• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembuatan Membran Selulosa Asetat-Bentonit Alam Sebagai Filtrasi Air Gambut Desa Kayu Labu Kabupaten Ogan Komering Ilir

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pembuatan Membran Selulosa Asetat-Bentonit Alam Sebagai Filtrasi Air Gambut Desa Kayu Labu Kabupaten Ogan Komering Ilir"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Air bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang dapat diperoleh dari

berbagai sumber, tergantung pada kondisi daerah setempat. Kondisi sumber air pada

setiap daerah berbeda-beda, tergantung pada keadaan alam dan kegiatan manusia

yang terdapat di daerah tersebut. Berdasarkan kajian Pusat Sumber Daya Geologi

Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral melaporkan bahwa lahan gambut di

Indonesia tersebar ± 50% berada di pulau Kalimantan, 40% di pulau Sumatera dan

sisanya tersebar di Papua dan pulau-pulau lainnya. Oleh karena itu air gambut di

Indonesia secara kuantitatif sangat potensial untuk dikelola menjadi alternatif untuk

air bersih atau air minum. Namun secara kualitatif penggunaan air gambut masih

banyak mengalami kendala.

Hal ini dikarenakan air gambut berwarna coklat kemerahan yang disebabkan

tingginya kandungan zat organik yang terlarut. Dan dalam berbagai kasus adanya

logam besi yang terikat oleh asam organik yang terlarut dalam air gambut yang

mengakibatkan warna semakin tinggi sehingga perlu pengolahan khusus sebelum siap

digunakan (Nainggolan, 2011).

Teknologi membran merupakan teknologi alternatif untuk pengolahan air yang

banyak dikembangkan dari tahun ke tahun. Teknologi membran lebih

menguntungkan untuk pengolahan air karena tidak memerlukan bahan kimia

tambahan seperti teknologi konvensional dan ramah lingkungan (Widayanti, 2013).

Penelitian untuk pengolahan air gambut dengan menggunakan membran telah

dilakukan Syafri (2007). Dari hasil penelitian menghasilkan 76,31% rejeksi zat

organik. Aryanti (2013) melakukan penelitian mengenai pengaruh aditif pada

membran Polisulfon untuk filtrasi air gambut. Penelitian ini bertujuan untuk melihat

(2)

penambahan PEG. Hal ini dapat dilihat dari penambahan PEG 25% meningkatkan

laju alir air sebesar 127% dikarenakan pori-pori yang terbentuk menjadi lebih besar

jika dibandingkan tanpa penambahan PEG. Penambahan aseton 8% dapat

meningkatkan rejeksi asam humat pada air gambut dan membuat permukaan

membran menjadi lebih bagus.

Pinem (2011) melakukan penelitian menggunakan membran hibrid

organik-anorganik dengan memvariasikan tekanan (1 bar, 1,5 bar, 2 bar, 2,5 bar dan 3 bar).

Dari hasil penelitian menunjukkan kenaikan fluks dengan naiknya tekanan yang

diberikan dari masing-masing variasi tekanan. Fluks yang diperoleh adalah 38,44

L/m2.jam, 48,34 L/m2.jam, 59,29 L/m2.jam, 75,59 L/m2.jam, 87,88 L/m2.jam.

Notodarmojo (2004) juga melakukan studi penurunan zat organik dan kekeruhan

menggunakan tekonologi membran ultrafitrasi dengan sistem aliran dead-end.

Menurut Souza (2012) pembuatan membran hibrid polimer/organik-anorganik

dapat memperbaiki sifat pemisahan membran, ini dikarenakan membran hibrid

memiliki kedua sifat dari membran organik dan anorganik seperti hidrofilisitas yang

baik, selektivitas, permeabilitas, kekuatan mekanik, dan stabilitas termal dan

kimia.Dari struktur membran ini bagus penggunaanya dalam bidang ultrafiltrasi,

nanofiltrasi, pervaporasi, dan pemisahan gas. Hal ini diperkuat melalui penelitian

Arthanareeswaran (2008) dengan pembuatan membran yang ditambahkan dengan

silika. Akbar, dkk (2013) yang melakukan penelitian mengenai potensi lempung alam

desa Palas, Pekan Baru sebagai porogen pengganti polietilen glikol (PEG) pada

pembuatan membran hibrid polisulfon-lempung. Dalam penelitian ini lempung

berpotensi sebagai bahan aditif pada membran. Ini dibuktikan dengan besarnya

(3)

ini yang membuat bentonit dapat menjadi bahan absorben yang baik. Bentonit

merupakan absorben yang baik dalam menyerap campuran organik, zat warna dan

ion-ion logam (Danial, 2012). Salah satusifatbentonit yang

dapatditerapkandalamaplikasiteknologimembranyaitupertukaran

ion.Sifatinimenentukanjumlah air yang dapatdiserapbentonit. Hal

inidisebabkankarenastrukturkisi-kisikristal mineral bentonitsertaadanyaunsurkation

yang mudahtertukarmaupunmenarik air. Kation Na mempunyaidayaserap air

lebihbesardaripada ion Mg, Ca, K dan H(Hidayat, 2013).

Banyak penelitian yang menggunakan bentonit. Sahan (2012) melakukan

penelitian daya jerap bentonit terhadap ion Cu(II). Dengan daya jerap maksimum

adalah 32,75 mg Cu(II)/g bentonit. Ajemba (2012) juga melakukan penelitian kondisi

aktivasi bentonit. Temperatur optimum untuk aktivasi bentonit adalah 132,87 oC

dengan adsorpsi sebesar 83,10 %. Iskander, dkk(2011) melakukan penelitian bahwa

adsorpsi bentonit lebih besar daripada zeolit terhadap ion zinc dan mangan. Maka dari

itu penelitian ini bertujuan untuk menambahkan bentonit pada pembuatan membran

sebagai filler.

1.2 Perumusan Masalah

Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimanakah permeabilitas dan selektifitas membran selulosa asetat dengan

penambahan bentonit alam Bener Meriah?

2. Bagaimanakah parameter kualitas air gambut (pH, kekeruhan, warna, TSS,

dan TDS) sesudah penyaringan dengan membran selulosa asetat dengan bahan

(4)

1.3 BatasanMasalah

Adapunbatasanmasalahpadapenelitianiniadalah :

1. Bentonit yang digunakan berasal dari kabupaten Bener Meriah, Provinsi Aceh

2. Metode pembuatan membran selulosa asetat dengan bahan pengisi bentonit

adalah teknik inversi fasa presipitasi.

3. Parameter air gambut yang dianalisa yaitu pH, kekeruhan, warna, TSS, dan

TDS.

1.4TujuanPenelitian

Berdasarkanlatarbelakangdanpermasalahanyang

telahdipaparkanmakapenelitianinimempunyaitujuan:

1. Mengetahui permeabilitas dan selektifitas membran selulosa asetat dengan

penambahan bentonit alam.

2. Mengetahui parameter kualitas air gambut (pH, kekeruhan, warna, TSS, dan

TDS) sebelum dan sesudah penyaringan dengan membran selulosa asetat

dengan pengisi bentonit alam.

1.5ManfaatPenelitian

Adapunmanfaatpenelitianiniadalahmemberikaninformasidalampembuatanmembran

selulosa asetat-bentonitdanaplikasinyauntuk filtrasi air gambut.

1.6. MetodologiPenelitian

Penelitian ini bersifat eksperimen laboratorium yaitu pembuatan membran selulosa

asetat dengan penambahan bentonit alam Bener Meriah, dimana pada penelitian ini

(5)

Adapun variabel yang digunakan adalah :

Variabel bebas : Membran selulosa asetat dengan penambahan bentonit.

Variabel terikat : Hasil analisa XRD, FT-IR, SEM, uji permeabilitas, uji

selektivitas.

Variabel tetap : Tekanan, waktu.

1.7 Waktu dan Tempat Penelitian

PenelitianinidilakukanpadabulanMaretsampai Desember 2014 di Laboratorium Kimia

Polimer, LaboratoriumIlmuDasar Terpadu

FakultasMatematikadanIlmuPengetahuanAlamUniversitas Sumatera Utara,

Pendidikan Teknik Kimia Industri (PTKI) dan analisis air di Laboratorium Kesehatan

Referensi

Dokumen terkait

Semangat kerja dapat diartikan juga sebagai suatu iklim atau suasana kerja yang terdapat di dalam suatu organisasi yang menunjukkan rasa kegairahan di dalam melaksanakan

Hasil penelitian laboratorium yang diperoleh dari pengujian agregat Desa Inengo sesuai dengan sifat-sifat lapis pondasi atas kelas A yang disyaratkan spesifikasi umum 2010 revisi

Informasi yang disajikan di situs ini cukup beragam, karena berisi berita informasi mengenai musik dari dalam maupun luar negeri. Karena menggunakan data base maka informasi

Tujuan dari penulisan ilmiah ini adalah untuk mempromosikan Taman Nasional Gunung Semeru, yang berada di Indonesia agar mampu mendekatkan para wisatawan terutama para pencinta

Sesuai dengan tujuan gerakan Pramuka maka ambalan CiungWanara-Purbasari memiliki kegiatan-kegiatan yang menarik, untuk itu perlu suatu media untuk meminformasikan

[r]

Hasil studi di lapangan menunjukkan bahwa pengolahan data, input data buah, input data konsumen, input data transaksi, serta laporan pendapatan harian dan bulanan pada Toko Agung

TIU: Mahasiswa dapat menjelaskan bagaimana larutan terbentuk dan mengetahui perubahan- perubahan yang terjadi jika suatu zat larut ke dalam pelarutnya. 10.1 Sifat