• Tidak ada hasil yang ditemukan

SPESIFIKASI TEKNIS SD No 1 MENGWITANI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "SPESIFIKASI TEKNIS SD No 1 MENGWITANI"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

Hal - 1

SPESIFIKASI TEKNIS

Pasal 1

URAIAN UMUM

Spesifikasi teknis ini merupakan ketentuan yang harus di baca dan dimengerti bersama – sama dengan gambar-gambar rencana, yang keduanya menguraikan tentang pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pemborong. Identitas pekerjaan seperti peta lokasi, tempat pekerjaan dilaksanakan dijelaskan dalam gambar rencana. Dalam uraian ini disebutkan detail dari spesifikasi teknis untuk Kegiatan Pembangunan RKB, Ruang Perpustakaan, Ruang Kepala Sekolah, dan UKS SD No. 1 Mengwitani dan pengerjaannya akan diselenggarakan secara hati-hati dan efisien, disesuaikan dengan Spesifikasi Teknis ini dan dengan petunjuk-petunjuk Direksi.

Pasal 2

PEKERJAAN PERSIAPAN

Pekerjaan persiapan meliputi :

2.1 Pembersihan Lapangan dan Pembongkaran:

Halaman/lapangan kerja terutama dimana lokasi tempat bangunan harus dibersihkan terlebih dahulu dari pembongkaran bangunan lama. Sisa pembongkaran dibuang dari lokasi site secepatnya sebelum dilaksanakan uitzet. Segala biaya pembongkaran dan pembersihan menjadi tanggung jawab pemborong.

2.2 Uitzet /Pengukuran dan pemasangan Bouplank:

Ukuran-ukuran pokok dan ukuran tinggi (elevasi) telah ditetapkan dalam gambar rencana.

Jika terdapat perbedaan antara gambar-gambar utama dengan gambar-gambar perincian maka yang mengikat adalah ukuran-ukuran pada gambar utama atau ditanyakan pada Direksi Teknis.

Sebagai ukuran pokok ± 0,00 disesuaikan dengan ukuran gambar rencana.

Dengan ketentuan tersebut Pemborong, Perencana, Direksi Teknis dan Pengawas akan menetapkan patok duga ± 0,00 tersebut di lapangan dan dibuat dari patok beton yang sifatnya permanen yang dipelihara selama pelaksanaan pembangunan atau tanda lainnya yang bersifat permanen selama pelaksanaan pekerjaan.

Penetapan ukuran dan sudut siku-siku tetap dijaga dan antara lain dengan mempergunakan alat-alat Waterpass dan Theodolith atau berpedoman pada bangunan yang telah ada.

(2)

Hal - 2 kurang 2/20 cm dan usuk 4/6. Bouplank dipasang dari titik luar Bangunan dengan jarak kurang lebih 2 meter atau sesuai kondisi lapangan.

Perlengkapan Peralatan Perancah kerja agar dipersiapkan lebih awal sebelum memulai proses Pekerjaan.

2.3 Mobilisasi Peralatan dan Material

Semua peralatan kerja yang akan dipakai dalam pekerjaan ini harus sudah dipersiapkan oleh Pemborong. Peralatan tersebut harus dalam kondisi baik dan laik pakai. Jika dalam masa pelaksanaan pekerjaan, peralatan mengalami kerusakan/tidak bisa dipergunakan, pemborong harus segera menyiapkan peralatan pengganti yang baru yang laik pakai. Penempatan material di areal site harus dikonsultasikan dengan Direksi Tenis, agar tidak mengganggu pekerjaan selama proses pekerjaan berlangsung.

2.4 Papan Nama Proyek.

Papan nama kegiatan dipasang pada patok kayu yang kuat, ditanam dalam tanah dengan ketinggian 2 meter. Ukuran Papan Nama Proyek adalah

80 x 120 cm, terbuat dari bahan multiplek tebal 9 mm, dicat dasar warna putih, tulisan warna biru, besar huruf disesuaikan.

Letak pemasangan Papan Nama pada lokasi proyek dan Redaksi Papan Nama agar dibuat sebagai berikut :

Kop Pemda Badung pada bagian paling kiri atas Judul Kegiatan

Nilai Kegiatan No. Kontrak Masa Kontrak Sumber Biaya Pelaksana.

Konsultan Pengawas

2.5 Administrasi dan Dokumentasi.

Pemborong harus menyiapkan administrasi pelaksanaan pekerjaan antara lain : Request, Gambar shop Drawing, laporan harian pelaksanaan , laporan mingguan, prestasi fisik pekerjaan, Time schedule pekerjaan dan foto-foto kemajuan pekerjaan dibuat sesuai dengan laporan prestasi pekerjaan, sekurang-kurangnya pada saat dilakukan opname kemajuan pekerjaan.

Yang tidak termasuk pekerjaan persiapan akan tetapi pemborong wajib menyiapkan dan menyediakan adalah :

a. Pagar pengaman

(3)

Hal - 3 b. Kantor Direksi dengan luas ± 9 m2 (atau disesuaikan dengan kondisi yang memungkinkan di lapangan) untuk kegiatan/ruang kerja Direksi Teknis/pengawas, rapat-rapat rutin lapangan dan lain-lain, dengan perlengkapan sebagai berikut :

Meja rapat lengkap kursi untuk lebih kurang 15 orang. 2 stel meja tulis dan tempat duduk.

Almari/Rak penyimpan alat-alat Kantor/pengawasan. Papan tulis/white board ukuran 90 x 120 cm.

Sepatu karet dan helm proyek. Kotak P3K beserta isinya

Kantor Direksi harus terang, aman dan nyaman, serta selalu terjaga kebersihannya. Penempatan /lokasi dari kantor Direksi harus mendapatkan persetujuan dari Direksi Teknis.

c. Kantor Pemborong, Gudang bahan dan los kerja luasnya disesuaikan dengan kebutuhan dan keamanan kerja para pekerja serta terlindungnya bahan banguan dari cuaca dan hujan.

d. WC darurat untuk Direksi, Pemborong dan pekerja secukupnya serta tersedia cukup air dan terjamin kebersihannya.

e. Kantor direksi, kantor Pemborong/Los Kerja serta wc darurat setelah selesainya pekerjan adalah milik pemborong dan segera harus dibersihkan dari tempat pekerjaan.

f. Lampu penerangan, jika diperlukan untuk pekerjaan pada malam hari.

2.6 CUAN ORMATIF

Dalam pelaksanaan pekerjaan, pemborong harus memahami, mengikuti semua persyaratan yang ditentukan dalam rencana kerja dan syarat-syarat termasuk standar material yang akan dipakai yang mengacu pada SNI ( Standar Nasional Indonesia, SII ( Standar Industri Indonesia ). Jika spesifikasi material yang disaratkan belum ada dalam standar SNI dan SII, maka dapat dipakai standar lain yang lebih tinggi kualitasnya dari standar Nasional diatas antara lain:

ISO : International Organization for Standardization JIS : Japanese Industrial Standart

BS : British Standart

DIN : Deutsche Industrie Norm

AWWA : American Water Works Association

ASTM : American Society for Testing and Materials ANSI : American National Standard Institute AS : Australian Standard

(4)

Hal - 4

Pasal 3

PEKERJAAN TANAH, GALIAN DAN URUGAN

3.1 Pekerjaan Tanah

1. Sebelum memulai pekerjaan pasangan bouwplank, Pemborong harus yakin bahwa semua permukaan tanah, baik tanah datar maupun garis transis yang tercantum dalam gambar adalah benar.

2. Jika belum merasa yakin terhadap kebenaran keadaan permukaan tanah, Pemborong harus melaporkan secara tertulis kepada Direksi untuk selanjutnya diselesaikan bersama.

3.2 Urugan dan Penimbunan Tanah

1. Bila akan ada penimbunan tanah, terlebih dahulu harus dilakukan pengupasan lapisan atas tanah (stripping) minimal setebal 30 cm dengan tujuan untuk menghilangkan lapisan rumput, sisa-sisa akar tanaman, tanah humus dan benda-benda lainnya yang dapat mengganggu kekuatan tanah.

2. Pemborong harus selalu menyediakan pompa air untuk menghindari genangan air dan lumpur di tempat kerja.

3. Tanah urug harus bebas dari kotoran. Hasil dari pengurugan harus padat dan mencapai peil yang dibutuhkan.

4. Galian dan urugan (cut & fill) pada tapak harus dilakukan secermat mungkin untuk menghindari adanya pekerjaan ulangan.

5. Urugan dilakukan lapis demi lapis dengan tebal maksimum lapisan 30 cm dan setiap lapis dipadatkan secara mekanis, dengan menggunakan Stamper.

6. Setelah seluruh pengurugan selesai, hasil pengurugan harus berada dalam kondisi baik, padat dan stabil. Apabila hasil urugan belum baik, maka pengurugan harus diulang sampai mendapat persetujuan Direksi.

7. Urugan dengan tenaga manusia hanya dapat dilakukan untuk daerah-daerah urugan yang tidak akan menerima beban besar. Pemadatan dilakukan dengan stamper. Pemadatan dilakukan pada setiap lapis yang tebalnya tidak lebih dari 15 cm.

8. Kepadatan yang disyaratkan untuk kosntruksi tanah urug adalah :

Lapisan tanah lebih dari 30 cm di bawah permukaan sub grade, harus mencapai 90 % dari kepadatan (kering) maksimum.

Lapisan tanah kurang dari 30 cm di bawah permukaan sub grade, tanah dasar tanpa kolusi dan tanah dasar berkolusi dengan indeks plastis kurang dari 25 cm, harus mencapai 100 % kepadatan (kering) maksimum.

Tanah dasar berkolusi dengan indeks plastis sama dengan atau lebih besar dari 25 cm, terlebih dahulu harus diturunkan indeks plastisnya.

Selama pemadatan berlangsung, kadar air harus dijaga agar tidak lebih besar dari 2 % kadar air optimum.

3.3 Pekerjaan Urugan 1. Urugan Pasir

(5)

Hal - 5 Pemadatan pasir urug menggunakan handpress atau stamper dan dengan penyiraman secukupnya.

Pengukuran ketebalan pasir yang dilakukan setelah pasir direndam air dan dipadatkan.

3.4 Pekerjaan Galian Tanah dan Urugan Pondasi.

1. Penggalian pondasi tidak boleh dimulai sebelum papan dasar, tanda peil lantai serta sumbu dinding dan kolom disetujui Direksi.

2. Semua pekerjaan galian tanah pondasi dilaksanakan sesuai dengan gambar kerja, dan tanah kelebihannya harus digunakan untuk urugan kembali atau untuk mengurug site dan peilnya belum sesuai dengan peil rencana atau dibuang.

3. Pemborong bertanggung jawab penuh, bilamana pekerjaan galian tersebut melalui atau mengganggu jaringan instalasi yang ada dibawah tanah, dengan membuat perlindungan/saluran sementara.

4. Pemborong harus menjaga hasil galian dari longsoran, genangan air dan hal-hal lain yang dapat merusak hasil galian.

5. Setelah galian disetujui Direksi, pekerjaan pondasi segera dapat dimulai.

6. Pemborong harus dapat menjaga keutuhan bangunan yang sudah ada apabila didekat bangunan tersebut diadakan penggalian.

3.5 Galian Tanah Lebih dan Galian Salah

Apabila kedalaman tanah galian melebihi dari yang ditentukan atau galian tanah yang tidak pada tempatnya, maka Pemborong wajib mengurug kelebihan/kesalahan galian tersebut dengan bahan yang sesuai dengan syarat pengisian bahan pondasi/sesuai dengan spesifikasi pondasi sampai batas kedalaman/keadaan yang dikehendaki.

3.6 Hasil Akhir

Perataan, pembentukan kemiringan, pembentukan transis, pemadatan dan pekerjaan tanah lainnya harus sesuai dengan yang dikehendaki dan hasilnya telah mendapat persetujuan Direksi. Yang dimaksud tanah datar disini adalah tanah yang mempunyai kemiringan 2 – 5

Pasal 4

PEKERJAAN PONDASI

4.1 Pondasi Setempat /Foot Plat.

4.1.a Galian untuk pondasi setempat sesuai dengan dimensi yang tercantum pada gambar perencanaan.

4.1.b Prosedure Pengecoran.

(6)

Hal - 6 Pengecoran menggunakan beton K-250 dengan slump 14 cm, untuk mendapat beton dengan workabilitas yang tinggi sehingga memudahkan dalam proses pengecoran, pengecoran dilakukan sampai dengan level/kedalaman yang ditentukan.

4.1.c Pekerjaan Pemeriksaan.

Untuk menjamin pelaksanaan pengecoran berjalan baik, maka dalam pencampuran harus selalu konstan sesuai dengan Job Mix Formula (JMF).

4.2Pondasi Bore Pile

Pengeboran Pondasi dengan Bore berdiameter 30 CM.

Titik pusat dari pile di survey dan di tandai dengan angker baja .Penentuan titik lubang bor dilakukan oleh surveyor dan setiap saat harus dilakukan pengecekan berulang kali karena kondisi lahan yang rusak akibat pengeboran. Penempatan alat bor pada posisi yang telah ditentukan , kemudian dilakukan pengecekan posisi vertikal dan horizontal apakah sudah memenuhi persyaratan. Penempatan temporary casing berupa pipa baja diameter 300 mm dengan panjang 5 – 6 m. Selubung baja akan digetarkan atau diputar kedalam lapisan dengan frekuensi secara vertikal sesuai casing dan batang pengeboran. Kedalaman casing dipasang tergantung pada ketebalan lapisan atas yang tidak stabil. Casing juga membantu peralatan pengeboran dengan toleransi yang dapat dipertahankan. Kestabilan pada lokasi menggunakan plat plat baja sebagai pondasi/duduk truck mixer pada saaat pengecoran nantinya apabila kondisi tanah dasar rusak oleh lumpur. Setelah alat dan lahan telah dipersiapkan, maka dilakukan pekerjaan pengeboran dengan mesin auger dengan memperhitungkan posisi pile cap. Auger dan bucket dialakukan pengeboran dengan lapisan tersulit/keras. Metode chiseling dan core barels digunakan jika dipergunakan untuk menjangkau tingkatan lapisan yang dirancang. Sepanjang proses pengeboran, tekanan air atau stabilitas cairan diperkenankan jika lubang bore tidak stabil dengan adanya groundwater didalamnya atau dalam pertimbangan lain, jika tidak dilanjutkan pengeboran akan mengeringkan lubang bore. Jika pemboran sampai lapisan bawah yang dirancang, peralatan pengeboran diganti dengan bucket (bailer) untuk membersihkan lapisan dasar. Bailer akan mampu memindahkan yang menggangu lapisan dasar tersebut. Setiap perubahan kondisi lapisan tanah hasil pengeboran diambil contoh/sampelnya diberi identitas yang jelas sesuai titik pengeborannya dan dicatat pula kejadian, waktu mulai dan selesainya pengeboran. Apabila diperlukan dapat dilakukan test langsung pada sampel tanah untuk membandingkan nilai tanah keras sesungguhnya.

(7)

Hal - 7 Prosedure Pengecoran.

Selesai pengeboran, sebelum dimasukannya besi tulangan, kondisi dasar lubang bor dibersihkan dengan cleaning bucket. Kemudian dilakukan pengukuran ulang kedalaman, endapan maksimal lumpur adalah 100 mm. Pelaksanaan pengecoran digunakan dengan metode tremie. Pipa tremie dengan ID = 250 mm akan diturunkan dekat dengan lapisan bore pile.Pengecoran mulai beroperasi melalui pipa tremie. Pengecoran dengan pipa metode tremie dilanjutkan sampai tingkatan beton kira kira 0.5 to 1.0 m diatas tingkat cut-off. Panjang tremie semakin berkurang dalam pengecoran beton. Untuk memastikan bahwa beton dengan slump 180 -200 mm diperlambat (minimum untuk 4 jam) diperlukan dalam prosedur ini.

Pengecoran beton dilakukan dengan pipa tremie yang masuk sampai dengan dasar lubang, panjang pipa adalah 3 m’ dan dapat disambung dengan drat sehingga pada saat pengecoran air dan lumpur dapat terdorong ke atas. Pengecoran beton harus dilakukan segera setelah besi tulangan dan pipa tremie telah siap dan dilakukan secara continue sampai dengan panjang yang ditetapkan. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kembali pengendapan lumpur dan terjadi pengerasan beton. Mengingat pipa tremie karus digerakakan terus naik turun untuk menjamin beton masuk kedalam lubang dan tidak keropos.

Pengecoran menggunakan beton K-250 dengan slump 18 cm, untuk mendapat beton dengan workabilitas yang tinggi sehingga memudahkan dalam proses pengecoran, pengecoran dilakukan sampai dengan level/kedalaman yang ditentukan.

Pemindahan Casing

Jika casing bagian bawah diatas cut off pile,maka casing dapat ditarik setelah pengecoran beton. Dimana service crane digunakan untuk pengembailan casing atau tanpa vibrator maupun digunakan untuk alat pengeboran yang berputar dengan sendiri kearah luar. Bila cut off pile didalam casing ,maka casing ini akan dipindahkan seketika setelah pengecoran.

Pekerjaan Pemeriksaan

(8)

Hal - 8 saat beton dituang buntuk pertama kalinya pada tiap lubang, tujuannya agar beton dalam kantung plastk tersebut dapat mendorong air lumpur keluar dari pipa tremie dan sehinggga beton tidak tercampur dengan lumpur. Jika terjadi kemacetan tremie pada proses pengecoran, maka tremie akan segera diangkat sebagain (bagian pipa tremie yang tertanam dilapisan beton tetap dijaga minimal 150 cm dengan cara mengkalkulasikan volume beton yang telah tertuang, ketinggian lapisan beton yang tertuang dipotong minimal 150 cm adalah bagian pipa tremi yang terpaksa harus diangkat keatas seluruhnya maka segera setelah pengangkatan pipa tremie dibersihkan, untuk melanjutkan pengecoran tremie dimasukkan kembali dengan cara menutup ujung tremie dengan plat tipis unpermanen. Pemasukan kembali tremie harus mencapai kedalaman minimal 3.00 m dari muka beton pada saat terjadinya kemacetan.

Pemasukan kembali tremie harus mencapai kedalaman minimal 3.00 m dari muka beton saat terjadinya kemacetan. Setiap palaksanaan pengecoran diambil 1 set (2 speciment ) untuk setiap truck mixer. Setiap sample diberi tanggal pengecoran, nomor pile dan nomor pengecoran. Laporan pembuatan bore pile dibuat dengan menyatakan : nomor dan diameter tiang, dalamnya lubang, dalamnya casing, panjang, diameter,dan jumlah tulangan, panjang pipa tremie, tebal endapan lumpur, volume beton tiap mixer, jam pembongkaran beton, jam selesainya pengecoran untuk setiap truck mixer, elevasi beton akhir, pengukuran elevasi beton setiap selesai satu pengecoran dengan truck mixer.

Gangguan lingkungan berupa lumpur, diantisipasi dengan membuat sistem pengumpulan/pengendapan lumpur untuk kemudian air dibuang ke saluran sekitarnya. Lumpur yang tercecer pada saat pembuangan ke luar lokasi dilakukan dengan membuat sistem pembersihan ban truck menggunakan semprotan jet pump.

Pasal 5

PEKERJAAN PASANGAN

5.1Pasangan Batu Kosong

Batu kosong yang dipergunakan adalah batu sungai yang dibelah dan tidak porous dan bersih dan besarnya tidak lebih dari 30 cm.

Pemecahan batu harus dilakukan di luar batas bowplank bangunan.

(9)

Hal - 9 Pasangan batu kosong dipasang dengan ketebalan sesuai gambar kerja kemudian diisi dengan pasir dan disiram dengan air sampai semua celah – celah antara batu yang satu dengan yang lain terisi penuh dengan pasir.

Batu kosong terpasang padat.

5.2 Pasangan Batu Kali a. B a h a n

Batu kali yang dipergunakan adalah batu kali yang dibelah atau batu gunung yang keras dan tidak porous dan bersih dan besarnya tidak lebih dari 30 cm. Tidak dibenarkan menggunakan batu kali bulat atau batu endapan. Pemecahan batu harus dilakukan diluar batas bouwplank bangunan.

Semen, pasir dan air pasangan adalah sama dengan yang ditentukan dalam pekerjaan beton.

Penggunaan adukan :

Kecuali ditunjukkan lain dalam gambar, adukan spesi yang digunakan adalah 1 pc : 6 ps

b. Pemasangan

Pondasi dialasi dengan pasir urug yang bersih dan tidak mengandung benda yang lebih besar dari 1,5 cm dengan ketebalan sesuai dengan gambar kerja. Kemudian disiram dengan air secukupnya.

Pada setiap pokok galian dibuat profil pondasi terbuat dari kayu atau bambu dengan ukuran sesuai dengan ukuran pondasi yang akan dibuat.

Pasangan batu kosong (aanstamping) dipasang dengan ketebalan sesuai gambar kerja kemudian diisi dengan pasir dan disiram dengan air sampai semua lubang batu terisi penuh dengan pasir.

Batu kali yang telah dibasahi, dipasang dengan adukan yang ditentukan dalam gambar.

Batu kali terpasang padat dan diantara batu kali harus dilapisi oleh adukan. Tetapi atas dari pondasi batu kali harus datar.

Untuk pondasi batu kali yang menumpu kolom beton bertulang harus dilengkapi dengan stek-stek berdiameter sama dengan tulangan kolom yang akan ditumpunya.

5.3. Pasangan Bata Merah

a. B a h a n

Semua bata merah yang digunakan harus dari mutu klas I, padat, keras, benar ukurannya, mempunyai ujung persegi dan harus sesuai dengan gambar kerja. Semua bata merah yang dipergunakan sebaiknya berasal dari satu tempat. Bata merah yang akan digunakan dengan ukuran yang mendapat persetujuan Direksi.

(10)

Hal - 10 b. Pemasangan.

Sebelum dipasang, bata merah harus dibersihkan terlebih dahulu sampai bebas dari kotoran.

Secara umum, bata dipasang dengan adukan jenis A5 (1 pc : 6 ps).

Adukan A1 (1 pc : 2 ps) digunakan untuk pasangan dari atas sloof sampai 20 cm diatas lantai jadi. Dan juga untuk pasangan bata merah yang akan berhubungan langsung dengan air, seperti pada tembok toilet, pasangan riol, septictank dan bak kontrol, digunakan adukan A1. Adukan A2 (1 pc :3 ps) digunakan untuk ujung-ujung tembok, sudut, pinggiran lubang dan pekerjaan lain sesuai dengan petunjuk Direksi.

Pasangan bata merah dilakukan secara bertahap dan setiap hari tingginya tidak lebih dari 100 cm atau 5 lapisan bata merah, yang diikuti dengan cor kolom praktis.

Pembuatan lubang steger pada pasangan bata merah sama sekali tidak dibenarkan.

Semua angker, pipa dan peralatan lainnya harus dipasang bersamaan dengan pasangan bata merah.

Setelah bata merah terpasang, adukan, nat/siar harus dibersihkan dengan sapu lidi dan kemudian disiram dengan air.

Hasil dari pasangan bata merah adalah sesuai dengan gambar kerja. Kerugian akibat kesalahan pemasangan bata merah, sepenuhnya menjadi tanggungan Pemborong.

5.4. Pasangan Batako

a. B a h a n

Semua batako yang digunakan harus dari mutu klas I, padat, keras, benar ukurannya, mempunyai ujung persegi dan harus sesuai dengan gambar kerja. Semua batako yang dipergunakan sebaiknya berasal dari satu tempat. Bata merah yang akan digunakan dengan ukuran yang mendapat persetujuan Direksi.

Bahan-bahan seperti pasir, semen dan air adukan pasangan batako mengikuti ketentuan peraturan pekerjaan beton

b. Pelaksanaan pemasangan batako :

Batako yang dipakai harus Batako utuh yang tanpa cacat, kecuali pada sudut-sudut pertemuan dapat dipakai batu bata potongan dengan ukuran yang semestinya.

Bila dalam pasangan terdapat bata cacat bata ini harus diganti atas beban pelaksana.

Semua sambungan antar batako harus terisi penuh oleh adukan dengan jarak siar yang seragam.

(11)

Hal - 11 Pengakhiran pasangan itu harus dibuat bertangga menurun dan tidak bergigi untuk untuk menghindari retak kemudian hari.

Pasangan batako diatas kusen atau bidang terbuka lainnya harus dipasang berdiri ( Pasangan Rolag ).

Baik tertera dalam gambar atau tidak, tembok bata harus diperkuat dengan kolom atau ring beton praktis pada luas paling besar 12 m2 atau paling jauh setiap jarak 4 m1.

Pada tempat yang akan terdapat rangka kayu / Kusen, Pasangan bata hendaknya ditinggalkan sampai kusen tersebut terpasang dengan baik.

Semua angker-angker kusen dan lain-lain harus ditunjukkan dulu kepada Direksi sebelum pekerjaan dilanjutkan. Alur-alur tersebut harus diisi penuh dengan adukan dan angker-angker ditanam dengan beton campuran 1 Pc : 2 Psr : 3 Krk didalam tembok.

Semua pasangan harus rapi, rata, baik horisontal maupun vertikal. Penjepitan dengan benang harus dilakukan tiap-tiap jarak tidak lebih dari 30 cm. Semua pertemuan agak lurus harus benar-benar bersudut 90 derajat.

Semua pasangan harus dilindungi dari sinar matahari langsung dan pasangan baru harus selalu dibasahi selama 3 hari dengan karung basah, atau alat pembasah lainnya.

5.5. Pasangan Paving Block

a. Bahan

Paving yang dipakai adalah paving press dengan ukuran 20 x 20 tebal 6 cm dengan kekuatan tekan K 225 kg / cm2.

Kansteen beton cetak/kerb/beton pengunci dengan ukuran sesuai gambar.

b. Toleransi Dimensi

Perbedaan ukuran paving rata – rata tidak lebih dari 2 mm setiap paving. Kerataan permukaan masing – masing paving tidak lebih dari 0,3 mm.

Kemiringan permukaan untuk keperluan drainage dibuat rata – rata max. 2 % kearah pembuangan kecuali pada tikungan menyesuaikan gambar.

Alur paving sesuai standar pabrik. Ketebalan rata – rata minimal 6 cm.

Paving yang tidak memenuhi standar toleransi tidak diterima ( ditolak). Ukuran paving menyesuaikan dengan gambar rencana.

c. Pengujian contoh Paving block.

Contoh paving block yang akan dipasang kuat tekannya harus diuji terlebih dahulu dilaboratorium yang direkomendasikan oleh Direksi. Contoh Paving yang diuji adalah yang akan dipasang di lapangan di ambil secara acak.

Setiap kurang lebih 30 m2 paving block yang akan dipasang harus diwakili 1 buah benda uji untuk pengetesan kuat tekan.

(12)

Hal - 12 Ketahanan aus dari paving juga diuji dengan menggunakan Mesin aus (SNI.03-0028-1987). Cara uji ubin semen. Ketahanan aus maksimal 0,149 mm/menit.

Penyerapan Air dari paving juga perlu diuji sehingga di dapat penyerapan air rata-rata maksimal 6%.

Paving block dan kansteen cetak yang tidak memenuhi persyaratan kuat tekan berdasarkan hasil pengujian di laboratorium , tidak akan diterima (ditolak).

d. Persyaratan Pasir

Pasir Perata Berfungsi

sebagailapis perata yang dimaksudkan untuk memberi kesempatan Paving block memposisikan diri terutama dalam proses penguncian. Pasir Pengisi

Pasir pengisi ini diisikan pada celah – celah diantara Paving block dengan fungsi utama memberikan kondisi kelulusan air, menghindarkan bersinggungannya .

e. Persyaratan dan tata cara pemasangan paving

Pasir alas seperti yang dipersyaratkan segera digelar diatas lapisan base. Kemudian diratakan dengan jidar kayu sehingga mencapai kerataan yang seragam dan harus mengikuti kemiringan yang sudah dibentuk sebelumnya pada lapisan base.

Pemasangan paving harus kita mulai dari satu titik/garis diatas lapisan pasir alas.

Tentukan kemiringan dengan menggunakan benang yang kita tarik tegang dan kita arahkan melintang sebagai pedoman garis A dan memanjang sebagai garis B, kemudian kita buat pasangan kepala masing-masing diujung benang tersebut.

Pemasangaan paving harus segera kita lakukan setelah

penggelaran pasir alas. Hindari terjadinya kontak langsung antar block dengan membuat jarak celah/naat dengaan spasi 2-3 mm untuk pengisian pasir halus.

Memasang paving harus maju, dengan posisi si pekerja diatas block yang sudah terpasang.

Pengisian pasir halus harus segera kita lakukan setelah pamasangan paving dan segera dilanjutkan dengan pemadatan paving.

Pemadatan paving dilakukan dengan menggunakan alat plat

compactor yang mempunyai plat area 0,35 s/d 0,50 m2 dengan17 gaya sentrifugal sebesar 16 s/d 20 kN dan getaran dengan frekwensi 75 s/d 100 MHz. Pemadatan hendaknya dilakukan secara simultan bersamaan dengan pemasangan paving dengan minimal akhir pemadatan meter dibelakang akhir pasangan. Jangan meninggalkan pasangan paving tanpa adanya pemadatan, karena hal tersebut dapat

(13)

Hal - 13 penurunan 5 - 15 mm (pasir yang dipakai).Pemadatan putaran kedua, disertai dengan menyapu pasir pengisi celah/naat block, dan masing-masing putaran dilakukan paling sedikit 2 lintasan.

f. Hasil akhir

Bidang pasang paving rata atau tidak bergelombang, padat , tidak cacat, ( pecah / patah terbagi ).

Alur –alur harus lurus dengan ukuran yang sama. Siar terisi penuh dengan pasir halus / mortar.

Air mengalir lancar kesaluran drainage jalan dengan kemiringan maximal 2 %.

Permukaan paving harus bersih dari bekas – bekas semen dan kotoran lainnya.

Pasal 6

PEKERJAAN BETON 6.1 Pengertian

Beton merupakan hasil suatu adukan yang merata dari bahan-bahan : air, semen (pc) dan agregat (pasir dan kerikil/batu pecah).

Adukan tersebut akan mengeras beberapa jam sesuai dengan usia beton tersebut.

6.2 Bahan Beton 6.2.1 A i r

Air yang digunakan dalam air yang bersih, tidak mengandung minyak, garam, kotoran organik atau bahan–bahan lain yang dapat merusak beton dan besi. 6.2.2 S e m e n

Semen merupakan bahan yang terpenting untuk membuat beton. Semen merupakan bahan yang dapat menjadi keras apabila diberi air. Dengan demikian maka semen menjadi bahan yang mempersatukan butir-butir pasir pasir dan kerikil menjadi satu kelompok.

Semen yang akan digunakan sebagai bahan pembuat beton bertulang dan diisyaratkan memenuhi ketentuan yang tercantum dalam N I 18.

6.2.3 Agregat terdiri dari agregat halus yaitu pasir dan agregat kasar kerikil atau batu pecah.

6.2.4 P a s i r

Penggunaan pasir untuk beton harus memenuhi syarat sebagai berikut :

Pasir halus mempunyai tekanan hancur yang lebih besar dari pada tekanan hancur semen yang telah menjadi keras.

Tidak mengandung lumpur lebih dari 5 % ditentukan terhadap berat kering.

Tidak mengandung bahan–bahan organik.

Butiran pasir mempunyai diameter antara 0 – 5 mm dan memenuhi analisa kerja (PBI-1971).

6.2.5 Kerikil dan Batu Pecah

(14)

Hal - 14 Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori dengan besar butir lebih dari 5 mm.

Dimensi maksimum kerikil tidak lebih dari 2,5 mm dan tidak lebih dari seperempat dimensi beton yang terkecil dari bagian konstruksi yang bersangkutan.

Tidak mengandung lumpur lebih dari 1 % ditentukan terhadap berat kering.

Tidak mengandung zat-zat yang dapat merusak beton seperti zat-zat yang reaktif alkali.

Besar butir beraneka ragam dan memenuhi analisa kerja (PBI – 1971). 6.3 S e m e n

6.3.1 Semen yang dipakai adalah semen portland type I dari merk yang setara Gresik dan mendapat persetujuan Direksi dan memenuhi syarat PBI - 1971.

6.3.2 Selama pengangkutan dan penyimpanan, semen tidak boleh kena air dan kantongnya harus asli dari pabriknya dan tetap utuh dan tertutup rapat.

6.3.3 Semen yang sudah membeku, tidak dibenarkan dipakai dalam pekerjaan ini.

Semen disimpan pada tempat yang beralas dari kayu yang tingginya tidak kurang dari 30 cm dari lantai.

Semen tidak boleh ditumpuk lebih tinggi dari 2,00 meter.

Pengeluaran semen dari tempat penyimpanan berurutan sesuai dengan datangnya semen ditempat penyimpanan.

6.3.4 Untuk pekerjaan beton yang berhubungan langsung dengan tanah, dimana air tanah mengandung kadar sulfat lebih dari 300 ppm, maka harus digunakan semen khusus yang memiliki ketahanan terhadap sulfat (Semen Type V)

6.4 Pasir dan Kerikil Beton

6.3.1 Pasir dan kerikil beton harus bersih dari segala kotoran seperti bahan organis, tanah/ lumpur, kapur, garam dan sebagainya, tidak poreus dan sesuai

dengan PBI - 1971.

6.3.2 Bahan pengisi (pasir dan kerikil) harus disimpan ditempat yang bersih dan dicegah agar tidak terjadi pencampuran antara bahan yang satu dengan yang lainnya dan terlindung dari pengotoran.

6.5 Air Beton dan Bahan Campuran Tambahan (Admixture).

6.5.1 Air untuk adukan dan untuk merawat beton harus bersih dan bebas dari semua kotoran yang dapat merusak daya lekat semen atau dapat menurunkan mutu beton.

(15)

Hal - 15 6.6 Besi – Beton

6.6.1 Mutu besi beton yang digunakan adalah :

Mutu besi tulangan beton untuk diamater batang polos adalah BJ. Tp 24 (fy = 240 Mpa / 2400 kg/cm2),sedangkan mutu besi beton yang diprofil ( Deform / ulir) minimal BJ.TP 40 (fy = 400 Mpa / 4000 kg / cm2), untuk tulangan baja jaring (wire mesh ) BJ. Tp. 50 fy=500 Mpa / 5000 kg / cm2) dan ukuran sesuai ketentuan dalam gambar. Simbol “Ø” ( menunjukkan Baja tulangan polos ), Simbol “D” (menunjukan Baja Tulangan Deform/Ulir ). Simbol “M” tulangan baja jaring ( wire mesh)

6.6.2 Semua besi yang dipakai diatas harus mempunyai sertifikat dari produsen/pabrik. Ketentuan toleransi ukuran besi disesuaikan dengan standar SII atau SNI.Merk besi yang digunakan setara KS,CS dan WS

6.6.3 Jika besi yang di datangkan ke lokasi tidak sesuai dengan yang tercantum dalam sertifikat/diragukan, Direksi pekerjaan berhak memerintahkan kontraktor untuk melakukan pengujian terhadap besi tersebut. Semua biaya hasil pengujian menjadi tanggungan kontraktor. Bila hasil pengujian tidak sesuai dengan yang tercantum dalam sertifikat, maka Direksi berhak menolak semua besi tersebut.

6.6.4 Membengkokkan dan meluruskan besi beton harus dalam keadaan dingin, sesuai dengan aturan yang berlaku. Panjang penyaluran besi beton dan panjang pengangkeran pada bagian-bagian konstruksi disesuaikan dengan gambar kerja atau menurut aturan dalam SKSNI-1991.

6.6.5 Besi beton harus bebas dari kotoran, karat, minyak, cat dan kotoran lain yang dapat mengurangi daya lekat semen atau dapat menurunkan mutu besi beton. 6.6.6 Besi beton harus dipotong dan dibengkokkan sesuai dengan gambar. Kemudian

dibentuk dan dipasang sedemikian rupa sehingga sebelum dan selama pengecoran tidak berubah tempat.

6.6.7 Kawat beton yang dipergunakan harus lazim dipakai, sehingga dapat mengikat besi beton tetap pada tempatnya. Untuk mendapatkan mutu besi beton yang diinginkan, dapat dipergunakan besi beton dari produk yang ditunjuk Direksi Teknis.

6.6.8 Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh disimpan di alam terbuka untuk jangka waktu yang panjang.

6.6.9 Dalam segala hal, besi beton harus memenuhi ketentuan PBI - 1971 dan PBI yang telah disempurnakan, serta diameternya harus sama dengan yang tertera atau disyaratkan dalam gambar rencana.

6.6.10 Pemborong harus membawa hasil test laboratorium resmi dan contoh terhadap semua jenis dan diameter besi yang akan dipakai untuk mendapatkan persetujuan Direksi.

(16)

Hal - 16 6.6.12 Besi beton harus bebas dari kotoran, karat, minyak, cat, dan kotoran lainnya yang dapat mengurangi daya lekat semen atau dapat menurunkan mutu besi beton.

6.6.13 Besi beton harus dipotong dan di bengkokkan sesuai dengan gambar. Kemudian dibentuk dan dipasang sedemikian rupa sehingga sebelum dan selama pengecoran tidak berubah tempat.

6.6.14 Kawat beton yang dipergunakan harus yang lazim dipakai, sehingga dapat mengikat besi beton pada tempatnya.

Untuk mendapatkan mutu besi beton yang diinginkan, dapat dipergunakan besi beton dari produk yang ditunjuk Direksi.

6.6.15 Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh disimpan di udara terbuka untuk jangka waktu yang panjang.

6.6.16 Jaminan Mutu

a) Mutu bahan yang dipasok dan campuran yang dihasilkan, cara kerja dan hasil akhir harus dipantau dan dikendalikan seperti yang disyaratkan dalam Seksi Standar Rujukan. Mutu performance beton yang ditargetkan adalah kualitas “Beton Expose” terutama untuk Kolom, Balok, Listplang beton dan Dinding beton dengan finishing expose.

b) Kontraktor harus membuat laporan tertulis atas data-data kualitas besi yang dipasang dengan disahkan oleh Direksi Pekerjaan dan laporan tersebut harus dilengkapi dengan nilai karakteristiknya. Laporan tertulis tersebut harus disertai sertifikat dari laboratorium. Penunjukan Laboratorium Pengujian harus dengan persetujuan Direksi Pekerjaan.

6.7 Cetakan Beton / Bekisting 6.7.1 B a h a n.

Semua cetakan beton harus dibuat dari papan plywood yang tebalnya minimal

9 mm tergantung kualitas dan jarak rangka penguat cetakan tersebut.

Cetakan untuk beton finishing kasar, harus terbuat dari papan terentang atau dari bahan sejenis setelah mendapat persetujuan Direksi.

Bahan steger (tiang penyangga) harus terbuat dari kayu bermutu baik. Bambu tidak dibenarkan dipakai untuk steger.

6.7.2 Konstruksi

Cetakan dibuat dan disangga sedemikian rupa sehingga dapat mencegah getaran yang merusak, dan tidak merubah bentuk sebelum, selama pengecoran berlangsung dan selama beton belum padat.

Cetakan dibuat sedemikian rupa untuk mempermudah pengecoran dan pemadatan beton tanpa merusak konstruksi beton.

Kayu steger (penyangga) harus dibuat sedemikian rupa dengan ukuran minimal usuk 4/6 sehingga dapat menahan beban yang dipikulnya.

(17)

Hal - 17 6.7.3 Pelapis Cetakan

Untuk mempermudah membuka bekisting beton, dapat digunakan melapis cetakan dari bahan plastik yang dipasang sedemikian rupa dibagian dalam cetakan sehingga mudah dilepaskan dan hasil cetakan rapi atau dari bahan yang disetujui Direksi.

Minyak pelumas, baik bekas maupun yang baru, tidak dibenarkan dipakai sebagai pelapis cetakan.

6.8 Adukan Beton

6.8.1 Rencana Adukan

Nama “jenis adukan” di bawah diberikan untuk setiap jumlah bahan pengisi (pasir dan kerikil) terhadap 50 kg semen.

Gradasi butiran bahan pengisi harus sesuai dengan syarat – syarat gradasi dalam tabel dibawah ini :

Ukuran Ayakan Persentase Berat Yang Lolos Standar

(mm)

Inch (in)

Agregat Halus

Pilihan Agregat Kasar

50 2 - 100 - - -

37 1 ½ - 95-100 100 - -

25 1 - - 95-100 100 -

19 ¾ - 35-70 - 90-100 100

13 ½ - - 25-60 - 90-100

10 3/8 100 10-30 - 20-55 40-70

4.75 #4 90-100 0-5 0-10 0-10 0-15

2.36 #8 - - 0-5 0-5 0-5

1.18 #16 45-80 - - - -

0.3 #50 10-30 - - - -

0.15 #100 2-10 - - - -

Agregat kasar harus dipilih sedemikian sehingga ukuran partikel terbesar tidak lebih dari ¾ dari jarak minimum antara tulangan baja atau antara tulangan baja dengan acuan, atau antara perbatasan lainnya.

Jenis adukan Beton :

Catatan : pc = portland cement m3

ps = pasir (bahan pengisi halus) m3 krl = kerikil (bahan pengisi kasar) m3

6.8.2. Kekuatan beton

kuat tekan beton yang direncanakan adalah f’c= 25 Mpa

6.8.3. Pengadukan beton

(18)

Hal - 18 campuran beton. Sebelum diimplementasikan dalam pelaksanaan konstruksi di lapangan, pencampuran bahan-bahan dapat dilakukan di laboratorium, untuk mendapatkan formula rancangan sesuai rencana ( membuat Job Mix Formula). Secara umum pengadukan beton dengan mesin ( batching plant) harus disesuaikan dengan kecepatan yang direkomendasikan oleh pabrik pembuatnya. Ketentuan waktu pengadukan minimal untuk campuran beton yang volumenya lebih kecil atau sama dengan 1 m3 adalah 1.5 menit atau menurut petunjuk direksi. Selama proses pengadukan, kekentalan campuran beton harus diawasi terus dengan cara memeriksa nilai slump yang disesuaikan dengan jarak pengangkutan.

6.8.4. Beton Dekking

Beton dekking / ganjal 1 pc : 2 ps harus dibuat terlebih dahulu, sebelum pekerjaan beton konstruksi dimulai. Dicetak setebal 2 cm berukuran 4 x 4 cm atau sesuai dengan yang diisyaratkan, lengkap dengan kawat pengikatnya. Sesudah mengeras dan kering udara, beton dekking ini direndam dengan air. Untuk beton balok dan kolom, dipasang 10 (sepuluh) buah untuk setiap 1 m2 dengan ketebalan 3 cm. Dan untuk beton plat dipasang beton dekking dengan ketebalan 2 cm sebanyak 5 buah untuk setiap 1 m2.

Selain beton dekking untuk balok yang mempunyai dua baris atau lebih tulangan, harus diberikan ganjalan dengan besi beton dengan diameter yang sama dengan tulangan rangkap. Ganjalan ini dipasang pada bagian samping dan bawah balok sebanyak 3 buah untuk setiap 1 m2.

6.8.5. Adukan Beton “Ready Mix”

Bila dipakai adukan beton “ready mix” nama dan alamat suppliernya harus mendapat persetujuan direksi.

Kontraktor bertanggung jawab penuh, bahwa adukan yang disuplai tersebut memenuhi syarat spesifikasi dengan membawa hasil test laboratorium sesuai dengan ketentuan yang disyaratkan dalam RKS dan menjamin kontinuitas kedatangan setiap delivery.

Direksi mempunyai wewenang untuk setiap saat meminta kepada kontraktor untuk mengadakan percobaan mutu beton tersebut. Apabila mutunya diragukan direksi berhak menghentikan dan menolak beton ready mix tersebut dan semua kerugian yang ditimbulkan oleh hal ini menjadi tanggungan kontraktor.

6.8.6. Adukan beton “Site Mixing” (setempat)

Adukan beton dibuat dengan alat pengaduk “batch mixer” dengan type dan kapasitas yang mendapat persetujuan direksi.

Kecepatan aduk sesuai dengan rekomendasi pabrik pembuatnya. Kapasitas aduk tidak boleh lebih dari yang diijinkan.

6.8.7. Syarat Mutu Beton

(19)

Hal - 19 Tidak boleh satupun nilai rata-rata dari empat buah percobaan kubus coba berturut-turut mempunyai kuat tekan kurang dari (Kr + 0,82 Sr). Sebaiknya antara nilai tertinggi dan rendah diantara empat kubus hasil percobaan berturut-turut tidak boleh lebih besar dari 4,30 x Sr

6.9 Pengecoran Beton

6.9.1 Proporsi perbandingan campuran semen dengan bahan pengisi (pasir dan kerikil) adalah minimal. Jadi tidak dibenarkan untuk dikurangi semennya. 6.9.2 Sebelum adukan beton dicorkan, semua cetakan harus betul-betul bersih dari

kotoran seperti serbuk gergaji, tanah, minyak dan kotoran lainnya. Kemudian cetakan tersebut dibasahi dengan air secukupnya, namun tidak boleh ada genangan air pada cetakan tersebut.

6.9.3 Pengecoran baru bisa dimulai setelah mendapat persetujuan Direksi. Apabila pengecoran beton dilakukan tanpa adanya persetujuan Direksi, maka kerugian akibat pembongkaran, sepenuhnya menjadi tanggungan Pemborong.

6.9.4 Adukan harus homogen atau dengan warna yang merata dan harus sudah dicorkan dalam waktu 1 ( satu ) jam setelah pencampuran dengan air dimulai. 6.9.5 Pengecoran suatu unit pekerjaan beton harus dilaksanakan terus menerus

sampai selesai dengan tanpa berhenti, kecuali mendapat persetujuan Direksi. Tidak dibenarkan mengecor beton disaat hujan, kecuali ada tindakan pengamanan Pemborong, terutama untuk meneruskan pengecoran suatu unit pekerjaan, yang mendapat persetujuan Direksi. Dalam hal ini Pemborong harus berupaya agar beton yang baru dicorkan tidak dirusak oleh air.

6.9.6 Setelah dicorkan pada cetakan, adukan harus dipadatkan dengan alat penggetar ( vibrator ) yang berfrekuensi dalam adukan paling sedikit 3000 putaran setiap

menit.

Penggetaran dilakukan selama 20 detik setiap satu adukan yang dicorkan, mulai pada saat adukan dicorkan dalam cetakan dan dilanjutkan dengan adukan selanjutnya. Vibrator tidak boleh menyentuh cetakan dan besi beton yang salah satu bagiannya telah dicor dengan adukan beton yang telah mengeras. Penggetaran harus dilakukan sebelum adukan yang dicorkan mencapai 7,5 cm. 6.9.7 Adukan beton harus diangkut sedemikian rupa, sehingga dapat dicegah adanya

pemisahan atau pengurangan bagian-bagian bahan. Adukan tidak boleh dijatuhkan lebih dari 2 meter. Untuk kolom-kolom yang tinggi, harus dibuatkan jendela-jendela dengan jarak vertikal tidak lebih dari 2 meter.

6.10 Toleransi-toleransi

6.10.1 Toleransi pada beton cetakan kasar.

Toleransi terhadap posisi untuk masing-masing bagian konstruksi adalah 1 cm. Toleransi terhadap ukuran masing-masing bagian konstruksi

adalah -0,3 dan +0,5 cm.

6.10.2 Toleransi pada beton cetakan halus.

Toleransi terhadap posisi untuk masing-masing bagian konstruksi adalah 0,6 cm.

Toleransi terhadap ukuran masing-masing bagian konstruksi adalah -0,2 dan +0,4 cm.

(20)

Hal - 20 6.11 Penggunaan Beton

Pekerjaan beton digunakan untuk :

6.11.1 Bangunan : pondasi, sloof, kolom, balok lantai, plat lantai, ring, dan lain-lain sesuai dengan gambar kerja.

6.11.2 Halaman : kanstein, beton rabat, pagar halaman dan lain-lain sesuai dengan petunjuk gambar kerj

6.11.3 Penggunaan adukan beton yang berbeda dalam pekerjaan yang monolith seperti pada pertemuan balok dengan kolom, perbedaan adukan beton supaya dicorkan serentak atau berseling dimana beton yang mutunya lebih tinggi dicorkan lebih dahulu, kemudian tidak lebih 20 menit, dicorkan beton yang mutunya lebih rendah dan kemudian digetarkan sampai kiranya kedua mutu beton tersebut saling mengikat. Pemasangan heavy duty sealant merk Sikaflex 15 LM untuk ”expansion joint” (pertemuan kolom/balok/lantai) ada dibawah pengawasan Direksi.

6.12 Perawatan Beton

6.12.1 Beton Harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi pengauapan cepat.

6.12.2 Beton harus dibasahai paling sedikit selama 7 hari setelah pengecoran.

6.13 Perbaikan Permukaan Beton

6.13.1 Penambahan pada daerah yang tidak sempurna, keropos denngan cara grouting setelah pembukaan acuan, hanya boleh dilakukan setalah mendapat persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas. Bahan Grouting yang akan dipergunakan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Direksi/Pengawas.

6.13.2 Jika ketidak sempurnaan itu tidak dapat diperbaiki untuk menghasilkan permukaan yang diharapkan dan diterima oleh Direksi/Konsultan Pengawas, maka harus dibongkar dan diganti dengan pembetonan kembali atas beban biaya kontraktor.

6.13.3 Ketidak sempurnaan yang dimaksud adalah susunan yang tidak teratur, pecah/retak, ada gelembung udara, keropos, berlubang, tonjolan dan ada yang lain yang tidak sesuai dengan bentuk diharapkan/diinginkan.

Pasal 7

PEKERJAAN RANGKA ATAP

7.1 Persyaratan Bahan.

a. Bahan untuk kuda - kuda menggunakan kontruksi baja ringan profil C - 85 b. Bergaransi resmi untuk material dari pabrik minimal 20 tahun.

c. Profil harus sudah mempunyai sertifikat ISO 9001.

d. Menyerahkan surat dukungan dari suplier baja dan menyertakan contoh serta garansi dari pabrik yang sudah pernah dilaksanakan.

e. Surat Penunjukan sebagai distributor dan aplikator resmi dari pabrik. f. Type screw / mur dan baut menggunakan self drilling screw (SDS).

(21)

Hal - 21 h. Bahan baku yang digunakan plat galvalume, plat dasar baja mutu tinggi.

i. Pelapis yang dugunakan untuk ketahanan terhadap karat adalah Zinc 43,5%, Aluminium 55% dan silikon 1,5%.

7.2 Syarat - syarat Pelaksanaan.

a. Konstruksi baja ringan harus dikerjakan oleh tenaga Profesional atau tenaga kerja yang sudah bersertifikat pada konstruksi baja, dengan menunjukkan sertifikat resmi.

b. Konstruksi baja ringan dirancang hanya berupa system struktur kuda kuda langsung diikuti dengan reng dari baja tanpa gording dan kaso / usuk.

c. Semua penggunaan aksesories seperti baut reng, baut lisplank dan dinabold 10 – 65 harus memakai pedoman dari pabrik yang memproduksi baja ringan.

d. Untuk menghindari salah potong material, pengerjaan atau pemotongan dilakukan di lapangan agar sesuai dengan ukuran yang ada dilapangan.

e. Sebelum dilakukan pemasangan baja, semua bahan ditest pembebanan terlebih dahulu dan dilaporkan kepada direksi.

f. Sebelum pemasangan agar menunjukkan perhitungan struktur dan shop drawing kepada direksi / konsultan pengawas.

Pasal 8

PEKERJAAN PENUTUP ATAP

8.1 Bahan : Penutup.

a. Penutup atap adalah genteng Kodok Karang Pilang setara GOOD YEAR b. Bubungan menggunakan bubungan genteng karang pilang kualitas baik.

c. Genteng yang cacat dan rusak tidak boleh dipasang dan harus diganti dengan yang baru.

8.2 Standard : Semua genteng dan bubungan yang dipakai adalah bahan yang kedap air memenuhi peraturan yang berlaku.

8.3 Cara Pelaksanaannya : 8.3.1 Penutup genteng

Genteng harus dipasang dipilih yang tidak cacat / pecah baling, ukuran dan warna genteng seragam dan presisi yang baik.

Dalam pemasangan, alur genteng harus lurus dari lapisan yang terbawah. Ujung lapisan pertama harus rata dan sejajar dengan garis listplank, jarak ujung genteng ke ujung listplank max. 10 cm.

Pemasangan genteng paling bawah harus di perkuat ke bidang reng baja ringan dengan mempergunakan bout skrup.

(22)

Hal - 22 Pemborong harus terlebih dahulu menunjukan contoh-contoh genteng dan bubungan yang akan dipakai, untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi Teknis.

Pemasangan genteng dilaksanakan setelah jarak ujung pertama genteng dari tatab lisplank ditentukan bersama-sama dengan Direksi Teknis.

Setelah itu pemasangan dilakukan sedemikian rupa secara bertahap,sehingga menghasilkan pasangan genteng yang kuat dan rapi. Sebelum Genteng bubungan dipasang, pemborong harus memasang benang sepat untuk mendapatkan pasangan bubungan yang lurus dan rapi. Perekat genteng bubungan menggunakan spesi 1 Pc : 3 Ps, dengan pasir yang telah diayak halus.

Pemborong harus menyiapkan genteng cadangan ( ekstra ) satu biji setiap 100 buah genteng, dan 10 buah genteng bubungan.

8.3.2 Bubungan genteng

Sebelum bubungan dipasang, sepanjang balok jurai luar dan balok bubungan harus dipasang spesi agar pemasangan genteng kelihatan rapi . Dipasang lurus dan rata atau menurut petunjuk Direksi dengan perekat 1 pc : 4 ps. Pada kiri kanan genteng bubungan diplester halus 1 pc : 2 ps dengan ayakan halus setebal 1,5 cm dari sisi bubungan.

8.4 Hasil Akhir Yang Dikehendaki.

8.4.1 Bidang atap rata atau tidak bergelombang, alur genteng lurus, terpasang kuat pada posisinya, dan air dapat mengalir dengan lancar, bersih dari semua kotoran-kotoran.

8.4.2 Semua komponen atap dan perlengkapannya terpasang dengan kokoh dan baik pada tempatnya.

8.4.3 Semua bidang atap maupun accessoriesnya harus bersih dari kotoran-kotoran bekas konstruksi maupun lainnya.

8.4.4 Finishing akhir bidang atap rata, tidak cacat dan bocor.

Pasal 9

PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA

9.1 Kusen dipasang sebelum tembok dikerjakan / sebagian tembok dikerjakan.

9.2 Bahan–bahan kusen meliputi : Kayu kamper

Daun pintu kamper

9.3 Bahan-bahan diatas, harus memenuhi persyaratan meliputi : Bebas dari cacat dan mata kayu

(23)

Hal - 23 Alur/urat-urat kayu rapi

Kontraktor harus menyampaikan secara tertulis bahwa bahan – bahan kayu yang akan digunakan sudah melalui test yang diadakan di pabrik atau lembaga pengujian bahan lainnya dengan disertai sertifikat pengujian.

9.4 Pekerjaan kusen, daun pintu dan jendela, kayu tersebut harus diketam rapi dan diprofil yang sama. Kusen, daun pintu dan daun jendela dibuat rapi, tidak baling dan siku pada sudut-sudutnya. Ukuran kayu yang digunakan :

Kusen : 5 / 14 cm.

Daun pintu : 2.5/9.5 cm. Daun jendela : 2.5/7 cm. 9.5 Pelaksanaan

9.5.1 Type-type dari pintu dan jendela.

Type daun pintu dan jendela sesuai dengan gambar kerja.

9.5.2 Kunci dan Penggantung ( setara solid keccuali disebutkan lain dalam gambar maupaun RAB ).

Sebelum mengadakan pembelian untuk perlengkapan pintu ini, Pemborong harus mengajukan contoh-contohnya untuk mendapatkan persetujuan Direksi. Semua kunci tanam harus terpasang dengan baik, kuat dan rapi pada daun pintu dan terpasang 90 cm diatas lantai atau sesuai dengan petunjuk Direksi.

Engsel-engsel minimal dipasang 2 buah untuk pintu teaxwood dan 3 buah untuk pintu panil atau diperhitungkan agar masing-masing engsel memikul beban tidak lebih dari 20 kg.

9.5.3 Pemasangan Kusen.

Semua kayu harus dikerjakan dengan rapi, bagian yang nampak harus diserut dan diamplas halus.

Semua kusen harus mempunyai alur, dan diberi angker besi diameter 10 mm tiap jarak vertikal 60 cm, dan dicor ke tembok dengan adukan 1 pc : 2 ps : 3 kr. Semua kusen harus menempel pada beton yang sudah jadi maka harus dipakai fischer dengan sekrup kuningan.

Untuk mencegah gangguan rayap, maka bagian kayu yang menempel pada dinding dan lantai harus dimenie.

Selama pekerjaan berlangsung, kusen-kusen harus dilindungi dari benturan-benturan benda keras. Kerusakan atau cat-cat harus diganti oleh Pemborong dengan biaya sendiri.

Pegangan kunci dipasang sesuai dengan gambar. Kalau tidak disebutkan lain, maka tinggi pegangan kunci adalah 90 cm dari lantai.

Rangka kayu tidak boleh disambung bertepatan dengan penanaman badan pengunci.

9.6 Hasil Akhir Yang Dikehendaki

9.6.1 Bentuk dan letak pintu sesuai dengan gambar.

9.6.2 Tidak ada bagian-bagian atau sudut-sudut yang cacat. 9.6.3 Kusen-kusen terpasang dengan kuat pada tembok.

9.6.4 Daun tidak terpuntir dan dapat dibuka / ditutup dengan lancar.

(24)

Hal - 24 Pasal 10

PEKERJAAN PASANGAN KERAMIK 10.1 Standard

a. Keramik yang dipakai adalah setara Asia Tile atau Platinum.

b. Warna dan motif sesuai dengan petunjuk dalam gambar atau sesuai dengan petunjuk Direksi.

c. Keramik dipasang di atas lantai beton, atau sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar kerja.

d. Pengujian

Semua pengujian yang diperlukan oleh Direksi harus dilakukan di laboratorium dan hasilnya diperlihatkan untuk mendapatkan persetujuan Direksi atas beban pemborong.

10.2 Bahan dan Peralatan

a. Bahan keramik dengan kualitas setara Platinum atau Asia Tile kualitas 1 b. Pasangan lantai keramik memakai keramik warna ditentukan kemudian

dengan ukuran 40 x 40 cm untuk lantai dan dinding sedangkan untuk tangga dan selasar menggunakan ukuran 40 x 40 anti slip,lantai kamar mandi menggunakan ukuran 20 x 20 anti slip kualitas klas I atas persetujuan Direksi.

c. Pasangan plin keramik memakai keramik dengan ukuran 10 x 40 cm kualitas I.

d. Pasangan keramik dinding kamar mandi memakai keramik dengan ukuran 20 x 25 cm kualitas I, ditentukan kemudian sesuai dengan persetujuan Direksi.

10.3 Pelaksanaan Pemasangan Lantai

a. Susunan lapisan berturut – turut sebagai berikut:

Urugan tanah dipadatkan minimal 90% dari kepadatan kering max ( d)

Lapisan pasir sebesar 10 cm dipadatkan dan disiram air.

Leveling concrete/spesi 1 pc : 5 ps untuk lantai biasa dan spesi 1 pc : 2 ps untuk lantai toilet.

Mortar 1 pc : 3 ps

Keramik, atau bahan lain atas petunjuk Direksi

b. Lantai yang akan dipasang keramik harus dipersiapkan dengan teliti terlebih dahulu mengenai kepadatan, kerataan, maupun elevasi setiap lantainya.

c. Pola pemasangan keramik haru ditentukan terlebih dahulu, dengan memasang keramik kepala dan memilih keramik yang warna dan ukuran yang sama dan dibuat contoh pemasangan minimal 1 m2

d. Siar diisi dengan adukan 1 pc : 2 ps halus sesuai dengan warna keramik ditambah bahan aditive yang disetujui oleh Direksi sampai mengisi penuh celah siar, tetapi tidak berlebihan.

(25)

Hal - 25 f. Keramik yang baru dikerjakan minimal selama tiga hari tidak boleh

diganggu, diinjak atau diberi beban lainnya.

10.4 Hasil akhir yang dikehendaki

a. Lantai tidak bergelombang

b. Kerataan/kemiringan harus sesuai dengan gambar rencana. c. Air harus dapat mengalir dengan lancar ke floor drain.

d. Lantai harus bersih dari sisa – sisa adukan semen, cat atau kotoran lainnya.

e. Dibawah keramik tidak boleh berongga sehingga keramik dapat melekat dengan baik.

Pasal 11

PEKERJAAN STYLE BALI 11.1 Standart dan Bahan

a. Pekerjaan style Bali terdiri dari :

Pasangan paras abu ex Tegal Saet Batu Candi

Pasangan Murda paras dan ikut celedu paras ex. silekarang. Pekerjaan Pagar dan candi bentar dengan bahan batu tulung agung.

b. Semua bahan yang digunakan harus mempunyai kualitas I dan ketebalan paras maupun batu minimal 2 cm.

c. Tempat, bentuk dan ukuran pekerjaan style Bali sesuai dengan gambar rencana.

11.2 Cara pelaksanaan

a. Sebelum pekerjaan style Bali dilaksanakan, khususnya untuk pekerjaan yang mempunyai bentuk – bentuk khusus, pemborong harus membuat gambar kerja disertai dengan rencana pelaksanaannya. Pekerjaan style Bali dapat dilaksanakan setelah gambar dan rencana pelaksanaannya mendapat persetujuan direksi.

Biaya untuk membuat gambar dan rencana pelaksanaan menjadi tanggung jawab kontraktor.

b. Pemasangan paras direkatkan dengan semen, sehingga pasangannya menjadi kuat dan tidak mudah lepas.

11.3 Hasil Akhir Yang Dikehendaki

a. Semua pasangan harus kuat, rapi, bersih, dan sesuai dengan gambar kerja baik bentuk maupun ukurannya.

b. Air semen atau bahan lainnya yang digunakan untuk perekat pasangan tidak boleh kelihatan dari luar.

(26)

Hal - 26

Pasal 12

PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

12.1 LISTRIK

Instalasi yang terpasang dianggap selesai 100% apabila sudah mendapatkan SLO (Sertifikat Layak Operasi) dari PLN.

12.1.1 Pemasangan Titik Lampu Menggunakan Pipa

PVC Listrik 5/6” / 3/4” dengan pemasangan sistem inbow/tanam atau OB / luar sesuai dengan kebutuhan. Kecuali disebutkan lain dalam gambar, kabel yang digunakan adalah type NYY 4 x 10 mm², NYY 3 x 2,5 mm², NYM 3 x 2,5 mm2 dengan merk setara Supreme dan kabel tersebut sudah LMK atau persetujuan PLN dengan sistem semua kabel–kabel masuk dalam pipa. Khusus pemasangan tanam menggunakan inbow dos sebagai pemegang sakelar. Sakelar yang digunakan sesuai dengan kebutuhan dan diharapkan hindari penggunaan sakelar lebih dari 1 titik lampu. Untuk fitting yang digunakan sesuai dengan kebutuhan. Untuk sakelar dan fitting setara Broco / produksi dalam negeri.

12.1.2 Pemasangan Titik Stop Kontak

Menggunakan pipa PVC listrik 5/8” / 3/4”, Kecuali disebutkan lain dalam gambar kabel-kabel yang digunakan adalah NYM 3 x 2,5 mm² atau NYA 3 x 2,5 mm². Dan instalasi tersebut agar masuk dalam pipa. Cara pemasangan ada pemasangan inbow / tanam dan OB / luar. Khusus untuk pemasangan tanam menggunakan inbow dos sebagai pemegang stop kontak. Penggunaan stop kontak sesuai dengan kebutuhan. Stop kontak yang digunakan adalah setara Clipsal.

12.1.3 Pemasangan Sekering / Panel

Ada sistem sekering kast, ada yang sistem pemakaian MCB sesuai dengan kebutuhan. Penggunaan Kabel NYM, NYY dan NYA dengan ukuran sesuai dengan beban / watt yang diperlukan dan kabel tersebut sudah dengan merk LMK atau sudah persetujuan PLN.

Pemasangannya ada sistem tanam dan luar. Untuk pemasangannya diusahakan pada tempat yang strategis mudah dijangkau terhindar dari kelembaban hujan.

12.2 Lampu

Semua lampu dan Armatur yang digunakan terbuat dari bahan dengan kualitas setara

(27)

Hal - 27

Pasal 13

PEKERJAAN PENANGKAL PETIR

13.1 Umum

Penangkal petir yang digunakan adalah penangkal petir type konvensional. Detail pemasangan penangkal petir adalah sesuai dengan gambar rencana.

13.2 Instalasi

13.2.1 Kabel BC 50 mm2 horisontal maupun vertikal, menghubungkan lightning rod dengan grounding rod dipasang sedemikian rupa dan di klem setiap jarak 30 cm. Sambungan kepala kabel harus menggunakan Schoen. Pemasangan klem kabel tidak boleh mengganggu aspek estetika gedung

13.2.2 Kabel yang dapat terjangkau oleh manusia harus dipasang dalam pipa PVC sehingga terlindung sedemikian rupa, dan pipa tersebut harus diklem ke kontruksi.

13.2.3 Grounding rod berupa pipa GIP didalamnya BC dan dilas, sedangkan kedalaman Grounding Rod adalah mencapai permukaan air tanah. Grounding Rod ini tidak boleh dihubungkan dengan instalasi pentanahan dari instalasi lain.

13.2.4 Grounding resistance maksimal yang diperkenankan adalah 5 Ohm, diukur setelah tidak hujan selama dua hari.

13.3 Produk 13.3.1 Bahan

Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi. Kontraktor dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain yang setara dengan yang dispesifikasikan. Kontraktor baru bisa mengganti bila ada persetujuan resmi dan tertulis

Produk bahan dan peralatan pada dasarnya adalah sebagai berikut

Bahan/peralatan Merk/pembuat/setara

1. Blackzem : Ufo, radius 70 m

2. Kabel : Supreme, Kabelindo, Kabelmetal

3. Konduit : Ega, Clipsal

4. Suport : Local.

5. BC Klem : Local

(28)

Hal - 28 13.4 Blackzem

Kepala penangkal petir dipasang sedemikian rupa disangga oleh pipa galvanis (GIP) di atas atap, sehingga tidak dapat rusak oleh hembusan angin dan tidak bocor sewaktu hujan

13.5 Jaminan Mutu

Kualitas instalasi Penangkal Petir harus mendapatkan tera dan sertifikat dari Instansi yang berwenang untuk ini. Surat Sertifikat layak pakai harus segera diserahkan kepada Pemilik bersamaan dengan Berita Acara Serah Terima Pertama Pekerjaan. Kontraktor wajib memeberikan garansi pemasangan selama 10 (sepuluh) tahun

Pasal 14

PEKERJAAN PLAFOND

14.1 B a h a n

14.1.1 B a h a n

Rangka Hollow (anti karat galvalum). Gypsum 9 mm setara Jayaboard. Plastering Accessories .

Jointing Compound dari Jayaboard

14.1.2 Ukuran :

Profil hollow 2/4 dan 4/4 cm galvalum Penggantung galvalum

Atau bahan lain atas petunjuk dan persetujuan Direksi

14.1.3 Penutup : bentuk penutup plafond sesuai dengan gambar rencana.

List plafond: listplafond menggunakan list kayu kamfer ukuran 2,5/8 cm untuk Kamar Mandi dan WC dipasang sesuai dengan gambar rencana, dipasang dengan menggunakan skrup dan fischer sebagai penguat.

14.2 Pelaksanaan

a. Balok induk minimum dipasang tiap jarak 60 cm.

b. Jarak balok-balok disesuaikan dengan pemasangan penutupnya.

c. Rangka plafond harus digantung dengan baik dan kokoh pada kuda-kuda di atasnya.

d. Sistem sambungan harus sudah cukup kuat, sedang paku-paku dan alat penyambung lainnya hanya sebagai pelengkap.

e. Ukuran dan pola plafond harus sama dengan gambar atau mendapat persetujuan Direksi.

14.3 Hasil Akhir Yang Dikehendaki

a. Pola sesuai dengan rencana atau petunjuk Direksi. b. Plafond rata, tidak bergelombang dan retak.

(29)

Hal - 29

Pasal 15

PEKERJAAN LISTPLANK

15.1 Listplank dipasang setelah pemasangan usuk / baja ringan.

Bahan-bahan yang digunakan adalah kayu kamfer dengan spesifikasi sebagai berikut: Bebas dari cacat dan mata kayu

Lurus dan tidak lapuk Kering dan kuat Tidak bergetah

Alur/urat-urat kayu rapi

15.2 Pemasangan listplank harus lurus, rapi, rata, kayu tersebut harus diketam ke semua bidang dan diprofil dengan ukuran kayu yang dipakai ukuran sesuai gambar detail. Dan juga harus diperhatikan sambungan-sambungan kayu tersebut dengan memakai sambungan ekor burung.

Pasal 16

PEKERJAAN PLESTERAN DAN ACIAN

16.1 Pekerjan Plesteran 16.1.1 Bahan

Bahan – bahan seperti pasir, semen dan air adukan untuk pekerjaan plesteran mengikuti ketentuan yang digunakan dalam pekerjaan beton

16.1.2 Pelaksanaan

Sebelum pelaksanaan plesteran dimulai, semua permukaan supaya dibersihkan terlebih dahulu dari bekas-bekas kotoran spesi kemudian disiram air sampai jenuh.

Buatkan kepala/kop plesteran dengan acuan benang lurus vertikal pada jarak ± 2,50 m dengan ketebalan 15 mm.

Pekerjaan plesteran campuran 1 pc : 2 ps dipasang pada bangunan yang kedap air.

Pekerjaan plesteran 1 pc : 5 ps dipasang pada permukaan tembok yang akan diaci dan permukaan lain yang tidak kedap air.

Pekerjaan bidang plester baru dapat dikerjakan setelah kepala plesteran

kering, minimal telah berumur 24 jam.

Untuk pekerjaan plesteran beton dak talang supaya dibuatkan kemiringan ke arah posisi roof drain, sehingga sirkulasi air hujan bisa lancar.

Bidang plester harus dijaga kelembabannya agar tidak mengering terlalu cepat yang mengakibatkan keretakan dengan jalan membasahi dengan air serta melindungi dari sinar matahari langsung.

(30)

Hal - 30 16.2 Pekerjaan Acian

16.2.1 Bahan

Bahan – bahan seperti pasir halus, semen, mill tembok dan air adukan mengikuti ketentuan yang digunakan dalam pekerjaan beton.

16.2.2 Pelaksanaan.

Lakukan pekerjaan acian setelah plesteran/beton berumur 7 hari. Pastikan bahwa kondisi plesteran rata, lurus pada bagian sudut dan siap untuk diaci.

Lakukan pembasahan/penyiraman dengan air terhadap plesteran/beton/bidang yang akan diaci.

Tebal acian tidak boleh lebih dari 3 mm.

Gunakan jidar aluminium untuk meratakan acian.

Setelah acian setengah kering gunakan kasut kecil untuk merapikan dan menghaluskan acian secara merata dan tidak bergelombang.

Bidang acian harus tetap dibasahi dengan air minimal dalam waktu 7 hari, dan setelah itu acian baru dikeringkan.

Setelah acian benar – benar kering dan atas persetujuan Direksi/Pengawas pekerjaan, pekerjaan pengecatan/plamiran baru dapat dilaksanakan.

Pasal 17

PEKERJAAN WATER PROFING

17.1 Bahan

Waterprofing : Setara Sika 17.2 Lingkup pekerjaan

Pekerjaan water profing dilakukan pada lantai KM/WC lantai 2 dan talang beton, atau ditunjuk lain pada gambar rencana.

17.3 Pelaksanaan

Pelajari spesifikasi bahan dan methode aplikasi water profing pada brosurnya.

Cek dan lakukan penyempurnaan dan perbaikan pada bidang yang akan di water profing agar benar – benar terbebas dai lubang, celah atau keropos/pori yang dapat mengganggu penutupan water proofing.

Pastikan pekerjaan terkait di lokasi tersebut seperti listrik, air dan lain – lain telah selesai dikerjakan.

Bidang yang diwater profing harus bersih dari debu dan kotoran lain yang dapat mengurangi daya rekat water profing.

Lakukan cement base secara merata.

(31)

Hal - 31 Lakukan test water profing minimal 24 jam, setelah itu plesteran dak talang baru bisa dilanjutkan, sedangkan untuk KM/WC pasangan keramik lantai baru bisa dilaksanakan.

Permukaan beton yang akan di waterprofing harus bersih dari segala kotoran seperti debu, minyak, spesi dan lainnya. Campurkan bahan adonan waterprofing ( liquid + powder ) dengan perbandingan dalam berat (1 : 2.6) diaduk sampai merata. Lapisan pertama permukaan beton di coating/aplikasikan dengan sikat bulu plastik sampai merata di permukaan beton. Setelah kering, dilanjutkan dengan coating tahap kedua, coating tahap ketiga dilaksanakan setelah tahap kedua kering.Aplikasi pertama kearah horisontal dan aplikasi kedua ke arah vertikal. Hasil yang diharapkan, permukaan beton tidak bocor. Jika setelah permukaan beton diwaterprofing masih terjadi kebocoran, maka pemborong wajib mengulang kembali pekerjaan coating sampai beton tidak bocor lagi.

Pasal 18

PEKERJAAN PENGECATAN

18.1 B a h a n

Untuk cat tembok luar digunakan cat dari produk dengan kualitas setara Vinilex atau Dulux, yang tahan terhadap cuaca atau sesuai dengan petunjuk dan persetujuan Direksi.

Untuk cat bagian dalam tembok bangunan menggunakan cat dengan kualitas setara Vinilex atau Dulux.

Jenis dan warna cat sesuai dengan petujuk Direksi selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum pekerjaan pengecatan, Pemborong harus mengajukan daftar cat yang akan digunakan kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuannya.

Politur setara Mowilex digunakan untuk polituran daun pintu panil dan Kusen. 18.2 Pelaksanaan.

Tembok/Plafond

Pastikan permukaan tembok/plafond yang akan dicat dalam keadaan kering, bebas dari segala jenis kotoran yang melekat.

Setelah tembok benar-benar bersih, oleskan Plamur keseluruh permukaan tembok/plafond.

Setelah Plamur cukup kering diamplas halus, dilanjutkan dengan lapisan pertama top coating.

Lapisan kedua top coating dilanjutkan setelah lapisan cat pertama betul-betul kering ( jangan sekali-kali melakukan pengecatan lapis kedua sebelum lapisan pertama betul-betul kering,karena akan berakibat kegagalan pengecatan,cat akan meleleh dan tertarik oleh kuas/roll)

(32)

Hal - 32 Pastikan seluruh bidang permukaan kayu/Besi yang akan di cat telah bersih dari segala kotoran, dan telah diamplas halus.

Lapisan pertama/meni menggunakan Cat Primer ( Kayu/besi). Setelah itu permukaan kayu di amplas lagi sampai halus.

Setelah kering dilanjutkan dengan lapis pertama top coating dengan. Lapisan kedua top coating dilakukan setelah lapisan pertama benar-benar kering.

Pekerjaan Politur Ultra.

Permukaan yang dipolitur harus diamplas halus dan rata dengan amplas dan harus benar-benar bersih dari debu dan kotoran lainnya. Kemudian permukaan tersebut dipolitur lapis demi lapis sebanyak tiga kali.

18.3 Hasil Akhir Yang Dikehendaki

Bidang cat rata, tidak bergelombang, tidak retak dan warnanya sama. Bebas dari kotoran-kotoran / noda-noda lain.

Benangan dan alur-alur harus tajam dan lurus.

Pasal 19

PEKERJAAN SANITAIR

19.1 Pekerjaan Saluran Air Bersih.

Diameter pipa yang digunakan adalah sesuai dengan gambar rencana.

a. Pekerjaan instalasi air bersih dikerjakan oleh instalatur yang mempunyai ijin kerja dari instansi yang berwenang yang berlaku untuk tahun kerja tersebut dan mendapat persetujuan dari Direksi.

b. Pipa-pipa yang sudah terpasang tidak boleh ditimbun sebelum disetujui Direksi dan pemasangan pipa didalam bangunan adalah bersifat inbow.

c. Pipa-pipa yang melintas jalan harus dilindungi dengan pipa pelindung yang berdiameter 2 kali lebih besar dari pipa yang dipasang.

d. Pekerjaan yang harus dilaksanakan ialah pemasangan dan pennyambungan saluran air minum lengkap dengan kran-krannya sampai keluar airnya.

e. Bahan-bahan yang digunakan untuk instalasi air bersih serta cara-cara pelaksanaan teknisnya harus memenuhi syarat-syarat dalam A.V, peraturan pemerintah setempat, gambar dan spesifikasi instalasi.

f. Semua instalasi air minum harus ditest dengan tekanan sekurang-kurangnya 6 ( enam ) atmosfir atau selama 30 menit atas persetujuan jawatan yang bersangkutan.

g. Setelah pemasangan pipa selesai, saluran pipa di halaman harus diurug dan dipadatkan sampai rata tanah semula.

h. Sebelum pekerjaan dimulai, instalatur harus mengajukan gambar-gambar rencana pelaksanaan yang diperlukan.

i.. Pipa-pipa air bersih : Pipa PVC.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan indikator dalam PAIKEM yaitu sebagai berikut (a) dalam pembelajaran aktif, guru dapat menciptakan suasana sedemikian rupa

Ruang lingkup penelitian kali ini membahas mengenai bagaimana agar penulis dapat merancang aplikasi sedemikian rupa sehingga membantu pengguna dalam penggunaan

Secara umum jika suatu gaya F merupakan gaya total yang bekerja pada suatu obyek (secara tetap maupun berubah-ubah) sedemikian rupa sehingga tenaga kinetik merupakan

2) Mekanisme kerja dalam proses penerbitan sertifikat hak tanah menjadi sedemikian rupa sehingga kurang dimengerti oleh orang awam. Berdasarkan Peraturan Pemerintah

direncanakan sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah program yang dapat dipergunakan sebagai bahan ajar. Biasanya digunakan untuk pembelajaran bahasa atau musik. 2) Radio ,

Sistem linear singular yang mempunyai nilai eigen infinite akan dibentuk sedemikian nilai-nilai eigen infinite tersebut ditempatkan sehingga sistem tidak

Purposive sampling adalah metode penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu, dimana anggota sampel akan dipilih sedemikian rupa sehingga sampel yang dibentuk

Hubungan belitan yang disusun sedemikian rupa sehingga salah satu ujung dari setiap belitan transformator fase tiga, atau salah satu ujung setiap belitan transformator fase