• Tidak ada hasil yang ditemukan

memahami penerapan Kebijakan Moneter (5)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "memahami penerapan Kebijakan Moneter (5)"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yang bertujuan untuk mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca pembayaran) serta tercapainya tujuan ekonomi makro, yakni menjaga stabilisasi ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan kerja, kestabilan harga serta neraca pembayaran internasional yang seimbang. Apabila kestabilan dalam kegiatan perekonomian terganggu, maka kebijakan moneter dapat dipakai untuk memulihkan (tindakan stabilisasi). Pengaruh kebijakan moneter pertama kali akan dirasakan oleh sektor perbankan, yang kemudian ditransfer pada sektor riil.

Kebijakan moneter adalah upaya untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi secara berkelanjutan dengan tetap mempertahankan kestabilan harga. Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Sentral atau Otoritas Moneter berusaha mengatur keseimbangan antara persediaan uang dengan persediaan barang agar inflasi dapat terkendali, tercapai kesempatan kerja penuh dan kelancaran dalam pasokan/distribusi barang. Kebijakan moneter dilakukan antara lain dengan salah satu namun tidak terbatas pada instrumen sebagai berikut yaitu suku bunga, giro wajib minimum, intervensi dipasar valuta asing dan sebagai tempat terakhir bagi bank-bank untuk meminjam uang apabila mengalami kesulitan likuiditas.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, di dapat rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana hakikat kebijakan moneter?

2. Bagaimana hakikat penawaran dan permintaan uang? 3. Bagaimana hakikat inflasi?

4. Bagaimana hakikat ketenagakerjaan?

1.3. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah dan dirumuskan tujuan adalah: 1. Menjelaskan hakikat kebijakan moneter.

2. Menjelaskan hakikat penawaran dan permintaan uang. 3. Menjelaskan hakikat inflasi.

4. Menjelaskan hakikat ketenagakerjaan.

(2)

PEMBAHASAN

I. Kebijakan Moneter

A. Pengertian Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter adalah kebijakan pemerintah menyangkut perilaku bank sentral dalam penawaran uang dan pengaturan uang yang beredar pada suatu negara yang bertujuan untuk mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga serta pemerataan pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca pembayaran) juga tercapainya tujuan ekonomi makro, yakni menjaga stabilisasi ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan kerja, kestabilan harga serta neraca pembayaran internasional yang seimbang.

B. Jenis-Jenis Kebijakan Moneter

1. Kebijakan Moneter Ekspansif (Monetary Expansive Policy)

Kebijakan moneter ekspansif adalah suatu kebijakan dalam rangka menambah jumlah uang yang beredar. Kebijakan ini dilakukan untuk mengatasi pengangguran dan meningkatkan daya beli masyarakat (permintaan masyarakat). Kebijakan ini diterapkan pada saat perekonomian mengalami resesi atau depresi. Kebijakan moneter ekspansif ini disebut juga sebagai kebijakan moneter longgar (easy monetary policy).

2. Kebijakan Moneter Kontraktif (Monetary Kontractive Policy)

Kebijakan moneter kontraktif adalah kebijakan yang dilakukan dalam rangka mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan ini dilakukan pada saat perekonomian mengalami inflasi. Kebijakan moneter kontraktif disebut juga dengan kebijakan uang ketat (tight money policy).

C. Instrumen Kebijakan Moneter

Terdapat 4 instrumen pokok kebijakan moneter : 1. Politik Pasar Terbuka

Politik pasar terbuka merupakan kebijakan yang dilakukan oleh bank sentral dalam rangka menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara menjual atau membeli surat-surat berharga pemerintah (government securities). Surat-surat berharga pemerintah diantaranya adalah SBI (Sertifikat Bank Indonesia), SBPU (Surat Berharga Pasar Uang), saham, dan obligasi.

 Jika pemerintah ingin mengurangi jumlah uang yang beredar maka pemerintah akan menjual surat berharga pemerintah kepada masyarakat. Dengan menjual SBI, uang dari masyarakat akan tertarik masuk ke bank sehingga diharapkan jumlah uang beredar berkurang. SBI hanya dijual oleh bank sentral.

 Namun, jika pemerintah ingin menambah jumlah uang beredar maka pemerintah akan membeli surat berharga. Dengan membeli SBI, pemerintah akan mengeluarkan uang kepada masyarakat dalam pembeliannya sehingga terjadilah penambahan jumlah uang yang beredar di masyarakat.

2. Politik Diskonto (Discount Rate)

(3)

Politik diskonto adalah kebijakan yang dilakukan oleh bank sentral dalam pengaturan jumlah uang yang beredar dengan memainkan tingkat suku bunga. Tingkat bunga pada tiap-tiap bank umum akan dipengaruhi oleh tingkat bunga bank sentral. Bank umum kadang-kadang mengalami kekurangan uang sehingga harus meminjam ke bank sentral.

 Jika pemerintah akan menambah jumlah uang yang beredar maka pemerintah menurunkan tingkat suku bunga bank sentral. Dengan begitu, minat masyarakat untuk menabung di bank pun berkurang. Sehingga, jumlah uang yang beredar bertambah. Selain itu, juga mengakibatkan suku bunga kredit turun dan mengakibatkan masyarakat banyak tertarik untuk mengajukan pinjaman ke bank.

 Sebaliknya, jika pemerintah akan mengurangi jumlah uang yang beredar maka pemerintah akan menaikkan tingkat bunga. Sehingga, hasrat masyarakat untuk menabung di bank pun tinggi yang mengakibatkan jumlah uang yang beredar di masyarakat berkurang. Selain itu, kenaikan suku bunga tabungan akan meningkatkan suku bunga kredit. Dengan naiknya suku bunga kredit, masyarakat akan enggan untuk mengajukan kredit.

3. Politik Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio)

Rasio cadangan wajib adalah kebijakan bank sentral untuk menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara menaikan atau menurunkan cadangan minimum yang harus dipenuhi oleh bank umum dalam mengedarkan atau memberikan kredit kepada masyarakat.

 Ketika pemerintah ingin menambah jumlah uang yang beredar maka pemerintah menurunkan rasio cadangan wajib. Jika bank sentral menurunkan cadangan kas, berarti bank sentral ingin menambah jumlah uang yang beredar. Dalam hal ini bank-bank umum diberi kesempatan untuk dapat mengedarkan uang lebih banyak.

 Sebaliknya, ketika pemerintah ingin mengurangi jumlah uang yang beredar maka pemerintah menaikkan rasio cadangan wajib. Hal ini terjadi karena dengan naiknya cadangan kas berarti bank umum harus lebih banyak menahan uang tunai untuk tidak diedarkan.

4. Kebijakan Kredit Selektif

Kebijakan kredit selektif adalah kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah dalam pemberian atau tidaknya suatu kredit. Kredit selektif ini dilakukan dengan cara menentukan syarat-syarat kredit yang dikenal dengan 5C.

 Pada saat pemerintah ingin menambah jumlah uang yang beredar maka pemerintah akan melonggarkan pemberian kredit.

 Namun, jika pemerintah ingin mengurangi jumlah uang yang beredar maka pemerintah akan mengetatkan pemberian kredit.

Selain instrumen di atas, ada beberapa instrumen lain yang dipergunakan oleh pemerintah dalam melaksanakan kebijakan moneter, diantaranya :

1. Imbauan Moral (Moral Persuasion)

(4)

perbankan pemberi kredit untuk berhati-hati dalam mengeluarkan kredit untuk mengurangi jumlah uang beredar.

2. Politik Saneering

Bank Indonesia memiliki tujuan untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Tujuan ini sebagaimana tercantum dalam UU No. 3 tahun 2004 pasal 7 tentang Bank Indonesia. Kebijakan moneter yang dilakukan oleh bank sentral dengan cara pengguntingan (pemotongan) uang disebut dengan politik saneering.

Politik saneering diterapkan ketika terjadi hiperinflasi. Instrumen ini pernah dilakukan BI pada tanggal 13 Desember 1965. Pada saat itu, dilakukan pemotongan uang dari Rp.1.000 menjadi Rp.1. Hal ini dilakukan untuk menyehatkan kembali nilai uang yang sudah jatuh.

3. Devaluasi

Devaluasi adalah kebijakan bank sentral untuk menurunkan nilai rupiah terhadap mata uang asing.

4. Revaluasi

Revaluasi adalah kebijakan bank sentral untuk menaikkan nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing.

D. Tinjauan Kebijakan Moneter Bank Indonesia

(5)

II. Penawaran dan Permintaan Uang

A. Penawaran Uang

Penawaran Uang adalah Jumlah uang yang ada dan siap beredar untuk keperluan transaksi bagi masyarakat pada wilayah dan waktu tertentu.Ahli-ahli ekonomi klasik menumpukkan analisisnya kepada efek dari perubahan-perubahan penawaran uang ke atas tingkat harga. Teori keuangan dapat dibedakan dalam dua bentuk: Teori Kuantitas (Quantity Theory of Money) dan Teori Sisa Tunai (Cash Balance Theory). Persamaan dari kedua teori tersebut adalah bahwa perubahan dalam penawaran uang akan menimbulkan perubahan yang sama presentasinya dengan tingkat harga. Kenaikan penawaran uang akan menaikkan harga pada tingkat yang sama dan penurunan penawaran uang akan menurukan harga juga.

1. Teori Kuantitas

Pandangan dari teori kuantitas uang: perubahan dalam penawaran uang akan menimbulkan perubahan yang sama tingkatnya ke atas harga-harga, dan perubahan kedua variabel tersebut adalah kea rah yang sama.

Asumsi dan Pandangan Teori Kuantitas didasarkan pada:

1. Laju peredaran uang (V) adalah tetap

Menurut ahli-ahli ekonomi Klasik kelajuanperedaran uang tergantung kepada beberapa faktor teknikal seperti sistem pembayaran gaji, ciri-ciri kegiatan perdagangan, efisiensi sistem pengangkutan dan kepadatan penduduk.

2. Kesempatan kerja penuh selalu tercapai dalam ekonomi

Untuk memaksimumkan keuntungan, masyarakan akan selalu memproduksi barang pada tingkat kesempatan kerja penuh. Ini berarti T adalah tetap jumlahnya, ia tidak bertambah maupun berkurang.

Teori kuantitas uang biasanya diterangkan dengan menggunakan persamaan pertukaran:

MV= PT

Ket :

M: Penawaran uang

(6)

V : Laju peredaran uang.

P : Tingkat harga.

T : Jumlah barang-barang dan jasa yangdiperjual belikan di perekonomian.

(7)

M sama dengan mata uang dalam edaran tambah uang bank atau uang giral. Besarnya V ditentukan oleh keseringan uang yang tersedia berpindah tangan dalam masyarakat dalam suatu tahun tertentu, apabila penawaran uang digunakan sebanyak lima kali untuk transaksi dalan setahun maka nilai V adalah 5. P memberikan gambaran tentang indeks harga atau tingkat harga umum dalam ekonomi tersebut. Dalam persamaan yang sederhana diatas yang diperhatikan hanyalah perubahan dalam indeks harga. Perubahan ini menggambarkan perusahaan rata-rata tingkat harga dalam perekonomian.

Jumlah barang dalam ekonomi (T) mempunyai arti: 1. Ia adalah nilai fiskal dan bukan nilai uang; 2. Ia meliputi barang-barang jadi maupun barang setengah jadi. Oleh karena itu PT  pendapatan nasional. Nilai PT  pendapatan nasional karena ia meliputi pula nilai transaksi barang-barang setengah jadi.

Teori kuantitas uang ada kalanya dinyatakan dengan menggunakan persamaan:

MV

y

= Y

Ket :

M : Penawaran uang

Vy : Laju peredaran uang yang dibelanjakan untuk membeli barang-barang

jadi saja

Y : Pendapatan nasional. Nilai Y adalah sama dengan tingkat harga dikalikan

dengan jumlah barang-barang jadi yang diperjualbelikan. Jadi, Y  PT,

sebagaiakibat dari keadaan ini maka Vy  V.

2. Teori Sisa Tunai (Alfred Marshall)

Teori ini berpendapat bahwa perubahan dalam penawaran uang akan menimbulkan perubahan harga-harga yang sama tingkatnya. persamaannya adalah :

M = kPT

dimana M,P dan T adalah sama dengan M,P dan T dalam persamaan pertukaran MV = PT. dala persamaan sisa tunai K adalah bagian dari pendapatan yang ingin tetap dipegang oleh masyarakat dalam bentuk tunai. Teori menganggap bahwa besarnya jumlah uang yang akan dipegang oleh masyarakat adalah sebanding dengan pendapatan mereka. Teori ini menekankan pada tujuan masyarakat untuk meminta uang dan bagaimana faktor ini menentukan jumlah uang yang diperlukan masyarakat. Masyarakat memerlukan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga. Perubahan dalam penawaran uang akan mengakibatkan perubahan yang sama presentasinya keatas tingkat harga.

B. Permintaan Uang

(8)

 Tujuan-tujuan memegang uang 1. Permintaan uang untuk transaksi

Di dalam perekonomian modern dimana tingkat spesialisasinya tinggi, uang sangat penting peranannya untuk melancarkan kegiatan ekonomi dan transaksi atau jual beli. Keadaan ini akan mendorong orang untuk melakukan spesialisasi dalam pekerjaan yang sesuai dengan kemahirannya, dan memaksimumkan pendapatan dari pekerjaan tersebut. Sebagian besar dari uang yang diterima dari pekerjaan tersebut akan digunakan untuk membeli kebutuhan-kebutuhannya seperti makanan, pakaian dan pengeluaran lainnya. 2. Permintaan uang untuk berjaga-jaga

Uang yang disisihkan untuk tujuan ini dinamakan permintaan uang untuk tujuan berjaga-jaga. Permintaan untuk tujuan awasan adalah permintaan uang untuk menghadapi kesusahan-kesusahan seperti apabila ada anggota keluarga yang sakit dan kehilangan pekerjaan dan kehilangan kemampuan untuk bekerja. Disamping itu uang digunakan pula untuk mewujudkan kesejahteraan keluarga yang lebih baik, yaitu untuk membeli rumah, membiayai persekolahan anak-anak, dan untuk pergi melancong.

 Grafik permintaan uang untuk transaksi dan untuk berjaga-jaga

3. Permintaan uang untuk spekulasi

(9)

C. Kondisi Pasar Uang Indonesia

Pasar uang dipengaruhi oleh beberapa indikator seperti Pertumbuhan PDB, Inflasi IHK, Nilai Tukar dan Tingkat Suku Bunga. Berikut adalah data Perkembangan Makroekonomi dari tahun 2000-2013:

Dari tabel diatas, pengaruh indikator dalam pasar uang seperti halnya pertumbuhan PDB, inflasi, nilai tukar dan tingkat suku bunga saling mempengaruhi satu sama lain. Inflasi yang tinggi dapat menyebabkan pertumbuhan ekonomi menurun. Hubungan yang terjadi yaitu berbanding terbalik. Dapat dilihat pada tahun 2000-2001 inflasi yang naik, menyebabkan pertumbuhan PDB menurun, tetapi pada tahun 2002-2003 inflasi menurun sehingga pertumbuhan mengalami peningkatan. Lain halnya pada tahun 2004, hubungan yang terjadi adalah berbanding lurus.Hal ini dikarenakan adanya isu kenaikan bbm yang mendorong masyarakat untuk lebih konsumtif. Kecenderungan masyarakat untuk mengantisipasi kenaikan bbm yaitu dengan menimbun. Pada tahun 2005, terjadi inflasi yang meningkat secara signifikan yang mencapai angka 17,11 yang menyebabkan pertumbuhan PDB menurun. Pada tahun 2006 hingga 2007, tingkat inflasi kembali stabil sehingga pertumbuhan PDB pada sektor-sektor industri meningkat perlahan. Pada tahun 2008, terjadi krisis global yang berpengaruh peredaran uang di masyarakat meningkat yang dapat menurunkan produktivitas sektor-sektor industri mengalami penurunan.

Hubungan tingkat suku bunga dengan pertumbuhan PDB berbanding terbalik. Tingkat suku bunga yang ditetapkan oleh Bank sentral melalui bank-bank dengan menaikkan tingakat suku bunga deposit yang tinggi mendorong masyarakat untuk menabung, dengan kata lain sektor-sektor industry mengalami penurunan penawaran yang menyebabkan pertumbuhan PDB itu sendiri mengalami penurunan.

III. Inflasi dan Ketenagakerjaan

(10)

Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) yang berkaitan dengan mekanisme pasar yang disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, dan akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang. Inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu.

Jenis-jenis Inflasi

- Inflasi tarikan permintaan (demand pull inflation)

Inflasi ini terjadi karena suatu kenaikan dalam permintaan total sewaktu perekonomian yang bersangkutan dalam situasi full employment dimanana biasanya lebih disebabkan oleh rangsangan volume likuiditas dipasar yang berlebihan.

- Inflasi desakan biaya (cost push inflation)

Inflasi ini terjadi karena kenaikan biaya produksi serta turunnya hasil produksi. Jadi inflasi ini dibarengi dengan resesi. Keadaan ini timbul dimulai dengan adanya penurunan dalam penawaran total (agregate supply) sebagai akibat kenaikan biaya produksi. Kenaikan produksi akan menaikkan harga dan turunnya produksi.

Teori Inflasi 1) Teori Kuantitas

Teori yang menganalisis peranan dari :

 Jumlah uang beredar

Menurut teori ini, pertambaham volume uang yang beredar sangat dominan terhadap kemungkinan timbulnya inflasi. Kenaikan harga yang tidak dibarengi dengan pertambahan jumlah uang beredar sifatnya hanya sementara. Dengan demikian apabila jumlah uang tidak ditambah, kenaikan harga akan berhenti dengan sendirinya.

 Ekspektasi masyarakat mengenai kemungkinan kenaikan harga (peranan psikologis). Berdasarkan teori ini, walaupun jumlah uang bertambah tetapi masyarakat belum menduga adanya kenaikan, maka pertambahan uang beredar hanya akan menambah simpanan atau uang kas karena belum dibelanjakan. Dengan demikian harga barang-barang tidak naik. Jika masyarakat menduga bahwa besok bahwa dalam waktu dekat harga barang akan naik, masyarakat cenderung membelanjakan uangnya karena khawatir akan penurunan nilai uang, sehingga akan memicu inflasi.

2) Teori Keynes

Menurut Keynes, inflasi pada dasarnya disebabkan oleh ketidakseimbangan antara permintaan masyarakat (demand) terhadap barang-barang dagangan (stock), dimana permintaan lebih banyak dibandingkan dengan barang yang tersedia, sehingga terdapat gap yang disebut inflationaty gap.

3) Teori Strukturalis

Teori ini berlandaskan kepada struktur perekonomian dari suatu negara (umumnya negara berkembang). Menurut teori ini, inflasi disebabkan oleh :

 Ketidak-elastisan penerimaan eksport. Hasil ekspor meningkat namun lambat dibandingkan dengan pertumbuhan sektor lainnya. Peningkatan hasil eksport yang lambat antara lain disebabkan karena harga barang yang dieksport kurang menguntungkan dibandingkan dengan kebutuhan barang-barang import yang harus

(11)

dibayar. Dengan kata lain daya tukar barang-barang negera tersebut semakin memburuk.

 Ketidak-elastisan Supply produksi bahan makanan. Terjadi ketidakseimbangan antara pertumbuhan produksi bahan makanan dengan jumlah penduduk, sehingga mengakibatkan kelonjakan kenaikan harga bahan makanan. Hal ini dapat menimbulkan tuntutan kenaikan upah dari kalangan buruh / pegawai tetap akibat kenaikan biaya hidup. Kenaikan upah selanjutnya akan meningkatkan biaya produksi dan mendorong terjadinya inflasi.

Kurva Philips

Kurva Philllips menggambarkan keterkaitan antara inflasi dengan tingkat pengangguran. Semakin tinggi tingkat pengangguran, maka semakin rendah laju inflasi. Kurva ini menegaskan bahwa tingkat pengangguran yang rendah akan selalu dapat dipertahankan dengan mendorong sedikit laju inflasi. Laju inflasi akan selalu dapat diturunkan dengan membiarkan terjadinya kenaikan angka pengangguran atau dengan kata lain terjadi tradeoff antara inflasi dengan tingkat pengangguran.

Hubungan tingkat inflasi dengan tingkat penganggur

(12)

A.W.Phillips menggambarkan bagaimana sebaran hubungan antara inflasi dengan tingkat pengangguran didasarkan pada asumsi bahwa inflasi merupakan cerminan dari adanya kenaikan permintaan agregat. Dengan naiknya permintaan agregat,maka sesuai dengan teori permintaan,jika permintaan naik maka harga akan naik.Dengan tingginya harga (inflasi) maka untuk memenuhi permintaan tersebut produsen meningkatkan kapasitas produksinya dengan menambah tenaga kerja.Akibat dari peningkatan permintaan tenaga kerja maka dengan naiknya harga-harga (inflasi), maka pengangguran berkurang.

Data Inflasi di Indonesia Tahun 2013

B. Ketenagakerjaan

Menurut UU No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.

Macam-macam Tenaga Kerja a. Berdasarkan Penduduknya :

1. Tenaga kerja

(13)

Seluruh jumlah penduduk yang dianggap dapat bekerja dan sanggup bekerja jika tidak ada permintaan kerja.

2. Bukan tenaga kerja

Mereka yang dianggap tidak mampu dan tidak mau bekerja, meskipun ada permintaan bekerja.

Tenaga kerja yang memiliki suatu keahlian atau kemahiran dalam bidang tertentu dengan cara sekolah atau pendidikan formal dan nonformal.

2. Tenaga kerja terlatih

Tenaga kerjayang memiliki keahlian dalam bidang tertentudengan melalui pengalaman kerja.

3. Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih

Tenaga kerja kasar yang hanya mengandalkan tenaga saja.  Masalah Ketenagakerjaan

a. Rendahnya kualitas tenaga kerja

b. Jumlah angkatan kerja yang tidak sebanding dengan kesempatan kerja c. Persebaran tenaga kerja yang tidak merata

d. Pengangguran

1. Pengangguran struktural (perubahan struktur ekonomi)

2. Pengangguran konjungtural (perubahan komposisi ekonomi, PHK) 3. Pengangguran friksional (tebatasnya informasi kerja) menjaga agar ekonomi tumbuh. Dengan kata lain, alokasi sumber daya manusia yang efektif merupakan syarat perlu (necessarycondition) bagi pertumbuhan ekonomi.

2. Teori Malthus

Manusia berkembang jauh lebih cepat dibandingkan dengan produksi hasil pertanian untuk memenuhi kebutuhan manusia. Manusia berkembang sesuai dengan deret ukur, sedangkan produksi makanan hanya meningkat sesuai dengan deret hitung. Malthus juga berpendapat bahwa jumlah penduduk yang tinggi pasti mengakibatkan turunnya produksi perkepala dan satu-satunya cara untuk menghindari hal tersebut adalah melakukan kontrol atau pengawasan pertumbuhan penduduk.

(14)

Dalam kenyataan pasar tenaga kerja tidak bekerja sesuai dengan pandangan klasik. Dimanapun para pekerja mempunyai semacam serikat kerja (labor union) yang akan berusaha memperjuangkan kepentingan buruh dari penurunan tingkat upah. Kalaupun tingkat upah diturunkan tetapi kemungkinan ini dinilai keynes kecil sekali, tingkat pendapatan masyarakat tentu akan turun. Turunnya pendapatan sebagian anggota masyarakat akan menyebabkan turunnya daya beli masyarakat, yang pada gilirannya akan menyebabkan konsumsi secara keseluruhan berkurang. Berkurangnya daya beli masyarakat akan mendorong turunya harga-harga.

4. Teori Harrord – Domar

Investasi tidak hanya menciptakan permintaan, tapi juga memperbesar kapasitas produksi. Kapasitas produksi yang membesar membutuhkan permintaan yang lebih besar pula agar produksi tidak menurun. Jika kapasitas yang membesar tidak diikuti dengan permintaan yang besar, surplus akan muncul dan disusul penurunan jumlah produksi.

Teori Tentang Tenaga Kerja

Salah satu masalah yang biasa muncul dalam bidang angkatan kerja adalah ketidak seimbangan akan permintaan tenaga kerja (demand for labor) dan penawaran tenaga kerja (supply of labor), pada suatu tingkat upah. Ketidakseimbangan tersebut penawaran yang lebih besar dari permintaan terhadap tenaga kerja (excess supply of labor) atau lebih besarnya permintaan dibanding penawaran tenaga kerja (excess demand for labor) dalam pasar tenaga kerja.

Data Pengangguran, Angkatan Kerja, dan Kualitas Kerja di Indonesia Pengangguran

(15)

Angkatan Kerja

(16)

Analisis:

Dari tiga data diatas dapat diketahui bahwa angka pengangguran dari tahun ke tahun semakin menurun namun berbanding terbalik dengan angkatan kerja yang dari tahun ke tahun semakin meningkat. Artinya, hanya sedikit terjadi pengurangan pengangguran di Indonesia karena penurunan angka pengangguran tidak diimbangi dengan penurunan angkatan kerja. Selain itu, kebanyakan pengangguran di Indonesia hanya bersekolah sampai jenjang SMA dan SMP. Disini terlihat bahwa masih rendahnya kualitas angkatan kerja di Indonesia.

Kesempatan Kerja

Kesempatan kerja adalah suatu keadaan yang mencerminkan jumlah dari total angkatan kerja yang dapat diserap atau ikut secara aktif dalam kegiatan perekonomian. Kesempatan kerja adalah penduduk usia 15 tahun keatas yang bekerja atau disebut pula pekerja. Bekerja yang dimaksud disini adalah paling sedikit satu jam secara terus menerus selama seminggu. Kesempatan kerja terbagi menjadi 2, yaitu:

1. Kesempatan kerja permanen yaitu kesempatan kerja yang memungkinkan orang bekerja secara terus-menerus sampai mereka pensiun atau tidak mampu lagi untuk bekerja. Misalnya adalah orang yang bekerja pada instansi pemerintah atau swasta yang memiliki jaminan sosial hingga hari tua dan tidak bekerja ditempat lain.

2. Kesempatan kerja temporer yaitu kesempatan kerja yang memungkinkan seseorang bekerja dalam waktu yang relatif singkat, kemudian menganggur untuk menunggu kesempatan kerja baru. Misalnya adalah orang yang bekerja sebagai pegawai lepas pada perusahaan swata dimana pekerja mereka tergantung order.

Pasar Tenaga Kerja dan UMR

Pasar tenaga kerja terbagi menjadi 3, yaitu: 1. Pasar Persaingan Sempurna

Kondisi dimana sangat banyak perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja namun tenaga kerja tidak menyatukan diri dalam serikat pekerja.

(17)

2. Pasar Monopsoni

Kondisi dimana hanya ada satu perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja sedangkan jumlah tenaga kerjanya banyak tanpa melakukan serikat pekerja.

3. Pasar Monopoli

Kondisi dimana tenaga kerja menyatukan diri dalam serikat pekerja (organisasi yang didirikan dengan tujuan agar para pekerja dapat sebgai satu kesatuan membicarakan dan menuntut syarat-syarat kerja tertentu dengan pengusaha.

Manfaat pasar Monopoli bagi tenaga kerja :  Menuntut upah yang lebih tinggi  Membatasi penawaran tenaga kerja

 Menjalankan usaha yang bertujuan menaikan permintaan tenaga kerja

Upah adalah semua jenis pembayaran atas jasa-jasa yang disediakan pekerja untuk perusahaan.

(18)

Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 05/Men/1989 tanggal 29 Mei 1989 tentang Upah

BI Rate Susah Turun Jadi Bunga Kredit Tetap Tinggi

Dewi Rachmat Kusuma - detikfinance Jumat, 07/03/2014 14:31 WIB

Jakarta -Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo tiba-tiba menyuarakan susahnya suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) untuk turun. Mantan Menkeu ini meminta dunia usaha untuk bersiap menghadapi kenaikan suku bunga.

"Kelihatannya BI Rate akan susah untuk turun. Dunia usaha harus siap BI Rate meningkat," kata Agus Marto saat ditemui wartawan usai melaksanakan Shalat Jumat di Gedung Bank Indonesia, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Jumat (7/4/2014).

Apa yang dikatakan Agus bukan tanpa alasan. Ia beranggapan membaiknya ekonomi di Eropa dan AS mulai berjalan sehingga negara lain harus bersiap adanya pelarian modal.

(19)

Analisis Kasus :

Referensi

Dokumen terkait

Usaha rental mobil memilki target pasar yang sangat luas, oleh karena itu diperlukan variasi produk yang dapat menjangkau semua jenis konsumen. Disamping itu persaingan dalam

telah di semester VII, telah menempuh minimal 110 sks dan telah lulus mata kuliah pendukung PI yang telah dipersyaratkan di buku Pedoman Pelaksanaan Praktek

Strategi yang diperoleh untuk meningkatkan pemasaran jamur tiram putih ( Pleurotus sp ) di daerah penelitian adalah strategi SO ( Strenghts ± Opportunities ) yaitu

3.5 Mengenal teks permintaan maaf tentang sikap hidup rukun dalam kemajemukan keluarga dan teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi

- seandainya data yang disediakan Client tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan dan berdampak terhadap biaya / waktu pelaksanaan kerja, maka Kontraktor akan berhak untuk

Tuhan menciptakan manusia terdiri dari unsur ruh dan jasad yang keduanya tidak bisa dipisahkan antara satu dengan lainya dan merupakan satu kesatuan untuk saling

Dalam Penelitian ini matahari terkena biopsi kulit dari pasien yang lebih tua mengungkapkan respon inflamasi meningkat dengan mononuklear. sel dibandingkan dengan daerah

Proses Dapur Tinggi Listrik5. Proses