• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengetahuan dan Sikap Masyarakat tentang TB Paru dan Pencegahannya di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Bulan Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengetahuan dan Sikap Masyarakat tentang TB Paru dan Pencegahannya di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Bulan Medan"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari

pembangunan nasional dimana pembangunan kesehatan memiliki tujuan untuk

meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang

agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal (Adiwidiya, 2012).

Salah satu misi pemerintah yaitu mencapai pembangunan kesehatan yang

berkeadilan, dan sasaran pembangunan kesehatan tersebut dikembangkan menjadi

sasaran–sasaran yang lebih spesifik, termasuk sasaran angka kesakitan penyakit

menular untuk pemberantasan penyakit TB (Departemen Kesehatan RI, 2010).

Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi yang disebabakan oleh

kuman Mycobacterium Tuberculosis yang ditemukan oleh Robert Koch pada

tahun 1882 melalui penelitiannya (Adiwidiya, 2012). Kuman tersebut dianggap

paling berbahaya dalam dunia kesehatan yang menyerang paru–paru, kuman

Mycobacterium Tuberculosis juga menyerang luar paru seperti kelenjar getah

bening (kelenjar), kulit, usus/saluran pecernaan, selaput otak, dan tulang

(Somantri, 2009).

TB sampai saat ini masih merupakan salah satu masalah kesehatan

masyarakat didunia walaupun upaya pengendalian dengan strategi DOTS

(Directly Observed Treatment, Short – Course) telah diterapkan di banyak negara

(2)

2

bahwa sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi kuman tunerkulosis (Suharyo,

2014).

Di Indonesia, tuberkulosis merupakan masalah kesehatan yang harus

ditanggulangi oleh pemerintah (Astuti, 2013). Data WHO (2008) mencatat bahwa

Indonesia berada pada peringkat 5 dunia penderita TBC terbanyak setelah India,

China, Afrika Selatan, dan Nigeria.

WHO pada tahun 2008 menerangkan bahwa lebih dari 2 miliar orang di

dunia atau sama dengan sepertiga waga dunia terinfeksi basil TB. Jika tidak dapat

pengobatan, setiap orang dengan TB Paru aktif dapat menularkan kepada

rata–rata 10 sampai 15 orang pertahun. Pada Global Report WHO 2010

didapatkan data di Indonesia bahwa seluruh kasus TB tahun 2009 sebanyak

294.731, diamana 169.213 adalah kasus baru BTA positif, 108.616 adalah kausus

BTA negatif, 11.215 adalah kasusu TB Extra Paru, 3.709 adalah kasusu TB

Kambuh, dan 1.978 adalah kasus pengobatan ulang diluar kasus sembuh (WHO

Global Tuberculosis Control, 2010).

Dari hasil penelitian yang dilakukan Media (2010) dalam yang berjudul

“Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Masyarakat Tentang Penyakit Tuberkulosis

Paru Di Kecamatan Sungai Tarab Kabupaten Tanah Dasar Sumatera Barat”

menunjukkan pengetahuan sebagian masyarakat mengenai tanda–tanda penyakit

TBC relatif cukup baik, sikap masyarakat masih kurang peduli terhadap akibat

yang dapat ditimbulkan oleh penyakit TBC, dan perilaku masyarakat

menggunakan fasilitas pelayanan masih kurang. Sedangkan hasil penelitian oleh

(3)

3

Sikap Masyarakat Terhadap Upaya Pencegahan Penyakit Tuberkulosis Paru Di

Wilayah Kelurahan Dayu Kaec. Nglegok Kab. Karanganyar Jawa Tengah”

menunjukkan tidak ada hubungan antara kedua variabel terhadap pencegahan

penyakit TB.

Pada provinsi Sumatera Utara, TB paru merupakan penyakit lama yang

masih tetap ada. Jumlah penderita TB Paru klinis di Sumatera Utara pada tahun

2014 sebanyak 104.992 orang, yang positif setelah dilakukan pemeriksaan dan

yang diobati sebanyak 13.744 orang serta yang sembuh sebanyak 9.390 orang atau

sekitar 68,32%. Angka penemuan TB Paru BTA (+) di atas angka nasional di

antaranya Padang Lawas (144,9 persen), Pakpak Barat (130,9 persen), Tapanuli

Tengah (130 persen), dan Pematang Siantar (122,7 persen). (Dinkes Prov.

Sumatera Utara, 2014).

Kota Medan dengan jumlah penderita klinis TB Paru tahun 2014 sebanyak

10.653 orang, yang positif setelah dilakukan pemeriksaan dan yang diobati

sebanyak 1.960 orang yang sembuh sebanyak 790 orang (52,11%). Proporsi

penderita penyakit TB Paru di Kota Medan dari seluruh penderita di Provinsi

Sumatera Utara sebesar 10,15%, merupakan wilayah dengan penderita tertinggi

ketiga setelah Kabupaten Langkat (15,21%) dan Kabupaten Deli Serdang

(11,75%). Namun tingkat kesembuhan hanya 52,11% merupakan paling rendah

dibandingkan kabupaten/kota lain di Provinsi Sumatera Utara, sedangkan target

nasional sebesar 80% (Dinkes Kota Medan, 2014 dalam Lasmaria, 2015).

Penelitian yang dilakukan Wahyuni (2008) dengan judul determinan

(4)

4

bahwa determinan yang berpengaruh terhadap perilaku pencegahan penularan

penyakit TB Paru di masyarakat adalah pengetahuan, sikap, tingkat pendidikan,

kepadatan hunian rumah, luas ventilasi rumah. Serta determinan yang paling besar

pengaruhnya adalah tingkat pendidikan, kepadatan hunian rumah dan

pengetahuan.

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu yang telah orang lakukan

dengan cara penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui

panca indera manusia yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa

dan raba. Faktor–faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah usia, pendidikan,

pekerjaan, sosial ekonomi, sumber informasi, pengalaman. Faktor tersebut akan

mempengaruhi bagaimana pengetahuan secara kognitif yang melputi 6 tingkat,

yaitu tahu, memahami, aplikasi, analisis, sistesis, dan evaluasi (Notoatmodjo,

2007). Pengetahuan ini akan mempengaruhi bagaimana seseorang merencanakan,

mengambil keputusan, dan bertindak. Salah satu peranan pengetahuan dalam

pengendalian penyakit Tuberkulosis adalah bagaimana seseorang dapat mencegah

dan mengurangi angka kesakitan Tuberkulosis (Adiwidiya, 2012).

Pengetahuan yang baik apabila tidak ditunjang dengan sikap yang positif

yang diperlihatkan akan mempengaruhi seseorang untuk berperilaku, seperti yang

diungkapkan oleh Benyamin Bloom (1908) dalam Notoatmojo (2007) yang

menyatakan bahwa domain dari perilaku adalah pengethuan, sikap, dan tindakan.

Menurut Roger (1974) dalam Notoatmojo (2007), sikap dan praktek yang tidak

didasari oleh pengetahuan yang adekuat tidak akan bertahan lama pada kehidupan

(5)

5

dan praktek yang berkesinambungan tidak akan mempunyai makna yang berarti

bagi kehidupan.

Maka dari itu pengetahuan dan sikap merupakan penunjang dalam

melakukan perilaku sehat salah satunya upaya pencegahan penyakit tiberkulosis.

Berdasarkan hasil observasi data yang diperoleh dari Profil Dinas Kesehatan

tahun 2014 yang menjelaskan bahwa penanganan kasus TB Paru yang berjumlah

56 orang dan jumlah kesembuhan 54 orang dengan presentase 96,43 persen.

Sehingga dapat dikatakan bahwa penanganan TB Paru dan kesembuhan di

Puskesmas Padang Bulan yaitu baik. Namun peneliti ingin mengidentifikasi

kepada masyarakat bagaimana pengetahuan dan sikap mereka terhadap penyakit

TB Paru dan Pencegahannya. Dari paparan diatas maka peneliti akan melakukan

penelitian tentang tingkat pengetahuan dan sikap masyarakat tentang TB Paru dan

pencegahannya di wilayah kerja Puskesmas Padang Bulan Medan.

1.2. Rumusan Masalah

Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi pengetahuan dan sikap

masyarakat tentang TB Paru di wilayah kerja Puskesmas Padang Bulan Medan.

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengidentifikasi tingkat pengetahuan dan sikap masyarakat tentang

(6)

6

1.3.2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengidentifikasi pengetahuan masyarakat tentang konsep TB

Paru

b. Untuk mengidentifikasi sikap masyarakat tentang pencegahan

penyakit TB Paru.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan studi literatur bidang keperawatan

untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan.

1.4.2. Penelitian Keperawatan

Dapat menjadi informasi yang berkaitan dengan konsep pembelajaran

bidang keperawatan terkait dengan TB Paru dan Pencegahannya.

1.4.3. Pelayanan Keperawatan

Sebagai bahan dasar pertimbangan dan diskusi untuk meningkatkan mutu

Referensi

Dokumen terkait

Persepsi guru honorer tentang PPPK yang ada di dalam Undang- Undang Nomor 5 Tahun 2014 masuk dalam kategori setuju sebesar 22 orang atau 55,00% dikarena para guru

pada saat memasukkan data bibliografi koleksi berupa abstrak dan kata kunci dapat dilakukan dengan meng copy paste secara langsung, akan tetapi terkadang hal ini tidak

Menggunakan material yang lokasi asal bahan baku utama dan fabrikasinya berada di dalam radius 1000 km dari lokasi proyek. Apabila material di atas berasal dari dalam wilayah

Hasil dari tugas akhir ini berupa JSON web service yang dapat diakses oleh dua aplikasi yang berbeda platform, serta fungsi-fungsi web service yang dapat digunakan oleh lebih

Dengan membangun kesan dari latar belakang Adaninggar Kelaswara yaitu putri Cina dan putri Jawa, penyaji menggunakan tekhnik-tekhnik tabuhan yang ada di tradisi karawitan seperti

Melalui penjelasan guru, siswa dapat menyebutkan keanekaragaman budaya yang ada di pulau jawa dan pulau kalimantan dengan

4.3 Menelaah dan merevisi teks hasil observasi, tanggapan deskriptif, eksposisi, eksplanasi, dan cerita pendek sesuai dengan struktur dan kaidah teks baik secara lisan

Hal lain yang dapat mempengaruhi pengetahuan adalah jenis kelamin, karena pada dasarnya perempuan biasanya lebih rajin daripada laki-laki, contohnya dalam mengikuti suatu