BAHAN DAN METODA PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2016 hingga Januari 2017 di
Laboratorium Teknologi Pangan Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.
Bahan Penelitian
Bahan penelitian yang digunakan adalah bit dan buah kuini yang diperoleh
dari pasar sore Medan, dekstrin, dan gula pasir.
Reagensia
Bahan-bahan kimia yang digunakan adalah bahan-bahan untuk analisis sifat
fisik-kimia pada minuman instan seperti NaOH 0,01 N, larutan pati 1%, larutan
phenolphtalein 1%, 2,6-diklorofenol indofenol, sodium bikarbonat, asam askorbat,
asam oksalat, dan akuades.
Alat Penelitian
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah oven blower, ayakan 60
mesh di LPPM Cikal, blender (mesin giling), timbangan analitik, cawan, mortar, alu,
aluminium, tanur, kompor gas, pisau stainless steel, alat-alat kaca,
handrefraktometer, sealer, panci stainless steel, sendok, gelas, kain saring dan
kemasan PP.
Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap
(RAL) yang terdiri atas dua faktor (Bangun, 1991), yaitu :
Faktor I : Perbandingan sari bit dan sari kuini (P) yang terdiri dari 5 taraf sebagai
berikut :
P1= 70 : 30
P2 = 60 : 40
P3 = 50 : 50
P4 = 40 : 60
P5 = 30 : 70
Faktor II : Jumlah dekstrin (%) (D) yang terdiri dari 3 taraf yaitu :
D1 = 8 %
D2 = 10 %
D3 = 12 %
Banyaknya kombinasi perlakuan atau Treatment combination (Tc) adalah 5 x 3 = 15,
maka jumlah ulangan (n) minimum adalah sebagai berikut :
Tc (n-1) ≥ 15 15 (n-1) ≥ 15
15 n ≥ 30
n ≥ 2
Model Rancangan (Bangun, 1991)
Penelitian ini dilakukan dengan model rancangan acak lengkap (RAL) dua
faktorial dengan model sebagai berikut:
ijk= µ + αi+ βj+ (αβ)ij+ εijk Dimana:
ijk : Hasil pengamatan dari faktor P pada taraf ke-i dan faktor D pada taraf ke-j
dalam ulangan ke-k
µ : Efek nilai tengah
αi : Efek faktor P pada taraf ke-i
βj : Efek faktor D pada taraf ke-j
(αβ)ij : Efek interaksi faktor P pada taraf ke-i dan faktor D pada taraf ke-j
εijk : Efek galat dari faktor P pada taraf ke-i dan faktor D pada taraf ke-j dalam
ulangan ke-k.
Apabila diperoleh hasil yang berbeda nyata dan sangat nyata maka uji
dilanjutkan dengan uji beda rataan dengan menggunakan uji LSR (Least Significant
Range).
Pelaksanaan Penelitian
Pembuatan Sari Bit Merah
Bit merah dicuci bersih dari kotoran. Kemudian bit dikupas dan dipotong
kecil-kecil. Setelah itu bit diblansing selama 5 menit pada suhu 85 oC. Kemudian bit
diblender dengan perbandingan bit dan air sebesar 1 :1 hingga halus. Kemudian
disaring dengan kain saring dan diperoleh sari bit.
28
Pembuatan Sari Kuini
Buah kuini dicuci bersih. Kemudian kuini dikupas dan dipisahkan daging
buah dari kulit dan bijinya. Daging buah kuini diblender dengan perbandingan kuini
dan air sebesar 1 : 1 hingga halus. Kemudian disaring dengan kain saring dan
diperoleh sari kuini.
Pembuatan Minuman Instan
Dicampurkan sari bit dan sari kuini sesuai perlakuan yaitu (70:30), (60:40),
(50:50), (40:60), dan (30:70). Kemudian ditambahkan dekstrin ke dalam campuran
sesuai perlakuan yakni 8 %, 10 %, dan 12 %. Campuran tersebut kemudian
dipanaskan sampai suhu 85 oC selama 10 menit hingga tercampur dan mengental.
Kemudian campuran sari bit dan kuini didinginkan dan dituang ke loyang. Campuran
sari bit dan kuini dikeringkan dalam oven pada suhu 50 oC selama 72 jam. Rendemen
campuran sari bit dan kuini yang telah kering ditambahkan gula dengan
perbandingan 0,75:1 dari serbuk. Serbuk bit dan kuini dan gula dihomogenkan
dengan blender dan diayak dengan ayakan 60 mesh.
Pengamatan dan Pengukuran Data
Pengamatan dan pengukuran data dilakukan dengan cara analisis terhadap
parameter sebagai berikut:
Penentuan kadar air (%)
Penentuan kadar abu (%)
Penentuan kadar vitamin C
(mg/100 g)
Penentuan total asam (%)
Penentuan daya larut (%)
Penentuan rendemen (%)
Total padatan terlarut (OBrix)
Uji organoleptik hedonik warna,
aroma, dan rasa
Uji organoleptik skor warna
59
1. Penentuan Kadar Air (AOAC, 1995)
Cawan aluminium dibersihkan dan dipanaskan dalam oven 105 ºC selama
1 jam, setelah itu dimasukkan ke dalam desikator 15 menit, lalu ditimbang. Bahan
diambil 5 g dan dimasukkan ke dalam cawan, kemudian dimasukkan ke dalam
oven 105 ºC selama 3 jam. Sampel yang sudah kering dikeluarkan dari oven dan
dimasukkan ke dalam desikator selama 15 menit, kemudian ditimbang.
Pemanasan dan pendinginan dilakukan sampai diperoleh berat sampel konstan.
Berat awal sampel (g) - Berat akhir sampel (g)
Kadar air (bb%) = x 100% Berat awal sampel (g)
2. Kadar abu (SNI-01-3451-1994)
Sampel ditimbang sebanyak 5 g dan dimasukkan ke dalam cawan porselin
yang telah diketahui beratnya (cawan porselin dibakar terlebih dahulu pada suhu
100 oC selama satu jam, kemudian didinginkan dalam desikator dan ditimbang
beratnya). Cawan porselin yang berisi sampel dibakar dalam dengan suhu awal
100 oC selama satu jam, kemudian dinaikkan suhunya menjadi 300 oC selama 2
jam dan terakhir 500 oC selama 2 jam. Cawan yang berisi abu didinginkan dan
ditimbang beratnya. Kadar abu dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :
Bobot abu (g)
Kadar abu (% bb) = x 100 % Berat akhir sampel (g)
3. Kadar Vitamin C (Apriyantono, dkk., 1989 dengan modifikasi)
Dibuat larutan dye terlebih dahulu dengan cara menimbang 50 m garam
Na dari 2,6-diklorofenol indofenol, lalu ditambahkan 150 ml akuades panas dan
42 mg sodium bikarbonat. Kemudian larutan didinginkan dan diencerkan hingga
dan botol yang gelap. Setelah itu larutan dye distandarisasi dengan menggunakan
5 ml larutan standar asam askorbat dan 5 ml asam oksalat 3% (1 : 1). Asam
oksalat 3% dibuat dengan cara melarutkan 30 g asam oksalat kedalam 1000 ml
akuades, sedangkan untuk asam askorbat standar dibuat dengan cara menimbang
100 mg asam askorbat lalu diterakan 100 ml dengan asam oksalat 3%. Kemudian
larutan disimpan dalam lemari pendingin dan dalam botol yang gelap. Larutan
asam oksalat dan asam askorbat tersebut dititrasi dengan larutan dye hingga
merah lembayung. Dihitung faktor dye dengan rumus:
0,5 Faktor dye =
Titer dye
Untuk sampel dibuat dengan cara menimbang 5 g sampel dan diterakan
dalam labu ukur 50 ml dengan asam oksalat 3% dan disaring. Kemudian ekstrak
diambil 10 ml dan dititrasi dengan larutan dye hingga merah lembayung. Dihitung
kadar vitamin C dengan rumus:
Titer x faktor dye x volume ekstrak total x 100 x 20 mg asam askorbat =
per 100 g/ml sampel volume ekstrak untuk penetapan x berat sampel
4. Penentuan Total Asam (Ranganna, 1977)
Ditimbang sampel sebanyak 10 g, dimasukkan ke dalam beaker glass dan
ditambah akuades sampai volume 100 ml. Diaduk hingga merata dan disaring
dengan kertas saring. Diambil filtratnya sebanyak 10 ml dan dimasukkan ke
dalam erlenmeyer lalu ditambahkan phenolptalein 2-3 tetes kemudian dititrasi
dengan NaOH 0,01 N. Titrasi dihentikan setelah timbul warna merah jambu yang
stabil. Dihitung total asam dengan rumus :
5. Penentuan Daya Larut (SNI, 7612 : 2011)
Ditimbang bahan sebanyak 2 g sampel lalu dimasukkan ke dalam labu
takar 100 ml, ditambahkan air sampai tanda tera. Dikocok selama 1 menit dan
didiamkan selama 30 menit. Setelah itu disaring dengan menggunakan kertas
saring, kemudian diambil 10 ml filtrat sampel dan dituang ke dalam cawan
porselin yang sudah ditimbang beratnya. Kemudian dimasukkan ke dalam oven
dengan suhu pertama 80 oC untuk satu jam pertama, lalu dinaikkan suhunya
menjadi 90 oC untuk satu jam, kemudian dinaikkan menjadi 100 oC untuk satu
jam ketiga, kemudian dikeluarkan dari oven dan ditimbang. Sampel tersebut
dimasukkan lagi ke dalam oven selama 30 menit, lalu diangkat dan ditimbang.
Perlakuan ini diulangi sampai diperoleh berat yang konstan.
Daya Larut = (A-B) x 100% C
Keterangan : A = Berat Akhir
B = Berat Cawan Porselen
C = Berat Sampel
6. Penentuan Rendemen (%)
Berat sampel sebelum dikeringkan ditimbang. Kemudian ditimbang
kembali setelah bahan selesai dikeringkan. Dihitung rendemen bahan dengan
rumus : Rendemen (%) = Berat Bahan Kering(g) x 100%
Berat Awal Bahan (g) 7. Total Padatan Terlarut (Sudarmadji, 1986)
Sampel ditimbang sebanyak 5 g, dimasukkan ke dalam gelas ukur,
kemudian diberi penambahan akuades sebanyak 20 ml dan diaduk hingga
homogen. Diambil satu tetes larutan dan diteteskan pada prisma
handrefractometer lalu dibaca angka di titik terang dan gelap pada skala 10
handrefractometer. Nilai total padatan terlarut dihitung dengan mengalikan skala
handrefractometer dengan faktor pengenceran (FP).
Total padatan terlarut (ºBrix) = skala handrefractometer x FP
8. Pengujian Organoleptik Warna (Soekarto, 1985)
Pengujian organoleptik terhadap warna. Caranya contoh yang telah diberi
kode diuji secara acak oleh 15 panelis. Pengujian dilakukan secara inderawi
(organoleptik) yang ditentukan berdasarkan skala hedonik. Skala hedonik warna
dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Skala hedonik warna
Skala Skor
Sangat Suka 5
Suka 4
Agak Suka 3
Tidak Suka 2
Sangat Tidak Suka 1
9. Pengujian Organoleptik Aroma (Soekarto, 1985) Pengujian organoleptik terhadap aroma. Caranya contoh yang telah diberi kode diuji secara acak oleh 15 panelis. Pengujian dilakukan secara inderawi (organoleptik) yang ditentukan berdasarkan skala hedonik. Skala hedonik aroma dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Skala hedonik aroma Skala Skor Sangat Suka 5
Suka 4
Agak Suka 3
Tidak Suka 2
10. Pengujian Organoleptik Rasa (Soekarto, 1985)
Pengujian organoleptik terhadap rasa. Caranya contoh yang telah diberi
kode diuji secara acak oleh 15 panelis. Pengujian dilakukan secara inderawi
(organoleptik) yang ditentukan berdasarkan skala hedonik. Skala hedonik rasa
dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Skala hedonik rasa
Skala Skor
Sangat Suka 5
Suka 4
Agak Suka 3
Tidak Suka 2
Sangat Tidak Suka 1
11. Pengujian Skor Warna (Soekarto, 1985) Pengujian organoleptik terhadap rasa berdasarkan skor numerik. Caranya contoh yang telah diberi kode diuji secara acak oleh 15 panelis. Pengujian dilakukan secara inderawi (organoleptik) yang ditentukan berdasarkan skala numerik. Skala numerik warna dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Skala numerik warna Skala Skor Merah Keputihan 5
Merah Muda 4
Merah Terang 3
Merah Tua 2
Merah Keunguan 1
34
Nilai indeks warna (oHue)
Penentuan indeks warna dengan menggunakan metode Hunter diukur
menggunakan alat chromameter Minolta (tipe CR 200, Jepang). Sampel
diletakkan pada wadah yang telah tersedia, kemudian ditekan tombol start dan
akan diperoleh nilai L, a, dan b dari sampel dengan kisaran 0 (hitam) sampai ±
100 (putih). Notasi “a“ menyatakan warna kromatik campuran merah-hijau
dengan nilai “+a” (positif) dari 0 sampai + 100 untuk warna merah dan nilai “–a “
(negatif) dari 0 sampai – 80 untuk warna hijau. Notasi “b” menyatakan warna
kromatik campuran biru-kuning dengan nilai nilai “+b” (positif) dari 0 sampai + 70 untuk warna kuning dan nilai “–b “ (negatif) dari 0 sampai – 80 untuk warna
biru, sedangkan L menyatakan ketajaman warna. Semakin tinggi ketajaman
warna, semakin tinggi nilai L. Selanjutnya dari nilai a dan b dapat dihitung oHue
dengan rumus: oHue = tan-1
Jika hasil yang diperoleh:
18o– 54o maka produk berwarna red (R)
54o– 90o maka produk berwarna yellow red (YR) 90o– 126o maka produk berwarna yellow (Y)
126o– 162o maka produk berwarna yellow green (YG) 162o– 198o maka produk berwarna green (G)
198o– 234o maka produk berwarna blue green (BG) 234o– 270o maka produk berwarna blue (B)
270o– 306o maka produk berwarna blue purple (BP)
306o– 342o maka produk berwarna purple (P)
Gambar 6. Skema pembuatan sari bit
Gambar 7. Skema pembuatan sari kuini
36
Bit
Pembersihan
Blansing suhu 85 oC selama 5 menit Bit dipotong kecil-kecil
Pemblenderan (bit dan air 1:1)
Penyaringan
Sari bit Pengupasan kulit
Buah kuini
Pembersihan
Pengupasan dan penghilangan biji
Pemblenderan (kuini dan air 1:1)
Penyaringan
Gambar 8. Skema pembuatan serbuk minuman instan queenbit
Pengeringan dengan oven pada suhu 50 oC selama 72 jam
Penghalusan dengan blender
Penambahan gula dengan perbandingan 0,75:1 dari serbuk
Pengayakan 60 mesh
- Total padatan terlarut (oBrix) - Uji organoleptik warna, aroma dan rasa
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengaruh Perbandingan Sari Bit dengan Sari Kuini terhadap Parameter yang Diamati
Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa perbandingan
sari bit dengan sari kuini memberikan pengaruh terhadap kadar abu (%), kadar
vitamin C (mg/100 g), total asam (%), total padatan terlarut (oBrix), nilai hedonik
warna, nilai hedonik aroma, nilai hedonik rasa, nilai skor warna, dan nilai indeks
warna seperti disajikan pada Tabel 8.
Tabel 8. Pengaruh perbandingan sari bit dengan sari kuini terhadap mutu serbuk minuman instan Kuinibit
Parameter Perbandingan sari bit dan kuini (P)
P1 P2 P3 P4 P5
Tabel 8menunjukkan bahwa nilai kadar air tertinggi terdapat pada
perlakuan P1 sebesar 4,6951 % dan terendah pada perlakuan P5 sebesar 4,357.
Nilai kadar abu tertinggi terdapat pada perlakuan P1 sebesar 1,560% dan terendah
pada perlakuan P5 sebesar 1,414 %. Nilai kadar vitamin C tertinggi terdapat pada
20,15 mg/100g. Nilai total asam tertinggi terdapat pada perlakuan P5 sebesar
0,313 % dan terendah pada perlakuan P1 sebesar 0,188 %. Nilai daya larut
tertinggi terdapat pada perlakuan P1 sebesar 81,11% dan terendah pada perlakuan
P5 sebesar 79,54 %. Nilai rendemen tertinggi terdapat pada perlakuan P5 sebesar
13,85% dan terendah pada perlakuan P1 sebesar 12,46 %. Nilai total padatan
terlarut tertinggi terdapat pada perlakuan P5 sebesar 92,57oBrix dan terendah pada
perlakuan P1 sebesar 81,19oBrix.
Nilai hedonik warna tertinggi terdapat pada perlakuan P1 sebesar 4,355
dan terendah pada perlakuan P5 sebesar 3,466. Nilai hedonik aroma tertinggi
terdapat pada perlakuan P5 sebesar 4,222 dan terendah pada perlakuan P1 sebesar
2,422. Nilai hedonik rasa tertinggi terdapat pada perlakuan P5 sebesar 4,300 dan
terendah terdapat pada perlakuan P1 sebesar 2,400. Nilai skor warna tertinggi
terdapat pada perlakuan P5 sebesar 4,511dan terendah pada perlakuan P1 sebesar
2,011. Nilai indeks warna tertinggi terdapat pada perlakuan P5 sebesar 42,08 dan
terendah pada perlakuan P1 sebesar 28,18.
Pengaruh Jumlah Dekstrin terhadap Parameter yang Diamati
Hasil penelitian yang dilakukan, menunjukkan bahwa jumlah dektsrin
memberikan pengaruh terhadap kadar air (%), kadar abu (%), kadar vitamin C
(mg/100g), total asam (%), daya larut (%), rendemen (%), total padatan terlarut
(oBrix), nilai hedonik warna, aroma, rasa, nilai skor warna, dan nilai indeks warna
Tabel 9. Pengaruh jumlah dekstrin terhadap mutu serbuk minuman instan Kuinibit
Nilai kadar abu tertinggi terdapat pada perlakuan D3 sebesar 1,518% dan terendah
pada perlakuan D1sebesar 1,476%. Nilai kadar vitamin C tertinggi terdapat pada
perlakuan D3 sebesar 35,73 mg/100g dan terendah pada perlakuan D1 sebesar
24,41 mg/100g. Nilai total asam tertinggi terdapat pada perlakuan P5 sebesar
0,291 % dan terendah pada perlakuan D1 sebesar 0,234%. Nilai daya larut
tertinggi terdapat pada perlakuan D3 sebesar 83,55 % dan terendah pada perlakuan
D1 sebesar 76,80%. Nilai rendemen tertinggi terdapat pada perlakuan D3sebesar
terdapat pada perlakuan D3 sebesar 3,606 dan terendah pada perlakuan D1 sebesar
terendah terdapat pada perlakuan D1 sebesar 3,253. Nilai skor warna tertinggi
terdapat pada perlakuan D1 sebesar 3,400 dan terendah pada perlakuan D3 sebesar
3,146. Nilai indeks warna tertinggi terdapat pada perlakuan D1 sebesar 36,76 dan
terendah pada perlakuan D3 sebesar 33,09.
Kadar Air
Pengaruh perbandingan sari bit dengan sari kuini terhadap kadar air serbuk minuman instan Kuinibit
Daftar sidik ragam pada Lampiran 1 menunjukkan bahwa perbandingan
sari bit dengan sari kuini memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05)
terhadap nilai kadar air serbuk minuman instan Kuinibityang dihasilkan, sehingga
uji LSR tidak dilanjutkan.
Pengaruh jumlah dekstrin terhadap kadar air serbuk minuman instan Kuinibit
Daftar sidik ragam pada Lampiran 1 menunjukkan bahwa penambahan
jumlah dekstrin memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap
kadar air serbuk minuman instan yang dihasilkan. Hasil uji LSR pengaruh
penambahan jumlah dekstrin terhadap kadar air serbuk minuman instan dapat
dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10.Uji LSR efek utama pengaruh jumlah dekstrin terhadap kadar air serbuk minuman instan Kuinibit
Jarak LSR Jumlah Dekstrin (%) Rataan Notasi
0,05 0,01 0,05 0,01
- - - D1= 8 % 5,058 a A
2 0,255 0,354 D2 = 10 % 4,616 b B
3 0,268 0,369 D3 = 12 % 3,967 c C
Tabel 10 menunjukkan bahwa masing-masing perlakuan memberikan
pengaruh berbeda sangat nyata dengan perlakuan lainnya. Kadar air tertinggi
diperoleh pada perlakuan D1 (jumlah dekstrin 8%) yaitu sebesar 5,058% dan
terendah pada perlakuan D3 (jumlah dekstrin 12%) yaitu sebesar 3,967%.
Hubungan jumlah dekstrin dengan kadar air serbuk minuman instan Kuinibit
dapat dilihat pada Gambar 9.
Gambar 9. Hubungan jumlah dekstrin dengan kadar air serbuk minuman instan Kuinibit
Gambar 9 menunjukkan bahwa semakin banyak jumlah dekstrin yang
ditambahkan maka kadar air serbuk minuman instan Kuinibit semakin rendah. Hal
ini sesuai dengan literatur Wulansari, dkk., (2010) yang menyatakan bahwa
dekstrin bersifat higroskopis yaitu dapat menyerap air dalam bahan namun
meskipun dapat menyerap air, ketika dilakukan pengeringan air yang diserap
dekstrin tersebut akan terlepas. Oleh karena itu semakin tinggi konsentrasi
dekstrin semakin banyak air yang diserap dan semakin banyak pula air yang
diuapkan sehingga kadar air produk semakin menurun.
Pengaruh interaksi antara perbandingan sari bit dengan sari kuini dan jumlah dekstrin terhadap nilai kadar air serbuk minuman instan Kuinibit
Daftar sidik ragam pada Lampiran 1 menunjukkan bahwa interaksi antara
perbandingan sari bit dengan sari kuini dan jumlah dekstrin memberikan pengaruh
berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap kadar air serbuk minuman instan Kuinibit
yang dihasilkan, sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.
Kadar Abu
Pengaruh perbandingan sari bit dengan sari kuini terhadap kadar abu serbuk minuman instan Kuinibit
Daftar sidik ragam pada Lampiran 2 menunjukkan bahwa perbandingan
sari bit dengan sari kuini memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01)
terhadap kadar abu serbuk minuman instan Kuinibityang dihasilkan. Hasil uji
LSR pengaruh perbandingan sari bit dengan sari kuini terhadap kadar abu serbuk
minuman instan Kuinibit dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Uji LSR efek utama pengaruh perbandingan sari bit dengan sari kuini terhadap kadar abu serbuk minuman instan Kuinibit
Jarak LSR Pengaruh perbandingan
sari bit dengan sari kuini Rataan
Notasi berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar)
Tabel 11menunjukkan bahwa perlakuan P1 berbeda tidak nyata dengan
P2dan berbeda sangat nyata dengan perlakuan P3, P4, dan P5. Perlakuan P2 berbeda
tidak nyata dengan perlakuan P3 dan berbeda sangat nyata dengan P4 dan P5.
Perlakuan P3 berbeda nyata dengan perlakuan P4 dan berbeda sangat nyata dengan
pada perlakuan P1 (70%:30%) yaitu sebesar 1,560% dan terendah pada perlakuan
P5 (30%:70%) yaitu sebesar 1,414%. Hubungan perbandingan sari bit dengan sari
kuini dengan kadar abu serbuk minuman instan Kuinibit dapat dilihat pada
Gambar 10.
Gambar 10. Hubungan perbandingan sari bit dengan sari kuini dengan nilai kadar abu serbuk minuman instan Kuinibit
Gambar 10 menunjukkan bahwa nilai kadar abu tertinggi terdapat pada
perlakuan P1 (70%:30%) dan terendah pada perlakuan P5 (30%:70%) dimana
semakin banyak sari bit yang ditambahkan maka kadar abu semakin tinggi. Hal
ini disebabkan bit memiliki kandungan mineral yang tinggi sehingga semakin
banyak perbandingan sari bit yang ditambahkan maka nilai kadar abu serbuk
minuman instan Kuinibit semakin tinggi. Bit memiliki kandungan mineral yang
tinggi seperti magnesium, kalium, fosfor, dan cuprum (USDA, 2013).
Pengaruh jumlah dekstrin terhadap kadar abu serbuk minuman instan Kuinibit
Daftar analisis sidik ragam (Lampiran 2) menunjukkan bahwa jumlah
dekstrin memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar abu
serbuk minuman instan Kuinibit. Hasil uji LSR pengaruh jumlah dekstrin
terhadap kadar abu serbuk minuman instan Kuinibit dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Uji LSR efek utama pengaruh jumlah dekstrin terhadap kadar abu serbuk minuman instan Kuinibit
Jarak LSR Jumlah Dekstrin Rataan Notasi
0,05 0,01 0,05 0,01
- - - D1= 8 % 1,476 b B
2 0,025 0,035 D2 = 10 % 1,499 ab AB
3 0,027 0,037 D3 = 12 % 1,518 a A
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar)
Tabel 12menunjukkan bahwa perlakuan D1 berbeda tidak nyata dengan D2
dan berbeda sangat nyata dengan D3. Perlakuan D2 berbeda tidak nyata dengan
D3. Kadar abu tertinggi terdapat pada perlakuan D3 (jumlah dekstrin 12%) yaitu
sebesar 1,518% dan terendah pada perlakuan D1 (jumlah dekstrin 8%) yaitu
sebesar 1,476%. Pengaruh jumlah dekstrin terhadap kadar abu serbuk minuman
instan Kuinibit dapat dilihat pada Gambar 11.
Gambar 11. Hubungan jumlah dekstrin dengan nilai kadar abu serbuk minuman instan Kuinibit
Gambar 11 menunjukkan bahwa semakin banyak penambahan dekstrin
dikarenakan dekstrin adalah bahan pengisi yang memiliki mineral sampai 0,5%
(Merck Index, 2006) sehingga semakin banyak dekstrin yang ditambahkan maka
kadar abu serbuk minuman instan Kuinibit akan semakin meningkat.
Pengaruh interaksi antara perbandingan sari bit dengan sari kuini dan jumlah dekstrin terhadap nilai kadar abu serbuk minuman instan Kuinibit
Daftar sidik ragam pada Lampiran 2 menunjukkan bahwa interaksi antara
perbandingan sari bit dengan sari kuini dan jumlah dekstrin memberikan pengaruh
berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap kadar abu serbuk minuman instan Kuinibit
yang dihasilkan, sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.
Kadar Vitamin C
Pengaruh perbandingan sari bit dengan sari kuini terhadap kadar vitamin C serbuk minuman instan Kuinibit
Daftar sidik ragam pada Lampiran 3 menunjukkanbahwa perbandingan
sari bit dengan sari kuini memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01)
terhadap kadar vitamin C serbuk minuman instan yang dihasilkan. Hasil uji LSR
pengaruh perbandingan sari bit dengan sari kuini terhadap kadar vitamin C serbuk
minuman instan Kuinibit dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Uji LSR efek utama pengaruh perbandingan sari bit dengan sari kuini terhadap kadar vitamin C serbuk minuman instan Kuinibit
Jarak berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar)
Tabel 13 menunjukkan bahwa P1berbeda sangat nyata dengan P2, P3, P4,
vitamin C serbuk minuman instan Kuinibit dapat dilihat pada Gambar 12.
Gambar 12. Hubungan perbandingan sari bit dengan sari kuini dengan kadar vitamin C serbuk minuman instan Kuinibit
Gambar 12 menunjukkan pengaruh perbandingan sari bit dengan sari kuini
dimana nilai kadar vitamin C tertinggi terdapat pada perlakuan P5dimana semakin
banyak sari kuini yang ditambahkan maka kadar vitamin C semakin tinggi. Hal ini
disebabkan karena kandungan vitamin C pada kuini lebih tinggi dibanding pada
bit. Kuini merupakan buah yang mengandung tinggi vitamin seperti vitamin C.
Pracaya (2008) menyatakan bahwa kuini memiliki kandungan vitamin C yang
tinggi yaitu sekitar 13-80 mg per 100 g daging buah masak.
Pengaruh jumlah dekstrin terhadap kadar vitamin C serbuk minuman instan Kuinibit
Daftar sidik ragam pada Lampiran 3 menunjukkan bahwa jumlah dekstrin
memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar vitamin C
serbuk minuman instan Kuinibit yang dihasilkan. Hasil uji LSR pengaruh jumlah
desktrin terhadap kadar vitamin C dapat dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14. Uji LSR efek utama pengaruh jumlah dekstrin terhadap kadar vitamin C serbuk minuman instan Kuinibit
Jarak LSR Jumlah dekstrin Rataan Notasi
0,05 0,01 0,05 0,01
- - - D1= 8 % 25,41 c C
2 1,938 2,685 D2 = 10 % 29,27 b B
3 2,035 2,801 D3 = 12 % 35,73 a A
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar)
Tabel 14 menunjukkan bahwa masing-masing perlakuan memberikan
pengaruh berbeda sangat nyata dengan perlakuan lainnya. Kadar vitamin C
tertinggi terdapat pada D3 (jumlah dekstrin 12%) yaitu sebesar 35,73 mg/100g dan
terendah pada D1 (jumlah dekstrin 8 %) yaitu sebesar 25,41 mg/100g. Hubungan
jumlah dekstrin dengan kadar vitamin C serbuk minuman instan Kuinibit dapat
dilihat pada Gambar 13.
Gambar 13 menunjukkan bahwa semakin banyak jumlah dekstrin yang
ditambahkan maka kadar vitamin C semakin tinggi. Hal ini disebabkan karena
dekstrin dapat melindungi komponen-komponen volatil pada bahan seperti
vitamin C dari kerusakan akibat panas sehingga semakin banyak dekstrin yang
ditambahkan maka kadar vitamin C dalam produk semakin terjaga. Hal ini sesuai
dengan literatur Wiyono (2006) yang menyatakan bahwa dekstrin dapat
melindungi senyawa yang peka terhadap oksidasi atau panas, karena molekul dari
dekstrin stabil terhadap panas dan oksidasi, sehingga kandungan vitamin C dapat
dipertahankan.
Pengaruh interaksi antara perbandingan sari bit dengan sari kuini dan jumlah dekstrin terhadap nilai kadar vitamin C serbuk minuman instan Kuinibit
Daftar sidik ragam pada Lampiran 3 menunjukkan bahwa interaksi antara
perbandingan sari bit dengan sari kuini dan jumlah dekstrin memberikan pengaruh
berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap kadar vitamin C serbuk minuman instan
Kuinibit yang dihasilkan, sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.
Total Asam
Pengaruh perbandingan sari bit dengan sari kuini terhadap total asam serbuk minuman instan Kuinibit
Daftar sidik ragam pada Lampiran 4 menunjukkan bahwa jumlah
perbandingan sari bit dengan sari kuini memberikan pengaruh berbeda sangat
nyata (P<0,01) terhadap total asam serbuk minuman instan Kuinibit yang
dihasilkan. Hasil uji LSR pengaruh perbandingan sari bit dengan sari kuini
Tabel 15. Uji LSR efek utama pengaruh perbandingan sari bit dengan sari kuini terhadap total asam serbuk minuman instan Kuinibit
Jarak LSR Perbandingan sari Rataan Notasi
0,05 0,01 bit dan kuini 0,05 0,01 berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar)
Tabel 15 menunjukkan bahwa masing-masing perlakuan memberikan
pengaruh berbeda sangat nyata dengan perlakuan lainnya. Total asam tertinggi
terdapat pada perlakuan P5 (30%:70%) yaitu sebesar 0,313 % dan terendah pada
P1 (70%:30%) yaitu sebesar 0,188 %. Hubungan perbandingan sari bit dengan sari
kuini dengan total asam serbuk minuman instan Kuinibit dapat dilihat pada
Gambar 14.
Gambar 14. Hubungan perbandingan sari bit dengan sari kuini dengan total asam serbuk minuman instan Kuinibit
Gambar 14 menunjukkan pengaruh perbandingan sari bit dengan sari kuini
terhadap total asam serbuk minuman instan Kuinibit dimana semakin banyak
penambahan sari kuini maka total asam semakin tinggi. Hal ini dikarenakan kuini
memiliki kandungan asam-asam organik yang lebih tinggi dibanding sari
bit.Asam organik dominan yang terkandung pada kuini adalah asam malat. Hasil
uji bahan baku yang dilakukan menunjukkan bahwa kuini memiliki total asam
sebesar 0,47% dan pada bit sebesar 0,13%, sehingga dengan peningkatan jumlah
sari kuini menyebabkan kandungan asam meningkat sehingga total asam serbuk
minuman instan Kuinibit meningkat.
Pengaruh jumlah dekstrin terhadap total asam serbuk minuman instan Kuinibit
Daftar sidik ragam pada Lampiran 4 menunjukkan bahwa pengaruh
jumlah dekstrin memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap
total asam serbuk minuman instan Kuinibit yang dihasilkan. Hasil uji LSR
pengaruh jumlah dekstrin terhadap total asam serbuk minuman instan Kuinibit
dapat dilihat pada Tabel 16.
Tabel 16. Uji LSR efek utama pengaruh jumlah dekstrin terhadap total asam serbuk minuman instan Kuinibit
Jarak LSR Jumlah dekstrin Rataan Notasi
0,05 0,01 0,05 0,01
- - - D1= 8 % 0,234 c C
2 0,010 0,015 D2 = 10 % 0,259 b B
3 0,011 0,015 D3 = 12 % 0,291 a A
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar)
Tabel 16 menunjukkan bahwa masing-masing perlakuan memberikan
pengaruh berbeda sangat nyata dengan perlakuan lainnya. Total asam tertinggi
terdapat pada D3 (jumlah dekstrin 12%) yaitu sebesar 0,291% dan terendah pada
D1 (jumlah dekstrin 8%) yaitu sebesar 0,234%. Hubungan jumlah dekstrin dengan
Gambar 15. Hubungan jumlah dekstrin dengan total asam serbuk minuman instan Kuinibit
Gambar 15 menunjukkan pengaruh jumlah dekstrin terhadap total asam
serbuk minuman instan Kuinibit dimana semakin banyak penambahan dekstrin
maka total asam serbuk minuman instan Kuinibit semakin tinggi. Hal ini
dikarenakan dekstrin sebagai bahan pengikat yang mampu melindungi bahan dari
kerusakan akibat pemanasan maupun pengeringan. Menurut Suparti (2000),
dekstrin dapat melindungi senyawa volatil dan senyawa yang mudah rusak oleh
panas atau oksidasi, sehingga kandungan asam-asam organik pada bahan tetap
terjaga. Oleh karena itu dengan penambahan dekstrin maka total asam serbuk
minuman instan Kuinibit semakin tinggi.
Pengaruh interaksi antara perbandingan sari bit dengan sari kuini dan jumlah dekstrin terhadap nilai total asam serbuk minuman instan Kuinibit
Daftar sidik ragam pada Lampiran 4menunjukkan bahwa interaksi antara
perbandingan sari bit dengan sari kuini terhadap jumlah dekstrin memberikan
pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap total asam serbuk minuman
instan Kuinibit yang dihasilkan, sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.
Daya Larut
Pengaruh perbandingan sari bit dengan sari kuini terhadap daya larut serbuk minuman instan Kuinibit
Daftar sidik ragam pada Lampiran 5 menunjukkan bahwa perbandingan
sari bit dan sari kuini memberikan pengaruh tidak berbeda nyata (P>0,05)
terhadap daya larut serbuk minuman instan Kuinibit yang dihasilkan, sehingga uji
LSR tidak dilanjutkan.
Pengaruh jumlah dekstrin terhadap daya larut serbuk minuman instan Kuinibit
Daftar sidik ragam pada Lampiran 5 menunjukkan bahwa pengaruh
jumlah dekstrin memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap
daya larut serbuk minuman instan Kuinibit yang dihasilkan. Hasil uji LSR
pengaruh jumlah dekstrin terhadap daya larut serbuk minuman instan Kuinibit
dapat dilihat pada Tabel 17.
Tabel 17. Uji LSR efek utama pengaruh jumlah dekstrin terhadap daya larut serbuk minuman instan Kuinibit
Jarak LSR Jumlah Dekstrin
(%) Rataan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar)
Tabel 17 menunjukkan bahwa masing-masing perlakuan memberikan
pengaruh berbeda sangat nyata dengan perlakuan lainnya. Nilai daya larut
tertinggi terdapat pada D3 (jumlah dekstrin 12%) yaitu sebesar 83,91 % dan
terendah pada D1 (jumlah dekstrin 8%) yaitu sebesar 76,80 %. Hubungan jumlah
dekstrin dengan daya larut serbuk minuman instan Kuinibit dapat dilihat pada
Gambar 16. Hubungan jumlah dekstrin dengan daya larut serbuk minuman instan Kuinibit
Gambar 16 menunjukkan pengaruh jumlah dekstrin terhadap daya larut
serbuk minuman instan Kuinibit dimana semakin banyak penambahan dekstrin
maka daya larut serbuk minuman instan Kuinibit semakin tinggi. Hal ini
disebabkan karena dekstrin bersifat mudah larut air dan cepat terdispersi (Ribut
dan Kumalaningsih, 2004). Dekstrin memiliki sifat dapat mengikat air dengan
cepat, sehingga semakin banyak dekstrin yang ditambahkan, maka tingkat
pengikatannya juga semakin tinggi (Nugroho, dkk., 2006).
Pengaruh interaksi antara perbandingan sari bit dengan sari kuini dan jumlah dekstrinterhadap daya larut serbuk minuman instan Kuinibit
Daftar analisis sidik ragam pada Lampiran 5 menunjukkan bahwa interaksi
antara perbandingan sari bit dengan sari kuini terhadap jumlah dekstrin
memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap daya larut serbuk
minuman instan Kuinibityang dihasilkan, sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.
Rendemen
Pengaruh perbandingan sari bit dengan sari kuini terhadap rendemen serbuk minuman instan Kuinibit
Daftar sidik ragam pada Lampiran 6 menunjukkan bahwa perbandingan
sari bit dan sari kuini memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05)
terhadap rendemen serbuk minuman instan Kuinibit yang dihasilkan, sehingga uji
LSR tidak dilanjutkan.
Pengaruh jumlah dekstrin terhadap rendemen serbuk minuman instan Kuinibit
Daftar sidik ragam pada Lampiran 6 menunjukkan bahwa pengaruh
jumlah dekstrin memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap
rendemen serbuk minuman instan Kuinibit yang dihasilkan. Hasil uji LSR
pengaruh jumlah dekstrin terhadap rendemen serbuk minuman instan Kuinibit
dapat dilihat pada Tabel 18.
Tabel 18.Uji LSR efek utama pengaruh jumlah dekstrin terhadap rendemen serbuk minuman instan Kuinibit
Jarak LSR Jumlah Dekstrin
(%) Rataan
Notasi
0,05 0,01 0,05 0,01
- - - D1= 8 % 10,99 c C
2 0,709 0,982 D2 = 10 % 12,90 b B
3 0,744 1,024 D3 = 12 % 15,33 a A
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar)
Tabel 18menunjukkan bahwa masing-masing perlakuan memberikan
pengaruh berbeda sangat nyata dengan perlakuan lainnya. Rendemen tertinggi
terdapat pada D3 (jumlah dekstrin 12%) yaitu sebesar 15,33 % dan terendah pada
D1 (jumlah dekstrin 8%) yaitu sebesar 10,99%. Hubungan jumlah dekstrin dengan
Gambar 17. Hubungan jumlah dekstrin dengan rendemen serbuk minuman instan Kuinibit
Gambar 17 menunjukkan pengaruh jumlah dekstrin terhadap rendemen
serbuk minuman instan Kuinibit dimana semakin banyak penambahan dekstrin
maka rendemen serbuk minuman instan Kuinibit semakin tinggi. Dekstrin
merupakan salah satu bahan pengisi yang ditambahkan pada proses pengolahan
pangan berfungsi meningkatkan jumlah total padatan dan memperbesar volume
produk yang dihasilkan (Masters, 1979).
Pengaruh interaksi antara perbandingan sari bit dengan sari kuini dan jumlah dekstrin terhadap serbuk rendemen minuman instan Kuinibit
Daftar sidik ragam pada Lampiran 6 menunjukkan bahwa interaksi antara
perbandingan sari bit dengan sari kuini dan jumlah dekstrin memberikan pengaruh
berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap rendemen serbuk minuman instan Kuinibit
yang dihasilkan, sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.
Total Padatan Terlarut
Pengaruh perbandingan sari bit dengan sari kuini terhadap total padatan terlarut serbuk minuman instan Kuinibit
Daftar sidik ragam pada Lampiran 7 menunjukkan bahwa jumlah
perbandingan sari bit dengan sari kuini memberikan pengaruh berbeda sangat
nyata (P<0,01) terhadap total padatan terlarut serbuk minuman instan Kuinibit
yang dihasilkan. Hasil uji LSR pengaruh perbandingan sari bit dengan sari kuini
terhadap total padatan terlarut dapat dilihat pada Tabel 19.
Tabel 19. Uji LSR efek utama pengaruh perbandingan sari bit dengan sari kuini terhadap total padatan terlarut serbuk minuman instan Kuinibit
Jarak LSR Perbandingan Sari
Bit dan Sari Kuini Rataan
Notasi
0,05 0,01 0,05 0,01
- - - P1 = 70% : 30% 81,19 d D
2 2,119 2,936 P2 = 60% : 40% 83,17 d D
3 2,225 3,063 P3 = 50% : 50% 86,46 c C
4 2,288 3,168 P4 = 40% : 60% 89,84 b A
5 2,330 3,204 P5 = 30% : 70% 92,57 a A
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar)
Tabel 19 menunjukkan bahwa P1 berbeda tidak nyata dengan P2 dan
berbeda sangat nyata dengan P3, P4, dan P5. P2 berbeda sangat nyata dengan P3,
P4, dan P5. P3 berbeda sangat nyata dengan P4 dan P5. P4 berbeda nyata dengan P5.
Total padatan terlarut tertinggi terdapat pada perlakuan P5 (30%:70%) yaitu
sebesar 92,57 oBrix dan terendah terdapat pada P1 (70%:30%) yaitu sebesar
81,19 oBrix. Hubungan perbandingan sari bit dengan sari kuini dengan total
Gambar 18. Hubungan perbandingan sari bit dengan sari kuini dengan total padatan terlarut serbuk minuman instan Kuinibit
Gambar 18 menunjukkan pengaruh perbandingan sari bit dengan sari kuini
terhadap total padatan terlarut serbuk minuman instan Kuinibit dimana semakin
banyak penambahan sari kuini maka total padatan terlarut semakin tinggi. Hasil
uji bahan baku yang dilakukan menunjukkan bahwa kuini memiliki total padatan
terlarut sebesar 8,425 oBrix dan pada bit sebesar 4,001 oBrix sehingga dengan
peningkatan jumlah sari kuini menyebabkan total padatan terlarut serbuk
minuman instan Kuinibit meningkat. Gula pasir yang ditambahkan juga
meningkatkan nilai total padatan terlarut yang dihasilkan.
Pengaruh jumlah dekstrin terhadap total padatan terlarut serbuk minuman instan Kuinibit
Daftar sidik ragam pada Lampiran 7 menunjukkan bahwa pengaruh
jumlah dekstrin memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap
total padatan terlarut serbuk minuman instan Kuinibit yang dihasilkan. Hasil uji
LSR pengaruh jumlah dekstrin terhadap total padatan serbuk minuman instan
Kuinibit dapat dilihat pada Tabel 20.
Tabel 20. Uji LSR efek utama pengaruh jumlah dekstrin terhadap total padatan terlarut serbuk minuman instan Kuinibit
Jarak LSR Jumlah Dekstrin
(%) Rataan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar)
Tabel 20 menunjukkan bahwa perlakuan D1 berbeda sangat nyata dengan
D2 dan D3. Perlakuan D2 berbeda tidak nyata dengan D3. Total padatan terlarut
tertinggi terdapat pada D3 (jumlah dekstrin 12%) yaitu sebesar 88,62 oBrix dan
terendah pada D1 (jumlah dekstrin 8%) yaitu sebesar 84,32 oBrix. Hubungan
jumlah dekstrin dengan total padatan terlarut serbuk minuman instan Kuinibit
dapat dilihat pada Gambar 19.
Gambar 19. Hubungan jumlah dekstrin dengan total padatan terlarut serbuk minuman instan Kuinibit
Gambar 19 menunjukkan pengaruh jumlah dekstrin terhadap total padatan
terlarut serbuk minuman instan Kuinibit dimana semakin banyak penambahan
dekstrin maka total padatan terlarut serbuk minuman instan Kuinibit semakin
tinggi. Menurut Masters (1979) dekstrin merupakan salah satu bahan pengisi yang
ditambahkanpada proses pengolahan pangan berfungsi meningkatkan jumlah
total padatan, sehingga total padatan terlarut serbuk minuman instan Kuinibit
semakin meningkat.
Pengaruh interaksi antara perbandingan sari bit dengan sari kuini dan jumlah dekstrinterhadap total padatan terlarut serbuk minuman instan Kuinibit
Daftar sidik ragam pada Lampiran 7menunjukkan bahwa interaksi antara
perbandingan sari bit dengan sari kuini terhadap jumlah dekstrin memberikan
pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap total padatan terlarut serbuk
minuman instan Kuinibityang dihasilkan, sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.
Nilai Hedonik Warna
Pengaruh perbandingan sari bit dengan sari kuini terhadap nilai hedonik warna serbuk minuman instan Kuinibit
Daftar sidik ragam pada Lampiran 8 menunjukkan bahwa jumlah
perbandingan sari bit dengan sari kuini memberikan pengaruh berbeda sangat
nyata (P<0,01) terhadap nilai hedonik warna serbuk minuman instan Kuinibit
yang dihasilkan. Hasil uji LSR pengaruh perbandingan sari bit dengan sari kuini
terhadap nilai hedonik warna dapat dilihat pada Tabel 21.
Tabel 21. Uji LSR efek utama pengaruh perbandingan sari bit dengan sari kuini terhadap nilai hedonik warna serbuk minuman instan Kuinibit
Jarak LSR Perbandingan sari Rataan Notasi
0,05 0,01 bit dan kuini 0,05 0,01
- - - P1 = 70% : 30% 4,355 a A
2 0,094 0,131 P2 = 60% : 40% 4,088 b B
3 0,099 0,137 P3 = 50% : 50% 3,855 c C
4 0,102 0,141 P4 = 40% : 60% 3,555 d D
5 0,104 0,144 P5 = 30% : 70% 3,466 d D
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar)
Tabel 21 menunjukkan bahwa P1berbeda sangat nyata dengan P2, P3, P4,
dan P5. P2 berbeda sangat nyata dengan P3, P4, dan P5. P3 berbeda sangat nyata
dengan P4 dan P5. P4 berbeda tidak nyata dengan P5. Nilai hedonik warna tertinggi
terdapat pada perlakuan P1 (70%:30%) yaitu sebesar 4,355 dan terendah terdapat
pada P5 (30%:70%) yaitu sebesar 3,466. Hubungan perbandingan sari bit dengan
sari kuini dengan nilai hedonik warnaserbuk minuman instan Kuinibit dapat
dilihat pada Gambar 20.
Gambar 20. Hubungan perbandingan sari bit dengan sari kuini dengan nilai hedonik warna serbuk minuman instan Kuinibit
Gambar 20 menunjukkan pengaruh perbandingan sari bit dengan sari kuini
terhadap nilai hedonik warna serbuk minuman instan Kuinibit dimana semakin
banyak penambahan sari bit maka nilai hedonik warna semakin tinggi. Hasil uji
organoleptik yang dilakukan menunjukkan bahwa panelis lebih menyukai
perlakuan P1 (70%:30%) dimana sari bit yang berwarna merah keunguan lebih
menarik dan menghasilkan produk yang berwarna merah cerah ketimbang
literatur Singh dan Hathan (2014), yang menyatakan bit merah dimanfaatkan
sebagai pewarna alami karena warna ungu kemerahannya yang menarik.
Pengaruh jumlah dekstrin terhadap nilai hedonik warna serbuk minuman instan Kuinibit
Daftar sidik ragam pada Lampiran 8 menunjukkan bahwa pengaruh
jumlah dekstrin memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap
nilai hedonik warna serbuk minuman instan Kuinibit yang dihasilkan. Hasil uji
LSR pengaruh jumlah dekstrin terhadap nilai hedonik warna serbuk minuman
instan Kuinibit dapat dilihat pada Tabel 22.
Tabel 22. Uji LSR efek utama pengaruh jumlah dekstrin terhadap nilai hedonik warna serbuk minuman instan Kuinibit
Jarak LSR Jumlah Dekstrin (%) Rataan Notasi
0,05 0,01 0,05 0,01
- - - D1= 8 % 3,700 c B
2 0,122 0,179 D2 = 10 % 3,860 b AB
3 0,128 0,177 D3 = 12 % 4,033 a A
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar)
Tabel 22 menunjukkan bahwa perlakuan D1 berbeda nyata dengan D2 dan
berbeda sangat nyata dengan D3. Perlakuan D2 berbeda nyata dengan D3. Nilai
hedonik warna tertinggi terdapat pada D3 (jumlah dekstrin 12%) yaitu sebesar
4,033 dan terendah pada D1 (jumlah dekstrin 8%) yaitu sebesar 3,700. Hubungan
jumlah dekstrin dengan nilai hedonik warna serbuk minuman instan Kuinibit
dapat dilihat pada Gambar 21.
Gambar 21. Hubungan jumlah dekstrin dengan nilai hedonik warna serbuk minuman instan Kuinibit
Gambar 21menunjukkan pengaruh jumlah dekstrin terhadap nilai hedonik
warna serbuk minuman instan Kuinibit dimana semakin banyak penambahan
dekstrin maka nilai hedonik warna serbuk minuman instan Kuinibit semakin
tinggi. Hal ini disebabkan oleh karena dekstrin mampu melindungi komponen
volatil dan mudah rusak oleh panas dan pigmen merupakan salah satu komponen
yang mudah rusak akibat panas, sehingga dengan penambahan dekstrin maka
kandungan pigmen dapat terjaga. Penambahan dekstrin menambah viskositas
pada minuman bubuk instan sehingga warna yang dihasilkan semakin jelas
(Nugroho, 2006)
Pengaruh interaksi antara perbandingan sari bit dengan sari kuini dan jumlah dekstrin terhadap nilai nilai hedonik warna serbuk minuman instan Kuinibit
Daftar sidik ragam pada Lampiran 8menunjukkan bahwa interaksi antara
perbandingan sari bit dengan sari kuini terhadap jumlah dekstrin memberikan
pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap nilai hedonik warna serbuk
minuman instan Kuinibit yang dihasilkan, sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.
Nilai Hedonik Aroma
Pengaruh perbandingan sari bit dengan sari kuini terhadap nilai hedonik aroma serbuk minuman instan Kuinibit
Daftar sidik ragam pada Lampiran 9 menunjukkan bahwa jumlah
perbandingan sari bit dengan sari kuini memberikan pengaruh berbeda sangat
nyata (P<0,01) terhadap nilai hedonik aroma serbuk minuman instan Kuinibit
yang dihasilkan. Hasil uji LSR pengaruh perbandingan sari bit dengan sari kuini
terhadap kadar nilai hedonik aroma dapat dilihat pada Tabel 23.
Tabel 23. Uji LSR efek utama pengaruh perbandingan sari bit dengan sari kuini terhadap nilai hedonik aromaserbuk minuman instan Kuinibit
Jarak LSR Perbandingan sari Rataan Notasi
0,05 0,01 bit dengan sari kuini 0,05 0,01
- - - P1 = 70% : 30% 2,422 e E
2 0,100 0,139 P2 = 60% : 40% 2,955 d D
3 0,105 0,145 P3 = 50% : 50% 3,622 c C
4 0,108 0,150 P4 = 40% : 60% 4,033 b B
5 0,110 0,152 P5 = 30% : 70% 4,222 a A
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar)
Tabel 23 menunjukkan bahwa masing-masing perlakuan memberikan
pengaruh berbeda sangat nyata dengan perlakuan lainnya. Nilai hedonik aroma
tertinggi terdapat pada perlakuan P5(30%:70%) yaitu sebesar 4,222 dan terendah
terdapat pada P1(70%:30%) yaitu sebesar 2,422. Hubungan perbandingan sari bit
dengan sari kuini terhadap nilai hedonik aromaserbuk minuman instan Kuinibit
dapat dilihat pada Gambar 22.
Gambar 22. Hubungan perbandingan sari bit dengan sari kuini dengan nilai hedonik aroma serbuk minuman instan Kuinibit
Gambar 22 menunjukkan pengaruh perbandingan sari bit dengan sari kuini
terhadap nilai hedonik aromaserbuk minuman instan Kuinibit dimana semakin
banyak penambahan sari kuini maka nilai hedonik aroma semakin tinggi. Hal ini
disebabkan dimana semakin banyak sari kuini yang ditambahkan maka aroma dari
serbuk minuman instan Kuinibit lebih disukai oleh panelis dibanding aroma dari
bit karena bit sendiri memiliki aroma yang khas yaitu bau tanah (earthy taste)
yang kurang disukai oleh panelis. Ciri khas dari bit merah adalah warna akar bit
yang berwarna merah pekat, rasa yang manis seperti gula, serta aroma bit yang
dikenal sebagai bau tanah (earthy taste) (Widyaningrum dan Suhartiningsih,
2014).
Pengaruh jumlah dekstrin terhadap nilai hedonik aroma serbuk minuman instan Kuinibit
Daftar sidik ragam pada Lampiran 9 menunjukkan bahwa pengaruh
jumlah dekstrin memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap
pengaruh jumlah dekstrin terhadap nilai hedonik aroma serbuk minuman instan
Kuinibit dapat dilihat pada Tabel 24.
Tabel 24. Uji LSR efek utama pengaruh jumlah dekstrin terhadap nilai hedonik danberbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar)
Tabel 24menunjukkan bahwa perlakuan D1 berbeda nyata dengan D2 dan
berbeda sangat nyata dengan D3. Perlakuan D2 berbeda nyata dengan D3. Nilai
hedonik aroma tertinggi terdapat pada D3 (jumlah dekstrin 12%) yaitu sebesar
3,606 dan terendah pada D1 (jumlah dekstrin 8%) yaitu sebesar 3,253. Hubungan
jumlah dekstrin dengan nilai hedonik aroma minuman instan Kuinibit dapat
dilihat pada Gambar 23.
Gambar 23. Hubungan jumlah dekstrin dengan nilai hedonik aroma serbuk minuman instan Kuinibit
Gambar 23 menunjukkan pengaruh jumlah dekstrin terhadap nilai
hedonik aroma serbuk minuman instan Kuinibit dimana semakin banyak
penambahan dekstrin maka nilai hedonik aroma serbuk minuman instan Kuinibit
semakin tinggi. Dekstrin merupakan bahan pengikat yang mampu melindungi
komponen volatil yang terdapat pada bahan, termasuk komponen pembentuk
aroma pada kuini. Komponen senyawa flavor pada kuini terdiri dari empatpuluh
lima persen monoterpen teroksigenasi dan tiga puluh tiga persen ester dengan
alpa-terpineol sebagai komponen utamanya (Wong and Ong, 1993). Fennema
(1985) menyatakan bahwa dekstrin memiliki sifat melindungi senyawa volatil dan
senyawa yang peka terhadap panas atau oksidasi. Oleh karena itu, semakin
banyak dekstrin yang ditambahkan maka senyawa flavor tadi dapat dijaga dan
meningkatkan aroma dari serbuk minuman instan Kuinibit.
Pengaruh interaksi antara perbandingan sari bit dengan sari kuini dan jumlah dekstrin terhadap nilai hedonik aroma serbuk minuman instan Kuinibit
Daftar sidik ragam pada Lampiran 9menunjukkan bahwa interaksi antara
perbandingan sari bit dengan sari kuini terhadap jumlah dekstrin memberikan
pengaruh berbeda sangat nyata (P>0,05) terhadap nilai hedonik aroma serbuk
minuman instan Kuinibit yang dihasilkan. Hasil uji LSR pengaruh interaksi
perbandingan sari bit dengan sari kuini dengan jumlah dekstrin terhadap nilai
hedonik aroma minuman instan Kuinibit dapat dilihat pada Tabel 25.
Tabel 25 menunjukkan bahwa nilai tertinggi pada perlakuan P5D3 yaitu
sebesar 4,400 dan terendah pada perlakuan P1D1 yaitu sebesar 2,166. Hubungan
interaksi perbandingan sari bit dengan sari kuini dan jumlah dekstrin terhadap
nilai hedonik aroma serbuk minuman instan Kuinibit dapat dilihat pada Gambar
Tabel 25. Uji LSR efek utama pengaruh interaksi perbandingan sari bit dengan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar)
Gambar 24 menunjukkan bahwa semakin banyak sari kuini dan jumlah
dekstrin yang digunakan pada perlakuan maka panelis semakin menyukai
perlakuan tersebut. Hal ini disebabkan karena aroma kuini yang kuat dan disukai
oleh panelis dan penambahan dekstrin dapat melindungi senyawa volatil dan
senyawa yang peka terhadap panas atau oksidasi (Fennema, 1985), sehingga
semakin meningkatnya perbandingan sari kuini dan jumlah dekstrin yang
digunakan maka aroma produk yang dihasilkan semakin disukai.
Nilai Hedonik Rasa
Pengaruh perbandingan sari bit dengan sari kuini terhadap nilai hedonik rasa serbuk minuman instan Kuinibit
Daftar sidik ragam pada Lampiran 10 menunjukkan bahwa jumlah
perbandingan sari bit dengan sari kuini memberikan pengaruh berbeda sangat
nyata (P<0,01) terhadap nilai hedonik rasa serbuk minuman instan Kuinibit yang
dihasilkan. Hasil uji LSR pengaruh perbandingan sari bit dengan sari kuini
terhadap nilai hedonik rasa dapat dilihat pada Tabel 26.
Tabel 26. Uji LSR efek utama pengaruh perbandingan sari bit dengan sari kuini terhadap nilai hedonik rasa serbuk minuman instan Kuinibit
Jarak LSR Perbandingan sari bit dengan Rataan Notasi
0,05 0,01 sari kuini 0,05 0,01
- - - P1 = 70% : 30% 2,400 e E
2 0,127 0,177 P2 = 60% : 40% 2,944 d D
3 0,134 0,185 P3 = 50% : 50% 3,522 c C
4 0,138 0,191 P4 = 40% : 60% 4,000 b B
5 0,140 0,194 P5 = 30% : 70% 4,300 a A
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar)
Tabel 26 menunjukkan bahwa masing-masing perlakuan memberikan pengaruh
berbeda sangat nyata dengan perlakuan lainnya. Nilai hedonik rasa tertinggi
terdapat pada P1 (70%:30%) yaitu sebesar 2,400 (tidak suka). Pengaruh
perbandingan sari bit dengan sari kuini dengan nilai hedonik rasa serbuk minuman
instan Kuinibit dapat dilihat pada Gambar 25.
Gambar 25. Hubungan perbandingan sari bit dengan sari kuini dengan nilai hedonik rasa serbuk minuman instan Kuinibit
Gambar 25 menunjukkan bahwa panelis lebih menyukai rasa minuman
instan pada perlakuan P5 yaitu perlakuan dengan perbandingan sari kuini yang
lebih tinggi. Hal ini disebabkan karena rasa buah kuini yang kuat dan disukai oleh
panelis dibandingkan dengan bit yang memiliki bau tanah (earthy taste)
(Widyaningrum dan Suhartiningsih, 2014).
Pengaruh jumlah dekstrin terhadap nilai hedonik rasa serbuk minuman instan Kuinibit
Daftar sidik ragam pada Lampiran 10 menunjukkan bahwa pengaruh
jumlah dekstrin memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap
total nilai hedonik rasa serbuk minuman instan Kuinibit yang dihasilkan. Hasil uji
LSR pengaruh jumlah dekstrin terhadap nilai hedonik rasa serbuk minuman instan
Kuinibit dapat dilihat pada Tabel 27.
Tabel 27. Uji LSR efek utama pengaruh jumlah dekstrin terhadap nilai hedonik rasa serbuk minuman instan Kuinibit
Jarak LSR Jumlah dekstrin Rataan Notasi
0,05 0,01 0,05 0,01
- - - D1= 8 % 3,253 c B
2 0,127 0,177 D2 = 10 % 3,440 b A
3 0,134 0,185 D3 = 12 % 3,606 a A
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar)
Tabel 27 menunjukkan bahwa perlakuan D1 berbeda sangat nyata dengan
D2 dan D3. Perlakuan D2 berbeda nyata dengan D3. Nilai hedonik rasa tertinggi
terdapat pada D3 (jumlah dekstrin 12%) yaitu sebesar 3,606 (agak suka) dan
terendah pada D1 (jumlah dekstrin 8%) yaitu sebesar 3,253 (agak suka).
Hubungan jumlah dekstrin dengan nilai hedonik rasa serbuk minuman instan
Kuinibit dapat dilihat pada Gambar 26.
Gambar 26. Hubungan jumlah dekstrin dengan nilai hedonik rasa serbuk minuman instan Kuinibit
Gambar 26 menunjukkan pengaruh jumlah dekstrin terhadap nilai hedonik
rasa serbuk minuman instan Kuinibit dimana semakin banyak penambahan
dekstrin maka nilai hedonik rasa serbuk minuman instan Kuinibit semakin
tinggi.Hal ini disebabkan karena fungsi dekstrin yaitu sebagai pembawa bahan
pangan yang aktif seperti bahan flavor dan pewarna yang mempunyai sifat mudah
larut air (Ribut dan Kumalaningsih, 2004), sehingga semakin meningkatnya
konsentrasi dekstrin yang digunakan maka rasa yang dihasilkan sangat disukai.
Pengaruh interaksi antara perbandingan sari bit dengan sari kuini dan jumlah dekstrin terhadap nilai hedonik rasa serbuk minuman instan Kuinibit
Daftar sidik ragam pada Lampiran 10 menunjukkan bahwa interaksi antara
perbandingan sari bit dengan sari kuini terhadap jumlah dekstrin memberikan
pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap nilai hedonik rasa serbuk
minuman instan Kuinibit yang dihasilkan. Hasil uji LSR pengaruh interaksi antara
perbandingan sari bit dengan sari kuini dan jumlah dekstrin terhadap nilai hedonik
rasa serbuk minuman instan Kuinibit dapat dilihat pada Tabel 28.
Tabel 28. Uji LSR efek utama pengaruh interaksi perbandingan sari bit dengan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar)
Tabel 28 menunjukkan bahwa nilai tertinggi pada perlakuan P5D3 yaitu
sebesar 4,366 dan terendah pada perlakuan P1D1 yaitu sebesar 2,000. Hubungan
interaksi perbandingan sari bit dengan sari kuini dan jumlah dekstrin dengan nilai
hedonik rasa minuman instan Kuinibit dapat dilihat pada Gambar 27.
Gambar 27. Hubungan interaksi antara perbandingan sari bit dengan sari kuini dan jumlah dekstrin dengan nilai hedonik rasa serbuk minuman instan Kuinibit
Gambar 27 menunjukkan bahwa semakin banyak sari kuini dan jumlah
dekstrin yang digunakan pada perlakuan maka panelis semakin menyukai
perlakuan tersebut. Hal ini disebabkan karena rasa kuini yang disukai dan
ditambah dengan penggunaan dekstrin yang berfungsi sebagai pembawa bahan
pangan yang aktif seperti bahan flavor dan pewarna yang mempunyai sifat mudah
larut air (Ribut dan Kumalaningsih, 2004), sehingga semakin meningkatnya
Nilai Skor Warna
Pengaruh perbandingan sari bit dengan sari kuini terhadap nilai skor warna serbuk minuman instan Kuinibit
Daftar sidik ragam pada Lampiran 11 menunjukkan bahwa jumlah
perbandingan saribit dengan sari kuini memberikan pengaruh berbeda sangat
nyata (P<0,01) terhadap nilai skor warna serbuk minuman instan Kuinibit yang
dihasilkan. Hasil uji LSR pengaruh perbandingan sari bit dengan sari kuini
terhadap nilai skor warna dapat dilihat pada Tabel 29.
Tabel 29. Uji LSR efek utama pengaruh perbandingan sari bit dengan sari kuini terhadap nilai skor warna serbuk minuman instan Kuinibit
Jarak LSR Perbandingan sari Rataan Notasi 0,05 0,01 bit dengan sari kuini 0,05 0,01
- - - P1 = 70% : 30% 2,011 e E
2 0,140 0,193 P2 = 60% : 40% 2,888 d D
3 0,147 0,203 P3 = 50% : 50% 3,233 c C
4 0,151 0,209 P4 = 40% : 60% 3,666 b B
5 0,153 0,213 P5 = 30% : 70% 4,511 a A
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar)
Tabel 29 menunjukkan bahwa masing-masing perlakuan memberikan
pengaruh berbeda sangat nyata dengan perlakuan lainnya. Nilai skor warna
tertinggi terdapat pada perlakuan P5 (30%:70%) yaitu sebesar 4,511 (merah muda)
dan terendah terdapat pada P1 (70%:30%) yaitu sebesar 2,011 (merah tua).
Hubungan perbandingan sari bit dengan sari kuini dengan nilai skor warna serbuk
minuman instan Kuinibit dapat dilihat pada Gambar 28.
Gambar 28. Hubungan perbandingan sari bit dengan sari kuini dengan nilai skor warna serbuk minuman instan Kuinibit
Gambar 28 menunjukkan pengaruh perbandingan sari bit dengan sari kuini
terhadap nilai skor warna serbuk minuman instan Kuinibit. Pada perlakuan P1
dimana sari bit lebih tinggi dari sari kuini, nilai skor warna yaitu 2,011 yang
menunjukkan produk berwarna merah tua sedangkan pada perlakuan P5 dimana
sari kuini lebih tinggi nilai skor warna yaitu 4,511 yang menunjukkan produk
berwarna merah muda. Hal ini disebabkan karena bit memiliki pigmen warna
yang dominan sehingga dengan penambahan bit yang lebih banyak, maka warna
dari produk akan cenderung merah tua. Hal ini sesuai dengan literatur
Widyaningrum dan Suhartiningsih (2014) yang menyatakan bahwa ciri khas dari
bit adalah berwarna merah pekat.
Pengaruh jumlah dekstrin terhadap nilai skor warna serbuk minuman instan Kuinibit
Daftar sidik ragam pada Lampiran 11 menunjukkan bahwa pengaruh
jumlah dekstrin memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap
nilai skor warna serbuk minuman instan Kuinibit yang dihasilkan. Hasil uji LSR
pengaruh jumlah dekstrin terhadap nilai skor warna serbuk minuman instan
Kuinibit dapat dilihat pada Tabel 30.
Tabel 30. Uji LSR efek utama pengaruh jumlah dekstrin terhadap nilai skor warna serbuk minuman instan Kuinibit
Jarak LSR Jumlah Dekstrin Rataan Notasi
0,05 0,01 0,05 0,01
- - - D1= 8 % 3,400 a A
2 0,180 0,250 D2 = 10 % 3,240 ab AB
3 0,189 0,262 D3 = 12 % 3,146 b B
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar)
Tabel 30 menunjukkan bahwa perlakuan D1 berbeda tidak nyata dengan
D2 dan berbeda sangat nyata dengan D3. Perlakuan D2 berbeda tidak nyata dengan
D3. Nilai skor warna tertinggi terdapat pada D1 (jumlah dekstrin 8%) yaitu sebesar
3,400 dan terendah pada D3 (jumlah dekstrin 12%) yaitu sebesar 3,146. Pengaruh
jumlah dekstrin dengan skor warna serbuk minuman instan Kuinibit dapat dilihat
pada Gambar 29.
Gambar 29 menunjukkan pengaruh jumlah dekstrin terhadap nilai skor
warna serbuk minuman instan Kuinibit dimana semakin banyak penambahan
dekstrin maka nilai skor warna minuman instan Kuinibit semakin rendah. Hal ini
disebabkan karena penambahan dekstrin menambah viskositas pada minuman
bubuk instan sehingga warna yang dihasilkan semakin jelas. Semakin banyak
hidrokoloid yang ditambahkan ke dalam minuman tersebut, maka bahan yang
terlarut juga semakin besar dan menyebabkan viskositasnya menjadi meningkat
(Nugroho, 2006).
Pengaruh interaksi antara perbandingan sari bit dengan sari kuini dan jumlah dekstrin terhadap nilai skor warna serbuk minuman instan Kuinibit
Daftar sidik ragam pada Lampiran 11 menunjukkan bahwa interaksi antara
perbandingan sari bit dengan sari kuini terhadap jumlah dekstrin memberikan
pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap nilai skor warna serbuk minuman
instan Kuinibit yang dihasilkan, sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.
Indeks Warna
Pengaruh perbandingan sari bit dengan sari kuini terhadap nilai indeks warna serbuk minuman instan Kuinibit
Daftar sidik ragam pada Lampiran 12 menunjukkan bahwa jumlah
perbandingan saribitdengan sari kuini memberikan pengaruh berbeda sangat nyata
(P<0,01) terhadap nilai indeks warna serbuk minuman instan Kuinibit yang
dihasilkan. Hasil uji LSR pengaruh perbandingan sari bit dengan sari kuini
Tabel 31. Uji LSR efek utama pengaruh perbandingan sari bit dengan sari kuini terhadap nilai indeks warna serbuk minuman instan Kuinibit
Jarak berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar)
Tabel 31 menunjukkan bahwa masing-masing perlakuan memberikan
pengaruh berbeda sangat nyata dengan perlakuan lainnya. Nilai indeks warna
tertinggi terdapat pada perlakuan P5 (30%:70%) yaitu sebesar 42,08 dan terendah
terdapat pada P1 (70%:30%) yaitu sebesar 28,18. Hubungan perbandingan sari bit
dengan sari kuini terhadap nilai indeks warnaserbuk minuman instan Kuinibit
dapat dilihat pada Gambar 30.
Gambar 30. Hubungan perbandingan sari bit dengan sari kuini dengan indeks warna serbuk minuman instan Kuinibit
Gambar 30 menunjukkan pengaruh perbandingan sari bit dengan sari kuini
terhadap nilai indeks warna serbuk minuman instan Kuinibit. Pengukuran warna