address next-hop dengan cara yang sama seperti RIPv2. Dengan kata lain, address next-hop non-zero yang valid menentukan router next-hop selain dari pengirim dari message Response dan address next-hop 0:0:0:0:0:0:0:0 menentukan pengirim dari message Response itu sendiri sebagai address next-hop.

Bedanya, RIPng menentukan bahwa address next-hop pada entri route spesial kemudian mengelompokkan semua entri route yang menggunakan address next-hop setelahnya. Dengan kata lain, address next-hop yang ditentukan dalam next-hop entri route berlaku untuk semua entri route setelahnya, sampai akhir pesan Response atau sampai ada entri route spesial lain ditentukan.

Gambar berikut menunjukkan format entri route next-hop. Address 128-bit berupa address IPv6 atau router lain, atau jika berupa :: berarti address dari pengirim. Field Route Tag dan Prefix Length semua di set 0. Router yang menerima akan mengenali next-hop route entri karena field Metric nya di set 0 (0xFF) semua.

Gambar 2.3 menunjukkan format entri route next-hop

2.4 Quality of Service

Quality of Service adalah kemampuan untuk memberikan prioritas yang berbeda untuk berbagai aplikasi, pengguna, atau aliran data, atau untuk menjamin tingkat kinerja pada aliran data. QoS bertujuan untuk menyediakan kualitas layanan yang berbeda-beda untuk beragam kebutuhan akan layanan di dalam jaringan IP, sebagai contoh untuk menyediakan bandwidth yang khusus, menurunkan hilangnya paket- paket, menurunkan waktu tunda dan variasi waktu tunda di dalam proses

(13)

transmisinya Parameter-parameter dalam QoS antara lain: Throughput, delay, jitter, packet loss.

2.4.1 Throughput

Throughput adalah kecepatan rata-rata data yang diterima oleh suatu suatu node dalam selang waktu pengamatan tertentu. Karena sejumlah faktor, Throughput biasanya tidak sesuai dengan bandwidth yang ditentukan dalam implementasi lapisan fisik seperti Ethernet. Banyak faktor yang mempengaruhi Throughput . Diantara faktor-faktor tersebut jumlah lalu lintas, jenis lalu lintas, dan jumlah perangkat jaringan ditemui pada jaringan yang diukur.

2.4.2 Delay

Delay adalah waktu tunda suatu paket yang diakibatkan oleh proses transmisi dari suatu node ke node lain yang menjadi tujuannya. Penundaan dapat menyebabkan masalah yang signifikan pada QoS aplikasi pada suara dan video, dan aplikasi seperti SNA dan transmisi faks yang gagal dalam kondisi penundaan yang berlebihan.

Beberapa aplikasi dapat mengimbangi sejumlah kecil penundaan tetapi jumlah yang telah terlampaui, QoS menjadi terganggu. Sebagai contoh, gateway VoIP dan telepon menyediakan beberapa penyangga lokal untuk mengkompensasi delay jaringan.

Delay terdiri dari delay tetap ataupun delay variabel.

Contoh delay tetap adalah:

a. Aplikasi berbasis delay, Delay yang disebabkan oleh waktu yang diperlukan untuk proses pembuatan paket pada sisi sumber informasi atau pengirim.

b. Transmisi data, (delay antrian) atas media jaringan fisik pada setiap jaringan

c. Propagasi delay waktu proses dari seluruh jaringan berdasarkan jarak transmisi

(14)

Contoh delay variabel adalah:

a. Ingress queuing delay, untuk trafik yang memasuki node jaringan b. Contention, hubungan dengan trafik lainnya pada setiap node jaringan c. Egress queuing delay, untuk lalu lintas keluar node jaringan

Gambar 2.4 Tingkat kualitas delay

2.4.3 Jitter

Jitter adalah ukuran variasi delay antar paket yang berturut-turut untuk arus trafik tertentu. Jitter memiliki efek pada real-time, aplikasi yang mempunyai delay-sensitif seperti suara dan video. aplikasi real-time ini mengharapkan untuk menerima paket pada tingkat yang konstan dengan delay tetap antara paket yang berturut-turut.

Sebagai tingkat kedatangan bervariasi, jitter berdampak pada kinerja aplikasi. Jumlah minimal sebuah jitter dapat diterima, tetapi meningkatnya jitter dapat menyebabkan aplikasi tidak bisa digunakan. Semua jaringan memiliki beberapa jitter karena variabilitas dalam delay dimiliki oleh setiap node jaringan sebagai paket antrian.

Namun, selama jitter dapat dibatasi, QoS dapat dipertahankan.

(15)

Tabel 2.2 Tingkat kualitas jitter

Kategori penilaian Jitter

Baik 0-25 ms

Bisa diterima 25-50 ms Tidak bisa diterima > 50 ms

2.4.4 Packet Loss

Packet loss didefinisikan sebagai kegagalan transmisi paket mencapai tujuannya.

Kegagalan paket tersebut mencapai tujuan dapat disebabkan oleh beberapa kemungkinan antara lain:

a. Terjadinya overload trafik di dalam jaringan b. Tabrakan (congestion) dalam jaringan c. Error yang terjadi pada media fisik

d. Kegagalan yang terjadi pada sisi penerima,antara lain dapat disebabkan karena overflow yang terjadi pada buffer

e. Di dalam Implementasi jaringan IP (Internet Protocol), nilai packet loss ini diharapkan mempunyai nilai yang minimum.

Tabel 2.3 Tingkat kualitas packet loss

Kategori penilaian packet loss

Baik 0-5 %

Masih dapat diterima 5-25%

Tidak dapat diterima >25%

(16)

2.5 Video Streaming 2.5.1 Video

Video adalah teknologi untuk menangkap, merekam, memproses, mentransmisikan dan menata ulang gambar bergerak. Biasanya menggunakan film seluloid, sinyal elektronik, atau media digital. Berkaitan dengan “penglihatan dan pendengaran”

Aplikasi video pada multimedia mencakup :

- Entertainment: roadcast TV, VCR/DVD recording - Interpersonal: video telephony, video conferencing - Interactive: windows

Gambar 2.5 contoh video

2.5.2 Video Streaming

Streaming berarti proses penghantaran data dalam aliran berkelanjutan dan tetap yang memungkinkan pengguna mengakses dan menggunakan file sebelum data dihantar sepenuhnya dari sebuah mesin server. Video streaming dapat diartikan transmisi file video secara bekelanjutan yang memungkinkan video tersebut diputar tanpa menunggu file video tersebut tersampaikan secara keseluruhan.

(17)

Jenis subkategori streaming:

1. On-demand stream: On-demand stream dikontrol oleh client sedangkan webcast stream dikontrol oleh server. Secara sederhana, on-demand stream dimisalkan seperti melihat video kaset, kita dapat melakukan fast-forward, rewind, maupun pause terhadap proses presentasi.

2. Webcast stream: Webcast stream client hanya dapat menentukan kapan suatu content dimulai dan diakhiri. Proses ini dapat dimisalkan seperti kita menonton televisi atau mendengarkan radio di mana yang mengatur content presentasinya adalah stasiun TV atau radio tersebut.

Komponen-komponen Dalam Streaming Media

1. Media source, yaitu sumber yang akan menampilkan suatu content presentasi.

Media source dapat berupa suatu file atau sumber yang sifatnya live, seperti kamera video atau microphone.

2. Encoder adalah program yang digunakan untuk mengubah media source ke format yang sesuai untuk streaming. Biasanya memiliki kompresi yang cukup tinggi untuk mengatasi keterbatasan bandwidth jaringan.

3. Media server digunakan untuk mendistribusikan on-demand atau webcast suatu content ke client. Juga bertanggung jawab untuk mencatat semua aktivitas streaming, yang nantinya digunakan untuk billing dan statistik.

4. Player dibutuhkan untuk menampilkan atau mempresentasikan content multimedia (data stream) yang diterima dari media server. File-file khusus yang disebut metafile digunakan untuk mengaktifkan player dari halaman web. Metafile berisi keterangan dari content multimedia. Browser web mendownload dan meneruskan ke player yang tepat untuk mempresentasikannya. Selain itu, juga berfungsi untuk melakukan dekompresi.

(18)

Secara umum metode streaming video sangatlah sederhana, yaitu dengan membagi video dalam beberapa bagian paket yang dienkode sebelum dikirim, selanjutnya pada resicivier, paket tersebut akan didekode agar bisa diputar. Kegiatan seperti ini akan terus dilakukan sampai paket video telah terkirim sepenuhnya.

Gambar 2.6 contoh video streaming

Gambar

Tabel 2.1 Penyederhanaan IPv6
Gambar 2.1 Alur tabel – tabel pada EIGRP
Gambar 2.2 menunjukkan format message RIPng
Gambar  berikut  menunjukkan  format  entri  route  next-hop.  Address  128-bit  berupa  address  IPv6 atau router lain, atau jika berupa :: berarti address dari pengirim
+5

Referensi

Dokumen terkait

Bauran pemasaran (Marketing Mix) menurut Assauri (2004:198), adalah kombinasi variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran, variabel yang dapat dikendalikan

TABEL DATA PENGAMATAN BURUNG DI PESISIR PANTAI.. METODE TITIK HITUNG ( POINT

Pada uji kuantitatif diperoleh hasil rata-rata protein sampel sebelum direbus yaitu 1.664% b/b, sedangkan hasil rata-rata protein sampel sesudah direbus yaitu 0.632%

dengan kurangnya informasi (Nanda NIC & NOC, 2007). Alasan diagnose tersebut diangkat karena ditemukan data-data subjektif yang mendukung yaitu Pasien mengatakan ASI

Bagi SKPD yang memanfaatkan jasa tenaga kerja Non ASN terkait kegiatan seperti programer, petugas jaringan komputer, petugas analis komputer, operator sistem, operator data

She hadn’t come down in the last shower, she said; if there was one thing she knew it was that governments and men in fancy suits couldn’t be trusted, that once the

Optimalisasi kinerja merupakan suatu pertanda bahwa karyawan atau pegawai memiliki komitmen yang tinggi terhadap organisasi dalam lembaga pendidikan... Menurut Goldman

Bagian awal proposal memuat halaman judul dan halaman pengesahan, bagian inti memuat (a) judul, (b) latar belakang masalah, (c) perumusan masalah, (d) pembatasan masalah, (e)