Lampiran 1
INSTRUMEN PENELITIAN
Pedoman Wawancara untuk Kepala Sekolah dan
Wakil Kepala Sekolah
2. Bagaimana kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh
guru-guru di SMA Sedes Sapientiae Jambu dalam bidang pedagogik?
Dengan indikator:
Mengenal karakteristik peserta didik
Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran
yang mendidik
Pengembangan kurikulum
Kegiatan pembelajaran yang mendidik
Memahami dan mengembangkan potensi
Komunikasi dengan peserta didik
Penilaian dan evaluasi
3. Apakah kelebihan yang dimiliki oleh guru-guru di SMA Sedes
dalam bidang pedagogik?
Dengan indikator:
Mengenal karakteristik peserta didik
Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran
yang mendidik
Pengembangan kurikulum
Kegiatan pembelajaran yang mendidik
Memahami dan mengembangkan potensi
Komunikasi dengan peserta didik
Penilaian dan evaluasi
4. Adakah kelemahan yang dimiliki oleh guru-guru di SMA dalam
Dengan indikator:
Mengenal karakteristik peserta didik
Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran
yang mendidik
Pengembangan kurikulum
Kegiatan pembelajaran yang mendidik
Memahami dan mengembangkan potensi
Komunikasi dengan peserta didik
Penilaian dan evaluasi
5. Bagaimana sekolah mengatasi kelemahan yang dimiliki oleh
guru-guru dalam bidang kompetensi pedagogk dalam
pembelajaran?
Dengan indikator:
Mengenal karakteristik peserta didik
Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran
yang mendidik
Pengembangan kurikulum
Kegiatan pembelajaran yang mendidik
Memahami dan mengembangkan potensi
Komunikasi dengan peserta didik
Penilaian dan evaluasi
6. Apakah sekolah menyusun strategi untuk meningkatkan
kompetensi pedagogik guru?
7. Apa saja yang dilakukan oleh sekolah untuk meningkatkan
kompetensi pedagogik guru?
8. Apakah yang dibutuhkan oleh guru-guru dalam meningkatkan
Lampiran 2
HASIL WAWANCARA KEPALA SEKOLAH SEDES
SAPIENTIAE JAMBU
Nama Sekolah : SMA Sedes Sapientiae Jambu
Alamat Sekolah : Jalan Raya
Ambarawa-Magelang km.10 Bedono
Nama : Sr. M. Anastasia, OSF
Jabatan : Kepala Sekolah
Hari/Tanggal wawancara : Jumat / 7 Oktober 2016
Tempat : SMA Sedes Sapientiae Jambu
1. Apa saja prestasi yang telah diraih oleh guru-guru di SMA
Sedes Sapientiae Jambu?
Prestasi yang telah diraih oleh guru itu jarang yang dari kegiatan dari dinas, karena biasanya ketika mendapatkan surat dari dinas, surat tersebut saya berikan kepada guru dan guru yang menentukan sendiri mau ikut atau tidak. Kalau yang dari yayasan seperti Pak War, walaupun saat ini sudah mengundurkan diri, yang ikut dalam LITBANG, dan kemarin mendapatkan undangan lagi dari yayasan untuk menjadi bagian dari MGMP Yayasan. Karena dilihat dari nilai UGK itu Pak War mendapatkan nilai yang bagus dan guru-guru yang mendapatkan nilai bagus itu diundang oleh yayasan untuk jadi pengurus atau kelompok MGMP. Lalu Pak Rahmat yang masuk tim penyusun buku kemarsudirinian, lalu pak Rahmat juga dari bidang mata pelajaran yang mendampingi siswa di OSN hingga masuk di provinsi, walaupun di provinsi tidak mendapatkan juara, tapi kan nama guru pendamping juga tetap masuk prestasinya.
2. Bagaimana kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh
guru-guru di SMA Sedes Sapientiae Jambu dalam bidang pedagogik?
Dengan indikator:
Mengenal karakteristik peserta didik
Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran
yang mendidik
Pengembangan kurikulum
Kegiatan pembelajaran yang mendidik
Komunikasi dengan peserta didik
Penilaian dan evaluasi
Kualitas guru yang saya lihat disini itu karisma atau bakat guru, yang mempengaruhi pengajarannya seperti pintar menjelaskan materi, pintar berbicara itu kan juga karisma, yang bisa memang keturunan atau bisa karena lingkungan karena belajar, pengalaman dan pengalaman menjadi guru. Untuk guru-guru di Sedes saya melihat mereka sudah berusaha semaksimal mungkin, namun ya seperti yang saya bilang tadi bahwa bakat atau karisma guru itu mempengaruhi, kadang kan ada guru yang pintar secara akademik namun dalam penyampaiannya kepada orang lain itu susah diterima atau tidak dijelas. Jadi, ya kalau disini guru-gurunya sudah berusaha maksimal, namun karena latar belakang, kemampuan, kemauannya dan juga bakatnya dalam mengajar akan mempengaruhi bagaimana penyampaiannya, kreatifitasnya dalam mengajar, dan pengembangan kurikulum. Jadi ya, ada yang memang sudah berusaha maksimal namun ada juga yang masih belum maksimal kalau disini karena beberapa pengaruh tersebut.
Sewaktu saya supervise beberapa guru tidak menggunakan alat peraga, namun ada diskusi ada
Mengenal karakteristik peserta didik
Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip
pembelajaran yang mendidik
Pengembangan kurikulum
Kegiatan pembelajaran yang mendidik
Memahami dan mengembangkan potensi
Komunikasi dengan peserta didik
Penilaian dan evaluasi
4. Adakah kelemahan yang dimiliki oleh guru-guru di SMA dalam bidang pedagogik?
Dengan indikator:
Mengenal karakteristik peserta didik
Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip
pembelajaran yang mendidik
Pengembangan kurikulum
Kegiatan pembelajaran yang mendidik
Memahami dan mengembangkan potensi
Komunikasi dengan peserta didik
Penilaian dan evaluasi
Kemauan dan kemampuan guru yang mempengaruhi, jadi secara kemauan tinggi namun kemampuannya minim atau sebaliknya, sehingga hal tersebut membuat guru menjadi kurang kreatif dan ya..kembali ke personal guru masing-masing. Kalau secara akademik saya percaya para guru bisa ya, karena mereka juga berasal dari universitas dan lulus S1, namun ya dirinya sendiri atau motivasinya untuk membuat pembelajaran lebih menarik.
5. Bagaimana sekolah mengatasi kelemahan yang dimiliki oleh
guru-guru dalam bidang kompetensi pedagogk dalam
pembelajaran?
Dengan indikator:
Mengenal karakteristik peserta didik
Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran
yang mendidik
Pengembangan kurikulum
Kegiatan pembelajaran yang mendidik
Memahami dan mengembangkan potensi
Komunikasi dengan peserta didik
Penilaian dan evaluasi
Untuk mengatasi kelemahan guru, seperti kurang motivasi, sekolah mengadakan pertemuan rutin, dimana pertemuan ini membantu para guru sharing dan bisa menjadi bahan permenungan atau refleksi. Sehingga diharapkan guru bisa saling menyemangati dalam mengajar melalui refleksi untuk menjadi lebih baik.
tinggal diasrama, sehingga guru dan pembimbing bisa share mengenai keadaan anak-anak.
6. Apakah sekolah menyusun strategi untuk meningkatkan
kompetensi pedagogik guru?
*) Jika sudah, apa saja strateginya? Apakah ada kendala dalam menyusun strategi tersebut?
*) Jika belum, kenapa?
(Langsung ke Waka)
7. Apa saja yang dilakukan oleh sekolah untuk meningkatkan
kompetensi pedagogik guru?
*) Jika sudah ada yang dilakukan, apa saja, bukti dari kegiatan yang sudah dilakukan apa saja dan hasil dari kegiatan yang sudah dilakukan apa saja?
(Langsung ke Waka)
8. Apakah yang dibutuhkan oleh guru-guru dalam meningkatkan
kompetensi pedagogik di SMA Sedes Sapientiae Jambu?
(Langsung ke Waka)
Lampiran 3
HASIL WAWANCARA WAKIL KEPALA SEKOLAH
SEDES SAPIENTIAE JAMBU
Nama Sekolah : SMA Sedes Sapientiae Jambu
Alamat Sekolah : Jalan Raya
Ambarawa-Magelang km.10 Bedono
Nama : Drs. G. Suwartono
Jabatan : Wakil Kepala Sekolah
Hari/Tanggal wawancara : Jumat / 7 Oktober 2016
Tempat : SMA Sedes Sapientiae Jambu
1. Apa saja prestasi yang telah diraih oleh guru-guru di SMA
Sedes Sapientiae Jambu?
Prestasi kan tidak selalu dikatikan dengan menang suatu lomba. Prestasi yang diraih oleh guru-guru di SMA Sedes Sapientiae Jambu lebih pada bidang mata pelajaran, seperti mata pelajaran UN. Untuk SMA Sedes Sapientiae Jambu nilai UN seperti nilai Fisika, Matematika selalu baik dan sangat bagus hasilnya bahkan ditingkan Jawa Tengah, Bahasa Indonesia juga bagus. Namun untuk mata pelajaran lainnya masih standar, artinya misalnya di kabupaten peringkat satu, fisika satu namun mata pelajaran lainnya dibawahnya. Jadi saya melihat mata pelajaran yang berprasti itu merupakan prestasi guru.
Peraihan nilai-nilai yang memuaskan itu ada pengaruh dari guru? dan apa perbedaan guru dengan mata pelajaran UN dengan peringkat yang bagus dan guru mata pelajaran UN dengan nilai standar?
menurut saya penting, yaitu penguasaan kelas, jadi saya melihat pak Rahmat guru Fisika yang penguasaan kelasnya baik, anak-anak disiplin sehingga mau belajar. Namun memang level kelas IPA, namun kita tidak bisa mengkelopokan secara general dari kelas X ataupun sosial itu sangat umum. Lalu dulu juga ada guru Kimia yang pendekatan ke siswanya lebih humaniora, lebih mengorangkan siswa. Ya itu mungkin karakter dari guru sendiri dan itu mendapat porsi tinggi.
2. Bagaimana kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh
guru-guru di SMA Sedes Sapientiae Jambu dalam bidang pedagogik?
Dengan indikator:
Mengenal karakteristik peserta didik
Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip
pembelajaran yang mendidik
Pengembangan kurikulum
Kegiatan pembelajaran yang mendidik
Memahami dan mengembangkan potensi
Komunikasi dengan peserta didik
Penilaian dan evaluasi
Kalau dipotret dari hasil UN menurut saya masih standar dan saya mengakui masih ada yang kurang standar seperti pada penguasaan kelas, inovasi pembelajaran, penggunaan metode dan lain sebagainya. Kita kan sudah moving class seharusnya guru bisa menyiapkan model pembelajaran yang lebih maksimal. Namun keseluruhan guru-guru disini akrab dengan siswanya, terlihat ketika diluar jam pelajaran beberapa guru ada yang bercanda dengan para siswa.
3. Apakah kelebihan yang dimiliki oleh guru-guru di SMA Sedes
dalam bidang pedagogik?
Dengan indikator:
Mengenal karakteristik peserta didik
Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip
pembelajaran yang mendidik
Pengembangan kurikulum
Kegiatan pembelajaran yang mendidik
Memahami dan mengembangkan potensi
Komunikasi dengan peserta didik
Penilaian dan evaluasi
soal relative baik. Untuk kegiatan pembelajaran cukup baik. Kalau untuk kurikulumnya, saya melihat masih standar dari kurikulum nasional diaplikasikan. Hanya beberapa mapel yang di OSN kan ada pengembangan, untuk mata pelajaran lainnya, saya melihat kurikulum dari pemerintah tidak terlalu banyak pengembangannya. Jadi kurikulum dari pemerintah itu kan masih minimal, jadi ya itu yang dipakai, kalau untuk yang mata pelajaran OSN seperti fisika, matematika, kimia ada pengembangan-pengembangan di materi tertentu yang tidak ada di silabus.
Penggunaan alat bantu mengajar/fasilitas
Untuk kelompok IPA maksimal, terutama untuk kimia dan biologi, saya pernah membagikan kuisioner kepada siswa dan hampir 100% siswa mengatakan guru menggunakan alat bantu atau fasilitas dengan maksimal, namun untuk fisika kurang karena memang jarang praktek waktu itu. Untuk mata pelajaran sosial, bahasa dan umum itu lebih pada mencari sumber-sumber dari yang lain, internet misalnya. Namun media lainnya sekarang anak-anak lebih mengembangkannya sendiri melalui internet.
4. Adakah kelemahan yang dimiliki oleh guru-guru di SMA dalam
bidang pedagogik?
Dengan indikator:
Mengenal karakteristik peserta didik
Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip
pembelajaran yang mendidik
Pengembangan kurikulum
Kegiatan pembelajaran yang mendidik
Memahami dan mengembangkan potensi
Komunikasi dengan peserta didik
Penilaian dan evaluasi
belajar bagaimana memberi tugas, seperti tugas ini untuk nilai apa, dan kegiatan lain seperti menganalisis ulangan harian. Lebih pada konsistensi saja.
5. Bagaimana sekolah mengatasi kelemahan yang dimiliki oleh
guru-guru dalam bidang kompetensi pedagogk dalam
pembelajaran?
Dengan indikator:
Mengenal karakteristik peserta didik
Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip
pembelajaran yang mendidik
Pengembangan kurikulum
Kegiatan pembelajaran yang mendidik
Memahami dan mengembangkan potensi
Komunikasi dengan peserta didik
Penilaian dan evaluasi
Jadi akhir-akhir ini, dua-tiga tahun ini saya memberikan panduan kepada para guru untuk membuat penilaian siswa, lalu saya validasi perangkatnya apakah layak dipakai atau tidak, kalau kurang sesuai saya kembalikan ke guru.
Kalau dari luar itu baik tapi kurang praktis, kalau kita mengundang dari luar susah untuk diaplikasikan. Saya berencana untuk memberikan sharing, karena saya merasa senior akan berbagai tentang mengajar ke rekan-rekan.
Untuk mengatasi pengelolaan kelas, saya memang belum bagus, seharusnya sebagai pendidik melihat siapa yang mengajar yang baik, belajar dari guru tersebut, seperti supervise kelas, namun saat ini memang belum ada menajemen yang baik untuk pengelolaan kelas, semuanya masih terbawa perasaan saja.
6. Apakah sekolah menyususn strategi untuk meningkatkan
kompetensi pedagogik guru?
*) Jika sudah, apa saja strateginya? Apakah ada kendala dalam menyusun strategi tersebut?
*) Jika belum, kenapa?
guru atau seperti rencana harian guru itu, didepannya saya cantumkan macam-macam kompetensi pedagogik yang harus dipenuhi oleh guru dengan harapan guru dapat membacanya setiap hari dan memahami hal tersebut, sehingga dapat mengaplikasikannya dalam pembelajaran. ya ini salah satu cara saya mengenalkan kompetensi pedagogik ke guru-guru, dan ini baru tahun pembelajaran dan penilaian mulai semester depan. Jadi pendampingan ini akan saya lakukan sendiri, jadi karena saya juga bisa dibilang praktisi, ya saya akan membagikan hal-hal praktis ke rekan-rekan.
Untuk penilaian atau melihat implikasinya akan dilakukan dengan pengamatan dan supervise. Untuk perangkatnya saya sudah sediakan.
Terus terang, kalau seperti ini saya mengandalkan yayasan itu cukup susah, jadi saya merencanakan pelatihan ini, diawali dengan diri saya sendiri. Saya nantinya juga akan membuat silabus sendiri untuk teman-teman, untuk kaderisasi.
7. Apa saja yang dilakukan oleh sekolah untuk meningkatkan
kompetensi pedagogik guru?
(Jawaban digabung dengan pertanyaan no. 6)
8. Apakah yang dibutuhkan oleh guru-guru dalam meningkatkan
kompetensi pedagogik di SMA Sedes Sapientiae Jambu?
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 7
RINGKASAN PELAKSANAAN F. G. D.
(Focus Group Discussion)
Hari / tanggal : Selasa / 17 Januari 2016
Waktu : 10.00 – 11.00
Tempat : SMA Sedes Sapientiae Jambu
Acara : FGD (Focus Group Discussion)
Pembimbing : I. Dr. Bambang Suteng Sulasmono, M.Si
II. Dr. Ade Iriani, M.M
Moderator : Mutia Ayu Krismanda
Notulis : Sasadara Wahyu Lukitasari
Peneliti : Brigitta Putri Atika Tyagita
Peserta : 1. Sr. M. Anastasia, OSF selaku kepala SMA
Acara FGD (Focus Group Discussion) berlangsung dengan susunan
acara sebagai berikut:
1. Pembukaan
2. Sambutan kepala SMA Sedes Sapientiae Jambu
3. Pemaparan hasil penelitian
4. Diskusi
5. Lain-lain
6. Penutup
Hasil Diskusi
1. Pemaparan hasil penelitian dengan judul “Strategi Peningkatan
Kompetensi Pedagogik Guru Untuk Meningkatkan Mutu SMA Sedes Sapientiae Jambu” meliputi:
- Hasil analisa SWOT (faktor internal dan internal) dan
posisi SO (Strength – Opportunity), yaitu memanfaatkan kekuatan dan peluang yang dimiliki oleh sekolah untuk meningkatkan kompetensi pedagogik guru.
- Hasil analisa faktor kekuatan dan peluang untuk dicari
rencana strategi yang dapat dimanfaatkan ataupun dilakukan.
- Strategi yang diperoleh dari analisa data, dengan rincian
program operasionalnya serta panduan dalam
melaksanakan renstra, tugas dan peran serta pihak-pihak yang terlibat dalam renstra, serta panduan evaluasi dan monitoring.
2. Dalam diskusi yang berlangsung, komite sekolah menekankan
pentingnya peran serta komite dalam membantu guru meningkatkan kompetensi pedagogiknya. Dengan adanya keterlibatan komite dalam pengawasan berjalannya program peningkatan kompetensi pedagogik guru, maka komite dapat
membantu mengawasi perkembangan guru dan dapat
memberikan masukan atau pedapatnya kepada guru untuk kebaikan guru.
3. Dalam diskusi, wakil kepala sekolah menegaskan jika program
operasional yang dirancang layak, dan dapat dilakukan dalam jangka panjang, dengan catatan tidak semua program dilakukan dalam waktu bersamaan, namun dapat dilihat tingkat kepentingannya dengan mempertimbangkan kondisi dan situasi di sekolah.
4. Wakil kepala sekolah juga mengkritisi instrument evaluasi dan
monitoring, dimana pada instrument pencapai program lebih baik penilainnya diperjelas, sehingga lebih mudah nantinya untuk melihat hasilnya. Disarankan sistem penilaian per indikator sama seperti pada instrument evaluasi pelaksanaan pencapain program, sehingga hasil akhir yang dicapai oleh kepala sekolah dan guru jelas.
5. Kepala sekolah dan guru, merasa bahwa program peningkatan
kompetensi pedagogik guru yang telah disusun cukup jelas dan spesifik, sesuai dengan apa yang terjadi di sekolah (tidak mengada-ada), dapat dilakukan oleh sekolah, walaupun dengan jangka panjang (3-5 tahun) sesuai dengan keadaan dan kondisi sekolah. Kemudian, para guru juga menambahkan, jika program dilakukan atau diterapkan, para guru merasa sanggup untuk melakukan atau menjalankan program tersebut untuk peningkatan kompetensi pedagogik mereka. Ditambahkan pula bahwa instrument yang digunakan untuk mengukur keberhasilan program cukup jelas, sehingga jika program dilakukan dapat diukur dengan jelas.
Dari hasil FGD (Focus Group Discussion) dapat disimpulkan
disekolah. Namun, tidak semua program operasional yang ditawarkan langsung diterapkan. Program yang ditawarkan dapat dilaksanakan secara bertahap, jangka panjang, dengan melihat tingkat kepentingannya dan dengan melihat situasi serta kondisi sekolah. Dalam FGD ini tidak terdapat sanggahan terhadap hasil penelitian dan rencana strategi yang ditawarkan, hanya saja terdapat beberapa masukan untuk penilaian pada instrument pencapaian program.
Notulen,