PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan, dimana sekitar 75% dari
wilayahnya merupakan lautan. Panjang garis pantai Indonesia kurang lebih
81.000 km atau sekitar 14% dari panjang garis pantai dunia. Keadaan geografis
demikian, menyebabkan adanya aktivitas yang berada di garis pantai. Aktivitas ini
dapat berupa adanya transportasi perairan dan pembangunan tempat tinggal.
Pembangunan sarana dan prasarana di garis pantai masih sangat tergantung
dari bahan kayu. Pemilihan kayu masih terbatas pada jenis kayu yang sudah
dikenal seperti jati (Tectona grandis), merbau (Intsia bijuga), kolaka
(Parinari corymbosa), ulin (Eusideroxylon swageri), laban (Vitex pubescens),
bakau (Rhizophora spp.), dan lain-lain. Kayu merupakan bahan alami yang di
dalamnya terdapat selulosa, hemiselulosa, lignin, zat ekstraktif, dan mineral
lainnya. Sebagai bahan alami, penggunaan kayu di sekitar garis pantai tidak
terluput dari serangan organisme penggerek kayu di laut atau yang sering disebut
sebagai marine borers. Menurut Muslich (1988), bor laut (marine borer)
merupakan invertebrata yang mengebor kayu dan benda-benda keras lain di laut
dan perairan payau yang menjadi habitat tempatnya menempel dan mencari
makan.
Ketersediaan kayu yang semakin menipis menjadi suatu masalah dalam
pembangunan. Menurut Iswanto (2005), beberapa alternatif telah dikembangkan
dalam rangka mengatasi hal tersebut, yaitu memanfaatkan perkembangan
teknologi untuk menciptakan produk-produk turunan dari kayu, seperti papan
partikel, papan semen, papan serat, comply, dan lain-lain.
Fiber plastic composite merupakan salah satu produk turunan dari kayu,
yang terdiri dari serat bahan berlignoselulosa sebagai filler dan plastik sebagai
perekat. Kardus merupakan bahan dasar kemasan yang memiliki daur hidup yang
sangat singkat. Bahan dasar utama kertas kardus berasal dari limbah industri
pemotongan kayu. Sedangkan limbah plastik merupakan bahan yang tidak dapat
terdekomposisi oleh mikroorganisme pengurai sehingga penumpukannya
dikhawatirkan akan menimbulkan masalah lingkungan. Jika kedua potensi limbah
ini digabungkan, maka diharapkan akan tercipta suatu produk papan komposit
baru sebagai pengganti alternatif bahan baku kayu.
Sejauh ini papan komposit masih terbatas kepada penggunaan interior,
karena sifatnya yang tidak tahan terhadap air dan suhu yang tinggi. Untuk itu,
penelitian ini dilakukan untuk menguji ketahanan FPC jika digunakan di eksterior
(di daerah sekitar pantai).
Papan pada penelitian ini adalah papan fiber plastic composite yang berasal
dari serat kardus dan plastik recycle polipropilene. Ada dua jenis plastik recycle
yang digunakan, yaitu PP Bening (plastik polypropilene yang mengalami recycle
satu kali) dan PP Buram (plastik polypropilene yang mengalami recycle lebih dari
sekali). Komposisi perekat dan filler dalam penelitian tersebut adalah 50 : 50, 60 :
40 dan 70 : 30. Komposisi papan berpengaruh jika diujikan terhadap organisme
penggerek di laut (marine borer).
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur sifat fisis Fiber plastic
composite, mengukur penurunan berat dan intensitas serangan organisme
penggerek di laut terhadap fiber plastic composite, serta mengetahui jenis-jenis
penggerek di laut yang menyerangnya.
Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Tersedianya data keawetan fiber plastic composite yang terbuat dari serat
kardus dan perekat polipropylene daur ulang terhadap serangan organisme
penggerek di laut (marine borer).
2. Tersedianya data jenis-jenis organisme penggerek di laut yang menyerang fiber
plastic composite yang terbuat dari serat kardus dan perekat polipropylene daur
ulang, terkhususnya yang terdapat di Pelabuhan Belawan.
3. Sebagai informasi bagi pihak-pihak yang membutuhkan atau bagi para
pengguna fiber plastic composite yang terbuat dari serat kardus dan perekat
polipropylene daur ulang yang akan dipakai untuk pembuatan dok kapal atau
bangunan di sekitar laut.
Hipotesis Penelitian
Perbandingan jumlah plastik polipropylene dengan serat kardus dan
perbedaan jenis polipropylene daur ulang (buram dan bening) serta interaksi
keduanya akan mempengaruhi sifat fisis, persentase penurunan berat serta
intensitas serangan marine borer terhadap papan fiber plastic composite.