• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prosedur Pemberian Izin Usaha Industri Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 10 Tahun 2002 Oleh Pemerintah Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Prosedur Pemberian Izin Usaha Industri Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 10 Tahun 2002 Oleh Pemerintah Kota Medan"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

PERANAN PEMERINTAH DAERAH DALAM UPAYA PEMBANGUNAN DAERAH

A. Pelimpahan Kewenangan Dari Pemerintah Pusat ke Pemerintah Daerah

Pada dasarnya, kewenangan merupakan pemberian kekuasaan yang

diberikan oleh rakyat kepada suatu pejabat tertentu. Tujuan dari pemberian

kekuasaan ini adalah agar terciptanya masyarakat yang teratur, dan menghindari

terjadinya perpecahan antara masyarakat. Thomas Hobes menyatakan bahawa

manusia memiliki sifat rimba. Thomas hobbes merupakan ahli yang

mengemukakan teori kontrak sosial. Bahwa manusia tersebut merupakan serigala

bagi manusia lainnya, Thomas Hobbes menyatakan bahea secara kodrati manusia

itu sama satu dengan lainnya masing-masing memiliki hasrat atau nasu yang

menggerakan tindakan mereka. Nafsu manusia tersebut adalah keengganan untuk

hidup sengsara , nafsu akan kekuasaan dan kekayaan, serta nafsu lainnya.

Thomas Hobbes memberikan istilah homo omini lupus, yang artinya

manusia merupakan serigala bagi manusia lainnya. Sehingga, untuk melindungi

kepentingan manusia tersebut, kekuasaan untuk mengatur kehidupan manusia

diberikan kepada suatu lembaga yang disebut negara.

Unsur-unsur yang terdapat dalam negara menurut teori trias politika terdiri

dari adanya suatu wilayat, adanya rakyat dan adanya pemerintah. Pemerintah ini

merupakan perpanjangan tangan rakyat untukmelaksanakan suatu kegiatan demi

menciptakan ketertiban masyarakat. pemerintah tersebut memegang kedaulatan

(2)

Carl J. Friedrich mengemukakan konstitusionalisme adalah gagasan

dimana pemerontah merupakan suatu kumpulan aktivtas yang diselenggarakan

atas nama rakyat, tetapi tunduk ke[ada beberapa pembatasan untuk memberikan

jaminan kepada kekuasaan. Disamping itu, kekuasaan yang diperlukan untuk

memerintah tidak disalahgunakan oleh mereka yang mendapat tugas untuk

memerintah.7

Pemerintah atau sering disebut dengan organisasi pemerintahan

merupakan suatu organisasi yang menjalankan urusan administrasi negara atau

urusan pemerintahan. Urusan pemerintahan dapat difahami melalui dua

pengertian, yaitu :8

1. Pemerintahan dilihat dalam arti fungsi pemerintahan diartikan sebagai

kegiatan memerintah

2. Pemerintahan dalam arti organisasi pemerintahan diartikan sebagai

kumpulan dari kesatuan-kesatuan pemerintahan.

Pemerintah atau organisasi pemerintahan dalam arti fungsi yaitu sebagai

kegiatan memerintah, dapat membentuk suatu kebijakan atau suatu keputusan

yang bertujuan untuk menciptakan ketertiban. Keputusan tersebut dapat diartikan

sebagai rencana-rencana peraturan, penetapan kebijaksanaan, serta kewenangan.9

Adapun pemerintahan sebagai kumpulan dari kesatuan pemerintahan

terdiri dari :10

7

Carl J. Friedrich, Constitutional Government and Democra cy Theory and Practise in Europe and America, Blaidell Publishing Company : Weldha. 1967. Dalam Miriam Budiardjo,

Dasar-dasa r Ilmu Politik, Gramedia : Jakarta, 1982. hal 56-57. 8

Philipus M.Hadjon, Op.cithal6 9

Ibid. hal 7 10

(3)

1. Pribadi dan dewan-dewan yang ditugaskan untuk melaksanakan

wewenang yang bersifat hukum publik. Artinya, suatu badan hanya

memiliki wewenang jika ia diberikan wewenang secara eksplisit

atau jealas dan disahkan menurut hukum public.

2. Badan-badan hukum menurut perdata yang sesuai dan berdasarkan

hukum telah didirikan dan oleh karena itu harus dianggap sebagai

termasuk dalam pihak pemerintah. Maka badan-badan hukum ini

mempunyai wewenang untuk atas nama negara melaksanakan

tindakan hukum menurut hukum sipil. Selanjutnya yang

dikategorikan dalam pihak pemerintahan para pegawai negeri yang

telah diangkat oleh negara secara resmi dan para pekerja kontrak

yang dengannya pihak pemerintah telah menandatangani kontrak

kerja.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dinyatakan bahwa setiap organ ataupun

badan pemerintahan, baru akan memiliki kewenangan untuk bertindak (handeling)

ketika terdapat sebuah aturan hukum yang jelas yang memberikan kewenangan

tersebut. dapat disimpulkan bahwa, sumber kewenangan utama dari tindakan

organisasi pemerintahan tersebut adalah peraturan perundang-undangan yang

berlaku disuatu negara.

Ridwan HR yang mengutip pendapat dari F.P.C.L Tonner memberikan

definisi mengenai kewenangan sebagai berikut :11

11

(4)

“Overheidsbevoegheid wordt in dit verband opgevad als het vermogen om

positief recht vast te srellen en Aldus rechtsbetrekkingen tussen burgers onderling en tusen overhead en te scheppen”.

Artinya

“kewenangan pemerintah dalam kaitan ini dianggap sebagai kemampuan

untuk melaksanakan hukum positif, dan dengan begitu dapat diciptakan

hubungan hukum antara pemerintahan dengan warga negara”

Selain itu, Ferrazi mendefinisikan “kewenangan sebagai hak untuk

menjalankan satu atau lebih fungsi manajemen, yang meliputi pengaturan

(regulasi dan standarisasi), pengurusan (supervise) atau suatu urusan tertentu”.12

Berdasarkan definisi mengenai kewenangan di atas dapat diambil

kesimpulan bahwa pemerintah melaksanakan hukum positif, yang artinya

pemerintah bertindak sesuai dengan aturan yang berlaku. Selain itu, dalam hukum

administrasi negara juga disebutkan bahwa pemerintah atau pejabat berwenang

juga memiliki wewenang untuk bertindak diluar aturan yang berlaku yang dikenal

dengan istilah diskresi, yang dilakukan demi kepentingan umum. Diskresi timbul

karena peraturan perundang-undangan yang berlaku dianggap berkembang lebih

lambat dibandingkan dengan kehidupan yang ada dimasyarakat.

Dalam kewenangan, terdapat unsur-unsur sebagai berikut :13

1. Pengaruh, artinya bahwa penguasaan wewenang dimaksudkan

untuk mengendalikan perilaku subjek hukum.

2. Dasar Hukum, bahwa wewenang itu selalu harus dapat ditunjuk

dasar hukumnya

12

Ganjong, Pemerintahan Daerah Kajian Politik da n Hukum, Ghal ia Indonesia : Bogor , 2007. hal 93

13 Rusdianto, makalah, “

(5)

3. Konformitas Hukum, kewenangan dimaksud harus mengandung

makna adanya standard wewenang yaitu standard umum

(semua jenis wewenang) dan standard khusus (untuk jenis

wewenang tertentu)

Pemerintah, selalu melakukan urusan pemerintahan. Yang dimaksud

dengan urusan pemerintahan adalah suatu kegiatan yang bersifat eksekutif, yang

tidak merupakan kegiatan pembuat peraturan perundang-undangan yang

merupakan tugas dari lembaga legislatif, dan bukan merupakan kegiatan untuk

mengadili yang merupakan urusan dari lembaga yudikatif.14

Bila di rinci lebih jauh, maka urusan pemerintahan adalah :15

1. Menciptakan atau melahirkan

2. Mengubah

3. Menghapuskan

Apabila dilihat dari hubungan antara pemerintahan dengan warga atau

masyarakat, maka hubungan tata usaha negara berisi :16

1. Kewajiban untuk berbuat

2. Membiarkan sesuatu

3. Hak untuk menuntut sesuatu

4. Izin untuk berbuat sesuatu yang pada umumnya dilarang

5. Hubungan hukum yang lahir dari suatu status yang diberikan suatu

tindakan hukum tata usaha negara.

14

Diana Hal im Koentjoro, Hukum Administrasi Negara, Ghal ia Indonesia : Bogor, 2004. hal 28.

15

Ibid

16

(6)

Dalam melaksanakan urusan pemerintahan, setiap organ pemerintahan

maupun setiap orang yang memangku jabatan tertentu, harus berdasarkan

kewenangan yang diberikan kepadanya. Dalam pemberian kewenangan, terdapat

3 (tiga) bentuk cara pemberian kewenangan, sebagai berikut :17

1. Atribusi

Atribusi diartikan sebagai weweang yang diberikan atau ditetapkan untuk

jabatan tertentu. Dengan demikian wewenang atribusi merupakan wewenang yang

melekat pada suatu jabatan.

Atribusi juga diartikan sebagai wewenang yang diberikan langsung oleh

sumber utama kewenangan yaitu undang-undang, kepada seseorang yang

memangku jabatan tertentu, untuk melakukan suatu tindakan sesuai dengan aturan

hukum. Contohnya misalkan kewenangan Majelis Perwakilan Rakyat (MPR)

yang memiliki kewenangan untuk mengubah dan menetapkan dasar sesuai dengan

Pasal 3 ayat (1) Undang-undang Dasar 1945, dan kewenangan MPR untuk

melantik dan memberhentikan Presiden. Hal ini merupakan salah satu bentuk

kewenangan yang bersumber dari atribusi.

2. Delegasi

Delegasi merupakan bentuk kewenangan berdasarkan pelimpahan

wewenang. Artinya, penerima wewenang berdasarkan delegasi ini tidak

mendapatkan kewenangan secara langsung dari undang-undang, melainkan

wewenang yang bersumber dari pelimpahan suatu organ pemerintahan kepada

organ lain dengan dasar peraturan perundang-undangan.

17

(7)

Pelimpahan wewenang melalui cara delegasi ini perlu digaris bawahi

bahwa pelimpahan tersebut berasal dari suatu organ pemerintahan kepada organ

pemerintahan lainnya, sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Secara tidak

langsung, undang-undang juga memberikan kewenangan kepada suatu organ.

Hanya saja pemberian kewenangan tersebut tidak diberikan secara langsung.

Dalam penerimaan wewenang berdasarkan delegasi ini, tanggungjawab

jabatan dan tanggungjawab gugatan berada ditangan delegataris atau orang yang

menerima delegasi tersebut. Apabila suatu organ pemerintahan tersebut telah

mendelegasikan kewenangan kepada organ lain, maka secara langsung organ yang

mendelegasikan tersebut tidak memiliki kewenangan lagi dalam hal yang telah

didelegasikan, kecuali kewenangan yang didelegasikan tersebut telah dicabut

dengan berpegang pada asas contraries actus.18

Salah satu bentuk cara memberikan kewenangan dengan delegasi ini

adalah pemberian kewenangan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah,

sesuai dengan Undang-undang Pemerintahan Daerah.

3. Mandat

Mandat, merupakan pelimpahan wewenang yang bersumber dari proses

atau prosedu oelimpahan dari pejabat atau badan yang lebih tinggi kepada pejabat

yang lebih rendah. Dalam sistem pemerintahan, terdapat susunan atau hirarki

jabatan dari pemegang kekuasaan pemerintahan tertinggi yaitu Presiden ke

pemegang kekuasaan di bawahnya sampai kepada pejabat terendah yang berada di

suatu daerah atau di perdesaan.

18

(8)

Pelimpahan wewenang dengan cara pemberian mandat ini juga harus

didasarkan dengan peraturan perundang-undangan. Biasanya, pemberian mandate

ini pada saat melaksanakan suatu prosedur pemerintahan. Misalkan dengan

pelaksanaan pemberian izin usaha industri.

Pemberian kewenangan melalui mandate ini memiliki prosedur

pelimpahan dalam hubungan rutin atasan dan bawahan. Terkecuali dengan adanya

larangan yang tegas.

Perbedaan dengan pelimpahan kewenangan dengan cara mandate dan

delegasi adalah subjek pemberi kewenangan. Pemberi delegasi adalah suatu organ

pemerintahan yang lebih tinggi, sedangkan mandate diberikan oleh pejabat yang

lebih tinggi ke pejabat yang lebih rendah. Selain itu, pelimpahan kewenangan

melalui mandate, pemegang tanggungjawab atas suatu tindakan berada di tangan

pemberi mandate, sedangkan delegasi pemegang tanggungjawab berada di tangan

penerima delegasi atau delegatris. Perbedaan selanjutnya adalah pada penggunaan

wewenang tersbut. Pemberian kewenangan melalui mandat, setiap saat dapat

diambil alih kembali oleh pemberi mandate, sedangkan pemberi kewenangan

melalui pelimpahan kewenangan dengan cara delegasi tidak dapat mengambil alih

kewenangan tersebut kecuali kewenangan tersebut telah dicabut berdasarkan asas

contraries actus.19

Dalam melaksanakan suatu urusan pemerintahan, organ pemerintahan

memiliki kewenangan tersendiri berdasarkan peraturan perundang-undangan dan

tata cara memberikan kewenangan atau pelimpahan kewenangan. Pemerintah

19

(9)

Daerah yang merupakan salah satu organ pemerintahan yang berada di bawah

pemerintah pusat, mendapatkan kewenangan dari pemerintah pusat untuk

mengurus suatu urusan pemerintahan yang berada di daerah tersebut, dan

kewenangan tersebut merupakan bentuk pelimpahan dengan cara delegasi dari

pemerintah pusat.

Sistem pemerintahan Indonesia berdasarkan Undang-undang Dasar 1945,

memberikan keleluasaan kepada daerah untuk menyelenggarakan otonomi daerah.

Hal tersebut didasarkan pada Pasal 18 Undang-undang Dasar 1945 yang

menyatakan bahwa pembagian daerah Indonesia daerah besar dan kecil, dengan

bentuk dan susunan pemerintahan yang ditetapkan oleh undang-undang. Pasal 18

Undang-undang Dasar 1945 menjadi dasar fundamental (fundamental norm) bagi

pelimpahan kekuasaan atau kewenangan dari pemerintah pusat ke pemerintah

daerah.

Selain itu, Dalam undang Nomor 23 Tahun 2014 jo

Undang-undang Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Pemerintahan Daerah, terkait

pendelegasian kewenangan dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah,

dilakukan dengan asas-asas sebagai berikut :

1. Dekonsentrasi

Dekonsentrasi dijelaskan pada Pasal 1 angka 9 Undang-undang Nomor 23

Tahun 2014 dan Undang-undang Nomor 9 Tahun 2015 sebagai berikut :

(10)

Asas dekonsentrasi merupakan asas yang digunakan sebagai suatu dasar

bagi pemerintah pusat untuk mendelegasikan urusan pemerintahan seperti

pemberian izin usaha industri, kepada daerah otonom. Pendelegasian ini diberikan

kepada Gubernur yang merupakan wakil dari pemerintah pusat di suatu daerah

otonom. Dengan adanya pendelegasian dari pemerintah pusat kepada Gubernur,

maka Gubernur memiliki tanggungjawab dalam menjalankan tugas pemerintah

pusat tersebut.

Akan tetapi, Gubernur hanya bertanggungjawab atas urusan pemerintahan

pemerintah pusat. Yang menjadi pelaksana dari urusan pemerintah pusat tersebut

adalah instansi vertikal yang berada di daerah tertentu.

2. Desentralisasi

Desentralisasi dijelaskan pada Pasal 1 angka 8 Undang-undang Nomor 23

Tahun 2014 dan Undang-undang Nomor 9 Tahun 2015 yaitu : “Desentralisasi

adalah penyerahan Urusan Pemerintahan oleh Pemerintah Pusat kepada daerah

otonom berdasarkan Asas Otonomi”

3. Tugas Pembantuan

Tugas Pembantuan dijelaskan pada Pasal 1 angka 11 Undang-undang

Nomor 23 Tahun 2014 dan Undang-undang Nomor 9 Tahun 2015 sebagai

berikut :

(11)

Perbedaan antara asas tugas pembantuan dan asas dekonsentrasi adalah

bahwa tugas pembantuan hanya asas yang memberikan sebagian kekuasaan

kepada pemerintah daerah untuk melaksanakan sebagian dari urusan

pemerintahan pusat, dimana urusan pemerintahan pusat tersebut telah menjadi

kewenangan dari daerah atau provinsi berdasarkan asas desentralisasi.

Terkait dengan pemberian izin usaha oleh pemerintah pusat kepada

pemerintah daerah, merupakan kewenangan dari pemerintah daerah yang berasal

dari pendelegasian kewenangan dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah

berdasarkan asas dekonsentrasi.

B. Kewenangan Pemerintah Daerah Dalam Otonomi Daerah

Sejarah pelaksanaan desentralisasi dalam sistem pemerintahan di

Indonesia, dimulaisejak berdirinya negara Indonesia pada tahun 1945.20 Asas

desentralisasi tersebut menjadi dasar bahwa adanya pelimpahan kewenangan dari

pemerintah pusat kepada daerah otonom berdasarkan asas otonomi daerah.

Undang-undang Dasar 1945 Pasal 1 menyebutkan bahwa bentuk Negara

Kesatuan Republik Indonesia adalah republik. Pasal 2 Undang-undang Nomor 23

Tahun 2014 jo Undang-undang Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Pemerintahan

Daerah menyebutkan “Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas Daerah

provinsi dan Daerah provinsi itu dibagi atas Daerah kabupaten dan kota”.

Indonesia terdiri dari berbagai pulau, dan terdiri dari 33 provinsi. Sedangkan

jumlah penduduk Indonesia merupakan penduduk terbanyak ke 4 di Dunia yang

berjumlah lebih kurang 200.000.000 (dua ratus juta penduduk).

20

(12)

Dengan melihat kondisi Negara Kesatuan Republik Indonesia yang

memiliki wilayah yang begitu luas dan memiliki penduduk yang begitu banyak,

kemungkinan kecil bagi pemerintah pusat untuk mengakomodir seluruh

kebutuhan masyarakat Indonesia. Sehingga, kewenangan yang dimiliki oleh

pemerintah pusat akan lebih efektif dilimpahkan kepada daerah untuk mengatur

daerahnya sendiri.

Undang-undang Dasar 1945 yang merupakan fundamental norm,

padaPasal 18 Undang-undang Dasar 1945 menyatakan bahwa pembagian daerah

Indonesia daerah besar dan kecil, dengan bentuk dan susunan pemerintahan yang

ditetapkan oleh undang-undang. Pasal ini juga menjadi sebuah dasar terbentuknya

pemerintah daerah yang akan melaksanakan urusan pemerintahan di daerah.

Perkembangan administrasi negara Indonesia telah membentuk berbagai

organisasi pemerintahan dalam menjalankan urusan pemerintahan, demi

menciptakan keadilan, kemanfaatan serta ketertiban bagi seluruh rakyat Indonesia.

undang Dasar 1945 telah mengamanatkan untuk membentuk

Undang-undang mengenai pemerintahan daerah sehingga Undang-undang-Undang-undang nomor tahun.

Asas desentralisasi merupakan asas yang mendasari kewenangan daerah

dalam otonomi daerah. Desentralisasi sebagai bentuk penyerahan urusan

pemerintahan dari pemerintah kepada pemerintah daerah, senantiasa dianut di

dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah, senantiasa dianut di dalam

penyelenggaraan pemerintahan daerah. Pelbagai konstitusi dan Undang-undang

(13)

senantiasa menjadi roh dalam pelaksanaan peerintahan daerah.21 Beberapa

keuntungan yang ada dalam sistem desentralisasi dan alasan-alasan penggunaan

sistem desentralisasi yang merupakan dasar adanya otonomi daerah yang

dikemukakan oleh The Liang Gie adalah :22

1. Dilihat dari sudut politik sebagai permainan kekuasaan desentralsasi

dimaksudkan untuk mencegah penumpukan kekuasaan pada satu pihak

saja yang pada akhirnya dapat menimbulkan tirani.

2. Dalam bidang politik penyelenggaraan desentralisasi dianggap sebagai

tindakan pendemokrasian, untuk menarik rakyat ikut serta dalam

pemerintahan dan melatih diri dalam mempergunakan hak-hak

demorasi

3. Dari sudut teknik organisatoris pemerintahan, alasan mengadakan

pemerintahan daerah (desentralisasi) adalah semata-mata untuk

mencapai suatu pemerintahan yang efisien. Apa yang dianggap lebih

utama untuk diurus oleh pemerintah setempat pengurusannya

diserahkan kepada daerah. Hal-hal yang lebih tepat di tangan pusat

tetap diurus oleh pemerintah pusat

4. Dari sudut kultural desentralisasi perlu diadakan supaya perhatian dapat

sepenuhnya ditumpahkan pada kekhususan suatu daerah seperti

geografi, keadaan penduduk, kegiatan ekonomi, watak kebudayaan atau

latar belakang sejarahnya.

21

Ibid hal123 22

The Liang Gie, Jurnal, “Pertumbuhan Pemerintahan Daerah di Negara Republik

(14)

5. Dilihat dari sudut pembangunan ekonomi, desentralisasi diperlukan

karena pemerintah daerah dapat lebih banyak dan secara langsung

membantu pembangunan tersebut.

Dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan

Daerah melegitimasi pemerintah daerah melakukan urusan pemerintahan di

daerah sebagai otonomi daerah. Karena Pemerintah daerah dianggap lebih

mengetahui kondisi yang terjadi di daerah itu sendiri.Hal tersebut sesuai dengan

dasar pemikiran oleh The Liang Gie yang dikemukakan di atas.

Pasal 6 Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 jo Undang-undang Nomor

9 Tahun 2015 Tentang Pemerintahan Daerah menyebutkan “Otonomi Daerah

adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan

mengurus sendiri Urusan Pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat

dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia”. Sedangkan yang dimaksud

dengan daerah otonom menurut Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 jo

Undang-undang Nomor 9 Tahun 2015 pasal 1 angka 12 adalah kesatuan

masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang

mengatur dan mengurus Urusan Pemerintahan dan kepentingan masyarakat

setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem

Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dalam melaksanakan otonomi daerah, pemerintah daerah melakukan

urusan pemerintahan berdasarkan asas otonomi daerah, yang mana asas tersbut

berdasarkan Pasal Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 jo Undang-undang

Nomor 9 Tahun 2015 prinsip dasar penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

(15)

Dalam melaksanakan urusan pemerintahan, pemerintah daerah mendapatkan

pelimpahan kewenangan berdasarkan asas dekonsentrasi, dengan pelimpahan

kewenangan secara delegasi maupun mandat, terhadap seluruh urusan

pemerintahan, kecuali urusan yang hanya dapat dilakukan oleh pemerintah pusat.

Adapun urusan pemerintah pusat yang tidak bisa dijadikan urusan pemerintah

daerah dalam otonomi daerah berdasrakan Pasal 10 ayat (1) Undang-undang

Nomor 23 Tahun 2014 jo Undang-undang Nomor 9 Tahun 2015 :

1. Politik luar negeri

2. Pertahanan

3. Keamanan

4. Yustisi

5. Moneter dan fiskal nasional

6. Agama.

Keenam bentuk urusan pemerintahan di atas, menjadi urusan pemerrintah

pusat. Sedangkan urusan pemerintahan secara umum, yang dapat dilakukan oleh

pemerintah daerah berdasarkan otonomi daerah, disebutkan dalam Pasal 25 ayat

(1) Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 jo Undang-undang Nomor 9 Tahun

2015 sebagai berikut :

1. Pembinaan wawasan kebangsaan dan ketahanan nasional dalam rangka

memantapkan pengamalan Pancasila, pelaksanaan Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, pelestarian Bhinneka

Tunggal Ika serta pemertahanan dan pemeliharaan keutuhan Negara

Kesatuan Republik Indonesia

(16)

3. Pembinaan kerukunan antarsuku dan intrasuku, umat beragama, ras,

dan golongan lainnya guna mewujudkan stabilitas kemanan lokal,

regional, dan nasional

4. Penanganan konflik sosial sesuai ketentuan peraturan

perundang-undangan

5. Koordinasi pelaksanaan tugas antarinstansi pemerintahan yang ada di

wilayah Daerah provinsi dan Daerah kabupaten/kota untuk

menyelesaikan permasalahan yang timbul dengan memperhatikan

prinsip demokrasi, hak asasi manusia, pemerataan, keadilan,

keistimewaan dan kekhususan, potensi serta keanekaragaman Daerah

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

6. Pengembangan kehidupan demokrasi berdasarkan Pancasila

7. Pelaksanaan semua Urusan Pemerintahan yang bukan merupakan

kewenangan Daerah dan tidak dilaksanakan oleh Instansi Vertikal.

Kriteria urusan pemerintahan yan menjadi kewenangan pemerintah daerah

provinsi adalah sebagai berikut :23

1. Urusan pemerintahan yang lokasinya lintas daerah kabupaten/kota

2. Urusan pemerintahan yang penggunaanya lintas daerah kabupaten/kota

3. Urusan pemerintahan yang manfaat atau dampak negatifnya lintas

daerah kabupaten/kota

4. Urusan pemerintahan yang penggunaan sumber dayanya lebih efisien

apabila dilakukan oleh daerah provinsi

23

(17)

Kriteria urusan pemerintahan yan menjadi kewenangan pemerintah daerah

provinsi adalah sebagai berikut :24

1. Urusan pemerintahan yang lokasinya dalam kabupaten/kota

2. Urusan pemerintahan yang penggunaanya dalam kabupaten/kota

3. Urusan pemerintahan yang manfaat atau dampak negatifnya dalam

kabupaten/kota

4. Urusan pemerintahan yang penggunaan sumber dayanya lebih efisien

apabila dilakukan oleh daerah kabupaten/kota

C. Peranan Pemerintah Daerah Dalam Upaya Pembangunan Daerah

Eksistensi suatu negara menurut A.G.Pringgodigdo, harus memenuhi

empat unsur, yaitu :

1. Pemerintahan yang berdaulat

2. Mempunyai wilayah tertentu

3. Rakyat yang hidup teratur sebagai suatu bangsa

4. Dan pengakuan dari negara lain.

Konstitusi yang merupakan aturan dasar dan bersifat fundamental

mengatur bagaimana tata cara bernegara, dan menjamin keadilan serta

menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan disetiap kalangan masyarakat. Untuk

menjamin nilai-nilai tersebut, konstitusi langsung menunjuk organisasi

pemerintahan yang berwenang untuk mewujudkan ketentraman tersebut. Berbagai

upaya dilakukan para pejabat negara untuk memasukan substansi dalam konstitusi

dalam rangka mewujudkan ketentraman bagi masyarakat nasional.

24

(18)

Dalam konsep negara modern terdapat beberapa ciri khas sistem

ketatanegaraam modern yang terruang dalam konstitusi. Menurut Sri Soemantri,

materi pokok yang menjadi muatan konstitusi adalah sebagai berikut :25

1. Jaminan hak asasi manusia

2. Susunan ketatanegaraan yang bersifat mendasar

3. Pembagian dan pembatasan kekuasaan.

Salah satu bentuk susunan ketatanegaraan yang bersifat mendasar menurut

Sri Soemantri tersebut dapat dicontohkan dengan adanya pemerintah pusat dan

pemerintah daerah, baik provinsi maupun kabupaten/kota. Selain itu, interprestasi

lain dapat dilakukan ketika melihat materi pokok muatan konstitusi yaitu

pembagian dan pembatasan kekuasaan, antara suatu organisasi pemerintahan

dengan organisasi pemerintahan lainnya. Dapat dicontohkan bahwa pemerintah

daerah dan pemerintah pusat seharusnya memiliki pembagian dan pembatasan

kekuasaan terhadap kedua organisasi tersebut.

Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah

yang merupakan undang-undang yang terbentuk karena amanat dari

Undang-undang Dasar 1945 mengenai pemerintahan daerah memberikan bentuk batasan

dan pembagian urusan pemerintahan antara pemerintah pusat dan pemerintah

daerah.

Berbagai bentuk urusan pemerintah daerah yang merupakan otonomi

daerah pusat seperti yang disebutkan dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun

2014 jo Undang-undang Nomor 9 Tahun 2015, bertujuan untuk mengatur daerah

tersebut agar tercipta ketentraman bagi masyarakat daerah.

25

(19)

Urusan-urusan pemerintahan daerah yang menjadi otonomi daerah tersebut

notabenenya adalah suatu upaya yang dilakukan oleh pemerintah daerah untuk

melakukan pembangunan daerah dengan berasaskan otonomi daerah. Karena,

pemerintah daerah dianggap lebih mengetahui, lebih paham terkait apa yang

dibutuhkan oleh daerah itu sendiri.

Otonomi daerah tidak dapat dilepaskan dengan assa desentralisasi.

Implementasi kebijakan terhadap suatu produk perundang-undangan tertentu

seakan-akan merupakan sesuatu yang dianggap sangat sederhana. Padahal, pada

tingkat implementasi inilah suatu produk hukum dapat diaktualisasikan untuk

tercapainya tujuan yang diinginkan oleh hukum.26

Implementasi kebijakan merupakan suatu yang penting bahkan mungkin

jauh lebih penting daripada perbuatan kebijakan itu sendiri. Suatu kebijakan hanya

merupakan rencana bagus yang tersimpan rapi dalam arsip jika tidak

diimplementasikan.27 Kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintah daerah

terkait kebijakan dalam urusan pemerintahan daerah, merupakan suatu produk

terpenting dalam melakukan upaya pembangunan daerah.

Dalam perencanaan penyelenggaraan daerah disusun perencanaann

pembangunan daerah sebagai satu kesatuan dalam sistem perencanaan

pembangunan nasional. Perencanaan pembangunan disusun oleh pemerintah

daerah provinsu, ataupun pemerintah kabupaten/kota sesuai dengan

kewenangannya, dan dilaksanakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

(BAPPEDA) yang merupakan instansi vertikal.

26

Siswanto, Op.cithal82 27

(20)

BAPPEDA dalam upaya pembangunan daerah, membuat perencanaan

yang disusun secara berjangka sebagai berikut :28

1. Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) daerah untuk jangka

waktu 20 tahun yang memuat visi, misi dana rah pembangunan daerah

yang mengacu kepada RPJP nasional

2. Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) daerah untuk jangka

waktu lima tahun merupakan penjabaran dari visi, misi dan program

kepala daerah yang penyusunannya berpediman kepada RPJP daerahh

dengan memperhatikan RPJM

3. RPJM memuat arah kebijakan keuangan daerah, strategis pembangunan

daerah, kebijakan umum, dan program satuan kerja perangkat daerah,

lintas satuan kerja perangkat daerah dan program kewilayaham disertai

dengan rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan

yang bersifat indikatif

4. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) merupakan penjabaran

dari RPJM daerah untuk jangka waktu satu tahun yang memuat

rancangan kerja ekonomi daerah, prioritas pembangunan daerah,

rencana kerja dan pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsung oleh

pemerintah daerah maupun ditempuh dengan mendorong partisipasi

mayarakat dengan mengac kepada rencana kerja pemerintah.

Suatu keefktifan dan efisiensi perencanaan pembangunan dapat dibuthkan

sumber daya berupa dara dan informasi yang akurat dan dapat

dipertanggungjawabkan. Data dan informasi tersebut mencakup :29

28

(21)

1. Penyelenggaraan pemerintahan daerah

2. Organisasi dan tata laksana pemerintahan daerah

3. Kepala daerah, DPRD, perangkat daerah, dan PNS daerah

4. Keuangan Daerah

5. Potensi sumber daya daerah

6. Produk hukum daerah

7. Kependudukan

8. Informasi dasar kewilayahan

9. Informasi lain terkait dengan penyelenggaraan penerntahan daerah.

Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah, untuk tercapainya

daya guna dan hasil guna, pemanfaatan, data dan informasi tersebut dikelola

dalam sistem informasi daerah yang terintegrasi secara nasional. Pembangunan

daerah tersebut disusun untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara

perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan. Tahapan tata cara

penyusunan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan

daerah, diukur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.30

Dalam nomokratur bagian menimbang huruf b Undang-undang Nomor 23

Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah menyebutkan :

“Bahwa efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pemerintahan daerah

perlu ditingkatkan dengan lebih memperhatikan aspek-aspek hubungan antara Pemerintah Pusat dengan daerah dan antardaerah, potensi dan keanekaragaman daerah, serta peluang dan tantangan persaingan global

dalam kesatuan sistem penyelenggaraan pemerintahan negara”.

29

Ibid hal86-87 30

(22)

Berdasarkan uraian di atas, disimpulkan bahwa upaya pemerintah daerah

dalam pembangunan daerah, tidak terlepas dengan program pemerintah pusat

dalam melakukan pembangunan nasional, dalam suatu kesatuan sistem

penyelenggaraan pemerintahan negara. Hal tersebut merupakan bentuk penjabaran

dari asas desentralisasi. Artinya, walaupun pemerintah pusat tellah memberikan

atau melimpahkan kewenangan kepada daerah otonom untuk melakukan urusan

pemerintahan yang telah ditentukan sebagai upaya pembangunan daerah,

pemerintah pusat tidak semerta-merta lepas tangan dalam upaya pembangunan

daerah tersebut.

Selain itu, bagian menimbang huruf b Undang-undang Nomor 23 Tahun

2014 Tentang Pemerintahan daerah menyebutkan :

“Bahwa penyelenggaraan pemerintahan daerah diarahkan untuk

mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta masyarakat, serta peningkatan daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, dan kekhasan suatu daerah dalam sistem Negara Kesatuan

Republik Indonesia”

Dapat dilihat bahwa Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 mengambil

salah satu dasar pemikiran oleh The Liang Gie mengenai sistem desentrliasi

sebagai berikut :

“Penyelenggaraan pemerintahan daerah diarahkan untuk mempercepat

terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta masyarakat, serta peningkatan daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, dan kekhasan suatu daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik

Indonesia”

Daerah otonom yang dianggap lebih mengetahui kondisi kekinian dari

masing-masing daerah, dianggap berperan penting dalam melakukan upaya

(23)

ditangani sendiri oleh pemerintah daerah sebagai penyelenggara pemerintahan

daerah dibandingkan ketika pemerintah pusat yang memegang kewenangan dalam

melakukan upaya pembangunan daerah. Hal tersebut membuktikan bahwa asas

desentralisasi memiliki pengaruh positif bagi pembangunan daerah di Indonesia.

Pemeberian izin usaha industri oleh pemerintah daerah, merupakan salah

satu faktor pendukung bagi pembangunan daerah. Karena, dengan pemberian izin

usaha industri, retribusi terhadap daerah semakin meningkat. Dan biaya retribusi

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari perancangan ini adalah sebuah aplikasi sistem informasi akademik berbasis mobile web yang berguna untuk memudahkan mahasiswa dalam mendapatkan informasi akademik

Objek dalam penelitian ini adalah motivasi dan hasil belajar matematika siswa dengan tindakan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together

Budaya adhokrasi identik dengan tempat kerja yang dinamis dan bersifat entrepreneurial yang membuat setiap indi- vidu di dalam organisasi bertanggung jawab dan

[r]

kerana dengan izin, limpah dan kurniaNya jua dapat saya menyampaikan sepatah dua kata bagi mengisi ruangan di Modul Latihan Sukan Untuk Guru Penasihat Kelab Sukan Sekolah

barang dan jasa. 3) Mengembangkan infrastruktur PU di bidang permukiman untuk mewujudkan perumahan dan permukiman yang layak huni dan produktif. 4) Melaksanakan pembinaan

Tujuan penelitian ini yaitu, Mengetahui pengaruh perlakuan pemberian sludge bio-digester kotoran sapi sebagai pupuk organik dengan dosis pemupukan yang berbeda terhadap hasil panen

Hasil dari penelitian ini sangat diharapkan mampu mendukung dan memudahkan dalam proses perkembangbiakkan mikroalga yang hidup di perairan air tawar maupun mikroalga