• Tidak ada hasil yang ditemukan

Formulasi Dan Uji Sediaan Gel Ekstrak Ganggang Merah (Kappaphycus Alvarezii) Sebagai Anti-Aging

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Formulasi Dan Uji Sediaan Gel Ekstrak Ganggang Merah (Kappaphycus Alvarezii) Sebagai Anti-Aging"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Agatonovic-Kustrin S, Morton DW. (2013). Cosmeceuticals derived from bioactive substances found in marine algae. Oceanography and Marine Research. 106(1).

Anderson, P.D. (1996). Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Halaman 473.

Anggadiredja, T., Zatnika, A., Purwoto, H., dan Istini, S. (2010). Rumput Laut. Jakarta: Penerbit Penebar Swadaya. Halaman 14-19.

Aramo. (2012). Skin and Hair Diagnosis System. Sungnam: Aram Huvis Korea Ltd. Halaman 1-10.

Ardhie, M. A. (2011). Radikal Bebas dan Peran Antioksidan dalam Mencegah Penuaan. Jakarta. Scientific Journal of Pharmaceutical Development and Medical Application. 24(1): 4.

Ansel, C.H. (1989). Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi IV. Jakarta: UI Press. Halaman 390, 489.

Aslan, L. M. (1998). Budidaya Rumput Laut. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Halaman 97.

Bogadenta, A. (2012). Antisipasi Gejala Penuaan Dini dengan Kesaktian Ramuan Herbal. Jogjakarta: Buku Biru. Halaman 15,17,19.

Darmawan, A. B. (2013). Anti-Aging Rahasia Tampil Muda di Segala Usia.

Yogyakarta: Media Pressindo. Halaman 8, 18, 41.

Depkes RI. (1978). Materia Medika Indonesia. Jilid II. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Halaman 133-135, 150-156.

Depkes RI. (1986). Sediaan Galenik. Jakarta: Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan. Halaman 8-27.

Depkes RI. (1995). Materia Medika Indonesia. Jilid VI. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Halaman 297-326, 333-340.

Deny, F., dan Lestari, K. (2006). Penggunaan Vitamin E dan Vitamin C Topikal dalam Bidang Kosmetik. Majalah Kedokteran Andalas. 30(2): 5.

Ditjen POM RI. (1979). Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Halaman 96, 378, 534-535, 612.

Ditjen POM RI. (1985). Formularium Kosmetika Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Halaman 67.

(2)

Fauzi, A.R., dan Nurmalina, R, (2012). Merawat Kulit dan Wajah. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Halaman 60, 115.

Fayaz, M., Namitha, K. K., Chidambara Murthy, et al. (2005). Chemical Composition, Iron Bioavailability, and Antioxidant Activity of

Kappaphycus alvarezii (Dotty) Dotty. Journal of Agricultural ana Food Chemistry, 53, 792-797.

Fitzpatrick, T.B., Eisen, A.Z., Wolff, K., Freedberg, I.M., dan Austen, K.F. (1983). Dermatology in General Medicine. Chicago: Mc Graw-Hill Inc. Halaman 8-9.

Harborne, J.B. (1987). Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisa Tumbuhan. Penerjemah: Kosasih Padmawinata dan Iwang Soediro. Bandung: Penerbit ITB. Halaman 147, 259.

Hardoko. (2007). Studi Penurunan Glukosa Darah Diabet Dengan Konsumsi

Rumput Laut Kappaphycus alvarezii. Journal of Fisheries Sciences. IX (1). Halaman 116-124.

Hernani, dan Raharjo, M.(2005). Tanaman Berkhasiat Antioksidan. Majalah Kedokteran Nusantara. 38(2): 184.

Indriani. (1991). Budidaya Pengolahan dan Pemasaran Rumput Laut. Cetakan Pertama. Jakarta: Swadaya. Halaman 1, 8.

Jaelani. (2009). Ensiklopedia Kosmetika Nabati. Jakarta: Pustaka Populer Obor. Halaman 153-155.

Kumar, K. S., Ganesan, K., Subba Rao, P.V. (2007). Antioxidant Potential of Solvent Extract of Kappaphycus alvarezii (Dotty) Dotty: an Edible Seaweed. Food Chem. 107:289-295.

Lachman, L., Herbert, A.L., dan Joseph, L.K. (1994). Teori dan Praktek Farmasi Industri. Edisi III. Jakarta: UI Press. Halaman 1091-1092.

Lieberman, H.A. (1997). Pharmaceutical Dosage Form: Dysperes Systems. Vol. 1. New York: Marcell Dekker Inc. Halaman 315-319.

Mitsui, T. (1997). New Cosmetic Science. Edisi Pertama. Amsterdam: Elsevier science. Halaman 460.

Muliyawan, D., dan Suriana, N. (2013). A-Z Tentang Kosmetik. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Halaman 138-289.

National Health Surveillance Agency. (2005). Cosmetic Products Stability. Guide Brazil: ANVISA. Halaman 19.

(3)

Noormindhawati, L. (2013). Jurus Ampuh Melawan Penuaan Dini. Jakarta: Kompas Gramedia. Halaman 2, 11, 24, 84.

Putro, D.S. (1997). Agar Awet Muda. Malang: Universitas Negeri Malang Press. Halaman 2-23.

Rawlins, E.A. (2003). Bentley’s Textbook of Pharmaceutics. Edisi Kedelapan belas. London: Bailierre Tindall. Halaman 22, 355.

Reveny, J., Surjanto, Tanuwijaya, T., and Lois, C. (2016). Formulation of Aloe Juice (Aloe vera (L) Burm.f.) Sheet Mask as Anti-Aging. International Journal of PharmTech Research. 9(7).

Rohdiana, D. (2001). Aktivitas Daya Tangkap Radikal Polifenol dalam Daun Teh.

Majalah Jurnal Indonesia. 2(1): 53-58.

Rowe, R.C., Sheskey, P.J., Quinn. M.E. (2009). Handbook of Pharmaceutical Excipients, Sixth Edition. London: Pharmaceutical Press. Halaman 110, 592-593.

Sharo, N.M., Rachmawati N., A. Nasichuddin., Ahmad H. (2013). Uji Toksisitas dan Identifikasi Senyawa Ekstrak Alga Merah (Eucheuma Cottonii) Terhadap Larva Udang Artemia Salina Leach. Alchemy. Vol. 2 No. 3. Halaman 170–177.

Sihombing, C.N., Wathoni, N., Rusdiana, T. (2012). Formulasi Gel Antioksidan Ekstrak buah Buncis (Phaseolus vulgaris L.) Dengan Menggunakan Basis Aqupec 505 HV. Jurnal Farmasi. 3(1):8.

Suhartono, E., Setiawan, B., Edyson., dan Ramlah. (2005). Uji Aktivitas Antioksidan Jus Buah Mengkudu (Morinda Citrifolia) dan Perannya Sebagai Inhibitor Advanced Glycation End Products (Ages) Akibat Reaksi Glikosilasi. Berkala Ilmu Kedokteran. 37:1-6.

Sulastomo. (2007). Manajemen Kesehatan. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama. Halaman 194-200.

Tominaga K, Hongo N, Karato M, Yamashita E. (2012). Cosmetic Benefits of Astaxanthin on Humans Subjects. Acta Biochimica Polonica. 1;59(1):43

Tranggono, R.I., dan Latifah, F. (2007). Buku Pegangan Ilmu PengetahuanKosmetik. Jakarta: PT GramediaPusakaUtama. Halaman 167.

Vinski, D. (2012). Perfect Beauty Anti-Aging. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Halaman 69.

Voigt, R. (1994). Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Edisi V. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Halaman 343.

(4)

Wasitaatmadja, S.M. (1997). Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. Jakarta: Penerbit UI-Press. Halaman 111-112.

Wijayanto, B., Kurniawan , D., dan Sobri, I. (2013). Formulasi dan Efekivitas Gel Antiseptik Tangan Minyak Atsiri Lengkuas (Alpinia galanga (L.) Willd.).

11 (2): 103.

World Health Organization. (1992). Quality Control Methods For Medicinal Plant Materials. WHO/PHARM/92.559. Geneva: Halaman 26-27.

Zelfis, F. (2012). Kunci Awet Muda. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Laksana. Halaman 23.

Referensi

Dokumen terkait

Karakteristik simplisia ganggang merah Kappaphycus alvarezii yang diperoleh adalah kadar air 7,81%, kadar sari larut dalam air 30,32%, kadar sari larut dalam

EKSTRAK RUMPUT LAUT (Kappaphycus alvarezii) SEBAGAI CROSS LINKING AGENT PADA PEMBENTUKAN EDIBLE FILM GELATIN KULIT IKAN NILA HITAM..

Kandungan golongan senyawa kimia yang terdapat dalam simplisia ganggang merah Kappaphycus alvarezii selain karagenan adalah glikosida, saponin dan

Perhitungan Kadar Air Serbuk Simplisia Ganggang Merah Kappaphycus alvarezii. % Kadar air simplisia = x

Regenerasi Filamen Kalus Rumput Laut Kappaphycus alvarezii dengan Formulasi Zat Pengatur Tumbuh yang BerbedaS. Parenrengi

Dalam penelitian ini dilakukan tes daya hambat ekstrak rumput laut ( Kappaphycus alvarezii ) terhadap bakteri plak supragingiva dengan metode dilusi. dengan pengenceran

Produksi rumput laut kotoni (Kappaphycus alvarezii) akhir-akhir ini mengalami penurunan produksi di setiap kawasan budidaya. Penurunan produksi rumput laut ini

ABSTRAK PEMBERIAN EKSTRAK RUMPUT LAUT Kappaphycus alvarezii MENGHAMBAT PENINGKATAN ALANINE AMINOTRANSFERASE DAN PERLEMAKAN SEL HATI TETAPI TIDAK MENGHAMBAT ASPARTATE