• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Prinsip Metode Analisis 5C oleh Pengurus Credit Union terhadap Anggota Credit Union yang Menjadi Calon Debitor Kredit (Studi Pada CU Harapan Kita Belawan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penerapan Prinsip Metode Analisis 5C oleh Pengurus Credit Union terhadap Anggota Credit Union yang Menjadi Calon Debitor Kredit (Studi Pada CU Harapan Kita Belawan)"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keberadaan organisasi badan-badan usaha koperasi berkaitan erat dengan

sistem perekonomian yang berlaku di suatu negara; karena itu hal yang paling

penting dan mendasar yang harus dipahami terlebih dahulu oleh orang yang

hendak mempelajari hukum koperasi adalah pengetahuan tentang ideologi, paham

dan sistem perekonomian yang dianut oleh negara tersebut. Kemudian,

dihubungkan dengan latar belakang sejarah kehidupan ekonomi dan

perekonomian dari negara tersebut baik secara teori maupun praktik sehari-hari.1 Alasan utama mengapa perlu mengetahui dan memahami ideologi dari

suatu negara dalam kaitannya dengan keberadaan lembaga koperasi, karena

organisasi badan usaha koperasi memiliki karateristik dan cara tersendiri dalam

melakukan kegiatan ekonomi di negara tersebut. Lebih jauh, di dalam aktivitas

perekonomian dunia dan di negara kita selama ini, eksistensi koperasi benar-benar

“hadir” di dalam kehidupan sehari-hari. Hampir di semua lini kehidupan dan

kegiatan perekonomian, kehadiran organisasi koperasi dan cara bekerja badan

usaha koperasi (meskipun tidak sangat menonjol) terlihat nyata keberadaannya;

baik di lingkungan para: pelajar, mahasiswa, pegawai negeri, karyawan swasta,

pedagang, pelaku ekonomi non formal, petani, pejabat pemerintah,

pengusaha. Hal itu disebabkan karena pada dasarnya ideologi perekonomian itu

1

(2)

sendiri memang “menghendaki” berkooperasi; inilah yang biasa disebut sebagai

ekonomi kerakyatan2

Banyak ideologi atau paham-paham yang berkembang dan diterapkan oleh

negara-negara yang menjadi landasan dalam menjalankan kehidupan

bernegaranya sehari-hari. Ideologi yang dianut oleh negara-negara yang ada di

dunia, antara lain seperti ideologi-ideologi: kapitalisme, sosialisme, islamisme,

komunisme, fasisme, modernisme, feodalisme, dan lain-lain. Dari masing-masing

ideologi mempunyai jalannya sendiri, tapi tidak mungkin di antara paham-paham

tersebut tidak mempunyai kesamaan antara satu ideologi dengan ideologi yang

lainnya dan paham-paham tersebut dapat dikelompokan karena memiliki

kesamaan yang dikatakan hampir serupa.

Kendati pun demikian, ada beberapa perbedaan yang dapat

dipertimbangkan sehubungan dengan konsep koperasi di berbagai negara. Di

negara-negara industri di barat, koperasi dianggap sebagai perhimpunan

orang-orang yang bersifat sukarela berdasarkan hukum perdata, yang boleh dipakai oleh

warga negara sebagai salah satu dari bermacam bentuk untuk mencapai tujuan

bersama.3

Di negara-negara yang menyelenggarakan sistem ekonomi berencana

secara sentral, koperasi dipakai sebagai alat untuk menghasilkan milik kolektif

mengenai alat produksi dan sebagai alat untuk mencapai tujuan umum

sosio-politik yang menempati urutan pertama dan diberi prioritas kepada tujuan

2

Ibid. 3

(3)

individual para anggotanya. Di negara-negara berkembang koperasi terutama

dipandang sebagai instrumen bagi perkembangan sosial ekonomi yang dari sudut

pandangan formal dianggap sebagai perhimpunan dalam hukum perdata, yang

pada hakikatnya bekerja seperti suatu perluasan administrasi pemerintahan.4

Ide koperasi lahir dalam era kejayaan kapitalisme. Jika kapitalisme

berpijak pada paham tentang pentingnya peranan modal dalam kegiatan ekonomi,

maka koperasi lebih mengutamakan peranan manusia dalam memupuk modal.

Dengan demikian perbedaannya terletak pada penekanan peranan faktor-faktor

produksi dalam kegiatan ekonomi; koperasi pada manusiannya, sedangkan

kapitalisme pada kekuatan modal. Dalam hal ini bukanlah berarti bahwa yang satu

tidak memerlukan faktor produksi seperti yang ditekankan oleh yang lainnya; di

dalam kapitalisme, manusia perannya diperlukan sebagai salah satu faktor

produksi sedang di dalam koperasi, modal diperlukan untuk menjalankan

usahanya dikumpulkan oleh manusia-manusia yang menjadi anggotanya.5

Organisasi koperasi di dunia dipelopori oleh ICA (International

Co-operative Alliance) di London, ICA ini didukung oleh 160 organisasi puncak

koperasi dari 62 negara dengan jumlah keanggotaan kira-kira 321 juta pada saat

berdirinya. Keanggotaan ICA terdiri dari organisasi koperasi dari negara-negara

industri di barat, negara-negara sosialis, dan negara-negara berkembang. Fakta

bahwa organisasi-organisasi anggota yang berbeda demikian itu telah bekerja

sama dalam ICA untuk jangka waktu yang yang demikian lama, hal ini

4

Ibid., hal. 8. 5

(4)

menimbulkan asumsi bahwa ada konsep universal mengenai koperasi yang juga

membentuk dasar perundang-undangan koperasi dari seluruh negara.6

Dalam pernyataan tentang jatidiri koperasi yang dikeluarkan oleh Aliansi

Koperasi Sedunia (International Cooperatives Alliance/ICA), pada kongres ICA

di Manchester, Inggris pada bulan September 1995, yang mencangkup

rumusan-rumusan tentang definisi koperasi, koperasi didefinisikan sebagai “perkumpulan

otonom dari orang orang yang bersatu secara sukarela untuk memenuhi

kebutuhan-kebutuhan dan aspirasi ekonomi, sosial, dan budaya bersama melalui

perusahaan yang dimiliki bersama dan dikendalikan secara demokratis”

(berdasarkan terjemahan yang dibuat oleh Lembaga Studi Pengembangan

Perkoperasian Indonesia (LSP2I)).7

Gambaran umum semua koperasi adalah struktur organisasi yang terdiri

dari sekelompok orang (kelompok koperasi) dan suatu badan usaha bersama

(koperasi) yang menghubungkan orang yang satu dengan orang yang lain dengan

hubungan pelayanan khusus.8

Dilihat dari segi bahasa, secara umum koperasi berasal dari kata-kata Latin

yaitu Cum yang berarti dengan dan Aperari yang berarti bekerja. Dari dua kata ini,

dalam bahasa Inggris dikenal istilah Co dan Operation, yang dalam bahasa

6

Abdulkadir Muhammad, Op.cit., hal.7. 7

Suhardi et al, Hukum Kopera si Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di Indonesia, (Jakarta: Akademia, 2012), hal. 10.

8

(5)

Belanda disebut dengan istilah Cooperatieve Vereneging yang berarti bekerja

bersama dengan orang lain untuk mencapai suatu tujuan tertentu.9

Kata CoOperation kemudian diangkat sebagai Kooperasi yang dibakukan

menjadi suatu bahasa ekonomi yang dikenal dengan istilah koperasi, yang berarti

organisasi ekonomi dengan keanggotaan yang sifatnya sukarela. Oleh karena itu

koperasi dapat didefiniskan seperti berikut:

Koperasi adalah suatu perkumpulan atau organisasi ekonomi yang beranggotakan orang-orang atau badan-badan, yang memberikan kebebasan masuk dan keluar sebagai anggota menurut peraturan yang ada; dengan bekerja sama secara kekeluargaan menjalankan suatu usaha,dengan tujuan memepertinggi kesejahteraan jasmaniah para angggotanya.10

Menurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1967 Tentang Pokok-Pokok

Perkoperasian menyebutkan bahwa koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi

rakyat yang berwatak sosial, beranggotakan orang-orang atau badan hukum

koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama

berdasarkan asas kekeluargaan.11

Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian,

menyatakan bahwa Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan

orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya

berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang

berdasarkan atas asas kekeluargaan.12

9

R.T Sutantya Rahardja Hadikusuma, Hukum Koperasi Indonesia, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2005), hal. 1.

10

Nindyo Pramono, Beberapa Aspek Koperasi pada Uumumnya dan Koperasi Indonesia di dalam Perkembangan, (Yogyakarta: TPK Gunung Mulia, 1985), hal. 9.

11

Pasal 3 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1967 Tentang Pokok-Pokok Perkoperasian 12

(6)

Menurut Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Tentang Perkoperasian

menyatakan bahwa Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang

perseorangan atau badan hukum Koperasi, dengan pemisahan kekayaan para

anggotaanya sebagai modal untuk menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi

dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan

nilai-nilai dan prinsip Koperasi. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang

Peroperasian merupakan Undang-Undang Perkoperasian yang terbaru tetapi

undang-undang ini dibatalkan dengan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor

28/PUU-XI/2013 pada tanggal 28 Mei 2013.13

Koperasi mempunyai lapangan usaha yang diatur dalam Pasal 43

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian yang menjelaskan

bahwa Usaha Koperasi adalah usaha yang berkaitan langsung dengan

kepentingan anggota untuk meningkatkan usaha dan kesejahteraan anggota.14 Salah satu kegiatan lapangan usaha koperasi adalah simpan pinjam,

simpan pinjam diatur dalam Pasal 44 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992

tentang Perkoperasian dan diatur secara khusus dalam Peraturan Pemerintah

Nomor 9 Tahun 1995 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam oleh

Koperasi.

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1995 tentang Pelaksanaan

Kegiatan Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi dijelaskan pengertian kegiatan

usaha simpan pinjam adalah kegiatan yang dilakukan untuk menghimpun dana

13

www.hukumonline.com, UU Koperasi Dibatalka n Karena Berjiwa Korporasi, diakses tanggal 11 Febuari 2016.

14

(7)

dan menyalurkannya melalui kegiatan usaha simpan pinjam dari dan untuk

anggota koperasi yang bersangkutan, calon anggota koperasi yang bersangkutan,

koperasi lain dan atau anggotanya.15

Simpan pinjam dengan pinjam meminjam yang diatur dalam Pasal 1754

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata memiliki sedikit persamaan, dinyatakan

bahwa pinjam meminjam adalah perjanjian dengan mana pihak yang satu

memberikan kepada pihak yang lain suatu jumlah tertentu barang-barang yang

menghabis karena pemakaian, dengan syarat bahwa pihak yang belakangan ini

akan mengembalikan sejumlah yang sama dari macam dan keadaan yang sama

pula.16

Bunga menjadi instrumen yang membedakan antara pinjam meminjam

yang dilakukan oleh Koperasi simpan pinjam dengan pinjam meminjam yang

diatur dalam Pasal 1754 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dan penulis

menyimpulkan bahwa kegiatan usaha koperasi simpan pinjam yang dilakukan

oleh koperasi lebih mengarah kepada kredit yang dilakukan bank.

Pengertian Kredit dalam Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 Tentang

Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan

memberi pengertian spesifik mengenai kredit, yang menyatakan bahwa Kredit

adalah penyedian uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,

berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan

pihak lain yang mewajibkan pihak meminjam untuk melunasi utangnya setelah

15

Pasal 1 angka 1 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1995 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi.

16

(8)

jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga, imbalan, atau pembagian hasil

keuntungan.17

Bunga dalam pemberian kredit adalah keuntungan bank dalam

menjalankan kegiatan usahanya, hal ini juga berlaku di koperasi simpan pinjam

yang memberikan anggotanya kredit dan memperoleh bunga dari pemberian

kredit tersebut dari anggotanya yang menerima kredit.

Kredit adalah sebuah kepercayaan (trust). Dengan demikian, pemberian

fasilitas kredit haruslah berdasarkan suatu kepercayaan, yaitu fasilitas yang

diberikan tersebut digunakan untuk tujuan yang sesuai dengan permohonan calon

debitur. Bagi bank (kreditur), pemberian fasilitas kredit tersebut dapat kembali

dengan aman dan mengutungkan. Arus dasar dalam pemberian kredit demikian

merupakan suatu keniscayaan dalam dasar-dasar pemberian fasilitas kredit.18 Sebelum suatu fasilitas kredit diberikan, bank harus merasa yakin bahwa

kredit yang diberikan benar-benar akan kembali. Keyakinan tersebut diperoleh

dari hasil penilaian kredit sebelum kredit tersebut disalurkan. Penilaian kredit oleh

bank dapat dilakukan dengan berbagai cara untuk mendapatkan keyakinan tentang

nasabahnya, seperti melalui prosedur penilaian yang benar.19

17

Pasal 1 angka 12 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan

18

Try Widiyono. Agunan Kredit dalam Financial Engineering, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009), hal. 3.

19

(9)

Untuk memperoleh keyakinan dimaksud, bank harus melakukan penilaian

yang saksama terhadap hal-hal berikut ini: 20 1. Watak (Character)

Watak (character) adalah pribadi, kelakuan sikap, tingkah laku,

dan nilai-nilai dari debitur yang dapat dilihat dari track record

yaitu sejarah hidup dan curriculum vetae dari debitur. Data-data

dan sumber ini dapat dilihat dari beberapa sumber dan informasi,

antara lain informasi tersebut dapat diminta kepada Bank

Indonesia.

2. Kemampuan (Capacity)

Kemampuan adalah kemampuan debitur untuk mengelola fasilitas

kedit yang diberikan sehingga dapat memberikan nilai tambah,

yang akhirnya dapat mengembalikan fasilitas kredit sesuai dengan

waktu yang diperjanjikan. Oleh karena itu, dalam pemberian kredit

harus dianalisis, antara lain mengenai kondisi keuangan yang

bersangkutan, untuk meyakini tentang jumlah fasilitas yang

dibutuhkan dan kondisi perusahaan yang sebenarnya.

Kemampuan juga menyangkut mengenai kecakapan. Oleh karena

itu, kecakapan dan profesionalisme debitur atau pengurus dan

karyawan perlu mendapatkan perhatian.

20

(10)

3. Modal (Capital)

Modal adalah modal yang dimiliki oleh debitur, yaitu apa yang

dijadikan modal debitur dalam melakukan usahanya. Pengertian

modal adalah termasuk juga modal dasar, modal yang ditempatkan,

dan modal yang disetor. Termasuk dalam cakupan modal adalah

sharing pembiayaan, yaitu jumlah tertentu yang harus disediakan

sendiri oleh debitur dalam suatu pembiayaan terhadap objek kredit.

4. Jaminan (Collateral)

Agunan adalah benda bergerak dan benda tidak bergerak yang

diserahkan debitur kepada kreditor, untuk menjamin apabila

fasilitas kredit tidak dibayar kembali sesuai waktu yang ditetapkan.

Jika hal demikian terjadi, maka benda tersebut dapat dijual untuk

pelunasan fasilitas kredit tersebut. Jaminan tersebut dapat berupa

jaminan umum, di mana kreditor tidak mempunyai hak preferent

dan jaminan khusus, di mana kreditor mempunyai hak preferent.

5. Prospek Usaha (Condition of Economy)

Prospek usaha adalah dukungan lingkungan, baik keadaan ekonomi

maupun peraturan perundang-undangan yang berlaku serta keadaan

daerah setempat yang memungkinkan suatu usaha yang dibiayai

dapat berjalan dengan baik dan mengutungkan.

Berdasarkan pemaparan diatas, maka hal-hal tersebut menjadi dasar dan

melatarbelakangi penulis untuk mengkajinya dalam sebuah penulisan hukum yang

(11)

PENGURUS CREDIT UNION TERHADAP ANGGOTA CREDIT UNION

YANG MENJADI CALON DEBITUR KREDIT (STUDI PADA CU

HARAPAN KITA BELAWAN)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah diuraikan, serta agar masalah

yang akan diteliti menjadi lebih jelas dan penulisan penelitian hukum mencapai

tujuan yang diinginkan, maka permasalahan pokok yang akan diteliti oleh penulis

adalah:

1. Apa perbedaan prosedur pemberian kredit di Credit Union dengan bank?

2. Bagaimana penerapan prinsip 5C pada Credit Union Harapan Kita Belawan?

3. Bagaimana hambatan dalam pelaksanaan metode analisis 5C pada Credit Union

Harapan Kita Belawan?

C. Tujuan Penulisan

Terdapat dua jenis tujuan dalam pelaksanaan suatu penelitian, yaitu tujuan

objektif dan tujuan subjektif. Tujuan objektif merupakan tujuan yang berasal dari

tujuan penelitian itu sendiri, sedangkan tujuan subjektif berasal dari penulis.

Adapun tujuan objektif dan subjektif yang hendak dicapai dalam penelitian ini

adalah :

1. Tujuan Objektif

a. Untuk mengetahui penerapan prinsip metode analisis 5C dalam

(12)

b. Untuk mengetahui permasalahan dan atau hambatan yang terjadi

dalam penerapan metode analisis 5C dalam pemberian kredit.

2. Tujuan Subjektif

a. Untuk memenuhi persyaratan akademis dalam memperoleh gelar

Sarjana Hukum di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

b. Untuk menambah wawasan, pengetahuan, dan kemampuan penulis

di bidang ilmu hukum pada umumnya dan hukum perdata pada

khususnya.

D. Manfaat Penulisan

Adapun manfaat dari penulisan ini adalah

1. Manfaat Teoretis

a. Menambah pengetahuan tentang penerapan prinsip 5C dalam

menganalisa pemberian kredit.

b. Memperkaya dan menambah ilmu pengetahuan bagi perkembangan

ilmu hukum pada umumnya dan hukum perdata, khususnya dalam

hukum perbankan dan hukum koperasi.

c. Hasil penelitian ini dapat menambah refrensi sebagai bahan acuan

bagi penelitian yang akan datang.

2. Manfaat Praktis

Penulisan skripsi ini diharapkan dapat menjadi kajian bagi para

pembaca dan para pelaku bidang perkreditan, baik debitur maupun

(13)

kredit oleh pihak perbankan serta penerapan prinsip 5C dalam

pemberian kredit.

E. Keaslian penulisan

Untuk mengetahui keaslian penulisan, sebelum melakukan penulisan

skripsi berjudul Penerapan Prinsip Metode Analisis 5C oleh Pengurus Credit

Union Terhadap Anggota Credit Union yang Menjadi Calon Debitur Kredit (Studi

pada CU Harapan Kita Belawan), penulis terlebih dahulu melakukan penelusuran

terhadap berbagai judul skripsi yang tercatat pada Fakultas Hukum Universitas

Sumatera Utara, namun demikian terdapat beberapa judul penelitian yang terkait

dengan judul skripsi penulis melalui penelitian yang dilakukan sebelumnya, yaitu:

1. Mahrina Adibah Nasution, 080200122 dengan judul Penerapan Pirinsip

The Five C’S of Credit dalam Pemberian Kredit sebagai Salah Satu

Upaya Mengurangi Kemungkinan Terjadinya Kredit Bermasalah (Studi

di PT. Bank BNI Persero Tbk Cabang Medan), Permasalahan dalam

penelitian ini adalah bagaimana penerapan the five c’s of credit (5C)

dalam analisis pemberian kredit untuk mengurangi risiko kredit

bermasalah di PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cabang Medan, apa

hambatan-hambatan yang menyebabkan the five c’s of credit (5C) tidak

dapat dilakukan secara optimal, bagaimana cara mengatasi

hambatan-hambatan yang terjadi dalam penerapan the five c’s of credit (5C).

2. Chrstin N Tobing, 110200536 dengan judul Pelaksanaan Prinsip

(14)

1998 tentang Perbankan (Studi pada Bank Mandiri Area Balai Kota

Medan), permasalahan dalam penelitian ini adalah pengaturan tentang

prinsip kehati-hatian dalam hukum perbankan di Indonesia, penerapan

prinsip kehati-hatian pada PT. Bank Mandiri Cabang Imam Bonjol

Medan, kendala penerapan prinsip kehati-hatian pada PT. Bank Mandiri

Cabang Imam Bonjol.

3. Unggul Mardiatmo, 070200126 dengan judul Penerapan Prinsip Kehati

Hatian Penilaian Agunan, permasalahan dalam penelitian ini adalah

bentuk perjanjian yang disepakati antara debitur dan kreditur,

penerapan prinsip kehati hatian 5C oleh kreditur sebelum memberikan

pinjaman kredit perbankan kepada debitur, praktek jaminan secara

umum sebagai jaminan pinjaman kredit, penyelesaian kredit

bermasalah.

Penulis juga melakukan penelitian ke lapangan yaitu ke Credit Union

Harapan Kita Belawan. Oleh karena itu skripsi ini adalah asli.

F. Metode Penelitian

Metode penelitian yang penulis gunakan dalam penulisan skripsi ini

menggunakan jenis penelitian hukum empiris atau penelitian hukum non

doktrinal, di mana penelitian ke lapangan dengan melakukan observasi langsung

ke Credit Union Harapan Kita Belawan dengan memperhatikan langsung prosedur

pemberian kredit yang dilakukan oleh kreditur terhadap debitur di Credit Union

(15)

Kredit Credit Union Harapan Kita Belawan dan Wakil Ketua Dewan Pimpinan

atau Pengurus Credit Union Harapan Kita Belawan untuk mendapatkan

keterangan lebih lanjut seputar prosedur pemberian kredit di Credit Union

Harapan Kita Belawan, sehingga dalam melakukan studi lapangan ini, penulis

mendapatkan data primer yang berguna dalam penulisan skripsi ini.

Selain melakukan observasi langsung ke Credit Union Harapan Kita

Belawan, penulis juga melakukan studi kepustakaan. Pada tahapan ini peneliti

mencari landasan teoretis dari permasalahan penelitiannya. Aktivitas ini

merupakan tahapan yang amat penting. Bahkan dapat dikatakan, bahwa studi

kepustakaan merupakan separuh dari keseluruhan aktivitas penelitian itu sendiri.21 Tujuan dan kegunaan studi pustaka pada dasarnya adalah menunjukkan

jalan pemecahan permasalahan penelitian. Apabila peneliti mengetahui apa yang

telah dilakukan oleh peneliti lain, maka peneliti akan lebih siap dengan

pengetahuan yang lebih dan lengkap.22

Secara singkat studi kepustakaan dapat membantu peneliti dalam berbagai

keperluan misalnya:23

1. Mendapatkan gambaran atau informasi tentang penelitian yang

sejenis dan berkaitan dengan permasalahan yang diteliti;

2. Mendapatkan metode, teknik, atau cara pendekatan pemecahan

permasalahan yang digunakan;

3. Sebagai sumber data sekunder;

21

Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2003), hal. 112.

22 Ibid. 23

(16)

4. Mengetahui historis dan perspektif dari permasalahan

penelitiannya;

5. Mendapatkan informasi tentang cara evaluasi atau analisis data

yang dapat digunakan;

6. Memperkaya ide-ide baru;

7. Mengetahui siapa saja peneliti lain di bidang yang sama dan

siapa pemakai hasilnya.

Secara umum, maka di dalam penelitian biasanya dibedakan antara data

yang diperoleh secara langsung dari masyarakat (mengenai perilakunya; data

empiris) dan dari bahan pustaka. Yang diperoleh dari masyarakat dinamakan data

primer atau data dasar dan yang kedua diberi nama data sekunder, data sekunder

terdiri dari:24

1. Bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat

dan terdiri dari:

a. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

b. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Tentang

Perkoperasian

c. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 Tentang

Perkoperasian.

d. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan

Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang

Perbankan.

24

(17)

e. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1995 tentang

Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi.

2. Bahan hukum sekunder, yang memberikan penjelasan mengenai

bahan hukum primer, seperti misalnya hasil penelitian, hasil karya

ilmiah, dan sebagainya.

3. Bahan hukum tertier, yakni bahan yang memberikan petunjuk

maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder,

contoh kamus, ensiklopedia, dan sebagainya.

Dari studi kepustakaan ini akan diperoleh manfaat berupa:25

1. Diperoleh konsep-konsep dan teori-teori yang bersifat umum yang

berkaitan dengan permasalahan penelitian;

2. Melalui prosedur logika deduktif, akan dapat ditarik kesimpulan

spesifik yang mengarah pada penyusunan jawaban sementara

terhadap permasalahan penelitiannya;

3. Akan diperoleh informasi empiris yang spesifik yang berkaitan

dengan permasalahan penelitian;

4. Melalui prosedur logika induktif, akan diperoleh kesimpulan

umum yang diarahkan pada penyusunan jawaban teoretis terhadap

permasalahannya.

25

(18)

G. Sistematika Penulisan

BAB I. PENDAHULUAN

Bab ini merupakan bab pendahuluan di mana pada bab ini memaparkan

hal-hal yang bersifat umum sebagai langkah awal penulisan skripsi. Bab ini

berisikan latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan,

keaslian penulisan, metode penulisan, serta sistematika penulisan.

BAB II. TINJAUAN UMUM TENTANG KOPERASI

Bab ini berisikan gambaran umum mengenai koperasi, seperti pengertian

dan sejarah pengaturan koperasi di Indonesia, jenis-jenis koperasi di Indonesia,

berbagai bentuk dan jasa koperasi, dan fungsi koperasi sebagai penyalur kredit.

BAB III. TINJAUAN KREDIT PADA UMUMNYA

Bab ini berisikan uraian mengenai kredit pada umumnya, seperti

pengertian kredit, unsur-unsur kredit, fungsi kredit, jenis kredit, manfaat kredit,

jenis-jenis kredit, prinsip-prinsip pemberian kredit dan aspek-aspek dalam

penilaian kredit, dan prosedur pemberian kredit pada umumnya.

BAB IV. PELAKSANAAN PRINSIP METODE ANALISIS 5C DALAM

PEMBERIAN KREDIT DI CREDIT UNION HARAPAN KITA BELAWAN

Bab ini berisikan pelaksanaan prinsip metode analisis 5C yang diterapkan

pada Credit Union Harapan Kita Belawan yang berisikan tentang prosedur

pemberian kredit di Credit Union Harapan Kita Belawan, penerapan prinsip 5C

pada Credit Union Harapan Kita Belawan, dan hambatan dalam pelaksanaan

metode analisis 5C dalam pemberian kredit di Credit Union Harapan Kita

(19)

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan dan saran merupakan penutup dalam skripsi ini, dalam hal ini

menyampaiakan pembahasan-pembahasan sebelumnya dan dilengkapi dengan

Referensi

Dokumen terkait

Bagi peneliti diharapkan setelah dilakukannya penelitian diharapkan adanya peningkatan keterampilan dan pengetahuan peneliti dalam melakukan penelitian serta mendapat

Pada game ini akan terlihat bagaimana sebenarnya kemampuan efisiensi kemampuan software open source dalam menangani pembuatan sebuah game yang sangat baik sekali untuk para

Pendaftaran dan pengambilan D okumen Pengadaan

Pada Penulisan ilmiah ini, penulis mencoba membuat suatu aplikasi yang menerangkan jalannya proses dengan menampilkan grafik dari setiap proses pencarian akarnya menggunakan

Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal.Tegangan atau arus yang dipasang di satu terminalnya mengatur arus yang lebih besar yang melalui 2 terminal

Menentukan aspek-aspek produk belajar yang penting untuk dinilai dan dievaluasi sesuai dengan karakteristik pembelajaran desain dan produksi kriya kulit. 21

Produksi program musik merupakan kegiatan paling banyak yang dilakukan oleh stasiun radio penyiaran karena musik lebih mudah menarik pendengar.. Radio mampu menghadirkan

Dari hasil uji lapang yang telah dilakukan, disimpulkan bahwa Kit ELISA yang telah dihasilkan dapat digunakan untuk mendeteksi penyakit virus yang disebabkan oleh WSSV pada