Universitas Sumatera Utara BAB 1
PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Rumah sakit juga merupakan salah satu sistem pemberian pelayanan kesehatan, dimana dalam memberikan pelayanan menggunakan konsep multidisiplin. Kolaborasi multidisiplin yang baik antara medis, perawat, gizi, fisioterapi, farmasi, dan penunjang diharapkan mampu memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat (Hariyati, Afifah, & Handiyani, 2008). Pemberian pelayanan kesehatan paripurna yang meliputi pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif bagi pasien merupakan salah satu tugas rumah sakit. Rumah sakit berkewajiban untuk memberi pelayanan kesehatan yang aman, efektif dan bermutu dengan mengutamakan kepentingan pasien (Undang-undang No.44 Th. 2009).
Evaluasi terhadap mutu pelayanan kesehatan, terutama kesehatan anak di Indonesia telah diteliti oleh Sidik et al., (2013) yang menunjukkan bahwa pelayanan kesehatan anak di Indonesia masih membutuhkan peningkatan kualitas termasuk dalam kegiatan perencanaan pulang dan perawatan lanjutan (discharge
and follow up care). Hasil penelitian tersebut menyebutkan bahwa dari enam
peningkatan pelayanan perawatan pulang dan lanjutan menjadi masalah yang membutuhkan tindakan, terutama pada masalah-masalah kesehatan anak yang prevalensi dan angka mortalitasnya tinggi.
Perawat merupakan salah satu tenaga kesehatan yang mempunyai kontribusi besar dalam meningkatkan pelayanan kesehatan maupun pelayanan keperawatan dan merupakan ujung tombak pelayanan di rumah sakit. Perawat mempunyai waktu terlama dalam berinteraksi dengan pasien dan keluarga.Orem (1985 dalam Alligood & Tomey, 2006) mengatakan bahwa intervensi keperawatan dibutuhkan karena adanya ketidakmampuan melakukan perawatan diri akibat keterbatasan fisik.
Potter & Perry (2005) menyatakan bahwa salah satu aspek yang dapat mempengaruhi kualitas pelayanan keperawatan adalah pendidikan kesehatan, komunikasi efektif dan pemberian informasi yang jelas kepada pasien.Program perencanaan pulang (discharge planning) pada dasarnya merupakan program pemberian pendidikan kesehatan kepada pasien yang meliputi nutrisi, aktifitas/latihan, obat-obatan dan instruksi x khusus yaitu tanda dan gejala penyakit pasien (Potter & Perry, 2005).
waktu 30 hari. Selain itu, Setyowati (2011) dalam penelitiannya juga mengungkapkan bahwa dari jumlah seluruh perawat yang telah melakukan
discharge planning, sebanyak 89,47% perawat melaksanakannya pada hari
kepulangan pasien.
Wulandari (2011 dalam hadinuansa, 2013) dalam penelitiannya juga mengemukakan hal serupa, bahwa pelaksanaan discharge planning di ruang rawat inap kelas III RSUP Sanglah masih belum optimal. Hal itu terjadi karena pelaksanaannya bersamaan dengan health education dan dokumentasi berupa resume keperawatan belum diinformasikan secara eksplisit oleh petugas kesehatan kepada pasien serta keluarganya. Selain itu salinan dokumentasi discharge
planning juga tidak diserahkan kepada pasien dan keluarga pasien, dimana hal ini
dapat digunakan sebagai pedoman dalam membantu proses pemulihan pasien. Salah satu ruang rawat inap kelas III yang diteliti oleh peneliti adalah ruang Angsoka I, dimana penelitian dilakukan pada 27 orang responden. Hasil yang diperoleh adalah masih terdapat pasien yang menyatakan pelaksanaan discharge
planning berada dalam kategori cukup yaitu sebesar 11,11%.
Untuk membuat perencanaan pulang yang baik diperlukan adanya keterlibatan atau partisipasi pasien terkait kebutuhan atau harapan yang mereka inginkan, kompetensi dari praktisi, dalam hal ini termasuk dokter, perawat dan anggota tim kesehatan lainnya serta didukung oleh adanya kebijakan institusional yang meliputi waktu, kontinuitas dan hubungan serta tanggung jawab. Ketiganya merupakan sistem yang mengakui bahwa kegiatan perencanaan pulang adalah kegiatan yang penting.(Peterson et al., 2009; Birjandi, 2009).
Perencanaan pulang merupakan proses yang digunakan untuk memutuskan apa yang menjadi kebutuhan – kebutuhan pasien untuk berpindah dari satu unit pelayanan kesehatan menuju unit lain termasuk perawatan di rumah. Proses ini dimulai sejak pertama kali pasien masuk rumah sakit dan tidak berhenti sampai dengan pasien siap untuk ditempatkan pada tingkat pelayanan berikutnya. (Birjandi & Bragg, 2009)
Tempat pelayanan kesehatan di Indonesia, pada umumnya telah merancang berbagai format perencanaan pulang, akan tetapi kebanyakan format ini digunakan untuk pendokumentasian ringkasan pasien pulang yang berupa pesan untuk kontrol, pemberian obat di rumah, pendidikan kesehatan dan tidak ada jaminan pasien dan keluarga mampu melakukan edukasi yang telah disampaikan, mengetahui penanganan jika terjadi kondisi yang lebih buruk.
yang baik dan terarah sehingga apa yang disampaikan dapat dimengerti dan berguna untuk proses perawatan dirumah (Nursalam, 2009). Pelaksanaan perencanaan pulang tersebut mencakup perencanaan pulang, persiapan sebelum hari pemulangan klien, dan pada hari pemulangan klien (Potter & Perry, 2005).
Hasil studi pendahuluan di RSUD Tugurejo Semarang pada bulan Desember terhadap enam perawat dengan cara wawancara didapatkan data bahwa seluruh perawat tersebut melaksanakan perencanaan pulang pada saat pasien akan meninggalkan rumah sakit. Perawat-perawat tersebut berasumsi bahwa perencanaan pulang yang dilakukan dari awal pasien masuk atau saat pasien akan pulang hasilnya sama saja sehingga mereka beranggapan akan lebih efisien jika perencanaan pulang dilakukan saat pasien akan pulang (Purnamasari, 2012)
Berdasarkan penelitian (Siahaan, Marthalena,2009) tentang pengaruh discharge
planning yang di lakukan oleh perawat terhadap kesiapan pasien paca bedah akut
menghadapi pemulangan di RSUP H. Adam Malik, hasilnya menunjukan bahwa sebelum di lakukan discharge planning tingkat kesiapan pasien dalam menghadapi pemulangan adalah mampu tapi ragu atau mampu tetapi tidak ingin melakukan kegiatan yang diajarkan setelah berada di rumah. Namun, setelah
discharge planning di berikan tingkat kesiapan pasien meningkat menjadi mampu
dan yakin melakukan kegiatan yang diajarkan setelah berada di rumah.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana pelaksanaan discharge planning oleh perawat di ruang rawat inap anak RSUP H. Adam Malik Medan.
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui pelaksanaan discharge planning oleh perawat di ruang rawat inap anak RSUP H. Adam Malik Medan
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Pendidikan Keperawatan
Hasil penelitian ini dapat digunakan mensosialisasikan kepada mahasiswa bagaimana pelaksanaan discharge planning yang di lakukan oleh
perawat di ruang rawat inap anak RSUP H. Adam Malik 1.4.2 Pelayanan Keperawatan
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi bagi perawat untuk melakukan praktik keperawatan yang profesional dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan dalam pemberian discharge
planning khususnya bagi pasien anak di ruang rawat inap anak RSUP H.
Adam Malik Medan.
1.4.3 Penelitian Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi tambahan dan bahan masukan yang berguna bagi pengembangan penelitian keperawatan berikutnya terutama yang berhubungan dengan pelaksanaan