• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN DAN ASAS ASAS PENDIDIKAN KELOMP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LANDASAN DAN ASAS ASAS PENDIDIKAN KELOMP"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

LANDASAN DAN ASAS PENDIDIKAN

OLEH :

MIRIAM

1329041054

RICKY GUSTIANTO

1529043002

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan sebagai usaha sadar yang sistematik selalu bertolak dari sejumlah landasan serta mengindahkan sejumlah landasan dan asas-asas tertentu.Landasan dan asas tersebut sangat penting, karena pendidikan merupakan pilar utama terhadap pengembangan manusia dan masyarakat suatu bangsa tertentu.

Beberapa diantara landasan pendidikan tersebut adalah landasan filosofi, sosiologis, dan kultural, yang sangat memegang peranan penting dalam menentukan tujuan pendidikan. Selanjutnya landasan ilmiah dan teknologi akan mendorong pendidikan itu menjemput masa depan. Kajian berbagai landasan landasan pendidikan itu akan membentuk wawasan yang tepat tentang pendidikan. Dengan wawasan dan pendidikan yang tepat, serta dengan menerapkan asas-asas pendidikan yang tepat pula, akan dapat memberi peluang yang lebih besar dalam merancang dan menyelenggarakan program pendidikan yang tepat wawasan.

Makalah ini akan memusatkan paparan dalam berbagai landasan dan asas pendidikan, serta beberapa hal yang berkaitan dengan penerapannya. Landasan pendidikan tersebut adalah landasan filosofis, sosiologis, cultural, psikologis, dan iptek. Sedangkan asas-asas pendidikan yang akan dikaji adalah Asas tut wuri handayani, asas belajar sepanjang hidup, dan asas kemandirian dalam belajar.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang dapat diambil adalah:

1. Apakah yang dimaksud Landasan Pendidikan? 2. Apa sajakah landasan pendidikan?

3. Apakah yang dimaksud asas-asas pendidikan? 4. Apa sajakah asas-asas Pendidikan?

C. TUJUAN PENULISAN

Berdasarkan latar belakang di atas dapat dibuat tujuan masalah sebagai berikut:

(3)

4. Untuk mengetahui macam-macam asas-asas pendidikan BAB II

PEMBAHASAN

Pendidikan sebagai usaha sadar yang sistematis-sistematik selalu bertolak dari sejumlah landasan serta mengindahkan sejumlah asas-asas tertentu. Beberapa landasan pendidikan tersebut adalah landasan filosofis, sosiologis, dan kultural, yang memegang peranan penting dalam menentukan pendidikan. Selanjutnya landasan ilmiah dan teknologi akan mendorong pendidikan itu menjemput masa depan.

A.

Landasan Pendidikan

Pendidikan adalah sesuatu yang universal dan berlangsung terus menerus dari ke generasi ke generasi di mana pun di dunia ini.

1.

Landasan Filosofis a. Pengertian Filosofis

Landasan filosofis merupakan landasan yang berkaitan dengan makna atau hakikat pendidikan, yang berusaha menelaah masalah-masalah pokok. Landasan filosofis bersumber dari pandangan-pandanagan dalam filsafat pendidikan, meyangkut keyakianan terhadap hakekat manusia, keyakinan tentang sumber nilai, hakekat pengetahuan, dan tentang kehidupan yang lebih baik dijalankan. Pancasila sebagai landasan filosofis Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas)

Beberapa filsafat pendidikan diantaranya idealisme, realisme, perenialisme, esensialisme, pragmatisme dan progresivisme, eksistensialisme, dan Rekonstruksionisme. (filsafat berada diantara ilmu pengetahuan dan penalaran, filfasat makhzab pendidikan)

- Esensialisme

Esensialisme adalah mashab pendidikan yang mengutamakan pelajaran teoretik (liberal arts) atau bahan ajar esensial.

- Perenialisme

Perensialisme adalah aliran pendidikan yang mengutamakan bahan ajaran konstan (perennial) yakni kebenaran, keindahan, cinta kepada kebaikan universal.

- Pragmetisme dan Progresifme

Pragmetisme adalah aliran filsafat yang memandang segala sesuatu dari nilai kegunaaan prakris, di bidang pendidikan, aliran ini melahirkan progresivisme yang menentang pendidikan tradisional - Rekonstruksionisme

(4)

b. Pancasila sebagai Landasan Filosofis Sistem Pendidkan Nasional

Pasal 2 UU RI No.2 Tahun 1989 menetapkan bahwa pendidikan nasional bedasarkan Pancasila dan UUD 1945 sedangkan Ketetapan MPR RI No. II/MPR?1978 tentang P4 menegaskan pula bahwa Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia, kepribadian bangsa Indonesia, pandangan hidup bangsa Indonesia, dan dasar Negara Indonesia.

2.

Landasan Sosiologis

a. Pengertian Landasan Sosiologis

Dasar sosiolagis berkenaan dengan perkembangan, kebutuhan dan karakteristik masayarakat.Sosiologi pendidikan merupakan analisi ilmiah tentang proses sosial dan pola-pola interaksi sosial di dalam sistem pendidikan. Ruang lingkup yang dipelajari oleh sosiolagi pendidikan meliputi empat bidang:

- Hubungan sistem pendidikan dengan aspek masyarakat lain - hubunan kemanusiaan.

- Pengaruh sekolah pada perilaku anggotanya.

- Sekolah dalam komunitas,yang mempelajari pola interaksi antara sekolah dengan kelompok sosial lain di dalam komunitasnya.

Manusia selalu hidup berkelompok, sesuatu yang juga terdapat pada makhluk hidup lainnya, yakni hewan.Kegiatan pendidikan merupakan suatu proses interaksi antara dua individu, bahkan dua generasi, yang memungkinkan generasi muda memperkembangkan diri. Sosiologi pendidikan merupakan analisis ilmiah tentang proses sosial dan pola-pola interaksi sosial di dalam sistem pendidikan. Masyakarat Indonesia sebagai landasan sosiologis sistem pendidikan nasional (sisdiknas) b. Masyarakat Indonesia sebagai landasan sosiologis sistem pendidikan

nasional.

Perkembangan masyarakat Indonesia dari masa ke masa telah mempengaruhi sistem pendidikan nasional. Hal tersebut sangatlah wajar, mengingat kebutuhan akan pendidikan semakin meningkat dan komplek. Berbagai upaya pemerintah telah dilakukan untuk menyesuaikan pendidikan dengan perkembangan masyarakat terutama dalam hal menumbuhkembangkan KeBhineka tunggal Ika-an, baik melalui kegiatan jalur sekolah (umpamanya dengan pelajaran PPKn, Sejarah Perjuangan Bangsa, dan muatan lokal), maupun jalur pendidikan luar sekolah (penataran P4, pemasyarakatan P4 nonpenataran)

3.

Landasan Kultural

(5)

Kebudayaan dan pendidikan mempunyai hubungan timbal balik, sebab kebudayaan dapat dilestarikan/ dikembangkan dengan jalur mewariskan kebudayaan dari generasi ke generasi penerus dengan jalan pendidikan, baiksecara formal maupun informal. Kebudayaan sebagai gagasan dan karya manusia beserta hasil budi dan karya itu akan selalu terkait dengan pendidikan, utamanya belajar. Kebudayaan nasional sebagai landasan sistem pendidikan nasional (sisdiknas).

Anggota masyarakat berusaha melakukan perubahan-perubahan yang sesuai denga perkembangan zaman sehingga terbentuklah pola tingkah laku, nlai-nilai, dan norma-norma baru sesuai dengan tuntutan masyarakat. Usaha-usaha menuju pola-pola ini disebut transformasi kebudayaan. Lembaga sosial yang lazim digunakan sebagai alat transmisi dan transformasi kebudayaan adalah lembaga pendidikan, utamanya sekolah dan keluarga.

b. Kebudayaan sebagai Landasan Sistem Pendidkan Nasional

Pelestarian dan pengembangan kekayaan yang unik di setiap daerah itu melalui upaya pendidikan sebagai wujud dari kebineka tunggal ikaan masyarakat dan bangsa Indonesia. Hal ini harsulah dilaksanakan dalam kerangka pemantapan kesatuan dan persatuan bangsa dan psikologis sangat diperlukan penerapannya dalam bidang pendidikan.

Sebagai implikasinya pendidik tidak mungkin memperlakukan sama kepada setiap peserta didik, sekalipun mereka memiliki kesamaan. Penyusunan kurikulum perlu berhati-hati dalam menentukan jenjang pengalaman belajar yang akan dijadikan garis-garis besar pengajaran serta tingkat kerincian bahan belajar yang digariskan.

Pendidikan selalu melibatkan aspek kejiwaan manusia, sehingga landasan psikologis merupakan salah satu landasan yang penting dalam bidang pendidikan. Peserta didik selalu berada dalam proses perubahan, baik karena pertumbuhan maupun karena perkembangan. Pertumbuhan terutama karena pengaruh faktor internal sebagai akibat kematangan dan proses pendewasaan, sedangkan perkembsangan terutama karena pengaruh lingkungan.

(6)

Pemahaman tumbuh kembang manusia sangat penting sebagai bekal dasar untuk memahami peserta didik dan menemukan keputusan dan atau tindakan yang tepat dalam membantu proses tumbuh kembang itu secara efektif dan efisien.

5.

Landasan Ilmiah dan Teknologis

Setiap perkembangan iptek harus segera diakomodasi oleh pendidikan yakni dengan segera memasukan hasil pengembangan iptek itu ke dalam isi cabang-cabang iptek, utamanya ilmu-ilmu perilaku (psikologi, sosiologi, antropologi). Pengetahuan (knowledge) adalah segala sesuatu yang diperoleh melalui berbagai cara pengindraan terhadap fakta, penalaran (rasio), intuisi, dan wahyu. Pengetahudan yang memenuhi kriteria dari ontologis, epistomologis dan aksiologis secara konsekuen dan penuh disiplin biasanya disebut ilmu ataupun ilmu pengetahuan (science); kata sifatnya adalah ilmiah atau keilmuan, sedangkan ahlinya disebut ilmuan.

Asas pokok pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau tumpuan berfikir, baik pada tahap perancanngan maupun pelaksanaan pendidikan. Pokok-pokok asas itu memuat semboyan tut wuri handayani, ing ngarsa sung talada, ing madya mangun karsa.

a. Pengertian Landasan IPTEK

Kebutuhan pendidikan yang mendesak cenderung memaksa tenaga pendidik untuk mengadopsinya teknologi dari berbagai bidang teknologi ke dalam penyelenggaraan pendidikan. Pendidikan yang berkaitan erat dengan proses penyaluran pengetahuan haruslah mendapat perhatian yang proporsional dalam bahan ajaran, dengan demikian pendidikan bukan hanya berperan dalam pewarisan IPTEK tetapi juga ikut menyiapkan manusia yang sadar IPTEK dan calon pakar IPTEK itu. Selanjutnya pendidikan akan dapat mewujudkan fungsinya dalam pelestarian dan pengembangan iptek tersebut.

b. Perkembangan IPTEK sebagai Landasan Ilmiah

Iptek merupakan salah satu hasil pemikiran manusia untuk mencapai kehidupan yang lebih baik, yang dimualai pada permulaan kehidupan manusia. Lembaga pendidikan, utamanya pendidikan jalur sekolah harus mampu mengakomodasi dan mengantisipasi perkembangan iptek. Bahan ajar sejogjanya hasil perkembangan iptek mutahir, baik yang berkaitan dengan hasil perolehan informasi maupun cara memproleh informasi itu dan manfaatnya bagi masyarakat

(7)

Asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau tumpuan berpikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan. Khusu s di Indonesia, terdapat beberapa asas pendidikan yang memberi arah dalam merancang dan melaksanakan pendidikan itu. Diantara asas tersebut adalah Asas Tut Wuri Handayani, Asas Belajar Sepanjang Hayat, dan asas Kemandirian dalam belajar.

1. Tut Wuri Handayani

Sebagai asas pertama, tut wuri handayani merupakan inti dari sitem Among perguruan. Asas yang dikumandangkan oleh Ki Hajar Dwantara ini kemudian dikembangkan oleh Drs. R.M.P.

Makna Tut wuri Handayani adalah:

a. Tut wuri: Mengikuti perkembangan sang anak dengan penuh perhatian berdasarkan cinta kasih dan tanpa pamrih.

b. Handayani: Mempengaruhi dalam arti merangsang, memupuk, membimbing, dan menggairahkan anak agar sang anak mengembangkan pribadi masing-masing melalui disiplin pribadi(Arga, 2011, dalam Jurnal Ilmu Pendidikan).

Sostrokartono dengan menambahkan dua semboyan lagi, yaitu Ing Ngarso Sung Sung Tulodo dan Ing Madyo Mangun Karso.MKini ketiga semboyan tersebut telah menyatu menjadi satu kesatuan asas yaitu:

a. Ing Ngarso Sung Tulodo ( jika di depan memberi contoh)

b. Ing Madyo Mangun Karso (jika ditengah-tengah memberi dukungan dan semangat)

c. Tut Wuri Handayani (jika di belakang memberi dorongan)

2. Asas Belajar Sepanjang Hayat

Asas belajar sepanjang hayat (life long learning) merupakan sudut pandang dari sisi lain terhadap pendidikan seumur hidup (life long education). Kurikulum yang dapat meracang dan diimplementasikan dengan memperhatikan dua dimensi yaitu dimensi vertikal dan horisontal.

a. Dimensi vertikal dari kurikulum sekolah meliputi keterkaitan dan kesinambungan antar tingkatan persekolahan dan keterkaitan dengan kehidupan peserta didik di masa depan.

b. Dimensi horisontal dari kurikulum sekolah yaitu katerkaitan antara pengalaman belajar di sekolah dengan pengalaman di luar sekolah.

Pendidikan seumur hidup adalah pendidikan yang harus:

(8)

b. Mengarahkan kepada pembentukan, pembaharuan, peningkatan dan penyempurnaan secara sistematis pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dapat meningkatkan kondisi hidupnya

c. Tujuan akhirnya adalah mengembangkan penyadaran diri setiap individu d. Meningkatkan kemampuan dan motivasi untuk belajar mandiri

e. Mengakui kontribusi dari semua pengaruh pendidikan yang mungkin terjadi, termasik yang formal, non formal dan informal (La Sulo, 1990: 25-26).

Dalam latar pendidikan seumur hidup, proses belajar-mengajar di sekolah seharusnya mengemban sekurang-kurangnya dua misi, yaitu:

a. Memberikan pembelajaran kepada peserta didik dengan efesien dan efektif

b. Meningkatkan kemauan dan kemampuan belajar mandiri sebagai dasar dari belajar sepanjang hayat

Perancangan dan implementasi kurikulum yang memperhatikan kedua dimensi itu akan mengakrabkan peserta didik dengan berbagai sumber belajar yang ada di sekitarnya. Kemampuan dan kemauan menggunakan sumber belajar yang tersedia itu akan memberi peluang terwujudnya belajar sepanjang hayat. Masyarakat yang mempunyai warga yang belajar sepanjang hayat akan menjadi suatu masyarakat yang gemar belajar (learning society). Dengan kata lain, akan terwujudlah gagasan pendidikan seumur hidup seperti yang tercermin di dalam sistem pendidikan nasional Indonesia (Umar Tirtarahardja dan La Sulo, 1994: 123).

Tujuan pendidikan seumur hidup :

a. Mengembangkan potensi kepribadian manusia sesuai dengan kodrat dan hakikatnya, yakni seluruh aspek pembaurannya seoptimal mungkin. b. Dengan mengingat proses pertumbuhan dan perkembangan kepribadian

manusia bersifat hidup dinamis, maka pendidikan wajar berlangsung seumur hidup.

Aspek-aspek yang mendukung pendidikan seumur hidup :

a. Aspek ideologis, setiap manusia yang dilahirkan ke dunia ini memiliki hak yang sama untuk memperoleh pendidikan, meningkatkan pengetahuan dan menambah keterampilannya.

b. Aspek ekonomis, pendidikan seumur hidup akan memberi peluang bagi seseorang untuk meningkatkan produktivitas, memelihara dan mengembangkan sumber-sumber yang dimilikinya, hidup di lingkungan yang menyenangkan-sehat, dan memiliki motivasi dalam mendidik anak-anak secara tepat sehingga pendidikan keluarga menjadi penting.

(9)

Pendidikan seumur hidup bagi orang tua merupakan problem solving terhadap fenomena tersebut.

d. Aspek politis, pendidikan kewarganegaraan perlu diberikan kepada seluruh rakyat untuk memahami fungsi pemerintah, DPR, MPR, dan lembaga-lembaga negara lainnya.

e. Aspek teknologis, pendidikan seumur hidup sebagai alternatif bagi para sarjana, teknisi dan pemimpin di Negara berkembang untuk memperbaharui pengetahuan dan keterampilan seperti dilakukan negara-negara maju.

f. Aspek psikologis dan pedagogis, sejalan dengan makin luas, dalam dan kompleknya ilmu pengetahuan, tidak mungkin lagi dapat diajarkan kegiatan belajar-mengajar peserta didik mampu untuk mandiri dalam belajar. Kemandirian dalam belajar itu dapat dikembangkan dengan menghindari campur tangan guru, namun guru selalu siap untuk membantu apabila diperlukan.Selanjutnya, asas belajar sepanjang hayat hanya dapat diwujudkan apabila didasarkan pada pendapat bahwa peserta didik mau dan mampu mandiri dalam belajar. Oleh karena itu, tidak mungkin seseorang belajar sepanjang hayatnya apabila selalu tergantung dari bantuan guru atau pun orang lain.

Perwujudan asas kemandirian dalam belajar akan menempatkan guru dalam peran utama sebagai fasilitator, informator dan motivator. Sebagai fasilitator, guru diharapkan dapat menyediakan dan mengatur berbagai sumber belajar dengan sedemikian rupa, sehingga memudahkan peserta didik berinteraksi dengan sumber-sumber tersebut. Sebagai informator, guru harus menyadari bahwa dirinya hanya merupakan bagian kecil dari sumber-sumber informasi yang ada. Oleh karena itu, guru perlu memberikan dan bahkan merangsang peserta didik untuk mencari informasi selain dari dirinya sendiri. Sedangkan sebagai motivator, guru mengupayakan timbulnya prakarsa peserta didik untuk dapat memanfaatkan sumber belajar secara maksimal(Umar Tirtarahardja dan La Sulo, 1994: 123).

Dalam kegiatan belajar mengajar, sedini mungkin dikembangkan kemandirian dalam belajar itu dengan menghindari campur tangan guru, namun guru selalu suiap untuk ulur tangan bila diperlukan.

(10)

yang memberikan peluang dalam melatih kemandirian belajar peserta didik adalah sitem CBSA (Cara Belajar Siwa Aktif).

Terdapat beberapa strategi belajar-mengajar yang dapat mengembangkan kemandirian dalam belajar, yaitu:

a. Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA)

b. Belajar dari modul, paket belajar, dan sebagainya

(11)

BAB III KESIMPULAN

Pendidikan selalu berkaitan dengan manusia, dan hasilnya tidak segera tampak. Diperlukan satu generasi untuk melihat suatu akhir dari pendidikan itu. Oleh karena itu apabila terjadi suatu kekeliruan yang berakibat kegagalan, pada umumnya sudah terlambat untuk memperbaikinya. Kenyataan ini menuntut agar pendidikan itu dirancang dan dilaksanakan secermat mungkin dengan memperhatikan sejumlah landasan dan asas pendidikan.

Landasan Pendidikan

a.

Landasan Filosofis

b.

Landasan Sosiologis

c.

Landasan Kultural

d.

Landasan Psikologis

e.

Landasan Ilmiah dan Teknologi

Pengertian Asas – Asas Pendidikan

Asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau tumpuan berpikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan.

Asas Pokok Pendidikan

(12)

BAB IV

DAFTAR REFERENSI

Tirtarahardja, Umar dan S.L. La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Tirtarahardja, umar dan S.L La Sulo. 2010. Pengantar Pendidikan edisi revisi 5. Jakarta: Depdikbud

.

Molimood. 2011. Pengantar Pendidikan. From http://molimood.blogspot. co.id/2011/12/pengantar-pendidikan.html, 18 Maret 2016

Hartoto. 2008. Bab III Landasan dan Asas-Asas Pendidikan Serta Penerapannya . From https://fatamorghana.wordpress.com/2008/07/12/bab-iii-landasan-dan-asas-asas-pendidikan-serta-penerapannya/. 18 Maret 2016

Yuli Herni, Widia. 2013. Makalah Pengantar Pendidikan Asas-asas. From

http://widiayuli.blogspot.co.id/2014/05/makalah-pengantar-pendidikan-asas-asas.html 18 Maret 2016

Elvina, Ingrid. 2014. Makalah Landasan dan Asas-asas Pendidikan. From

http://ingridelvina.blog.uns.ac.id/2014/10/01/makalah-landasan-dan-asas-pendidikan/. 18 Maret 2016

Ika. 2012. Makalah Pengantar Ilmu Pendidikan. From

(13)

1. Manakah yang termasuk Landasan Pendidikan, Kecuali... a. Landasan Filosofi

b. Landasan sosiologis

c. Landasan ilmiah dan Teknologis d. Landasan Demokratis

2. landasan yang berkaitan dengan makna atau hakikat pendidikan, yang berusaha menelaah masalah-masalah pokok ialah...

a. Landasan filosofis

b. Landasan sosiologis c. Landasan kultural d. Landasan psikologis

3. aliran pendidikan yang mengutamakan bahan ajaran konstan (perennial) yakni kebenaran, keindahan, cinta kepada kebaikan universal adalah... a. esensialisme

b. perenialisme

c. pragmetisme d. rekonstruksionisme

4. Pada Pasal 2 UU RI No.2 Tahun 1989 menetapkan bahwa... a. Semua warga negara berhak memperoleh pendidikan b. Wajib belajar 9 tahun

c. pendidikan nasional bedasarkan Pancasila dan UUD 1945

d. Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia, kepribadian bangsa Indonesia, pandangan hidup bangsa Indonesia, dan dasar Negara Indonesia.

(14)

a. Landasan Psikologis b. Sistem CBSA

c. Asas Pendidikan

d. Esensialisme

6. Mempengaruhi dalam arti merangsang, memupuk, membimbing dan menggairahkan anak agar sang anak mengembangkan pribadi masih-masing melalui disiplin pribadi merupakan makna dari...

a. Tut Wuri b. Handayani

c. Ing ngarso d. Ing madyo

7. Aspek-aspek yang mendukung pendidikan seumur hidup, kecuali... a. Aspek ideologis

b. Aspek ekonomis c. Aspek politis d. Aspek pragmatis

8. Perwujudan asas kemandirian dalam belajar akan menempatkan guru dalam peran utama, menyediakan dan mengatur berbagai sumber belajar termasuk dalam ....

a. Organisator b. Informator c. Motivator d. Fasilitator

9. Salah satu tujuan pendidikan seumur hidup adalah mengembangkan potensi kepribadian manusia sesuai dengan....

a. Kondrat dan hakikatnya

(15)

c. Kemampuannya

d. Kemauan dan kemampuannya

10. Ing Ngarso Sung Sung Tulodo dan Ing Madyo Mangun adalah dua semboyan yang ditambahkan oleh

a. Drs. R.M.P Sostrokartono

b. Ki Hajar Dewantara c. Budi Utomo

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil pengujian analisis regresi data panel pada uji hipotesis dan signifikansi variabel Dana Pihak Ketiga, keputusan yang diambil adalah terima H 0 yaitu Dana

berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Hal ini terlihat dari kurangnya peserta didik dalam mengajkan pertanyaan dan pendapat terhadap gurunya.. Dari fenimene-fenomena atau

13 292 Kementerian Pertanian 1 Pengelolaan Perkebunan Kelapa Sawit Tahun 2010 dan 2011 pada Kementerian Pertanian, Dinas Perkebunan Provinsi dan Kabupaten/Kota di Wilayah

Barzoki dan Ghujali (2013) melakukan penelitian dengan responden karyawan Bank yang ada di Iran, sedangkan penelitian yang dilakukan penulis memiliki objek

Yang benar adalah, seperti dalam menggabungkan alat fibonacci retracement dengan support dan resistance, garis trend, dan candle untuk menemukan entri yang lebih baik, akan lebih

Namun intranet bisa lebih besar dari sebuah jaringan lokal (LAN), apabila sebuah institusi (kantor) membangun jaringan antar kantor dalam satu wilayah

Pada siswa SMK yang memiliki hasil belajar mata pelajaran adaptif tinggi, adakah perbedaan hasil telajar teori atau praktik Kewirausahaan antara yang diberi(an penilaian

Pendidikan Khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional,