• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rancang Bangun Alat Penggiling Tulang Sapi Kering

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Rancang Bangun Alat Penggiling Tulang Sapi Kering"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA

Tulang

Tulang merupakan jaringan penyokong utama tubuh yang struktur

pembentuknya terdiri dari unsur organik dan anorganik. Unsur organik terdiri dari

protein, mukopolisakarida (rantai protein dengan polisakarida berulang), dan

kondroitin sulfat, sedangkan unsur anorganik dalam tulang didominasi oleh ion

kalsium dan fosfor. Selain kalsium dan fosfor, di dalam tulang juga terkandung

ion magnesium, karbonat, hidroksil, klorida, fluorida, dan sitrat dalam jumlah

yang lebih sedikit. Sebanyak 65% berat tulang kering terbentuk dari garam-garam

anorganik, sedangkan 35% lainnya terbentuk dari substansi dasar organik dan

serat kolagen (Singh, 1991).

Tulang terdiri dari 69% kalsium fosfat, 21% kolagen, 9% air, dan 1%

penyusun lainnya. Tulang memiliki sifat komposit yang terdiri dari keramik dan

polimer (kolagen), dengan hirarki kompleks yang tidak mungkin untuk ditiru dan

memberikan sifat mekanik yang unggul. Ada banyak penelitian yang dilakukan

terhadap bahan komposit pengganti tulang, terutama hidroksapatit dan polimer.

Hidroksapatit memiliki sifat yang sangat baik seperti bioaktivitas,

biokompabilitas, tidak beracun, dan osteokonduktivitas, namun memiliki

kekerasan yang rendah (Yildirim, 2004).

Secara umum tulang yang dimiliki ternak memiliki kemiripan dengan

tulang yang dimiliki manusia. Tulang atau yang lazim disebut kerangka pada

(2)

tidak mampu berdiri secara tegak. Tulang pada ternak mulai terbentuk sejak

ternak masih berada dalam kandungan induknya dan berlangsung terus sampai

dekade kedua dalam susunan yang teratur (Said, 2014).

Limbah Tulang

Produksi limbah yang besar, apabila tidak dimanfaatkan secara maksimal,

dikhawatirkan berdampak bagi masyarakat dan lingkungan sekitar RPH.

Berdasarkan hal tersebut, maka dapat dikatakan bahwa limbah tulang sapi

memiliki potensi yang sangat besar untuk dapat dimanfaatkan dan ditingkatkan

nilai ekonominya sebagai penyedia senyawa protein kolagen yang bersifat halal

dalam bentuk produk suplemen makanan. Tulang merupakan salah satu by

product ternak yang memungkinkan untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku

pupuk organik. Pupuk dalam fungsinya sebagai bahan penyedia zat hara bagi

tanaman secara garis besar dibedakan dalam dua golongan besar, yakni pupuk

alam atau pupuk organik maupun pupuk buatan atau anorganik atau yang lebih

lazim dikenal dengan istilah pupuk kimia (Said, 2014).

Upaya untuk meningkatkan nilai manfaat limbah tulang dan mendapatkan

tepung tulang yang berkualitas adalah melalui proses pengolahan secara kimiawi

melalui tahap dekolagenasi dengan menggunakan alkali (larutan yang bersifat

basa kuat), yang bertujuan untuk melepaskan komponen mineral yang terikat pada

kolagen tulang ayam sehingga menghasilkan kandungan mineral yang tinggi.

Salah satu jenis alkali yang dapat digunakan untuk dekolagenasi adalah kalium

hidroksida (KOH). KOH merupakan basa kuat yang sangat larut dalam air karena

(3)

Tepung Tulang

Kekurangan kalsium dan fosfor sangat berpengaruh bagi kegiatan

metabolisme dan mampu menimbulkan dampak buruk karena kedua unsur

tersebut bersifat esensial. Pakan ternak biasa tidak dapat memenuhi kebutuhan

tubuh akan kalsium dan fosfor, sehingga ternak perlu diberikan tambahan

suplemen atau pakan tambahan yang merupakan sumber kalsium dan fosfor.

Pakan tambahan yang dapat dijadikan sumber kalsium dan fosfor salah satunya

adalah tepung tulang (Rasidi, 1999).

Proses pembuatan tepung tulang yaitu pengumpulan tulang-tulang,

kemudian membersihkan dan mencucinya dari sisa-sisa daging yang melekat.

Pemotongan tulang-tulang menjadi ukuran 3 cm tujuannya memperluas

permukaan tulang dan mempermudah dalam proses berikutnya. Tulang-tulang

direbus pada temperatur 100°C selama 15 menit dengan maksud untuk

mengeluarkan kaldu dan lemak yang masih ada di dalam tulang. Proses

selanjutnya yaitu perendaman dengan menggunakan HCl 0,8% selama enam jam

yang bertujuan untuk memperlunak tulang. Selanjutnya tulang dikeringkan

melalui pengeringan oven dengan suhu 105°C selama 5 jam. Setelah pengeringan,

tulang digiling dengan menggunakan mesin penggiling dan dilanjutkan dengan

diblender untuk memperoleh hasil tepung tulang dengan ukuran yang lebih halus

(Capah, 2006).

Tepung tulang merupakan salah satu bahan baku pembuatan pakan ternak

yang terbuat dari tulang hewan. Tulang yang akan dijadikan tepung haruslah

(4)

hewan berkaki empat seperti tulang sapi, kerbau, babi, domba, kambing, dan

kuda. Tepung tulang dijadikan sebagai salah satu bahan dasar pembuatan pakan

karena mengandung mineral makro yakni kalsium dan fosfor serta mineral mikro

lainnya. Kalsium dan fosfor sangat diperlukan oleh hewan karena memiliki

peranan dalam pembentukan tulang dan kegiatan metabolisme tubuh. Fungsi

mineral bagi hewan ternak antara lain menjaga keseimbangan asam basa dalam

cairan tubuh, sebagai khelat, sebagai zat pembentuk kerangka tubuh, sebagai

bagian aktif dalam struktur protein, sebagai bagian dari asam amino, sebagai

bagian penting dalam tekanan osmotik sel pendukung aktivitas enzim, dan

membantu mekanisme transportasi dalam tubuh (Murtidjo, 2001).

Karakteristik Tepung Tulang

Tepung tulang yang baik memiliki ciri-ciri tidak berbau, kadar air

maksimal 5%, berwarna keputih-putihan, tingkat kehalusan 80 saringan, bebas

bakteri serta penyakit, dan kadar tepungnya mencapai 94%. Kandungan kalsium

yang terdapat pada tepung tulang di pasaran umumnya adalah 19-26% dan fosfor

8-12%. Kalsium dan fosfor merupakan unsur yang diperlukan tubuh dalam jumlah

yang sedikit. Walau tubuh hanya memerlukan sedikit kalsium dan fosfor, namun

pada kenyataanya mahluk hidup tidak mampu memenuhi kedua unsur tersebut

(5)

Tabel 1. SNI tepung tulang

Sumber: Standar Nasional Indonesia (1992)

Pengeringan

Proses perpindahan panas terjadi karena suhu bahan lebih rendah dari pada

suhu udara yang dialirkan di sekelilingnya. Panas yang diberikan ini akan

menaikkan suhu bahan yang menyebabkan tekanan uap air di dalam bahan lebih

tinggi dari pada tekanan uap air di udara sehingga terjadi perpindahan uap air dari

bahan ke udara yang merupakan perpindahan massa. Sebelum proses pengeringan

berlangsung, tekanan uap air di dalam bahan berada dalam keseimbangan dengan

tekanan uap air di udara sekitarnya (Taib, dkk, 1988).

Pengeringan merupakan metode pengawetan dengan cara pengurangan

kadar air dari bahan pangan sehingga daya simpan menjadi lebih panjang.

Perpanjangan daya simpan terjadi karena aktivitas mikroorganisme dan enzim

menurun sebagai akibat dari air yang dibutuhkan untuk aktivitasnya tidak cukup.

Pemilihan jenis alat pengering ditentukan oleh bentuk bahan, sifat bahan, sifat

produk, dan harga produk. Pemilihan jenis pengeringan yang sesuai untuk suatu

produk pangan ditentukan oleh kualitas produk akhir yang diinginkan, sifat bahan

pangan yang dikeringkan, dan biaya produksi atau pertimbangan ekonomi

(6)

Pengeringan sinar matahari dilakukan dengan menggunakan bahan-bahan

yang disediakan alam seperti angin dan sinar matahari. Pengeringan dengan sinar

matahari memang bisa efektif, karena suhu yang dicapai sekitar 35oC sampai

45oC. Penggunaan sinar matahari kadang-kadang kurang menguntungkan karena

kondisi cuaca yang bisa berubah-ubah. Selain itu, suhu pengeringan dan

kelembaban tidak dapat dikontrol, hanya berlangsung bila ada sinar matahari dan

pengeringan tidak konstan. Pengeringan yang tidak terkontrol menyebabkan case

hardening, disebabkan lebih cepatnya penguapan air dari permukaan daripada

difusi dalam makanan, sehingga terjadi suatu lapisan permukaan yang keras dan

menghalangi penguapan selanjutnya. Pengeringan buatan atau mekanis dapat

menggunakan udara dipanaskan. Alat pengering ini berupa suatu ruang atau

kabinet dengan udara panas yang ditiupkan di dalamnya. Udara yang dipanaskan

tersebut dialirkan ke bahan yang akan dikeringkan dengan menggunakan alat

penghembus fan (Effendi, 2012).

Pada saat pengeringan dimulai, uap panas yang dialirkan meliputi

permukaan bahan akan menaikkan tekanan uap air, terutama pada daerah

permukaan, sejalan dengan kenaikan suhunya. Pada saat proses ini terjadi,

perpindahan massa dari bahan ke udara dalam bentuk uap air berlangsung atau

terjadi pengeringan pada permukaan bahan. Setelah itu tekanan uap air pada

permukaan bahan akan menurun. Setelah kenaikan suhu terjadi pada seluruh

bagian bahan, maka terjadi pergerakan air secara difusi dari bahan ke

permukaannya dan seterusnya proses penguapan pada permukaan bahan diulang

lagi. Akhirnya setelah air bahan berkurang, tekanan uap air bahan akan menurun

(7)

Penggilingan

Penggilingan bertujuan untuk menggerus atau menghancurkan bahan hasil

pertanian supaya ukurannya menjadi lebih kecil dibanding ukuran semula,

sehingga memudahkan penggunaan dan pengolahan sesuai dengan yang

diinginkan. Selain itu, penggilingan juga bertujuan menghaluskan dan

mengecilkan bentuk hasil yang berguna untuk memperbaiki daya cerna, kelezatan,

daya campur, daya simpan, dan dapat menghilangkan benda asing yang terdapat

dalam bahan, serta kemungkinan bahan yang terbuang menjadi lebih kecil.

Pengecilan ukuran secara tradisional dilakukan dengan cara menumbuk bahan

yang diletakkan dalam lumpang menggunakan lesung yang terbuat dari batu

maupun kayu. Penggilingan secara mekanis dilakukan dengan menggunakan alat

maupun mesin yang digerakkan oleh motor bakar, motor listrik, maupun tenaga

manusia (Pratomo dan Irwanto, 1983).

Grinder adalah mesin giling yang digunakan untuk menggiling atau

menghaluskan bahan dari partikel yang besar menjadi partikel yang lebih kecil

yang biasanya digunakan dalam kegiatan processing selanjutnya. Manfaat

penggilingan adalah untuk menghaluskan bahan baku biji-bijian dan bahan baku

lainnya, mempermudah penanganan bahan-bahan baku pangan, mengefisienkan

proses pelleting, dan meningkatkan daya cerna pakan sehingga diharapkan

performa ternak akan lebih baik. Jenis-jenis mesin giling yang ada sampai saat ini

untuk memperkecil bentuk dan ukuran bahan baku pakan ternak adalah hammer

(8)

a. Hammer Mill

Hammer mill merupakan salah satu alat penghancur biji-bijian dan hijauan

pakan. Pemakaian hammer mill biasa pada peternakan komersial maupun

peternakan tradisional. Dinamakan hammer mill karena mempunyai alat

utama untuk menggiling berupa palu (hammer). Prinsip kerja mesin tersebut

adalah bahan dipukul memakai palu, kemudian disaring sesuai ukuran yang

dikehendaki.

Gambar 1. Hammer mill (Xuan, et.al, 2012)

Hammer mill terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut.

1. Hopper, yaitu tempat pemasukan bahan ke dalam ruang penggilingan.

2. Dust collector (pengumpul debu), berfungsi untuk mengeluarkan

debu/butiran-butiran yang sangat halus.

3. Palu, berfungsi untuk memecahkan bahan makanan menjadi ukuran yang

lebih kecil.

4. Magnet, berfungsi untuk memisahkan bahan makanan dari logam

(9)

5. Die (lubang saringan), berfungsi untuk mengeluarkan partikal bahan

pakan.

6. Exhaust fan (kipas pembuangan), berfungsi untuk menurunkan suhu

produk.

7. Lubang pengeluaran, berfungsi untuk mengeluarkan bahan pakan.

8. Slope, berfungsi untuk mengatur kecepatan masuknya bahan pakan.

b. Burr Mill

Sebutan lain untuk burr mill adalah attration mill (mesin dengan alat

penggerus), plate mill (mesin dengan kerja lempengan), atau disc mill (mesin

dengan kerja piringan). Komponen utama mesin giling tersebut terdiri atas

hopper (tempat pemasukan bahan), plate atau disc (pelat atau lempengan

untuk mengecilkan ukuran partikel bahan), dan tempat pengeluaran produk.

Cara kerja burr mill yaitu bahan masuk melalui loading (hopper). Kedua

pelat berputar dan saling bergesekan sehingga memecah bahan. Bahan

kemudian keluar melalui tempat pengeluaran. Proses kerja yang terjadi

selama burr mill bekerja terdiri atas cutting, crushing, dan shearing.

(10)

c. Roller Mill

Roller mill digunakan dalam pengolahan pakan untuk crimping atau

menghancurkan biji-bijian. Roller mill ganda terdiri atas dua gulungan

berputar dalam arah yang berlawanan dengan kecepatan yang sama. Roll

biasanya bergelombang atau bergerigi. Sebelum bahan dimasukkan ke dalam

hopper, mesin harus dihidupkan terlebih dahulu. Bahan akan digiling hingga

halus dengan gerak gesek dua rol. Setelah menjadi halus, bahan keluar

melalui tempat pengeluaran. Selama bekerja, roller mill melangsungkan

proses grinding, reducing, rolling, crushing, cracking, crimping, crumbling,

flacking, steaming, shearing, dan cutting.

Gambar 3. Roller mill (Heimann, 1999)

d. Combination Mill

Combination mill mengkombinasikan kerja beberapa mesin giling.

Contohnya kombinasi crusher mill – hammer mill, crusher mill – burr mill,

crusher mill – roller mill, dan hammer mill – roller mill

(11)

Elemen Mesin

Motor Bakar

Motor bensin bekerja dengan gerakan torak bolak balik (bergerak naik

turun pada motor tegak). Motor bensin bekerja menurut prinsip empat langkah

dan dua langkah. Daya motor dapat dipertinggi dengan memperbesar volume

langkahnya. Kemungkinan untuk mempertinggi daya spesifik adalah

mempertinggi tekanan efektif rata-rata dan mempertinggi frekuensi putar.

Beberapa metode untuk memperbaiki kedua faktor tadi adalah dengan

memperbaiki pengisian silinder, mempertinggi perbandingan pemampatan,

pengubahan pelayanan katup dan waktu, dan mengoptimumkan bagian-bagian

yang bergerak dan berputar (Arends dan Berenschot, 1980).

Puli

Puli (pulley) sabuk dibuat dari besi cor atau dari baja. Puli kayu tidak

banyak lagi dijumpai. Untuk konstruksi ringan diterapkan puli dari paduan

aluminium. Pada sabuk terbuka, puli sabuk yang digerakkan harus cembung.

Sabuk selalu mencari titik tertinggi pada puli, sehingga ketidaktelitian kecil yang

mungkin ada ketika memasang, dapat diatasi secara dini dengan membuat puli

yang digerakkan sedikit cembung. Roda transmisi beralur untuk sabuk V dibuat

dari besi tuang, baja tuang, atau baja cetak (Stolk dan Kros, 1981).

Puli ada dua macam, yaitu puli tetap (fixed pulley) dan puli bergerak

(moveable pulley). Puli tetap terdiri dari sebuah cakra dan sebuah tali yang

(12)

beban. Puli bergerak terdiri dari cakra dan poros yang bebas. Tali dilingkarkan

dalam alur di bagian bawah. Salah satu ujung tali diikatkan tetap dan ujung

lainnya ditahan atau ditarik pada waktu pengangkatan, beban digantungkan pada

kait (hook) yang tergantung pada poros (Zainuri, 2006).

Untuk menghitung kecepatan atau ukuran roda transmisi, putaran

transmisi penggerak dikalikan diameternya adalah sama dengan putaran roda

transmisi yang digerakkan dikalikan dengan diameternya.

SD (penggerak) = SD (yang digerakkan) ……….. ... (1)

dimana S = kecepatan putar puli (RPM)

D = diameter puli (mm)

(Smith dan Wilkes, 1990).

Sabuk V

Sabuk bentuk trapesium atau V dinamakan demikian karena sisi sabuk

dibuat serong, supaya cocok dengan alur roda transmisi yang berbentuk V. Kontak

gesekan yang terjadi antara sisi sabuk V dengan dinding alur menyebabkan

berkurangnya kemungkinan selipnya sabuk penggerak dengan tegangan yang

lebih kecil dari pada sabuk yang pipih. Dalam kerjanya, sabuk V mengalami

pembengkokan ketika melingkar melalui roda transmisi. Bagian sebelah luar akan

mengalami tegangan, sedangkan bagian dalam akan mengalami tekanan. Susunan

(13)

1. bagian elastis yang tahan tegangan dan bagian yang tahan kompresi

2. bagian yang membawa beban yang dibuat dari bahan tenunan dengan daya

rentangan yang rendah dan tahan minyak sebagai pembalut

(Smith dan Wilkes, 1990).

Transmisi sabuk V hanya dapat menghubungkan poros-poros yang sejajar

dengan arah putaran yang sama. Dibandingkan dengan transmisi roda gigi atau

rantai, sabuk V bekerja lebih halus dan tak bersuara. Untuk mempertinggi daya

yang ditransmisikan, dapat dipakai beberapa sabuk V yang dipasang

sebelah-menyebelah (Sularso dan Suga, 2004).

Ayakan (Mesh)

Mesh adalah jumlah lubang yang terdapat dalam satu inci persegi (square

inch), sementara jika dinyatakan dalam mm maka angka yang ditunjukkan

merupakan besar material yang diayak. Proses pengayakan pada pembuatan

tepung sangat penting, karena menentukan ukuran partikel tepung yang

dihasilkan. Pengayakan merupakan suatu metode pemisahan berbagai campuran

partikel padat sehingga didapat ukuran partikel yang seragam serta terbebas dari

kontaminan yang memiliki ukuran yang berbeda dengan menggunakan alat

pengayakan (Ailani, 2014).

Poros

Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari setiap mesin.

Hampir semua mesin meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran utama

(14)

di dalam merencanakan sebuah poros adalah kekuatan poros, kekakuan poros,

putaran kritis, dan korosi. Secara umum, untuk poros dengan diameter 3-3,5 inci,

digunakan bahan yang dibuat dengan pengerjaan dingin, yaitu baja karbon. Dan

bila yang dibutuhkan untuk mampu menahan beban kejut, kekerasan, dan

tegangan yang besar, maka dipakai bahan baja paduan yang biasa dikenal sebagai

bahan komersial (Achmad, 2006).

Bantalan

Bantalan dalam usaha diperlukan untuk menahan berbagai suku pemindah

daya tetap di tempatnya. Bantalan yang tepat digunakan ditentukan oleh besarnya

keausan kecepatan putar poros, beban yang harus didukung, dan besarnya daya

dorong akhir. Bantalan dibedakan dalam dua golongan yaitu bantalan luncur dan

bantalan gulung (Smith dan Wilkes, 1990).

Tempat sebuah poros ditumpu, dinamakan tap poros atau leher poros,

elemen yang menumpu dinamakan bantalan. Bantalan ini dapat dipasang di dalam

mesin di mana poros termasuk atau dalam suatu elemen terpisah yang

difondasikan yang dinamakan blok bantalan, blok atau dengan singkat bantalan.

Dalam bantalan umumnya bekerja gaya-reaksi. Apabila gaya-reaksi ini jauh lebih

banyak mengarah tegak lurus pada garis sumbu poros, bantalan dinamakan

bantalan radial. Kalau gaya reaksi itu jauh lebih banyak mengarah sepanjang garis

(15)

Analisis Ekonomi

Analisis ekonomi digunakan untuk menentukan besarnya biaya yang harus

dikeluarkan saat produksi menggunakan alat ini. Dengan analisis ekonomi dapat

diketahui seberapa besar biaya produksi sehingga keuntungan alat dapat

diperhitungkan. Untuk menilai kelayakan finansial, diperlukan semua data yang

menyangkut aspek biaya dan penerimaan usaha tani (Soeharno, 2007).

Biaya Pemakaian Alat

Pengukuran biaya pemakaian alat dilakukan dengan cara menjumlahkan

biaya yang dikeluarkan yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap (biaya pokok).

BP = [BT

x + BTT]C ...(2)

dimana

BP = biaya pokok (Rp/satuan produksi)

BT = total biaya tetap (Rp/tahun)

BTT = total biaya tidak tetap (Rp/jam)

x = total jam kerja per tahun (jam/tahun)

C = kapasitas alat (jam/satuan produksi)

1. Biaya Tetap

Biaya tetap terdiri dari:

1. Biaya penyusutan (metode garis lurus)

Dt = (P – S) (A/F, i%, N) (F/P, i%, t–1) ...(3)

dimana

(16)

P = nilai awal alsin (harga beli/pembuatan) (Rp)

S = nilai akhir alsin (10% dari P) (Rp)

N = perkiraan umur ekonomis (tahun)

t = tahun ke-t

i = tingkat bunga modal (% tahun)

2. Biaya bunga modal dan asuransi, perhitungannya digabungkan besarnya

I = i(P)(n+1)

2n ... (4)

dimana

i = total persentase bunga modal dan asuransi (%).

3. Di negara kita belum ada ketentuan besar pajak secara khusus untuk

mesin-mesin dan peralatan pertanian, bahwa beberapa literatur

menganjurkan bahwa biaya pajak alsin pertanian diperkirakan sebesar

2% per tahun dari nilai awalnya.

4. Biaya gudang atau gedung diperkirakan berkisar antara 0,5-1%, rata-rata

diperhitungkan 1% nilai awal (P) per tahun.

2. Biaya Tidak Tetap

Biaya tidak tetap terdiri dari:

1. Biaya perbaikan untuk motor listrik sebagai sumber tenaga penggerak.

Biaya perbaikan ini dapat dihitung dengan persamaan

Biaya reparasi = 1,2%(P-S)

(17)

2. Biaya karyawan/operator yaitu biaya untuk gaji operator. Biaya ini

tergantung kepada kondisi lokal, dapat diperkirakan dari gaji bulanan

atau gaji per tahun dibagi dengan total jam kerjanya

(Giatman, 2006).

Break Even Point

Break even point (analisis titik impas) umumnya berhubungan dengan

proses penentuan tingkat produksi untuk menjamin agar kegiatan usaha yang

dilakukan dapat membiayai sendiri (self financing) dan selanjutnya dapat

berkembang sendiri (self growing). Dalam analisis ini, keuntungan awal dianggap

sama dengan nol (Waldiyono, 2008).

Break even point merupakan suatu gambaran kondisi penjualan produk

yang harus dicapai untuk melampaui titik impas. Proyek dikatakan impas bila

jumlah hasil penjualan produknya pada periode tertentu sama dengan jumlah

biaya yang ditanggung sehingga proyek tersebut tidak mengalami kerugian dan

mengalami keuntungan.

BEP = F

(P-V) ... (6)

dimana

F = biaya tetap per tahun (Rp)

P = harga jual (Rp)

V = biaya tidak tetap per unit produksi (Rp/unit)

(18)

Net Present Value

Net present value (NPV) adalah selisih antara present value dari investasi

nilai sekarang dari penerimaan kas bersih di masa yang akan datang. Identifikasi

masalah kelayakan finansial dianalisis dengan menggunakan metode analisis

finansial dengan kriteria investasi. NPV adalah kriteria yang digunakan untuk

mengukur suatu alat layak atau tidak untuk diusahakan. Secara singkat dapat

dirumuskan

CIF – COF ≥ 0 ...(7)

dimana

CIF = cash in flow (Rp)

COF = cash out flow (Rp).

Kriteria NPV yaitu

- NPV > 0, berarti usaha yang telah dilaksanakan menguntungkan

- NPV < 0, berarti sampai dengan t tahun investasi usaha tidak menguntungkan

- NPV = 0, berarti tambahan manfaat sama dengan tambahan biaya yang

dikeluarkan

(Giatman, 2006).

Internal Rate of Return

Internal rate of return atau tingkat pengembalian internal merupakan

parameter yang dipakai apakah suatu usaha tani mempunyai kelayakan usaha atau

tidak. Kriteria layak atau tidak layak bagi usaha tani bila IRR lebih besar dari

tingkat bunga yang berlaku saat usaha tani itu diusahakan dengan meminjam uang

(19)

Internal rate of return adalah suatu tingkatan discount rate, pada discount

rate dimana diperolah B/C ratio = 1 atau NPV = 0. Harga IRR dapat dihitung

dengan menggunakan rumus

IRR = i1 –

NPV1

(NPV2-NPV1) (i1 – i2) ... (8)

dimana

i1 = suku bunga bank paling atraktif

i2 = suku bunga coba-coba

NPV1 = NPV awal pada i1

NPV2 = NPV pada i2

(Kastaman, 2006).

Kapasitas Kerja Alat dan Mesin Pertanian

Kapasitas kerja suatu alat atau mesin didefenisikan sebagai kemampuan

alat dan mesin dalam menghasilkan suatu produk per satuan waktu (jam). Dari

satuan kapasitas kerja dapat dikonversikan menjadi satuan produk per kW per

jam, bila alat/mesin itu menggunakan daya penggerak motor. Jadi satuan kapasitas

kerja menjadi ha.jam/kW, kg.jam/kW, lt.jam/kW. Persamaan matematisnya dapat

ditulis sebagai berikut

Kapasitas alat = produk yang dihasilkan

waktu ... (9)

(Daywin, dkk, 2008).

Rendemen merupakan presentase perbandingan antara berat bagian bahan

yang dimanfaatkan dengan berat total bahan. Nilai rendemen ini berguna untuk

(20)

suatu produk atau bahan semakin tinggi, maka akan lebih banyak yang bisa

digunakan. Rumus yang digunakan untuk menghitung rendemen tepung tulang

ikan yaitu

Rendemen = berat bahan terolah

berat awal bahan × 100% ...(10)

Dengan demikian, berat bahan tidak terolah dapat dihitung dengan mengurangi

berat awal bahan dengan dengan berat bahan terolah. Persentase bahan tidak

terolah dihitung dengan rumus

Bahan tidak terolah = berat bahan tidak terolah

berat awal bahan × 100% ...(11)

(AOAC, 2005).

Kadar Air Bahan

Kadar air bahan menunjukkan banyaknya kandungan air yang terdapat per

satuan bobot bahan. Adapun prosedur perhitungan kadar air adalah sebagai

berikut. Bahan ditimbang sebanyak 5 gram di dalam aluminium foil yang telah

diketahui berat kosongnya. Dikeringkan dalam oven dengan suhu 105oC selama 4

jam. Kemudian dinginkan dalam desikator selama 15 menit, lalu ditimbang.

Kemudian dimasukkan kembali ke dalam oven selama 30 menit dan dimasukkan

ke dalam desikator selama 15 menit, lalu ditimbang. Perlakuan ini diulang sampai

diperoleh berat konstan. Kadar air kemudian dihitung menggunakan rumus

Kadar air = berat awal-berat akhir

berat awal × 100% ...(12)

(21)

Sieve Shaker

Sieve shaker adalah sebuah ayakan terbuat dari kawat, plastik, benang,

logam, atau pelat logam berlubang. Logam yang biasa digunakan adalah baja dan

baja tahan karat. Ukuran ayakan dinyatakan dengan mesh, yaitu banyaknya lubang

dalam setiap inci persegi. Kisaran ukuran mesh standar adalah mulai dari 4 mesh

sampai dengan 400 mesh. Pemisahan ukuran dalam kisaran 4 mesh dan 48 mesh

disebut ayakan halus (fine screening), sedangkan yang lebih kecil lagi disebut

ultrafine. Perhitungan persentase produk yang lolos saringan dilakukan dengan

rumus

Produk lolos saringan = jumlah produk lolos saringan

jumlah produk yang diayak × 100% ...(13)

Saringan yang digunakan pada alat sieve shaker umumnya memiliki nilai

mesh 100 sampai 200. Saringan bertingkat dengan nilai mesh sama akan

memperbaiki kualitas dan keseragaman hasil, sedangkan saringan bertingkat

dengan nilai mesh berbeda akan menghasilkan beberapa produk dengan

keseragaman berbeda. Sieve shaker biasanya digunakan pada bidang farmasi

Gambar

Gambar 1. Hammer mill (Xuan, et.al, 2012)
Gambar 2. Burr mill (Sule and Odugbose, 2014)
Gambar 3. Roller mill (Heimann, 1999)

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Pada penelitian ini, peneliti melakukan pemodelan retakan akibat ledakan dengan menggunakan validasi data dari lintas bidang keilmuan untuk dimanfaatkan tidak hanya

Dengan adanya program BPJS Ketenagakerjaan Bukan Penerima Upah ini, otomatis pekerja sektor informal mendapatkan perlindungan dan jaminan sosial ketika mengalami kecelakaan

[r]

Hasil akhir dari penelitian ini, akan menganilis tingkat kesiapan pemerintah daerah Kabupaten Gunungkidul dengan menggunakan skala 4 titik yang dikeluarkan oleh Centre for

Hal itu kemudian dikuatkan oleh keterangan saksi ahli yang menunjukkan bahwa terdakwa tidak dapat dinyatakan bersalah dari sisi materi pencemaran lingkungan air sungai

Judul Penelitian : Identifikasi Jenis Tanaman Obat yang Digunakan Sebagai Bahan Pembuatan Minyak

Serangan dengan tangan yang dinilai adalah serangan yang masuk pada sasaran; menggunakan teknik serangan dengan tangan (dalam bentuk apapun); bertenaga dan mantap, tanpa