• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemberian Kompos Ternak Babi dengan Dosis yang Berbeda Terhadap Produktivitas Hijauan Ruzi (Brachiaria Ruziziensis)dengan Interval Pemotongan yang Berbeda

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pemberian Kompos Ternak Babi dengan Dosis yang Berbeda Terhadap Produktivitas Hijauan Ruzi (Brachiaria Ruziziensis)dengan Interval Pemotongan yang Berbeda"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Feses Babi

Potensi limbah feses babi cukup besar dilihat dari data populasi ternak

babi di Indonesia hingga tahun 2011 mencapai 7.757.523 ekor atau mengalami

peningkatan sebesar 92,97% dari tahun 2010. Limbah feses babi merupakan

limbah yang dihasilkan dari aktivitas produksi ternak babi selain limbah urin, alas

lantai (sekam, jerami, dan serbuk gergaji), sisa pakan dan air cucian kandang

(Sihombing, 2006). Limbah feses babi apabila tidak dikelola secara baik dapat

mencemari udara, air,dan memicu konflik sosio-religio di dalam masyarakat.

Feses babi kaya akan bahan organik terutama unsur nitrogen sehingga dapat

digunakan sebagai substrat gas bio.

Pemanfaatan pupuk kandang babi di Indonesia hanya terdapat di beberapa

lokasi tertentu yang berdekatan dengan peternakan babi. Pupuk kandang babi

mempunyai tekstur yang lembek dan akan bertambah cair bila bercampur dengan

urin. Peternak babi telah mengetahui bagaimana cara memisahkan urin ini dengan

padatannya, lalu menumpukkannya di suatu tempat untuk didekomposisikan

terlebih dahulu. Komposisi hara kotoran babi sangat dipengaruhi oleh umur.Di

negara-negara seperti Cina, Thailand, dan berbagai negara di Eropa telah

dibedakan jenis pukan babi sesuai umur.Akan tetapi, secara umum pukan babi

(2)

Pembuatan Kompos

Pada berbagai komposisi media tanam biasanya selalu mengandung pupuk

organik, yaitu semua bahan yang berasal dari jasad atau makhluk hidup (sehingga

disebut juga bahan organik hayati).Termasuk jenis pupuk ini adalah kompos atau

pupuk hijau serta pupuk kandang (kotoran ternak). Proses perubahan bahan

mentah menjadi kompos berlangsung secara molekuler bukan secara reaksi ion,

sehingga memakan waktu yang lama. Proses ini tunduk dalam biokatalisator yang

dibuat dan memiliki jasad renik atau mikroba. Setiap biokatalisator mempunyai

kondisi spesifik agar kinerjanya optimum, yaitu mencakup kondisi suhu, pH,

udara, kelembaban dan objek makanan bagi mikroba (Sudarmin, 1999).

Kompos merupakan hasil perombakan bahan organik oleh

mikrobiadengan hasil akhir berupa kompos yang memiliki nisbah C/N yang

rendah.Bahanyang ideal untuk dikomposkan memiliki nisbah C/N sekitar 30,

sedangkankompos yang dihasilkan memiliki nisbah C/N <20. Bahan organik yang

memilikinisbah C/N jauh lebih tinggi di atas 30 akan terombak dalam waktu yang

lama,sebaliknya jika nisbah tersebut terlalu rendah akan terjadi kehilangan N

karenamenguap selama prosesperombakan berlangsung. Kompos yang dihasilkan

dengan fermentasi menggunakan teknologi mikrobia efektif dikenal dengan nama

bokashi. Dengan cara ini proses pembuatan kompos dapat berlangsung lebih

singkat dibandingkan cara konvensional (Novizan,2007).

Pengomposan pada dasarnya merupakan upaya mengaktifkan kegiatan

mikrobia agar mampu mempercepat proses dekomposisi bahan organik.

Yangdimaksud mikrobia disini bakteri, fungi dan jasad renik lainnya. Bahan

(3)

limbah pertanian, kotoran hewan/ternak dan sebagainya. Cara pembuatan kompos

bermacammacam tergantung keadaan tempat pembuatan, budaya orang,

mutuyang diinginkan, jumlah kompos yang dibutuhkan, macam bahan yang

tersedia dan selera pengolah. Yang perlu diperhatikan dalam proses pengomposan

ialah kelembaban timbunan bahan kompos, temperatur, suasana, netralisasi

kemasaman, penambahan zat hara.

Sumardi (1999) menyatakan bahwa EM4 merupakan larutan yang

mengandung beberapa kelompok organisme, dimana mikroorganismeini akan

mempercepat proses dekomposisibahan-bahan organik.

Tabel 1Kandungan beberapa zat nutrisi penting pada rumput ruzi (Brachiaria

ruziziensis)

Energi 4064 kkal/kg BK

Sumber :Hutasoit, (2009).

Deskripsi Tanaman Rumput Ruzy

Brachiaria Ruziziensis adalah rumput gembala, ciri khas rumput gembala,

tanaman tumbuh pendek dan menjalar, tahan renggut dan injakan ternak serta

tahan terhadap kekeringan, tanaman berumpun, tahunan merambat dengan rizoma

yang pendek.Batang berongga tumbuh dari pucuk buku-buku merambat dan

rizoma pendek. Daun panjang sampai 25 cm dan lebar 15 mm. Bunga terdiri dari

(4)

penggembalaan permanen atau semi permanen untuk digembalai atau dipotong

sebagai pakan hijauan dan konservasi.Juga ditanam sebagai padangan dibawah

kebun kelapa.Rumput Ruzi memerlukan tanah ringan atau loam dengan kesuburan

tinggi sedang (ph 5,0-6,8) dan tidak tahan kondisi tanah yang sangat asam.

Rumput Ruzi ini adalah rumput untukdataran rendah sampai ketinggian 2000 m

pada daerah tropis yang basah, dengan rata-rata curah hujan minimum 1200 mm.

Dapat bertahan musim kering selama 4 bulan tetapi akan mati pada kekeringan

yang panjang. Tidak tahan terhadap genangan dan tumbuh subur pada tanah

berpengairan baik (Ciat,1983).

Klasifikasi Hijauan Ruzi (Brachiaria ruziziensis)

Sistematika hijauan ruzi (Brachiaria ruziziensis) adalah Kingdom:

Plantae, Phyllum: Angiospermae, Classis: Monocotyledonae, Ordo: Glumiflora,

Familia: Gramineae, Sub-familia: Panicoideae, Genus: Brachiaria dan Spesies:

Brachiaria ruziziensis (Reksohadiprodjo, 1994). Berikut adalah gambar dari

(5)

Pupuk Organik

Lingga (1991) menyatakan bahwa jenis dan kandungan hara yang terdapat

pada beberapa kotoran ternak padat dan cair dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2.Jenis dan kandungan zat hara pada beberapa kotoran ternak padat dan

cair.

NamaTernak BentukKotorannya Nitrogen (%)

Pupuk organik merupakan hasil akhir dan atau hasil antara dari perubahan

atau peruraian bagian dan sisa-sisa tanaman dan hewan, misalnya bungkil, tepung

tulang, limbah ternak dan lain sebagainya (Murbandono, 2002).Pupuk organik

merupakan pupuk yang terbuat dari bahan-bahan organik yang didegradasikan

secara organik. Sumber bahan baku organik ini dapat diperoleh dari

bermacam-macam sumber, seperti kotoran ternak, sampah rumah tangga non sintetis,

limbah-limbah makanan/minuman, dan lain-lain. Biasanya untuk membuat pupuk organik

ini, ditambahkan larutan mikroorganisme yang membantu mempercepat proses

(6)

Menurut Sutanto (2002) pupuk organik merupakan bahan pembenah tanah

yang lebih baik daripada bahan pembenah buatan, walaupun pada umumnya

pupuk organik mempunyai kandungan hara makro N, P dan K yang rendah tetapi

mengandung hara mikro dalam jumlah cukup yang sangat diperlukan dalam

pertumbuhan tanaman.

Pupuk organik menurut Barbarick (2006) merupakan sisa tanaman, hewan

dan sampah organik lainnya yang biasa ditambahkan kedalam tanah sebagai

sumber hara tanaman dan juga untuk memperbaiki sifat fisik tanah.Pupuk organik

ini tidak mengandung unsur hara dalam jumlah yang besar namun penambahan

bahan organik kedalam tanah dapat menurunkan defisiensi Nitrogen pada

tanaman.

Kebutuhan Unsur Hara Bagi Tanaman

Menurut Trautmann,(2007) senyawa Nitrogen di dalam tanah terdapat

dalam bentuk. Yang pertama adalah Nitrogen organik seperti protein, asam

amino, urea. Sedangkan Nitrogen anorganik termasuk di dalamnya ammonium

(NH4+), gas ammonia (NH3+), nitrit(NO2-), dan nitrat (NO3-).Dari kedua bentuk

senyawa Nitrogen tersebut ada yang larut dalam air dan ada yang tidak, ada yang

bersifat mobile dan ada yang bersifat immobile, dan ada yang dapat diserap

langsung oleh tanaman dan ada yang tidak. Nitrogen di dalam tanah sendiri

terbentuksecara kontinyu melalui reaksi fisika, kimia dan biologi yang kompleks

dan biasa disebut daur Nitrogen.

Setiap tanaman memerlukan paling sedikit 16 unsur hara untuk

(7)

mineral atau bahan organik. Unsur yang diperoleh dari udara ada 3 jenis, yaitu

unsur Carbon (C), Hidrogen (H) dan Oksigen(O), sedangkan 13 unsur lainnya

seperti Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Calsium (Ca), Magnesium (Mg),

Sulfur (S), Besi (Fe), Mangan (Mn), Seng (Zn), Tembaga (Cu), Boron (B),

Molibdenum (Mo) dan Klorin (Cl) diperoleh tanaman dari dalam tanah. Tetapi

dari anatara 13 unsur hara tersebut, hanya 6 unsur yang amat dibutuhkan dalam

porsi yang cukup banyak, yaitu N, P, K, S, Ca dan Mg. Namun dari 6 unsur ini

hanya 3 yang mutlak harus ada bagi tanaman yaitu N, P, K (Lawani, 1993).

Pemupukan

Pemupukan merupakan salah satu cara untuk mensuplai kebutuhan unsur

hara tanaman, serta dapat memperbaiki kondisi tanah pada kondisi tertentu. Unsur

hara yang diperlukan tanaman, terutama adalah unsur esensial yaitu suatu unsur

apabila tidak ada maka tumbuhan tidak mampu menyempurnakan daur hidupnya

atau bila unsur tersebut menjadi bagian dari molekul tumbuhan yang esensial bagi

tanaman. Contoh unsur yang esensial bagi tanaman adalah Nitrogen (N), fosfor

(P), Kalium (K), Kalsium (Ca) dan S (sulfur) (Salisburydan Ross, 1992). Tujuan

pemupukan ialah meningkatkan pertumbuhan dan mutu hasil.Oleh karena itu,

pupuk diberikan pada saat tanaman membutuhkan pupuk agar diperoleh

keuntungan yang maksimal (Moenandir, 2004).

Pupuk adalah bahan yang memberikan zat hara pada tanaman.Pupuk

biasanya diberikan pada tanah, tetapi dapat diberikan lewat daun dan batang

sebagai larutan.(Harjadi, 1990). Pupuk kandang berasal dari pembusukan kotoran

(8)

air seni atau urine), sehingga warna, rupa, tekstur, bau, dan kadar airnya tidak lagi

seperti aslinya. Sebenarnya, kotoran dan semua jenis hewan dapat dipakai sebagai

pupuk.Kotoran yang berasal dari hewan-hewan peliharan, seperti kororan sapi,

ayam, kambing, kerbau atau kuda adalah yang paing sering digunakan.Karena

kotoran hewan peliharaan yang dikandangkan gampang dikumpulkan.

Pupuk adalah suatu bahan yang bersifat organik ataupun anorganik, bila

ditambahkan ke dalam tanah ataupun tanaman dapat menambah unsur hara serta

dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah, atau kesuburan

tanah.Pemupukan adalah cara-cara atau metode pemberian pupuk atau

bahan-bahan lain seperti bahan-bahan kapur, bahan-bahan organik, pasir ataupun tanah liat ke dalam

tanah. Jadi pupuk adalah bahannya sedangkan pemupukan adalah cara

pemberiannya. Pupuk banyak macam dan jenis-jenisnya serta berbeda pula

sifat-sifatnya dan berbeda pula reaksi dan peranannya di dalam tanah dan tanaman.

Karena hal-hal tersebut di atas agar diperoleh hasil pemupukan yang efisien dan

tidak merusak akar tanaman maka perlulah diketahui sifat, macam dan jenis

pupuk dan cara pemberian pupuk yang tepat (Hasibuan, 2006).

Pupuk dapat digolongkan menjadi dua, yakni pupuk organik dan pupuk

anorganik. Pupuk organik adalah pupuk yang terbuat dari sisa-sisa tanaman dan

hewan yang diolah melalui proses pembusukan (dekomposisi) oleh bakteri

pengurai, misalnya pupuk kompos dan pupuk kandang. Pupuk kompos berasal

dari sisa-sisa tanaman, dan pupuk kandang berasal dari kotoran ternak.Pupuk

organik mempunyai komposisi kandungan unsur hara yang lengkap, tetapi jumlah

tiap jenis unsur hara tersebut rendah tetapi kandungan bahan organik di dalamnya

(9)

pabrik dengan cara meramu berbagai bahan kimia sehingga memiliki kandungan

persentase yang tinggi. Contoh pupuk anorganik adalah urea, TSP dan Gandasil

(Novizan, 2007).

Di dalam tanah terdapat banyak organisme pengurai, baik makro maupun

mikro. Pupuk organik terbentuk karena adanya kerja sama mikroorganisme

pengurai dengan cuaca serta perlakuan manusia. Kegiatan organisme tanah dalam

proses penguraian tersebut menjadi sangat penting dalam pembentukan pupuk

organik. Sisa tumbuhan dihancurkan oleh organisme dan unsur-unsur yang sudah

terurai diikat menjadi senyawa.Senyawa tersebut tentu saja harus larut dalam air

sehingga mudah diabsorpsi atau diserap oleh akar tanaman. Bentuk senyawa

tersebut antara lain amonium dan nitrat. Beberapa mikroorganisme penting antara

lain: ganggang (mikroorganisme berklorofil), fungi (mikroorganisme tidak

berklorofil yang memperoleh energi dan karbon dari bahan organik),

actinomycetes (merupakan golongan mikroorganisme antara fungi dan bakteri),

dan bakteri. Bakteri berperan penting dalam proses penguraian seperti proses

nitrifikasi, oksidasi sulfur, dan fiksasi nitrogen (Musnamar, 2009).

Pupuk organik sangat penting terutama karena sebagai berikut. 1.

Memperbaiki struktur tanah. Pada waktu penguraian bahan organik oleh

organisme di dalam tanah dibentuk produk yang mempunyai sifat sebagai perekat,

yang lalu mengikat butir-butir pasir menjadi butiran yang lebih besar.Lagipula di

dalam tanah tumbuh sistem tali-temali yang terdiri dari benang-benang jamur

yang mengikat bagian tanah menjadi kesatuan. 2. Menaikkan daya serap tanah

terhadap air Bahan organik mempunyai daya absorpsi yang besar terhadap air

(10)

hasil tanaman, apalagi pada musim panas yang kering.3. Menaikkan kondisi

kehidupan di dalam tanah Hal ini terutama disebabkan karena organisme di dalam

tanah dapat memanfaatkan bahan organik sebagai makanan. Berbagai organisme

di dalam tanah dapat memanfaatkan bahan organik sebagai makanan.Berbagai

organisme itu di dalam tanah mempunyai fungsi penting yang beraneka ragam

sifatnya. 4. Mengandung zat makanan tanaman berbagai zat makanan tanaman

hanya sebagian dapat diserap oleh tanaman. Bagian yang penting daripadanya

baru tersedia sesudah terurainya bahan organik itu.Pupuk organik biasanya

menunjukkan pengaruh reaksi reaksi nitrogen yang jelas terlihat.Pengaruh dari

fosfat dan kalium biasanya tidak begitu jelas (Rinsema, 1993).

Pupuk organik padat (konvensional) yang biasa dipakai petani adalah

pupuk organik dari kompos atau pupuk kandang yang terdekomposisi secara

alami berbentuk serbuk kasar atau gumpalan.Pupuk organik padat tersebut masih

Universitas Sumatera Utara tercampur dengan bahan-bahan lain seperti sekam,

jerami, serbuk gergaji, dan lain-lain dengan bau yang masih menyengat dan dalam

kondisi relatif basah.Dengan demikian, pupuk tersebut terkesan kotor.Bentuk

pupuk organik padat saat ini semakin beragam disesuaikan dengan kebutuhan di

lapangan. Saat ini bentuk pupuk organik padat yang ditawarkan antara lain

serbuk, butiran, pelet, dan tablet. Pupuk organik bentuk butiran, pelet, dan tablet

merupakan bentuk pupuk organik konsentrat yang dibentuk dengan mesin

pencetak bertekanan tinggi (Musnamar, 2005).

Pemupukan dapat dilakukan dalam bentuk pupuk organik maupun

anorganik.Pupuk kandang merupakan salah satu bentuk pupuk organik yang dapat

(11)

padat dan cair dari ternak yang tercampur dengan sisa-sisa pakan dan alas

kandang. Nilai pupuk kandang tidak saja ditentukan oleh kandungan nitrogen,

asam posfat, dan kalium saja, tetapi karena mengandung hampir semua unsur hara

makro (unsur hara makro seperti Nitrogen (N), Fosfat (P2O5), Kalium (K2O) dan

Air (H2O), serta mengandung unsur hara Mikro Kalsium (Ca), Tembaga (Cu),

Mangan (Mn), Magnesium (M) dan Boron (B) dan dibutuhkan tanaman serta

berperan dalam memelihara keseimbangan hara dalam tanah (Sarno, 2008).

Selain itu hal yang tidak terlepas dari manfaat penggunaan pupuk kandang

bai secara fisik, kimia, maupun biologis.Secara fisik pupuk kandang membentuk

agregat tanah yang baik.Secara kimia, pupuk kandang sebagai bahan organik

dapat menyerap bahan yang bersifat racun seperti aluminium (Al), besi (Fe), dan

Mangan (Mn), serta dapat meningkatkan pH tanah. Secara biologis, pemberian

pupuk kandang kedalam tanah akan memperkaya jasad organisme kedalam tanah

(Muslihat, 2003).

Manfaat utama dari pupuk yang berkaitan dengan siat fisik fisika tanah,

yaitu memperbaiki struktur tanah dari padat menjadi gembur, pemberian pupuk

organik, terutama dalam memperbaiki struktur tanah dengan menyediakan ruang

pada tanah untuk udara dan air. Ruangan dalam yang berisi udara akan

mendukung pertumbuhan bakteri aerob yang berada diakar. Sementara air yang

tersimpan di dalam ruangan tanah menjadi persediaan yang berharga bagi

tanaman. Tanah dengan struktur yang remah juga memudahkan dalam pengolahan

sehingga akan mengurangi biaya pengolahan (Marsono dan Sigit P, 2001).

Program pemupukan bertujuan meningkatkan kesuburan dan kegiatan

(12)

jumlah yang memadai dan sedapat mungkin berasal dari alam petakan pertanaman

itu sendiri (Rachman, 2002). Pemakaian pupuk atau perlakuan-perlakuan yang

harus dilakukan sebelum puuk dipakai, agar bermanfaat sebagai cara untuk

mengembalikan unsur hara yang telah terangkut oleh tanah.

Ada beberapa manfaat pupuk yang berkaitan dengan sifat kimia

tanah.Manfaat pupuk yang paling banyak dirasakan penggunaannya adalah

menyediakan unssur hara yang diperlukan bagi tanaman.Pada awalnnya unsur

hara makro yang diutamakn dalam penambahan pupuk, tetapi kemudian disadari

bahwa unsur mikro ternyata juga mulai berkurang dan dimulailah penambahan

unsur mikro dalam bentuk pupuk (Marsono dan Sigit P, 2000).Kondisi biologis

tanah dapat ditingkatkan dengan pemberian pupuk.Pemupukan juga dapat

menambah mikroorganisme seperti penggunaan hijau dan mengusahakan kondisi

yang optimum bagi biologis tanah.Semakin baik kondisi biologi tanah maka

Gambar

Tabel 2.Jenis dan kandungan zat hara pada beberapa kotoran ternak padat dan

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian yang dilakukan Rizal Hardy dkk (2012) menyebutkan bahwa proses fermentasi pada pembuatan nata de coco ketersediaan asam – asam organic sebagai penstabil

(2) Rencana struktur ruang kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digambarkan dalam Peta Rencana Struktur Ruang Wilayah Kota Padang Tahun 2010-2030 dengan skala peta 1 : 25.000

[r]

Dimana sistem pakar bila dikaitkan dengan kemampuan seorang ahli/pakar mendiagnosa secara dini kondisi kesehatan pasien, dapat diciptakan suatu sistem komputer yang bertugas

[r]

[r]

Out of total appropriation of US$23.9 million, an amount of US$0.27 million was spent as cash expenditure while an amount of US$9.68 million was committed/obligated making

Setelah peneliti membahas kajian semantik yang meliputi makna, informasi, dan maksud pada syair lagu kesenian tradisional kleningan “Mekar Rahayu” di Desa