• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI ANALISIS KETERSEDIAAN AIR TANAH UNTUK KEBUTUHAN AIR BERSIH DI KECAMATAN BONTOTIRO HERLANG KABUPATEN BULUKUMBA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI ANALISIS KETERSEDIAAN AIR TANAH UNTUK KEBUTUHAN AIR BERSIH DI KECAMATAN BONTOTIRO HERLANG KABUPATEN BULUKUMBA"

Copied!
119
0
0

Teks penuh

(1)

KABUPATEN BULUKUMBA

Oleh :

M NUR IZZAT SIDDIQ 105 81 1729 12

PROGRAM TEKNIK PENGAIRAN JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

2017

(2)

Skripsi

Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk memperoleh gelar Sarjana

Program Studi Teknik Pengairan Jurusan Teknik Sipil

Fakultas Teknik

Disusun dan diajukan oleh :

M NUR IZZAT SIDDIQ 105 81 1729 12

PROGRAM TEKNIK PENGAIRAN JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2017

(3)

KABUPATEN BULUKUMBA

Oleh :

M NUR IZZAT SIDDIQ : 105 81 1729 12 NUR ARSY IKHSAN ZAINAL : 105 81 1801 12

PROGRAM TEKNIK PENGAIRAN JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2017

(4)

Skripsi

Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk memperoleh gelar Sarjana

Program Studi Teknik Pengairan Jurusan Teknik Sipil

Fakultas Teknik

Disusun dan diajukan oleh :

M NUR IZZAT SIDDIQ : 105 81 1729 12 NUR ARSY IKHSAN ZAINAL : 105 81 1801 12

PROGRAM TEKNIK PENGAIRAN JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2017

(5)

KABUPATEN BULUKUMBA

Oleh :

NUR ARSY IKHSAN ZAINAL 105 81 1801 12

PROGRAM TEKNIK PENGAIRAN JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2017

(6)

Skripsi

Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk memperoleh gelar Sarjana

Program Studi Teknik Pengairan Jurusan Teknik Sipil

Fakultas Teknik

Disusun dan diajukan oleh :

NUR ARSY IKHSAN ZAINAL 105 81 1801 12

PROGRAM TEKNIK PENGAIRAN JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2017

(7)

Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Puji dan syukur Penulis panjat kanatas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada Penulis, sehingga Tugas Akhir ini dapat diselesaikan dengan baik. Shalawat dan salam keatas Baginda Rasulullah Muhammad SAW yang telah member keteladanan tauhid, ikhtiar dan kerja keras sehingga menjadi panutan dalam menjalankan setiap aktifitas kami sehari-hari, karena sungguh suatu hal yang sangat sulit yang menguji ketekunan dan kesabaran untuk tidak pantang menyerah dalam menyelesaikan Ujian Skripsi ini dengan baik.

Tugas akhir ini merupakan salah satu persyaratan yang harus penuhi dalam rangka menyelesaikan Program Studi Stara Satu (S1) Jurusan Sipil dan Perencanaan Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Makassar. Adapun judul tugas akhir kami adalah: “ANALISIS KETERSEDIAAN AIR TANAH UNTUK KEPERLUAN AIR BERSIH DI KECAMATAN BONTOTIRO – HERLANG KABUPATEN BULUKUMBA”

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan tugas akhir ini tidak terlepas dari dukungan, bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, Penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada beberapa pihak yang berperan penting antara lain :

(8)

Teknik dan Wakil Jurusan Sipil Fakultas Teknik serta Jajaran Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Makassar.

Ibu Dr. Ir. Hj. Ratna Musa, MT selaku pembimbing I dan Ibu Arsyuni Ali Mustary, ST., MT selaku pembimbing II, yang telah meluangkan banyak waktu, memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga terwujudnya tugas akhir ini.

Bapak dan Ibu dosen serta staf pegawai pada Fakultas Teknik atas segala waktunya telah mendidik dan melayani kami selama mengikuti proses belajar mengajar di Universitas Muhammadiyah Makassar.

Ayahanda dan ibunda serta Keluarga besar kami tercinta yang senantiasa memberikan limpahan kasih sayang, doa, serta pengorbanan kepada penulis.

Rekan-rekan Mahasiswa Fakultas Teknik, terkhusus Saudaraku Angkatan 2012 dengan rasa persaudaran yang tinggi banyak membantu dan memberi dukungan dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

Pada akhir penulisan tugas Akhir ini, penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis meminta saran dan kritik sehingga laporan tugas akhir ini dapat menjadi lebih baik dan menambah pengetahuan kami dalam menulis laporan selanjutnya. Semoga laporan tugas akhir ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan untuk pembaca pada umumnya.

(9)

Penulis

(10)

saling tergantung satu sama lain yaitu sisi kualitas dan kuantitasnya. Peningkatan tersebut dilihat dari dua hal yang saling tergantung satu sama lain yaitu sisi kualitas dan kuantitasnya. Di sisi lain, jumlah air relatif tidak berubah dari waktu ke waktu. Pertambahan penduduk yang cepat banyak membawa danpak negatif terhadap sumber daya air, baik kuantitas maupun kualitasnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kapasitas debit air dari sumber air tanah untuk pemanfaatan air bersih serta mengetahui kualitas air tanah dari beberapa sumber yang ada pad Kecamatan Herlang dan Bontotiro. Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental, sumber yang ada di 3 desa di analisis seberapa besar potensi debit yang dihasilkan dengan menggunakan metode tampung dan metode pumping test. Kemudian memproyeksikan jumlah penduduk di setiap desa yang di teliti dengan menggunakan metode geometri, sehingga kita dapat memperoleh kebutuhan penduduk terhadap air bersih dalam penelitian tersebut. Dari 3 desa tersebut, selanjutnya di analisis kualitas airnya di laboratorium dengan menggunakan persyaratan yang sesuai dengan standar Permenkes (Kesehatan RI. No.492/Menkes/PER/IV/2010). Sehingga masyarakat dapat mengkomsumsi air bersih secara aman dari hasil pembahasan tersebut, untuk sumber air yang ada di 3 desa, maka kami mendapatkan debit air tanah di Desa pataro 2,90 liter/detik,dan kebutuhan airnya adalah 2,261 liter /detik. untuk desa Bontomarannu 1,97 liter/detik, dan kebutuhan airnya adalah 1,151 liter /detik, untuk desa Pakubalaho 1,25 lt/dtk/m.dan kebutuhan airnya adalah 0,681 Liter/detik, sehingga dapat memenuhi kebutuhan air untuk penduduk sampai tahun 2030.

Kata kunci : Kapasitas Debit Sumber air, Kualitas Air ABSTRACT

Analysis of Soil Water Supply for Clean Water Needs Herlang Sub-district - Bontotiro Bulukumba Regency is guided by Ratna Musa and Arsyuni A.M. Water demand is increasing in line with the increasing needs of human life, both in urban and rural areas. The improvement is seen from two things that depend on each other, namely the quality and quantity. The improvement is seen from two things that depend on each other, namely the quality and quantity. On the other hand, the amount of water is relatively unchanged over time. Rapid population growth brings a lot of negativity to water resources, both quantity and quality. This study aims to find out how big the capacity of water discharge from groundwater source for the utilization of clean water and to know the ground water quality from several existing sources in Herlang and Bontotiro districts. This research is a type of experimental research, the existing source in 3 villages in the analysis of how much potential the discharge is generated by using the method of containment and pumping test method. Then projected the number of people in each of the villages meticulously using geometric methods, so that we could obtain the population's need for clean water in the study. From those 3 villages, then the water quality analysis in the laboratory using the requirements in accordance with the standard of Permenkes (Health RI No.492 / Menkes / PER / IV / 2010). So that people can safely consume clean water from the results of the discussion, for water sources in 3 villages, then we get the ground water debit in the village pataro 2.90 liter / second, and the water requirement is 2.261 liter / second. for the village of Bontomarannu 1.97 liters / sec, and the water requirement is 1.151 l / sec, for the village of Pakubalaho 1.25 lt / sec / m.and the water requirement is 0.681 Liter / sec, so it can meet the water requirement for the populatiom until 2030.

Keywords : Debit Capacity Water Source, Water Quality

(11)

PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... v

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

DAFTAR NOTASI SINGKATAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Pemelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Batasan Masalah... 4

(12)

2. Persyaratan Dalam Penyediaan Air Bersih ... 5

a) Persyaratan Kualitatif... 5

b) Persyaratan Kuantitatif... 7

c) Persyaratan Kontinuitatif ... 7

B. Sumber Air ... 8

C. Air Tanah ... 8

1. Pengertian Air Tanah ... 8

2. Proses Terbentuknya Air Tanah... 10

3. Sumber Air Tanah... 11

4. Karakteristik Akuifer Air Tanah ... 12

5. Jenis Air Tanah ... 14

6. Sifat Fisik Kimia Penentu Kualitas Air Tanah... 16

7. Manfaat Air Tanah ... 19

8. Pengelolaan Air Tanah ... 20

D. Spesifikasi Sumur Air Tanah ... 21

1. Rancangan Sumur ... 21

2. Perkiraan Hasil ... 23

3. Kedalaman Sumur ... 23

4. Diameter Pipa Jambang ... 24

5. Screen Sumur ... 24

(13)

2. Pengukuran Debit Sumur Air Dalam ... 33

G. Proyeksi Jumlah Penduduk Dan Perhitungan Kebutuhan Air ... 36

1. Konsumsi Dan Kebutuhan Air... 36

2. Perhitungan Kebutuhan Air... 38

H. Penampungan Air (Reservoir)... 41

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 42

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 42

B. Bahan dan Alat... 45

C. Variabel Penelitian... 47

D. Metode Penelitian... 48

E. Pengambilan Data ... 48

F. Alur / Tahap Penelitian ... 48

G. Pengolahan Data ... 49

H. Bagan Alur Penelitian ... 51

BAB IV PEMBAHASAN... 52

A. Tingkat Ketersediaan Air Tanah Untuk Kebutuhan Air Bersih... 52

1. Analisa Debit Sumber Sumur Air di Desa Pataro ... 52

2. Analisa Debit Sumber Sumur Air di desa Bontomarannu ... 53

3. Analisa Debit Sumber Sumur Air di desa Pakubalaho ... 56

(14)

c. Penentuan Kapasitas Recervoir ... 65

C. Hasil Analisis .. ... 71

BAB V KESIMPULAN... 74

A. Kesimpulan ... 74

B. Saran ... 74

DAFTAR PUSTAKA ... 75

(15)

1. Penyimpangan Standar Pada Kualitas Air Bersih ... 26

2. Angka Spesific Yield (l/dt/m) ... 34

3. Kriteria Perencanaan Sistem Penyediaan Air Bersih Pedesaan ... 39

4. Percobaan Penelitian ... 47

5. Hasil Pengamatan dan Perhitungan PMA Di 3 Desa ... 56

6. Jumlah Penduduk 5 Tahun yang lalu dari tahun perencanaan 2016 Desa Pataro, Desa Pakubalaho, dan Desa Bontomarannu ... 57

7. Data Pertumbuhan Penduduk Dari Tahun 2015 – 2030 di Kecamatan Herlang dan Bontotiro ... 60

8. Perhitungan Kebutuhan Air Penduduk di Kecamatan Herlang 2015-2030 ... 63

9. Perhitungan Kebutuhan Air Penduduk di Kecamatan Bontotiro 2015 – 2030 ... 64

10. Hasil Perhitungan Kapasitas Recervoir Untuk 3 Desa ... 70

11. Rekab potensi, kebutuhan, dan selisi air di Desa Pataro, Pakubalaho dan Bontomarannu dari tahun 2015-2030 ... 71

(16)

1. Siklus Dan Profil Air Tanah... 15

2. Bagian-bagian Sumur Bor... 22

3. Posisi Peletakan Screen Dimana Bagian Atas Screen Dipasang Dibawah Pumping Water Level... 25

4. Metode Pumping Test ... 30

5. Sumur Dalam Negatif ... 34

6. Sumur Dalam Positif... 35

7. Lokasi Penelitian... 43

8. Stopwatch... 46

9. Meteran ... 46

10. Ember... 46

11. Alat Tulis Data... 47

12. Bagan Alur Penelitian ... 51

13. Sumur Air Desa Pataro ... 54

14. Sumur Air Desa Bontomarannu... 55

(17)

1. Rekab potensi, kebutuhan, dan selisi air di Desa Pataro ... 72 2. Rekab potensi, kebutuhan, dan selisi air di Desa Pakubalaho ... 72 3. Rekab potensi, kebutuhan, dan selisi air di Desa Bontomarannu ... 72

(18)

1. Pengukuran Dimensi Sumur Air Desa Pataro ... 78

2. Pengukuran Tinggi Muka Air Sumur Desa Pataro ... 78

3. PengukuranTinggi Permukaan Sumur Desa Pataro ... 78

4. Pengukuran Dimensi Kulit Sumur Air Desa Pataro... 78

5. Pengukuran Dimensi Sumur Air Desa Bontomarannu, Lebar ... 79

6. Pengukuran Dimensi Sumur Air Desa Bontomarannu, Lebar ... 79

7. Pengukuran Dimensi Sumur Air Desa Bontomarannu, Panjang ... 79

8. Pengukuran Dimensi Sumur Air Desa Bontomarannu, Panjang ... 79

9. Pengukuran Tinggi Muka Air DesaBontomarannu ... 80

10. Pengukuran Tinggi Sumur Air DesaBontomarannu ... 80

11. Pengeboran / Sumur Air Dalam Desa Pakubalaho ... 80

12. Banyaknya Penduduk Menurut Jenis dan Desa/Kelurahan di Kecamatan Herlang (orang), 2015 ... 81

13. Banyaknya Penduduk Menurut Jenis dan Desa/Kelurahan di Kecamatan Herlang (orang), 2014 ... 82

14. Banyaknya Penduduk Menurut Jenis dan Desa/Kelurahan di Kecamatan Herlang (orang), 2013 ... 83

15. Banyaknya Penduduk Menurut Jenis dan Desa/Kelurahan di Kecamatan Herlang (orang), 2012 ... 84 16. Banyaknya Penduduk Menurut Jenis dan Desa/Kelurahan di

(19)

18. Banyaknya Penduduk Menurut Jenis dan Desa/Kelurahan di

Kecamatan Bontotiro (orang), 2014 ... 87

19. Banyaknya Penduduk Menurut Jenis dan Desa/Kelurahan di Kecamatan Bontotiro (orang), 2013 ... 88

20. Banyaknya Penduduk Menurut Jenis dan Desa/Kelurahan di Kecamatan Bontotiro (orang), 2012 ... 89

21. Banyaknya Penduduk Menurut Jenis dan Desa/Kelurahan di Kecamatan Bontotiro (orang), 2011 ... 90

22. Hasil Uji Lab Kualitas Sumber Air Desa Pataro ... 91

23. Hasil Uji Lab Kualitas Sumber Air Desa Bontomarannu ... 92

24. Perhitungan Debit Waktu Dalam Desa Pataro ... 93

25. Perhitungan Debit Waktu Dalam Desa Bontomarannu ... 93

26. Laporan Pengeboran Desa Pakubalaho ... 94

27. Spesifikasi Pompa Desa Pakubalaho ... 95

(20)

Q = Debit ( liter/detik)

V = Volume (liter)

t = Waktu (detik)

r = Tingkat pertambahan penduduk pertahun (%) Pt = Jumlah penduduk pada tahun t (waktu)

n = Umur perencanaan

Pn = Jumlah penduduk pada tahun perencanaan

Po = Jumlah penduduk pada tahun dasar

CO2 =Carbon dioksida

(Ca), = kalsium

(Fe), = besi

(Mn) = mangan

(Cu), = tembaga

(Zn) = seng

(Cl) = chlorida

(F) = flourida

(N) = Natrium

(K) = Kalium

Mg = Magnesium

(21)

CaSO4 = Calsium Sulfat

MgSO4 = Magnesium Sulfat

NaCL = Natrium Clorida

Na2SO4 = Natrium Sulfat

H2SF = Asam Sulfat

H2CO3 = asam karbonat

NTU = Nephelometric Turbidity Unit

TCU = True Color Unit

TDS =Total Disolve Solidatau

EC =Electric Conductance

DHL = Daya Hantar Listrik

PH = Keasaman Air

Recovery = Laju kenaikan air

OutFlow = Debit pemompaan

Draw Down = Penurunan muka air

SR = Sambungan Rumah

HU = Hidran Umum

(22)

QP = Debit pompa

PMA = Penangkap Mata Air

H = Tinggi dimensi sumur

r = Jari-jari lingkaran sumur

PKA = Pengawas kualitas air

(23)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebutuhan air semakin lama semakin meningkat sejalan dengan meningkatnya kebutuhan hidup manusia, baik di daerah perkotaan maupun daerah pedesaan. Peningkatan tersebut dilihat dari dua hal yang saling tergantung satu sama lain yaitu sisi kualitas dan kuantitasnya. Di sisi lain, jumlah air relatif tidak berubah dari waktu ke waktu. Pertambahan penduduk yang cepat banyak membawa dampak negatif terhadap sumber daya air, baik kuantitas maupun kualitasnya.

Sementara itu, ada sebagian penduduk kurang mendapatkan pelayanan air, tetapi di sisi lain terdapat aktivitas dan kegiatan penduduk yang menggunakan air secara berlebihan dan cenderung memerlukan pemborosan air. Sumber air yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup temasuk air tanah (Rohcili, 2006).

Air tanah merupakan salah satu air baku yang banyak dimanfaatkan oleh manusia guna menunjang kebutuhan, baik untuk keperluan rumah tangga (domestik), industri, jasa, maupun pertanian (Widyastuti, 2006). Air tanah dapat dikatakan sebagai salah satu sumber daya air yang potensial,sehingga banyak mendapat perhatian dalam kaitannya dengan pemenuhan kebutuhan air bersih.

Upaya dalam pemenuhan kebutuhan air, khususnya air minum di suatu daerah penyediaan air tanah selalu dikaitkan dengan kondisi air tanah yang sehat, dan

(24)

tersedia dalam jumlah yang sesuai kebutuhan (Langgeng Wahyu Santosa dan Tjahyo Nugroho Adji, 2006)

Oleh karena itu, ketersediaan air tanah penting untuk diketahui, untuk memberikan informasi terkait dengan jumlah air tanah yang ada dan seberapa besar penggunaannya untuk kebutuhan sehari-hari masyarakat. Pemanfaatan air tanah untuk kebutuhan hidup manusia baik kebutuhan domestik dan Perkebunan, tidak hanya cukup memperhatikan segi kuantitas saja, tetapi juga kualitas yang sesuai dengan baku mutu. Oleh karena itu, kualitas air tanah yang akan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan tersebut juga penting untuk diketahui.

Kualitas air secara umum menunjukkan mutu atau kondisi air yang dikaitkan dengan suatu kegiatan atau keperluan tertentu. Sedangkan kuantitas menyangkut jumlah air yang dibutuhkan manusia dalam kegiatan tertentu.Air bersih dibutuhkan dalam pemenuhan kebutuhan manusia untuk melakukan segala kegiatan. Sehingga perlu diketahui bagaimana air dikatakan bersih dari segi kualitas dan bisa digunakan dalam jumlah yang memadai dalam kegiatan sehari-hari manusia (Gabriel, 2001).

Agar kelangsungan hidup manusia dapat berjalan lancar, air bersih juga harus tersedia dalam jumlah yang memadai sesuai dengan aktifitas manusia pada tempat tertentu dan kurun waktu tertentu.

Dari kondisi tersebut, Kebutuhan akan air bersih untuk masyarakat desa sangatlah penting untuk di perhatikan, khususnya masyarakat desa yang ada di Kecamatan Bontotiro dan Herlang Kabupaten Bulukumba. Kurangnya pasokan air bersih pada saat Musim Kemarau di desa tersebut serta banyaknya warga desa yang

(25)

terkena penyakit diare yang diakibatkan dari tidak layaknya air bersih untuk di konsumsi, sehingga perlu adanya perhatian khusus untuk menangani masalah ketersediaan air dan kualitas air baku tersebut bagi masyarakat desa. Olehnya itu kami tertarik ingin Menganalisa Analisis Ketersediaan Air Tanah Untuk Kebutuhan Air Bersih yang Ada di Kecamatan Bontotiro – Herlang Kabupaten Bulukumba.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1) Seberapa besar kapasitas debit air dari sumber air tanah untuk pemanfaatan air bersih pada kecamatan Herlang dan Bontotiro?

2) Apakah kualitas air tanah memenuhi persyaratan kualitas air bersih penduduk kecamatan Herlang dan Bontotiro ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah sebagaimana yang diuraikan di atas, maka tujuan penelitian sebagai berikut:

1) Untuk mengetahui seberapa besar kapasitas debit air dari sumber air tanah untuk pemanfaatan air bersih pada kecamatan Herlang dan Bontotiro.

2) Untuk mengetahui apakah kualitas air tanah memenuhi persyaratan kualitas air bersih penduduk kecamatan Herlang dan Bontotiro

\

(26)

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan pengetahuan bagi penulis dan memberikan informasi tentang ketersediaan air baku dari tanah untuk keperluan air bersih bagi masyarakat, dan sebagai dasar dalam mengetahui kebutuhan masyarakat akan air bersih di desa yang akan kami teliti, sehingga dapat terpenuhi dari segi kualitas, kuantitas, dan kontinuitasnya.

E. Batasan Masalah

Untuk menghindari pembahasan yang luas serta memudahkan dalam penyelesaian masalah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Penelitian dilakukan untuk 3 desa dari 2 kecamatan yang ada di Kabupaten Bulukumba.

b. Menganalisis besaran volume sumber air tanah yang ada di 3 desa, yaitu desa Bontomarannu, Pataro, dan Pakubalaho.

c. Menghitung Proyeksi penduduk untuk keperluan air bersih di setiap desa yang di teliti.

d. Menganalisis Kualitas air baku yang sesuai dengan standar Permenkes (Kesehatan RI. No. 907/MENKES/SK/VII/2002).

(27)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi dan Persyaratan Air Bersih

1. Definisi Air Bersih

Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari dan akan menjadi air minum setelah dimasak terlebih dahulu. Sebagai batasannya, air bersih adalah air yang memenuhi persyaratan bagi sistem penyediaan air minum. Adapun persyaratan yang dimaksud adalah persyaratan dari segi kualitas air yang meliputi kualitas fisik, kimia, biologi dan radiologis, sehingga apabila dikonsumsi tidak menimbulkan efek samping (Ketentuan Umum Permenkes Republik Indonesia No.416/Menkes/PER/IX/1990.

2.

Persyaratan dalam Penyediaan Air Bersih

Sistem penyedian air bersih harus memenuhi beberapa persyarakat utama.

Persyarakat tersebut meliputi persyaratan kualitatif, persyaratan kuantitatif dan persyaratan kontinuitas.

a. Persyaratan Kualitatif.

Persyaratan kualitas menggambarkan mutu atau kualitas dari air baku air bersih. Persyaratan ini meliputi persyaratan fisik, persyaratan kimia, persyaratan biologis dan persyaratan radiologis. Syarat-syarat tersebut berdasarkan Permenkes Republik Indonesia No.416/Menkes/PER/IX/1990 dinyatakan bahwa persyaratan kualitas air bersih adalah sebagai berikut:

(28)

1. Syarat-syarat fisik.

Sifat fisik antara lain warna, bau, rasa, kekentalan, kekeruhan, suhu (Hadipurwo, dan Danaryanto 2006).

a. Warna air tanah disebabkan oleh zat yang terkandung di dalamnya, baik berupa suspensi maupun terlarut.

b. Bau air tanah dapat disebabkan oleh zat atau gas yang mempunyai aroma yang terkandung dalam air.

c. Rasa air tanah ditentukan oleh adanya garam atau zat yang terkandung dalam air tersebut, baik yang tersuspensi maupun yang terlarut.

d. Kekentalan air dipengaruhi oleh partikel yang terkandung di dalamnya.

Semakin banyak yang dikandung akan semakin kental. Di samping itu apabila suhunya semakin tinggi maka kekentalannya akan semakin kecil (encer).

e. Kekeruhan air disebabkan oleh adanya tidak terlarutkan zat yang dikandung.

Sebagai contoh adalah adanya partikel lempung, lanau, juga zat organik ataupun mikroorganisme.

f. Suhu air juga merupakan sifat fisik dari air. Suhu ini dipengaruhi oleh keadaan sekeliling, seperti musim, cuaca, siang-malam, tempat ataupun lokasinya.

2. Syarat-syarat Kimia.

Air bersih tidak boleh mengandung bahan-bahan kimia dalam jumlah yang melampaui batas. Beberapa persyaratan kimia antara lain adalah : pH, total solid, zat organik, CO2 agresif, kesadahan, kalsium (Ca), besi (Fe), mangan (Mn), tembaga (Cu), seng (Zn), chlorida (Cl), nitrit, flourida (F), serta logam berat.

(29)

3. Syarat-syarat Bakteriologis dan Mikrobiologis.

Air bersih tidak boleh mengandung kuman patogen dan parasitik yang mengganggu kesehatan. Persyaratan bakteriologis ini ditandai dengan tidak adanya bakteri E. coli atau Fecal coli dalam air.

4. Syarat-syarat Radiologis.

Persyaratan radiologis mensyaratkan bahwa air bersih tidak boleh mengandung zat yang menghasilkan bahan-bahan yang mengandung radioaktif, seperti sinar alfa, beta dan gamma.

b.

Persyaratan Kuantitatif (Debit).

Persyaratan kuantitas dalam penyediaan air bersih adalah ditinjau dari banyaknya air baku yang tersedia. Artinya air baku tersebut dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan kebutuhan daerah dan jumlah penduduk yang akan dilayani. Persyaratan kuantitas juga dapat ditinjau dari standar debit air bersih yang dialirkan ke konsumen sesuai dengan jumlah kebutuhan air bersih.

c.

Persyaratan Kontinuitas.

Air baku untuk air bersih harus dapat diambil terus menerus dengan fluktuasi debit yang relatif tetap, baik pada saat musim kemarau maupun musim hujan. Kontinuitas juga dapat diartikan bahwa air bersih harus tersedia 24 jam per hari, atau setiap saat diperlukan, kebutuhan air tersedia. Akan tetapi kondisi ideal tersebut hampir tidak dapat dipenuhi pada setiap wilayah di Indonesia, sehingga untuk menentukan tingkat kontinuitas pemakaian air dapat dilakukan dengan cara

(30)

pendekatan aktifitas konsumen terhadap prioritas pemakaian air. Prioritas pemakaian air yaitu minimal selama 12 jam per hari, yaitu pada jam-jam aktifitas kehidupan, yaitu pada pukul 06.00 – 18.00 WIB. Kontinuitas aliran sangat penting ditinjau dari dua aspek. Pertama adalah kebutuhan konsumen. Sebagian besar konsumen memerlukan air untuk kehidupan dan pekerjaannya, dalam jumlah yang tidak ditentukan. Karena itu, diperlukan pada waktu yang tidak ditentukan. Karena itu, diperlukan reservoir pelayanan dan fasilitas energi yang siap setiap saat. Sistem jaringan perpipaan didesain untuk membawa suatu kecepatan aliran tertentu.

Kecepatan dalam pipa tidak boleh melebihi 0,6–1,2 m/dt. Ukuran pipa harus tidak melebihi dimensi yang diperlukan dan juga tekanan dalam sistem harus tercukupi.

Dengan analisis jaringan pipa distribusi, dapat ditentukan dimensi atau ukuran pipa yang diperlukan sesuai dengan tekanan minimum yang diperbolehkan agar kuantitas aliran terpenuhi.

B. Sumber Air

Sumber air adalah keberadaan air sebagai air baku untuk air bersih bagi kebutuhan hidup manusia, hewan dan tumbuhan dalam mempertahankan kehidupannya ( Chatib 1994 ),

C. Air Tanah

(31)

1. Pengertian Air Tanah

Selain air sungai dan air hujan, air tanah mempunyai peranan yang sangat penting, terutama dalam menjaga keseimbangan dan ketersediaan bahan baku air untuk kepentingan rumah tangga (domestik) maupun untuk kepentingan industri.

Kebanyakan orang menganggap air tanah sebagai sebuah danau atau sungai yang mengalir di bawah tanah. Padahal, kondisi ini benar hanya pada kasus dimana suatu daerah yang memiliki gua dibawah tanah, contoh yang ada pada daerah/desa pakubalaho.

Secara umum air tanah akan mengalir sangat perlahan melalui suatu celah yang sangat kecil dan atau melalui butiran antar batuan. Batuan yang mampu menyimpan dan mengalirkan air tanah ini kita sebut dengan akuifer (Rachmat F.

Lubis, 2006). Sedangkan menurut para ahli, air tanah didefinisikan sebagai berikut:

a) Air tanah adalah segala bentuk aliran air hujan yang mengalir di bawah permukaan tanah sebagai akibat struktur perlapisan geologi, beda potensi kelembaban tanah, dan gaya gravitasi bumi. Air bawah permukaan tersebut biasa dikenal dengan air tanah (Asdak, 2002).

b) Air tanah adalah sejumlah air di bawah permukaan bumi yang dapat dikumpulkan dengan sumur-sumur, terowongan atau sistem drainase atau dengan pemompaan. Dapat juga disebut aliran yang secara alami mengalir ke permukaan tanah melalui pancaran atau rembesan (Bouwer, 1978;

Freeze dan Cherry, 1979; Kodoatie, 1996).

(32)

c) Air tanah adalah air yang tersimpan pada lajur jenuh, yang kemudian bergerak sebagai aliran melalui batuan dan lapisan-lapisan tanah yang ada di bumi sampai air tersebut keluar sebagai mata air, atau terkumpul masuk ke kolam, danau, sungai, dan laut (Fetter, 1994). Batas atas lajur jenuh air disebut dengan muka air tanah (water table).

d) Air tanah adalah air yang menempati rongga-rongga dalam lapisan geologi.

Lapisan tanah yang terletak di bawah permukaan tanah dinamakan lajur jenuh (saturated zone), dan lajur tidak jenuh terletak di atas lajur jenuh sampai ke permukaan tanah, yang rongga-rongganya berisi air dan udara (Soemarto, 1989).

2. Proses Terbentuknya Air Tanah

Air hujan sebagian besar akan mengalir di permukaan sebagai air permukaan seperti sungai, danau, atau rawa. Sebagian kecil akan meresap ke dalam tanah, yang bila meresap terus hingga zona jenuh akan menjadi air tanah. Bagian yang meresap dekat permukaan akan diuapkan kembali lewat tanaman yang kita kenal dengan evapotranspiration. Penguapan evaporation terjadi langsung pada tubuh air yang terbuka.

Air tanah mempunyai peranan yang sangat penting untuk kepentingan rumah tangga maupun untuk kepentingan industri. Di beberapa daerah, ketergantungan pasokan air bersih dan air tanah telah mencapai ± 70%. Sebenarnya di bawah permukaan tanah terdapat kumpulan air yang mempersatukan kumpulan air yang ada di permukaan.

(33)

Letak air tanah dapat mencapai beberapa puluh bahkan beberapa ratus meter di bawah permukaan bumi. Lapisan batuan ada yang lolos air atau biasa disebut permeable dan ada pula yang tidak lolos atau kedap air yang biasa disebut impermeable. Lapisan lolos air misalnya terdiri dari kerikil, pasir, batu apung, dan batuan yang retak-retak, sedangkan lapisan kedap air antara lain terdiri dari napal dan tanah liat atau tanah lempung. Sebetulnya tanah lempung dapat menyerap air, namun setelah jenuh air, tanah jenis ini tidak dapat lagi menyerap air.

Air hujan dan air permukan akan meresap (infiltrate) mula-mula ke zona tak jenuh (zone of aeration) dan kemudian meresap makin dalam (percolate) hingga mencapai zona jenuh air dan menjadi air tanah. Air tanah adalah salah satu fase dalam daur hidrologi, yakni suatu peristiwa yang selalu berulang dari urutan tahap yang dilalui air dari atmosfer ke bumi dan kembali ke atmosfer.

Dari daur hidrologi dapat dipahami bahwa air tanah berinteraksi dengan air permukaan serta komponen-komponen lain yang terlibat seperti bentuk topografi, jenis batuan penutup, penggunaan lahan, tumbuhan penutup, serta manusia yang berada di permukaan. Air tanah dan air permukaan saling berkaitan dan berinteraksi. Setiap aksi pemompaan, pencemaran terhadap air tanah akan memberikan reaksi terhadap air permukaan, demikian sebaliknya.

3. Sumber Air Tanah

Jumlah air tawar yang terbesar, menurut catatan yang ada, tersimpan di dalam perut bumi, yang dikenal sebagai air tanah. Berdasarkan perkiraan jumlah air di bumi dijelaskan bahwa air tanah yang ada di bumi ini jauh lebih besar dibanding

(34)

jumlah air permukaan (98% dari semua air di daratan tersembunyi di bawah permukaan tanah dalam pori-pori buatan dan bahan-bahan butiran) (Chow 1978).

Air tanah mempunyai 3 (tiga) fungsi bagi manusia yaitu sebagai sumber alam yang dimanfaatkan untuk berbagai keperluan manusia, bagian dari hidrologi dalam tanah yang mempengaruhi keseimbangan siklus hidrologi global, dan sebagai anggota/agen dari geologi. Sedangkan ada 2 (dua) sumber air tanah yaitu air hujan yang meresap ke dalam tanah melalui pori-pori atau retakan dalam formasi batuan yang akhirnya mencapai muka air tanah dan air dari aliran air permukaan seperti sungai, danau, dan reservoir yang meresap melalui tanah ke dalam lajur jenuh (Badan Geologi 2013).

Air tanah dan air permukaan merupakan sumber air yang mempunyai ketergantungan satu sama lain. Air tanah adalah sumber persediaan air yang sangat penting, terutama di daerah-daerah di mana musim kemarau atau kekeringan yang panjang menyebabkan berhentinya aliran sungai. Banyak sungai di permukaan tanah yang sebagian besar alirannya berasal dari air tanah, sebaliknya juga aliran air sungai merupakan sumber utama untuk imbuhan air tanah. Pembentukan air tanah mengikuti siklus peredaran air di bumi yang disebut daur hidrologi, yakni proses alamiah yang berlangsung pada air di alam, yang mengalami perpindahan tempat secara berurutan dan terus menerus.

4. Karakteristik Akuifer Air Tanah

Air tanah merupakan bagian dari siklus hidrologi yang berlangsung di alam, serta terdapat dalam batuan yang berada di bawah permukaan tanah meliputi

(35)

keterdapatan, penyebaran dan pergerakan air tanah dengan penekanan pada hubungannya terhadap kondisi geologi suatu daerah (Danaryanto,dkk,2005).

Berdasarkan perlakuan batuan atau material dalam menyimpan dan atau mengalirkan air tanah terutama pada sifat fisik berupa tekstur dari batuan dapat dibedakan menjadi (Langgeng, Wahyu Santosan. & Tjahyo Nugroho Adji. 2014) dikenal adanya beberapa karakteristik batuan yaitu : Akuifer (aquifer), Akuiklud (aquiclude), Akuitar(aquitard), Akuifug (aquifuge).

Akuifer (aquifer) ; Akuifer adalah lapisan pembawa air, lapisan batuan ini mempunyai susunan sedemikian rupa, sehingga dapat menyimpan dan mengalirkan air dalam jumlah yang cukup berarti di bawah kondisi lapang. Batuan dari akuifer ini bersifat permeabel, contoh batuan permeabel adalah pasir, kerikil, batu pasir yang retak-retak dan batu gamping yang berlubang-lubang.

Akuiklud (aquiclude) ; Akuiklud adalah lapisan batuan yang dapat menyimpan air, tetapi tidak dapat meloloskan air dalam jumlah yang berarti.

Contoh : lempung, shale, tuf halus, silt.

Akuitar (aquitard) ; Akuitar adalah lapisan atau formasi batuan yang dapat menyimpan air tetapi hanya dapat meloloskan air dalam jumlah terbatas.

Akuifug (aquifuge) ; Akuifug adalah lapisan atau formasi batuan yang tidak dapat menyimpan dan meloloskan air. Contoh : granit dan batuan yang kompak dan padat.

(36)

Tipe akuifer digolongkan menjadi tiga (Kodoatie, 2012), yaitu : Akuifer bebas (unconfined aquifer), Akuifer tertekan (confined aquifer), dan Akuifer semi tertekan (leaky aquifer).

Akuifer bebas (unconfined aquifer) ; merupakan akuifer jenuh air dimana lapisan pembatasnya hanya pada bagian bawahnya dan tidak ada pembatas di lapisan atasnya (batas di lapisan atas berupa muka air tanah).

Akuifer tertekan (confined aquifer) ; adalah akuifer yang batas lapisan atas dan lapisan bawah adalah formasi tidak tembus air, muka air akan muncul diatas formasi tertekan bawah. Akuifer ini terisi penuh oleh air tanah sehingga pengeboran yang menembus akuifer ini akan menyebabkan naiknya muka air tanah di dalam sumur bor yang melebihi kedudukan semula.

Akuifer semi tertekan (leaky aquifer) ; merupakan akuifer jenuh air yang dibatasi oleh lapisan atas berupa akuitard dan lapisan bawahnya merupakan akuiklud. Akuifer semi-tertekan atau aquifer bocor adalah akuifer jenuh yang sempurna, pada bagian atas dibatasi oleh lapisan semi-lulus air dan bagian bawah merupakan lapisan lulus air ataupun semi-lulus air.

5. Jenis Air Tanah

Air tanah dapat dikelompokan berdasarkan letaknya pada permukaan tanah dan berdasarkan asalnya (Bambang Hermanto. 2012). Berdasarkan letaknya, air tanah dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu Air Tanah Freatik dan Air Tanah Dalam (Artesis).

(37)

a. Air Tanah Freatik merupakan air tanah dangkal yang letaknya tidak jauh dari permukaan tanah serta berada di atas lapisan kedap air/impermeable.

Contohnya air sumur yang terletak di antara air permukaan dan lapisan kedap air (impermeable).

b. Air Tanah Dalam (Artesis) meruapakan air tanah dalam yang terletak di antara lapisan akuifer dengan lapisan batuan kedap air (akuifer terkekang).

Sedangkan berdasarkan asalnya, air tanah dapat dibagi menjadi 3 jenis yaitu Air Tanah Meteorit (Vados), Air Tanah Baru (Juvenil), dan Air Konat. Air Tanah Meteorit (Vados) merupakan air tanah yang berasal dari proses presipitasi (hujan) dari awan yang mengalami kondensasi bercampur debu meteorit. Air Tanah Juvenil merupakan air tanah yang terbentuk dari dalam bumi karena intrusi magma. Air tanah juvenil ditemukan dalam bentuk air panas (geyser). Air Konat merupakan air tanah yang terjebak pada lapisan batuan purba.

Gambar 1. siklus dan profil air tanah. (Juklak Perencanaan Sarana Air Minum, 2014)

(38)

6. Sifat Fisik dan Kimia Penentu Kualitas Air Tanah

Kualitas air tanah biasanya ditentukan sifat fisik dan sifat kimianya. Sifat fisik antara lain warna, bau, rasa, kekentalan, kekeruhan, dan suhu (Hadipurwo, 2006). Warna air tanah disebabkan oleh zat yang terkandung di dalamnya, baik berupa suspensi maupun terlarut. Bau air tanah dapat disebabkan oleh zat atau gas yang mempunyai aroma yang terkandung dalam air.

Rasa air tanah ditentukan oleh adanya garam atau zat yang terkandung dalam air tersebut, baik yang tersuspensi maupun yang terlarut. Kekentalan air dipengaruhi oleh partikel yang terkandung di dalamnya. Semakin banyak yang dikandung akan semakin kental. Di samping itu apabila suhunya semakin tinggi ma ka kekentalannya akan semakin kecil (encer). Kekeruhan air disebabkan oleh adanya tidak terlarutkan zat yang dikandung. Sebagai contoh adalah adanya partikel lempung, lanau, juga zat organik ataupun mikroorganisme. Suhu air juga merupakan sifat fisik dari air. Suhu ini dipengaruhi oleh keadaan sekeliling, seperti musim, cuaca, siang malam, tempat ataupun lokasinya. Sedangkan yang ter masuk dalam sifat kimia air tanah adalah Kesadahan, Zat Padat Terlarut (Total Disolve Solid atau TDS), Daya hantar listrik (Electric Conductance atau DHL), Keasaman, dan Kandungan ion. Penjelasan sifat kimia air tanah adalah sebagai berikut :

a. Kesadahan Air

Air adalah pelarut yang baik, sehingga dapat memerlukan zat-zat dari batu-batuan yang berkontak dengannya. Bahan-bahan mineral yang dapat terkandung dalam air karena kontaknya dengan batu-batuan tersebut antara lain: CaCO3, MgCO3, CaSO4,

(39)

MgSO4, NaCL, Na2SO4, SiO3, dan sebagainya. Dimana air bergerak yang banyak mengandung ion-ion kalsium dan megnesium dikenal sebagai air sadah. Air sadah adalah air yang di dalammya terlarut garam-garam kalsium akan berikatan dengan sisa asam karbohidrat pada sabun dan membentuk endapan sehingga sabun tidak berbuih. Senyawa-senyawa kalsium dan magnesium ini relatif sukar larut dalam air, sehingga senyawa-senyawa ini cenderung untuk memisah dari larutan dalam bentuk endapan atau Precipitation yang kemudian melekat pada logam (wadah) dan menjadi keras sehingga mengakibatkan timbulnya kerak. (Philip Kristanto, 2002).

Kesadahan (hardnes) adalah gambaran kation logam divalen (valen dua).

Kation-kation ini dapat bereaksi dengan (soap) membentuk endapan (presipitasi) maupun dengan anion-anion yang terdapat di dalam air membentuk endapan atau karat pada peralatan logam. Pada air tawar, kation divalen yang paling berlimpah adalah kalsium dan magnesium, sehingga kesadahan pada dasarnya ditentukan oleh jumlah kalsium dan magnesium. Kalsium dan magnesium berikatan dengan anion penyusun alkalinitas, yaitu bikarbonat dan karbonat (Hefni Effendi, 2003:106-107).

b. Zat Padat Terlarut (Total Disolve Solid /TDS)

Zat padat terlarut adalah jumlah zat padat yang terlarut dalam air/ semua zat yang tertinggal setelah diuapkan pada suhu 103–105 C (Saeni, 1989). Padatan terlarut meliputi garam garam anorganik dan sejumlah kecil zat organik serta gas.

Berdasarkan kriteria baku mutu air kelas I, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air baku untuk diolah sebagai air minum dan keperluan rumah tangga, batas maksimum yang diperbolehkan adalah 1000 mg/l.

(40)

c. Daya Hantar Listrik (Electric Conductance / DHL)

Daya hantar listrik (DHL) menunjukkan kemampuan air untuk menghantarkan listrik. Air yang banyak mengandung garam akan mempunyai DHL tinggi. Konduktivitas air tergantung dari konsentrasi ion klorida, suhu air dan zat padat terlarut. Oleh karena itu kenaikan padatan terlarut akan mempengaruhi kenaikan DHL. Semakin tinggi temperatur dan ion klorida maka nilai DHLnya juga semakin tinggi dan sebaliknya semakin rendah nilai DHL maka suhu maupun ion klorida akan rendah pula.

d. Keasaman Air (PH)

Keasaman air dinyatakan dengan pH, mempunyai besaran mulai dari 1-14.

Air yang mempunyai pH = 7 adalah netral, sedangkan yang mempunyai pH lebih besar/kecil dari 7 disebut bersifat basa/asam. Jadi air yang mengandung garam kalsium karbonat atau magnesium karbonat, bersifat basa (pH =7,5 - 8), sedangkan yang mempunyai harga pH < 7 adalah bersifat asam. Keasaman air pada umumnya disebabkan karena adanya gas karbon dioksida (CO2) yang larut dalam air dan menjadi asam karbonat H2CO3. Syarat pH untuk keperluan air minum 6,0 - 9,0.

e. Kandungan Ion

Kandungan ion baik kation maupun anion yang terkandung di dalam air diukur biasanya dalam satuan part per million (ppm) atau mg/l. Ion-ion yang diperiksa antara lain Na, K, Ca, Mg, Al, Fe, Mn, Cu, Zn, Cl, SO4, CO2, CO3, HCO3, H2SF, NH4, NO3, NO2, KMnO4, SiO2, boron, ion-ion logam yang biasanya jarang akan tetapi ion ini bersifat sebagai racun antara lain As, Pb, Sn, Cr, Cd, Hg, Co (Hadipurwo, 2006).

(41)

7. Manfaat Air Tanah

Banyak manfaat air tanah bagi kehidupan makhluk hidup. Bukan hanya manusia yang memanfaatkan air tanah, tetapi juga tumbuhan dan hewan. Bagi manusia air tanah biasa digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, misalnya untuk mandi, air minum, dan sebagainya. Air tanah merupakan sumber air minum utama bagi masyarakat Indonesia. Tumbuhan juga sangat memerlukan air tanah, karena air tinggal di dalam tanah, dan tumbuhan sangat bergantung pada air tanah.

Hewan tertentu juga tergantung pada air tanah. Tak sedikit hewan yang hidup dalam tanah, yang kelangsungan hidupnya tak lepas dari peran air tanah.

Berkurangnya air tanah menyebabkan banyak tanah kekeringan, sehingga tanaman tidak dapat tumbuh, dan banyak hewan yang hidup di dalam tanah akan mati.

Selain itu manusia juga kesulitan mencari air untuk kebutuhan hidupnya, terutama untuk minum memasak, mandi, dan mencuci. Oleh karena itu kita harus menjaga air tanah agar tetap lestari dan tidak tercemar oleh bahan-bahan kimia seperti minyak, bensin, oli, dan lain sebagainya. Manfaat air tanah antara lain sebagai berikut :

a) Kebutuhan rumah tangga, yaitu untuk mandi, mencuci, memasak, dan air minum.

b) Irigasi, yaitu sumber air bagi pertanian, misalnya sumur bordi Daerah Bulukumba, Sulsel.

(42)

c) Perindustrian, yaitu dimanfaatkan sebagai sumber air industri, misalnya industri tekstil dimanfaatkan untuk pencelupan, industri kulit untuk membersihkan kulit, dan lain-lain.

d) Merupakan bagian yang penting dalam siklus hidrologi, menyediakan kebutuhatan air bagi hewan dan tumbuh-tumbuhan, dan merupakan persediaan air bersih secara alami.

e) Di salah satu pedukuhan kecil kawasan karst Gombong Selatan, sungai bawah tanah digunakan sebagai sumber pembangkit listrik dengan distribusi pembagian jumlah daya yang mereka kelola sendiri. Meskipun di Kecamatannya sendiri belum teraliri listrik dari PLN.

f) Sebagai laboratorium alam, sungai bawah tanah memiliki biota, sistem hidrologi dan unsur lain yang spesifik. Berbagai ilmu yang menyangkut biota, gua beserta lingkungannya, genesa gua dan lain sebagainya terdapat satu unifikasi ilmu yaitu speleologi.

g) Wisata minat khusus, untuk penggemar kegiatanalam bebas (caving, cave diving, black water rafting). Berbagai macam kondisi yang multi komplek cukup menantang untuk penggemar kegiatan alam bebas. Saat ini perkembangan kegiatan caving dan kegiatan alam lain yang berhubungan banyak dilakukan di Indonesia maupun di luar negeri.

8. Pengelolaan Air Tanah

Sebagai kekayaan nasional yang berperan vital bagi kehidupan rakyat, air tanah di Indonesia dikuasai oleh Negara untuk digunakan sebesar-besarnya bagi

(43)

kesejahteraan rakyat di segala bidang sosial, ekonomi, lingkungan, budaya, politik maupun ketahanan nasional.

Oleh karenanya air tanah harus dikelola berdasarkan asas kelestarian, keseimbangan, kemanfaatan umum, keterpaduan dan keserasian, keadilan, kemandirian, serta transparansi dan akuntabilitas. Berdasarkan asas tersebut maka air tanah harus dikelola secara menyeluruh, terpadu dan berwawasan lingkungan.

Pengelolaan air tanah dilaksanakan dengan memperhatikan fungsi sosial, lingkungan hidup dan ekonomi yang diselenggarakan dan diwujudkan secara selaras, serta pengelolaan air tanah didasarkan pada cekungan air tanah. (Maret Priyatna. 2007). Perubahan Ketentuan Pengelolaan Sumber Daya Air. Makalah Pemerintah Provinsi Jawa Barat – Bandung

Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor : 1451.K/10/MEM/2000 Tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Pemerintahan di Bidang Pengelolaan Air Tanah.

D. Spesifikasi Teknis Sumur Air Tanah

1. Rancangan Sumur

Dalam prakteknya, rancangan sumur dilakukan dalam dua tahap, rancangan sumur awal dan akhir. Rancangan terdiri dari penentuan kedalaman sumur, diameter pipa jambang (casing), jenis screen, serta ukuran slot dan penentuan posisinya dalam sumur. Setelah lokasi ditentukan, rancangan awal disiapkan oleh ahli yang berpengalaman berdasarkan informasi hidro-geologi sebelum pengeboran. Unsur-unsur struktur pengeboran sumur ini diilustrasikan dalam

(44)

Gambar 1.7. Rancangan awal ini adalah dasar dari kontrak pengeboran sumur dan menghitung perkiraan biaya. Buku manual perencanaan dan konstruksi sumur dan sumur bor, Program penyedian Air Minum dan sanitasi Masyarakat.

( Pamsimas, 2015.)

Gambar 2.. Bagian-bagian Sumur Bor (Pamsimas, 2015)

Selama periode pengeboran, rancangan awal akan disesuaikan berdasarkan pengamatan aktual dan temuan temuan di lokasi tertentu. Rancangan ini kemudian disesuaikan menjadi rancangan akhir. Selama tahap ini, asumsi rancangan yang digunakan diverifikasi dan menjadi parameter rancangan yang sebenarnya, seperti debit air, penurunan muka air (drawdown), kedalaman dan ketebalan lapisan geologi, jenis material setiap lapisan geologi yang ditemui, dan informasi lain yang relevan.

Tujuan utama dari rancangan adalah membuat sumur yang:

1. Apakah strukturalnya stabil;

(45)

2. Apakah dapat memperoleh air tanah dengan volume dan kualitas yang diinginkan;

3. Memiliki screen atau slot yang tepat dan ditempatkan dengan benar, untuk memanfaatkan akuifer produktif serta untuk memudahkan aliran dari air tanah ke dalam sumur;

4. Memiliki cukup ruang untuk rumah pompa;

5. Memiliki gravel packing (kemasan kerikil) yang tepat yang meminimalkan masuknya sedimen dan pasir partikel.

2. Perkiraan Hasil (Estimated Well Yield)

Merupakan gabungan produksi dari sumber-sumber yang ada (jika ada) dan tambahan sumur-sumur harus setidaknya setara dengan proyeksi kebutuhan hari maksimum air di sistem sesuai tahun rencana. Studi hidro-geologi menyebutkan sebelumnya yang menunjukkan perkiraan air yang dihasilkan oleh sumur. Sebelum konstruksi, perkiraan hasil sumur dipergunakan sebagai dasar acuan untuk rancangan awal sumur. Setelah konstruksi sumur dan pencucian sumur, hasil nyata air yang dihasilkan akan ditentukan melalui uji pemompaan.

3. Kedalaman Sumur (Well Depth)

Kedalaman sumur tergantung pada pembentukan bantalan air dan biaya yang dianggarkan. Sumur dirancang dapat menembus akuifer sedalam mungkin yang disesuaikan dengan biaya. Selama uji pengeboran, Pengebor akan melakukan pencatatan (data log) pengeboran tanah. Tanah dan sampel batuan yang diambil di berbagai kedalaman dan jenis bahan geologi dicatat. Hal ini memungkinkan Pengebor (driller) mengidentifikasi akuifer dengan potensi terbaik yang akan

(46)

dijadikan sumber air. Beberapa Pengebor menjalankan log listrik (catatan hasil geolistrik) atau sinar gamma dalam lubang uji untuk lebih mendefinisikan kondisi geologi. Umumnya sumur diselesaikan dibagian bawah akuifer. Hal ini lebih memungkinkan akuifer untuk dimanfaatkan dan memastikan produksi maksimal dari sumur.

4. Diameter Pipa Jambang (Casing)

Casing sumur bisa berupa pipa casing lurus atau casing teleskopik.

Diameter pipa casing lurus sama dari atas ke bawah sumur. Casing teleskopik kombinasi dari bagian pipa lebih besar di bagian casing/screen dan diameter yang lebih kecil dibagian casing/screen. Pipa casing berfungsi sebagai rumah untuk peralatan pompa dan saluran untuk masuknya aliran air tanah ke suction pompa.

Rumah pada bagian pipa casing harus dapat meletakan pompa agar selalu terendam air. Ini harus diletakkan beberapa meter di bawah level pada saat air minimum saat drawdown dan pertimbangan fluktuasi musiman. Casing harus cukup besar untuk menampung unit pompa sesuai debit yang diinginkan. Idealnya, pipa casing sumur diameternya dua kali ukuran (lebih besar) dari ukuran mangkuk pompa yang akan dipasang. Untuk sumur dalam, casing juga harus cukup besar untuk menampung mangkuk pompa, kolom atau cukup untuk menjatuhkan pipa dengan tepat saat instalasi dan operasi yang efisien. Ukuran casing minimum harus sama dengan 50 mm lebih besar dari mangkok pompa tetapi tidak boleh kurang dari 100 mm. Untuk sumur teleskopik, pompa harus ditetapkan pada casing yang lebih besar.

5. Screen Sumur

(47)

Screen sumur adalah bagian menangkap dari sumur. Hasil dari sumur sangat tergantung pada rancangan dan lokasi screen. Sumur dapat melalui screen (disaring) terus menerus sesuai kedalaman sumur atau pada interval kedalaman tertentu. Hal ini tergantung pada kedalaman dan ketebalan lapisan akuifer. Lubang- lubang screen menahan pasir dan kerikil yang masuk sumur, namun memungkinkan air mengalir ke dalamnya. Screen dipasang di tanah lapisan produktif yang menghasilkan air pada lubang bor. Bagian pertama screen sebelah atas harus dipasang di bawah perkiraan level air terdalam saat pemompaan (pumping water level). Pada dasarnya, screen harus sedapat mungkin:

a. mencegah masuknya pasir ke dalam sumur,

b. memberikan pembukaan optimal agar air dari sumber masuk (inflow), c. tahan karat (corrosion resistant), dan

d. secara struktural kuat menahan keruntuhan.

Screen sumur biasanya dipasang di akuifer yang berada di titik longgar atau tidak stabil. Screen mencegah fragmen batuan masuk sumur, membantu penguatan dinding (bagian bawah) dan memungkinkan air masuk perlahan-lahan. Aliran turbulen dapat mudah mengangkut partikel batu yang tidak diinginkan, sedangkan aliran aduk (agitated water) dapat melepaskan mineral-mineral dan sumbatan sumur. Screen yang terbuat dari stainless steel paling banyak digunakan karena bahannya kuat dan tahan korosi.

(48)

Gambar 3.. Posisi peletakan screen dimana bagian atas screen dipasang dibawah pumping water level (Pamsimas, 2015)

E. Standar Kualitas Air

Menurut Kepmen. Kesehatan RI. No.907/MENKES/SK/VII/2002

Tabel 1. Penyimpangan Standar Pada Kualitas Air Bersih

NO SIFAT

AIR

TOLERANSI (mg/l)

PENGARUH SPESIFIK BILA BERLEBIHAN

1. Kekeruhan 5 NTU Mengganggu estetika, mengurangi

efektifitas desinfeksi pada air.

2. Warna 15 TCU Mengganggu estetika, dapat

mempengaruhi konsumen untuk beralih ke sumber air yang lain yang mungkin lebih tidak memenuhi syarat

(49)

NO SIFAT AIR

TOLERANSI (mg/l)

PENGARUH SPESIFIK BILA BERLEBIHAN 3. Rasa dan Bau Noticable Mengganggu estetika, tidak

disukai konsumen

4.

Fluorida 1,5 Jika dalam jumlah kecil

diperlukan sebagai pencegah terhadap penyakit gigi, jika berlebihan meyebabkan fluorosis pada gigi (noda kecoklatan pada gigi yang susah hilang)

5. Besi – magan 0,3 – 0,1 Menimbulkan warna dalam air, rasa tidak enak, menimbulkan noda pada alat / bahan yang berwarna putih, bau pada minuman.

6. Kesadahan 500 Mengurangi efektifitas kerja

sabun, menyebabkan lapisan kerak pada peralatan dapur, diameter pipa dapat mengecil, sayuran yand dicuci dapat menjadi mengeras.

7. Jumlah zat padat

terlarut 1000 Penyimpangan warna

8. E.coli atau faecal coli jumlah per 100 ml sampel

0 Dapat mempengaruhi kesehatan manusia, sebagai indicator terdapat kuman pathogenik, yang dapat menyebabkan penyakit typhus, cholera, dysentri.

Sumber : Juklak Perencanaan sarana Air minum

(50)

F. Metode Pengukuran Kuantitas Sumber Air Baku Air Tanah

1. Pengukuran Debit Mata Air

Umumnya pengukuran debit dari mata air untuk perencanaan dilakukan pada musim kemarau, dan jika mungkin dilakukan juga pada musim penghujan, sehingga diperoleh angka realible yield yang ekstrim (mendekati kenyataan sebenarnya). Pengukuran debit mata air dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya adalah :

a. Sumber air bergerak

Sumber air yang memilki aliran atau aliranya tampak oleh mata contoh sungai, saluran irigasi, air terjun, lautan, dll.

Metode pengukuran debit air untuk sumber air bergerak (tampak aliranya) biasanya mengunakan metode pengukuran benda apung dan juga metode pengukuran dengan menggunakan alat ukur. Hal ini disebabkan karena adanya faktor kecocokan dan kemudahan dalam hal pelaksanaanya.

b. Metode Tampung

Jika mata air tidak menyebar lakukan dengan Metoda Tampung Metode ini hanya dapat digunakan untuk pengukuran sumber air yang biasa dibentuk menjadi sebuah terjunan. Cara ini cukup mudah dilakukan dan dipelajari sehingga banyak digunakan untuk pengukuran, alat-alat yang diperlukan dalam pengukuran tersebut adalah :

(51)

1. Alat tampung semacam ember/baskom dll. Yang telah diketahui volumenya (penghitungan volume bisa dilakukan dengan jalan menghitung rata-rata luas lingkaran atas dan bawah ember dikalikan ketinggiannya atau dengan cara mengisi air ke dalam ember dengan menakarnya terlebih dahulu)

2. Stop watch atau arloji yang dilengkapi dengan stop watch

3. Alat-alat tulis untuk mencatat hasil pengukuran yang dilakukan (pengukuran sebaiknya dilakukan berulang-ulang paling tidak 3 kali untuk mengoreksi pengukuran sebelumnya)

Dalam melakukan pengukuran dengan metode ini, paling tidak diperlukan 3 orang untuk persiapan dan pelaksanaannya.

Adapun langkah-langkah persiapan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Bersihkan lokasi di sekitar sumber air untuk memudahkan kegiatan pengukuran

2. Bentuk aliran air sebagai pancuran atau terjunan (untuk memudahkan bisa dibentuk dengan bambu, potongan pipa dll.)

3. Satu orang yang memegang ember yang sudah diketahui volumenya tersebut siap untuk menampung air yang akan diukur tersebut, satu orang yang lain mengoperasikan stop watch dan orang ketiga melakukan pencatatan.

Pelaksanaan pengukuran dapat dimulai jika ketiga orang tersebut sudah siap semuanya, proses start diawali dengan aba-aba dari orang yang memegang stop wacth pada saat penampungan air dimulai, dan finish jika ember terisi penuh (mulai tumpah), kemudian waktu yang diperlukan dari mulai menampung sampai ember

(52)

terisi penuh waktunya dicatat, kemudian diulangi beberapa kali untuk mencari rata- ratanya.

Rumus yang digunakan untuk menghitung pengukuran debit (Ojak, 2012) :

Q = ………..….

(1)

Dimana :

Q = Debit ( liter/detik) V = Volume (liter) t = Waktu (detik)

c. Sumber air diam

Sumber air yang tak tampak aliranya, namun memilki kontiunitas, sebagian besar merupakan sumber air dari dalam tanah (sumur) dan goa.

pengukuran debit sumber air diam paling cocok adalah dengan menggunakan pumping test.

Gambar 4. Metode Pumping test (Rendrawahyudityo, 2011)

(53)

Pumping test merupakan metode pengukuran debit air yang berada dari pengamatan kontinuitas sumber air dan ketersedian air dari sumber itu sendiri. Hal yang menjadi inti dari pumping test ini adalah perbandingan antara penurunan muka air pada saat pumping terhadap kenaikan muka air pada saat recovery dalam tenggang waktu yang sama. Beberapa kemungkinan dari keadaan pengukuran debit dengan pumping test antara lain:

1. Jika perbandingan dari dua keadaan ini (laju penurunan muka air pada saat pumping terhadap laju kenaikan muka air ketika recovery) adalah 1 maka debit sumber = debit air yang dikeluarkan pompa (output pompa).

2. Jika laju penurunan muka air pada saat pumping lebih besar terhadap laju kenaikan muka air ketika recovery, berarti debit sumber lebih kecil dari pada debit pompa (output).

3. Jika laju penurunan muka air pada saat pumping lebih kecil terhadap laju kenaikan muka air ketika recovery, berarti debit sumber lebih besar daripada debit pompa (output).

Untuk mendapatkan nilai debit sesungguhnya dari sumber dapat diketahui dengan mengalikan luas area sumber dengan tinggi kenaikan muka air air rata-rata pada saat recovery.

Tata Cara Pumping Test Secara sederhana antara lain:

a) Sediakan pompa air dengan spesifikasi output yang telah diketahui.

(54)

b) Sediakan pula komponen pendukung pompa seperti selang filter, karet, bahan bakar, atau air untuk pancingan/starter pompa.

c) Sediakan instrumen pengukuran kenaikan dan penurunan muka air bisa berupa tongkat yang dipasang meteran atau instrument lainya sesuai kebutuhan/jenis medan, sebelumya catat tinggi muka air di keadaan awal.

d) Sediakan lembar pencatatan dan stopwatch/alat ukur waktu.

e) Lakukan kegiatan pemompaan, aturlah debit output pompa dan ukur debit output pompa (bisa dengan menggunakan suatu wadah air yang diukur seberapa cepat air mengisi volume wadah tersebut) .

f) Lakukan pencatatan penurunan muka air sumber tiap 10 menit dan lakukan kegiatan pemompaan dalam kurun waktu 2-3 jam, waktu sebenarnya disesuaikan dengan keadaan sumber itu sendiri.

g) Matikan pompa dan hentikan kegiatan pemompaan.

h) Lakukan pencatatan penurunan muka air sumber tiap 10 menit (masa recovery), atau hingga muka air mencapai kondisi airnya

i). Bandingkanlah hasil perubahan muka air pada saat pemompaan terhadap keadaan di waktu recovery.

j) Analisa hasil tersebut.

(55)

2. Pengukuran Debit Sumur Air Dalam

Pengukuran debit air sumur dalam, dapat dilakukan dengan melihat apakah muka air tanah statis (permukaan tanah berada diatas permukaan tanah atau dibawah permukaan tanah).

Jika permukan air berada diatas permukaan tanah, maka sumur dalam tersebut dikenal dengan artesis positif (+) namun hal ini sangat jarang ditemui, demikian sebaliknya jika muka air tanah statis berada dibawah permukaan tanah, maka sumur dalam tersebut mempunyai air artesis negative (-).

Disebut sebagai sumur dalam, karena kedalaman permukaan air tanah statisnya dapat mencapai > 20 m, dibawah permukaan tanah. Dan untuk air tanah dangkal permukaan air tanah statisnya < 20 m.

Muka air tanah statis akan turun jika airnya tanahnya dipompakan keluar selama ± 6 jam sampai mencapai ketinggian muka air yang stabil. Penurunan muka air tanah ini disebut dengan drawdown. Kemudian tentukan specific yield dengan rumus (Juklak Perencanaan Sarana Air Minum, 20014),sebagai berikut:

Spesific Yield = ( / )( )

= ( / )( ) ………...(2)

(56)

Tabel 2. angka Spesific Yield (l/dt/m), sebagai berikut :

< 0,25 Sumur dalam tidak layak digunakan

0,25 – 0,50 Layak digunakan untuk pelayanan 2,5 l/dt

0,50 – 1,00 Layak digunakan untuk pelayanan 5,0 l/dt

> 1,00 Layak digunakan untuk pelayanan 10,0 l/dt

Sumber : Juklak Perencanaan Sarana Air minum, 2014.

(1) Sumur Dalam Negatif

a) Ukur debit air yang dipompakan keluar melalui meteran air

b) Jika pengukuran tidak mungkin, maka tanyakan ukuran kapasitas pompa dan atau kapasitas motor

c) Ukur muka air disisi sumur dengan kawat elektroda listrik (baterai/ accu), sementara pompa berjalan yakinlah bahwa pompa beroperasi selama ± 6 jam tanpa berhenti.

d) Hentikan pompa dan ukur kenaikan muka air selama enam jam atau sampai muka air statis

e) Hitung Specific yield

Gambar 5. Sumur Dalam Negatif (Juklak Perencanaan Sarana Air Minum, 2014)

(57)

(2) Sumur dalam Positif (jarang ditemui)

a) Ukur tinggi air tanah statis, sebelum muka air tanah menaik H1 (meter) b) Ukur debit aliran Q (l/dt), dengan ember dan stopwatch.

c) Kemudian tutup outlet pipa (X), setelah pengukuran debit diatas dilakukan d) Setelah muka air tanah statis menaik, lanjutkan dengan mengukur H2

(meter)

e) Hitung drow down (meter) = H2 - H1 f) Hitung Specific Yield (l/dt/m) :

= ( / )( )………...(3)

a. Jika pada saat outlet (X) ditutup air melimpah dari ujung pipa : b. Tutup outlet pipa (X), setelah air naik mencapai taraf muka pipa c. Kemudian outlet (X) dibuka, segera lakukan pengukuran outflow Q'

(l/dt) pada kondisi ini

= ( / ) ( ) ( / )... (4) Hitung Specific Yield (l/dt/m) :

Gambar 6. Sumur Dalam Positif (Juklak Perencanaan Sarana Air Minum, 2014)

(58)

G. Proyeksi Jumlah Penduduk DanPerhitungan Kebutuhan Air

1. Konsumsi dan Kebutuhan Air

Konsumsi dan kebutuhan air minum merupakan salah satu faktor penting dalam melakukan perencanaan pelayanan air minum. Konsumsi air minum yang digunakan masyarakat, merupakan kebutuhan air yang diperlukan pada kehidupan sehari-hari. Banyak faktor yang mempengaruhi kebutuhan dan pemakaian air oleh masyarakat. Kebutuhan air suatu daerah dapat dibedakan antara kebutuhan rumah tangga dan non rumah tangga seperti halnya kegiatan sosial, industri dan usaha komersial lainnya. Kebutuhan air rumah tangga adalah air yang digunakan untuk memenuhi kegiatan rumah tangga seperti halnya untuk minum, masak, mandi dan lainnya. Sedangkan kebutuhan air komersial adalah air yang digunakan untuk kegiatan industri dan usaha komersial lainnya. Kebutuhan air komersial di suatu kota sedang, biasanya sebesar 20% dari total kebutuhan rumah tangga.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan air : a) Jumlah penduduk

Jumlah penduduk desa merupakan kunci utama yang mempengaruhi kebutuhan air bagi desa tersebut.Jumlah penduduk saat ini dan prediksi sesuai durasi perencanaan harus dihitung untuk dapat diketahui besaran konsumsi air dan kebutuhan airnya.

(59)

b) Pola Hidup

Pola hidup masyarakat merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kebutuhan air. Kebutuhan air perkapita di masyarakat dengan ekonomi rendah/miskin biasanya lebih rendah dibandingkan dengan masyarakat dengan ekonomi tinggi/masyarakat kaya. Untuk masyarakat miskin, kebutuhan air pada umumnya hanya untuk masak, minum, mandi dan cuci. Lain halnya dengan masyarakat kaya, dengan pola hidup mewah, selain untuk masak, minum dan mandi, biasanya diperlukan juga air untuk mencuci kendaraan.

c) Daerah Pelayanan

Daerah pelayanan adalah suatu wilayah tempat bermukimnya masyarakat yang akan dilayani sistem pelayanan air bersih. Perlu pengamatan terhadap pola pemukiman dan target masyarakat yang dilayani, agar dapat dibuat rancangan pelayanan yang tepat dan efisien

d) Non Domestik

Kebutuhan air non rumah tangga/non domestik perlu juga diantisipasi agar tidak mengganggu kebutuhan pokok rumah tangga terhadap air bersih. Perlu dilakukan pendataan secara rinci terhadap rumah tangga yang juga mempunyai usaha yang memerlukan air bersih seperti halnya usaha kantin/warung nasi, pabrik tahu, rumah potong hewan (ayam, kambing) dan sejenisnya. Selain itu, perlu juga diperhitungkan kebutuhan air bersih untuk pelayanan poliklinik/puskesmas, sekolah, tempat ibadah, bidan, pesantren dan tempat sosial lainnya.

(60)

2. Perhitungan Kebutuhan Air

a. Jumlah Penduduk Awal (Population Basis)

Data penduduk yang dihimpun dapat berdasarkan data sekunder dari kantor desa / kecamatan atau data yang telah disusun melalui Biro Pusat Statistik (BPS) Kabupaten dan kota. Jumlah data minimum yang diperoleh sebanyak 5 tahun terakhir, semakin lengkap dan semakin rapat jumlah tahun data, maka akan semakin baik hasil prediksi pertumbuhan penduduk yang dilakukan. Data tesebut sangat diperlukan untuk menghitung nilai prosentase kenaikan / pertumbuhan penduduk rata–rata pada tahun berikutnya. Atau dapat dengan mengikuti data dari Biro Pusat Statistik (BPS) rata–rata pertumbuhan penduduk nasional, misal sebesar 2%.

b. Perhitungan Pertumbuhan Penduduk (Population Growth)

Perhitungan statistik untuk memperdiksi jumlah penduduk yang akan dilayani pada jangka waktu tertentu dengan memakai metode Geometri.

Metode Geometric, adalah :

Perhitungan perkembangan populasi berdasarkan pada angka kenaikan penduduk rata-rata pertahun. Persentase pertumbuhan penduduk rata-rata dapat dihitung dari data sensus tahun sebelumnya. Persamaan yang digunakan untuk metode Geometri ini (Juklak Perencanaan Sarana Air Minum, 2014) adalah :

Pn = Po ( 1 + r )n………...(5)

(61)

r = 1/t– 1 ……… (6)

Dimana :

r = Tingkat pertambahan penduduk pertahun (%) Pt = Jumlah penduduk pada tahun t (waktu)

n = Umur perencanaan

Pn = Jumlah penduduk pada tahun perencanaan Po = Jumlah penduduk pada tahun dasar

c. Perhitungan Kebutuhan Air

Untuk kemudahan perencanaan sistem penyediaan air bersih perdesaan di Indonesia, diperlukan suatu kesepakatan bersama atas dasar kriteria perencanaan yang telah ditetapkan.

Tabel 3. Kriteria Perencanaan Sistem Penyediaan Air Bersih Perdesaan

NO. KEBUTUHAN KRITERIA KETERANGAN

1. Pemakaian air bersih rata – rata

melalui Sambungan Rumah (SR) 90 liter/org/hari 2. Pemakaian air bersih rata – rata

melalui Kran Umum (KU) / Hidran Umum (HU)

liter/org/hari60

KU Tanpa bak penampung / HU dengan bak penampung 3. Lingkup pelayanan (minimum) 80 %

4. Perbandingan penduduk terlayani dengan Kran Umum / Hidran Umum dan penduduk terlayani dengan Sambungan Rumah

(50 : 50) atau (20 : 80)

Komposisi

bergantung kepada masyarakat

5. Alokasi air untuk kebutuhan Non

Rumah Tangga 0 % Kebutuhan

domestic 6. Kehilangan air akibat kebocoran

dan lain – lain (leakage) 20 % Kebutuhan Total

Referensi

Dokumen terkait

hidayahnya serta inayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul : Studi Perencanaan Jaringan Distribusi Air Bersih Untuk Kebutuhan Air Bersih

Kebutuhan air bersih di wilayah Kecamatan Sokodono Kabupaten Sragen dengan mengacu pada prediksi pertambahan jumlah penduduk pada tahun 2010 akan mengalami kekurangan sebesar

ANALISIS KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN AIR BERSIH PADA PDAM TIRTA RANGGA CABANG SUBANG UNTUK DAERAH PELAYANAN KECAMATAN SUBANG.. Universitas Pendidikan Indonesia

Mengetahui kondisi hidrolis sistem jaringan distribusi air bersih untuk memenuhi kebutuhan di Desa Ngabean Kecamatan Boja Kabupaten Kendal.. Mengetahui anggaran

1).Sistem penyediaan air bersih individual (Individual Water Supply System)... Sistem penyediaan air bersih individual adalah sistem penyediaan air bersih

Mengetahui kondisi hidrolis sistem jaringan distribusi air bersih untuk memenuhi kebutuhan di Desa Purwosari Kecamatan Sukorejo Kabupaten Kendal1. Mengetahui

Pada saat ini sumber daya air yang umum dimanfaatkan untuk kebutuhan pelayanan air bersih bagi kebutuhan Kota Kupang diambil dari sumber mata air yang keluar pada

Berdasarkan hasil perbandingan antara kuantitas mata air Semeru dengan kebutuhan air penduduk yang sangatlah mencukupi untuk kebutuhan air bersih seluruh Desa