• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tingkat Kepuasan Klien Kanker terhadap Pemenuhan Kebutuhan Spiritual oleh Perawat di RSUP H Adam Malik Medan Chapter III VI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tingkat Kepuasan Klien Kanker terhadap Pemenuhan Kebutuhan Spiritual oleh Perawat di RSUP H Adam Malik Medan Chapter III VI"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN

3.1. Kerangka Penelitian

Kerangka konseptual penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan

tingkat kepuasan klien terhadap pemenuhan kebutuhan spiritual oleh perawat di

RSUP H Adam Malik Medan

Perawat merupakan petugas pelayanan kesehatan yang memandang dan

memenuhi kebutuhan pasien sebagai manusia yang “utuh “ yang dipandang dari

perspektif fisik, psikologis , lingkungan dan spiritual. Perawat memberikan

pemenuhan kebutuhan spiritual dimana dalam mengintegrasikan kebutuhan

spiritual perawat hadir ditengah/ bersama pasien.

Jadi pemenuhan kebutuhan spiritual yang diberikan perawat akan dinilai

(2)

Dari uraian di atas dapat dibuat kerangka penelitian sebagai berikut:

Skema 3.1 Kerangka Penelitian Tingkat Kepuasan Klien Kanker Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Spiritual di RSUP H Adam Malik Medan

Tingkat Kepuasan yaitu

Sangat Puas Puas Tidak Puas Sangat Tidak Puas Kebutuhan spiritual

(3)

3.2. Definisi operasional

Tabel 1 Definisi operasional variabel penelitian

(4)

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Desain penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif yang bertujuan

untuk mengetahui tingkat kepuasan klien kanker terhadap pemenuhan kebutuhan

spiritual oleh perawat di RSUP H Adam Malik Medan.

4.2. Populasi, sampel dan teknik sampling

4.2.1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan dari obyek penelitian. Populasi dalam

penelitian yaitu jumlah pasien kanker rawat inap dalam satu tahun yaitu berjumlah

640 pasien

4.2.2.Sampel

Sampel adalah sebagian dari keseluruhan objek atau subjek yang diteliti

dan dianggap mewakili seluruh populasi (Setiadi, 2013). Sampel yang digunakan

ditentukan menggunakan rumus slovin yaitu

� = N

1 + N e2

� = 640

1+640(0,1)2 = 87

Keterangan

(5)

n= ukuran sample

e= sampling error yaitu ketidaktelitian kesalahan dalam pengambilan

sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan. Dalam penelitian ini digunakan

nilai 10%.

4.2.3. Teknik sampling

Metode pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode

simple random sampling suatu metode pemilihan sampel yang dilakukan secara

acak sederhana dan kriteria sampel dalam penelitian ini yaitu pasien kanker

pernah rawat inap, tidak buta huruf, dapat berkomunikasi dengan menggunakan

bahasa Indonesia dan bersedia menjadi responden.

4.3. Lokasi penelitian dan Waktu penelitian

4.3.1. Lokasi penelitian

Tempat yang menjadi lokasi penelitian ini adalah Rumah Sakit Umum

Provinsi Haji Adam Malik Medan.

4.3.2. Waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan

fakultas keperawatan USU yaitu pada September 2016 hingga Juni 2017.

4.4.Pertimbangan etik

Peneliti menyerahkan langsung lembar persetujuan penelitian responden,

agar responden mengetahui maksud dan tujuan peneliti. Jika responden menolak

diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati hak responden.

(6)

nama responden pada lembar pengumpulan data (kuesioner yang diisi oleh

responden), lembar tersebut hanya diberi kode tertentu. Kerahasiaan informasi

yang diberikan oleh responden dijamin oleh peneliti ( Nursalam, 2003).

Masalah etika penelitian keperawatan merupakan masalah yang sangat

penting dalam penelitian, mengingat penelitian keperawatan berhubungan

langsung dengan manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan (Alimul,

2007). Adapun masalah etika yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:

1. Informed Concent, merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan

responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Tujuannya

adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian, serta dampaknya.

2. Anonimity (tanpa nama), memberikan jaminan dengan cara tidak memberikan

atau mencantumkan nama responden dan hanya menuliskan kode pada lembar

pengumpulan data atau hasil yang akan disajikan.

3. Confidentiality (kerahasiaan), memberikan jaminan kerahasiaan hasil

penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya.

4.5.Instrumen penelitian

Instrumen penelitian adalah alat ukur untuk mengumpulkan data suatu

penelitian (Notoadmojo, 2012). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini

dibuat dalam bentuk kuesioner yang disusun oleh peneliti berdasarkan tinjauan

pustaka.

Instrumen berisi 20 pertanyaan untuk mengidentifikasi tingkat kepuasan

pasien terhadap pemenuhan kebutuhan spiritual dan berisi data demografi klien.

(7)

pendapatan, jenis kanker, agama, dan suku. Pada kuesioner tingkat kepuasan

penilaian dilakukan dengan menggunakan skala likert. Penilaian kuesioner yaitu

jika responden menjawab per item sangat tidak puas diberi nilai 1, tidak puas

diberi nilai 2, puas diberi nilai 3 dan sangat puas diberi nilai 4. Perhitungan data

hasil pengukuran kuesioner dihitung dengan menjumlahkan nilai keseluruhan item

pertanyaan.

Panjang kelas

=

Rentang Kelas Banyak kelas

=

4(20)−1(20)

4

=

15

Dengan demikian tingkat kepuasan klien kanker terhadap pemenuhan

kebutuhan spiritual dikategorikan sebagai berikut yaitu dimulai dari jumlah nilai

terendah bila responden menjawab seluruh item pertanyaan yaitu sangat tidak

puas yang diberi nilai 1 berjumlah 20 yaitu:

Sangat tidak puas = 20- 35

Tidak puas = 36-50

Puas= 51-65

Sangat tidak puas = 66-80

4.6.Validitas dan reliabilitas

4.6.1. Validitas

Validitas menyatakan apa yang seharusnya diukur . Sebuah instrumen

dinyatakan valid jika instrumen itu mampu mengukur apa-apa yang seharusnya

diukur menurut situasi dan kondisi tertentu. Dengan kata lain secara sederhana

dapat dikatakan bahwa sebuah instrumen dikatakan valid jika instrumen ini

(8)

Uji validitas dilakukan dengan menggunakan content validity. Content

validity didasarkan pada penilaian dan dilakukan dengan cara meminta expert atau

ahli dibidangnya untuk menilai, para expert diminta untuk mengevaluasi

masing-masing item pertanyaan apakah sudah cocok untuk mengukur variabel yang akan

diukur.

4.6.2. Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukur dapat dipercaya atau diandalkan. Hal ini menunjukkan sejauh mana

hasil pengukuran itu tetap konsisten atau tetap asa (ajeg) bila dilakukan

pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama (Notoadmojo, 2012).

Uji realibilitas dilakukan dengan metode internal consistency untuk menilai

konsistensi tanggapan responden terhadap pertanyaan kuesioner dengan

pengukuran dan responden tersebut yaitu responden yang berada di rumahsakit

RS Adam Malik Medan sebanyak 30 orang. Peneliti sudah melakukan reliabilitas

dan menghasilkan nilai 0,841 dan dikatakan baik bila diatas 0.6 ( Tim Penyusun,

2007)

4.7. Rencana pengumpulan data

Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Pengumpulan data dilakukan setelah peneliti mengajukan permohonan izin

pelaksanaan penelitian pada Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera

Utara.

(9)

3. Setelah mendapat persetujuan, peneliti melaksanakan pengumpulan data dan

penelitian.

4. Peneliti menentukan responden untuk diberikan kuesioner yang terlebih

dahulu dijelaskan maksud dan tujuan peneliti dan memberi persetujuan.

5. Selanjutnya peneliti mengambil data dari responden yang bersedia mengisi

kuesioner dan responden diberikan kesempatan untuk bertanya bila ada yang

tidak dimengerti.

6. Setelah selesai, peneliti kemudian memeriksa kelengkapan data, jika ada data

yang kurang dapat langsung dilengkapi.

7. Selanjutnya menganalisis data yang telah terkumpul.

4.8. Analisis data

Dalam melakukan analisis, data yang diperoleh terlebih dahulu harus

diolah dengan tujuan mengubah data menjadi informasi (Setiadi, 2013).

Dalam proses pengolahan data terdapat langkah-langkah yang harus ditempuh,

diantaranya:

1. Editing, merupakan upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang

diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap

pengumpulan data atau setelah data terkumpul.

2. Coding, merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data

yang terdiri dari beberapa kategori. Dalam pemberian kode dibuat daftar kode

(10)

3. Entri Data, merupakan kegiatan memasukkan data yakni jawaban-jawaban

dari responden dalam bentuk kode dimasukkan ke dalam program atau “

software’’ komputer.

4. Cleaning Data, pengecekan kembali data yang telah dimasukkan untuk

melihat kemungkinan adanya kesalahan kode, ketidaklengkapan dan

sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi.

5. Savingyaitu data yang telah diperoleh disimpan untuk dianalisis.

6. Analisis data yaitu data yang telah diperoleh dianalisis kembali untuk

menghindari terjadinya kesalahan data.

Untuk mengidentifikasi gambaran tingkat kepuasan pada klien kanker

terhadap pemenuhan kebutuhan spiritual oleh perawat di RSUP H Adam Malik

Medan dilakukan analisis data menggunakan analisis univariat (analisis deskriptif)

, yaitu analisa yang bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik setiap variabel penelitian (Muhammad, 2016), kemudian data yang

(11)

Bab 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

Peneliti akan mengurai dan membahas hasil penelitian pada bab ini

mengenai tingkat kepuasan klien kanker terhadap pemenuhan kebutuhan spiritual

yang diberikan oleh perawat di RSUP H Adam Malik Medan. Hasil penelitian

diperoleh dengan menyebarkan kuesioner kepada klien kanker di ruang rawat

inap. Peneliti menyebarkan kuesioner untuk memperoleh data demografi klien dan

tingkat kepuasan pasien terhadap pemenuhan kebutuhan spiritual yang diberikan

oleh perawat di RSUP H Adam Malik Medan, data demografi yang disebarkan

meliputi umur, jenis kelamin, agama, pendapatan perbulan, suku, pendidikan

terakhir, pekerjaan dan jenis penyakit kanker klien. Proses pengambilan data

dimulai pada bulan Mei 2017 hingga Juni 2017. Peneliti melibatkan klien kanker

rawat inap di RSUP H Adam Malik Medan dan izin dari kepala ruangan sebelum

mengambil data kepada pasien.

5.1.1 Karakteristik Demografi Responden

Berdasarkan tabel 5.1 diperoleh data bahwa mayoritas pasien adalah lansia

awal (DepKes, 2009) usia 46-55 tahun sebanyak 31 pasien (35,6%) jenis penyakit

kanker mammae sebanyak 44 pasien (50,6%), jenis kelaminperempuan sebanyak

73 pasien (80,6%), tingkat pendidikan terakhir SMA sebanyak 36 pasien

(41,4%), pekerjaan/ Tidak bekerja yaitu ibu rumah tangga sebanyak 48 pasien

(12)

agama muslim sebanyak 51 pasien (58,6%), dan suku batak sebanyak 39 pasien

(44,8%)

Tabel 5.1. Distribusi frekuensi dan persentase karakteristik demografi

responden kuesioner tingkat kepuasan klien kanker terhadap pemenuhan

kebutuhan spiritual oleh perawat di RSUP H. Adam Malik Medan (n=87)

Karakteristik Responden Frekuensi

(f)

Persentase (%) Usia (tahun)

Remaja Akhir (17-25) Dewasa Awal (26-35) Dewasa Akhir (36-45) Lansia Awal (46-55) Lansia Akhir (56-65) Manula (65 keatas)

1

Ibu Rumah Tangga

(13)

Pendidikan Terakhir

5.1.2 Hasil tingkat kepuasan klien kanker terhadap pemenuhan kebutuhan spiritual

oleh perawat di RSUP H Adam Malik Medan per item.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa klien menyatakan paling

banyak merasa puas yaitu pada item 7 sebanyak 79 klien (90,8%) dan paling

(14)

Tabel 5.2. Distribusi frekuensi dan persentase respon klien per item

pernyataan terhadap kuesioner tingkat kepuasan klien kanker terhadap

pemenuhan kebutuhan spiritual di RSUP H Adam Malik Medan (n=87).

No Item Sangat

Tidak Puas

Tidak Puas Puas Sangat

Puas

F P(%) F P f P(%) f P(%)

1 Perawat menanyakan

kepada saya kebutuhan dalam menjalankan ibadah selama dirawat

1 1,1 27 31,0 59 67,8 0 0

2 Perawat melayani saya

dengan tidak memandang

pangkat/status

7 8,0 2 2,3 78 89,7 0 0

3 Perawat mudah

dihubungi bila saya dan keluarga membutuhkan bantuan perawatan

12 13,8 7 8,0 68 78,2 0 0

4 Perawat perhatian dan

memberikan dukungan moril terhadap saya secara psikososial.

14 16,1 7 8,0 66 75,9 0 0

5 Perawat menghubungi

petugas rohaniawan bila saya dan keluarga membutuhkan

34 39,1 51 58,6 2 2,3

6 Perawat memfasilitasi

tempat ibadah seperti

musholla, atau sampiran/kain pembatas

ruangan untuk dapat beribadah di ruang rawat

23 26,4 61 70,1 3 3,4

7 Perawat menjaga

kebersihan dan kerapian ruangan yang saya tempati

(15)

8 Perawat mengizinkan anggota keluarga dan teman saya datang menjenguk pasien

1 1,1 77 88,5 9 10,3

9 Perawat mampu

menangani masalah perawatan saya dengan tepat dan profesional

10 11,5 70 80,5 7 8,0

10 Perawat menunjukkan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan spiritual (menerima saya saat marah atau menangis)

10 11,5 72 82,8 5 5,7

11 Perawat memberitahu dengan jelas keyakinan yang ada dalam diri saya sendiri bisa berdampak bagi kondisi klien

5 5,7 72 82,8 10 11,5

12 Perawat mampu mengetahui kebutuhan istirahat saya jika saya mengalami kelelahan secara fisik dan psikologis

3 3,4 71 81,6 13 14,9

13 Perawat menciptakan suasana ruangan yang nyaman sehingga dapat beribadah dengan tenang dan khusuk

5 5,7 76 87,4 6 6,9

14 Perawat memberikan privasi bagi pasien untuk melakukan kegiatan spiritual/ keagamaan

7 8,0 70 80,5 10 11,5

15 Perawat meyakinkan saya bahwa kebutuhan spiritual (perawatan dan pengobatan) saya diberikan dengan cepat ,

tepat, mudah, dan lancar.

6 6,9 72 82,8 9 10,3

16 Perawat jujur dalam memberikan informasi tentang keadaan saya.

(16)

17 Perawat bersedia menawarkan bantuan kepada saya saat mengalami kesulitan

9 10,3 71 81,6 7 8,0

18 Perawat segera menangani saya ketika

sampai diruang rawat inap

5 5,7 71 81,6 11 12,6

19 Perawat menyediakan waktu khusus untuk membantu

menenangkan saya dari kecemasan akibat dari kondisi penyakit saya

13 14,9 71 81,6 3 3,4

20 Perawat mengingatkan saya untuk tetap

beribadah walaupun

berada dirumah sakit

17 19,5 61 70,1 9 10,3

5.1.3. Hasil tingkat kepuasan klien kanker terhadap pemenuhan kebutuhan

spiritual oleh perawat di RSUP H Adam Malik Medan.

Tingkat kepuasan klien kanker terhadap pemenuhan kebutuhan spiritual

yang diberikan oleh perawat di RSUP H. Adam Malik Medan dilihat dari

keseluruhan item diperoleh data sebanyak 3 orang (3,4%) tidak puas dan 79 orang

(17)

Tabel 5.3. Distribusi frekuensi dan persentase tingkat kepuasan pasien

terhadap pemenuhan kebutuhan spiritual oleh perawat di RSUP H. Adam

Malik

Pemenuhan kebutuhan spiritual oleh perawat

Frekuensi (f) Persentase (%)

Sangat Tidak Puas Tidak Puas

5.2.1 Kepuasan Klien

Kepuasan klien adalah tanggapan klien terhadap kesesuaian tingkat

kepentingan atau harapan (ekspektasi) pelanggan sebelum mereka menerima jasa

pelayanan dengan sesudah pelayanan yang mereka terima. Pelanggan yang puas

akan berbagi rasa dan pengalaman kepada teman, keluarga dan orang lain. Tingkat

kepuasan merupakan suatu added value (nilai tambah) bagi institusi penyedia

layanan kesehatan. Value berasal dari jenis pelayanan kesehatan yang diberikan

kepada pelanggan, atau sistem manajemen institusi, atau sesuatu yang bersifat

emosional (Muninjaya, 2012). Kepuasan klien juga merupakan sesuatu yang

bersifat subjektif, sulit diukur dan berubah-ubah yang disebabkan oleh banyaknya

faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan tersebut yaitu umur, pendidikan, etnik,

(18)

Menurut Nuraeni (2015) suku dalam masyarakat Indonesia

memperlihatkan masyarakat yang religius. Religius memegang peranan penting

dalam kehidupan sehari-hari. Pada penelitian ini mayoritas suku klien yaitu batak

(44,8%) dan jawa (35,6%). Kebudayaan atau suku masyarakat ini dipengaruhi

oleh agama yang sulit dipisahkan. Peneliti menganalisa bahwa kebutuhan spiritual

akan berbeda-beda yang disebabkan oleh suku yang berbeda dan agama yang

dianut berbeda pula sehingga penting bagi perawat untuk memenuhi kebutuhan

spiritual ini bagi klien dalam kehidupan sehari-hari ketika dirawat di rumah sakit.

Usia, jenis kelamin, agama serta kepribadian mempengaruhi seseorang

tentang persepsi Tuhan dan keyakinan.Pada penelitian ini mayoritas klien adalah

perempuan (83,9%) dan agama muslim (51%). Oleh sebab itu, peneliti

menganalisa bahwa faktor-faktor inilah yang memengaruhi klien dalam

menjawab tingkat kepuasan klien dalam pemenuhan kebutuhan spiritual. Hal ini

sejalan dengan yang dijelaskan oleh Notoadmodjo (2007 dalam Sidabutar, 2011)

bahwa pengetahuan akan berkembang sejalan dengan usia yang bertambah

sehingga peneliti menganalisis bahwa klien menjawab kuesioner sesuai dengan

pengetahuan yang dimiliki terutama pengetahuan tentang kebutuhan spiritual,

persepsi Tuhan dan keyakinan yang dimiliki sejalan dengan bertambahnya usia.

Pada penelitian ini jumlah persentase klien lebih banyak pada lansia awal

(35,6%). Hasil penelitian Winarti (2016) menjelaskan bahwa semakin tinggi usia

seseorang maka kebutuhan spiritual seseorang akan meningkat. Kebutuhan yang

(19)

Berdasarkan hasil penelitian jumlah persentase responden lebih banyak

terdapat pada tingkat pendidikan SMA (41,4%) dengan jawaban puas sebesar

90%. Hasil penelitian sebelumnya (Sidabutar, 2011) memperoleh tingkat

pendidikan yang besar yaitu klien tidak bersekolah atau menempuh pendidikan

(40% )dengan jawaban sangat puas (80%) terhadap pemenuhan kebutuhan

spiritual. Menurut penelitian Winarti (2016) juga menjelaskan bahwa semakin

tinggi pendidikan seseorang akan memberikan pengalaman intelektual yang lebih

luas terhadap spiritual yang mempengaruhi kesehatan jiwa.

Kebutuhan spiritual merupakan kebutuhan yang penting dipenuhi bagi

klien kanker. Nuraeni (2015) menyatakan kebutuhan religi merupakan kebutuhan

yang paling penting dan perlu diperhatikan dalam pemenuhannya pada hasil

penelitian terhadap kebutuhan spiritual pasien . Klien membutuhkan spiritual

sebagai sumber koping dalam keadaan sakit. Hamid (2008) mengatakan bahwa

saat seseorang sakit akan mengalami stress kemudian akan mencari sumber

dukungan dari keyakinan keagamaan.Hal ini didukung oleh penelitian Yazid

(2014) yang mengatakan bahwa seseorang yang dalam keadaan sakit akan

memiliki hubungan dengan Tuhan yang semakin dekat. Peneliti menganalisis

bahwa klien kanker yang sakit akan semakin dekat dengan Tuhan sehingga sangat

membutuhkan aspek hubungan dengan Tuhan terpenuhi dan perawat dituntut

mampu memenuhi kebutuhan spiritual bagi klien kritis atau menjelang ajal. Pada

penelitian ini pasien paling banyak merasakan tidak puas (39,1%) pada

pemenuhan kebutuhan spiritual yaitu adanya petugas rohaniawan bila klien dan

(20)

pasien sering diabaikan maka pasien akan merasa tidak puas sehingga peneliti

menganalisis bahwa kebutuhan adanya petugas rohaniawan bila klien dan

keluarga membutuhkan masih diabaikan sehingga klien banyak yang memilih

tidak puas.

Dalam penelitian ini perawat menciptakan suasana ruangan yang nyaman

sehingga klien dapat beribadah dengan tenang dan khusuk mendapatkan jawaban

puas yang paling banyak dari keseluruhan item (90,8%). Penelitian sebelumnya

(Nuraeni, 2015) menjelaskan bahwa menciptakan suasana yang nyaman berarti

perawat memberikan kedamaian bagi klien yang merupakan kebutuhan spiritual.

Perawat memberikan perhatian dengan keluhan klien dalam pemenuhan

kebutuhan spiritual dirasakan masih kurang ini ditunjukkan dari hasil penelitian

yang menunjukkan persentase klien yang lebih banyak menjawab sangat tidak

puas (16,1%). Hal ini didukung oleh Sidabutar (2011) yang menjelaskan bahwa

standar, perilaku komunikasi, empati dan kepedulian yang sederhana dapat

meningkatkan kualitas serta kepuasan pasien dan mengurangi emosional

pasien.Nuraeni (2015) menjelaskan bahwa pasien terminal seperti klien kanker

menganggap spiritual adalah hal yang sangat berharga terutama pasien kanker

dengan stadium lanjut yang memiliki masalah aspek fisik, sosial dan spiritual

yang sulit sembuh dan pulih dari penyakitnya. Hasil penelitian Nuraeni (2015)

juga menjelaskan bahwa spiritual akan memberikan dampak yang positif

terhadap klien bagi kesehatan dan kesembuhan. Peneliti menganalisis bahwa

(21)

dalam kebutuhan spiritual karena banyak klien yang menyatakan sangat tidak

puas.

Nuraeni (2015) menjelaskan juga bahwa perawat sebagai tenaga kesehatan

yang merawat pasien 24 jam perlu membantu pasien dalam memenuhi kebutuhan

spiritual dalam kegiatan sederhana seperti mengingatkan klien berdoa. Berdoa

merupakan dimensi yang paling dibutuhkan pasien kanker yang menerima sakit

dan kepasrahan diri kepada Tuhan dengan usaha dan doa. Winarti (2016)

menjelaskan ketanggapan perawatan diartikan sebagai kemampuan perawat

memberikan pelayanan terhadap kebutuhan sehari-hari pasien dan kebutuhan

dasar pasien apabila diabaikan pasien akan merasa tidak puas terhadap pelayanan.

Dalam penelitian Sidabutar (2011) pengukuran kepuasan harus dilakukan

secara berkala, akurat dan berkesinambungan terutama kebutuhan pelayanan yang

secara umum yang sering dilakukan survey kepuasan dan perlu adanya tingkat

kepuasan yang dinamis. Klien akan bangga bila menerima jasa dari instusi

pelayanan yang memiliki predikat yang baik dengan tingkat kepuasan dan akan

membagikan pengalaman yang dirasakan kepada klien lainnya. Muninjaya (2012)

menjelaskan bahwa pasien yang tidak puas terhadap pelayanan disebabkan kinerja

yang dilakukan lebih jelek dari yang diharapkan.Hasil penelitian Utami (2017)

menjelaskan piritual dan pengetahuan perawat dapat berhubungan dengan

pemenuhan spiritual yang diberikan oleh perawat. Hal ini merupakan salah satu

faktor yang mempengaruhi perawat dalam memberikan kebutuhan spiritual pada

(22)

Dari hasil penelitian kepuasan klien terhadap kebutuhan klien dalam

pemenuhan spiritual dari seluruh dimensi memperoleh hasil memuaskan yang

cukup tinggi. Adanya informasi kepuasan ini akan memberikan informasi mutu

terhadap pelayanan spiritual yang diberikan oleh perawat di RSUP H Adam Malik

Medan. Hasil yang tinggi perlu dipertahankan agar menjaga kedinamisan mutu

(23)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan tentang tingkat kepuasan

terhadap pemenuhan kebutuhan spiritual di RSUP H. Adam Malik Medan yang

dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2017 ini disimpulkan bahwa tingkat kepuasan

klien kanker terhadap pemenuhan kebutuhan spiritual di RSUP H. Adam Malik

Medan termasuk dalam kategori puas (90,8%).

Hasil tingkat kepuasan klien kanker terhadap pemenuhan kebutuhan

spiritual oleh perawat di RSUP H Adam Malik yaitu sangat tidak puas (0%) ,

tidak puas (3,4%) , puas (90,8%) dan sangat puas (5,7%). Pengukuran tingkat

kepuasan terhadap pemenuhan suatu kebutuhan perlu dilakukan secara berkala

agar selalu dinamis.

6.2. Saran

6.2.1. Pendidikan Keperawatan

Bagi pendidikan keperawatan hasil penelitian ini dapat digunakan untuk

lebih mengenalkan konsep spiritual dan peran pemenuhan kebutuhan keperawatan

(24)

6.2.2. Pelayanan Keperawatan

Bagi pelayanan keperawatan hasil penelitian ini diharapkan dapat

digunakan dan diterapkan untuk meningkatkan kepuasan terhadap pemenuhan

kebutuhan klien terkhusus pada kebutuhan spiritual klien kanker dan dapat

diberikan secara optimal.

6.2.3. Penelitian Keperawatan

Bagi penelitian keperawatan hasil penelitian ini diharapkan dapat

dijadikan sebagai informasi tambahan dan bahan masukan yang berguna bagi

pengembangan penelitian selanjutnya namun perlu untuk mengkaji

Gambar

Tabel 1 Definisi operasional variabel penelitian
Tabel 5.2. Distribusi frekuensi dan persentase respon klien per item
Tabel 5.3. Distribusi frekuensi dan persentase tingkat kepuasan pasien

Referensi

Dokumen terkait

Harapan peneliti selanjutnya adalah dapat memberikan pengetahuan kepada pembaca baik itu pengetahuan tentang adat dan kebudayaan yang ada di Kecamatan Paloh

Jika meninjau lokasi dari setiap lubang yang dibuat antara sejajar dengan jalan atau di bawah selokan memperlihatkan bahwa nilai rata-rata laju infiltrasi dari lubang terletak di

Penelitian ini adalah tentang analisis bentuk pembuka dan penutup karangan pada surat kabar Xun Bao yang bertujuan untuk mengetahui dan menentukan bentuk

Dari pengertian di atas maka suatu pola komunikasi adalah bentuk atau pola hubungan antara dua orang atau lebih dalam proses mengkaitkan dua komponen yaitu gambaran atau

kasundaan di sekolah dasar, (3) mayoritas peserta didik sekolah dasar sudah memiliki perilaku sebagaimana diharapkan dalam konteks nilai kasundaan berdasarkan

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara serta Dosen Tamu dari RRT yang telah banyak memberikan pengajaran dan pengetahuan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan selama

Pada siklus I, Untuk siklus I jumlah yang tuntas sebanyak 16 siswa (50%) dan yang tidak tuntas sebanyak 16 siswa (50%), sedangkan pada siklus II meningkat jumlah siswa yang

Email sebagai bagian dari teknologi internet yang berperan penting dalam sarana komunikasi, maka pembuatan email client ini merupakan salah satu sarana teknologi komunikasi tanpa