• Tidak ada hasil yang ditemukan

INFORMATION OVERLOAD PADA PENGGUNA MEDIA SOSIAL (Studi Kualitatif Tentang Information Overload pada Pengguna Media Sosial di Kalangan Mahasiswa S1 Reguler Program Studi Ilmu Komunikasi Angkatan 2012/2013 sampai 2015/2016 Universitas Sebelas Maret).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "INFORMATION OVERLOAD PADA PENGGUNA MEDIA SOSIAL (Studi Kualitatif Tentang Information Overload pada Pengguna Media Sosial di Kalangan Mahasiswa S1 Reguler Program Studi Ilmu Komunikasi Angkatan 2012/2013 sampai 2015/2016 Universitas Sebelas Maret)."

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bermaksud untuk menguraikan secara mendalam tentang Perilaku Komunikasi Pengguna Media Sosial Tinder Dalam Menjalin Relasi Di Kalangan Mahasiswa

selalu menciptakan aplikasi-aplikasi canggih, populernya Facebook dan Twitter sudah menjadi hal yang biasa di kalangan mahasiwa Unikom, ini terlihat dengan banyaknya

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada mahasiswa Unesa pengguna twitter, mahasiswa Unesa melakukan pertunjukan peran dengan menampilkan kesan tertentu yang

Sementara itu, Errol Jonathans, CEO dan Direktur Utama Radio SS dalam perbincangan dengan peneliti 17 Mei 2017, menurut pengalamannya selama ini sebagai

Apa yang dilakukan oleh mahasiswa tersebut dalam rangka upayanya untuk menjadi eksis di instagram tentunya adalah suatu realitas semu dalam media sosial yang dalam

Pilihan atas kontruksi diri atau identitas tersebut juga didasari dengan apakah mereka akan tetap menjadi diri yang lemah atau diri yang tidak bisa mencapai keotentisitasnya seperti

Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan

Kesan pertama yang diterima para informan saat melihat, mendengar, atau mengetahui adanya perilaku doxing di media sosial Twitter adalah merasa takut karena doxing merupakan kejahatan