• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen Kearsipan Pada Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Manajemen Kearsipan Pada Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sumatera Utara"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Arsip

Istilah arsip yang sering didengar, ditulis, dan diucapkan adalah istilah

yang mempunyai arti. Disatu segi arsip berarti warkat yang disimpan yang

ujudnya dapat selembar surat, kwitansi, data statistik, dan lain-lain. Di segi lain

Arsip dapat diartikan sebagai tempat untuk menyimpan catatan, dokumen dan

bukti-bukti kegiatan yang telah dilaksanakan. Hal itu terungkap pada pernyataan

‘Arsip Nasional’ menyimpan arsip statis antara lain teks proklamasi, perjanjian

Roem-Ruijen, teks lagu Indonesia raya, dan sebagainya. Istilah arsip diatas berasal

dari bahasa Belanda “Archief” yang ucapannya sesuai bahasa aslinya sulit

dilafalkan orang Indonesia pada umumnya sehingga di adopsi menjadi ‘Arsip’.

Kalau yang dimaksud arsip itu warkat yang disimpan sebagai bukti suatu kegiatan

organisasi, maka istilah itu dikenal dengan nama ‘Pertinggal’.

Pengertian arsip kenyataannya bukan hanya berarti kertas saja, tetapi dapat

diberikan pengertian naskah, foto, film, rekaman suara, peta, gambar bagan, dan

dokumen-dokumen lain dalam segala bentuk dan sifatnya, asli atau salinan, dan

yang dihasilkan atau diterima oleh suatu organisasi, sebagai bukti tujuan

organisasi, fungsi, prosedur pekerjaan atau kegiatan pemerintah lainnya atau

karena kepentingan informasi yang terkandung didalamnya.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1971 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kearsipan, pasal 1 ayat a dan ayat b, menetapkan bahwa yang dimaksud dengan arsip adalah :

a. Naskah-naskah yang dibuat dan diterima oleh Lembaga-Lembaga Negara dan Badan Badan Pemerintahan dalam bentuk corak apapun, baik dalam keadaan tunggal maupun berkelompok, dalam rangka pelaksanaan kegiatan pemerintahan.

b. Naskah-naskah yng dibuat dan diterima oleh Badan-Badan Swasta dan atau perorangan, dalam bentuk corak apa pun, baik dalam keadaan tunggal maupun berkelompok, dalam rangka pelaksanaan kehidupan kebangsaan.

(2)

Menurut fungsi dan kegunaanya arsip dapat digolongkan menjadi arsip

dinamis dan arsip statis. Menurut Undang – Undang No. 7 tahun 1971 tentang

Ketentuan – ketentuan Pokok Kearsipan, sesuai dengan sifat arsip dibedakan

menjadi dua :

a. Arsip Dinamis

Yaitu arsip yang dipergunakan secara langsung dalam perencanaan,

pelaksanaan penyelenggaraan kehidupan kebangsaan pada umumnya.

Arsip ini senantiasa masih berubah, baik nilai dan artinya sesuai dengan

fungsinya. Contoh : Undang – undang, peraturan – peraturan dan

sebagainya. Arsip dinamis dapat dirinci lagi menjadi :

1) Arsip aktif, yaitu yang masih dipergunakan secara terus, bagi

kelangsungan pekerjaan di lingkungan unit pengolahan dari suatu

organisasi atau kantor.

2) Arsip in-aktif, yaitu arsip yang tidak lagi dipergunakan secara terus

menerus atau frekuensi penggunaannya sudah jarang atau hanya

dipergunakan sebagai referensi.

Contoh : Record ( permanent file )

Gambar 2.1

Pembagian Arsip

b. Arsip Statis

Yaitu arsip yang tidak dipergunakan secara langsung untuk perencanaan,

penyelenggaraan kehidupan kebangsaan pada umumnya maupun untuk

penyelenggaraan kehidupan sehari-hari administrasi Negara dan ini

ARSIP

DINAMIS

AKTIF

IN

 

AKTIF

(3)

merupakan pertanggung jawaban nasional bagi kegiatan pemerintah dan

nilai gunanya penting untuk generasi yang akan datang.

2.1.1 Wujud Arsip

Wujud arsip dibedakan menjadi dua yaitu :

a. Dokumen adalah semua benda yang dapat member informasi, sehingga

benda tersebut disebut sebagai sumber informasi.

b. Warkat adalah setiap data baik yang tertulis, bergambar, maupun yang

direkam, mengenai sesuatu hal, peristiwa, kejadian yang digunakan

sebagai pengingat.

2.2 Pengertian Kearsipan

Ig Wursanto dalam bukunya “ Kearsipan “ (1998 : 2) mengatakan bahwa

kearsipan merupakan salah satu macam pekerjaan kantor atau pekerjaan tata usaha

yang banyak dilakukan oleh setiap badan usaha pemerintah maupun swasta.

Kearsipan merupakan pekerjaan yang berhubungan dengan penyimpanan warkat,

surat-surat dan dokumen – dokumen inilah yang di sebut kearsipan.

Dengan demikian kearsipan merupakan pekerjaan kantor yang berkaitan

dengan proses pengelolaan arsip, sedangkan arsip sendiri adalah dokumen penting

yang harus disimpan untuk keperluan mendatang.

2.2.1 Peranan Kearsipan

Kearsipan mempunyai peranan sebagai pusat ingatan dan sumber

informasi dan sebagai alat pengawasan yang sangat diperlukan dalam setiap

organisasi dalam rangka kegiatan perencanaan, penganalisaan, pengembangan,

perumusan kebijakan pengambilan keputusan, pembuatan laporan, pertanggung

jawaban, penilaian dan pengendalian setepat-tepatnya.

Pada pasal 3 Undang – undang No. 7 tahun 1971 antara lain dirumuskan

bahwa tujuan kearsipan adalah untuk menjamin keselamatan bahan pertanggung

jawaban nasional tentang perencanaan, pelaksanaan dan penyelenggaraan

kehidupan bangsa serta untuk menyediakan bahan pertanggung jawaban tersebut

(4)

Dari pengertian tersebut tampak bahwa arti pentingnya kearsipan ternyata

mempunyai jangkauan yang amat luas yaitu sebagai alat untuk membantu daya

ingat manusia, maupun dalam rangka pelaksanaan kehidupan kebangsaan.

Selain itu kearsiapan juga merupakan salah satu bahan untuk penelitian

ilmiah. Usaha-usaha penelitian untuk mempelajari persoalan-persoalan tertentu

akan lebih mudah bilamana bahan-bahan kearsipan terkumpul, tersimpan baik dan

teratur.

Menurut Sedarmayanti ( 2003 : 19 ) peranan arsip adalah sebagai berikut : 1. Alat utama ingatan organisasi.

2. Bahan atau alat pembuktian ( bukti otentik ).

3. Bahan dasar perencanaan dan pengambilan keputusan.

4. Barometer kegiatan suatu organisasi mengingat setiap kegiatan pada umumnya menghasilkan arsip.

5. Bahan informasi kegiatan ilmiah lainnya.

Mengingat pengertian dan peranan kearsiapan seperti dikemukakan di atas

maka untuk melaksanakan tugas-tugas pemerintah dan tugas pembangunan

dengan baik perlu diusahakan peningkatan dan penyempurnaan kearsipan secara

optimal agar dapat berfungsi dengan baik, berdaya guna dan bertepat guna.

2.2.2 Sistem Penyimpanan Arsip

1. Sentralisasi

Sesentralisasi adalah penyelenggarakan kearsipan dip;usatkan pada suatu

bagian organisasi atau unit kerjatersendiri ,yakni semua warkat atau dokumen

disimpan dalam suatu tempat atau ruang dan dikelola oleh suatu unit tersendiri.

Perlu kita ketahui asas ini mempungai beberapa keuntungan ayau kelebihan dalam

penggunaannya antala lain yaitu :

1. Adanya keseragaman prosedur dan perlengkapan arsip

2. Pengembaangan pegawai ahli dalam wawasan dan ketrampilan kearsipan

3. Penyelengarakan dan pengawasan lebih efektif karena tanggung jawab

terpusat

4. Menghilangkan kekembaran salinan

(5)

6. Penghematan biaya, perlengkapan dan pegawai.

Adapun kelemahan pula yakni :

1. Sistem yang digunakan ada kemungkinan tidak sesuai dengan kegiatan

bagian masing-masing.

2. Pegawai arsip tidak memliki pengetahuan bagian lain secara menyeluruh.

3. Makin besar bagian kearsipan makin mudah hilangnya surat atau warkat.

2. Desentralisasi

Desentralisasi ialah penyelengaraan kearsipan tidak dipusatkan pada satu

unit atau bagian organisasi tetapi penyimpanan surat / warkat dilakukan pada

bagian secara sendiri-sendiri.

Adapun keuntungannya :

1. Mudah memperoleh surat atau warkat yang diperlukan

2. Waktu dan tenaga lebih hemat karena ada dilokasi unit atau bagian

3. Sistem dan metode dapat disesuaikan dengan kegiatan masing-masing.

Adapun kelemahannya :

1. Tidak ada keseragaman prosedur dan perlengkapan

2. Pemborosan biaya dan perlengkapan

3. Pengawasan secara keseluruhan dari pimpinan lebih lanjut

4. Kemungkinan terdaspat kekembaran arsip karena tiap unit atau bagian

memiliki arsip sendiri sendiri.

3. Gabungan / Kombinasi

Gabungan atau kombinasi ialah penyelenggarakan, pengelolaan arsip

dengan memadukan kelebihan asas sentralisasi dan desentralisasi sehingga

kelemahan dari kedua asas dapat diminimalisir. Pada pelaksanaannya unit sentral

bertanggung jawab atas arsip inakfti seluruh unit kerja atau bagian dari suatu

kantor sedang unit pengolah bertanggung jawab atyas arsip aktif dari

(6)

2.3 Pengertian Manajemen Arsip

Manajemen arsip adalah pekerjaan pengurusan arsip yang meliputi

pencatatan, pengendalian dan pendistribusian, penyimpanan, pemeliharaan,

pengawasan, pemindahan dan pemusnahan. Pekerjaan tersebut meliputi siklus

hidup arsip. Pada setiap kegiatan diperlukan bantuan data dan informasi.

Menurut Amsyah ( 2003 : 9 ) pengertian manajemen adalah para pemimpin yang bertugas membuat keputusan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan dari masing-masing fungsi yang ada di perkantoran, baik pada tingkat manajemen atas, manajemen menengah, maupun manajemen bawah.

Manajemen memang biasa diartikan seperti yang disebut diatas, tetapi bisa

juga mempunyai pengertian yang lebih. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (

1989 : 553 ), istilah manajemen mempunyai beberapa pengertian yaitu :

- Pejabat pimpinan yang bertanggung jawab atas jalannya perusahaan dan

organisasi

- Proses penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran.

Dua pengertian diatas masing-masing dapat dijelaskan untuk kegiatan

kearsipan sebagai berikut, suatu rangkaian metode yang telah menjadi pola tetap

dalam melakukan suatu pekerjaan yang merupakan suatu kebulatan, misalnya

prosedur penyimpanan arsip. Dalam kegiatan tersebut terdapat suatu rangkaian

ketentuan-ketentuan mengenai cara penyimpanan arsip antara lain meliputi :

memisah-misahkan ( segregating), meneliti ( examinating ), memadukan (

assembling ), mengklasifikasi ( classification ), mengindeks ( indexing ),

mempersiapkan tunjuk silang ( cross reference ), menyusun dan memfile.

Kearsipan merupakan suatu unsur dari sistem informasi organisasi atau

pekerjaan kantor semakin dirasakan pentingnya di dalam kehidupan organisasi

pemerintah ataupun swasta atau perorangan. Semua unsur manajemen kearsipan

perlu di kelola dengan baik.

(7)

Pelaksanaan manajemen dalam organisasi bertujuan untuk mewujudkan

efektivitas dan efisien kerja dalam mencapai tujuan dan hasil dari pelaksanaan

serangkaian kegiatan.

2.4Daur Hidup Kearsipan

Disamping pengertian manajemen arsip, perlu dipahami tentang daur

hidup kearsipan. Dalam daur hidup kearsipan terdiri dari beberapa tahap-tahap

proses kehidupan arsip.

Sebagaimana yang telah penulis kemukakan terdahulu bahwa, kearsipan

merupakan suatu proses mulai terciptanya, pengendalian, serta penyimpanan

warkat menurut system tertentu agar suatu saat di butuhkan dapat dengan cepat

dan tepat ditemukan. Apabila arsip-arsip tidak bernilai guna lagi harus di

musnahkan.

2.5 Tahap Terciptanya Arsip

Tahap terciptanya arsip dan penerimaan merupakan awal dari lahirnya

suatu arsip dinamis aktif yaitu sejak tercetusnya ide dan gagasan untuk

selanjutnya di letakkan dalam bentuk isi naskah atau surat , yang selanjutnya

disusun menajdi suatu konsep dengan tulisan tangan diolah dalam kata-kata dan

kalimat sehingga terbentuk menjadi suatu surat, formulir atau laporan dan

sebagainya, sebagai proses dalam terciptanya arsip yaitu manajemen surat

menyurat.

Secara umum dapat dikatakan bahwa surat adalah alat untuk

menyampaikan suatu maksud secara tertulis. Dalam kehidupan modern ini makin

banyak kegiatan yang menuntut bukti tertulis dikarenakan surat memiliki bukti

autentik berupa tulisan dan tanda tangan yang tidak dimiliki oleh alat komunikasi

lisan, apalagi kegiatan yang menyangkut aspek hukum, sudah pasti memerlukan

bukti tertulis hitam di atas putih.

Syarat-syarat surat yang baik harus objektif dan bukan subyektif, susunan

isi surat teratur, singkat tidak bertele-tele, jelas, lengkap isinya, sopan, dan wujud

fisik yang menarik. Untuk menghasilkan surat yang memenuhi syarat seperti yang

(8)

permasalahan, menguasai bahan tertulis, dan memiliki pengetahuan

surat-menyurat.

Karena banyaknya macam surat, maka untuk memudahkan dalam hal

pengetahuan macam surat dapat ditinjau dari beberapa segi :

a. Menurut wujudnya, yaitu : kartu pos, warkat pos, surat bersampul,

memorandum dan nota, telegram dan surat pengantar.

b. Menurut tujuannya, yaitu : surat pemberitahuan, surat perintah, surat

permintaan, surat peringatan, surat panggilan, surat susulan, surat

keputusan, surat laporan, surat perjanjian dan lain-lain.

c. Menurut sifat isi dan alasannya, yaitu : surat dinas, surat niaga, surat

pribadi dan surat yang isinya mengenai masalah sosial.

d. Menurut jumlah penerima, yaitu : surat biasa yang untuk orang (

pejabat/organisasi), surat edaran untuk beberapa orang dan surat

pengumuman untuk sekolompok masyarakat.

e. Menurut keamanan isinya, yaitu : surat sangat rahasia, surat rahasia dan

surat biasa.

f. Menurut prosedur pengurusannya, yaitu : surat masuk keluar.

g. Menurut jangkauannya, yaitu : surat intern dan surat ekstern.

Seperti di jelaskan sebelumnya bahwa salah satu syarat agar surat

dikatakan baik kalau jelas dan sopan. Hal itu akan tercapai kalau menggunakan

bahasa praktis. Bahasa praktis menurut Sedarmayati ( 2001 : 165 ), yaitu

menggunakan kata yang minim, dapat dimengerti artinya oleh penulis surat,

penulis mampu menggunakan surat, penulis mampu menggunakan kata tersebut

dan kata yang di pergunakan yaitu sederhana, umum, bukan bahasa daerah atau

bahasa asing.

Dalam surat menyurat gaya bahasa sangat dipergunakan oleh dua faktor

yaitu, kedudukan penulis surat terhadap yang dikirim surat dan persoalan yang

(9)

2.6 Pengendalian Arsip

Dalam hal ini di mana surat masuk dan surat keluar dicatat sesuai dengan

sistem yang telah ditentukan. Setelah itu surat-surat tersebut diarahkan atau

dikendalikan guna pemprosesan lebih lanjut. Pengurusan surat dapat dilakukan

dengan menggunakan dua system, system kartu kendali dan sistem buku agenda.

A.Penanganan Surat Masuk dan Surat Keluar Sistem Kartu Kendali

Kartu kendali merupakan helai tipis berukuran 10 x 15 cm berisikan

kolom-kolom untuk mencatat surat masuk dan surat keluar serta untuk

mengendalikan.

Tabel 2.1

Kartu Kendali

Indeks – Subyek Kode Tanggal No. Urut M/K

Perihal:

Isi Ringkas:

Lampiran:

Dari Kepada

Tanggal, No. Surat

Pengolahan Paraf

Catatan:

Sumber : Sedarmayanti (2001:219)

Sehingga dapat diketahui surat atau arsip yang ditangani dan merupakan

langkah mempermudah sekretaris mengetahui jalannya surat tanpa harus membuat

suatu kesalahan dalam membuang waktu untuk pencarian arsip.

a. Penerimaan

Sebagai langkah pertama membuka dan membaca isi surat untuk

kemudian meneruskan kepada yang berhak adalah sekretaris. Cara

pengurusan penerimaan warkat dilakukan dengan :

(10)

2. Meneliti ketetapan alam.

3. Menggolong-golongkan warkat sesuai jenisnya, seperti surat, naskah

tertulis ( buku, laporan, neraca ), dan dokumen perkantoran lainnya.

4. Menanda tangani bukti pengiriman pada kartu atau buku sebagai tanda

bahwa warkat telah di terima.

b. Penyortiran

Dalam melakukan pekerjaan penyortiran warkat ini meliputi tugas untuk :

1. Menggolong-golongkan warkat kedalam warkat pribadi dan dinas

2. Memisahkan warkat pribadi untuk pimpinan, sekretaris, atau pegawai

lainnya.

3. Membaca surat dinas menjadi 3 golongan dinas rutin, penting, dan

rahasia.

4. Membaca dan meneliti isi surat agar dapat member saran kepada

pimpinan sepanjang diberi wewenang untuk masalah itu.

c. Pencatatan

Kartu kendali untuk pencatatan surat masuk dilakukan untuk member

keyakinan akan ketepatan pencatatan bagian petugas tata usaha sekretaris

induk. Pencatatan surat masuk dapat dilakukakn dengan mempergunakan

buku catatan harian atau agenda dan kartu tertentu. Agenda adalah

pencatatan surat keluar dan surat masuk dapat dipisahkan dengan

menggunakan buku agenda surat masuk dan buku agenda surat keluar.

Biasanya dibedakan pada tahunnya, sedangkan kartu dalam system

pencatatan surat terdiri dari:  Kartu surat rutin penting

 Kartu pengantar untuk surat rutin biasa  Kartu pengantar untuk surat rahasia d. Pengarahan dan penerusan kepada yang berhak

Untuk meneruskan dan menyerahkan surat kepada yang berhak mengolah,

terlebih dahulu perlu dilengkapi lampiran berupa lembar disposisi (

routing slip ) pada surat tersebut. Lembar disposisi berguna sebagai tempat

pimipinan memberikan tanggapan atas isi surat dengan menegaskan

(11)

bawahan atau staf pimpinan, sedangkan informasi diberikan kepada para

pimpinan yang sederajat.

e. Penyimpanan berkas atau arsip surat

Berkas atau arsip surat dari pimpinan umumnya masih bersifat dinamis,

artinya sewaktu-waktu masih dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan. Penyimpanan berkas surat oleh sekretaris dilakukan dengan

mempergunakan metode kearsipan yang berlaku di kantor tersebut.

Dalam menata file arsip dinamis harus mengikuti langkah-langkah sebagai

berikut :

1. Meneliti tanda-tanda apakah warkat sudah dapat disimpan

2. Mengindeks

3. Member kode-kode dan sortir

4. Menyimpan kepada folder tertentu

5. Menata arsip

Warkat disimpan dalam file sesudah diberikan tanda oleh pimpinan

sebagai berikut :

1. File atau Dep/simpan. Dep dari singkatan deponeren yang berarti simpan.

2. Menggaris bawahi kata-kata atau kalimat yang dianggap penting untuk

dijadikan masalah atau subyek penyimpanan.

3. Member tanda tulisan yang agak menyolok misalnya dengan tinta merah.

Surat keluar sebagai jawaban atau tanggapan atas isi surat masuk yang

diterima dari instansi, perusahaan dan perorangan wajib diurus dengan teliti, agar

terjalin rangkaian hubungan timbal balik yang serasi, selaras, dan seimbang serta

berakibat menguntungkan bagi kedua belah pihak. Surat keluar juga dapat teradi

tanpa menerima surat masuk, bila hal tersebut merupakan kegiatan intern, yang

sifatnya penting bagi suatu perusahaan. Pengolahan surat masuk dan surat keluar

sebagai tindak lanjut dari surat masuk atau surat keluar yang bersifat intern pada

umumnya sama yakni dimulai dengan pembuatan konsep, pengetikan, penanda

tanganan, pengiriman dan penyimpanan.

1. Mempersiapkan konsep surat keluar

Konsep surat disusun sekretaris atas instruksi pimpinan. Instruksi pembuatan

(12)

Konsep surat yang sudah disetujui pimpinan dapat segera diketik dalam

bentuk format tertentu.

2. Penandatanganan surat keluar oleh yang berhak

Penandatangan surat dilakukan setelah konsep surat menjadi bentuk surat

jadi, setelah melalui koreksi dan sudah bebas dari kesalahan. Cara

penyimpanan konsep surat yang harus ditandatangani pimpinan yang berhak

adalah sebagai berikut :

a. Memasukkan konsep jadi surat keluar kedalam satu map bertuliskan untuk

di tandatangani

b. Tidak memaksakan pimpinan untuk segala menandatangani surat keluar

c. Memasukkan untuk perhatian pimpinan

d. Memperhatikan kebiasaan pimpinan dalam menandatangani surat keluar

3. Pencatatan dan penyimpanan arsip surat keluar

Konsep surat keluar yang sudah di tandatangani dan menjadi surat dinas

resmi lengkap dengan amplop dan lampirannyam, kemudian diteruskan ke

bagian pencatat surat. Pencatat surat, pencatatnya dalam buku verbal atau

kartu tertentu yang diperlukan.

Seperti yang dipergunakan dalam pencatat surat masuk, maka surat keluar

pun menggunakan buku verbal atau kartu-kartu kendali, lembar pengantar

untuk mencatatnya.

4. Pengiriman surat keluar

Pengirirman surat keluar dilaksanakan oleh petugas ekspedisi yang ada

dalam kantor sendiri. Secara tradisional digunakan buku ekspedisi, sedangkan

cara baru, menggunakan lembar pengantar.

Dalam buku ekspedisi dicatat tentang : nomor urut, jenis warkat ( bentuk,

nomor, tanggal, dikirim kepada, lampiran ) dan tanda bahwa surat diterima

oleh pejabat atau bagian yang dituju. Kartu pengiriman diatas bersifat

gabungan, sedangkan pengiriman secara khusus untuk setiap surat dilakukan

dengan kartu yang disebut kart pengiriman.

Pengiriman surat keluar secara intern harus memperhitungkan hal sebagai

(13)

a. Pemeriksaan alamat yang tertera di amplop dan yang tertera di surat harus

sama dan lampiran harus sesuai dengan yang disebutkan dalam surat.

b. Jika pengiriman melalui bagian pengiriman sentral, perhatikan perangko

sudah cukup atau belum serta tanda-tanda pengiriman lainnya yang perlu.

c. Surat khusus untuk pimpinan hendaknya dikumpulkan dalam satu map

khusus bertuliskan khusus pimpinan.

d. Pengiriman intern menggunakan lembar pengedaran disposisi.

B. Penangan surat masuk dan surat keluar system buku agenda

Setiap surat masuk yang diterima dan surat keluar yang dikirm oleh suatu

organisasi pemerintah atau swasta mempunyai nilai yang sangat penting, baik

sebagai alat komunikasi, sebagai pusat ingatan, sebagai bukti otentik dan

sekaligus dapat menunjukkan dinamika organisasi. Suatu proses pencatatan surat

keluar dengan menggunakan buku agenda dan buku ekspedisi intern dan ekstern.

2.7 Nilai Guna Arsip

Nilai guna arsip didasarkan pada kegunaannya bagi kepentingan pengguna

arsip. Nilai guna arsip dibedakan menjadi :

1. Nilai guna primer, yaitu meliputi nilai guna administrasi, nilai guna

hokum, nilai guna keuangan, nilai guna ilmiah, dan nilai guna teknologi.

2. Nilai guna sekunder

3. Nilai guna informasional

4. Nilai guna kebuktian

Jadi dengan demikian , yang dimaksud dengan penentuan nilai guna arsip

menurut Sedarmayati ( 2003 : 104 ) adalah suatu proses penilaian arsip untuk

menentukan jangka waktu penyimpanan arsip yang didasarkan atas pengkajian

terhadap isi arsip, penataannya dan hubungannya dengan arsip-arsip lainnya.

2.7.1 Penentuan Nilai Guna Arsip

Berdasarkan surat edaranKepala Arsip Nasional Republik Indonesia

Nomor : SE/02/1983 tentang Pedoman Umum untuk menentukan nilai guna arsip,

(14)

memisahkan arsip-arsip kedalam dua kategori, yaitu : arsip yang benilai guna

permanen yang harus terus disimpan, sedangkan arsip yang bernilai guna

sementara yang dapat dimusnahkan dengan segera atau kemudian hari.

Keberhasilan penilain tersebut tergantung kepada :

a. Pengertian dan kesadaran akan fungsi kegunaan arsip bagi penggunaanya

serta kepentingan penyelamatan arsip sebagai bahan bukti dan bahan

pertanggung jawaban nasional.

b. Kemantapan pengertian dan pemahaman terhadap cara dan bagaimana

kegiatan instansi itu terekam dan arsip-arsipnya.

2.7.2. Angka Pemakaian Arsip

Penilaian arsip merupakan kegiatan mengevaluasi nilai guna informasi

yang ada di dalam arsip. Kegiatan tersebut penting unutuk menentukan jadwal

penyimpanan arsip yang menjadi dasar pelaksanaan penyusutan arsip. Sebab nilai

guna arsip dapat berubah sesuai dengan kepentingan penggunaan dan fungsinya.

Bernilai tidaknya arsip disamping dapat diukur dari angka kecermatan dan

jangka waktu penemuan kembali, dapat pula diukur dari angka pemakaian yaitu

angka presentase sebagai perbandingan antara jumlah permintaan warkat untuk

dipakai kembali dengan jumlah seluruh warkat dalam arsip.

Rumus :

Jumlah permintaan Arsip

Angka pemakaian = ---X 100 %

Jumlah seluruh arsip

Atau :

∑Pemakai

= --- X 100 % = < 5 %

∑ Arsip

(15)

Contoh :

1. Di dalam lemari arsip terdapat 2000 surat, dalam jangka waktu tertentu

diminta kembali 200 surat, maka angka pemakainnya :

200

______ x 100% = 20 %

2000

Makin besar pemakaian makin baik arsip yang bersangkutan. Sebab hal

tersebut berarti makin banyak arsip yang digunakan secara langsung untuk

pelaksanaan tugas sehari-hari.

2.8Penyimpanan Arsip

Penyimpanan dan penemuan kembali arsip dengan cepat dan tepat

merupakan tujuan dari penataan arsip. Menyimpan arsip pada tempatnya secara

teratur belum dapat menjamin bahwa arsip tersebut dapat ditemukan dengan

mudah. Penemuan kembali arsip sangat erat hubungannya dengan system

penataan dan penyimpanan yang dipergunakan, serta tergantung dari kecekatan

petugas arsip. Maka dari itu perlu dipikirkan tentang penentuan pemilihan system

penataan dan penyimpanan.

Arsip yang sudah menurun nilai gunanya di daftar . kemudian di pindah

penyimpanannya pada unit kearsipan di kantor masing-masing, dengan

memperhatikan perlindungan , pemeliharaan, dan pencegahan kerusakan arsip

pada penyimpanan arsip.

A. Faktor yang Menunjang Kemudahan Penyimpanan dan Penemuan

Kembali Arsip

Di dalam memilih dan menentukan cara penataan arsip, seharusnya

mengenal terlebih dulu kepada jenis atau semacam informasi yang ada serta

diperlukan, dengan menyesuaikan kepada situasi dan kebutuhan di lingkungan

kerja bahkan , untuk penyesuaian berikutnya. Jika diperlukan dapat

menggabungkan antara system yang satu dengan system yang lainnya.

Beberapa factor yang menunjang dan perlu diperhatikan dalam rangka

(16)

a. Dalam menciptakan suatu system penataan arsip yang baik, hendaknya

diperhatikan beberapa factor penunjang antara lain :

1. Kesederhanaan

System penataan arsip yang dipilih dan diterapkan harus mudah,

supaya bukan hanya dimengerti oleh satu orang saja, melainkan juga

dapat dimengerti orang lain

2. Menjamin keamanan

Arsip harus terhindar dari kerusakan, pencurian, dan harus aman dari

bahaya air, api, gangguan binatang, udara yang lembab, sehingga

penyimpanannya harus di tempat yang benar-benar aman dari segala

gangguan.

3. Penempatan arsip

Hendaknya diusahakan pada tempat yang strategis, maksudnya adalah

tempat penyimpanan mudah dicapai oleh setiap unit yang memerlukan

arsip tersebut tanpamembuang banyak waktu dan tenaga.

4. Ketepatan penyimpanan arsip

Berdasarkan system yang digunakan harus memungkinkan penemuan

kembali arsip dengan cepat dan tepat.

5. Memenuhi persyaratan ekonomis

Dapat memanfaatkan ruangan, tempat dan peralatan yang ada serta

biaya yang tersedia.

6. Petugas arsip

Perlu memahami pengetahuan di bidang kearsipan.

7. System yang digunakan harus flekisbel

Harus memberikan kemungkinan adanya perubahan-perubahan dalam

rangka penyempurnaan dan ketepatan kerja.

b. Melakukan kegiatan menghimpun, mengklasifikasi, menyusun,

menyimpan, memelihara arsip berdasarkan system yang berlaku.

c. Mengadakan pengontrolan arsip secara periodic agar dapat memahami

seluruh media informasi yang ada dan mengajukan saran untuk

(17)

d. Untuk arsip perlu menyelenggarakan pengadaan dan melayani

peminjaman arsip dengan sebaik-baiknya.

e. Mencatat dan menyimpan pidato peristiwa penting yang terjadi setiap hari,

lengkap dengan tanggal kejadian yang terjadi setiap hari, agar dapat

dijadikan alat bantu untuk menemukan kembali jika sewaktu-waktu

diperlukan.

2.9 Penataan Arsip

Penataan arsip harus direncanakan seawal mungkin, artinya suatu organisasi

melakukan kegiatannya harus sudah dirancang tentang pengelolaanya. Dalam

penerapan SIM (Sistem Informasi Manajemen) penataan sumber data harus

terprogram secara rapi sehingga prosedur penyampaian bahan informasi tidak

terganggu.

Seperti uraian di muka, penataan arsip mencakup 3 unsur pokok, yaitu

penyimpanan, penempatan, dan penemuan kembali. Jadi, arsip tidak sekedar

disimpan begitu saja, tetapi perlu diatur cara menyimpanannya, prosedurnya, dan

langkah-langkah yang perlu ditempuh. Penataan arsip dimulai dari masuknya

warkat, dalam hal ini warkat dapat berwujud apa saja (surat, kuitansi, data

statistik, film, kaset, dan sebagainya).

Dalam contoh berikut ini dikemukakan penataan arsip mulai dari surat

masuk sampai ditetapkan untuk disimpan sebagai arsip. Demikian pula, surat

keluar mulai dari mengeluarkan arsip aktif, pemberian disposisi sampai surat

dikirm keluar dan pertinggalnya (arsip) disimpan di unit arsip. Untuk jelasnya

(18)

Tabel 2.2

BAGAN PENATAAN SURAT MASUK DENGAN LEMBAR PENGANTAR

(Surat masuk biasa atau rutin)

Penerima Pencatat Pengarah Penata Arsip

Tatausaha Pengolah

Pimpinan Pengolah

Pelaksana Pengolah

Surat masuk 1 2

Disposisi lembar pengantar

Keterangan :

Surat masuk yang bersifat rutin diproses dengan langkah-langkah seperti berikut

ini :

1. Surat datang diterima oleh bagian penerima. Dibagian ini surat disortir dan

dikelompokkan sesuai dengan jenis dan kepentingan untuk diteruskan ke bagian

yang mengurusi masing-masing jenis (surat, surat kabar, majalah, surat pribadi,

dan sebagainya). Untuk surat organisasi (surat dinas) diteruskan ke bagian

pencatat (agendaris).

2. Bagian pencatat setelah mencatat di buku agenda (kalau masih menggunakan

agenda) atau mencatat di lembar pengantar (gambar 1), atau mencatat di Kartu

kendali (gambar 2). Pencatatan dengan menggunakan lembar pengantar atau kartu

kendali apabila penataan arsipnya menggunakan pola baru 21ystem kearsipan.

Lembar pengantar dibuat oleh bagain pencatat rangkap dua (2) dan apabila

(19)

lembar pengantar atau kartu kendali. Selanjutnya meneruskan ke bagian pengolah

untuk penyelesaian, yaitu dengan memberikan disposisi. Lembar asli setelah

diparaf oleh petugas bagian pengolah disimpan di bagian pengarah, sedangkan

duplikatnya disimpan di bagian pengolah.

4. Bagian pengolah, yaitu tata usaha pengolah meneruskan surat ke pimpinan

pengolah dan lembar duplikat pengantar sebagai bukti bahwa surat sudah

diteruskan ke pimpinan.

5. Pimpinan pengolah melalui pelaksana pengolah dapat memberikan disposisi

untuk diproses atau disimpan karena tidak memerlukan tindakan selanjutnya.

Dapat pula arsip itu dimusnahkan kalau memang tidak diperlukan lagi (sudah

tidak memiliki nilai guna).

Tabel 2.3

BAGAN PENATAAN SURAT MASUK DENGAN KARTU KENDALI

( Surat Masuk Penting )

Penerima Pencatat Pengarah Penata Arsip

Tatausaha Pengolah

Pimpinan Pengolah

Pelaksana Pengolah

Kartu Kendali Surat Disposisi

1 3

2 3

Keterangan :

1. Semua surat masuk diterima di bagian penerima, selanjutnya disortir,

dikelompokkan dan didistribusikan kepada yang bersangkutan. Untuk surat-surat

(20)

yang melaksanakan pencatatan surat masuk disebut “Agendaris”.

2. Bagian pencatat melakukan pencatatan dengan menggunakan kartu kendali,

karena penataan surat tidak menggunakan buku agenda. Kartu kendali dibuat

rangkap tiga (3) dan diteruskan ke bagian pengarah. Bagian ini didistribusikan

surat-surat ke unit yang dituju.

3. Surat dengan kartu kendali diserahkan ke bagian pengolah (Tata Usaha

Pengolah). Kartu kendali asli (warna putih) setelah diparaf bagian pengolah

dikirim ke bagian pengarah sebagai tanda penyerahan arsip. Pengolah

meneruskan ke pimpinan pengolah untuk diproses lebih lanjut (didisposisi).

Lembar duplikat kartu kendali disimpan oleh Tata Usaha Pengolah.

4. Pimpinan pengolah memberikan disposisi (=catatan atau petunjuk penyelesaian

selanjutnya). Dengan disposisi, bagian pelaksana dapat meneruskan untuk

disimpan ke penata arsip melalui tatausaha pengolah apabila surat tidak

memerlukan tindakan selanjutnya.

5. Pimpinan pengolah dapat memberikan disposisi untuk ditindaklanjuti dan

setelah selesai baru dikirim ke bagian penata arsip melalui tatausaha pengolah.

Selanjutnya bagian pengolah mengirim surat yang sudah diproses ke penata arsip

dengan disertai triplikat (lembar ketiga) kartu kendali. Kartu kendali biasanya

menggunakan tiga macam warna untuk memudahkan tangung jawab tiap bagian.

Warna putih (asli) akan disimpan di bagian pencatat (disimpan di kardeks), warna

jambon (duplikat) disimpan di bagian pengolah dan warna hijau muda atau biru

muda (triplikat) disimpan di bagian penata arsip.

Tabel 2.4

BAGAN PENATAAN SURAT KELUAR DENGAN KARTU KENDALI

(21)

Keterangan :

Surat-surat keluar tidak jauh berbeda dengan surat masuk, diproses dengan

langkah-langkah seperti berikut ini.

1. Pimpinan pengolah membuat konsep sendiri dan selanjutnya menyerahkan ke

pelaksana untuk dikirim ke tatausaha pelaksana. Kalau surat keluar didasarkan

atas arsip sebelumnya, maka pimpinan pengolah membuat disposisi dan

diserahkan ke pelaksana pengolah.

2. Pelaksana pengolah mengkonsep surat berdasarkan isi disposisi dari pimpinan

pelaksana dan diteruskan ke tatausaha.

3. Tatausaha pengolah setelah selesai membuat surat dan sudah dikoreksi,

selanjutnya, diserahkan ke pimpinan.

4. Surat yang sudah siap (sudah ditandatangani) melalui tatausaha pengolah

diserahkan ke bagian pencatat untuk diproses selanjutnya.

5. Bagian pencatat menerima surat dari tatausaha pengolah yang rangkapnya

sesuai kebutuhan (dapat 2 atau tiga bahkan dapat lebih) mencatat dengan

menggunakan kartu kendali (rangkap 3) atau dengan lembar pengantar (rangkap

2).

6. Dari bagian pencatat diteruskan ke bagian pengirim untuk disampaikan ke

alamat yang dituju. Kalau ada duplikat atau triplikat untuk dilaporkan kepada unit

lain, maka duplikat atau triplikat itu diteruskan ke bagian pengirim bersama surat

aslinya untuk disampaikan. Pertinggal atau arsip dikirim ke penata arsip melalui

tatausaha pengolah. Kartu kendali, asli tetap berada di bagian pencatat, duplikat

disampaikan ke penata arsip, dan triplikat ditinggal di bagian tatausaha sebagai

bukti pengolahan surat yang bersangkutan sudah diselesaikan.

Pengurusan surat masuk maupun keluar memerlukan suatu prosedur yang

jelas, danharus ditaati sehingga tidak terjadi kemacetan atau kesimpangsiuran.

Surat-surat masuk setelah selesai diproses disimpan di bagian penata arsip. Jangka

waktu pengiriman ke bagian penata arsip sangat tergantung keperluan di bagian

pengolah. Untuk surat keluar yang aslinya sudah dikirim, pertinggalnya (lembar

arsip) dikirim ke bagian penata arsip. Tidak semua arsip yang selesai diproses

langsung dikirim ke bagian penata arsip. Bagian pengolah dapat menahan arsip

(22)

Semua arsip aktif (dinamis aktif) tertutup untuk umum, artinya tidak

diperkenankan orang untuk melihat atau membaca isi arsip selain petugas. Arsip

yang menurut jangka waktu tertentu sudah tidak aktif lagi segera dikirim ke unit

kearsipan. Arsip yang sudah tidak aktif (dinamis inaktif) segera diseleksi untuk

disusut dan arsip yang bemilai guna sangat penting (vital) harus segera dikirim ke

“ANRI”. Arsip statis ini terbuka untuk umum, artinya orang dapat melihat,

membaca, dan mempelajari untuk keperluan pengetahuan, sejarah, dan atau untuk

keperluan lain. Penyimpanan arsip di bagian pengolah maupun di bagian penata

arsip bersifat sementara, karena sewaktu-waktu diperlukan sebagai bahan

Gambar

Tabel 2.1 Kartu Kendali
Tabel 2.2
Tabel 2.3
Tabel 2.4

Referensi

Dokumen terkait

Pesanan yang diterima oleh suatu perusahaan akan memacu perkembangan unit usaha itu untuk maju, karena keuntungan atau laba yang diperoleh akan semakin banyak seiring

[r]

[r]

Modul interaktif Fixed Point dan Floating Point diharapkan mahasiswa dan mahasiswi mampu meningkatkan pemahaman dan dapat menumbuhkan rasa ketertarikan terhadap mata kuliah

[r]

Pada saat mulai berlakunya Peraturan Presiden ini, biaya pelaksanaan tugas dan fungsi BNPB dibebankan kepada anggaran belanja Pelaksanaan Harian Badan Koordinasi Nasional

SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2014/2015 PROGRAM STUDI : KOMPUTERISASI AKUNTANSI.

Sanggahan ditujukan kepada Panitia Pengadaan Barang dan Jasa Konsultansi di lingkungan Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandar Lampung Jalan Pulau Sebesi Nomor 68