BAB IV Hasil dan Penelitian
A. Prospek Wisata Halal di Majalengka 1. Objek dan Daya Tarik Wisata Alam
Objek dan daya tarik wisata alam merupakan usaha pemanfaatan sumber daya alam dan tata lingkungannya untuk dijadikan sasaran wisata. Adapun kriteria yang termasuk dalam objek daya tarik wisata alam antara lain :
a. Pengelolaan dan pemanfaatan taman nasional b. Pembangunan dan pengelolaan taman wisata c. Pembangunan dan pengelolaan taman hutan raya
Adapun Objek Daya Tarik Wisata yang termasuk dalam kriteria wisata alam di Kabupaten Majalengka adalah :1
1) Wisata Air Terjun/Curug
Kabupaten Majalengka memiliki berbagai air terjun/curug yang cukup potensial untuk dikembangkan dengan segala potensi dan masalah yang dihadapinya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat uraian dibawah ini.
a) Curug Muara Jaya
Seperti namanya, curug merupakan air terjun yang tumpahan airnya mengalir deras membelah di puncak bukit. Tumpahan air itu menyajikan panorama indah pada birunya langit, sejuknya udara, dan hijaunya pepohonan yang menyelimuti suasana wisata yang berada di Kecamatan Argapura. Selain itu terdapat pula lapangan sebagai areal untuk camping bagi para pengunjung, tempat ini dapat dijadikan alternatif bagi pengunjung yang memiliki hobi berpetualang. Selain menjanjikan ketenangan dan ketenteraman, juga kedamaian menjadi perpaduan yang kompak untuk menunjang daya tarik
1 Sumber Data: Profil Dinas PARBUD 2017
tersendiri, tetapi pada saat ini area camping tersebut belum begitu berkembang.
Curug Muara Jaya berada di Desa Argamukti, Kecamatan Argapura yang dikelola pada tahun 1999. Dimana jarak yang harus ditempuh untuk menuju curug ini yaitu +20.1 km dari pusat kota Majalengka. Luas Curug Muara Jaya sebesar +2 Ha. Jarak dari tempat parkir menuju curug tersebut yaitu +300 m berupa jalan setapak yang telah menggunakan paping blok. Objek Wisata Curug Muara Jaya menawarkan keindahan alam dengan panorama air terjun setinggi 73 m yang terdiri dari tiga umpak. Udara yang sejuk dengan hamparan sayur mayur dan pohon kesemek menjadi daya tarik bagi peminat wisata alam.
Kawasan ini merupakan jalur alternatif pendakian ke puncak Gunung Ciremai, disamping itu dilokasi ini pada setiap tahunnya digelar upacara pareresan yang dilakukan setelah panen raya. Objek wisata ini banyak diminati oleh pengunjung, dengan rata-rata jumlah pengunjung pada hari libur sebanyak +200 pengunjung, dan pada hari biasa +20 pengunjung dengan harga tiket masuk sebesar Rp.
7.000/orang. Sedangkan Jumlah pengunjung pada tahun 2014 berjumlah 9286 pengunjung.
Fasilitas yang terdapat di Curug Muara Jaya yaitu tempat parkir, tempat bermain anak-anak, bale pertemuan, toilet, warung, shelter, mushola, camping ground, dan loket (karcis). Jalan menuju objek wisata, dari pasar Maja sudah cukup baik dengan konstruksi aspal, kondisinya sudah lebar sehingga dapat dilewati oleh kendaraan mobil dua arah dengan lancar tetapi disebagian wilayah terdapat jalan yang masih rusak tidak adanya sarana transportasi berupa angkutan umum yang menuju ke curug tersebut, melainkan hanya mobil bak terbuka dan ojek.
b) Curug Sawer
Curug Sawer terletak di Desa Argalingga, Kecamatan Argapura. Dimana jarak yang harus ditempuh untuk menuju curug ini yaitu +21.5 km dari pusat kota Majalengka. Luas Curug Sawer sebesar +2.986 m2. Objek wisata ini sangat berpotensi untuk dikembangkan menjadi objek dan daya tarik wisata alam karena memiliki keindahan curug. Kendala dan permasalahan yang di hadapai objek wisata ini kurangnya akses menuju tempat wisata ini dan kondisi jalan yang sangat curam untuk menuju lokasi tersebut sehingga pengunjung mengalami kesulitan untuk mencapai wisata tersebut. Tidak hanya itu objek dan daya tarik wisata ini tidak ada restribusi dan belum terkelola dengan baik, sehingga kurang terawat dan kurangnya minat pengunjung bahkan tidak adanya pengunjung.
c) Air Terjun Cibali
Objek dan daya tarik wisata ini terletek di Desa Cikondang Kecamatan Cingambul yang memiliki jarak +39 km dari pusat kota Majalengka. Objek wisata ini pada umumnya sering di kunjungi oleh para pelajar yang datang pada waktu libur.
Objek wisata Air Terjun Cibali ini belum terkelola dengan baik. Untuk akses menuju lokasi tersebut kurang baik dan angkutan umum yang menuju ke tempat wisata ini belum ada. Sedangkan fasilitas di objek wisata ini belum dibangun.
d) Air Terjun Cilutung
Terletak di Desa Campaga Kecamatan Talaga dengan jarak tempuh +28 Km dari pusat Kota Majalengka. Objek Wisata ini memiliki potensi yang sangat baik untuk dikembangkan, namun lokasi ini belum terkelola dengan
baik. Akses menuju lokasi tersebut sudah cukup baik tetapi belum adanya angkutan umum untuk menuju lokasi tersebut. Oleh karena itu, objek wisata ini memerlukan perhatian yang lebih dalam menangani potensi pariwisata yang ada di Desa Talaga Kulon, sehingga Air Terjun Cilutung dapat dikembangkan menjadi objek wisata yang dapat menarik minat pengunjung.
e) Curug Tonjong
Curug Tonjong merupakan objek wisata alam. Objek ini berada di Desa Teja kecamatan Rajagaluh, yang dikelola oleh pihak Desa/Kompepar dan TNGC (Taman Nasional Gunung Ciremai). Jarak dari Kota Majalengka +20 km disebelah Timur Dengan luas objek ini yaitu +0,5 Ha.
Curug Tonjong menawarkan keindahan alam yang asri dan alami berupa aliran sungai dengan air terjun yang cukup deras walaupun tidak terlalu tinggi ditambah dengan batu-batuan besar yang terdapat disepanjang aliran sungai. Keunikan dari lokasi wisata ini adalah jembatan bambu yang sengaja dibuat sehingga pengunjung dapat menikmati keindahan lokasi ini ketika melewatinya sampai ke puncak curug serta pada nilai alamiah, sejuknya udara, dan beningnya air sungai yang mengalir. Dimana dipuncaknya terdapat pelataran sebagai tempat beristirahat. Sehingga pada tahun 2005 objek tersebut banyak diminati oleh pengunjung, hal ini dapat dilihat dari jumlah pengunjung sebanyak 5.000 orang pada tahun 2005.
Untuk menuju lokasi wisata tersebut wisatawan dapat menggunakan kendaraan umum ataupun kendaraan pribadi, baik kendaraan roda dua maupun roda empat.
Tiket untuk memasuki lokasi tersebut dapat dibeli seharga Rp. 2.500. untuk mencapai lokasi Curug Tonjong dari jalan aspal hanya bisa ditempuh dengan kendaraan roda
dua dengan jarak sekitar +400 m, sebelum sampai kelokasi terdapat pelataran parkir untuk motor dan juga kios pedagang.
2) Wisata Situ dan Talaga
a) Situ Sangiang (Makam Sunan Parung)
Situ Sangiang terletak di Desa Sangiang, Kecamatan Banjaran yang didirikan pada tahun 1998, dimana jarak yang harus di tempuh untuk menuju obyek wisata ini yaitu +27 km dari pusat kota Majalengka. Luas keseluruhan objek wisata ini yaitu +107 Ha, sedangkan untuk luas Situ Sangiang yaitu +19,7 Ha. Objek wisata ini dikelola oleh TNGC (Taman Nasional Gunung Ciremai) dan KOMPEPAR (kelompok penggerak pariwisata).
Objek wisata Situ Sangiang memiiki panorama yang indah dengan hamparan situ/danau, dalam Situ Sangiang hidup ikan mas dan ikan lele yang menurut masyarakat setempat dipercaya sebagai penjelmaan prajurit Talaga Manggung.
Selain situ di tempat ini terdapat makam kramat Sunan Parung yang menjadi tujuan utama para pengunjung untuk berziarah.
Sambil menikmati keindahan panorama Situ Sangiang, pengunjung dapat berkeliling menggunakan jalan setapak melihat pepohonan yang berumur ratusan tahun dan satwa liar seperti kera dan lutung.
Akses menuju objek wisata ini cukup baik, jalan menuju objek wisata, dari arah wates sudah cukup baik dengan konstruksi aspal, kondisinya lebar cukup untuk mobil dua arah tetapi seterusnya kondisi jalan yang rusak dan tidak adanya angkutan umum yang menuju kesana, melainkan hanya mobil bak terbuka atau ojek dan kurangnya pasokan air bersih. Rata-rata pengunjung ke objek ini yaitu +800 – 1000 pengunjung/bulan (80% wisata ziarah dan 20% wisata ke situ). Pada tahun 2014 jumlah pengunjung yaitu 4051 pengunjung dengan harga tiket masuk Rp.5000/orang. Sedangkan fasilitas yang terdapat objek
wisata tersebut yaitu loket karcis, toilet, parkir, dan tempat istirahat.
b) Situ Janawi
Terletak di Desa Teja, Kecamatan Rajagaluh, dengan jarak tempuh +25 km dari pusat Kota Majalengka. Situ ini memiliki luas sebesar +1 Ha yang sampai saat ini masih dikelola oleh Madrasah Diniyah Awaliah. Situ ini memiliki keunikan, dimana adanya daratan kecil ditengah situ dan adanya sumber mata air yang konon katanya dapat menyembuhkan penyakit.
Akses menuju situ ini sudah cukup baik dengan kondisi jalan yang sudah diaspal, tetapi tidak adanya sarana trasnportasi berupa angkutan umum yang menuju ke objek wisata tersebut dengan fasilitas yag masih kurang mendukung. Rata-rata jumlah pengunjung pada event tertentu (lebaran) mencapai +150 pengunjung dengan tiket masuk sebesar Rp. 5.000,- /orang.
c) Situ Resmi
Situ Resmi terletak di Desa Sukasari Kidul, kecamatan Argapura. dengan jarak tempuh +15 km dari pusat Kota Majalengka. Situ ini memiliki luas sebesar +1 Ha. Objek wisata ini belum terkelola dengan baik sehingga kurang terawat. Pengunjung Situ Resmi sudah kurang peminatnya meskipun ada hanya masyarakat setempat yang berkunjung ke objek wisata tersebut. Untuk akses menuju lokasi ini kurang baik dan angkutan umum menuju lokasi ini hanya menggunakan ojek sedangkan fasilitas di objek wisata ini belum ada.
d) Talaga Herang dan Talaga Loa
Objek wisata ini terletak di Kecamatan Sindangwangi yang didirikan pada tahun 1999. Objek wisata ini berjarak +23 km dari pusat Kota Majalengka, dimana objek ini dikelola oleh
Desa atau KOMPEPAR yang memiliki luas +3 Ha dengan jumlah karyawan sebanyak 10 orang. Objek ini masih bersifat alami dengan menonjolkan daya tarik air talaga yang sangat bening dan adanya mata air yang keluar dari perut bumi ditengah talaga sehingga pengunjung dapat melihat sampai ke dasar talaga. Selain itu objek wisata ini menawarkan koleksi berbagai jenis ikan yang terdapat di talaga, pengunjung dapat menikmati keindahan talaga dengan menggunakan becak air atau perahu kecil.
Fasilitas yang terdapat di objek wisata ini yaitu mushola, rumah makan, toilet, tempat parkir, dan perahu, dengan kondisi jalan yang relatif baik serta adanya angkutan desa yang menuju lokasi objek tersebut. Jumlah kunjungan ke objek wisata ini pada tahun 2014 berjumlah 1620 pengunjung dengan harga tiket masuk Rp. 5.000,-/orang, Sedangkan Talaga Loa tidak terkelola dengan baik sehingga menyebabkan tidak adanya minat pengunjung untuk berkunjung ke lokasi tersebut serta pada musim kemarau dijadikan sebagai tempat menanam jagung oleh penduduk sekitar.
e) Situ Cipanten
Situ Cipanten terletak di Desa Gunung Kuning, Kecamatan Sindang. Situ ini memiliki luas +1 Ha yang diresmikan pada tahun 1973 yang merupakan Proyek Insentif IPD yang dikelola oleh Desa atau KOMPEPAR. Jarak dari pusat kota menuju objek wisata ini +15 km. Situ ini memiliki 3 manfaat, diantaranya untuk pengairan, perikanan, dan pariwisata. Daya tampung situ ini yaitu 30.000 m3, dimana air yang mengalir dari situ ini sebesar 0.350 l/d dengan areal yang dialiri mencapai 600 Ha.
Selain itu objek ini menyediakan pemandangan situ yang cukup menawan, pengunjung dapat menikmati kesejukan udara di lokasi tersebut sambil menikmati pemandangan situ
yang tenang. Jumlah kunjungan ke objek wisata ini pada tahun 2005 berjumlah 6.700 sedangkan pada saat ini Situ Cipanten sudah tidak terawat dan terkelola dengan baik. Akses menuju objek tersebut cukup baik, hal ini terlihat dari kondisi jalan yang sudah beraspal dan dapat dillalui oleh kendaraan.
Sedangkan fasilitas yang terdapat disana yaitu parkir, loket tiket, dan shelter dengan kondisi yang tidak terawat.
f) Situ Batu
Situ Batu terletak di Desa Malausma, kecamatan Malausma dengan jarak tempuh +46 km dari pusat Kota Majalengka.
Luas keseluruhan objek wisata ini yaitu +500 m2. Situ Batu merupakan objek wisata alami dan terdapat sumber mata air.
Akses menuju lokasi tersebut kurang baik dimana jalan menuju lokasi objek wisata hanya jalan batu atau jalan tanah, selain itu belum adanya angkutan umum yang menuju lokasi Situ Batu.
Tidak adanya pengelolaan atau perawatan terhadap objek wisata tersebut sehingga menyebabkan adanya kerusakan terhadap Situ Batu.
g) Situ Cikuda
Objek wisata Situ Cikuda berada di Desa Padaherang, Kecamatan Sindangwangi dengan jarak tempuh + 25 Km.
Objek wisata ini dikelola oleh Karang Taruna Desa Padaherang dan pada saat ini sering digunakan oleh masyarakat sekitar sebagai tempat pemancingan ikan serta adanya bendungan. Situ ini belum terkelola dengan baik.
Akses menuju ke lokasi tersebut relatif baik dengan kondisi jalan beraspal tetapi disebagian wilayah terdapat jalan yang rusak.
3) Wisata Gunung dan Kebun a) Gunung Batu Tilu
Gunung Batu Tilu terletak di Desa Jatimulya Kecamatan Kasokandel dengan jarak tempuh + 8 Km dari pusat Kota
Majalengka. Objek wisata Gunung Batu Tilu termasuk jenis wisata alam, Gunung Batu Tilu terdiri dari tiga bukit yang memiliki keunikan dan keindahan alam tersendiri. Akses menuju lokasi tersebut kurang baik, belum adanya angkutan umum untuk menuju lokasi tersebut dan belum adanya fasilitas yang terdapat di objek wisata ini serta belum adanya pengelola yang mengurus objek wisata ini sehingga objek wisata Gunung Batu Tilu tidak berkembang dan tidak terawat dengan baik. Pengunjung yang datang ke objek wisata ini masih ada meskipun sudah jarang pengunjungnya.
b) Kebun Teh Cipasung
Terletak di Desa Cipasung Kecamatan Lemahsugih yang memiliki luas +58 Ha yang dikelola oleh Koperasi Buana Mukti, dengan jarak tempuh +59 Km dari pusat Kota Majalengka. Kebun Teh Cipasung memiliki keindahan alam yang menarik di bandingkan objek wisata yang lainnya yang ada di Kabupaten Majalengka maupun di luar Kabupaten Majalengka. Hal ini terlihat dari jumlah pengunjung pada tahun 2005 berjumlah 5.000 orang. Akses menuju lokasi wisata tersebut kurang baik dan belum adanya angkutan umum yang menuju lokasi tersebut serta belum adanya fasilitas yang terdapat di objek wisata ini. Pengunjung yang datang kelokasi objek wisata ini pada hari libur dapat dikatakan cukup banyak yang mencapai 50-100 orang per harinya. Sedangkan untuk tiket ke lokasi wisata ini yaitu Rp.3.500,-/orang.
c) Pendakian Gunung Ciremai
Gunung Ciremai (Ceremai, Cereme, Cerme, Careme) secara administratif termasuk dalam wilayah tiga kabupaten, yakni Kabupaten Cirebon, Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat. Posisi geografis puncaknya terletak pada 6° 53' 30" LS dan 108° 24' 00" BT, dengan
ketinggian 3.078 m di atas permukaan laut. Gunung ini memiliki kawah ganda, kawah barat yang beradius 400 m terpotong oleh kawah timur yang beradius 600 m. Pada ketinggian sekitar 2.900 mdpl di lereng selatan terdapat bekas titik letusan yang dinamakan Gowa Walet. Kini Gunung Ciremai termasuk ke dalam kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai, yang memiliki luas total sekitar 15.000 hektare.
Puncak gunung Ciremai dapat dicapai melalui banyak jalur pendakian. Akan tetapi yang populer dan mudah diakses adalah melalui Desa Palutungan dan Desa Linggarjati di Kab.
Kuningan, dan Desa Argamukti blok Apuy di Kab.
Majalengka. Satu lagi jalur pendakian yang jarang digunakan ialah melalui Desa Padabeunghar di perbatasan Kuningan dengan Majalengka di utara. Di kota Kuningan terdapat kelompok pecinta alam "Akar" yang dapat membantu menyediakan berbagai informasi dan pemanduan mengenai pendakian Gunung Ciremai.
Pendakian Gunung Ciremai terletak di Desa Argamukti, Kecamatan Argapura. Pendakian Gunung Ciremai ini dikelola oleh TNGC (Taman Nasional Gunung Ciremai).
Daya tarik objek wisata ini adalah puncak Gunung Ciremai, pendakian dan keindahan alamnya. Akses untuk mencapai lokasi ini kurang baik dan tidak dapat di tempuh oleh angkutan umum, dengan harga tiket untuk pendakian ini yaitu Rp. 6.500,-/orang. Rata rata jumlah pendaki untuk tiap bulannya mencapai 100 orang sedangkan untuk hari besar seperti tahun baru dan 17 Agustus jumlah pengunjung atau pendaki Gunung Ciremai mencapai 500 – 800 orang. Kendala atau permasalahan yang di hadapi oleh objek wisata ini kurangnya aksesibilitas untuk mencapai lokasi tersebut sehinnga pengunjung atau pendaki Gunung Ciremai
mengalami kesulitan, dan adanya pengunjung yang tidak bertangggung jawab yang dapat merusak lingkungan atau alam sekitar.
d) Panorama Cikebo
Panorama Cikebo berada di Desa Tegal Sari Kecamatan Maja, dengan jarak tempuh +14 km dari pusat Kota Majalengka. Objek dan daya tarik Panorama Cikebo memiliki pemandangan yang indah dan dapat dijadikan sebagai tempat untuk beristirahat dan tempat bakar jagung bagi pengunjung. Akses untuk menuju lokasi objek wisata ini cukup baik karena berada dipinggir jalan dan dilalui oleh angkutan umum. Fasilitas yang terdapat disana yaitu tempat istirahat dan tempat bakar jagung.
Dan data diatas merupakan prospek atau daya tarik yang paling sering diminati oleh beberapa wisatawan yang berkunjung dan merupakan andalan tempat rekreasi dari Majalengka sendiri.
Majalengka adalah suatu kota yang terletak diantara kota kota lainnya dimana selalu menjadi kota pelintasan. Padahal di kota Majalengka menyimpan berbagai keindahan alam yang sayang jika hanya sekedar lewat.
Dinas PARBUD (Pariwisata dan Budaya) Majalengka, adalah naungan pemerintahan yang menjadi fondasi yang struktural terkait dengan pariwisata kabid bidang pengembangan destinasi wisata bidang pengolahan industri wisata bidang kebudayaan. Dulunya ini bukanlah suatu dinas yang mengurusi 2 urusan diatas tetapi lebih kompleks yaitu DISPORABUDPAR (Dinas Pemuda Olahraga Budaya dan Pariwisata).
Ketika adanya gerakan Pesona Indonesia (Wonderful Indonesia) di Majalengka sendiri dulu belum menjadi dinas yang mandiri tetapi hanya sebagai bidang dan itu sangat berpengaruh terhadap kewenangan pengembangan serta pengelolaan pariwisata di Majalengka itu sendiri.
Menurut Pemaparan Bapak Mumuh Muhidin, S.H., M.H selaku Kepala Bidang Pengelolaan Industri Pariwisata;
”Dan di dalam pariwisata sendiri setidaknya ada 3 unsur yang harus dipenuhi aksestabelitas, amenitas dan atraksi. Dan yang diperlukan adalah atraksi seni dan budaya ini dalam ranah pariwisata. dan ketika dinas PARBUD Majalengka menjadi mandiri ini merupakan hal yang signifikan terlepas dari beberapa hal diatas ini juga sesuai dengan kementatur di provinsi tapi di level nasional kan pariwisata saja khusus budayanya adanya di pendidikan.”2
Dari sini dinas mulai mengembangkan program dan menyambut agenda wonderful Indonesia dengan harapan ketika sudah menjadi dinas yang mandiri segala kebijakan akan lebih efektif dan effesien untuk dilakukan.
Bapak Mumuh Muhidin, S.H., M.H selaku Kepala Bidang Pengelolaan Industri Pariwisata;
“Prospek kedepan, yang jelas untuk pengembangan sendiri kita harus memenuhi aksestabilitas, amenitas dan atraksi akses kita sudah punya yaitu bandara internasional, artinya pusat wisatawan yang datang ke indonesia berarti ke majalengka. Wisatawan arab kan karakteristik disana itu panas dan di majalengka sendiri kan sejuk tropis yang dikelilingi dengan gunung gunung. Karena konsep halal tadi kalo menurut orang kita selama itu yang berjualan orang muslim pasti jelas hala tapi orang luar negeri perlu sertifikasi terkait halalnya suatu makanan.”3
“Harapan prospek, menangkap beberapa peluang dan melengkapi kekurangan yang ada di beberapa poin diatas. Dan kita fasilitasi untuk pelabelan halal untuk beberapa tempat di majalengka dan ketika kita sudah siap kita tawarkan destinasi wisata kita kepada mereka. Bentuk pemasaran yang majalengka dengan target terlebih dahulu wilayah mana yang akan
2 Wawancara; Bapak Mumuh Muhidin, S.H., M.H (Kepala Bidang Pengelolaan Industri Pariwisata), Majalengka, 2018-06-06, 11.22 WIB.
3 Wawancara; Bapak Mumuh Muhidin, S.H., M.H (Kepala Bidang Pengelolaan Industri Pariwisata), Majalengka, 2018-06-06, 11.22 WIB.
kita tawarkan. Kalo orang orang europa kan memang mereka lebih suka kepada wisata alam dan kalo asia mereka lebih suka berbelanja. Wisata kuliner sendiri majalengka belum mempersiapkan suatu trendsenter. Ini merupakan pr bagi majalengka. Rencana awal kita akan membuat kawasan pujasera sebagai lahan untuk gedung teater dan menjadi public space umum disana.”4
Dan untuk menunjang itu semua tentunya majalengka sendiri sudah menyediakan beberapa tempat penginapan walaupun memang untuk nilai investasi dari suatu hotel masih jauh. Akan tetapi sudah ada beberapa hotel yang sudah siap untuk dihuni.
Salah satunya yaitu Hotel Noni syariah dan satu satunya hotel di majalengka yang bernuansi islami.
Dari data diatas Majalengka memiliki potensi yang dalam potensi wisata halal (Halal Tourism) yang menjanjijakan karena;
1. Kekuatan
Mempunyai SDA yang memadai dan dari segi letak kabupaten Majalengka masih mudah di jangkau untuk wilayah 3.
2. Kelemahan
Beberapa kendala seperti penyediaan jalan menuju tempat wisata yang masih terbatas.
Sebagian tempat wisata belum tersedia keperluan umum (Wc, Kamar Mandi, Mushola, Dll)
Dan aksesbilitas masih sangat minim.
3. Peluang
Majalengka mempunyai peluang sebagai salah satu kota yang menyediakan banyak pilihan wisata dan bisa menjadi tren tempat liburan favorit.
4. Ancaman
Banyak kota kota besar yang sudah lebih dulu mengembangkan wisata alam dan sudah menjadi tren di masyarakat sedangkan majalengka masih dalam tahap pengembangan.
4 Wawancara; Bapak Mumuh Muhidin, S.H., M.H (Kepala Bidang Pengelolaan Industri Pariwisata), Majalengka, 2018-06-06, 11.22 WIB.
B. Kendala Wisata Halal di Majalengka
Kendala di majalengka adalah akses ke tempat wisata yang masih sangat susah untuk dijangkau bahkan ada beberapa jalan yang memang susah untuk dimasuki kendaraan bermotor dan ketika di wawancarai Bapak Mumuh Muhidin, S.H., M.H selaku Kepala Bidang Pengelolaan Industri Pariwisata;
“Kendala di majalengka sendiri, aksestabilitas jalan menuju ke tempat wisata yang masih kurang memadai. Dan 2019 kita akan adakan di pujasera pusat informsasi terkait wisata dan menyediakan beberapa kendaran untuk menuju tempat wisata.”5
Sebenarnya majalengka sudah mempunyai SDA yang menunjang untuk menarik wisatawan dengan bukti yang sudah terpapar di BAB III akan tetapi untuk akses sendiri majalengka masih dalam tahap perkembangan dikarenakan memang tempat tempat wisata yang menjadi tujuan para wisatawan itu, sulit untuk dijangkau dengan kendaraan roda empat untuk beberapar tempat wisata yang ada di majalengka, dan masih banyak lagi tempat wisata yang baru yang belum bisa dijangkau dari Dinas sendiri karena belum adanya penyuluhan dari pihak Dinas sendiri.
Dan terkait dengan perkembangan wisata Halal di Majalengka sendiri sebenarnya sudah di lakukan akan tetapi memang belum siap untuk membuka wisata halal sendiri karena masih sangat minim nya. Begitu pula pemaparan dari Bapak Mumuh Muhidin, S.H., M.H selaku Kepala Bidang Pengelolaan Industri Pariwisata;
“Arahan dari parbud terkait wisata halal sudah dilakukan kepada para pihak pengelola wisata untuk melengkapi fasilitas-fasilitas untuk menunjang
5 Wawancara; Bapak Mumuh Muhidin, S.H., M.H (Kepala Bidang Pengelolaan Industri Pariwisata), Majalengka, 2018-06-06, 11.22 WIB.
wisatawan yang berkunjung, dan pihak dinas melakukan pengelolaan dan pengembangan dengan cara bimtek. “ 6
C. Perkembangan Wisata Halal di Majalengka
Kabupaten Majalengka cukup prospektif dan potensial bagi pengembangan pariwisata sebagai penggerak perekonomian masyarakat.
Secara umum obyek wisata itu dapat dikategorikan dalam dua bagian yaitu obyek wisata alam dan obyek wisata binaan, sedangkan secara rinci dapat dikelompokkan dalam beberapa bagian antara lain : obyek wisata alam, obyek wisata sejarah, obyek wisata budaya lingkungan, obyek wisata agro, obyek wisata pendidikan, obyek wisata religi dan lain-lain.
Pengembangan Pariwisata perlu direncanakan secara terintegrasi dan berkesinambungan, yang berbasis pada penggalian potensi yang dimiliki suatu daerah atau kawasan, sehingga menciptakan iklim yang kondusif bagi para pengusaha/pemilik usaha pariwisata dalam penyelenggaraan dan pelayanan wisata. Perencanaan pengembangan kawasan wisata yang terarah dapat berarti menciptakan kesempatan seluas- luasnya kepada wisatawan untuk berkunjung ke objek wisata agar dapat memperoleh pengalaman, pengetahuan dan kepuasan secara psikologis. Pengembangan kawasan wisata juga dapat memberdayakan masyarakat sekitar dengan tetap melibatkan masyarakat di kawasan tersebut.
Inventarisasi pengembangan berbagai potensi pariwisata dengan segala fasilitas pendukungnya, memerlukan upaya dari berbagai pihak terutama instansi/lembaga dan dunia usaha yang langsung maupun tidak langsung menunjang pembangunan kepariwisataan, sehingga segala program dan kegiatan pembangunan kepariwisataan antar sektor tersebut dapat terpadu pelaksanaannya serta berjalan secara efisien dan efektif.
Kabupaten Majalengka termasuk ke dalam kawasan wisata budaya Pesisir Cirebon yang memiliki sejumlah obyek dan daya tarik wisata yang pada umumnya masih dalam tahap pengembangan dan masih memerlukan banyak pembenahan untuk menempatkan kabupaten ini sebagai salah satu daerah tujuan wisata di Jawa Barat. Obyek dan daya tarik wisata yang terdapat di
6 Wawancara; Bapak Mumuh Muhidin, S.H., M.H (Kepala Bidang Pengelolaan Industri Pariwisata), Majalengka, 2018-06-06, 11.22 WIB.
Kabupaten Majalengka berupa objek daya tarik wisata alam, objek daya tarik wisata budaya, maupun objek daya tarik wisata minat khusus.
Begitu pula pemaparan dari Bapak Mumuh Muhidin, S.H., M.H selaku Kepala Bidang Pengelolaan Industri Pariwisataterkait Konsep wisata halal, wisata apa saja yang dikusung di Majalengka;
“Kalo pembagian wisata itu kan ada tiga wisata alam wisata buatan dan wisata budaya. Dan kita juga sebagai dinas mengembangkan ketiganya tapi lebih dominan ke wisata alam dalam arti sebagai pemanfataan wisata dalam kondisi. Dan segi konsep pembangunan disetiap wisata di majalengka secara material yang non permanen.” 7
pemaparan dari Bapak Mumuh Muhidin, S.H., M.H selaku Kepala Bidang Pengelolaan Industri Pariwisataterkait wisata halal;
”Wisata halal masih dalam pengembangan, kalo wisata religi sudah sangat terkenal dikalangan tertentu seperti situ sangiang itukan tempat ziarah (Wisata Religi), dan setiap tahun biasanya suka diadakan dihari kedua syawal dan parbud yang memantau dari mulai ciborelang sampe banjaran diakan napak tilas. Dan konsep wisata halal kan mulai tren 2016 kalo secara aksi kita belum melakukan tapi secara fakta sudah melakukan beberapa objek wisata telah melakukan hal tersebut kalo secara simplenya kan menyediakan tempat ibadah yang bersih mck yang bersih tersedia tempat ibadah yang memadai kemudian makanan pengolahan dan sebagainya dan harus ada lebel halal dan pada tahun 2017 kita sempet ketemu dengan komunitas halal bandung. Jadi bicara masalah peluang besar sekali hasil diskusi di sekretariat HPI (Himpunan Pramuwisata Indonesia) untuk pembentukan HPI majalengka pas kita Bimtek kita ketemu di provinsi dengan mereka. Pihak Indonesia itu meminta untuk menghadirkan wisatawan luar negeri khususnya timur tengah dengan beberapa poin penting tiap taun seribu atau kurang lebihnya mendatangkan
7 Wawancara; Bapak Mumuh Muhidin, S.H., M.H (Kepala Bidang Pengelolaan Industri Pariwisata), Majalengka, 2018-06-06, 11.22 WIB.
wisatawan ke jawa barat. Dan Majalengka adalah salah satu yang ditawarkan terkait peluang tersebut. Akan tetapi dengan persiapan yang masih seadanya pihak majalengka masih menangguhkan terkait peluang tersebut karena labelisasi halal kita masih standar orang indonesia karena pihak timur tengah mereka tidak mau makan kalo belum ada labelisasi halal dari pihak pemerintahan setempat karena itu sangat penting bagi mereka. Sedangkan untuk kekuatan penyedia wisata tingkat hotel dan restoran. dan konsep halal itu mereka harus ada sertifikasi dari MUI untuk orang timur tengah sendiri. Kita bikin Raperda tentang satu bab tapi belum lengkap seperti di NTB baru rancangan saja.”8
Perkembangan wisata halal di Majalengka memang dewasa ini masih dalam tahap pembenahan bisa memberikan kenyamanan bagi setiap pengunjungnya, dan dari sini sudah terlihat bahwasanya Majalengka memang sedang mengembangkan akses jalan khususnya supaya para wisatawan bisa dengan mudah menjangkau ke beberapa tempat wisata, dan terkait dengan perkembangan untuk wisata halal majalengka sendiri memang sudah merancang RAPERDA akan tetapi masih belum bisa disahkan karena beberapa hal. Untuk jangkauan kedepannya majalengka sendiri akan membuat suatu rangcangan yang matang agar menunjang dan dapat menarik wisatawan lebih banyak.
Beberapa hotel memang sudah berdiri di majalengka dan memang masih tahap yang belum matang, dari beberapa hotel di majalengka ada satu hotel syariah yaitu Hotel Noni Syariah yang itu memang menunjukan perkembangan wisata halal dimajalengka.
8 Wawancara; Bapak Mumuh Muhidin, S.H., M.H (Kepala Bidang Pengelolaan Industri Pariwisata), Majalengka, 2018-06-06, 11.22 WIB.