MAKALAH MAKALAH
PENDIDIKAN AGAMA PENDIDIKAN AGAMA
Peran dan Kedudukan Wanita dalam Pandangan Islam Peran dan Kedudukan Wanita dalam Pandangan Islam
Dosen Pembimbing : Dosen Pembimbing :
Abbas Muhammad Basalamah, SAg, MAg Abbas Muhammad Basalamah, SAg, MAg
Disusun oleh : Disusun oleh :
Kamila Fadyana Putri Kamila Fadyana Putri( 14313759 )
( 14313759 )
Jurusan : Teknik Sipil
Jurusan : Teknik Sipil
KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberkati saya Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberkati saya dalam menyelesaikan makalah ini, sehingga makalah ini bisa diselesaikannya tepat pada dalam menyelesaikan makalah ini, sehingga makalah ini bisa diselesaikannya tepat pada waktunya. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing, teman-teman, dan waktunya. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing, teman-teman, dan seluruh pihak yang terlibat dalam penyusunan dan penyelesaian makalah ini.
seluruh pihak yang terlibat dalam penyusunan dan penyelesaian makalah ini.
Dalam makalah ini saya membahas dan menjelaskan tentang kedudukan dan kodrat Dalam makalah ini saya membahas dan menjelaskan tentang kedudukan dan kodrat wanita dalam islam, keistimewaan wanita dalam islam serta peran wanita dalam islam baik wanita dalam islam, keistimewaan wanita dalam islam serta peran wanita dalam islam baik dalam lingkungan keluarga maupun masyarakat, yg bertujuan untuk memberikan pengetahuan dalam lingkungan keluarga maupun masyarakat, yg bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada para pembaca tentang peran dan kedudukan wanita dalam islam.
kepada para pembaca tentang peran dan kedudukan wanita dalam islam.
Selaku manusia biasa, saya menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak Selaku manusia biasa, saya menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangan dan kekeliruan yang tidak disengaja. Oleh karena itu saya membutuhkan kritik dan kekurangan dan kekeliruan yang tidak disengaja. Oleh karena itu saya membutuhkan kritik dan saran. saya berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya di bidang saran. saya berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya di bidang pendidikan agama.
pendidikan agama.
Depok, 6 Mei 2014 Depok, 6 Mei 2014
Penulis
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………. i
DAFTAR ISI ……… ii
BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang ……….. 1
II. Rumusan Masalah ………. 2
III. Tujuan Pembahasan ……….. 2
BAB II PEMBAHASAN I. Kedudukan Wanita dalam Islam ……….. 3
II. Keistimewaan Wanita dalam Islam ……….. 4
III. Wanita di Masa Jahiliyah ……….. 7
IV. Kodrat Kedudukan Wanita …….……….. 8
V. Peran Wanita dalam Islam ……… 10
A. Peranan Wanita dalam Keluarga Islami………. 10
B. Peranan Wanita dalam Masyarakat dan Negara………. 14
VI. Analisa ……….. 15
BAB III PENUTUP I. Kesimpulan ………... 17
II. Saran ………. 17
DAFTAR PUSTAKA ………... 19
BAB I
PENDAHULUAN I. Latar Belakang
Peran dan kedudukan perempuan menjadi pembahasan di setiap zaman. Peran dan kedudukan perempuan sangat dipengaruhi oleh pandangan masyarakat terhadap perempuan. Pada fase menghinakan perempuan dianggap seperti hewan bahkan lebih rendah. Perempuan dianggap menjijikkan, hina dan diperjualbelikan di toko, pasar-pasar, dan warung-warung. Perempuan dianggap pelayan laki-laki. Pada fase mendewakan perempuan dipuja-puja, dimuliakan tetapi untuk memuaskan hawa nafsu berahi kaum lelaki. Pada fase menyamaratakan wanita diberi kebebasan seluas-luasnya tanpa terikat pada batasan baik norma adat maupun agama. Wanita harus memiliki hak dan peran yang sama dengan laki-laki dalam segala bidang kehidupan.
Dalam kenyataan perempuan berbeda dengan laki-laki terutama dalam struktur anatominya.
Secara fisik perempuan dan laki-laki berbeda. Secara biologis perempuan dilengkapi dengan alat-alat reproduksi sehingga dapat berperan sebagai ibu mampu mengandung dan melahirkan anak, sedangkan laki-laki tidak memiliki potensi untuk itu.
Dengan perbedaan ini tentunya perempuan dan laki-laki memilki kedudukan dan tugas atau peran yang saling melengkapi. Oleh karena itulah saya mencoba mengupas peran dan kedudukan perempuan dalam pandangan Islam. Karena yang berhak menentukan peran dan kedudukan perempuan adalah sang pencipta perempuan itu sendiri, yang telah mengutus rasul Muhammad dan menurunkan kitab Al-Quran
sebagai petunjuknya bagi manusia supaya ber-Islam ( berserah diri ).
II. Rumusan Masalah
1.
Bagaimana kedudukan wanita dalam islam?2.
Apa saja keistimewaan wanita dalam islam?3.
Bagaimana kedudukan wanita pada masa jahiliyah dan masa sekarang?4.
III. Tujuan Pembahasan
Tujuan dari pembahasan materi ini adalah
untuk memberikan pengetahuan kepada para pembaca tentang kedudukan dan kodrat wanita dalam islam, keistimewaan wanita dalam islam, kedudukan wanita pada masa jahiliyah dan masa sekarang, serta peran wanita baik dalam Islam maupun dalam masyarakat.BAB II PEMBAHASAN
I. Kedudukan Wanita dalam Islam
Sesungguhnya wanita muslimah memiliki kedudukan yang tinggi dalam Islam dan pengaruh yang besar dalam kehidupan setiap muslim. Dia akan menjadi madrasah pertama dalam membangun masyarakat yang shalih, tatkala dia berjalan di atas petunjuk Al-Qur’an dan sunnah Nabi. Karena berpegang dengan keduanya akan menjauhkan setiap muslim dan muslimah dari kesesatan dalam segala
hal.
Kesesatan dan penyimpangan umat tidaklah terjadi melainkan karena jauhnya mereka dari petunjuk Allah dan dari ajaran yang dibawa oleh para nabi dan rasul-Nya. Rasulullah bersabda, “Aku
tinggalkan pada kalian dua perkara, di mana kalian tidak akan tersesat selama berpegang dengan keduanya, yaitu Kitab Allah dan sunnahku.” (Diriwayatkan oleh Imam Malik dalam al-Muwaththa’ kitab Al-Qadar III).
Sungguh telah dijelaskan di dalam Al-Qur’an betapa pentingnya peran wanita, baik sebagai ibu, istri, saudara perempuan, mapun sebagai anak. Demikian pula yang berkenaan dengan hak-hak dan kewajiban-kewajibannya. Adanya hal-hal tersebut juga telah dijelaskan dalam sunnah Rasul.
Peran wanita dikatakan penting karena banyak beban-beban berat yang harus dihadapinya, bahkan beban-beban yang semestinya dipikul oleh pria. Oleh karena itu, menjadi kewajiban bagi kita
untuk berterima kasih kepada ibu, berbakti kepadanya, dan santun dalam bersikap kepadanya. Kedudukan ibu terhadap anak-anaknya lebih didahulukan daripada kedudukan ayah. Ini disebutkan dalam firman Allah :
Begitu pula dalam firman-Nya :
◌
Artinya : “Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada ibu bapaknya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandung dan menyapihnya adalah tiga puluh bulan.” (QS. Al-Ahqaf: 15)
II. Keistimewaan Wanita dalam Islam
Sebagai wanita Allah menciptakan dan memberi segala keistimewaannya, cobalah kita (kaum wanita) mempelajari dari pandangan Islam ini dan jadikan suatu keistimewaan itu sebagai cermin hidup kita. Bagian dari keistimewaan wanita, yang dipandang Islam adalah :
Doa wanita lebih makbul daripada lelaki karena sifat penyayang yang lebih kuat daripada lelaki, ketika ditanya kepada Rasulullah S.A.W. akan hal tersebut, jawab baginda "Ibu lebih penyayang daripada bapak dan doa orang yang penyayang tidak akan sia-sia."
Wanita yang solehah (baik) itu lebih baik daripada 70 orang lelaki yang soleh . Barang siapa yang menggembirakan anak perempuannya, derajatnya seumpama orang yang senantiasa menangis karena takutkan Allah S.W.T. dan orang yang takutkan Allah S.W.T. akan diharamkan api neraka keatas tubuhnya.
Barang siapa yang membawa hadiah (barang makanan dari pasar ke rumah) lalu diberikan kepada keluarganya, maka pahalanya seperti bersedekah. Hendaklah mendahulukan anak perempuan dari pada anak lelaki. Maka barang siapa yang menyukakan anak perempuan seolah-olah dia
memerdekakan keturunan Nabi Ismail A.S.
Wanita yang tinggal bersama anak-anaknya akan tinggal bersama Rasulullah S.A.W. di dalam syurga. Barang siapa mempunyai tiga anak perempuan atau tiga saudara perempuan atau dua anak perempuan atau dua saudara perempuan, lalu dia bersikap ihsan dalam pergaulan dengan mereka dan
mendidik mereka dengan penuh rasa takwa serta bertanggungjawab, maka baginya adalah syurga.
◌ ◌
◌ Syurga itu di bawah telapak kaki ibu. Apabila memanggil akan engkau dua orang ibu bapamu, maka jawablah panggilan ibumu dahulu.
Wanita yang taat berkhidmat kepada suaminya akan tertutup pintu-pintu neraka dan terbuka pintu- pintu syurga. Masuklah dari mana-mana pintu yang dia kehendaki dengan tidak dihisab.
Wanita yang taat akan suaminya, semua ikan-ikan di laut, burung di udara, malaikat di langit, matahari dan bulan, semuanya beristighfar baginya selama dia taat kepada suaminya dan direkannya (serta menjaga sembahyang dan puasanya).
Tiap perempuan yang menolong suaminya dalam urusan agama, maka Allah S.W.T. memasukkan dia ke dalam syurga lebih dahulu daripada suaminya (10,000 tahun).
Apabila seseorang perempuan mengandung janin dalam rahimnya, maka beristighfarlah para malaikat untuknya. Allah S.W.T. mencatatkan baginya setiap hari dengan 1,000 kebaikan dan menghapuskan darinya 1,000 kejahatan.
Apabila seseorang perempuan mulai sakit hendak bersalin, maka Allah S.W.T. mencatatkan baginya pahala orang yang berjihad pada jalan-Nya. Apabila seseorang perempuan melahirkan anak, keluarlah
dia daripada dosa-dosa seperti keadaan ibunya melahirkannya. Apabila telah lahir (anak) lalu disusui, maka bagi ibu itu setiap satu tegukan daripada susunya diberi satu kebajikan.
Apabila semalaman (ibu) tidak tidur dan memelihara anaknya yang sakit, maka Allah S.W.T.
memberinya pahala seperti memerdekakan 70 orang hamba dengan ikhlas untuk membela agama Allah S.W.T.
Seorang wanita solehah adalah lebih baik daripada 70 orang wali . Seorang wanita yang jahat adalah lebih buruk dari pada 1,000 lelaki yang jahat. 2 rakaat solat dari wanita yang hamil adalah lebih baikdaripada 80 rakaat solat wanita yang tidak hamil.
Wanita yang memberi minum susu kepada anaknya daripada badannya (ASI) akan dapat satu pahala dari pada tiap-tiap tetes susu yang diberikannya.
Wanita yang melayani dengan baik suami yang pulang ke rumah didalam keadaan letih akan mendapat pahala jihad. Wanita yang melihat suaminya dengan kasih sayang dan suami yang melihat isterinya dengan kasih sayang akan dipandang Allah dengan penuh rahmat.
Pada intinya, kaum perempuan dipandang sebagai bagian penting demi tegaknya agama. Maka, tidak ada yang lebih diharapkan selain tampilnya sosok perempuan yang shalehah dan sanggup menjaga kodrat maupun martabatnya dalam kehidupan sehari-hari.
Kaidah fikih Islam telah menggariskan beberapa hal yang patut menjadi perhatian serta tuntunan dalam kaitan tersebut. Mulai dari etika pergaulan, berperilaku, berhias diri dan lainnya. Seperti dipaparkan Dr Abdul Qadir Manshur dalam Fiqh al-Mar'ah al Muslimah, setidaknya ada lima hal menjadi penekanan. Satu diantaranya yakni etika berada di luar rumah.
Bagi kaum perempuan, dianjurkan untuk tidak mengenakan pakaian ketat sehingga memperlihatkan lekuk tubuh. Juga hendaknya tidak berpakaian dengan bahan kain tipis yang bisa menampakkan kulit tubuhnya. Rasulullah SAW bersabda, bahwa dengan berpakaian ketat dan tampak kulit tubuhnya, maka sama saja dengan tidak mengenakan pakaian. Yang semacam itu juga dikhawatirkan bisa menimbulkan hal-hal tidak diinginkan.
Begitu juga dengan berperilaku di muka umum. Dalam surat An-Nur (24) ayat 31 disebutkan,
Artinya : ''Katakanlah kepada wanita yang beriman, ''Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang (biasa) nampak daripadanya.''
Misalnya, bila seorang perempuan bersama-sama dengan seorang lelaki yang bukan muhrimnya di tempat sepi. Hal tersebut tentu tidak dibenarkan dan hukumnya haram. Nabi SAW sangat tidak menyukai perbuatan ini. Dalam salah satu hadis, beliau menyebutkan bahwa berduaan dengan lelaki asing
ُ
Selain itu wanita diharapkan dapat menahan pandangannya, menutup seluruh tubuh kecuali wajah dan kedua telapak tangan, tenang dan terhormat dalam gerak gerik, serta serius dan sopan dalam berbicara. Dalam berhias diri pun ada batasan-batasannya. Menurut Ibnu Abidin, selain harus menutup
aurat, maka syarat dibolehkannya seorang perempuan jika keluar rumah yakni tidak mengenakan perhiasan secara berlebihan dan bersolek, karena keadaan seperti itu bisa menyebabkan kaum laki-laki
tertarik. Allah SWT berfirman,
Artinya : “dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.” (QS. Al-Ahzab (33) : 33)
III. Wanita di Masa Jahiliyah
Panjang sudah zaman yang dilalui umat manusia yang berdiam di bumi Allâh Subhânahu wa Ta’âlâ ini. Sekian waktu mereka lalui dalam memakmurkan bumi karena Allâh memang menjadikan manusia sebagai khalifah di bumi-Nya. Dia Yang Maha Tinggi berfirman kepada para malaikat-Nya sebagaimana diabadikan dalam Tanzil-Nya yang mulia:
Artinya : “Ingatlah ketika Rabbmu berkata kepada para malaikat: ‘Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi” (QS Al-Baqarah [2]: 30).
Manusia pun membangun kehidupan dan peradaban mereka, generasi demi generasi, silih berganti. Namun sejarah mencatat sisi gelap perlakuan mereka terhadap makhluk Allâh yang bernama