Contoh Media cerita 1
Tema : Belajar dari Kemoceng :
Suatu hari, Seorang murid meminta maaf kepada gurunya yang telah difitnahnya. Sang guru hanya tersenyum. “Apa kau serius?” tanya sang guru. “Saya serius, Guru, Saya benar-benar ingin menebus kesalahan saya.” Sang Guru terdiam sejenak. Lalu ia bertanya, “Apakah kamu punya sebuah kemoceng di kamarmu?”“Ya, saya punya sebuah kemoceng Guru. Apa yang harus saya lakukan dengankemoceng itu?”
“Besok pagi, berjalanlah dari kamarmu ke pondokku. Berkelilinglah di lapangan/jalanan sambil mencabuti bulu-bulu darikemoceng itu. Setiap kali kamu mencabut sehelai bulu, ingat-ingat perkataan burukmu tentang aku, lalu jatuhkan di jalanan yang kamu lalui. Kamu akan belajar sesuatu darinya.”
Keesokan harinya, sang murid menemui Guru dengan sebuah kemocengyang sudah tak memiliki sehelai bulu pun pada gagangnya. Ia segera menyerahkan gagangkemocengitu pada Sang Guru.
“Ini, Guru, bulu-bulu kemoceng ini sudah saya jatuhkan satu per satu sepanjang perjalanan. Saya berjalan lebih dari tiga kilo dari kamar saya ke pondok ini. Saya mengingat semua perkataan buruk saya tentang Guru. Maafkan saya, Guru.” Sang Guru terdiam sejenak, lalu berkata, “Kini pulanglah.
Pulanglah dengan kembali berjalan kaki dan menempuh jalan yang sama dengan saat kamu menuju pondokku. Di sepanjang jalan kepulanganmu, pungutlah kembali bulu-bulu kemoceng yang tadi kau cabuti satu per satu. Esok hari, laporkan kepadaku berapa banyak bulu yang bisa kamu kumpulkan.”
Sepanjang perjalanan pulang, sang murid berusaha menemukan bulu-bulukemocengyang tadi dilepaskan di sepanjang jalan. Hari yang terik. Perjalanan yang melelahkan. Betapa sulit menemukan bulu-bulu itu. Mereka tentu saja telah tertiup angin, atau menempel di bangunan-bangunan perguruan ini. Atau tersapu ke tempat yang kini tak mungkin ia ketahui. Sang murid terus berjalan. Setelah
berjam-jam, ia berdiri di depan kamarnya dengan pakaian yang dibasahi keringat. Nafasnya terasa berat. Tenggorokannya kering. Hanya ada lima helai bulukemoceng yang berhasil ditemukan di sepanjang perjalanan.
Hari berikutnya sang murid menemui Sang Guru dengan wajah yang murung. "Guru, hanya ini yang berhasil saya temukan.” Disodorkannya lima bulukemocengke hadapan sang Guru. "Kini kamu telah belajar sesuatu,” kata sang Guru. “Apa yang telah aku pelajari, Guru?” “Tentangfitnah-fitnahitu,” jawab Sang Guru.
“Bulu-bulu yang kamu cabuti dan kamu jatuhkan sepanjang perjalanan adalahfitnah-fitnahyang kamu
sebarkan. Meskipun kamu benar-benar menyesali perbuatanmu dan berusaha memperbaikinya, fitnah-fitnah itu telah menjadi bulu-bulu yang beterbangan entah kemana. Bulu-bulu itu adalah kata-katamu. Mereka dibawa angin waktu ke mana saja, ke berbagai tempat yang tak mungkin bisa kamu duga-duga, ke berbagai wilayah yang tak mungkin bisa kamu hitung!
Kata guru: “Bayangkan salah satu dari fitnah-fitnah itu suatu saat kembali pada dirimu sendiri. Barangkali kamu akan berusaha meluruskannya, karena kamu benar-benar merasa bersalah telah menyakiti orang lain dengan kata-katamu itu. “Tetapi kamu tak bisa menghentikan semua itu! Kata-katamu yang telah terlanjur tersebar dan terus disebarkan di luar kendalimu, tak bisa kamu bungkus lagi dalam sebuah kotak besi untuk kamu kubur dalam-dalam sehingga tak ada orang lain lagi yang mendengarnya. Angin waktu telah
mengabadikannya.“
“Fitnah-fitnah itu telah menjadi dosa yang terus beranak-pinak tak ada ujungnya. Meskipun aku atau siapa pun saja yang kamufitnahtelah memaafkanmu sepenuh hati, fitnah-fitnah itu terus mengalir hingga kau tak bisa membayangkan ujung dari semuanya.
“Bahkan meskipun kau telah meninggal dunia, fitnah-fitnahitu terus hidup karena angin waktu telah
membuatnya abadi. Maka kamu tak bisa menghitung lagi berapa banyakfitnah-fitnahitu telah memberatkan timbangan keburukanmu kelak.” Itulah kenapa, fitnahitu lebih "KEJAM" dari pada pembunuhan.
Bayangkan bagaimana kalau bulu-bulu kemocengitu tersebar di dunia media sosial. Dunia digital yang akan selalu ada meski kita sudah menghapusnya. Maka, setiap kita posting coba di telaah dulu fitnahatau bukan?
MARI KITA JAUHKAN DARI MENYEBARKAN FITNAH, HOAK DLL SUPAYA TIDAK MEMBERATKAN TIMBANGAN SAAT JUGDMEN DAY KELAK