• Tidak ada hasil yang ditemukan

Harga Pokok proses Full Costing METODE H (2)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Harga Pokok proses Full Costing METODE H (2)"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Harga Pokok proses – Full Costing 1

METODE HARGA POKOK PROSES – FULL COSTING

Karakteristik Usaha Perusahaan yang Berproduksi Massa:

1. Produk yang dihasilkan merupakan produk standar

2. Produk yang dihasilkan dari bulan ke bulan adalah sama

3. Kegiatan produksi dimulai dengan diterbitkannya perintah produksi yang berisi rencana produksi produk standar untuk jangka waktu tertentu

Perbedaan Metode Harga Pokok Pesanan dengan Harga Pokok Proses

Keterangan Harga Pokok Pesanan Harga Pokok Proses

Pengumpulan Biaya Produksi

Berdasarkan pesanan Per departemen

produksi per periode akuntansi

Perhitungan harga pokok produksi per satuan

Total biaya untuk

pesanan tertentu : jumlah produk yang dihasilkan dlm pesanan

bersangkutan

Perhitungan dilakukan saat pesanan selesai diproduksi

Total biaya selama periode tertentu : jumlah produk yang dihasilkan selama periode bersangkutan

Perhitungan dilakukan setiap akhir periode akuntansi (akhir bulan)

Penggolongan biaya produksi

Biaya produksi langsung berdasarkan biaya yang sesungguhnya terjadi

Biaya produksi tidak langsung dibebankan berdasarkan tarif yang ditentukan di muka

Biaya overhead pabrik dibebankan atas dasar biaya yang

sesungguhnya terjadi

Sering tidak diperlukan pembedaan biaya

produksi

(langsung/tidak langsung)

Unsur yang

digolongkan dalam Biaya Overhead Pabrik

Biaya produksi, selain biaya bahan baku & biaya tenaga kerja langsung

Biaya produksi, selain biaya bahan baku, biaya bahan penolong & biaya tenaga kerja (baik langsung maupun tidak langsung)

(2)

Harga Pokok proses – Full Costing 2

PT Abc mengolah produknya secara massa melalui satu departemen produksi.

Jumlah biaya yang dikeluarkan selama bulan Januari 2012:

Biaya bahan baku Rp. 5.000.000

Biaya bahan penolong 7.500.000

Biaya tenaga kerja 11.250.000

Biaya overhead pabrik 16.125.000

Total biaya produksi Rp. 39.875.000

Jumlah produk yang dihasilkan selama bulan Januari 2012: Masuk dalam proses, 2.500 kg

Produk jadi 2.000 kg

Produk dalam proses, dgn tingkat penyelesaian:

Bi. bahan baku 100%, Bi bahan penolong 100%

Bi. Tenaga kerja 50%, BOP 30% 500 kg

Perhitungan harga pokok produksi Per Satuan:

Biaya Produksi

(1)

Total Biaya

(2)

Unit Ekuivalensi

(3)

Biaya Produksi Per Satuan

(2) : (3)

Bi. bahan baku

Bi. bahan penolong Bi. tenaga kerja Bi. overhead pabrik

Rp. 5.000.000

7.500.000

11.250.000

16.125.000

Rp.39.875.000

2.500

2.500

2.250

2.150

Rp. 2.000

3.000

5.000

7.500

Rp. 17.500

Perhitungan Harga Pokok Produk Jadi & Persediaan Produk Dalam Proses:

Harga pokok produk jadi: 2.000 kg x Rp. 17.500 Rp. 35.000.000

Harga persediaan produk dalam proses:

Bi. bahan baku (100% x 500 x Rp. 2.000) Rp. 1.000.000 Bi. bahan penolong (100% x 500 x Rp. 3.000) 1.500.000 Bi. tenaga kerja (50% x 500 x Rp. 5.000) 1.250.000 Bi. overhead pabrik (30% x 500 x Rp. 7.500) 1.125.000

Rp. 4.875.000

(3)

Harga Pokok proses – Full Costing 3

Jurnal mencatat biaya bahan baku:

Barang dalam proses-Biaya Bahan Baku 5.000.000

Persediaan Bahan Baku 5.000.000

Jurnal mencatat biaya bahan penolong:

Barang dalam proses-Biaya Bahan Penolong 7.500.000

Persediaan Bahan Penolong 7.500.000

Jurnal mencatat biaya tenaga kerja:

Barang dalam proses-Biaya Tenaga Kerja 11.250.000

Gaji dan Upah 11.250.000

Jurnal mencatat biaya overhead pabrik:

Barang dalam proses-BOP 16.125.000

Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya 16.125.000

Jurnal mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer

ke gudang:

Persediaan Produk Jadi 35.000.000

Barang dalam Proses-BBB 4.000.000

Barang dalam Proses-BBP 6.000.000

Barang dalam Proses-BTK 10.000.000

Barang dalam Proses-BOP

15.000.000

Jurnal mencatat harga pokok persediaan produk dalam

proses:

Persediaan Produk dalam Proses 4.875.000

Barang dalam Proses-BBB

1.000.000

Barang dalam Proses-BBP

1.500.000

Barang dalam Proses-BTK

1.250.000

Barang dalam Proses-BOP

1.125.000

Contoh 2

(4)

Harga Pokok proses – Full Costing 4

departemen produksi: Departemen A dan Departemen B

Jumlah Biaya Produksi & Jumlah Produk yang dihasilkan selama periode Januari 2012:

Keterangan Dep. A Dep. B

Masuk dalam proses

Produk selesai, transfer ke Dep. B Produk selesai, transfer ke Gudang Produk dalam proses akhir bulan

Biaya yang dikeluarkan Jan. 2012: Biaya bahan baku

Biaya tenaga kerja Biaya overhead pabrik

Tingkat penyelesaian produk: Biaya bahan baku

Biaya konversi

35.000 kg 30.000

5.000

Rp. 70.000 155.000 248.000

100% 20%

24.000 kg 6.000

- Rp. 270.000 405.000

- 50%

Perhitungan harga pokok produksi Per Satuan Dep. A:

Biaya Produksi

(1)

Total Biaya

(2)

Unit Ekuivalensi

(3)

Biaya Produksi Per Satuan

(2) : (3)

Bi. bahan baku Bi. tenaga kerja Bi. overhead pabrik

Rp. 70.000 155.000 248.000

473.000

35.000

31.000

31.000

Rp. 2

5

8

Rp. 15

Perhitungan Harga Pokok Produk Jadi & Persediaan Produk Dalam Proses Dep. A:

Harga pokok produk jadi: 30.000 kg x Rp. 15 Rp. 450.000

Harga persediaan produk dalam proses:

Bi. bahan baku (100% x 5.000 x Rp. 2) Rp. 10.000 Bi. tenaga kerja (20% x 5.000 x Rp. 5) 5.000 Bi. overhead pabrik (20% x 5.000 x Rp. 8) 8.000

(5)

Harga Pokok proses – Full Costing 5

Jurnal mencatat biaya bahan baku:

Barang dalam proses-Biaya Bahan Baku 70.000

Persediaan Bahan Baku 70.000

Jurnal mencatat biaya tenaga kerja:

Barang dalam proses-Biaya Tenaga Kerja 155.000

Gaji dan Upah 155.000

Jurnal mencatat biaya overhead pabrik:

Barang dalam proses-BOP 248.000

Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya 248.000

Jurnal mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer

ke Departemen A:

Barang dalam Proses-Bi. Bahan Baku Dep. B 450.000

Barang dalam Proses-BBB Dep. A 60.000

Barang dalam Proses-BTK Dep. A 150.000

Barang dalam Proses-BOP Dep. A 240.000

Jurnal mencatat harga pokok persediaan produk dalam

proses:

Persediaan Produk dalam Proses-Dep. A 23.000

Barang dalam Proses-BBB Dep. A

10.000

Barang dalam Proses-BTK Dep. A

5.000
(6)

Harga Pokok proses – Full Costing 6

Perhitungan harga pokok produksi Per Satuan Dep. B:

Biaya Produksi

(1)

Total Biaya

(2)

Unit Ekuivalensi

(3)

Biaya Produksi Per Satuan

(2) : (3)

Bi. tenaga kerja Bi. overhead pabrik

Rp. 270.000

405.000

675.000

27.000

27.000

Rp. 10

15

Rp. 25

Perhitungan Harga Pokok Produk Jadi & Persediaan Produk Dalam Proses Dep. B:

Harga pokok produk jadi: 24.000 kg x Rp. 25 Rp. 600.000 Harga Pokok dari Dep. A : 24.000 kg X Rp. 15 Rp. 360.000

Rp. 960.000

Harga persediaan produk dalam proses:

Bi. tenaga kerja (50% x 6.000 x Rp. 10) 30.000 Bi. overhead pabrik (50% x 6.000 x Rp. 15) 45.000

Harga Pokok dari Dep. A : 6.000 kg X Rp. 15 90.000 Rp. 165.000

Jurnal mencatat penerimaan produk dari Dep. A:

Barang dalam Proses-Biaya Bahan Baku Dep. B Rp. 450.000

Barang dalam Proses-BBB Dep. A Rp. 60.000 Barang dalam Proses-BTK Dep. A 150.000

Barang dalam Proses-BOP Dep. A 240.000

Jurnal mencatat biaya tenaga kerja:

Barang dalam proses-Biaya Tenaga Kerja Dep. B Rp. 270.000

Gaji dan Upah Rp. 270.000

Jurnal mencatat biaya overhead pabrik:

Barang dalam proses-BOP Dep. B Rp. 405.000

Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Rp. 405.000

Jurnal mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer ke Gudang: Persediaan Produk Jadi Rp. 960.000

Barang dalam Proses-BBB Dep. B Rp. 360.000 Barang dalam Proses-BTK Dep. B 240.000

Barang dalam Proses-BOP Dep. B 360.000

Jurnal mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses: Persediaan Produk dalam Proses-Dep. B Rp. 165.000

(7)

Harga Pokok proses – Full Costing 7

Contoh 3

Keterangan Dep. A Dep. B

Masuk dalam proses

Produk selesai, transfer ke Dep. B Produk selesai, transfer ke Gudang Produk dalam proses akhir bulan Produk hilang (awal/akhir) proses

Biaya yang dikeluarkan: Biaya bahan baku

Biaya bahan penolong Biaya tenaga kerja Biaya overhead pabrik

Tingkat penyelesaian produk: Biaya bahan baku

Biaya bahan penolong Biaya konversi

1.000 kg 700

200 100

Rp. 22.500 26.100 35.100 46.800 130.500

100% 100% 40%

400 kg 100 200

- Rp. 16.100 22.500 24.750 63.350

- 60% 50%

Pengaruh Terjadinya Produk yang Hilang pada Awal

Proses terhadap Perhitungan Harga Pokok Produk per

Satuan

Dalam Departemen Produksi Pertama, produk hilang awal proses mempunyai akibat menaikkan harga pokok produksi per satuan

Dalam Departemen Produksi setelah Dep. Produksi Pertama, produk hilang awal proses mempunyai akibat:

1. menaikkan harga pokok produksi per satuan produk yang diterima dari dep. produksi sebelumnya

2. menaikkan harga pokok produksi per satuan produk yang ditambahkan dalam dep. produksi setelah dep. produksi pertama

Contoh 3.1

Cat. : karena produk yang hilang terjadi pada awal proses, maka

(8)

Harga Pokok proses – Full Costing 8

Perhitungan harga pokok produksi Per Satuan Dep. A:

Biaya Produksi

(1)

Total Biaya

(2)

Unit Ekuivalensi

(3)

Biaya Produksi Per Satuan

(2) : (3)

Bi. bahan baku

Bi. bahan penolong Bi. tenaga kerja Bi. overhead pabrik

Rp. 22.500

26.100

35.100

46.800

130.500

900 kg

900

780

780

Rp. 25

29

45

60

Rp. 159

Perhitungan Harga Pokok Produk Jadi & Persediaan Produk Dalam Proses Dep. A:

Harga pokok produk jadi: 700 kg x Rp. 159 Rp. 111.300

Harga persediaan produk dalam proses:

Bi. bahan baku (100% x 200 x Rp. 25) Rp. 5.000 Bi. Bahan penolong (100% x 200 x Rp. 29) 5.800 Bi. tenaga kerja (40% x 200 x Rp. 45) 3.600 Bi. overhead pabrik (40% x 200 x Rp. 60) 4.800 Rp. 19.200

Perhitungan harga pokok produksi Per Satuan Dep. B:

Penyesuaian harga pokok produksi per satuan produk Rp. 111.300 / (700 kg – 200 kg) = Rp. 222.60

Biaya Produksi

(1)

Total Biaya

(2)

Unit Ekuivalensi

(3)

Biaya Produksi Per Satuan

(2) : (3)

Bi. bahan penolong Bi. tenaga kerja Bi. overhead pabrik

Rp. 16.100

22.500

24.750

63.350

460 kg

450

450

Rp. 35

50

55

Rp. 140

Perhitungan Harga Pokok Produk Jadi & Persediaan Produk Dalam Proses Dep. A:

Harga pokok produk jadi: 400 kg x Rp. 140 = Rp. 56.000

(9)

Harga Pokok proses – Full Costing 9

Harga persediaan produk dalam proses:

Harga Pokok dari Dep. A Rp. 222.60 x 100 kg Rp. 222.600 Bi. Bahan penolong (60% x 100 x Rp. 35) 2.100 Bi. tenaga kerja (50% x 100 x Rp. 50) 2.500 Bi. overhead pabrik (50% x 100 x Rp. 55) 2.750 Rp. 29.610

Pengaruh Terjadinya Produk yang Hilang pada Akhir

Proses terhadap Perhitungan Harga Pokok Produk per

Satuan

Perhitungan harga pokok produksi Per Satuan Dep. A:

Biaya Produksi

(1)

Total Biaya

(2)

Unit Ekuivalensi

(3)

Biaya Produksi Per Satuan

(2) : (3)

Bi. bahan baku

Bi. bahan penolong Bi. tenaga kerja Bi. overhead pabrik

Rp. 22.500

26.100

35.100

46.800

130.500

1.000kg

1.000

880

880

Rp. 22.50

26.10

39.89

53.18

Rp. 141.67

Perhitungan Harga Pokok Produk Jadi & Persediaan Produk Dalam Proses Dep. A:

Harga pokok produk jadi: 700 kg x Rp. 141.67 Rp. 99.169 Harga pokok produk hilang : 100 kg x Rp. 141.67 14.167

Harga Pokok produk selesai di transfer ke Dep. B disesuaikan: 700 kg x ( (99.169+14.167) / 700)

Rp. 113.337

Harga persediaan produk dalam proses:

Bi. bahan baku (100% x 200 x Rp.

22.50

) Rp. 4.500 Bi. Bahan penolong (100% x 200 x Rp.

26.10)

5.220 Bi. tenaga kerja (40% x 200 x Rp. 39.89) 3.191.20 Bi. overhead pabrik (40% x 200 x Rp. 53.18) 4.254.40
(10)

Harga Pokok proses – Full Costing 10

Perhitungan harga pokok produksi Per Satuan Dep. B:

Biaya Produksi

(1)

Total Biaya

(2)

Unit Ekuivalensi

(3)

Biaya Produksi Per Satuan

(2) : (3)

Bi. bahan penolong Bi. tenaga kerja Bi. overhead pabrik

Rp. 16.100

22.500

24.750

63.350

660 kg

650

650

Rp. 24.39

34.62

38.08

Rp. 97.09

Perhitungan Harga Pokok Produk Jadi & Persediaan Produk Dalam Proses Dep. A:

Harga pokok produk jadi: 400 kg x Rp. 97.09 = Rp. 38.836

Penyesuaian harga pokok produksi per satuan produk dari Dep. A:

Harga Pokok dari Dep. A : 400 kg x Rp. 161.91 64.764

Produk hilang akhir proses:

200 kg x (Rp. 161.91 + Rp. 97.09) 51.800 Rp. 155.400

Harga persediaan produk dalam proses:

Harga Pokok dari Dep. A Rp. 161.91 x 100 kg Rp. 16.191 Bi. Bahan penolong (60% x 100 x Rp.

24.39

) 1.463.4 Bi. tenaga kerja (50% x 100 x Rp.

34.62

) 1.731 Bi. overhead pabrik (50% x 100 x Rp.

38.08)

1.904
(11)

Harga Pokok proses – Full Costing 11

METODE HARGA POKOK RATA-RATA TERTIMBANG (WEIGHTED AVERAGE COST METHOD)

Dengan metode ini, harga pokok persediaan produk dalam proses awal ditambahkan kepada biaya produksi sekarang, dan jumlahnya kemudian dibagi dengan unit ekuivalensi produk untuk mendapatkan harga pokok rata-rata tertimbang. Atau,

+

=

+

=

+

=

Harga pokok rata-rata tertimbang ini kemudian digunakan untuk menentukan harga pokok produk jadi yang ditransfer ke departemen berikutnya atau ke gudang dengan cara mengalikannya dengan jumlah kuantitasnya.

Biaya bahan baku per unit

Biaya bahan baku

yg melekat pada

produk dlm

proses awal

Biaya bahan baku

yg dikeluarkan

dlm periode

sekarang

Unit ekuivalensi biaya bahan baku

Biaya

tenaga kerja per unit

Biaya tenaga

kerja yg melekat

pada produk dlm

proses awal

Biaya tenaga

kerja yg

dikeluarkan dlm

periode sekarang

Unit ekuivalensi biaya tenaga kerja

Biaya overhead pabrik per unit

Biaya overhead

pabrik yg melekat

pada produk dlm

proses awal

Biaya overhead

pabrik yg

dikeluarkan dlm

periode sekarang

(12)

Harga Pokok proses – Full Costing 12

METODE HARGA POKOK RATA-RATA TERTIMBANG –

DEPARTEMEN PERTAMA

Contoh 4

Keterangan Dep. A Dep. B

Data Produksi

Produk dalam proses awal: BBB 100%; BK 40% BTK 20%; BOP 60% Masuk dalam proses

Produk selesai, transfer ke Dep. B Produk selesai, transfer ke Gudang Produk dalam proses akhir:

BBB 100%; BK 70% BTK 40%; BOP 80%

Harga Pokok Produk Proses Awal :

Harga pokok dari Dep. 1 Biaya bahan baku

Biaya tenaga kerja Biaya overhead pabrik

Biaya Produksi:

Biaya bahan baku Biaya tenaga kerja Biaya overhead pabrik

4.000 kg - 40.000 kg 35.000 kg -

9.000 kg -

- Rp 1.800.000 1.200.000 1.920.000

Rp 20.200.000 29.775.000 37.315.000

- 6.000 kg

-

38.000 kg

- 3.000 kg

Rp 11.120.000 - 1.152.000 4.140.000

(13)

Harga Pokok proses – Full Costing 13

METODE HARGA POKOK RATA-RATA TERTIMBANG – DEPARTEMEN KEDUA

Harga Pokok Produk per Satuan Dari Departemen Sebelumnya

+

+

Harga pokok produk dlm proses awal yg berasal dr departemen sebelumnya

Harga pokok produk yg ditransfer dari deparemen sebelumnya dalam periode sekarang

Produk dlm

(14)

Harga Pokok proses – Full Costing 14

METODE MASUK PERTAMA, KELUAR PERTAMA – DEPARTEMEN PERTAMA

Perhitungan harga pokok produksi Per Satuan Dep. A:

Biaya Produksi

(1)

Total Biaya

(2)

Unit Ekuivalensi

(3)

Biaya Produksi Per Satuan

(2) : (3)

Bi. bahan baku Bi. tenaga kerja Bi. overhead pabrik

Rp. 20.200.000

29.775.000

37.315.000

87.290.000

40.000kg

39.700

39.700

Rp. 505

750

940

Rp. 2.195

Perhitungan Harga Pokok Produk Jadi & Persediaan Produk Dalam Proses Dep. A:

Harga pokok produk jadi: 31.000 kg x Rp. 2.195 Rp. 68.045.000

Harga pokok persediaan produk dlm proses awal 4.920.000

Biaya penyelesaian produk awal proses: Bi. bahan baku

Bi. tenaga kerja 60% x 4.000 kg x Rp. 750 1.800.000 Bi. overhead pabrik 60% x 4.000 kg x Rp. 940 2.256.000

Rp. 77.021.000

Harga persediaan produk dalam proses:

Bi. bahan baku (100% x 9.000 x Rp.

505

)= Rp. 4.545.000 Bi. tenaga kerja (70% x 9.000 x Rp. 750)= 4.725.000 Bi. overhead pabrik (70% x 9.000 x Rp. 940)= 5.922.000
(15)

Harga Pokok proses – Full Costing 15

METODE MASUK PERTAMA, KELUAR PERTAMA – DEPARTEMEN KEDUA

Perhitungan harga pokok produksi Per Satuan Dep. B:

Biaya Produksi

(1)

Total Biaya

(2)

Unit Ekuivalensi

(3)

Biaya Produksi Per Satuan

(2) : (3)

Harga pokok

produk dr Dep. A Bi. tenaga kerja Bi. overhead pabrik

Rp. 77.021.000

37.068.000

44.340.000

158.429.000

35.000kg

38.000

36.800

Rp. 2.200,6

975,47

1.204,89

Rp. 4.381

Perhitungan Harga Pokok Produk Jadi & Persediaan Produk Dalam Proses Dep. B:

Harga pokok produk jadi: 32.000 kg x Rp. 4.381=Rp. 140.192.000

Harga pokok persediaan produk dlm proses awal 4.920.000

Biaya penyelesaian produk awal proses: Bi. bahan baku

Bi. tenaga kerja 60% x 4.000 kg x Rp. 750 1.800.000 Bi. overhead pabrik 60% x 4.000 kg x Rp. 940 2.256.000

Rp. 77.021.000

Harga persediaan produk dalam proses:

Bi. bahan baku (100% x 9.000 x Rp.

505

)= Rp. 4.545.000 Bi. tenaga kerja (70% x 9.000 x Rp. 750)= 4.725.000 Bi. overhead pabrik (70% x 9.000 x Rp. 940)= 5.922.000

Referensi

Dokumen terkait

 Nilai ITK provinsi Sulawesi Selatan pada Triwulan IV-2017 diperkirakan sebesar 101,44 yang artinya kondisi ekonomi konsumen triwulan depan dianggap tetap lebih baik dari

Dengan demikian pelayanan bukan dimulai dari kegiatan dalam lingkungan gereja, Sekolah Tinggi Teologi, tidak dimulai dari kursus-kursus pelayanan, tetapi dari sikap hati dan

Integration (penggunaan harta hasil tindak pidana) adalah upaya menggunakan harta kekayaan yang telah tampak sah, baik untuk dinikmati langsung, diinvestasikan ke

kesukaan masing-masing yang ada pada daftar menu restoran tersebut. Pak Zulkarnaen memesan ikan bakar, udang goreng, dan jus alpukat. Istrinya memesan ikan asam manis, bakso, dan jus

Dengan adanya perubahan tersebut, maka susunan organisasi dan tata kerja (SOTK) akan berubah pula. Perubahan SOTK tersebut telah dituangkan ke dalam Peraturan Bupati

Setelah lama tinggal di Sengoret, sebagian lagi orang Dayak Ribun tersebut melakukan perpindahan lagi ke daerah Kecamatan Tayan Hilir dan Kecamatan Kapuas hingga sekarang,

Sulit bagi perusahaan untuk bersembunyi dari mata pemerintah, aktivis, masyarakat dan media massa yang merupakan stakeholders yang memiliki kepentingan terhadap

tahun 2011 tentang “Timing and Dose of Statin Therapy Define its Impact on Inflammatory and Endothelial Responses During Myocardial Infarction” Penelitian ini dilakukan