MANAJEMEN PERUBAHAN DAN PENGEMBANGAN
ORGANISASI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Melengkapi Mata Kuliah Manajemen Perubahan Dan Pengembangan Organisasi Pada Sekolah Tinggi Ilmu Sosial Dan Ilmu
Politik Raja Haji
Oleh :
NURFARIAH : (13101042) SUANDI : ( 13101120)
QAYYUMA CHAIRUNNISA : (13101135) SITI SAHARA : (13101157)
FIAN PUTRA :(13101111) MHD SHOBRY : (15101111)
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
RAJA HAJI
TANJUNGPINANG
Perubahan (change) merupakan salah satu faktor yang penting di zaman sekarang ini. Caplow (1983) berpendapat bahwa setiap organisasi tunduk pada
demand lingkungannya, dimana demand yang beragam ini disebabkan lingkunganyang berubah. Akibatnya manajemen di dalam organisasi menyesuaikan perubahan organisasi (memodifikasi struktur, tujuan, teknologi, tugas kerja organisasi, dll), dalam rangka menyesuaikan dengan perubahan lingkungan tersebut.
Suatu organisasi akan mengalami perubahan karena organisasi selalu menghadapi berbagai macam tuntutan kebutuhan. Tuntutan itu timbul sebagai akibat pengaruh lingkungan (eksternal dan internal) organisasi yang selalu berubah. Untuk menghadapi faktor penyebab perubahan tersebut, organisasi harus dapat menyesuaikan diri dengan melakukan berbagai perubahan dalam dirinya. Perubahan-perubahan itu tentunya ke arah pengembangan organisasi yang lebih baik.
Perubahan organisasi atau pembaharuan organisasi (organizational change) didefinisikan sebagai pengadopsian ide-ide atau perilaku baru oleh sebuah organisasi. Organiasasi dirancang untuk beradaptasi dengan peruabahan lingkungan melalui pembaharuan dan pengembangan internal. Perubahan organisasi dicirikan dengan berbagai usaha penyesuaian- penyesuaian disain organisasi di waktu mendatang. Pengelolaan perubahan secara efektif tidak hanya diperlukan bagi kelangsungan hidup organisasi, tetapi juga sebagai tantangan pengembangan. Dalam pengertian lain perubahan organisasi merupakan proses penyesuaian desain organisasi terhadap kondisi lingkungan yang dihadapi. Perubahan dapat bersifat reaktif dan proaktif.
A. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dari latar belakang diatas yaitu :
1. Apakah terdapat perubahan dalam Dinas Pendidikan Kota Tanjungpinang ? 2. Apakah jika terdapat perubahan menjadikan Dinas Pendidikan Kota
Tanjungpinang mengalami perkembangan ?
3. Bagaimana strategi yang digunakan untuk mengahadapi perubahan dan perkembangan organisasi ?
4. Apa norma-norma yang digunakan oleh Dinas Pendidikan Kota Tanjungpinang ?
B. METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian
oleh Sugiyono (2009:14) dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Menurut Emzir (2009:28), pendekatan Kuantitatif adalah suatu pendekatan penelitian yang secara primer menggunakan paradigma postpositivist dalam mengembangkan ilmu pengetahuan (seperti pemikiran tentang sebab akibat, reduksi kepada variabel, hipotesis, dan pertanyaan spesifik, menggunakan pengukuran dan observasi, serta pengujian teori), menggunakan strategi penelitian seperti eksperimen dan survei yang memerlukan data statistik. Sehingga dalam penelitian kuantitatif, sesuai dengan namanya banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya (Arikunto:2006).
Pada penelitian ini menurut pengertian teori-teori diatas maka penelitin ini menggunakan cara pengambilan data dengan kuesioner dan wawncara, sehinga data dari hasil kuesioner yang disebarkan dapat dijadikan alat ukur hasil penelitian yang akan dianalisis menjadi informasi dalam bentuk deskripsi.
2. Lokasi Penelitian
C. LANDASAN TEORITIK
Untuk memperkuat dan sebagai acuan penelitian ini maka kami mengunakan teori sebagai pendukung penelitian dan membantu merumuskan kerangka pemikiran.
1. Perubahan Organisasi
Teori Perubahan OrganisasiMenurut Fulmer, banyak perusahaan dan pemiminnya yang hanya sibuk meningkatkan produktivitas semata dan mengabaikan perkembangan-perkembangan baru yang justru mampu mengubah dunia mereka. Perubahan yang terjadi selama ini terangkum dalam pendapat Jones, Palmer, Osterweil dan Whitehead (1996) saat menyatakan : saat kita melangkah ke abad 21, kecepatan dan skala perubahan yang dituntut dari organisasi serta orang-orang yang bekerja di dalamnya, amatlah dahsyat. Kompetisi global serta datangnya era informasi, dimana pengetahuan merupakan sumber daya terpenting, telah mengobrak-abrik dunia kerja. Sama seperti saat kita mesti menyesuaikan proses, keterampilan, dan sistem dari era pertanian agar mampu memenuhi tuntutan era industri, kini kita juga mesti menyesuaikan cara-cara kerja di era industri agar mampu memanfaatkan berbagai peluang yang terbuka di era informasi.
Ternyata tidak hanya itu, dalam perubahan juga terdapat pemicu dari lingkungan sebagaimana menurut Nadler dan Tushman (1988) mendefinisikan pemicu perubahan dari lingkungan sebagai : semua faktor, termasuk institusi, kelompok, individu, kejadian dan sebagainya, di luar perusahaan yang sedang di analisa, yang berpotensi mempengaruhi perusahaan tersebut. Kemudian ada bentuk perubahan terencana melibatkan commmon sense, kerja keras dalam jangka waktu tertentu, pendekatan sistematik dan berorientasi tujuan serta pengetahuan teruji tentang dinamika organisasi dan bagaimana cara mengubahnya. Pengetahuan teruji ini bersumber dari ilmu perilaku seperti psikologi, psikologi sosial, sosiologi, antropologi, teori sitem, dan praktek manajemen. Namun, Cummings dan Huse menunjukan bahwa konsep perubahan terencana menyiratkan bahwa organisasi berada dalam tingkatan keadaan yang berbeda-beda serta bahwa perpindahan terencana dapat terjadi dari satu keadaan menuju ke lainnya.
Dalam perubahan organisasai terdapat beberapa model, Lewin mengembangkan model ini dengan menyatakan bahwa :
tiga aspek yaitu unfreezing (jika dibutuhkan) tingkatan sekarang. perpindahan (moving) ke tingkatan baru dan refreezzing tingkatan baru tersebut, Karena setiap tingkatan di tentukan oleh medan kekuatan (force field), kepermanenan bermakna bahwa force field yang baru di pertahankan sedemikian rupa agar relatif aman terhadap perubahan.
Jadi bagi Lewin, perubahan yang berhasil mencakup tiga langkah : a. Pencairan (unfreezing) tingkatan sekarang,
b. Perpindahan (moving) ke tingkatan baru,
c. Pembekuan/pemantapan (refreezing) tingkatan baru tersebut. 2. Pengembangan organisasi
Menurut French dan Bell, Pengembangan Organisasi (PO) merupakan strategi perbaikan organisasi yang unik dan berkembang sejak akhir tahun 1950an sampai awal 1960an. PO telah menjelma menjadi kerangka terpadu teori dan praktek serta mampu memecahkan masalah ataupun membantu memecahkan masalah terpenting yang dihadapi sisi manusia sebuah organisasi. PO berkenan dengan manusia dan organisasi, dan orang-orang yang tergabung dalam organisasi serta bagaimana mereka berfungsi. pengembangan organisasi berkaitan dengan perubahan terencana, yaitu menggerakkan individu, tim, kelompok dan organisasi agar berfungsi lebih baik.
3. Manajemen Strategi
kelemahan pesaing, menjadi spesialis, menguasai satu kata yang sederhana di kepala, kepemipinan yang memberi arah dan memahami realitas pasar dengan menjadi yang pertama daripada menjadi lebih baik.
Hamel dan Prahalat menyatakan bahwa untuk bersaing di masa yang akan datang membutuhkan empat hal. Pertama, harus memahami bahwa bersaing pada masa yang akan datang adalah berbeda dengan bersaing pada masa yang akan datang adalah berbeda dengan bersainng di masa sekarang. Kedua, melakukan langkah untuk menemukan dan meningkatkan pengetahuan yang mendalam tentang peluang-peluang yang akan muncul di waktu yang akan datang. Ketiga, melakukan mobilisasi sumberdaya perusahaan untuk menuju perjalanan di masa yang akan datang. Keempat, mengambil yang pertama dari masa yangakan datang tanpa mengambil risiko yang berlebihan.
Dalam manajemen strategi sebuah organisasi harus dapat menganalisis organisasinya agar dapat melakukan perubahan dan pengembangan dengan baik, analisis ini biasanya menggunakan analisis SWOT.
Yusmini (2011:68) mendefinisikan Analisis SWOT sebagai suatu bentuk analisis yang menggunakan identifikasi dari berbagai faktor secara sistematis terhadap kekuatan (strenghts) dan kelemahan (weakness) suatu organisasi atau lembaga serta kesempatan (oportunities) dan ancaman (Threats) dari lingkungan untuk merumuskan strategi perusahaan.
permaslahan-permaslahan dan keputusan yang diambil dan digunakan dapat berlaku dengan lebih baik lagi.
4. Norma-norma
Secara umum, Pengertian norma adalah pedoman perilaku untuk melangsungkan kehidupan bersama-sama dalam suatu kelompok masyarakat. Norma dapat juga diartikan sebagai petunjuk atua patokan perilaku yang dibenarkan dan pantas dilakukan saat menjalani interaksi sosial dalam kelompok masyarakat tertentu. Perbedaan mendaasar mengenai nilai dengan norma sosial adalah jika norma sosial terdapat sanksi sosial (penghargaan maupun hukuman) untuk orang yang mematuhi atau melanggar norma.
Norma disebut juga dengan peraturan sosial yang sifatnya memaksa sehingga seluruh anggota masyarakat harus tunduk sesuai dengan norma-norma yang berlaku sejak lama. Norma merupakan hasil ciptaan mausia sebagai makhluk sosial. Sejarah terbentuknya norma terjadi secara tidak sengaja, namun lama-kelamaan norma-norma tersebut disusun dan dibentuk secara sadar. Norma yang berada dalam masyarakat berisi dan terkandung tata tertip, aturan, dan petunjuk standar perilaku yang pantas atau wajar.
Pengertian norma banyak diutarakan oleh beberapa para ahli mengenai definisi pengertian norma. Macam-macam pengertian norma menurut para ahli adalah sebagai berikut:
• Robert Mz. Lawang : norma adalah gambaran mengenai apa yang diinginkan baik dan pantas sehingga sejumlah angggapan yang baik dan perlu dihargai sebagaimana mestinya
• Hans Kelsen : norma adalah perintah yang tidak personal dan anonim
• Soerjono Soekano : norma adalah suatu perangkat agar hubungan antar masyarakat terjalin dengan baik.
• Isworo Hadi Wiyono : norma adalah peraturan atau petunjuk hidup yang memberi ancar-ancar perbuatan mana yang boleh dijalankan dan perubatan mana yang harus dihindari.
• Antony Gidden: norma adalah prinsip atau aturan konkret yang seharusnya diperhatikan oleh masyarakat.
Ciri-Ciri Norma Sosial
Norma sosial mempunyai beberapa ciri-ciri antara lain sebagai berikut : • Norma sosial pada umumnya tidak tertulis: Dalam masyarakat, norma sosial
tidak tertulis yang hanya diingat dan diserap serta mempraktekkannya dalam interkasi antara anggota kelompok masyarakat
• Hasil kesepatakan bersama: Sebagai peraturan sosial yang difungsikan untuk megnarahkan perilaku seluruh anggota masyarakat. Norma sosial dibentuk dan disepakati bersama seluruh warga masyarakat
• Ditaati bersama : Norma sosial merupakan seperangkat aturan sosial untuk mengarahkan dan menertipkan perilaku anggota masyarakat untuk dari keinginan bersama. Oleh sebab itu, norma didukung dan ditaati bersama. • Pelanggar norma mendapatkan saksi : Norma sosial bersifat memaksa
individu agar berperilaku untuk sesuai dengan kehendak bersama. Sehingga pelanggaran diberikansanksi dengan tindakan atau daya ikat norma.
Adapun beberapa norma berdasarkan sifatnya yaitu : a. Norma Tidak Resmi (Nonformal)
Norma tidak resmi adlaah patokan yang dirumuskan secara tidak jelas dan pelaksanaannya tidak diwajibkan untuk masyarakat. Norma yang tumbuh dan berkemang dari kebiasaan bertindak secara seragam dan diterima oleh masyarakat. Walaupun tidak diwajibkan tetapi semua anggota sadar akan patokan tidak resmi harus ditaati dan memiliki kekuatan memaksa yang lebih besar dibandingkan dengan patokan resmi
Contoh-Contoh Norma Tidak Resmi (Nonformal) :
Aturan adat istiadat
Aturan dalam keluarga
Pantanga-pantanga dalam lingkungan masyarakat
b. Norma Resmi (Formal)
Contoh-Contoh Norma Resmi (Formal) :
UUD 1945
Perpu
Surat Keputusan
Keputusan Presiden
Perda
D. PROFIL DINAS
1. Sejarah Dinas Pendidikan Kota Tanjungpinang
Dengan terbitnya Undang-undang No. 5 Tahun 2001 tentang pembukaan Kota Tanjungpinang, maka Kota Tanjungpinang dari Kota Administratif menjadi Kota Otonomi. Sebagai Kota Otonomi Tanjungpinang perlu membentuk perangkat daerah termasuk diantaranya Dinas Pendidikan, sebelumnya bernama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, sebelum Dinas Pendidikan dan Kebudayaan bernama Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga dan awal terbentuknya Kota Tanjungpinang bernama Dinas Pendidikan Nasional.
Untuk pertama kali Dinas Pendidikan Nasional berkantor di SMA N 5 Tanjungpinang, kemudian pindah ke Jln. Ketapang No. 7 dan sekarang bertempat di alamat Jln. Soekarno-Hatta (eks SDN No. 007 Tanjungpinang Barat). Dalam perjalanannya dan sesuai beban kerja yang menjadi kewenangan tahun 2003 Dinas Pendidikan Nasional berubah menjadi Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, itu berdasarkan Peraturan Daerah (PERDA) No. 04 Tahun 2003, dan pada tahun 2013 Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga menjadi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Dan berubah lagi pada tahun 2015 menjadi Dinas Pendidikan berdasarkan Peraturan Daerah (PERDA) No. 5 Tahun 2015 tanggal 05 Januari 2015 hingga sekarang.
2. Struktur Organisasi
Susunan struktur organisasi dan tugas pokok di Dinas pendidikan kota Tanjungpinang sebagai berikut :
3. Uraian Tugas Dan Fungsi Dinas Pendidikan Kota Tanjungpinang
Dinas Pendidikan Kota Tanjungpinang mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintah daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan dibidang Pendidikan. Untuk melaksanakan secara maksimal tugas sebagaimana dimaksud di atas Dinas Pendidikan Kota Tanjungpinang terdiri dari: A. Kepala Dinas
Tugas:
Memimpin, mengkoordinasikan, melaksanakan kerjasama dan mengendalikan pelaksanaan sebagian urusan yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah dibidang Pendidikan.
Fungsi :
1. Perumusan kebijakan teknis dibidang Pendidikan;
2. Memberikan perizinan dan pelaksanaan pelayanan dibidang Pendidikan; 3. Pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) dibidang
Pendidikan;
4. Pembinaan Ketatausahaan Dinas Pendidikan;
5. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan; B. Sekretaris
Tugas :
Fungsi :
1. Penyusunan rencana kegiatan kesekretariatan;
2. Pelayanan administrasi kesekretariatan Dinas yang meliputi administrasi umum, kepegawaian, perlengkapan, keuangan, perencanaan dan evaluasi; 3. Pengkoordinasian penyelenggaraan tugas-tugas bidang;
4. Pengkoordinasian penyusunan perencanaan, evaluasi dan pelaporan kegiatan Dinas;
5. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan kesekretariatan; 6. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh pimpinan;
Sekretaris membawahi sub bagian:
1. Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Tugas:
Melaksanakan sebagian tugas Dinas pada sub bagian perencanaan, evaluasi dan pelaporan;
Fungsi :
a. Penyusunan petunjuk teknis pengelolaan sub bagian perencanaan, evaluasi dan pelaporan Dinas;
b. Pengendalian perencanaan, evaluasi dan pelaporan meliputi kegiatan penyiapan bahan dan koordinasi penyusunan rencana, evaluasi dan pelaporan kegiatan Dinas;
c. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan; 2. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
Melaksanakan sebagain tugas Dinas dibidang umum dan kepegawaian; Fungsi
a. Penyusunan rencana program pengelolaan lingkup administrasi umum dan kepegawaian;
b. Pengelolaan administrasi umum yang meliputi pengelolaan naskah Dinas, penataan kearsipan Dinas, penyelenggaraan kerumah tanggaan Dinas, pengelolaan perlengkapan dan administrasi perjalanan Dinas; c. Pelaksanaan administarsi kepegawaian yang meliputi kegiatan
penyiapan bahan penyusunan rencana pengembangan pegawai, kesejahteraan, disiplin dan cuti pegawai;
d. Pelaporan lingkup administrasi umum, perlengkapan dan kepegawaian;
e. Penyusunan rencana pengadaan barang dan jasa untuk keperluan kantor;
f. Pelaksanaan inventarisasi aset bagian sekretariat Dinas; g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan; 3. Sub Bagian Keuangan
Tugas:
Melaksanakan sebagian tugas Dinas dibidang keuangan; Fungsi
b. Pelaksanaan administrasi keuangan meliputi kegiatan penyiapan bahan penyusunan rencana anggaran, koordinasi penyusunan anggaran, koordinasi pengelolaan dan pengendalian keuangan serta penyusunan laporan keuangan Dinas;
c. Pelaksanaan penyusunan rencana anggaran; d. Pelaksanaan verifikasi rencana anggaran;
e. Penyusunan laporan berkala tentang penggunaan/pengeluaran keuangan;
f. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelaksanaan anggaran; g. Pelaporan kegiatan administrasi keuangan;
h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan; C. Bidang Pendidikan Dasar
Tugas:
Mengkoordinasikan, merumuskan pembinaan, membina, mengembangkan peserta didik serta sarana dan prasarana Pendidikan Dasar;
Fungsi:
1. Penyusunan rencana program manajemen peserta didik serta sarana prasarana Pendidikan Dasar;
2. Penyusunan pentunjuk teknis operasional manajemen peserta didik serta sarana prasarana Pendidikan Dasar;
4. Perencanaan kerjasama dengan lembaga terkait dalam rangka pengembangan peserta didik Pendidikan Dasar;
5. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan program manajemen peserta didik Pendidikan Dasar;
6. Penyelenggaraan monitoring dan evaluasi kegiatan Pendidikan Kesetaraan program Paket A (setara SD) dan Paket B (setara SMP);
7. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan; Bidang Pendidikan Dasar membawahi:
1. Seksi Kesiswaan Pendidikan SD Tugas:
Melaksanakan sebagian tugas Pendidikan Dasar (SD) pada seksi Kesiswaan ;
Fungsi :
a. Pengumpulan dan penganalisaan data manajemen sekolah peserta didik Pendidikan Sekolah Dasar;
b. Penyiapan bahan-bahan petunjuk teknis peserta didik Pendidikan Sekolah Dasar;
c. Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan manajemen sekolah peserta didik Pendidikan Sekolah Dasar;
d. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi Pendidikan Kesetaraan program Paket A (setara SD);
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan;
Tugas:
Melaksanakan sebagian tugas bidang Pendidikan Dasar pada seksi Kesiswaan Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Fungsi :
a. Pengumpulan dan penganalisaan data manajemen sekolah peserta didik Sekolah Menengah Pertama;
b. Penyiapan bahan-bahan petunjuk teknis peserta didik Pendidikan Sekolah Menengah Pertama;
c. Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan manajemen peserta didik Pendidikan Sekolah Menengah Pertama;
d. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi Pendidikan Kesetaraan program Paket B (setara SMP);
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan; 3. Seksi Sarana dan Prasarana SD dan SMP
Tugas:
Melaksanakan sebagian tugas bidang Pendidikan Dasar pada seksi Sarana dan Prasarana Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama;
Fungsi:
a. Pengumpulan dan penganalisaan data Sarana Prasarana Pendidikan Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama;
c. Pengadaan, pengaturan, penetapan, pembinaan dan pemeliharaan Sarana Prasarana Pendidikan Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama;
d. Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan Sarana Prasarana Pendidikan Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama;
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan; D. Bidang Pendidikan Menengah
Tugas:
Mengkoordinasikan, merumuskan pembinaan, membina, mengembangkan dan peningkatan mutu, peserta didik serta sarana dan prasarana Pendidikan Menengah;
Fungsi:
a. Penyusunan rencana program manajemen dan sarana prasarana peserta didik Pendidikan Menengah;
b. Penyusunan pentunjuk teknis operasional manajemen peserta didik dan sarana prasarana Pendidikan Menengah;
c. Pelaksanaan rencana program, manajemen dan sarana prasarana, peserta didik Pendidikan Menengah;
d. Perencanaan kerjasama dengan lembaga terkait dalam rangka pengembangan peserta didik Pendidikan Menengah;
f. Penyelenggaraan monitoring dan evaluasi kegiatan Pendidikan Kesetaraan program Paket C (setara SMA);
g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan;
Bidang Pendidikan Menengah membawahi:
1. Seksi Kesiswaan Sekolah Menengah Atas (SMA) Tugas:
Melaksanakan sebagian tugas bidang Pendidikan Menengah pada seksi Kesiswaan Sekolah Menengah Atas;
Fungsi :
a. Pengumpulan dan penganalisaan data manajemen peserta didik Pendidikan Sekolah Menengah Atas;
b. Penyiapan bahan-bahan petunjuk teknis peserta didik Pendidikan Sekolah Menengah Atas;
c. Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan manajemen peserta didik Pendidikan Sekolah Menengah Atas;
d. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi Pendidikan Kesetaraan program Paket C (setara SMA);
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan; 2. Seksi Kesiswaan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Tugas:
Melaksanakan sebagian tugas bidang Pendidikan Menengah pada seksi Kesiswaan Sekolah Menengah Kejuruan.
a. Pengumpulan dan penganalisaan data manajemen peserta didik Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan;
b. Penyiapan bahan-bahan petunjuk teknis peserta didik Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan;
c. Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan manajemen peserta didik Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan;
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan; 3. Seksi Sarana dan Prasarana SMA dan SMK
Tugas:
Melaksanakan sebagian tugas bidang Pendidikan Menengah pada seksi Sarana dan Prasarana Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan;
Fungsi:
a. Pengumpulan dan penganalisaan data Sarana dan Prasarana Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan;
b. Pelaksanaan Sarana dan Prasarana Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan yang meliputi perencanaan dan kebutuhan;
c. Pengadaan, pengaturan, penetapan, pembinaan dan pemeliharaan Sarana dan Prasarana Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan;
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan;
E. Bidang Pendidikan Anak Usia Dini, Non Formal Dan Informal (PAUDNI) Tugas:
Melaksanakan sebagian tugas Dinas dibidang Pendidikan Anak Usia Dini, Non Formal dan Informal (PAUDNI).
Fungsi:
a. Penyusunan rencana program Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini, Non Formal dan Informal (Taman Kanak-Kanak, Kelompok Bermain, Taman Penitipan Anak, Satuan PAUD Sejenis: POS PAUD), Pendidikan Masyarakat dan Kursus;
b. Penyusunan petunjuk teknis operasional Pendidikan Anak Usia Dini, Non Formal dan Informal (Taman Kanak-Kanak, Kelompok Bermain, Taman Penitipan Anak, Satuan PAUD Sejenis: POS PAUD), Pendidikan Masyarakat dan Kursus;
c. Pelaksanaan Pendidikan Anak Usia Dini, Non Formal dan Informal (Taman Kanak-Kanak, Kelompok Bermain, Taman Penitipan Anak, Satuan PAUD Sejenis: POS PAUD), Pendidikan Masyarakat dan Kursus; d. Pengkajian rekomendasi kegiatan dan pemantauan penyelengaraan
Pendidikan Anak Usia Dini, Non Formal dan Informal (Taman Kanak-Kanak, Kelompok Bermain, Taman Penitipan Anak, Satuan PAUD Sejenis: POS PAUD), Pendidikan Masyarakat dan Kursus;
Kelompok Bermain, Taman Penitipan Anak, Satuan PAUD Sejenis: POS PAUD), Pendidikan Masyarakat dan Kursus;
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan pimpinan;
Bidang Pendidikan Anak Usia Dini, Non Formal dan Informal (PAUDNI) membawahi seksi:
1. Seksi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Tugas:
Melaksanakan sebagian tugas Dinas dibidang Pendidikan Anak Usia Dini, Non Formal dan Informal (PAUDNI) pada seksi Pendidikan Anak Usia Dini.
Fungsi:
a. Pengumpulan dan penganalisaan data Pendidikan Anak Usia Dini (Taman Kanak-Kanak, Kelompok Bermain, Taman Penitipan Anak, Satuan PAUD Sejenis: POS PAUD);
b. Penyiapan bahan petunjuk teknis Pendidikan Anak Usia Dini (Taman Kanak-Kanak, Kelompok Bermain, Taman Penitipan Anak, Satuan PAUD Sejenis: POS PAUD);
c. Pelaksanaan lingkup Pendidikan Anak Usia Dini (Taman Kanak-Kanak, Kelompok Bermain, Taman Penitipan Anak, Satuan PAUD Sejenis: POS PAUD)
nasional/lokal, sistem pengujian dan pembinaan pengembangan potensi masyarakat serta fasilitasi peningkatan Pendidik dan Tenaga Kependidikan;
e. Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup Pendidikan Anak Usia Dini (Taman Kanak-Kanak, Kelompok Bermain, Taman Penitipan Anak, Satuan PAUD Sejenis: POS PAUD);
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan;
2. Seksi Pendidikan Masyarakat
Tugas:
Melaksanakan sebagian tugas Dinas dibidang Pendidikan Anak Usia Dini, Non Formal dan Informal (PAUDNI) pada seksi Pendidikan Masyarakat (Dikmas).
Fungsi:
a. Pengumpulan dan penganalisaan data lingkup dibidang Pendidikan Masyarakat (Dikmas);
b. Penyiapan bahan petunjuk teknis lingkup dibidang Pendidikan Masyarakat (Dikmas);
c. Pelaksanaan Penyusunan bahan kriteria, pendirian, akreditasi dan penyelenggaraan kegiatan Pendidikan Masyarakat (Dikmas), diseminasi kurikulum nasional/lokal, sistem pengujian dan pembinaan pengembangan potensi pendidikan masyarakat;
Masyarakat, Keaksaraan Fungsional, Taman Bacaan Masyarakat, Pengarusutamaan gender dan sosialisasi kebijakan, diseminasi kurikulum nasional/lokal, sistem pengujian, peningkatan Pendidik dan Tenaga Kependidikan serta pembinaan dan pengembangan potensi masyarakat dalam penyelenggraan Pendidikan Masyarakat (Dikmas); e. Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan Pendidikan Masyarakat (Dikmas); f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan;
3. Seksi Pembinaan Kursus
Tugas:
Melaksanakan sebagian tugas Dinas dibidang Pendidikan Anak Usia Dini, Non Formal dan Informal (PAUDNI) pada seksi Pembinaan Kursus. Fungsi
a. Pengumpulan dan penganalisaan data lingkup pengelolaan Pembinaan Kursus;
b. Penyiapan bahan petunjuk teknis lingkup Pembinaan Kursus; c. Pelaksanaan pembinaan dan pengembangan Kursus;
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan;
F. Bidang Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan (PMPTK)
Tugas:
Mengembangkan mutu dan kualitas program Pendidik dan Tenaga Kependidikan pada Pendidikan Anak Usia Dini Informal dan Non Formal, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
Fungsi:
a. Perumusan kebijakan teknis bidang Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan;
b. Penyusunan perencanaan kebutuhan Pendidik dan Tenaga Kependidikan; c. Pembinaan dan pengembangan karir Pendidik dan Tenaga Kependidikan; d. Pembinaan dan penilaian kinerja Pendidik dan Tenaga Kependidikan; e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan;
Bidang Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PMPTK) membawahi:
1. Seksi Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Anak Usia Dini, Non Formal dan Informal (PAUDNI) Tugas:
Fungsi:
a. Penyusunan rencana program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Anak Usia Dini Informal dan Non Formal; b. Pengkajian rekomendasi dan pemantauan penyelenggaraan Pendidikan
Anak Usia Dini Informal dan Non Formal;
c. Pelaksanaan kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini Informal dan Non Formal yang meliputi sosialisasi dan fasilitasi, implementasi kurikulum dan Kurikulum Berbasis Keunggulan Lokal;
d. Menyusun rencana kebutuhan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Anak Usia Dini Informal dan Non Formal;
e. Menyelenggarakan peningkatan kesejahteraan, pemberian penghargaan dan perlindungan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Anak Usia Dini Informal dan Non Formal;
f. Melakukan pembinaan dan pengembangan terhadap Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Anak Usia Dini Informal dan Non Formal;
g. Melaksanakan sertifikasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Anak Usia Dini Informal dan Non Formal;
h. Melaksanakan uji kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Anak Usia Dini Informal dan Non Formal;
j. Menyelenggarakan pendidikan lanjutan bagi pendidik untuk memenuhi standar kualifikasi pada Pendidikan Anak Usia Dini Informal dan Non Formal
k. Mengembangkan system pendataan dan pemataan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Anak Usia Dini Informal dan Non Formal;
l. Melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan seksi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Anak Usia Dini Informal dan Non Formal;
m. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan;
2. Seksi Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar
Tugas:
Melaksanakan sebagian tugas bidang Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan pada seksi Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar
Fungsi:
a. Penyusunan rencana program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar;
c. Pelaksanaan kurikulum Pendidikan Dasar yang meliputi sosialisasi dan fasilitasi, implementasi kurikulum dan Kurikulum Berbasis Keunggulan Lokal;
d. Menyusun rencana kebutuhan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar;
e. Menyelenggarakan peningkatan kesejahteraan, pemberian penghargaan dan perlindungan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar;
f. Melakukan pembinaan dan pengembangan terhadap Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar;
g. Melaksanakan sertifikasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar;
h. Melaksanakan uji kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar;
i. Menyelenggarakan pelatihan bagi pendidik untuk memenuhi standar kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar; j. Menyelenggarakan pendidikan lanjutan bagi pendidik untuk
memenuhi standar kualifikasi pada Pendidikan Dasar;
k. Mengembangkan system pendataan dan pemataan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar;
l. Melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan seksi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar;
3. Seksi Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Menengah
Tugas:
Melaksanakan sebagian tugas bidang Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan pada seksi Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Menengah.
Fungsi:
a. Penyusunan rencana program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Menengah;
b. Pengkajian rekomendasi dan pemantauan penyelenggaraan Pendidikan Menengah;
c. Pelaksanaan kurikulum Pendidikan Menengah yang meliputi sosialisasi dan fasilitasi, implementasi kurikulum dan Kurikulum Berbasis Keunggulan Lokal;
d. Menyusun rencana kebutuhan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Menengah;
e. Menyelenggarakan peningkatan kesejahteraan, pemberian penghargaan dan perlindungan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Menengah;
f. Melakukan pembinaan dan pengembangan terhadap Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Menengah;
h. Melaksanakan uji kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Menengah;
i. Menyelenggarakan pelatihan bagi pendidik untuk memenuhi standar kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Menengah;
j. Menyelenggarakan pendidikan lanjutan bagi pendidik untuk memenuhi standar kualifikasi pada Pendidikan Menengah;
k. Mengembangkan system pendataan dan pemataan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Menengah;
l. Melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan seksi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Menengah; m. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan.
E. PEMBAHASAN
1. Perubahan dan Perkembangan Pada Dinas Pendidikan Kota Tanjungpinang
Perkembangan merupakan sesuatu yang tidak lepas dari keterkaitan perubahan, karena sesungguhnya perkembangan merupakan hal yang ingin dicapai sebuah organisasi dalam melakukan perubahan pada organisasinya. Maka dari itu, sangat penting dan harus dilakukan perubahan dalam sebuah organisasi agar dapat melakukan penyesuaian dan keharusan dalam menjalankan aturan formal yang telah ditetapkan.
Dinas Pendidikan merupakan salah satu contoh sebuah organisasi atau instansi pemerintahan yang telah melakukan perubahan baik berdasarkan aturan formal yang bersumber dari aturan tertinggi Negara hingga aturan terendah berupa surat keputusan dan surat edaran yang berlaku pada Dinas pendidikan Kota Tanjungpinang, dan aturan-aturan yang berlaku sesuai kesepakatan bersama anggota lainnya yang tidak bersifat formal. Perubahan ini dilakukan Dinas Pendidikan Kota Tanjungpinang untuk menyesuaikan organisasinya dengan aturan pemerintah dan perubahan lingkungan lainnya yang menuntut Dinas Pendidikan Kota Tanjungpinang harus berubah, jika tidak melakukan perubahan maka Dinas pendidikan akan mendapatkan sanksi maupun ketertinggalan pada lingkungannya. Terdapat beberapa perubahan yang terjadi pada dinas pendidikan kota tanjungpinang yaitu perubahan signifikan terjadi pada perubahan struktur, perubahaan system operasional, perubahan tata kerja organisasi dan perubahan budaya organisasi, hal ini sesuai dengan hasil jawaban 10 kuesioner yang kami sebarkan kepada staf Dinas Pendidikan Kota Tanjungpinang sebagai responden. Adapun perubahan-perubahan tersebut yaitu :
Dinas pendidikan kota Tanjungpinang merupakan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang mengurus tentang pendidikan dari usia dini hingga pendidikan menengah dan tugas lainnya yang dibenbankan oleh pemerintah pusat dan daerah yang berkaitan dengan tugas dan fungsinya, yang mana pada tahun 2010-2011 bernama Dinas pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud), kemudian pada tahun 2011-2013 berubah kembali menjadi Dinas pendidikan, pemuda dan olahraga (Disdikpora) dan pada tahun 2014 hingga kini sudah beralih menjadi Dinas pendidikan saja, hal ini terjadi karena ada pemisahan kerja yang dilakukan oleh pemerintah daerah sesuai dengan kebutuhan dan fungsi dari dinas tersebut. Perubahan organisasi ini mempengaruhi terhadap perubahan-perubahan struktur, tujuan dan tata kerja organisasi.
Perubahan pada struktur meliputi perubahan teratas yaitu kepala dinas, kepala bidang-bidang dan kepala seksi-seksi karena adanya pergeseran jabatan setiap tahunnya serta perubahan staf. Perubahan kepala dinas ini terjadi sesuai dengan keputusan walikota dan pada Dinas pendidikan Kota Tanjungpinang yang telah terjadi beberapa kali perubahan bentuk organisasi atau pemisahan SKPD ini mengalami perubahan pergantian kepala dinas yaitu dari H. Drs. Syafrial Evi pada tahun 2011-2013 kepada H. Z. Dadang Abdul Ghani, M.Si pada tahun 2013 hingga sekarang.
kebudaay berpindah dan beergabung ke dinas pariwisata Kota Tanjungpinang, hal serupa juga terjadi saat Dinas Pemuda dan Olahraga bergabung dengan Dinas Pendidiakan Kota Tanjungpinang, terdapat bidang Kepemudaan dan bidang Olahraga akan tetapi ketika Dinas Pemuda dan Olahraga berpisah dan menjadi Instansi sendiri maka pada struktur Dinas Pendidikan Kota Tanjungpinang menghapus bidang tersebut.
Peleburan Instansi ini juga mengakibatkan pengalihan staf dan pelepasan beberapa staf. Pengalihan staf ini karena bidang yang dihapuskan sehingga staf diharuskan dialihkan ke bidang lainnya dan dengan penghapusan bidang juga terjadi pelepasan beberapa staf yang harus tetap ikut mengurus SKPD yang berpindah tersebut. perubahan staf ini juga dapat berupa pertambahan staf dari hasil mutasi masuk atau honorer baru, dan berupa pengurangan staf pada bidang tertentu karena mutasi keluar atau perpindahan staf kebidang lainnya.
Hal ini banyak terjadi terlebih dengan banyaknya pegawai negeri sipil (PNS) yang berpindah dari Anambas ke Tanjungpinang dengan alasan gaji yang kecil dan akan penghapusan tunjangan, perpindahan itu sangat terasa khususnya ke Dinas Pendidikan Kota Tanjungpinang, sehingga menambah jumlah staf. Pertambahan staf dari PNS Anambas ini tidak berdampak begitu baik karena beberapa dari PNS tersebut masih belum mengerti tata kerjanya sehingga hanya menambah beban kerja staf lain yang seharusnya sudah tidak menangani pekerjaan yang dibebankan kepadanya.
Dengan bergantinya kepala Dinas maka hal ini merupakan perubahan kepemimpinan dan gaya kepemimpinanya juga akan berbeda hal ini dipengaruhi oleh kepribadian dan lingkungan masing-masing pemimpin. Seperti halnya saat kepemimpinan H. Drs. Syafrial Evi memiliki kepemimpinan yang cenderung lebih otokratik dengan sikapnnya yang kurang friendly, lebih kaku dan banyak menyerahkan pengaturan sebagian tugasnya kepada bawahannya. Pada kepemimpinannya juga menggunakan gaya kepemimpinan demokratis saat dalam rapat.
Pada Kepemimpinan H. Z. Dadang Abdul Ghani dengan kepribadiannya yang lebih supel (mudah bergaul), ramah dan lebih fleksibel terhadap lingkungan menjadikannya lebih mencerminkan gaya kepemimpinan yang demokratik yaitu mengedepankan kepentingan bersama dan lebih suka dengan kegiatan yang bersifat turun kerja bersama, contohnya seperti gotong royong dan family gatering. Akan tetapi Ia juga menggunakan gaya kepemimpinan otokratik ketika mengharuskan dirinya dan para stafnya menjalankan tugas dan fungsinya berdasarkan aturan yang lebih tinggi dalam tataran pemerintahan.
c. Perubahan Tujuan
bergabung dengan Dinas Pemuda dan Olahraga, maka poin pembangunan kepemudaan dan peningkatan prestasi olahraga juga termasuk dalam visi dan misisnya, ketika peleburan maka point-poin tersebut juga dihapuskan dan saat ini Dinas Pendidikan Kota Tanjungpinang berdiri sendiri dan menggunakan visi dan misinya untuk tujuan organisasinya.
d. Perubahan System Operasional
berlaku tidak hanya pada sub lingkup internal Dinas Pendidikan Kota Tanjungpinang, akan tetapi juga runang lingkup sekolah dan instansi lainnya.
Dengan adanya perubahan system ini maka otomatis pegawai yang dulunya belum begitu paham dengan menggunaan teknologi begitu tepat maka disini dituntut untuk dapat mengunakan sebab menunjang juga kinerja pegawai agar lebih membaik. Perubahan ini sangatlah berpengaruh besar bagi pegawai yang sudah lanjut usia yang mana dahulu jarang sekali berhubungan dengan teknologi sakarang disuruh agar mengerti dengan teknologi seperti laptop, komputer, smartphone dan lain-lainnya.
Pada awalnya perubahan ini menyulitkan bagi yang belum terbiasa menggunakan alat-alat tersebut, akan tetapi dengan keharusan penggunaannya saat menjadikan lebih efektif dan efisien serta yang dirasa telah memudahkan kerja mereka.
e. Perubahan budaya Organisasi
f. Perubahan tata kelola organisasi
Perubahan tata kelola organisasi yaitu perubahan pada tata kelolanya yang mana ini merupakan akibat dari perubahan aturan formal maupun informal baik secara structural maupun secara program-program didalamnya, sehingga pengelolaannya akan berbeda ketika orang-orang yang mengelolanya berbeda dengan cara yang berbeda pula walaupun dengan kerja yang sama, contohnya seperti pergantian kepala bidang atau kepala seksi membuat staf bekerja berbeda karena keinginan kepala bidang atau seksi dengan cara yang baru pula, ataupun ketika perubahan saat penghapusan bidang-bidang ketika peleburan instansi sehingga organisasi tidak perlu lagi mengelola bagian-bagian yang menangani Instansi yang berpisah tersebut.
2. Strategi
Strategi yang digunakan untuk menghadapi perubahan organisasi yaitu salah satunya dengan melakukan kegiatan yang lebih melibatkan keseluruhan stakeholder seperti family gatering untuk seluruh atasan dan staf, pemberian hari libur tahunan sehingga ada beberapa bidang menggunakan dengan liburan akhir tahun bersama staf, kemudian adanya kas bersama untuk acara kegiatan pribadi mereka seperti jalan-jalan dan makan bersama, dan adanya kegiatan arisan sehingga komunikasi dapat terjalin dengan lebih baik.
a. Norma formal seperti aturan-aturan yang bersifat formal atau resmi yang mengikat keseluruhan stakeholder di dalam organisasi seperti aturan mengenai tugas pokok dan fungsi, maupun berupa surat edaran, surat keputusan, peraturan daerah, peraturan menteri, undang-undang dan lain sebagainnya yang berhubungan dengan program sesuai fungsi dan tugas organisasi. Salah satu contohnya yaitu Surat Keputusan Walikota yang mengatur penggunaan pakaian kurung dihari Juma’at dan menjadi surat edaran ke sekolah-sekolah. Sanksi yang diberikan jika tidak menggunakannya yaitu berupa sanksi yang lebih tegas, contohnya jika tidak menggunakan baju Linmas hhijau lumut tua maka akan mendpatkan surat peringatan, atau tidak menjalankan kerja sesuai tupoksi maka akan mendapatkan saksi surat peringatan atau pemberhentian. b. Norma nonformal seperti berlakunya pengunaan pakaian kesatuan dalam
bidang atau keseluruhan dinas Pendidikan, peraturan ini tidak tertulis secara formal akan tetapi hanya sebagai cara tetap mempertahankan keseragaman dan menunjukkan identitas Dinas Pendidikan Kota Tanjungpinang, kemudian adanya lembur yang mengahruskan staf sebuah bidang keseluruhannya hadir untuk menyiapkannya, kegiatan gotong royong bersama, dan lain sebagainya, ketika tidak dilakukan maka sanksinya berupa teguran secara lisan, sindiran ataupun kiasan dalam candaan yang berisi memojokkannya, dan menjadi pusat perhatian dengan pandangan yang sedikit berbeda.
Perubahan dalam sebuah organisasi merupakan langkah yang bertujuan untuk menjadikan sesuatu perubahan yang lebih baik lagi, dan mengalami perubahan yang akan membuat sebuah organisasi menjadi lebih kuat karena di dalam sebuah organisasi memiliki kelebihan dari berbagai hal diantaranya adalah mengatasi masalah yang terjadi. Pada Perkembangan organisasi yang ingin dicapai didalam sebuah organisasi adalah melakukan perubahan pada organisasinya. Selain itu di dalam organisiasi tersebut terdapat faktor yang mempengaruhi perubahan organisasi yaitu bagaimana komitmen mereka pada organisasi tersebut.
Adapun perubahan yang terjadi pada Dinas Pendidikan Kota Tanjungpinang meliputi : Perubahan struktur, perubahan Kepemimpinan, perubahan Tujuan, perubahan Sistem operasional, perubahan budaya organisasi dan perubahan tata kelola organisasi. Dengan adanya perubahan di dalam Dinas Pendidikan Kota Tanjungpinang tersebut, maka organisasi akan lebih berjalan secara efektif dan efesien.
Uyung, Sulaksana. 2003. Managemen Perubahan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
M, Suyanto. 2007. Strategic Management Global Most Admired Companies. Yogyakarta: Andi
Fremont, E. K. 2002. Organisasi & Manajemen Jilid 2. Jakarta: Bumi Aksara Satriya, Dimas Bangkit, Dkk. 2013, “Pengembangan Sumber Daya Aparatur
Untuk Meningkatkan Kinerja (Studi Di Kantor Kecamatan Lowokwaru
Kota Malang)”. Website Perpustakaan Universitas Brawijaya. Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 1, No. 4, Hal. 166-174.
Darmawati, Arum. 2007, Mengelola Suatu Perubahan dalam Organisasi. Website Jurnal Universitas Negeri Yogyakarta. Jurnal Ilmu Manajemen, Vol. 3, No. 1.
Kahar, Irawati A. Juni 2008, Konsep Kepemimpinan dalam Perubahan Organisasi (Organizational Change) pada Perpustakaan Perguruan Tinggi. Universitas Sumatera Utara. Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi, Vol.4, No.1.
Supriyono, FX. 2005, Model Pengembangan dan Perubahan Organisasi Perusahaan di Indonesia. Jurnal Bina Ekonomi Vol. 9, No. 1.