• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengetahuan dan Sikap Perawat Pelaksana Dalam Memberikan Discharge Planning di Ruang Rawat Inap RSUD Dr. Pirngadi Medan Chapter III VI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengetahuan dan Sikap Perawat Pelaksana Dalam Memberikan Discharge Planning di Ruang Rawat Inap RSUD Dr. Pirngadi Medan Chapter III VI"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 3

KERANGKA KONSEP PENELITIAN

2.2.Kerangka Penelitian

Kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian dan visualisasi konsep-konsep serta variabel-variabel yang akan diukur (diteliti) (Notoadmodjo, 2010).

Skema 3.1Kerangka konsep penelitian Perawat pelaksana

Ruang Rawat Inap

Pengetahuan perawat

Sikap perawat

a. Positif b. Negatif

a. Baik b. Cukup c. Kurang

(2)

2.3.Defenisi Operasional

Tabel 3.1 Defenisi Operasional No Variabel Defenisi

Operasional

Kuesioner Menggunakan 15 pernyataan dalam bentuk skala

Guttman.

Ordinal Dikatakan kurang jika nilai 6-7,5 cukup jika nilai 8,4-11,25 dan baik jika nilai 11,4-15 ruang rawat inap

Kuesioner Menggunakan 15 pernyataan dalam bentuk skala Likert

(3)

BAB 4

METODE PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian deskriptif dimana penelitian ini menerangkan atau menggambarkan peristiwa atau kondisi dari populasi (Hidayat, 2009). Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi pengetahuan dan sikap perawat pelaksana dalam memberikan discharge planning.

4.2. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling Penelitian 4.2.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan jumlah yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk diteliti dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sujarweni, 2014). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat pelaksana yang bekerja di Ruang Rawat Inap RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan. Dari hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan peneliti, jumlah seluruh perawat pelaksana yang bekerja di Ruang Rawat Inap RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan adalah 371 orang.

4.2.2 Sampel

(4)

Rumus sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah rumus slovin, untuk menentukan jumlah populasi dalam sampling yaitu sebagai berikut:

n = N

1+N(�)2

Keterangan: n = jumlah sampel N = jumlah populasi

d = ketetapan relatif yang ditetapkan oleh peniliti (10%) maka dapat diketahui hasilnya sebagai berikut:

n = N

1+N(�)2

n = 371

1+371(0,1)2

n = 371

1+371(0,01)

n = 371 1+3,71

n =371 4,71

(5)

4.2.3 Teknik Sampling

Teknik pengambilan sampel atau teknik sampling yang di pakai dalam penelitian ini adalah teknik probability sampling dengan pendekatan

proportionate stratified random sampling, yaitu setiap anggota populasi dikelompokkan berdasarkan bagian-bagian tertentu, kemudian diambil sampel dari setiap bagian dengan proporsi sama sehingga didapatkan sejumlah sampel yang mampu mewakili setiap kelompok (Setiadi, 2013).

Langkah-langkah yang ditempuh pengambilan sampel secara stratified

adalah (Notoatmodjo, 2012):

a. Menentukan populasi penelitian;

b. Mengidentifikasi segala karakteristik dari unit-unit yang menjadi anggota populasi, misalnya tingkat pendidikan, ekonomi, senioritas dan sebagainya;

c. Mengelompokkan unit anggota populasi yang memiliki karakteristik umum yang sama dalam suatu kelompok atau strata, misalnya berdasarkan tingkat pendidikan (rendah, menengah, dan tinggi);

d. Mengambil dari setiap strata (tingkat pendidikan) sebagian unit yang menjadi anggotanya untuk mewakili strata yang bersangkutan;

e. Teknik pengambilan sampel dari masing-masing stara dapat dilakukan dengan cara random atau nonrandom;

(6)

Sampel pada penelitian ini diambil dari 29 ruang rawat inap yang ada di RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan. Sampel disetiap ruang rawat inap didapatkan menggunakan rumus sebagai berikut :

n =

jumlah populasi kelas

jumlah populasi keseluruhan x jumlah n yang diharapkan

Tabel 4.1. Pengambilan sampel

(7)

Dengan memenuhi kriteria sampel sebagai berikut: 1). Kriteria Inklusi

a. Perawat pelaksana yang bersedia menjadi responden.

b. Perawat pelaksana yang bekerja aktif di RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan

c. Perawat pelaksana yang bekerja di ruang rawat inap RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan

d. Dapat berkomunikasi dengan baik. 2). Kriteria Eksklusi

a. Tidak bersedia menjadi responden;

b. Perawat yang tidak hadir pada waktu penelitian karena sakit, alfa, cuti atau sedang mengikuti pendidikan dan pelatihan.

4.3. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.3.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di ruang rawat inap RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan.

4.3.2 Waktu Penelitian

(8)

4.4 Pertimbangan Etik

Penelitian ini dilakukan setelah peneliti lulus uji etik dari komisi etik penelitian Kesehatan Fakultas Keperawatan USU, dan kemudian mendapat persetujuan dari Institusi Pendidikan yaitu program Sarjana Fakultas Keperawatan USU serta izin pengumpulan data dari Direktur Utama RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan.

Objek penelitian ini adalah manusia maka pertimbangan etik sangat penting dilaksanakan. Peneliti akan menggunakan prinsip autonomy yaitu responden mempunyai hak untuk memutuskan apakah ia bersedia menjadi subjek atau tanpa ada sanksi apapun dan responden tidak mengalami kerugian, peneliti harus memberikan penjelasan dan informasi secara lengkap dan rinci serta bertanggung jawab jika sesuatu yang terjadi kepada responden.

(9)

4.5Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dibuat dalam bentuk kuesioner yang bertujuan untuk memperoleh informasi dari perawat pelaksana. Instumen dalam penelitian ini terdiri dari 3 bagian yaitu:

4.5.1 Data Demografi

Data demografi bertujuan untuk mengetahui karakteristik dari responden dan mendeskripsikan persentase demografi. Data demografi pada penelitian ini terdiri dari kode responden, tanggal pengisian, nama inisial, umur, jenis kelamin, status karyawan, pendidikan terakhir.

4.5.2 Data Pengetahuan Perawat tentang Discharge Planning

Kuesioner pengetahuan perawat pelaksana tentang discharge planning ini disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan tinjauan pustaka menurut Nursalam (2012). Kuesioner ini bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran pengetahuan perawat tentang discharge planning dengan menggunakan pernyataan sebanyak 15 buah dalam bentuk skala Guttman, pernyataan positif memiliki nilai 1 jika pernyataan benar dan 0 jika salah. Sedangkan pada pernyataan negatif berlaku sebaliknya.Kategori nilai untuk penilaian pengetahuan perawat tentang

(10)

4.5.3 Data Sikap Perawat dalam Memberikan Discharge Planning

Kuesioner sikap perawat pelaksana tentang discharge planning ini disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan tinjauan pustaka menurut Nursalam (2012). Kuesioner ini bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran sikap perawat dalam memberikan discharge planning dengan menggunakan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Kategori nilai untuk penilaian sikap perawat dalam memberikan

discharge planning terdiri dari pernyataan positif 12 butir (pernyataan no. 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 14) dan pernyataan negatif 3 butir (pernyataan no. 5, 10, 15).

Tabel 4.2 Indikator Variabel Sikap

Pernyataan positif Nilai Pernyataan negatif Nilai

Sangat Setuju 4 Sangat Setuju 1

Setuju 3 Setuju 2

Kurang Setuju 2 Kurang Setuju 3

Tidak Setuju 1 Tidak Setuju 4

4.6 Validitas dan Reliabilitas 4.6.1 Uji Validitas

(11)

Uji validitas yang dilakukan didalam penelitian ini yaitu uji validitas isi, yaitu dengan instrumen dibuat mengacu pada isi yang sesuai dengan variabel yang diteliti. Adapun nilai standar untuk valid adalah 0,8 dengan menggunakan rumus CVI (Content Validity Index) (Polit & Beck, 2006).

Instrumen pengetahuan dan sikap dalam penelitian ini berbentuk kuesioner yang perlu dilakukan uji validitas. Uji validitas telah dilakukan dengan uji content validity (validitas isi) oleh dosen ahli Fakultas Keperawatan USU yaitu Bapak Achmad Fathi, S.Kep, Ns, MNS dan Ibu Rika Endah Nurhidayah, S.Kp, M.Pd. Hasil uji validitas dalam penelitian ini adalah sebesar 0,93 untuk pengetahuan dan 0,95 untuk sikap, maka kuesioner penelitian ini telah dinyatakan valid.

4.6.2 Uji Reliabilitas

(12)

Uji Reliabilitas pada penelitian ini telah dilakukan terhadap 30 perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan dengan menggunakan formula KR-20 untuk instrument pengetahuan dan formula

Cronbach Alpha untuk instrument sikap. Parameter suatu instrument dikatakan reliabel jika nilainya 0,70-1,00 (Polit & Hungler, 1999). Hasil uji reliabilitas dalam penelitian ini adalah sebesar 0,81 untuk pengetahuan dan 0,79 untuk sikap, maka kuesioner penelitian ini telah dinyatakan reliable.

4.7Pengumpulan Data

(13)

Selanjutnya peneliti memilih perawat pelaksana yang akan dijadikan sampel sebanyak jumlah yang dibutuhkan di ruang rawat inap dan meminta kesediaan responden untuk menjadi sampel pada penelitian dengan meminta responden memberikan tanda tangan di informed consent sebagai bentuk persetujuan bersedia menjadi responden. Dan bagi perawat yang tidak bersedia menjadi responden peneliti tidak memaksa perawat untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Kemudian peneliti memberikan informasi tentang maksud kedatangan, tujuan penelitian, dan cara pengisian kuesioner kepada responden untuk diisi dengan memberikan tanda lingkar dan checklist pada kuesioner sesuai dengan jawaban responden. Data yang telah dikumpul dari responden dijaga kerahasiaannya. Selanjutnya peneliti mengolah atau menganalisa data yang telah terkumpul.

4.8 Analisa Data

Setelah semua data terkumpul, maka peneliti melakukan analisa data melalui beberapa tahap, dimulai dengan editing untuk mengecek nama, kelengkapan identitas dan data responden serta memastikan bahwa semua jawaban telah diisi sesuai dengan petunjuk. Coding yaitu memberi kode atau angka tertentu untuk mempermudah waktu mengadakan tabulasi dan analisa data.

(14)

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Karakteristik Responden

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Usia, Jenis Kelamin, Status Karyawan dan Pendidikan Terakhir

Karakteristik Frekuensi

(n)

Persentase (%) Usia

26-35 tahun 27 34.2

36-45 tahun 32 40.5

46-55 tahun 19 24.1

56-65 tahun 1 1.3

Total 79 100.0

Jenis Kelamin

Laki-laki 5 6.3

Perempuan 74 93.7

Total 79 100.0

Status Karyawan

PNS 51 64.6

Kontrak 28 35.4

Total 79 100.0

Pendidikan Terakhir

D III Keperawatan 41 51.9

D IV Keperawatan 3 3.8

S1 Keperawatan 28 35.4

Ners 7 8.9

(15)

Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan, didapatkan karakteristik reesponden paling banyak berada pada kelompok usia 36-45 tahun sebanyak 32 orang (40,5%). Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin paling banyak responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 74 orang (93,7%). Karakteristik responden menurut status karyawan paling banyak berstatus PNS sebanyak 50 orang (63,3%). Dan karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir paling banyakberpendidikan D III Keperawatan sebanyak 41 orang (51,9%).

5.1.2 Pengetahuan Perawat Pelaksana Tentang Discharge Planning

Pengetahuan perawat pelaksana tentang discharge planning dalam penelitian ini dinilai berdasarkan kuesioner yang meliputi defenisi, tujuan, faktor-faktor yang perlu dikaji, prinsip-prinsip dalam penerapan, komponen, dan proses pelaksanaan discharge planning.

Tabel 5.2 Pengetahuan Perawat Pelaksana Tentang Discharge Planning Karakteristik Frekuensi

(n)

Persentase (%)

Kurang 7 8.9

Cukup 20 25.3

Baik 52 65.8

Total 79 100.0

(16)

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi dan Persentase Indikator Pengetahuan Perawat Pelaksana Tentang Discharge Planning

No Pertanyaan Salah Benar 2. Discharge planning ialah proses mempersiapkan pasien

untuk

14 (17,7)

65 (82,3) 3. Discharge planning merupakan cara perawatan dalam 9

(11,4) 70 (88,6) 4. Tujuan dari discharge planning adalah kecuali 9

(11,4) 70 (88,6) 5. Klien dibolehkan pulang karena kondisi klien sudah

baik dan tidak ada komplikasi merupakan definisi dari

discharge planning jenis

41 7. Faktor-faktor yang perlu dikaji dalam discharge

planning,

34

kecuali (43)

45 (57) 8. Perawat harus mengetahui fasilitas yang ada dirumah

pasien dengan tujuan

5 (6,3)

74 (93,7) 9. Fokus utama dalam discharge planning adalah 10

(12,7) 69 (87,3)

10. Discharge planning dilakukan oleh 18

(22,8) 61 (77,2)

11. Perawatan dirumah meliputi 9

(11,4) 70 (88,6) 12. Hal yang harus diinformasikan terkait obat-obatan

pasien dirumah adalah,

11

kecuali (13,9)

68 (86,1) 13. Pengkajian sejak pasien masuk bertujuan untuk 10

(12,7) 69 (87,3) 14. Melaksanakan perawatan pasien harus berdasarkan 15

(19)

64 (81) 15. Hal-hal yang harus ditindak lanjuti untuk menilai

kesiapan pasien untuk pulang adalah,

25

kecuali (31,6)

(17)

5.1.3 Sikap Perawat Pelaksana dalam memberikan Discharge Planning

Sikap perawat pelaksana dalam memberikan discharge planning

dalam penelitian ini dinilai berdasarkan kuesioner. Aspek yang dinilai adalah sikap responden dalam memberikan discharge planning yang dikategorikan menjadi sikap positif dan negatif.

Tabel 5.4 Sikap responden dalam memberikan discharge planning

Karakteristik Frekuensi (n)

Persentase (%)

Positif 77 97,5

Negatif 2 2.5

Total 79 100.0

(18)

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi dan Persentase Indikator Sikap Perawat Pelaksana Dalam Memberikan Discharge Planning

No Pertanyaan TS KS S SS

f f F f

(%) (%) (%) (%) 1. Apabila ada pasien yang masuk Rumah

Sakit maka saya melakukan pengkajian pada pasien 2. Saya melakukan pengkajian terkait

biopsikososialspiritual pada pasien

2 3. Hasil pengkajian pasien saya catat

didalam dokumentasi pasien

0 4. Saya melibatkan keluarga pasien dalam

perawatan pasien 5. Semua perencanaan perawatan yang

akan dilakukan adalah keputusan saya sendiri 6. Setelah semua kebutuhan dan

kemampuan pasien teridentifikasi maka dikembangkan kedalam ringkasan

1 7. Ringkasan perencanaan diurutkan

berdasarkan prioritas masalah

0 8. Saya melaksanakan perawatan sesuai

dengan perencanaan perawatan pasien 0 9. Saya terus memantau perkembangan

kesehatan pasien 10. Perencanaan pemulangan pasien

dilakukan saat pasien keluar dari Rumah Sakit 11. Saya mengaitkan semua kebutuhan

pasien dengan masalah yang mungkin timbul di rumah saat pasien sudah keluar dari Rumah Sakit

8

12. Saya memastikan keluarga mengetahui tentang penyakit, pengobatan dan diet pasien 13. Saya memastikan keluarga dapat

merawat pasien dirumah

1 14. Saya menyesuaikan perawatan pasien

dengan fasilitas yang ada dirumah

2 15. Pada saat pasien akan pulang saya tidak

menanyakan apakah pasien sudah mengerti terkait perawatannya dirumah

(19)

5.2 Pembahasan

5.2.1 Pengetahuan Perawat Pelaksana Tentang Discharge Planning

Pembahasan variabel pengetahuan akan membahas tentang deskripsi data yang telah terkumpul berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan. Hasil penelitian yang dilakukan di ruang rawat inap RSUD Dr. Pirngadi Kota Medanpaling banyak perawat pelaksana yaitu sebanyak 52 orang (65,8%) memiliki pengetahuan dalam kategori baik. Pengetahuan yang baik dalam penelitian ini adalah sesuatu yang diketahui atau dipemahaman oleh perawat pelaksana tentang discharge planning yang mencakup defenisi, tujuan, faktor-faktor yang perlu dikaji, prinsip-prinsip dalam penerapan, komponen, dan proses pelaksanaan discharge planning. Perawat pelaksana yang menjadi responden dikategorikan memiliki pengetahuan baik apabila menjawab pertanyaan sebanyak 11-15 pertanyaan benar dari 15 pertanyaan yang diberikan.

(20)

Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Purnamasari dan Ropyanto (2012) di RSUD Tugurejo Semarang tentang evaluasi pelaksanaan perencanaan pulang yang menemukan bahwa pengetahuan tentang discharge planning perawat dalam kategori cukup sebanyak (46,6%). Hal ini dapat terjadi karena perawat yang bekerja di RSUD Tugurejo Semarang kurang memiliki kesadaran untuk mendalami ilmu tentang

discharge planning sehingga pengetahuan perawat tentang discharge planning

tidak berkembang.

Dari hasil penelitian juga didapatkan ada sebanyak 7 orang (8,9%) perawat pelaksana memiliki pengetahuan dalam kategori kurang baik. Menurut peneliti hal ini terjadi karena perawat pelaksana yang masih memiliki pengetahuan kurang baik tersebut kurang memiliki kesadaran untuk mencari dan mendalami ilmu tentang discharge planning sehingga pengetahuan perawat tentang discharge planning tidak bertambah dan tidak berkembang. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Khalidawati (2016) di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh tentang perilaku perawat pelaksana tentang discharge planning menunjukkan bahwa perawat pelaksana yang memiliki pengetahuan dalam kategori kurang baik sebanyak 45,03%.

(21)

Dilihat dari kuesioner yang telah disebarkan kepada perawat pelaksana didapatkan bahwa perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan memiliki pengetahuan paling buruk tentang jenis-jenis discharge planning yaitu pada pertanyaan nomor 5 dengan hanya 38 orang perawat yang menjawab benar dari total perawat pelaksana yang menjadi responden sejumlah 79 orang. Dan memiliki pengetahuan yang paling baik tentang faktor-faktor yang perlu dikaji dalam discharge planning yaitu pada pertanyaan nomor 8 dengan sebanyak 74 orang perawat pelaksana yang menjadi responden yang menjawab benar.

Nursalam (2011) menyatakan bahwa pengetahuan merupakan hasil “tahu”, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni: indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan merupakan landasan utama dan penting bagi tenaga kesehatan dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan. Perawat sebagai tenaga kesehatan yang memiliki tanggung jawab utama dalam pelayanan keperawatan serta pelaksanaan asuhan keperawatan yang holistic dan komprehensif dituntut untuk memiliki pengetahuan yang tinggi dalam profesi keperawatan (Setiawan, 2008).

(22)

Usia dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang, karena semakin bertambahnya usia maka semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikir seseorang sehingga pengetahuan yang diperoleh pun semakin baik. Namun terjadi penurunan daya tangkap pada usia lanjut yang dipengaruhi oleh faktor fisiologis. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian ini dimana didapatkan hasil sebanyak 7 orang (8,9%) perawat pelaksana berada dalam kategori pengetahuan kurang baik yang terdistribusi sebanyak 1 orang perawat pelaksana berada pada kelompok usia 56-65 tahun (lansia akhir) dan 6 orang perawat pelaksana berada dalam kelompok usia 46-55 tahun (lansia awal).

(23)

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Khalidawati (2016) di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh tentang perilaku perawat pelaksana tentang discharge planning dengan hasil penelitian sebanyak 54,97% perawat pelaksana memiliki pengetahuan dalam kategori baik dengan paling banyak perawat pelaksana dengan lama bekerja > 5 tahun sebanyak 83,25%.

(24)

Notoatmodjo (2012) menyatakan bahwa hal lain yang dapat mempengaruhi pengetahuan adalah tingkat pendidikan. Semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang maka akan semakin baik pula pengetahuan yang dimiliki orang tersebut. Meskipun pada penelitian ini paling banyak responden memiliki pendidikan terakhir D III Keperawatan sebanyak 41 orang (51,9%) karena pada dasarnya paling banyak yang menjadi perawat pelaksana merupakan lulusan D III Keperawatan, namun responden dengan tingkat pendidikan D IV Keperawatan, S1 Keperawatan dan Ners sebanyak 38 orang dengan 3 orang berpendidikan D IV Keperawatan, 28 orang berpendidikan S1 Keperawatan dan 7 orang berpendidikan Ners memiliki pengetahuan yang baik yaitu sebanyak 100%.

(25)

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Khalidawati (2016) di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh tentang perilaku perawat pelaksana tentang discharge planning terdapat responden paling banyak berpendidikan D III Keperawatan yang paling banyak responden berpendidikan D III Keperawatan sebanyak 75,39% dengan hasil penelitian responden memiliki pengetahuan dalam kategori baik yaitu sebanyak 54,97%.

Berdasarkan pembahasan diatas peneliti menyimpulkan bahwa perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan yang menjadi responden memiliki pengetahuan baik. Peneliti berasumsi bahwa perawat pelaksana telah melakukan penginderaan dengan baik dan memiliki kesadaran untuk lebih mendalami ilmu tentang discharge planning seperti mengikuti pelatihan dan seminar, aktif mencari informasi tentang discharge planning dari berbagai sumber informasi seperti media massa seperti internet, buku, televisi dan radio.

5.2.2 Sikap Perawat Pelaksana dalam Memberikan Discharge Planning

(26)

Hal ini dapat terjadi dikarenakan perawat pelaksana di RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan dan RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh telah memiliki pengetahuan yang baik sehingga perawat tersebut memiliki respon batin yang baik dalam bersikap saat memberikan pelayanan keperawatan termasuk

discharge planning kepada pasien.

Dari hasil data yang didapatkan dari kuesioner yang disebarkan ke perawat pelaksana di RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan, masih ada 2 orang perawat pelaksana yang memiliki sikap dalam kategori negatif. Dilihat dari kuesioner yang telah disebarkan kepada perawat pelaksana didapatkan bahwa perawat pelaksana di RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan memiliki sikap paling buruk tentang tindak lanjut untuk mengkaji kesiapan pasien pulang yaitu pada penyataan nomor 15 yang merupakan penyataan negatif dengan hanya 7 orang perawat pelaksana yang menyatakan tidak setuju dan 48 orang perawat pelaksana menyatakan sangat setuju dari total perawat pelaksana yang menjadi responden sejumlah 79 orang. Dan memiliki sikap yang paling baik tentang pengkajian pada saat pasien masuk yaitu pada pernyataan nomor 1 dengansebanyak 70 orang perawat pelaksana yang menjadi responden yang menjawab sangat setuju dan hanya 1 orang perawat pelaksana yang menjawab tidak setuju.

(27)

Secara definitif sikap berarti suatu keadaan jiwa dan keadaan berfikir yang disiapkan untuk memberikan tanggapan terhadap suatu objek yang di organisasikan melalui pengalaman serta mempengaruhi secara langsung atau tidak langsung pada praktik atau tindakan. Sikap sebagai suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap merupakan suatu sindrom atau kumpulan gejala dalam merespon stimulus atau objek, dalam kata lain fungsi sikap belum merupakan tindakan akan tetapi merupakan predisposisi perilaku (Notoatmodjo, 2012). Sikap dikatakan sebagai respon yang hanya timbul bila individu dihadapkan pada suatu stimulus. Sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak (unfavorable) pada objek tertentu (Notoatmodjo, 2012).

(28)

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi sikap diantaranya adalah pengalaman pribadi, pengaruh orang lain yang dianggap penting, kebudayaan, media massa, lembaga pendidikan dan lembaga agama serta faktor emosional seseorang. Tidak hanya itu sikap juga sangat dipengaruhi oleh pengetahuan karena pengetahuan adalah dasar bagi seseorang untuk dapat bersikap dalam menghadapi suatu keadaan.. Semakin baik pengetahuan yang dimiliki seseorang maka akan semakin baik pula sikap yang akan ditunjukkannya (Azwar, 2013).

Hal ini sesuai dengan penelitian ini dimana perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan sudah memiliki pengetahuan yang baik tentang discharge planning (65,8%) sehingga didapat bahwa 97,5% perawat pelaksana sudah memiliki sikap positif yang artinya perawat pelaksana sudah memahami tentang prosedur pelaksanaan discharge planning sehingga menimbulkan respon batin yang baik untuk bersikap positif dalam memberikan

discharge planning pada pasien. Dan diperkuat dengan hasil yang didapatkan bahwa hanya 2 orang (2,5%) perawat pelaksana yang memiliki sikap negatif yang mana kedua perawat pelaksana tersebut memiliki pengetahuan dalam kategori kurang baik. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Khalidawati (2016) di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh menunjukkan bahwa pengetahuan responden yang baik (54,97%) memiliki sikap yang positif dalam memberikan discharge planning

(29)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa paling banyak perawat pelaksana berstatus PNS yaitu sebanyak 51 orang (64,6%). Status karyawan seseorang juga dapat mempengaruhi sikap yang dimiliki, seseorang yang memiliki status karyawan PNS akan memiliki pengetahuan yang lebih baik dibandingkan dengan karyawan yang berstatus kontrak. Hal ini dikarenakan PNS telah lulus dalam berbagai ujian dan seleksi untuk mendapatkan status sebagai seorang PNS. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian ini yaitu sebanyak 2 orang (2,5%) perawat pelaksana memiliki sikap negatif dengan sebanyak 100% merupakan perawat pelaksana yang berstatus sebagai karyawan kontrak.

Sikap yang baik sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor terkait, salah satunya pendidikan, pendidikan dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan karena pengetahuan memberikan landasan kognitif sehingga mempengaruhi perawat dalam bersikap dalam memberikan discharge planning (Kristina, 2007). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian ini yaitu sebanyak 2 orang (2,6%) perawat pelaksana memiliki sikap negatif dimana 2 orang tersebut memiliki pendidikan D III Keperawatan. Hal ini dapat terjadi dikarenakan kurangnya pengetahuan dan informasi perawat tentang prosedur discharge planning sehingga perawat pelaksana tersebut tidak mampu bersikap positif dalam memberikan discharge planning.

(30)

Dilihat dari hasil penelitian ini yang mendapatkan sebanyak 2 orang (2,6%) perawat pelaksana masih memiliki sikap negatif dalam memberikan discharge planning, maka diharapkan perawat pelaksana yang masih memiliki sikap negatif untuk dapat terpengaruh dengan sikap perawat lain sehingga dapat bersikap positif dalam memberikan pelayanan keperawatan termasuk discharge planning. Hal lain yang mempengaruhi sikap adalah banyaknya pengalaman, semakin banyak pengalaman maka semakin banyak tindakan yang telah dilakukan, sehingga seseorang tersebut dapat menilai akibat yang ditimbulkan dari tindakan yang pernah dilakukan apakah menimbulkan dampak baik atau buruk sehingga individu tersebut dapat menyikapi lebih baik keadaan yang sama di kejadian yang berikutnya.

(31)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan dapat diambil kesimpulan dan saran mengenai pengetahuandansikapperawatpelaksana di ruangrawatinap RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan.

6.1. Kesimpulan

(32)

6.2. Saran

6.2.1 Praktik Keperawatan

(33)

6.2.2 Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi bagi pendidikan keperawatan dan menambahkan pengetahuan dalam pengembangan pendidikan keperawatan. Serta mengetahui bagaimana pentingnya materi pembelajaran mengenai discharge planning.

6.2.3 Penelitian Selanjutnya

Penelitian ini hanya meneliti tentang pengetahuan dan sikap perawat pelaksana, mmaka diharapkan peneliti selanjutnya tidak hanya meneliti tentang pengetahuan dan sikap tetapi juga tindakan perawat dalam memberikan

Gambar

Tabel 3.1 Defenisi Operasional
Tabel 4.1. Pengambilan sampel
Tabel 4.2 Indikator Variabel Sikap
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Usia, Jenis Kelamin,  Status Karyawan dan Pendidikan Terakhir
+5

Referensi

Dokumen terkait

Menurut UU No. 44 Tahun 2009 dinyatakan bahwa rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa, karena berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan tesis dengan judul “Efektivitas Pelatihan Supervisi

Berdasarkan survei pendahuluan yang telah penulis lakukan di Ruangan Asoka 1 atau ruang rawat inap penyakit dalam laki-laki dijumpai perawat yang dinas pagi yang

Potter & Perry (2005) menyatakan bahwa salah satu aspek yang dapat mempengaruhi kualitas pelayanan keperawatan adalah pendidikan kesehatan, komunikasi efektif dan

Hasil uji statistik dengan uji chi square diperoleh nilai p= 0,001 (p<0,05) dapat disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan soft skill

Variabel independen dalam penelitian ini adalah pengetahuan perawat tentang SOP injeksi bolus IV sedangkan Variabel dependen dalam penelitian ini adalah tindakan

Penelitian yang dilakukan di RSUD Kota Makassar tahun 2020 tentang Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Motivasi Kerja Perawat dengan Pelaksanaan Keselamatan Pasien di

Bapak Direktur BLUD RSUD DrPirngadi Medan yang telah banyak membantu dan memberikan dukungan kepada penulis dalam rangka menyelesaikan pendidikan pada Program Studi S2 Ilmu