• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelaksanaan Discharge Planning oleh Perawat di Ruang Rawat Inap Anak RSUP H. Adam Malik Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pelaksanaan Discharge Planning oleh Perawat di Ruang Rawat Inap Anak RSUP H. Adam Malik Medan"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Lampiran 2

LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN

Saya yang bernama Masyithah Fadhani / 121101035 adalah mahasiswa

Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera

Utara, Medan. Saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang dengan judul

Pelaksanaan Discharge Planning oleh Perawat di Ruang Rawat Inap Anak RSUP

H. Adam Malik Medan. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat apakah

perawat melaksanakan kegiatan Discharge Planning pada pasien anak di ruang

rawat inap RSUP H. Adam Malik Medan.

Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas

akhir di Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Keperawatan Universitas

Sumatera Utara. Peneliti menjamin bahwa penelitian yang dilakukan tidak akan

memberi dampak yang membahayakan bagi perawat. Saya akan melakukan

observasi terhadap aktivitas pelaksanaan discharge planning tanpa ikut terlibat

dalam kegiatan ruangan. Partisipasi perawat dalam penelitian ini bersifat

sukarela, sehingga perawat bebas untuk menolak atau mengundurkan diri setiap

saat tanpa ada sanksi apapun. Semua kegiatan yang perawat lakukan akan

dirahasiakan dan hanya akan dipergunakan dalam penelitian ini. Demikianlah

informasi ini saya sampaikan, atas kesediaan dan partisipasi dari bapak dan ibu

(3)

Lampiran 3

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

(INFORMED CONSENT)

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : ………

Jenis Kelamin : ( L / P )*

Usia : ………

Alamat : ………

Setelah mendapatkan penjelasan mengenai penelitian tentang “Pelaksanaan Discharge Planning oleh Perawat di Ruang Rawat Inap Anak RSUP H. Adam Malik Medan” dengan ini menyatakan BERSEDIA/TIDAK BERSEDIA* untuk ikut serta berpartisipasi dengan menjadi objek penelitian.

Medan, ………

Peneliti, Yang membuat pernyataan

Masyithah Fadhani ………

(4)

Lampiran 4

LEMBAR OBSERVASI PELAKSANAAN DISCHARGE PLANNING OLEH PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP ANAK RSUP H. ADAM

MALIK MEDAN

Kode Responden

A. Petunjuk Pengisian

1. Isilah semua pertanyaan dengan benar dan lengkap. Jawablah dengan

jujur dan tidak ada hal yang perlu di sembunyikan.

2. Untuk kuisoner identitas responden, isilah data sesuai dengan kondisi

anda yang sebenarnya.

B. Data Demografi

1. Umur : Tahun

2. Jenis Kelamin : □ Laki-Laki □ Perempuan 3. Agama : □ Islam

□ Kristen Protestan □ Kristen Katolik

4. Pendidikan : □ D-III Keperawatan

(5)

B. PERNYATAAN

NO PERNYATAAN DILAKSANAKAN

YA TIDAK

1. Perawat menjelaskan tentang jenis aktifitas yang dapat dilakukan oleh

pasien

2. Perawat menjelaskan tentang cara pemberian obat di rumah

3. Perawat menjelaskan tentang nama dan kegunaan obat

4. Perawat menjelaskan tentang efek samping obat

5. Perawat menjelaskan dosis obat yang akan digunakan

6. Perawat menjelaskan tentang cara memperoleh obat

7. Perawat menjelaskan tentang fasiltas kesehatan yang bisa di hubungi jika

terjadi kegawatdaruratan (seperti: puskesmas, klinik, praktek dokter)

8. Perawat memberikan edukasi tentang hasil pemeriksaan penunjang

9. Perawat menjelaskan tentang pola makan yang benar

10. Perawat menjelaskan tentang makanan yang perlu dihindari

11. Perawat menjelaskan tentang personal hygiene yang baik

12. Perawat menjelaskan tentang pencegahan dan kontrol jika adanya infeksi

13. Perawat menjelaskan cara mengenali tanda dan gejala suatu penyakit

14. Perawat menjelaskan tentang pengobatan yang dapat di lakukan di rumah

sebelum ke rumah sakit

15. Perawat menjelaskan kepada pasien kapan pasien diperbolehkan pulang

16. Perawat menjelaskan tentang tempat perawatan selanjutnya setelah pulang

(6)

18. Perawat menjelaskan tentang transportasi yang dapat digunakan pasien ke

tempat pelayanan kesehatan terdekat

19. Perawat mengisi format ringkasan pulang / resume medis

20. Perawat mengisi dengan lengkap lembar checklist discharge planning

21. Perawat memberikan aktivitas bermain untuk anak

22. Perawat mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan

23. Perawat memperkenalkan ruangan atau unit yang ada di rumahsakit

kepada pasien

24. Perawat memperkenalkan pasien dengan teman sekamar dan tenaga

kesehatan yang terkait

25. Perawat melakukan pengkajian awal masuk, diagnose

intervensi,implentasi dan evaluasi keperawatan terhadap pasien

26. Perawat mempersiapkan anak sebelum melakukan suatu prosedur

pemeriksaan

27. Perawat mengizinkan orangtua untuk mendampingi anaknya

28. Perawat memberikan privasi kepada anak

29. Perawat memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarga

terkait dengan penyakitnya

(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)

Lampiran 12

HASIL OUTPUT SPSS

FREKUENSI DAN PERSENTASE DATA DEMOGRAFI Statistics

Jeniskelamin Usia Agama

PendidikanTer

akhir Lamakerja

N Valid 26 26 26 26 26

Missing 0 0 0 0 0

Mean 1.96 1.58 1.73 1.38 1.58

Frequency Table

Jeniskelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Laki-laki 1 3.8 3.8 3.8

Perempuan 25 96.2 96.2 100.0

(19)

Usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 25-37 11 42.3 42.3 42.3

38-51 15 57.7 57.7 100.0

Total 26 100.0 100.0

Agama

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Islam 8 30.8 30.8 30.8

Kristen Protestan 17 65.4 65.4 96.2

Kristen Katolik 1 3.8 3.8 100.0

Total 26 100.0 100.0

PendidikanTerakhir

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid D-III Keperawatan 16 61.5 61.5 61.5

S-1 Keperawatan 10 38.5 38.5 100.0

(20)

Lamakerja

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1-12 11 42.3 42.3 42.3

13-25 15 57.7 57.7 100.0

Total 26 100.0 100.0

HASIL PELAKSANAAN DISCHARGE PLANNING

N Valid 26

Missing 0

Pelaksanaandischargeplanning

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

(21)
(22)
(23)

Lampiran 15

2. Pengumpulan Data dan Analisa Data

- Izin Penelitian

- Transportasi

- Fotocopi instrument penelitian dan

lembar informed consent

3. Pengumpulan Laporan Skripsi

- Kertas A4 80 gr 2 rim

Biaya tak terduga Rp.164.400

(24)

Lampiran 16

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Masyithah Fadhani

Tempat / Tanggal Lahir :Bukittinggi, 16 Februari 1995

Jenis Kelamin :Perempuan

Agama :Islam

Alamat :Jl. Dr. Sumarsono No.16 Medan Baru 20154

No. Telp /HP :082363708647

E-mail :Fadhanimf@yahoo.co.id / fadhanimf@gmail.com

Orangtua :

1. Ayah : Ir. Dedy Fantal

2. Ibu : Ir. Mutia Elida M.Si

Riwayat Pendidikan :

1. TK Ar-Rifqi Bogor (1999-2000)

2. SD I Raudhatul Jannah Payakumbuh (2000-2006)

3. SMP I Raudhatul Jannah Payakumbuh (2006-2009)

4. SMA N 1 Payakumbuh (2009-2012)

5. Fakultas Keperawatan USU (2012-Sekarang)

Riwayat Organisasi :

(25)
(26)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Birjandi, A., M. Bragg, L. (2009). Discharge Planning Handbook forHealthcare. CRC Press A Productivity Press Book

Depkes RI. (2007). Riset Kesehatan Dasar. Diunduh tanggal 27 Oktober 2015

dari

________. (2010). Profil Kesehatan Indonesia. Diunduh tanggal 27 Oktober 2015 dari

Discharge Planning Association. (2008). Discharge Planning. Diunduh tanggal 03 November 2015 dari

Diskes Sumut. (2012). Profil Kesehatan. Diunduh tanggal 28 Oktober dari

Hidayat, A.A. (2006). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta: Salemba Medika

Hockenberry, M.J.,Wilson, D. (2009). Essential of Pediatric Nursing. St. Louis: Mosby Year Book

Nursalam., E.F. (2008). Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

.

Pemila U. (2006). Konsep Discharge Planning. Diakses pada tanggal 7 Oktober 2011 dari:

Konsep dan Penerapan Metodelogi Penlitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Petersson, P., Springett, J., Blomqvist, K. (2009).Telling stories from everyday practice, an opportunity to see a bigger picture: a participatory action research project about developing discharge planning. Health & social

care in thecommunity, 17(6), 548–56.

(27)

Purnamasari, L., Ropyanto, C.B. (2012). Evaluasi pelaksanaan pulang. Jurnal nursing studies,Volume 1, Nomor 1 Tahun 2012, Halaman 213 – 218

Purnamsari, Ika. (2014). Rancangan Model Perencanaan Pulang Anak Diare

Studi Kasus di RSUD KRT Setjonegoro Wonosobo. Tesis. Yogyakarta:

UGM.

Rahmi. U. (2011). Pengaruh Discharge Planning Terstruktur terhadap Kualitas

Hidup Pasien Stroke Iskemik di RSUD Al Ihsan dan RS Al Islam Bandung. Tesis. Jakarta : UI

Rofi’I, M., Hariyati, Tutik Sri., Pujasari, Hening. (2013). Faktor Personil dalam Pelaksanaan Discharge Planning oleh Perawat di Rumah Sakit Semarang. Jurnal Managemen Keperawatan . Volume 1, No. 2, November 2013; 89-94

Rosyidi, K. (2011). Manajemen Kepemimpinan dalam Keperawatan. Jakarta: TIM

Siahaan, M. (2009). Pengaruh Discharge Planning yang Dilakukan oleh Perawat

terhadap Kesiapan Pasien Pasca Bedah Akut menghadapi Pemulangan di RSUP H. Adam Malik Medan. Skripsi. Medan: USU

Sidik, NA., Lazuardi, L., et al. (2013). Assessment of The Quality of Hospital Care for Children In Indonesia. Tropical Medicine and International

Health, volume 18 No. 4 pp 407-415 April 2013

Supartini, Y. (2004). Buku ajar konsep dasar keperawatan anak. Jakarta: EGC

Swarjana, I. K. (2012). Metedologi Penelitian Kesehatan: Tuntunan Praktis

Pembuatan Proposal Penelitian. Yogyakarta: CV Andi Offset

Yuliana, Lina. (2013). Gambaran Pengetahuan Perawat tentang Discharge

Planning Pasien di Rumah Sakit Santo Borromeus Bandung. Karya Tulis

Ilmiah. Bandung : Stikes Santo Borromeus

World Health Organization, DepKes RI (2009), Buku Saku: Pelayanan KesehatanAnak di Rumah Sakit; Pedoman bagi rumah sakit rujukan tingkat pertama di kabupaten / kota, Jakarta

Wong, D. L., Eaton, M. H., Wilson, D., Winkelstein, M. L., Schwartz, P. (2009).

Buku ajar keperawatan pediatrik, volume 1. Jakarta : EGC.

(28)

BAB 3

KERANGKA KONSEP

3.1 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah model pendahuluan yang menggambarkan sebuah

masalah penelitian, dan merupakan refleksi dari hubungan variabel-variabel yang

di teliti (Swarjana,2012). Fokus penelitian ini adalah bagaimana gambaran

pelaksanaan discharge planning oleh perawat pada pasien anak dirawat di ruang

rawat inap Rindu B RSUP H. Adam Malik Medan

Skema 3.1. Kerangka penelitian gambaran pelaksanaan discharge planning Pelaksanaan discharge

planning oleh perawat :

- Dilakukan

- Tidak dilakukan Kuesioner rencana pulang (discharge planning):

1. Aktifitas

2. Pemberian obat di rumah

3. Fasilitas kesehatan yang bisa dihubungi jika terjadi kegawatdaruratan

4. Hasil pemeriksaan penunjang 5. Diet

(29)

3.2 Defenisi Operasional

No Variabel Operasional

Definisi

Operasional Alat Ukur Hasil Ukur

Skala Ukur 1. Discharge

Planning

ischarge planning merupakan proses

terintegrasi yang terdiri dari fase-fase

yang di tujukan untuk memberikan

asuhan keperawatan yang

berkesinambungan dan juga merupakan

salah satu SOP RSUP H. Adam Malik

Medan yang harus dilakukan oleh

perawat di ruang rawat inap anak Rindu

B-4 sebelum pasien pulang. Dimana

perawat harus mengisi lembar checklist

rencana pemulangan yang terdiri dari

aktifitas, pemberian obat di rumah,

fasilitas kesehatan yang bisa dihubungi

jika terjadi kegawatdaruratan, mhasil

pemeriksaan penunjang, diet, edukasi

dan latihan, dan rencana pemulangan.

(30)

BAB 4

METODELOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian

Desain penelitian yang dilakukan peneliti adalah deskriptif yaitu untuk

mengidentifikasi gambaran pelaksanaan discharge planning yang dilakukan oleh

perawat pada pasien anak di RSUP H. Adam Malik Medan.

4.2 Populasi dan Sampel Penelitian 4.2.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah perawat yang bekerja di ruang rawat

inap anak rindu B-4 di RSUP H. Adam Malik Medan yang berjumlah 28

orang.

4.2.2 Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah total sampling yaitu pengambilan data kepada responden yang

merupakan seluruh perawat yang bekerja di ruang rawat inap anak Rindu

B-4 di RSUP H. Adam Malik Medan yang berjumlah 28 orang. Tetapi

pada saat peneliti melakukan penelitian, jumlah sampel berkurang mejadi

26 orang dikarenakan 2 orang sedang mengambil cuti.

(31)

Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik dipilih sebagai lokasi penelitian karena

rumah sakit ini merupakan rumah sakit tipe A rujukan wilayah Sumatera bagian

Utara yang merupakan rumah sakit pendidikan, pelayanan dan penelitian.

4.4 Pertimbangan Etik

Pertimbangan etik dalam penelitian ini bertujuan agar peneliti dapat menjaga dan

menghargai hak asasi para respondennya Penelitian ini dilakukan setelah proposal

penelitian disetujui dan peneliti mendapatkan izin penelitian dari Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara.Selanjutnya peneliti mendapat

persetujuan komisi etik penelitian kesehatan Fakultas Keperawatan Universitas

Sumatera Utara, kemudian peneliti menemui responden dengan menjelaskan

maksud dan tujuan dari penelitian ini.

Responden yang bersedia dipersilahkan menandatangani informed consent.

Penelitian ini memberikan aspek pertimbangan etik yang meliputi hak perawat

untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan penelitian serta kebebasan

untuk menentukan pilihan untuk berpartisipasi atau tidak dalam penelitian

(autonomy and self determination), peneliti memberikan penjelasan terlebih

dahulu tentang rencana, tujuan, manfaat dan dampak penelitian selama

pengumpulan data, kemudian perawat diberikan hak penuh untuk menyetujui atau

menolak terlibat dalam penelitian dengan cara menandatangani lembar

persetujuan (informed consent), peneliti tidak mencantumkan nama perawat pada

lembar kuesioner yang diisi, dan lembar tersebut hanya diberi nomor kode

responden dan kerahasiaan informasi yang diberikan perawat dijamin oleh

(32)

keterbukaan dan keadilan (justice) dengan menjelaskan prosedur penelitian, dan

kejujuran (honesty) serta ketelitian.

4.5 Instrumen Penelitian

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini disusun berdasarkan literatur,

SOP dari RSUP H. Adam Malik Medan dan konsultasi dengan dosen

pembimbing. Kuesioner terdiri dari kuesioner data demografi dan kuesioner

pelaksanaan discharge planning yang dilakukan oleh perawat pada pasien anak di

ruang rawat inap Rindu B-4 RSUP H.Adam Malik Medan.

4.5.1 Kuesioner Data Demografi

Instrumen yang pertama berupa kuesioner tentang data demografi responden

yang terdiri dari: jenis kelamin, usia, agama, pendidikan dan lama kerja.

4.5.2 Kuesioner Pelaksanaan Discharge Planning

Instrumen yang kedua merupakan lembar kuesioner pelaksanaan discharge

planning yang dilakukan oleh perawat pada pasien anak yang di ruang rawat

inap Rindu B-4 RSUP H.Adam Malik Medan. Terdiri dari 30 pernyataan

dengan skala yang digunakan adalah skala Guttman.Jika dilakukan maka

diberikan skor 1 dan jika tidak dilakukan diberikan skor 0.

(33)

Content Validity diukur dengan menetapkan ahli untuk mengevaluasi

instrumen dan menentukan relevansi dan kesesuaian pernyataan. Content

validitydilakukan oleh orang yang berkompeten dibidangnya dengan menguji

setiap butir instrumen pengumpulan data. Adapun pada kuisioner ini peneliti

melakukan uji validasi pada 3 orang yaitu Zahranur Nasution S.Kep., Ners.,

M.Kep, Risnawaty Saragih S.Kep., Ners dan Liberta Lumbantoruan S.Kep.,

Ners., M.Kep. CVI pada kuesioner sebesar 0,92, maka dikatakan instrumen ini

sudah valid.

4.6.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas diperoleh dengan cara menggunakan 10 orang perawat yang

bekerja di RSUP H. Adam Malik Medan di ruang yang berbeda dari tempat

pengambilan sampel, yaitu ruang Rindu B-2. Kemudian hasilnya dianalisis

menggunakan KR-21 dimana koefisien α harus > 0,7 agar reliabel (Polit and

Beck,2012). Adapun hasil uji reliabilitas ini adalah 0,72, maka dikatakan

instrument sudah reliabel.

4.7 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dimulai setelah peneliti mendaptkan ethical cleareance dari

Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Keperawatan USU untuk mendapat

melakukan penelitian. Setelah itu peneliti menerima surat izin penelitian dari

Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan telah mendapat izin dari

RSUP H. Adam Malik Medan. Kemudian peneliti menyampaikan izin penelitian

kepada kepala ruang rawat inap Rindu B RSUP H. Adam Malik Medan.

(34)

tentang adanya proses penelitian tentang pelaksanaan discharge planning oleh

perawat pada pasien anak yang di rawat inap Rindu B RSUP H. Adam Malik

Medan

Setelah kepala ruangan menginformasikan tentang adanya proses penelitian,

maka peneliti menjumpai calon responden untuk menjelaskan tujuan, manfaat dan

prosedur penelitian. Kemudian peneliti meminta kesedian untuk menjadi

responden penelitian dan diminta untuk menandatangani lembar persetujuan

(inform consent). Selanjutnya peneliti membagikan kuisioner tentang pelaksanaan

discharge planning. Pembagian kuesioner dilakukan setelah perawat melaksankan

operan, karena pada saat itulah perawat berkumpul sehingga memudahkan peneliti

untuk membagikan kuesioner.Peneliti memberikan waktu sekitar 10 menit untuk

mengisi kuesioner tentang discharge planning dan menunggu sampai perawat

tersebut selesai mengisi. Setelah itu peneliti mengambil kembali dan memeriksa

kelengkapan isian tentang kuesioner tersebut.

4.8 Analisis Data

Data yang diperoleh diolah dengan komputer menggunakan program statistik.

Pengolahan data dilakukan dengan melewati beberapa tahapan, yaitu: 1) Editing,

peneliti melakukan pengecekan data yang diperoleh meliputi kelengkapan

(35)

4) Tabulating, peneliti meringkas jawaban dari hasil lembar observasi menjadi

tabel yang memuat semua jawaban responden. Jawaban responden dikumpulkan

dalam bentuk kode-kode yang disepakati untuk memudahkan pengolahan data

selanjutnya. Analisa yang digunakan adalah analisa univariat yang hasil

(36)

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai

pelaksanaan discharge planning yang dilakukan oleh perawat di ruang rindu B-4

di RSUP H.Adam Malik. Hasil penelitian ini diperoleh melalui tindakan

penyebaran kuesioner pelaksanaan discharge planning yang dilakukan oleh

peneliti kepada seluruh perawat. Penyebaran lembar kusioner dilakukan untuk

memperoleh data perawat berupa jenis kelamin, usia, alamat, pendidikan terakhir,

dan lama masa kerja perawat dan data tentang pelaksanaan discharge planning

yang dilakukan oleh perawat di ruang anak rindu B-4 RSUP H. Adam Malik.

Proses pengambilan data dilaksanakan mulai April–Mei 2016. Penelitian ini

melibatkan seluruh perawat yang ada di ruang anak rindu B-4 RSUP H. Adam

(37)

5.1.1 Karakteristik demografi responden

Tabel 5.1.1 Distribusi frekuensi dan persentase karakteristik demografi responden kuesioner pelaksanaan discharge planning yang dilakukan oleh perawat di runag rawat inap anak rindu B-4 RSUP. H. Adam Malik Medan (n=26)

Berdasarkan tabel 5.1.1 diperoleh data bahwa mayoritas perawat adalah

perempuan yaitu sebanyak 25 orang (96,2%) dengan rentang usia perawat 38-51

tahun sebanyak 15 orang (57,7%). Tingkat pendidikan perawat terbanyak adalah

D-III keperawatan sebanyak 16 orang (61,5) dengan lama masa kerja perawat

13-25 tahun sebanyak 15 orang (57,7) dan agama Kristen protestan sebanyak 17

(38)

5.1.2 Hasil pelaksanaan discharge planning per item pernyataan

Tabel 5.1.2 Distribusi frekuensi dan persentase respon responden terhadap kuesioner tepelaksanaan discharge planningdi ruang rindu B-4 RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2016(n=26)

Item Ya

(f) (%)

Tidak (f) (%)

1. Perawat menjelaskan tentang jenis aktifitas yang dapat dilakukan oleh pasien

26 100 0 0

2. Perawat menjelaskan tentang cara pemberian obat di

rumah

7. Perawat menjelaskan tentang fasiltas kesehatan yang bisa di hubungi jika terjadi kegawatdaruratan (seperti: puskesmas, klinik, praktek dokter)

24 92,3 2 7,7

8. Perawat memberikan edukasi tentang hasil pemeriksaan penunjang

22 84,6 4 15,4

9. Perawat menjelaskan tentang pola makan yang benar 21 80,8 5 19,2

10.Perawat menjelaskan tentang makanan yang perlu

dihindari

26 100 0 0

(39)

15.Perawat menjelaskan kepada pasien kapan pasien diperbolehkan pulang

21 80,8 5 19,2

16.Perawat menjelaskan tentang tempat perawatan

selanjutnya setelah pulang

25 96,2 1 3,8

17.Perawat membantu pasien melengkapi administrasi

sebelum pulang

26 100 0 0

18.Perawat menjelaskan tentang transportasi yang dapat digunakan pasien ke tempat pelayanan kesehatan terdekat

21 80,8 5 19,2

19.Perawat mengisi format ringkasan pulang / resume medis 26 100 0 0

20.Perawat mengisi dengan lengkap lembar checklist

discharge planning

26 100 0 0

21.Perawat memberikan aktivitas bermain untuk anak 24 92,3 2 7,7

22.Perawat mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan

26 100 0 0

23.Perawat memperkenalkan ruangan atau unit yang ada di rumahsakit kepada pasien

24 92,3 2 7,7

24.Perawat memperkenalkan pasien dengan teman sekamar dan tenaga kesehatan yang terkait

23 88,5 3 11,5

25.Perawat melakukan pengkajian awal masuk, diagnose

intervensi,implentasi dan evaluasi keperawatan terhadap pasien

26 100 0 0

26.Perawat mempersiapkan anak sebelum melakukan suatu prosedur pemeriksaan

26 100 0 0

27.Perawat mengizinkan orangtua untuk mendampingi

anaknya

26 100 0 0

28.Perawat memberikan privasi kepada anak 26 100 0 0

29. Perawat memberikan pendidikan kesehatan kepada

pasien dan keluarga terkait dengan penyakitnya

26 100 0 0

(40)

Berdasarkan tabel 5.1.2 dari hasil penelitian diperoleh bahwa 19 dari 30 item

pernyataan dilakukan oleh perawat (pernyataan nomor

1,2,3,4,5,6,10,11,12,17,19,20,22,25,26,27,28,29, dan 30).

Pernyataan yang paling tidak banyak tidak dilakukan oleh perawat terdapat

pada item no.13 sebanyak 9 orang(34,6%) yaitu perawat memberitahukan cara

mengenali tanda dan gejala suatu penyakit. Sedangkan untuk item pernyataan

nomor 9,15 dan 18 memiliki frekuensi yang sama yaitu 5 orang(19,2 %).

5.1.3 Hasil pelaksanaan discharge planning

Tabel 5.1.3 Distribusi frekuensi dan persentase pelaksanaan discharge

planning yang dilakukan oleh perawat di ruang rawat inap anak rindu B-4

RSUP H. Adam Malik Medan

Pelaksanaan

discharge planing Frekuensi (F) Presentase (%)

Dilakukan 26 100

Berdasarkan tabel 5.1.3 dari hasil penelitian diperoleh bahwa di ruang

rawat inap anak RSUP H. Adam Malik Medan melakukan pelaksanaan

discharge planning secara 100% (26 orang) yaitu pada pernyataan

(41)

5.2 Pembahasan

Perencanaan pulang atau discharge planning merupakan proses terintegrasi yang

terdiri dari fase-fase yang ditujukan untuk memberikan asuhan keperawatan yang

berkesinambungan (Raden dan Traft dalam Rosyidi, 2013).

Perawat adalah salah satu anggota team discharge planner, dan sebagai discharge

planner perawat mengkaji setiap pasien dengan mengumpulkan dan menggunakan

data yang berhubungan untuk mengidentifikasi masalah aktual dan potensial,

menentukan tujuan dengan atau bersama pasien dan keluarga, memberikan

tindakan khusus untuk mengajarkan dan mengkaji secara individu dalam

mempertahankan atau memulihkan kembali kondisi pasien secara optimal dan

mengevaluasi kesinambungan.

Hasil penelitian diperoleh data bahwa jumlah perawat yang melaksanakan

discharge planning sebanyak 100%. Hal ini menunjukan bahwa discharge planning di ruang rawat inap anak RSUP H. Adam Malik telah dilaksanakan oleh

perawat disana. Menurut Potter& Perry (2005) salah satu aspek yang dapat

mempengaruhi kualitas pelayanan keperawatan adalah pendidikan kesehatan,

Perencanaan pulang (discharge planning) pada dasarnya merupakan program

pemberian pendidikan kesehatan kepada pasien yang meliputi nutrisi,

aktifitas/latihan, obat-obatan dan instruksi x khusus yaitu tanda dan gejala

penyakit pasien. Dimana hal tersebut dilakukan sepenuhnya oleh perawat anak di

(42)

Menurut Rosyidi (2013), terdapat tiga komponen dalam discharge planning yaitu

pada saat memasuki ruangan, masa perawatan dan pada saat pemulangan pasien.

Dalam hal ini perawat di ruang rawat inap anak rindu B-4 hampir sepenuhnya

melaksanakan komponen tersebut, seperti menjelaskan tentang aktifitas yang bisa

dilakukan di rumahsakit, menjelaskan tentang pemberian obat, menjelaskan

tentang pemeriksaan penunjang, memberikan pendidikan kesehatan serta

membantu pasien mengurus administrasi sebelum pulang.

Berdasarkan data yang diperoleh ada beberapa item pernyataan yang masih tidak

dilakukan oleh perawat, seperti perawat tidak menejelaskan cara mengenali tanda

dan gejala suatu penyakit, perawat tidak menjelaskan tentang kapan pasien

diperbolehkan pulang, perawat tidak menjelaskan tentang pola makan yang benar,

perawat tidak memperkenalkan pasien dengan teman sekamar, perawat tidak

memberikan aktivitas bermain untuk anak dan perawat tidak menjelaskan tentang

fasilitas kesehatan yang bisa dihubungi jika terjadi kegawatdaruratan (tabel 5.1.2).

Pada tabel 5.1.2 untuk item pernyataan nomor 7 yaitu perawat tidak menjelaskan

tentang fasilitas kesehatan yang bisa dihubungi jika terjadi kegawatdaruratan

(7,7%), hal ini tidak sejalan dengan discharge planning association (2008),

dimana teori tersebut mengatakan bahwa apa yang harus dilakukan pada keadaan

(43)

Luvrene & Barbara dalam Yuliana (2013) mengatakan bahwa untuk

mengidentifikasi kebutuhan pasien, perawat harus berfokus pada kebutuhan

rencana pengajaran yang baik yang disingkat dengan METHOD yaitu

medication,environtment, treatment, health teaching dan diet.

Asumsi peneliti, perawat tidak melakukan item treatment dan health

teaching, ini dapat terlihat pada item pertanyaan nomor 13 yaitu perawat

menjelaskan cara mengenali tanda dan gejala suatu penyakit (34,6%) dan pada

item nomor 16 yaitu perawat menjelaskan tentang perawatan selanjutnya setelah

pulang (3,4%). Hal ini tidak sejalan dengan teori Wong (2008) bahwa salah satu

intervensi yang palin penting ketika anak dirawat di rumah sakit adalah perawat

memberikan informasi tentang penyakit, pengobatan dan prognosisnya serta

perawatan di rumah.

Untuk item pernyataan nomor 21 perawat tidak memberikan aktivitas bermain

pada anak (7,7 %) yang seharusnya dilakukan oleh perawat. Asumsi peneliti,

perawat tidak dapat memberikan aktivitas bermain karna di ruang rawat inap anak

RSUP H. Adam Malik Medan tidak tersedia ruangan khusus untuk bermain.

Padahal dengan adanya ruangan bermain tersebut anak-anak dapat bermain

dengan tenang dan aman daripada harus membiarkan anak anak tersebut bermain

disekitar tempat tidur mereka atau membiarkan anak-anak berlari disetiap kamar

di ruang rawat inap anak.

Hal ini tidak sejalan dengan teori Wong (2008) yang mengatakan bahwa

memberikan anak aktivitas bermain sangatlah penting.Karena ketika anak

(44)

tersebut sering disertai stress berlebihan, maka anak - anak perlu bermain untuk

mengeluarkan rasa takut dan cemas yang mereka alami sebagai alat koping dalam

mengahadapi stress tersebut. Adapun manfaat bermain di rumah sakit adalah

membantu anak merasa aman di lingkungan yang asing, meningkatkan interaksi

dan perkembangan sikap yang positif terhadap orang lain dan sebagai alat untuk

melepas ketegangan dan ungkapan perasaan.

Pada saat anak di rawat di rumah sakit, sering kali orang tua tidak tau apa

yang harus dilakukan, oleh karna itu perawat harus memberi berbagai informasi

dan penyuluhan terkait dengan penyakit, pengobatan kepada keluarga. Pada

dasarnya pemberian discharge planning bertujuan untuk memperpendek masa

rawatan pasien di rumah sakit, mencegah kekambuhan pasien, meningkatkan

perkembangan kondisi kesehatan pasien dan menurunkan beban perawatan pada

(45)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan tentang pelaksanaan discharge

planning oleh perawat di ruang rawat inap anak RSUP H. Adam Malik Medan

yang di laksanakan pada bulan Mei–Juni 2016 ini disimpulkan bahwa responden

yang diberikan kuesioner pelaksanaan discharge planning melakukan hampir

seluruh pelaksanaan yang tertera di lembar kuesioner, ini dilihat dari hasil per

kusioner menunjukan nilai diatas 15, dimana apabila dilakukan mendapat skor

15-30.

Hal ini menunjukan bahwa RSUP H. Adam Malik Medan khususnya di ruang

rawat inap anak rindu B-4 telah melakukan pelaksanaan discharge planning

dengan baik, hal ini juga merupakan SOP dari pihak rumahsakit sendiri, dimana

dengan pelaksanaann SOP tersebut dapat meningkatkan kualitas pelayanan di

ruang rawat inap khususnya rindu B-4.

6.2 Saran

6.2.1 Pendidikan keperawatan

Bagi pendidikan keperawatan hasil penelitian ini dapat digunakan untuk

mensosialisasikan kepada mahasiswa bagaimana pelaksanaan discharge

planning di ruang rawat inap anak RSUP H. Adam Malik Medan serta dapat

(46)

6.2.2 Pelayanan keperawatan

Bagi pelayanan keperawatan hasil penelitian diharapkan dapat

meningkatkan performa pelayanan kesehatan di ruang rawat inap anak

agar pemberian discharge planning kepada pasien dapat berjalan dengan

baik dan untuk perawat agar dapat melaksanakan seluruh item pelaksanaan

discharge planning agar dapat memberikan discharge planning yang

optimal.

6.2.3 Penelitian keperawatan

Bagi penelitian keperawatan hasil penelitian ini diharapkan dapat

dijadikan sebagai informasi tambahan dan bahan masukan yang berguna

bagi pengembangan penelitian keperawatan berikutnya terutama yang

berhubungan dengan pelaksanaan discharge planning oleh perawat, dan

untuk peneliti selanjutnya agar dapat meneliti tentang pelaksanaan

discharge planning untuk keseluruhan unit rawat inap di RSUP H. Adam

(47)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Discharge Planning

2.1.1 Definisi

Perencanaan pulang atau discharge planning merupakan proses

terintegrasi yang terdiri dari fase-fase yang di tujukan untuk memberikan

asuhan keperawatan yang berkesinambungan (Raden dan Traft dalam

Rosyidi, 2013).

Discharge planning keperawatan merupakan komponen yang terkait

dengan rentang keperawatan atau di sebut dengan keperawatan yang

berkelanjutan, dimana perawatan yang di butuhkan pasien harus diberikan

dimanapun pasien berada. Kegagalan untuk memberikan dan

medokumentasikan perencanaan pulang akan beresiko terhadap beratnya

penyakit, ancaman hidup, dan disfungsi fisik. Dalam perencanan pulang di

perlukan komunikasi yang baik dan terarah sehingga apa yang di

sampaikan dapat di mengerti dan berguna untuk proses keperawatan di

rumah.

2.1.2 Tujuan Discharge Planning

Tujuan dari discharge planning menurut Jipp dan Siras adalah sebagai

berikut: 1) Menyiapkan klien dan keluarga secara fisik, psikologis, dan

sosial; 2) Meningkatkan kemandirian klien dan keluarga; 3)Meningkatkan

(48)

4)Membantu rujukan klien pada sistem pelayanan yang lain; 5) Membantu

klien dan keluarga memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam

memperbaiki serta mempertahankan status kesehatan klien; 6)

Melaksanakan rentang perawatan antar-rumah sakit dan masyarakat.

Sedangkan menurut Raden dan Traft adalah: 1) Membantu klien dan

keluarga untuk memahami permasalahan, pencegahan yang harus

dilakukan sehingga dapat mengurangi angka kambuh, dan penerimaan

kembali di rumah sakit; 2) Terjadi pertukaran informasi antara klien

sebagai penerima pelayanan dengan perawat mulai dari pertama kali klien

masuk sampai keluar rumah sakit.

2.1.3 Prinsip Pemulangan Pasien

Adapun prinsip-prinsip yang dapat diterapkan dalam perencanaan

pulang antara lain (Nursalam, 2008): 1) Pasien merupakan fokus dalam

perencanan pulang dimana perawat perlu mengkaji dan mengevaluasi

nilai keinginan dan kebutuhan pasien; 2) Identifikasi kebutuhan pasien

dimana kebutuhan berkaitan dengan masalah yang mungkin muncul pada

saat pulang, sehingga dapat mengantisipasi masalah yang mungkin

muncul di rumah; 3) Perencanaan pulang dilakukan secara kolaboratif

(49)

Setiap pasien masuk pelayanan kesehatan maka perencanaan pulang juga

dilakukan

2.1.4 Komponen Perencanaan Pulang

Adapun komponen perencanaan pulang meliputi: 1) Pada saat pasien

memasuki ruangan; menyambut kedatangan pasien, memperkenalkan

pasien pada teman sekamar perawat dokter dan tenaga kesehatan lainnya,

melakukan pengkajian keperawatan, menyampaikan kepada keluarga

perkiraan lama masa perawatan, orientasi ruangan peraturan dan denah

ruangan; 2) Selama masa perawatan: pemeriksaan klinis dan penunjang

lainnya, melakukan asuhan keperawatan berdasarkan masalah yang

muncul sampai dengan evaluasi perkembangan pasien selama di rawat,

penyuluhan kesehatan tentang penyakit perawatan pengobatan dan diet.

2.1.5 Persiapan Discharge Planning

Meliputi pemberian pengajaran atau pendidikan kesehatan mengenai

uturan diet, akivitas istirahat waktu dan tempat control. Pembelajaran di

laksanakan sesuai tingkat pemahaman klien dan keluarga mengenai

perawatan selama klien di rumah nanti; 2) Penjelasan mengenai Obat–

obatan yang masih di konsumsi klien seperti dosis, cara pemberian, waktu

yang tepat untuk minum obat dan efek samping yang muncul; 3)

Penjelasan mengenai obat obatan yang di hentikan. 4) Penjelasan

mengenai hasil pemeriksaan seperti hasil ronsen; 6) Surat surat seperti

surat keterangan masuk rumah sakit, surat control, surat rujukan dan lain

(50)

2.1.6 Tindakan Keperawatan dalam Discharge Planning

Adapun tindakan keperawatan yang dapat di lakukan pada saat discharge

planning adalah: 1) Mengkaji kebutuhan klien (fisiologis, psikologis,

sosial dan cultural); 2) Mengembangkan rencana keperawatan yang sudah

di terapkan dan mendokumentasikan strategi discharge planning; 3)

Memberikan pendidikan kepada keluarga dan klien (Patrice,1999)

2.1.7 Alur Discharge Planning

Discharge planning menunjukkan beberapa proses formal yang

melibatkan team atau memiliki tanggung jawab untuk mengatur

perpindahan sekelompok orang ke kelompok lainnya (RCP,2001). Adapun

team yang terlibat adalah perawat, dokter ataupun tim kesehatan lainnya.

Mereka melakukan discharge planning dari awal pasien masuk, selama

pasien dirawat sampai pasien keluar. Hal tersebut harus di lakukan secara

berurutan karena discharge planning merupakan keperawatan yang

berkelanjutan dimana perawatan pasien harus diberikan dimanapun pasien

berada. Kegagalan untuk memberikan dan mendokumentasikan

perencanaan pulang akan beresiko terhadap beratnya penyakit, ancaman

hidup dan disfungsi fisik. Dalam perencanan pulang perlu komunikasi

(51)

memperkenalkan teman sekamar, dokter ataupun tim kesehatan yang

terkait dan yang terkahir melakukan pengkajian keperawatan. Selama

pasien di rawat perawat melakukan pemeriksaan klinis dan penunjang,

melakukan asuhan keperawatan dan melakukan penyuluhan kesehatan

(penyakit, perawatan, pengobatan, diet dan aktivitas control). Pada saat

pasien keluar, perawat harus melakukan program HE (health education)

yaitu pengobatan / control nutrsi, aktivitas dan istirahat dan perawatan di

rumah. Tidak hanya itu perawat juga harus membantu pasien untuk

mengurus surat surat yang terkait proses pemulangan pasien. Semua alur

discharge planning tidak hanya di lakukan oleh perawat, tapi tim

kesehatan yang lainpun harus membantu proses discharge planning agar

(52)

2.2 Lembar Checklist Rencana Pulang (discharge planning) di RSUP H. Adam Malik Medan

KEGIATAN CATATAN

KTIFITAS

Jenis aktifitas yang boleh dilakukan Alat bantu yang bisa digunakan

Latihan melakukan aktifitas dan menggunakan alat bantu

Informasi lain yang diperlukan untuk aktifitas

EMBERIAN OBAT DI RUMAH Nama dan kegunaan obat

Efek samping obat

Dosis dan waktu pemberian obat

Cara Pemberian Obat

Cara memperoleh obat

ASILITAS KESEHATAN YANG BISA DIHUBUNGI JIKA TERJADI KEGAWATDARURATAN

Petugas kesehatan dilingkungan sekitar tempat tinggal pasien

(53)

2.3 Hospitalisasi Anjuran pola makan

Makanan yang perlu dihindari

DUKASI DAN LATIHAN Hygiene (mandi, bab, bak, dll)* Cara perawatan luka*

Cara perawatan NGT, Catheter, Trakheostmy, dll*

Cara pencegahan dan control adanya infeksi

Kenali tanda dan gejala yang perlu dilaporkan

Pengobatan yang dapat dilakukan di rumah sebelum ke rumah

sakit

Lain-lain

ENCANA PEMULANGAN Tanggal Pemulangan

Pendamping

Transportasi yang digunakan

Keadaan umum saat pemulangan

Tempat perawatan selanjutnya setelah pulang

Format ringkasan pulang / resume medis yang sudah terisi

Kelengkapan Administrasi

(54)

2.3.1 Defenisi Hospitalisasi

Hospitalisasi adalah suatu proses karena suatu alasan yang terencana atau

darurat, yang mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit. Menjalani

terapi dan perawatan sampai akhirnya akan dipulangkan kembali ke rumah

(Wong, 2008).

2.3.2 Stressor hospitalisasi

Menurut Wong (2008), stressor anak terhadap hospitalisasi berupa cemas

akibat perpisahan, kehilangan kendali, cedera tubuh dan nyeri:

a) Cemas akibat perpisahan

Meskipun secara umum anak usia sekolah lebih mampu melakukan koping

terhadap perpisahan, stres dan seringkali disertai regresi akibat penyakit atau

hospitalisasi dapat meningkatkan kebutuhan mereka akan keamanan dan

bimbingan orangtua. Hal ini terutama terjadi pada anak usia sekolah yang

masih kecil. Anak-anak usia sekolah pertengahan dan akhir dapat lebih

bereaksi terhadap perpisahan dengan aktifitas mereka yang biasa dan teman

sebaya daripada ketidakhadiran orangtua. Kesepian, bosan, isolasi dan depresi

umum terjadi. Reaksi-reaksi semacam itu terjadi lebih sebagai akibat dari

perpisahan daripada akibat dari kekhawatiran terhadap penyakit, pengobatan

(55)

Anak laki-laki cenderung bereaksi terhadap stres dengan stiokisme,

menarik diri, atau penerimaan pasif. Seringkali kebutuhan untuk

mengekspresikan sikap bermusuhan, marah, atau perasaan negatif lainnya

muncul dengan cara yang lain, seperti iritabilitas dan agresi terhadap orangtua,

menarik diri dari petugas rumah sakit, tidak mampu berhubungan dengan

teman sebaya, menolak sibling atau masalah perilaku disekolah.

b) Kehilangan kendali

Kurangnya kendali akan meningkatkan persepsi ancaman dan dapat

mempengaruhi keterampilan koping anak-anak. karena mereka berusaha keras

memperoleh kemandirian dan produktivitas, anak usia sekolah biasanya rentan

terhadap kejadian-kejadian yang dapat mengurangi rasa kendali dan kekuatan

mereka. Secara khusus, perubahan peran keluarga, ketidakmampua fisik, takut

terhadap kematian, penelantaran atau cedera permanen, kehilangan

penerimaan kelompok sebaya,kurangnya produktifitas, dan ketidakmampuan

untuk menghadapi stres sesuai harapan budaya yang ada dapat menyebabkan

kehilangan kendali.

Bagi anak, aktivitas ketergantungan seperti tirah baring yang dipaksakan,

penggunaan pispot, ketidakmampuan memilih menu, kurangnya privasi,

bantuan mandi di tempat tidur, atau berpindah dengan kursi roda atau brankar

dapat menjadi ancaman langsung bagi rasa aman mereka. Selain lingkungan

rumah sakit penyakit juga bisa menyebabkan kehilangan kendali. Salah satu

(56)

Jika keterbatasan fisik atau yang dipaksakan menghalangi kemampuan

mereka untuk merawat diri sendiri atau untuk terlibat dalam aktivitas yang di

sukainya, anak-anak berespon dengan depresi, bermusuhan, atau frustasi.

Penekanan area kendali dan pemanfaatan aktivitas tenang, terutama hobi dapat

meningkatkan penyesuaian mereka terhadap pembatasan fisik.

d) Cedera tubuh dan nyeri

Ketakutan mendasar terhadap sifat fisik dari penyakit muncul pada saat ini.

Anak perempuan cenderung mengekspresikan ketakutan yang lebih banyak

dan lebih kuat dibandingkan dengan anak laki-laki, dan hospitalisasi

sebelumnya tidak berdampak pada frekuensi atau intensitas ketakutan tersebut.

Anak biasanya sangat berminat secara aktif terhadap kesehatan atau penyakit

mereka. Pencarian informasi cenderung menjadi salah satu cara koping atau

mempertahankan rasa kendali walau stres dan kondisinya yang tidak pasti.

Anak usia sekolah mulai menunjukkan kekhawatiran terhadap

kemungkinan efek menguntungkan atau merugikan suatu prosedur. Anak usia

sekolah ingin tahu untuk apa prosedur itu, bagaimana prosedur tersebut dapat

membuat anak lebih baik, dan cedera atau bahaya apa yang dapat terjadi.

Anak usia sekolah merasa takut terhadap apa yang akan terjadi pada saat

(57)

Anak usia 9 atau 10 tahun secara umum telah mempelajari metode koping

untuk menghadapi rasa tidak nyaman, seperti berpegangan yang erat,

mengepalkan tangan atau mengatupkan gigi, atau mencoba bertindak berani

dengan meringis. Jika anak menunjukkan tanda-tanda resisrensi yang terbuka,

seperti menggigit, menendang, menarik, mencoba melarikan diri, menagis

atau tawar menawar, mereka akan menyangkal reaksi tersebut kemudian,

terutama dihadapan teman-teman sebayanya karena takut malu.

2.3.3 Reaksi Anak

Wong (2008) mengatakan reaksi anak terhadap sakit dan rawat inap

dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: perkembangan anak terhadap sakit

berbeda-beda sesuai tingkat perkembanagn anak. Berkaitan dengan umur anak,

semakin muda anak maka akan semakin sukar baginya untuk menyesuaikan diri

mereka tentang pengalaman dirumah sakit; pengalaman rawat inap dirumah sakit

sebelumnya, apabila anak pernah mengalami yang tidak menyenangkan saat

dirawat inap akan menyebabkan anak takut dan trauma, dan sebaliknya apabila

saat dirawat inap anak mendapatkan perawatan yang baik dan menyenangkan

maka anak akan lebih kooperatif pada perawat dan dokter, dukungan keluarga:

anak akan mencari dukungan dari orangtua, saudara kandungnya untuk

melepaskan tekanan akibat penyakit yang dideritanya; dan perkembangan koping

dalam menangani stresor pada anak baik dalam menerima keadaan bahwa anak

harus dirawat inap, maka akan lebih kooperatif anak tersebut dalam menjalani

(58)

Anak menunjukkan berbagai perilaku sebagai reaksi terhadap pengalaman

hospitalisasi. Reaksi tersebut bersifat individual dan sangat bergantung pada

tahapan usia perkembangan anak, pengalaman sebelumnya terhadap sakit, sistem

pendukung yang tersedia, dan kemampuan koping yang dimilikinya. Pada

umumnya, reaksi anak terhadap sakit adalah kecemasan karena perpisahan,

kehilangan, perlukaan tubuh, dan rasa nyeri (Supartini, 2004).

Proses perawatan yang seringkali butuh waktu lama akhirnya menjadikan

anak berusaha mengembangkan perilaku atau strategi dalam menghadapi penyakit

yang dideritanya. Perilaku ini menjadi salah satucara yang dikembangkan anak

untuk beradaptasi terhadap penyakitnya. Menurut Aidar (2011), beberapa perilaku

itu antara lain:

1. Penolakan (avoidance)

Perilaku dimana anak berusaha menghindar dari situasi yang membuatnya

tertekan. Anak berusaha menolak treatment yang diberikan, seperti tidak mau

disuntik, tidak mau dipasang infus, menolak minum obat, bersikap tidak

kooperatif kepada petugas medis.

2. Mengalihkan perhatian

Anak berusaha mengalihkan perhatian dari pikiran atau sumber yang

(59)

3. Berupaya aktif (active)

Anak berusaha mencari jalan keluar dengan melakukan sesuatu secara aktif.

Perilaku yang sering dilakukan misalnya menanyakan tentang kondisi sakitnya

kepada tenaga medis atau orang tuanya, bersikap kooperatif terhadap petugas

medis, minum obat teratur, beristirahat sesuai dengan peraturan yang diberikan.

4. Mencari dukungan (support seeking)

Anak mencari dukungan dari orang lain untuk melepaskan tekanan akibat

penyakit yang dideritanya. Anak biasanya akan minta dukungan kepada orang

yang dekat dengannya, misalnya dengan permintaan anak untuk ditunggui

selama dirawat di rumah sakit, didampingi saatdilakukan treatment padanya,

dan minta dipeluk atau dielus saat merasa kesakitan.

2.3.4 Dampak Rawat Inap

Pemahaman pada kelompok usia yang lebih muda, penyakit terjadi akibat

kontak fisik atau karena anak tersebut terlibat dalam tindakan yang

membahayakan dan menjadi terkontaminasi. Akibatnya perasaan menyalahkan

diri sendiri dan rasa bersalah dapat berkaitan dengan alasan menjadi sakit (Wong,

2008).

Perawatan dirumah sakit merupakan masalah besar dan menimbulkan

ketakutan, kecemasan, bagi anak. Dampak rawat inap yang dialami bagi anak dan

orangtua akan menimbulkan stress dan tidak merasa aman. Efek dan jumlah stres

tergantung pada persepsi anak dan orangtua terhadap diagnosa penyakit dan

(60)

Dampak negatif yang paling sering terjadi karena hospitalisasi adalah

kecemasan. Pada anak usia 6 sampai 10 tahun, kecemasan akan lebih mudah

terlihat. Kecemasan dapat membuat anak terganggu dan teralihkan tanpa adanya

penyebab tertentu. Sampai beberapa tahun terakhir, para pakar psikologi biasanya

menghubungkan reaksi negatif pada hospitalisasi sepenuhnya dengan kecemasan

karena perpisahan (Taylor, 2009).

Anak sering menganggap sakit adalah hukuman untuk perilaku buruk, hal ini

terjadi karena anak masih mempunyai keterbatasan koping. Anak juga

mempunyai kesulitan dalam pemahaman mengapa mereka sakit, tidak bisa

bermain dengan teman sebayanya, mengapa mereka terluka dan nyeri sehingga

mereka harus ke rumah sakit dan harus mengalami rawat inap. Reaksi anak

tentang hukuman yang harus diterimanya dapat bersifat tidak kooperatif,

menyebabkan anak menjadi marah. Sehingga anak kehilangan kontrol sehubungan

terganggunya fungsi motorik yang mengakibatkan berkurangnya percaya diri pada

anak, sehingga tugas perkembangan yang sudah dicapai akan terhambat (Wong,

(61)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Rumah sakit juga merupakan salah satu sistem pemberian pelayanan

kesehatan, dimana dalam memberikan pelayanan menggunakan konsep

multidisiplin. Kolaborasi multidisiplin yang baik antara medis, perawat, gizi,

fisioterapi, farmasi, dan penunjang diharapkan mampu memberikan pelayanan

terbaik kepada masyarakat (Hariyati, Afifah, & Handiyani, 2008). Pemberian

pelayanan kesehatan paripurna yang meliputi pelayanan promotif, preventif,

kuratif dan rehabilitatif bagi pasien merupakan salah satu tugas rumah sakit.

Rumah sakit berkewajiban untuk memberi pelayanan kesehatan yang aman,

efektif dan bermutu dengan mengutamakan kepentingan pasien (Undang-undang

No.44 Th. 2009).

Evaluasi terhadap mutu pelayanan kesehatan, terutama kesehatan anak di

Indonesia telah diteliti oleh Sidik et al., (2013) yang menunjukkan bahwa

pelayanan kesehatan anak di Indonesia masih membutuhkan peningkatan kualitas

termasuk dalam kegiatan perencanaan pulang dan perawatan lanjutan (discharge

and follow up care). Hasil penelitian tersebut menyebutkan bahwa dari enam

provinsi yang dilibatkan dalam penelitian, lima diantaranya berada pada penilaian

”sangat perlu peningkatan”. Mutu pelayanan kesehatan dipengaruhi juga oleh

(62)

peningkatan pelayanan perawatan pulang dan lanjutan menjadi masalah yang

membutuhkan tindakan, terutama pada masalah-masalah kesehatan anak yang

prevalensi dan angka mortalitasnya tinggi.

Perawat merupakan salah satu tenaga kesehatan yang mempunyai kontribusi

besar dalam meningkatkan pelayanan kesehatan maupun pelayanan keperawatan

dan merupakan ujung tombak pelayanan di rumah sakit. Perawat mempunyai

waktu terlama dalam berinteraksi dengan pasien dan keluarga.Orem (1985 dalam

Alligood & Tomey, 2006) mengatakan bahwa intervensi keperawatan dibutuhkan

karena adanya ketidakmampuan melakukan perawatan diri akibat keterbatasan

fisik.

Potter & Perry (2005) menyatakan bahwa salah satu aspek yang dapat

mempengaruhi kualitas pelayanan keperawatan adalah pendidikan kesehatan,

komunikasi efektif dan pemberian informasi yang jelas kepada pasien.Program

perencanaan pulang (discharge planning) pada dasarnya merupakan program

pemberian pendidikan kesehatan kepada pasien yang meliputi nutrisi,

aktifitas/latihan, obat-obatan dan instruksi x khusus yaitu tanda dan gejala

penyakit pasien (Potter & Perry, 2005).

Hariyati, Afifah, & Handiyani(2008) menyatakan bahwa masih banyak

(63)

waktu 30 hari. Selain itu, Setyowati (2011) dalam penelitiannya juga

mengungkapkan bahwa dari jumlah seluruh perawat yang telah melakukan

discharge planning, sebanyak 89,47% perawat melaksanakannya pada hari

kepulangan pasien.

Wulandari (2011 dalam hadinuansa, 2013) dalam penelitiannya juga

mengemukakan hal serupa, bahwa pelaksanaan discharge planning di ruang rawat

inap kelas III RSUP Sanglah masih belum optimal. Hal itu terjadi karena

pelaksanaannya bersamaan dengan health education dan dokumentasi berupa

resume keperawatan belum diinformasikan secara eksplisit oleh petugas kesehatan

kepada pasien serta keluarganya. Selain itu salinan dokumentasi discharge

planning juga tidak diserahkan kepada pasien dan keluarga pasien, dimana hal ini

dapat digunakan sebagai pedoman dalam membantu proses pemulihan pasien.

Salah satu ruang rawat inap kelas III yang diteliti oleh peneliti adalah ruang

Angsoka I, dimana penelitian dilakukan pada 27 orang responden. Hasil yang

diperoleh adalah masih terdapat pasien yang menyatakan pelaksanaan discharge

planning berada dalam kategori cukup yaitu sebesar 11,11%.

Hakikatnya perencanaan pulang adalah untuk meminimalkan dampak dari suatu

keadaan kesehatan misalnya penyakit kronis ataupun penyakit lainnya dan juga

untuk meningkatkan kepuasan pasien dan keluarga terhadap sistem pelayanan

kesehatan. Hasil penelitian keperawatan menunjukkan bahwa pemberian

perencanaan pulang dapat mengurangi komplikasi dan kemungkinan pasien

(64)

Untuk membuat perencanaan pulang yang baik diperlukan adanya keterlibatan

atau partisipasi pasien terkait kebutuhan atau harapan yang mereka inginkan,

kompetensi dari praktisi, dalam hal ini termasuk dokter, perawat dan anggota tim

kesehatan lainnya serta didukung oleh adanya kebijakan institusional yang

meliputi waktu, kontinuitas dan hubungan serta tanggung jawab. Ketiganya

merupakan sistem yang mengakui bahwa kegiatan perencanaan pulang adalah

kegiatan yang penting.(Peterson et al., 2009; Birjandi, 2009).

Perencanaan pulang merupakan proses yang digunakan untuk memutuskan apa

yang menjadi kebutuhan – kebutuhan pasien untuk berpindah dari satu unit

pelayanan kesehatan menuju unit lain termasuk perawatan di rumah. Proses ini

dimulai sejak pertama kali pasien masuk rumah sakit dan tidak berhenti sampai

dengan pasien siap untuk ditempatkan pada tingkat pelayanan berikutnya.

(Birjandi & Bragg, 2009)

Tempat pelayanan kesehatan di Indonesia, pada umumnya telah merancang

berbagai format perencanaan pulang, akan tetapi kebanyakan format ini

digunakan untuk pendokumentasian ringkasan pasien pulang yang berupa pesan

untuk kontrol, pemberian obat di rumah, pendidikan kesehatan dan tidak ada

jaminan pasien dan keluarga mampu melakukan edukasi yang telah disampaikan,

(65)

yang baik dan terarah sehingga apa yang disampaikan dapat dimengerti dan

berguna untuk proses perawatan dirumah (Nursalam, 2009). Pelaksanaan

perencanaan pulang tersebut mencakup perencanaan pulang, persiapan sebelum

hari pemulangan klien, dan pada hari pemulangan klien (Potter & Perry, 2005).

Hasil studi pendahuluan di RSUD Tugurejo Semarang pada bulan Desember

terhadap enam perawat dengan cara wawancara didapatkan data bahwa seluruh

perawat tersebut melaksanakan perencanaan pulang pada saat pasien akan

meninggalkan rumah sakit. Perawat-perawat tersebut berasumsi bahwa

perencanaan pulang yang dilakukan dari awal pasien masuk atau saat pasien akan

pulang hasilnya sama saja sehingga mereka beranggapan akan lebih efisien jika

perencanaan pulang dilakukan saat pasien akan pulang (Purnamasari, 2012)

Berdasarkan penelitian (Siahaan, Marthalena,2009) tentang pengaruh discharge

planning yang di lakukan oleh perawat terhadap kesiapan pasien paca bedah akut

menghadapi pemulangan di RSUP H. Adam Malik, hasilnya menunjukan bahwa

sebelum di lakukan discharge planning tingkat kesiapan pasien dalam

menghadapi pemulangan adalah mampu tapi ragu atau mampu tetapi tidak ingin

melakukan kegiatan yang diajarkan setelah berada di rumah. Namun, setelah

discharge planning di berikan tingkat kesiapan pasien meningkat menjadi mampu

dan yakin melakukan kegiatan yang diajarkan setelah berada di rumah.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian tentang gambaran pelaksanaan discharge planning oleh perawatdi

(66)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah pada penelitian ini

adalah bagaimana pelaksanaan discharge planning oleh perawat di ruang rawat

inap anak RSUP H. Adam Malik Medan.

1.3 Tujuan

Untuk mengetahui pelaksanaan discharge planning oleh perawat di ruang

rawat inap anak RSUP H. Adam Malik Medan

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat digunakan mensosialisasikan kepada

mahasiswa bagaimana pelaksanaan discharge planning yang di lakukan oleh

perawat di ruang rawat inap anak RSUP H. Adam Malik

1.4.2 Pelayanan Keperawatan

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi bagi perawat

untuk melakukan praktik keperawatan yang profesional dalam upaya

meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan dalam pemberian discharge

planning khususnya bagi pasien anak di ruang rawat inap anak RSUP H.

Adam Malik Medan.

(67)

Judul Penelitian : Pelaksanaan Discharge Planning Oleh Perawat di

Ruang Rawat Inap Anak RSUP H. Adam Malik

Medan

Nama Mahasiwa : Masyithah Fadhani

NIM : 121101035

Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Tahun Ajaran : 2015/2016

ABSTRAK

Perencanaan pulang merupakan proses yang digunakan untuk memutuskan apa yang menjadi kebutuhan – kebutuhan pasien untuk berpindah dari satu unit pelayanan kesehatan menuju unit lain termasuk perawatan di rumah. Proses ini dimulai sejak pertama kali pasien masuk rumah sakit dan tidak berhenti sampai dengan pasien siap untuk ditempatkan pada proses perawatan di rumah. Pelaksanaan perencanaan pulang tersebut mencakup perencanaan pulang, persiapan sebelum hari pemulangan klien, dan pada hari pemulangan klien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pelaksanaan discharge

planning yang dilakukan oleh perawat di ruang rawat inap anak rindu B-4 RSUP

H. Adam Malik Medan. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif, teknik pengambilan sampel adalah total sampling, jumlah sampel adalah 26 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perawat di ruang anak rindu B-4 RSUP H. Adam Malik melakukan pelaksanaan discharge planning (100%). Berdasarkan hasil penelitian ini,dapat disimpulkan bahwa discharge planning dilaksanakan oleh perawat di ruang rawat inap anak rindu B-4 RSUP H. Adam Malik Medan. Peneliti menyarankan khususnya kepada pihak RSUP H. Adam Malik Medan agar mempertahankan dan meningkatkan kualitas pelayanan di ruang rawat inap anak rindu B-4 khususnya dalam pemberian discharge planning pada pasien dan untuk perawat agar melaksanakan semua item pada pelaksanaan discharge planning.

(68)
(69)

Pelaksanaan Discharge Planning olehPerawat di Ruang Rawat

Inap Anak RSUP H. Adam Malik Medan

SKRIPSI

Oleh

Masyithah Fadhani 121101035

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(70)

Pelaksanaan Discharge Planning oleh Perawat di Ruang Rawat

Inap Anak RSUP H. Adam Malik Medan

SKRIPSI

Oleh

(71)
(72)
(73)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah SWT atas karunia-Nya sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: Pelaksanaan Discharge Planning oleh Perawat di ruang rawat inap anak RSUP H. Adam Malik Medan. Penyelesaian

skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bantuan, bimbingan, dukungan dan doa

dari berbagai pihak. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari

berbagai pihak, baik mulai dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi

ini,. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada keluarga tercinta,

Ayahanda Dedy Fantal dan Ibunda Mutia Elida, juga kepada saudara kembar saya

Maisharah Fadhina dan adik saya Habil Hamdi Fantal yang telah memberikan

bantuan, dukungan material dan moral serta doa demi kemudahan dalam

menyelesaikan pendidikan. Pada kesempatan ini, penulis juga mengucapkan

terimakasih kepada yang terhormat:

1. Bapak Setiawan, S.Kp, MNS, Ph.D selaku Dekan Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Sri Eka Wahyuni, S.Kep, Ns, M.Kep sebagai Wakil Dekan I, Ibu

Cholina T. Siregar, S.Kep, Ns, M.Kep, Sp.KMBsebagai Wakil Dekan II

dan Ibu Dr. Siti Saidah , S.Kp., M.Kep, Sp. Mat.sebagai Wakil Dekan III

Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

3. Ibu Nur Asnah Sihotang S.Kep,Ns. M.Kep sebagai pembimbing yang

telah meluangkan waktu dan perhatian dengan penuh kesabaran dalam

memberikan masukan, arahan, dukungan serta bimbingan dalam proses

penyusunan proposal hingga pada saat penyelesaian skripsi ini.

4. Seluruh dosen dan staf Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

(74)

5. Sahabat-sahabat terbaik saya Auliya Tunnisaa, Mahirah, Mahmul Rivai,

Ismail Affandy, Kiki Rezeki, Imri Molida, Resi Ayu, Vitri Rohima, Debi

Yohana, Putri Jasmiranda, Indah Marvi, Mirza Aulia, Revina Rahmadani,

Anggreini Ade.

6. Teman seperjuangan dalam menyelesaikan proposal Dian Reh, Jenni

Nursaadah dan Nur asiah.

7. Teman-Teman Stambuk 2012 yang selalu memberikan dukungan kepada

saya dan suatu kehormatan bersama kalian.

8. Serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam menempuh

pendidikan dan penyusunan skripsi penelitian ini

Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada pembacanya, dan

penulis juga menerima saran yang membangun dari semua pihak untuk hasil yang

lebih baik.Akhir kata penulis sampaikan terima kasih.

Medan, Juni 2017

(75)

DAFTAR ISI

Halaman judul ... i

Halaman pernyataan orisinalitas ... ii

Lembar pengesahan ... iii

2.1.3 Prinsip pemulangan pasien ... 9

2.1.4 Komponen discharge planning ... 10

2.3.1 Definisi hospitalisasi... 15

2.3.2 Stressor hospitalisasi ... 15

Bab 4. Metodologi Penelitian ... 24

(76)

Bab 5. Hasil dan Pembahasan ... 30

Lampiran 1. Jadwal Tentative Penelitian Lampiran 2. Lembar Penjelasan Penelitian Lampiran 3. Inform consent

Lampiran 4. Instrumen penelitian Lampiran 5. Surat Etik Penelitian

Lampiran 6.Lembar PersetujuanValiditas Lampiran 7. Nilai Validitas

Lampiran 8. Nilai Reliabilitas Lampiran 9. Surat Izin Reliabilitas Lampiran 10. Surat Balasan Reliabilitas Lampiran 11. Surat Izin Penelitian Lampiran 12.Hasil Output SPSS

Lampiran 13. Lembar Checklist Discharge Planning RSUP H. Adam Malik

Lampiran 14.Translate Abstrak

Lampiran 15. Anggaran Biaya Penelitian Lampiran 16. Riwayat Hidup

(77)

DAFTAR SKEMA

(78)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.2 Lembar Checklist Rencana Pulang (discharge planning) di RSUP H.

Adam Malik Medan ... 13

Tabel 5.1.1Karakteristik Demografi Responden ... 31

Tabel 5.1.2 Hasil Pelaksanaan Discharge Planning per Item Pernyataan ... 32

Gambar

Tabel 5.1.1 Distribusi frekuensi dan persentase karakteristik demografi responden kuesioner pelaksanaan discharge planningyang dilakukan oleh perawat di runag rawat inap anak rindu B-4 RSUP
Tabel 5.1.2 Distribusi frekuensi dan persentase respon responden terhadap kuesioner tepelaksanaan discharge planningdi ruang rindu B-4 RSUP H

Referensi

Dokumen terkait

5.2.3 Pengaruh Beban Kerja Perawat Terhadap Kelengkapan Dokumentasi Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap Kardiovaskuler RSUP H.Adam Malik, Medan.... Surat Permohonan

Judul Tesis : ANALISIS BEBAN KERJA KEPERAWATAN UNTUK MEMPERKIRAKAN KEBUTUHAN TENAGA PERAWAT DI BAGIAN RAWAT INAP TERPADU A RSUP H.. ADAM MALIK

Tentang Empati Perawat dengan Kepuasan Pasien di Ruang Rawat Inap.. RSUD

FORMULIR DAYA TERIMA PASIEN RAWAT INAP PENYAKIT KARDIOVASKULAR TERHADAP MAKANAN YANG DISAJIKAN RSUP H?. ADAM

Kepuasan Pasien Dalam Pelaksanaan Hak Pasien dan Keluarga (HPK) oleh Perawat di Rindu ARSUP H..

EDUKASI PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI YANG DILAKUKAN PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT1. UMUM HAJI ADAM

Pengetahuan dan Sikap Perawat Pelaksana Dalam Memberikan Discharge Planning di Ruang Rawat Inap RSUD

Hubungan persepsi perawat tentang manfaat discharge planning dengan pelaksanaan discharge planning di ruang rawat inap Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta, 9 orang