• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengetahuan dan Sikap Perawat Pelaksana Dalam Memberikan Discharge Planning di Ruang Rawat Inap RSUD Dr. Pirngadi Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengetahuan dan Sikap Perawat Pelaksana Dalam Memberikan Discharge Planning di Ruang Rawat Inap RSUD Dr. Pirngadi Medan"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rumah sakit merupakan salah satu sistem pemberi pelayanan kesehatan dimana dalam memberikan pelayanan menggunakan konsep multidisiplin. Kolaborasi multidisiplin yang baik antara medis, perawat, gizi, fisioterapi, farmasi, dan penunjang diharapkan mampu memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat (Purnamasari & Ropyanto, 2012). Pelayanan kesehatan di dunia saat ini berusaha untuk menerapkan konsep holistik, yaitu suatu pendekatan yang memandang manusia secara keseluruhan, meliputi pikiran, status emosi, gaya hidup, fisik dan lingkungan sosial (O’Regan Pet al, 2010).

(2)

Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindreraan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni: indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba (Nursalam, 2012). Pengetahuan merupakan landasan utama dan penting bagi tenaga kesehatan dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan. Perawat sebagai tenaga kesehatan yang memiliki tanggung jawab utama dalam pelayanan keperawatan serta pelayanan asuhan keperawatan yang

holistic dan komprehensif dituntut memiliki pengetahuan yang tinggi dalam

profesi keperawatan (Setiyawan, 2008).

(3)

Discharge planning adalah suatu rencana pulang pada pasien yang ditulis

di kertas yang merupakan tujuan dari perencanaan perawatan pasien. Discharge planning pasien dapat memberikan motivasi untuk mencapai kesembuhan, dapat

memberikan dampak terhadap pemendekan lama perawatan pasien di rumah sakit, menurunkan anggaran kebutuhan rumah sakit, menurunkan angka kekambuhan, dan memungkinkan intervensi rencana pulang dilakukan tepat waktu (Rofi’L, 2013).Discharge planning pasien dapat menjalin kerjasama dengan penyedia pelayanan keperawatan yang lebih lanjut. Discharge planning pasien dapat meningkatkan pengetahuan, memiliki kepedulian untuk mengelola perawatan, mengetahui tentang obat-obatan, dan mengetahui tanda-tanda bahaya yang menunjukkan potensial komplikasi (Rofi’L, 2013).

Pelaksanaan discharge planning mencakup perencanaan pulang, persiapan sebelum hari pemulangan klien, dan pada hari pemulangan klien. Discharge planning yang diberikan sejak pasien masuk ke rumah sakit dapat

(4)

Idealnya discharge planning dimulai saat penerimaan pasien masuk hingga tindakan pada hari pemulangan. Perawat mengkaji semua perubahan kondisi pasien. Dan harus terdapat bukti tentang keterlibatan klien dan keluarga dalam proses perencanaan pulang. Klien harus mempunyai informasi yang diperlukan dan sumber yang diperlukan untuk kembali ke rumah sakit. Setelah itu, perawat menyiapkan resume atau format perencanaan pemulangan secara rinci dan diberikan kepada pasien, keluarga atau perawat komunitas. Hal ini mampu meningkatkan kontinuitas perawatan yang terbaik untuk pasien dan dapat meningkatkan kemandirian dan kesiapan pasien serta keluarga saat di rumah (Potter & Perry, 2005). Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 tahun 2014 pasal 37d tentang keperawatan bahwa perawat dalam melaksanakan praktik keperawatan berkewajiban mendokumentasikan asuhan keperawatan sesuai dengan standar.

(5)

Berdasarkan hasil wawancara saat studi pendahuluan yang dilakukan pada 2 Desember 2016 di RSUD Dr. Pirngadi Medan, beberapa pasien mengatakan bahwapasientidak mengetahui rencana perawatan yang akan dijalani selama di rumah sakit dan saat telah keluar dari rumah sakit,perawat jarang menjelaskan tindakan keperawatan yang akan dilakukan,pasien hanya mengetahui tindakan keperawatan dan pengobatan yang akan dilakukan pada saat tim kesehatan akan melakukan tindakan tersebut. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “Pengetahuan dan Sikap Perawat Pelaksana dalam Memberikan Discharge Planning di Ruang Rawat Inap RSUD Dr. Pirngadi Medan”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Pengetahuan dan Sikap Perawat Pelaksana dalam Memberikan Discharge Planning di Ruang Rawat Inap RSUD Dr. Pirngadi Medan”.

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengidentifikasi pengetahuan perawat pelaksana tentang Discharge Planning di Ruang Rawat Inap RSUD Dr. Pirngadi Medan;

(6)

1.4 Manfaat Penelitian

Penulis mengharapkan setelah selesai pelaksanaan penelitian ini, secara langsung atau tidak langsung akan dapat bermanfaat bagi penulis dan orang lain yang berminat dalam menganalisa permasalahan dan persoalan dalam kesehatan, khususnya yang menyangkut gambaran pengetahuan dan sikap perawat pelaksana terhadap pentingnya discharge planning (perencanaan pulang).

Adapun manfaat penelitian ini adalah: 1. Bagi Praktik Keperawatan

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada perawat dalam memberikan pelayanan yang baik kepada pasien, bukan hanya pada saat pasien datang ke rumah sakit tetapi juga pada saat pasien pulang mendapat discharge planning sehingga tingkat kemandirian pasien lebih baik.

2. Bagi Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian dapat memberikan gambaran kepada pendidik keperawatan tentang pentingnya materi kuliah discharge planning bagi mahasiswa keperawatan.

3. Bagi Penelitian Keperawatan

Referensi

Dokumen terkait

[r]

dilakukan oleh orang tua, wali, orang-orang yang mempunyai keluarga, pengasuh anak, pendidik, tenaga kependidikan, aparat yang menangani perlindungan anak, atau

belas) tahun dan denda paling banyak Rp.5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) 7 Perbuatan pidana adalah perbuatan yang oleh suatu aturan hukum dilarang.. dan diancam pidana, asal

1) Peserta didik ditunjuk untuk menjawab pertanyaan dari guru tentang Apa yang dilakukan Nabi dalam mempersatukan kaum Muhajirin dan Anshar di

This research was aimed to discover the efect of dental alginate impression waste as additional fertiliser on the plant yields by determining the weight of caulilower crop, and

Artikel ini lebih menekankan pada pengaruh dari integrasi internal dengan memperhatikan interaksi antara tiga fungsi yang berbeda tetapi dikaitkan dengan

304 BAJ215 Chukyu Kaiwa (A,B) BAJ209 Shochukyu Dokkai (A,B) BAE026 Practice in Translation II PHB301 Filsafat Kebudayaan BAD203 Bahasa Madura 305 A SJD402 Sejarah Amerika

Dalam hal ini para pengusaha kofeksi harus memperbanyak promosi atau iklan produk yang akan dibuat pengusaha dan promosi produk tersebut di harapkan bisa di