• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Sistem Penilaian Kinerja Karya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Penerapan Sistem Penilaian Kinerja Karya"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Penerapan SistemPenilaian Kinerja Karyawan

dengan Metode Umpan Balik (3600) secara online

Asri Pertiwi

Dosen Jurusan Teknik Informatika STMIK Inti Indonesia, Jakarta

asri.pertiwi@inti.ac.id

Employee performance appraisal is one of the measuring tool used by organizations in

measuring the success of the company’s performance. From the employee perspective,

performance appraisals can provide motivation to further improve its performance. Employee performance appraisal methods provide an assessment feedback from superiors to subordinates

and the subordinates to their superiors so that the results obtained can be more fair. 3600

feedback appraisal will be more powerful for assessing team performance against defined competencies rather than assessing individual.

One of the lack of 3600 feedback is the complication when it is implemented in the big

organization using manual process. The process will takes more paper, time and big effort of

every employee. Therefore, it would be better if 3600 feedback is implemented as online system.

The purpose of this journal is to explain what is 3600 feedback and its implementation in

employee performance appraisal, including emphasis its strategic application, particularly in effecting cultural change.

Keywords: Employee performance appraisal, 3600 feedback, HR online system.

1. Pendahuluan

Setiap organisasi baik besar maupun kecil dalam mencapai tujuannya, selalu melewati aktifitas-aktifitas yang digerakan oleh sekelompok orang yang berperan sebagai pelaku. Jawaban atas berhasil atau tidaknya tujuan organisasi diukur melalui suatu kinerja. Dalam kerangka organisasi, selalu terdapat hubungan antara kinerja organisasi dan kinerja karyawan. Dengan kata lain, kinerja organisasi sangat ditentukan oleh unsur pegawainya. Untuk itu, dalam mengukur kinerja organisasi

sebaiknya diukur menggunakan tampilan kerja pegawainya.

(2)

secara tidak langsung mempengaruhi kinerja individu terhadap pekerjaannya yang kemudian diukur dalam suatu evaluasi penilaian kinerja.

Penilaian kinerja selalu melibatkan komunikasi dua arah yaitu antara pengirim pesan dan penerima pesan sehingga komunikasi dapat berjalan dengan baik. Di sisi karyawan, penilaian berperan sebagai umpan balik tentang berbagai hal seperti kemampuan, kelebihan, kekurangan dan potensi yang berperan memberikan arahan

untuk menentukan tujuan dan

pengembangan karir. Sedangkan disisi organisasi sendiri, penilaian memberikan peranan dalam pengambilan suatu keputusan penting bagi kemajuan organisasi.

Penilaian umpan balik lebih obyektif

ketimbang penilaian tradisional (Caplan,

2000), karena seorang bawahan dalam level manajerial dapat menilai atasan dengan pertimbangan jumlah karyawan di level bawah jauh lebih banyak dari level atas. Penilaian umpan balik juga lebih baik diterapkan pada team work daripada individu (Caplan, 2000). Sisi lain, organisasi yang menerapkan hal ini juga harus mempertimbangkan instrumen variable alat ukur, waktu dan sumber daya (Ward, 2001). Penilaian kinerja 360o memberikan

sumbangan efektif sebesar 78,8%

(Widyowati Arini), Hal ini karena terdapat perbedaan persepsi terhadap keadilan procedural penilaian kinerja antara sebelum dan sesudah dilakukan penilaian kinerja 3600.

2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan dan identifikasi masalah yang akan dibahas pada tulisan ini adalah sebagai berikut:

a. Bagaimana menentukan dimensi dan variable pengukur untuk menentukan penilaian kinerja karyawan.

b. Bagaimana mendisain kuesioner yang sesuai dengan instrumen pengukur. c. Bagaimana mentransformasikan data

mentah ke dalam laporan yang efektif d. Bagaimana membuat proses penilaian

kinerja lebih efisien melalui sistem

online.

3. Metode Umpan Balik

Metode umpan balik (3600) bertujuan

untuk meningkatkan kinerja karyawan

dengan memberikan feedback berupa

kekuatan dan kelemahan karyawan. Disebut umpan balik karena penilaian kinerja dilakukan dari dua atau lebih sumber (Beehr dkk, 2001) bahkan melibatkan pihak luar seperti pelanggan (Bernardin & Russel, 1998, Kreitner & Kinichi, 2001).

Gambar 1. Penilaian dengan Metode Umpan Balik

Dari gambar 1 diperlihatkan seorang staff dinilai dari empat sisi, yaitu penilaian

FEED BACK ON ME FROM SUPERVISOR

STAFF same level same department

STAFF same level different department

(3)

dari atasan, penilaian dari bawahan dan penilaian dari teman satu level. Untuk penilaian dalam satu level, digunakan penilaian yang berasal dari staff satu level dalam satu departemen atau satu grup team work dan penilaian dari staff yang berbeda

departemen atau grup teamwork.

Departemen lain atau grup team work lain dapat pula dianggap sebagai customer

dimana aktifitas kerjanya berhubungan secara langsung maupun tidak langsung terhadap departemen tempat staff yang dinilai. Keuntungan dari model umpan balik ini adalah informasi yang diperoleh tentang karyawan lebih akurat dan komprehensif (Bernardin & Russel, 1998, Gerhart & Park, 2005).

4. Model Sistem Penilaian

Kelompok penilaian dibagi menjadi tiga jenis penilaian, yaitu penilaian level kepemimpinan, penilaian kinerja staff dalam sebuah team work dan penilaian karakter dan watak (SienCorpora Consulting, 2009).

4.1. Penilaian Level Kepemimpinan

Kuesioner level kepemimpinan

digunakan untuk menilai atasan dari staff yang menilai. Penilaian difokuskan pada kemampuan atasan dalam bersosialisasi, kemampuan atasan dalam bekerja secara

tim, kemampuan atasan dalam

mengorganisasikan pekerjaan dan

kemampuan atasan dalam bekerja secara teknis.

4.2. Penilaian Kinerja Staff dalam Teamwork

Penilaian kinerja karyawan model

team building digunakan untuk menilai staff

dalam sebuah tim kerja atau departemen baik yang sama maupun berbeda.

4.3. Penilaian Karakter dan Watak

Penilaian karakter dan watak merupakan sebuah penilaian yang berfokus pada perilaku staf yang bersangkutan. Penilaian ini dilakukan terhadap diri sendiri

(self assessment).

5. Parameter Penilaian

5.1 Penilaian Terhadap Atasan a. Karisma

Gambaran bagaimana individu ini memiliki persepsi dalam posisi di atas karyawan lainnya. Pengaruh yang kuat dalam memaksa orang lain mengikuti apa yang diinstruksikannya.

Rentang skor:

20-30 Personel ini berkarisma dan cenderung memiliki pengaruh yang kuat terhadap bawahannya. 10-20 Personel cukup ditakuti namun

demikian masih mampu

membuat karyawan merasa

relax.

0-10 Tidak memiliki karisma

b. Pertimbangan Pribadi

Secara pribadi mampu menonjolkan

kepribadiannya dalam proses

mengemukakan pendapat dalam

memecahkan masalah dan konflik yang timbul.

Rentang Skor :

20-30 Memiliki kemampuan untuk

memberikan pertimbangan pribadi yang kuat, pendapatnya sering

(4)

masalah dalam menyelesaikan konflik.

10-20 Mampu untuk memberikan

pertimbangan pribadi, namun tidak konsisten dan dalam batas tertentu kurang dapat dipercaya untuk membantu masalah yang ada.

0-10 Sosok individu yang tidak dapat diminta pertimbangan pribadi dalam memecahkan masalah yang ada.

c. Stimulus Intelektual

Kemampuan untuk dapat membangkitkan motivasi orang lain dalam mengembangkan kompetensi dan pemberdayaan yang ada dalam program dan diri sendiri.

Rentang Skor :

20-30 Dapat mengembangan kompetensi orang lain dengan memberikan rasa

semangat, motivasi maupun

pengembangan teknik pembelajaran yang dapat secara signifikan membangkitkan keilmuan personel. 10-20 Pada tahap tertentu memiliki

keinginan untuk dapat

mengembangkan kompetensi

bawahannya namun tidak

melaksanakan pengembangan yang diharapkan.

0-10 Menurutnya kompetensi bukan

bagian dari proses yang harus dilakukan dalam berkomunikasi dengan personel.

d. Keberanian dalam Memutuskan

Kemampuan secara tepat mengemukakan pendapatnya dan memiliki keberanian untuk

melaksanakan konsistensi dalam

menjalankannya. Rentang Skor:

20-30 Kemampuan untuk berani dalam mengungkapkan kebenaran dalam mengambil keputusan.

10-20 Pada tahap tertentu berkompromi untuk mengungkapkan pendapatnya namun dengan melihat resiko apa yang muncul akibat dari pendapatnya terhadap pribadi.

0-10 Tidak dapat mengambil keputusan

e. Dependability

Menjadi sosok yang selalu menjadi panutan dan dibutuhkan dalam memecahkan masalah dan mengelola konflik yang muncul dalam perusahaan.

Rentang skor:

20-30 Mampu menjadi orang yang

diandalkan dalam tim dalam

mengambil kebijakan terhadap masalah yang ada. selalu dicari oleh individu lainnya karena dapat

memberikan saran yang baik

terhadap pemecahan masalah yang ada.

10-20 Dapat diandalkan pada sebagian

kebijakan yang ada dalam

perusahaan namun tidak konsisten 0-10 Tidak dapat diandalkan.

f. Fleksibel

Parameter fleksibel untuk menilai fleksibilitas dari atasan terhadap suatu kebijakan.

Rentang skor :

(5)

10-20 Fleksibel namun kadangkala terlihat kaku bila terkait dengan panduan dalam kebijakan perusahaan. 0-10 Sangat kaku

g. Integritas

Memiliki tingkat loyalitas terhadap perusahaan untuk memastikan komitmen terhadap proses pengambilan keputusan yang ada dalam perusahaan.

Rentang skor:

20-30 Sangat berkomitmen terhadap pekerjaan, tidak berorientasi dalam mencari imbalan, tapi lebih ke komitmen dalam bekerja.

10-20 Memiliki integritas, namun masih mempertimbangkan apabila beban kerja diluar kewajiban kerja yang harus dilakukan.

0-10 Tidak memiliki komitmen. Melihat beban kerja yang ditimbulkan harus sesuai dengan kompensasi yang diberikan.

h. Judgement

Kemampuan untuk mengambil keputusan

yang dilakukan sesuai dengan analisis yang

dalam tanpa mencampuradukan kepentingan

dan rasa.

Rentang skor:

20-30 Lebih mengarah kepada aspek

professional dan rasional daripada

aspek teknis yang ada.

10-20 Tidak konsisten dalam melakukan

pengendalian, masih mencampur

adukan antara aspek professional dan

teknis yang ada.

0-10 Aspek personal lebih kuat daripada

aspek professional dalam

memutuskan suatu masalah.

i. Penghargaan

Kemampuan untuk menghargai orang lain dan mendengarkan pendapat tanpa terpengaruh pendapat orang lain dan menerima kritik yang ada

Rentang skor :

20-30 Menghargai pendapat orang lain meskipun pendapat tersebut berasal dari orang dengan klasifikasi berbeda.

10-20 Menghargai pendapat orang lain

namun sulit untuk

mengungkapkannya

0-10 Tertutup dan mengisolasi diri terhadap posisi dibawahnya

5.2 Penilaian Terhadap Bawahan a. Kemampuan Sosialisasi

Parameter ini menunjukan bahwa pekerja yang bersangkutan melakukan kontak sosial yang kuat dengan orang lain.

Rentang skor:

8-10 Kemampuan sosialisasi sangat kuat, ia senang untuk bekerja yang aspek sentuhan manusianya lebih kuat disbanding dengan teknis.

5-8 Mampu bersosialisasi namun masih dapat mengendalikan diri dan bersikap professional dalam bekerja. 2-5 Dapat mengembangkan kemampuan

sosialisasinya namun tidak dijadikan karakter yang kuat dalam bekerja.

(6)

ikatan ketergantungan yang kuat dengan kelompoknya dibandingkan dengan aspek teknis pekerjaan yang dilakukan.

Rentang skor :

8-10 Merasa nyaman bekerja dalam tim, cemas dan takut untuk bekerja sendiri. Sulit untuk mengambil keputusan sendiri.

5-8 Dapat bekerja dalam kelompok, namun masih bisa beradaptasi ketika pindah kelompok. Meskipun sulit untuk bekerja secara individu, ia dapat beradaptasi.

2-5 Dapat bekerja individu namun lebih

memilih mengidentifikasi

pekerjaannya sebagai pekerjaan berkelompok.

c. Kemampuan dalam

Mengorganisasikan Pekerjaan

Parameter yang menunjukan bagaimana

seseorang dapat mengelola aspek personal

dan teknis secara berimbang sesuai dengan

porsi profesionalitas dalam bekerja.

Rentang skor:

8-10 Dapat mengendalikan proses

pengelolaan organisasi dengan tepat serta dapat mengalokasikan secara ideal antara aspek teknis dan aspek personal.

5-8 Dapat melakukan pengelolaan antara aspek personal dengan aspek teknis, namun tidak konsisten dan masih membutuhkan bantuan orang lain dengan tingkat yang lebih tinggi. 2-5 Sering menemui konflik karena lebih

kuat didominasi oleh aspek tujuan bukan aspek proses

d. Kemampuan dalam Bekerja Teknis

Parameter ini menunjukan bagaimana seseorang bekerja dengan kekuatan aspek teknis pekerjaannya dan pengendalian kontak social pada pekerjaan yang dilaksanakannya.

Rentang Skor:

8-10 Kemampuan teknis yang kuat, sehingga cenderung sulit untuk bekerja dengan orang lain apalagi apabila ia berkewajiban untuk mengajarkan kepada orang lain. 5-8 Dapat mengembangkan aspek teknis

dikombinasikan dengan kebutuhan interpersonal untuk pengembangan aspek teknis. Melakukan kontak social secara cepat dan tidak tahan dengan hubungan yang kuat dalam waktu yang lama

2-5 Dapat terlibat dengan paik pada task

force serta dapat melakukan proses

transfer ilmu kepada orang lain. Tidak memiliki keahlian teknis yang spesifik.

d. Kemampuan dalam Bekerja Teknis Parameter ini menunjukan bagaimana seseorang bekerja dengan kekuatan aspek teknis pekerjaannya dan pengendalian kontak social pada pekerjaan yang dilaksanakannya.

8-10 Kemampuan teknis yang kuat, sehingga cenderung sulit untuk bekerja dengan orang lain apalagi apabila ia berkewajiban untuk mengajarkan kepada orang lain. 5-8 Dapat mengembangkan aspek teknis

(7)

dengan hubungan yang kuat dalam waktu yang lama

2-5 Dapat terlibat dengan paik pada task

force serta dapat melakukan proses

transfer ilmu kepada orang lain. Tidak memiliki keahlian teknis yang spesifik.

5.3 Penilaian terhadap Diri Sendiri

Penilaian terhadap diri sendiri terdiri dari dua tipe penilaian yaitu penilaian terhadap skill dan penilaian terhadap traits.

(TRAIT) (SKILL)

40-50 0-10

Personel memiliki kemampuan untuk merancang strategi yang tepat dalam mengendalikan ancaman, secara kuat mampu membentuk kemampuan leadership sendiri. Sulit untuk bekerja sama dalam kelompok secara lama dan konsisten, mudah bosan bila visi dan pendapat tidak diterima. Bagi mereka, keberhasilan bukan berasal dari faktor teknis, tapi lebih kepada kemampuan dalam menjadi dominan bagi orang lain.

Personel ini tidak senang dengan pekerjaan spesialis, lebih menyukai pekerjaan yang umum dan mengatur orang lain serta tidak membutuhkan kreatifitas yang tinggi. Senang tampil secara individu dan bekerja sendiri, tidak dapat bertahan dalam kelompok yang sama. Apabila dalam kelompok yang sama, ia harus tampil sebagai sosok yang dominan.

30-40 10-20

Terpaksa jika harus mengendalikan kelompok

organisasinya. Masih dapat bertolerasni mengendalikan ambisi pribadinya dengan melihat kemampuan orang lain yang bekerja dengannya. Mencoba untuk sangat konsisten walaupun dalam beberapa hal cenderung emosional dan mengambil keputusan sepihak.

Dapat mengembangkan fungsi teknis yang baik, namun masih dalam batasan proporsi yang tidak besar. Kreativitas merupakan bagian penting dalam

identitasnya meskipun tidak menjadi pekerjaan yang ia lakukan. Mampu memisahkan identitas antara individu dan kelompok.

20-30 20-30

Posisi yang telah dapat mengendalikan antara konsep individu dan kerja berkelompok. Bekerja sangat umum dan mudah beradaptasi apabila memang dibutuhkan untuk bekerja secara berkelompok ataupun individu. Type pemimpin ideal, jujur, toleran dan memiliki kekuatan secara tepat untuk mengambil tindakan.

10-20 30-40

Sulit dalam mengelola stress, tidak menyukai bekerja dalam kondisi yang fluktuatif. Cenderung menghindar apabila harus mendapatkan pekerjaan dengan beban lebih. Senang apabila fungsi pimpinan dalam kelompok tak berada pada dirinya.

Menyukai perkerjaan teknis dengan alasan logis yang kuat. Apabila bekerja dalam proyek, ia memiliki kecenderungan untuk bergerak dalam perencanaan. Senang melakukan analisis dan mengalokasikan orang berdasarkan kompetensi mereka. Tidak berambisi untuk tampil.

0-10 40-59

Sangat lemah dalam mengelola pekerjaan sendiri, cenderung sangat tergantung dengan orang lain.Harus bekerja dalam keadaan rutin, dapat meminta mutasi atau pengunduran diri apabila tidak dapat menghadapi stress pekerjaan yang ada.

(8)

Beberapa indicator dalam penilaian

traits adalah :

a. Energetic, Stress Management b. Dominan

c. Koperatif d. Tegas

e. Ambisius dan Orientasi terhadap Pencapaian

f. Tanggap terhadap lingkungan social g. Kemampuan beradaptasi terhadap

situasi

Sedangkan indikator-indikator yang membentuk variable Skill adalah:

a. Keahlian dalam berorganisasi

b. Keahlian dalam berdiplomasi dan komunikasi

c. Kreatif

d. Keahlian konsep

e. Smart & Intelligence

6. Perancangan Penilaian Kinerja Karyawan

6.1. Pemodelan Data

Pemodelan data menggunakan UML.

Berikut ini adalah use case dan activity

diagram dari sistem.

Gambar 6.1 Use Case Diagram

Gambar 6.2 Activity Diagram

6.2. Perancangan Database

Database terdiri dari tabel-tabel untuk

master dan tabel-tabel untuk transaksi. Tabel

relasinya adalah sebagai berikut:

Gambar 6.2 Tabel Relasi

6.3. Login dan Mengisi Kuesioner

Setiap pegawai memiliki akun untuk mengakses sistem penilaian kerja karyawan secara online. Dalam status

User Aplikasi Admin

Aplikasi Sistem Login Admin

Login User

Kategori Penilaian Penilaian diri sendiri

Penilaian atasan

Penilaian bawahan ya

tidak

tidak

Jawab Pertanyaan ya

Kesimpulan

Input User & Password

(9)

pengisian, pengguna memilih akan melakukan penilaian kerja dengan kategori penilaian diri sendiri, penilaian terhadap atasan atau penilaian terhadap bawahan. Setelah melakukan login dan pilihan penilaian, pengguna akan dibawa memasuki menu utama.

Gambar 6.3 Login ke Sistem

HRD sebagai pengguna dengan akses admin, memiliki kewenangan untuk mengubah data-data master. Pada data

master, HRD dapat melakukan

modifikasi data master yaitu:

a. Master data kuesioner untuk penilaian atasan.

b. Master data kuesioner untuk penilaian bawahan/teman sejawat c. Master data kuesioner untuk

penilaian diri sendiri

d. Master data staff/pegawai dan organisasi.

Dalam data pegawai, HRD melengkapi biodata termasuk level atau jabatan pada organisasi. Sehingga ketika staff melakukan login, sistem akan mendeteksi siapa saja atasan dan bawahan individu yang bersangkutan.

Gambar 6.4 Menentukan individu yang dinilai

Gambar 6.5 dibawah ini adalah tampilan dari questioner yang diisi untuk menilai atasan oleh individu sesuai dengan nama yang dipilih untuk dinilai.

Gambar 6.5 Kuesioner menilai atasan

Setiap pengguna menjawab kuesioner, pernyataan akan dimunculkan pada setiap kuesioner.

(10)

6.4 Hasil Penilaian

Hasil penilaian berupa grafik yang menjelaskan penilaian karakter dan kinerja karyawan. Penilaian ini dibandingkan dengan nilai standar yang telah dilakukan penelitian sebelumnya. Nilai standar merupakan kondisi dengan batas ambang normal penilaian dari karyawan.

a. Standar Penilaian

Setiap penilaian memiliki standar batas minimum sebagai kondisi normal.

Dengan mengacu kondisi tersebut,

manajemen dapat melakukan penilaian.

Gambar 6.7 Standar Penilaian Bawahan

Standar penilaian untuk atasan dapat dilihat pada grafik dibawah ini :

Gambar 6.8 Standar Penilaian Atasan

Standar penilaian untuk teman sejawat terbagi menjadi dua penilaian, yaitu skill dan

traits. Berikut ini adalah grafik standar

penilaian untuk skill dan traits.

Gambar 6.9 Standar penilaian untuk diri sendiri (self assessment)

b. Output Penilaian

Keluaran penilaian, selain penilaian standar, maka dapat pula dikeluarkan rekapitulasi penilaian dari masing-masing individu. Rekapitulasi penilaian dirangkum dengan komponen-komponen sebagai berikut :

(11)

c. knowledge strategic

d. karakter

e. team building

f. pelaksana

Gambar 6.10 Hasil Penilaian Karyawan

Hasil yang diperoleh setiap individu tentu berbeda. Manajemen dapat membuat keputusan berdasarkan hasil yang diperoleh. Tentu saja setiap perusahaan memiliki budaya tersendiri dalam menentukan persentase yang sesuai untuk posisi tertentu. Tetap semua kembali kepada pihak manajemen. Misalnya, dari grafik yang dihasilkan diatas, terlihat bahwa komponen pelaksana memiliki persentase terkecil. Seseorang yang memiliki persentase pelaksana seperti ini, cenderung bersikap sebagai pemimpin. Karena pemimpin bukan merupakan pelaksana.

7. Saran dan Kesimpulan

Salah satu kelemahan dari penilaian kinerja dengan metoda umpan balik adalah, penilaian semacam ini membutuhkan waktu yang lama, kertas yang banyak dan hasil yang lama. Hal ini dikarenakan konsep umpan balik mengharuskan setiap individu

menilai seseorang minimal dua orang. Oleh karena itu, akan lebih baik penilaian model ini dilakukan secara online, terutama untuk perusahaan besar. Beberapa kendala yang dapat terjadi ketika melakukan penilaian secara online, salah satunya adalah menyiapkan sumber daya untuk dapat melakukan penilaian secara online. Kendala tersebut muncul ketika suatu perusahaan memiliki keanekaragaman latar pendidikan dari para pegawainya.

Tulisan ini menjabarkan penilaian kinerja karyawan dengan metode umpan balik secara online, namun perlu dilakukan penelitian lebih lanjut bagaimana efektifitas, efisiensi dan keamanannya bila penilaian kinerja dilakukan secara online. Untuk itu perlu dilakukan penelitian secara empiris beberapa perusahaan yang menerapkan sistem umpan balik secara online.

8. Daftar Pustaka

Ambar, Teguh. Manajemen Sumber Daya

Manusia. Penerbit Graha Ilmu. 2009

Bernardin, K & Roussell. Human

Resource Management Second

Edition. New York: McGraw-Hill

Companies, Inc. 1998.

Caplan, Janice. Training and

Management Development Method.

MCB University Press. Vol 14 No.3. 2000.

Cascio, F.W., Applied Psychology in Human Resources Management Fifth

Edition. USA: Prantice-Hall, Inc.

1998.

Sien Corpora Consulting, Kuesioner

Penilaian Kinerja Karyawan, 2009.

50% 64% 40%

64% 55% 30%

0 0.2 0.4 0.6 0.8

LEADERSHIP MOTIVASI KNOWLEDGE…

KARAKTER TEAM BUILDING PELAKSANA

1

2

3

4

5

(12)

Gambar

Gambar 1. Penilaian dengan Metode Umpan Balik
Gambar 6.1 Use Case Diagram
Gambar 6.3 Login ke Sistem
Gambar 6.7 Standar Penilaian Bawahan
+2

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari pembuatan sistem ini adalah halaman-halaman informasi yang nantinya dijalankan dengan web browser. Adapun sub-menu yang terdapat di dalam sistem pada

Sebelum menghitung curah hujan wilayah dengan distribusi yang ada dilakukan terlebih dahulu pengukuran dispersi untuk mendapatkan parameter-parameter yang digunakan dalam

Menurut Sabri Ahmad dalam Mohd Hishamuddin (2007), kebolehan diukur tidak hanya pada keupayaan yang tinggi tetapi pencapaian akademik yang biasa juga mempunyai peluang untuk

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah peneliti tidak mengetahui berapa nilai sisa dan umur ekonomis pada penyusutan metode garis lurus perhitungan perusahaan

Pelaksanaan program dan kegiatan yang dilaksanakan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Tegal

Artritis gout adalah suatu sindroma klinis yang ditandai oleh episode artritis Artritis gout adalah suatu sindroma klinis yang ditandai oleh episode artritis akut dan berulang

Dari hasil wawancara mengenai output UEK-SP Fajar Kehidupan, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan program UEK- SP ini berdasarkan indikator output masih belum

Ovarium berbentuk oval berwarna orange, ovarium kiri pada sapi tidak bunting panjangnya 2,1 cm dengan diameter 2,7, yang berfungsi untuk menghasilkan ovum