• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS (6)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS (6)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

KEBIJAKAN

NAMA : RICHARDO BANO

NIM : 1315151014

richardo990@yahoo.co.id

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS

UDAYANA

(2)

DOSEN PENGAMPU : DR. I GEDE SUDJANA

BUDHIASA

2015

JEDA DARI PENGARUH SEBUAH KEBIJAKAN

(3)

atau jeda, tapi setiap tahap, dan ini dapat di bagi kedalam dua tahap: inside lag, yaitu periode waktu yang dibutuhkan untuk menjalankan kebijakan – seperti pemotongan pajak atau peningkatan uang beredar – dan outside lag, yang menggambarkan saat kebijakan mulai berpengaruh terhadap perekonomian. Inside lag, kembali, dibagi menjadi jeda pengamatan, dan pelaksanaan.

JEDA PENGAMATAN

Jeda pengamatan (recognition lag) ialah periode antara terjadinya gangguan dan saat pembuat kebijakan mengamati keputusan apa yang dibutuhkan. Secara prinsip jeda ini bisa menjadi negatif apabila gangguan dapat diprediksi dan kebijakan yang diperlukan dapat di persiapkan sebelum gangguan terjadi. Misalnya, kita tahu bahwa faktor musiman dapat mempengaruhi pola. Misalnya kita tahu pada saat natal permintaan uang akan sangat tinggi. Dari pada menanggapinya dengan kebijakan uang yang ketat, the Fed akan mengakomodasi permintaan musiman ini dengan melakukan ekspansi uang beredar. Secara umum, walau bagaimanapun, jeda pengamatan bersifat positif, jadi waktu yang terpakai antara gangguan dan pengamatan dibutuhkan untuk pelaksanaan kebijakan.

JEDA KEPUTUSAN DAN PELAKSANAAN

(4)

jeda pelaksanaan secara praktis tidak ada. Memang, pelaksanaan kebijakan fiskal lebih lambat. Walupun kebutuhan pelaksanaan kebijakan fiskal di ketahui, pemerintah harus mempersiapkan peraturan untuk pelaksanaan tersebut. Selanjutnya, peraturan tersebut dibahas dan di setujui kongres sebelum perubahan kebijakan di buat.

STABILISATOR OTOMATIS

Adanya inside lag dalam pembuatan kebijakan memberikan perhatian pada penggunaan stabilisator otomatis. Stabilisator otomatis adalah mekanisme dalam perekonomian yang secara otomatis – yaitu tanpa intervensi pemerintah kasus demi kasus – mengurangi sejumlah perubahan output yang merespon perubahan permintaan otonom. Salah satu keuntungan utama dari stabilisator otomatis ialah inside lag yaitu nol. Stabilisator otomatis yang paling penting ialah pajak pendapatan. Ia menstabilkan perekonomian dengan mengurangi dampak pengganda dari gangguan-gangguan terhadap permintaan agregat. Pengganda untuk dampak perubahan pengeluaran otonom PDB berhubungan terbalik dengan tingkat pajak pendapatan. Ketika para pekerja menganggur dan mengurangi konsumsi, pengurangan permintaan konsumsi cenderung memiliki dampak pengganda pada output. Dampak pengganda berkurang ketika penangguran menerima konpensasi menganggur karena pendapatan disposabel berkurang lebih sedikit dibanding kehilangan pendapatannya.

OUTSIDE LAG

(5)

Mengapa ada outside lag yang cukup lama? Bayangkan contoh kebijakan moneter berikut, yang mempunyai dampak awal pada tingkat suku bunga, bukan pada pendapatan. Suku bunga, pada gilirannya, akan mempengaruhi investasi dengan jeda waktu, dan juga mempengaruhi konsumsi dengan mempengaruhi nilai kesejahteraan.

JEDA KEBIJAKAN MONETER VERSUS FISKAL

Kebijakan fiskal dan tentunya, perubahan belanja pemerintah yang bekerja langsung di permintaan agregat mempengaruhi pendapatan lebih cepat ketimbang kebijakan moneter. Apapun, kebijakan fiskal memiliki outside lag yang lebih singkat, namun di perkirakan lebih lama pada inside lag. Inside lag yang lama membuat kebijakan fiskal kurang berguna bagi stabilitas dan berarti kebijakan fiskal cenderung relatif tidak sering di gunakan untuk menstabilkan perekonomian. Analisa kami tentang jeda dengan jelas mengindikasikan satu kesulitan dalam menjalankan kebijakan stabilisasi jangka pendek. Butuh waktuh untuk menentukan kebijakan dalam pelaksanaannya, dan kemudian kebijakan itu sendiri butuh waktu untuk dapat mempengaruhi ekonomi. Tapi itu bukan satu-satunya kesulitan yang ada. Kesulitan lebih jauh timbul karena pembuat kebijakan tidak mengetahui pasti ukuran dan waktu dari dampak sebuah kebijakan.

KEBIJAKAN GRADUALIS VERSUS KEBIJAKAN SEKETIKA

(6)

EKSPEKTASI DAN REAKSI

Ketidakpastian tentang dampak kebijakan pada ekonomi timbul karena pembuat kebijakan tidak tahu dengan pasti nilai penggandanya. Pemerintah selalu tidak yakin seberapa besar perekonomian akan bereaksi pada perubahan kebijakan. Dalam prakteknya, pemerintah bekerja dengan menggunakan model ekonometri dalam mengestimasi dampak perubahan kebijakan. Model ekonometrika ialah gambaran perekonomian secara statistik atau beberapa bagian dari itu. Ketidakyakinan pemerintah mengenai dampak kebijakan disebabkan pemerintah tidak tahu model perekonomian sesunguhnya dan sebagian karena pemerintah tidak tahu ekspektasi apa yang dimiliki perusahaan atau konsumen.

KETIDAKPASTIAN REAKSI

Misalkan pada awal tahun 2020, karena kelesuan perekonomian, pemerintah memutuskan untuk memotong pajak. Pemotongan pajak ini direncanakan bersifat sementara – sedikit pengorbanan agar perekonomian bergerak, tak lebih. Untuk menggambarkan seberapa besar pemotongan pajak dibutuhkan, pemerintah harus mengira-ngira bagaimana masyarakat akan bereaksi terhadap pemotongan pajak bersifat temporer, maka ia tidak akan banyak mempengaruhi pendapatan jangka panjang dan karenanya kemudian hanya memicu kenaikan pengeluaran. Hal ini mengindikasikan bahwa agar berguna, pemotongan pajak haruslah besar. Alternatifnya, mungkin konsumen akan percaya banwa pemotongan pajak akan berlangsung lebih lama dari yang dikatakan pemerintah – memang, masyarakat tahu menaikan pajak itu sulit. Dalam kasus ini marginal propensity to spend dari pemotongan pajak yang di umumkan bersifat temporer akan lebih besar. Pemotongan pajak yang lebih kecil akan cukup untuk menaikan pengeluaran dengan banyak. Jika perkiraan pemerintah mengenai reaksi konsumen meleset, hal ini bisa menghasilkan destabilisasi alih-alih stabilisasi perekonomian.

(7)

Adalah penting skali mempertimbangkan dampak kebijakan itu sendiri terhadap ekspektasi, karena dimungkinkan kebijakan baru akan berdampak pada pembentukan ekspektasi. Anggap Federal Reserve system mengumumkan bahwa mulai sekarang kebijakan semata-mata hanya menjaga kestabilan harga dan sebagai respon dari setiap kenaikan harga itu mereka akan menurunkan jumlah uang beredar. Jika masyarakat percaya dengan pengumuman itu, mereka tidak akan mendasarkan ekspektasi pertumbuhan uang dan inflasi mereka pada pola inflasi lama. Pembuat kebijakan memiliki kredibilatas apabila pengumuman mereka dipercayai para pelaku pasar.

KETIDAKPASTIAN DAN KEBIJAKAN EKONOMI

(8)

sebagai ketidakpastian pengganda (multiplier uncertainty). Misalnya, estimasi pengganda terbaik kita atas kenaikan belanja pemerintah sebesar 1,2. Jika PDB harus dinaikan sebesar $60 milyar, maka kita harus menaikan belanja pemerintah sebesar $50 milyar. Namun bukti statistik lebih baik di interprestasikan hanya dengan mengatakan bahwa kita lebih yakin bahwa pengganda ialah 0,9 dan 1,5. Jika demikian, ketika belanja pemerintah dinaikan $50 milyar, maka kta pasti perkirakan PDB akan naik sebesar antara $45 milyar dan $74 milyar. Bagaimana seharusnya pembuat kebijakan bereaksi menghadapi ketidakpastian ini? Semakin tepat pembuat kebijakan mengetahui parameter-parameter relevan, maka lebih aktiv kebijakannya.

PORTOFOLIO KEBIJAKAN DI BAWAH KETIDAKPASTIAN

Bayangkan pilihan antara kebijakan moneter dan kebijakan fiskal ketika pengganda-pengganda keduanya tidak pasti. Prosedur terbaik ialah dengan menggunakan portofolio instrumen kebijakan – penggunaan dosis yang lebih ringan baik pada kebijakan moneter maupun fiskal. Alasan melakukan diversifikasi dengan cara ini adalah paling tidak terdapat peluang bahwa kesalahan mengestimasi satu pengganda akan di tutup oleh kesalahan estimasi yang lain. Dengan keberuntungan, kesalahan menentukan kebijakan sebagian akan saling meniadakan. Bahkan bila kita tidak beruntungpun, tak lebih rugi di banding jika kita menerapkan penuh pada satu instrumen.

SASARAN, INSTRUMEN, DAN INDIKATOR: SEBUAH TAKSONOMI

Variabel-variabel ekonomi memainkan beragam peran dalam diskusi kebijakan. Kita membagi variabel-variabel tersebut kedalam “sasaran”, “instrumen”, dan “indikator”.

(9)

ekonomi, unit pembuat kebijakan khusus dapat diberikan tugas mencapai target antara tertentu. Misalnya, bank sentral dapat diinstruksikan mencapai kenaikan stok uang 2 persen per tahun. Meskipun pertumbuhan uang sendiri bukan tujuan ekonomi akhir, menargetkan pertumbuhan uang merupakan tugas yang tepat untuk di serahkan pada bank sentral.

Instrumen – instrumen ialah alat secara langsung dapat digunakan oleh pembuat kebijakan. Misalnya, bank sentral memiliki target nilai tukar. Instrumennya bisa dengan membeli atau menjual valuta asing.

Indikator – indikator adalah variabel-variabel ekonomi yang memberikan kita sinyal apakah kita mendekati sasaran yang diinginkan. Sebagai contoh, kenaikan tingkat suku bunga kadangkala memberi sinyal bahwa pasar mengantisipasi kenaikan inflasi yang akan datang. Jadi indikator menyediakan tanggapan informasi yang memberi kesempatan pembuat kebijakan untuk menyesuaikan instrumen agar dapat melakukan tugas yang lebih baik dalam mencapai sasaran. Kebanyakan para ekonom sepakat bahwa cara terbaik mencapai target akhir ialah pembuat kebijakan menggunakan indikator untuk memberikan informasi tambahan dalam penghitungan penyesuaian terbaik dengan instrumen yang ada. Kategorisasi variabel-variabel ke dalam target, instrumen, atau indikator kadangkala bersifat situasional. Misalkan, dalam beberapa tahun bank sentral telah menentukan suku bunga sebagai sasaran antara. Dalam tahun-tahun yang lain bank sentral menggunakan suku bunga sebagai indikator keberhasilan uang beredar.

APA TARGETNYA ? SEBUAH APLIKASI PRAKTEK

Anggap tujuan utama dari kebijakan ialah menjaga PDB mendekati PDB potensial dan tujuan sekundernya ialah mencapai tingkat inflasi yang rendah. Pada bagian ini kami mempertimbangkan rangkaian pendekatan sasaran yang mungkin. Informasi, tentu, sungguh tidak sempurnah. Untuk setiap sasaran yang mungkin, kami mencari apa yang salah.

(10)

Jika kita mencapai PDB potensial secara tepat, maka penargetan PDB riil adalah optimal. Kita mencapai tujuan utama dengan tepat. Karna kurva philips menyatakan bahwa tingkat pengangguran alamiah sama dengan pengangguran aktual ketika inflasi aktual sama dengan inflasi yang di antisipasi, mencapai PDB potensial konsisten dengan inflasi aktual dan inflasi yang diantisipasi yang rendah. Sekarang anggap kita menerka tingkat pertumbuhan PDB potensial terlalu tinggi. Misalnya, kita mengira PDB potensial dapat tumbuh 4 persen pertahun sementara faktanya hanya tumbuh 2 persen. Dalam jangka pendek kita akan mengenjot pertumbuhan PDB aktual, agar mencapai pertumbuhan 4 persen. Namun, mendorong PDB ke atas potensialnya menyebabkan inflasi berjalan cepat. Semakin lama kita melakukan itu, semakin cepat inflasi berlari. Kitapun tak dapat menjaga pertumbuhan 4 persen secara permanen.

PENARGETAN PDB NOMINAL

Kita dapat mengadopsi rencana pertumbuhan PDM nominal sebesar 4 persen. Jika kita mulai pada PDB potensial dan terjadi pertumbuhan PDB potensial sebesar 4 persen, maka kita mencapai target baik target primer maupun sekunder. Bagaimanapun, bila kita mulai dari bawah potensial, maka kita melewatkan peluang untuk menggerakan PDB riil dengan cepat. Anggap lagi bahwa PDB potensial benar-benar tumbuh sebesar 2 persen per tahun. Dalam jangka panjang, 4 persen pertumbuhan PDB nominal itu terbagi menjadi 2 persen kenaikan riil dan 2 persen inflasi, yang dapat terjadi dibawah target PDB riil.

PENARGETAN INFLASI

(11)

kedua. Tidaklah mengejutkan, para ekonom yang berpikir bahwa makroekonomi adalah sasaran-sasaran nominal yang dapat memperbaiki sendiri secara luas (terutama bagi mereka yang menganggap kurva philips berbentuk vertikal sepanjang horizon jangka pendek) lebih memilih target-target nominal. Mengapa mengambil resiko inflasi tinggi bila PDB riil akan secara luas merawat dirinya sendiri? Para ekonom yang percaya bahwa kurva philips yang datar berlanjut untuk beberapa waktu, berpikir bahwa manfaat dari mencapai tujuan output dan pengangguran lebih besar dibanding resiko inflasi.

DAFTAR PUSTAKA

Referensi

Dokumen terkait

Dengan fokus kita akan lebih mudah membuat nilai informasi sebuah program karena disitu dapat diungkapkan kemajuan apa yang didapatkan dari program-program

Perbedaan penelitian yang akan dilakukan adalah pada jenis penelitiannya yaitu menggunakan variabel yang diteliti terapi Benson dengan gangguan pola tidur

Menurut psikologi, remaja adalah suatu periode transisi dari masa awal anak anak hingga masa awal dewasa, yang dimasuki pada usia kira kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia

Untuk mengetahui keterlaksanaan model latihan inkuiri selama proses pembelajaran dalam penelitian ini, maka dilakukan observasi terhadap tahapan model latihan

Variabel penelitian terdiri dari variabel indeks stabilitas sistem keuangan (ISSK), indeks harga saham gabungan (IHSG), indeks harga perumahan residensial (IHPR), kurs

3) dilaporkan dalam neraca dengan klasifikasi (classification) akun yang tepat dan periode akuntansi yang sesuai dengan terjadinya transaksi (cutoff). Bagian flowchart yang

Menurut Hurlock (2005), pengetahuan yang kurang baik terhadap menstruasi yang selalu kuat pada remaja putri akan terus berlangsung sepanjang hidup, akibatnya,

Terminal Bus juga merupakan suatu area dan fasilitas yang di dalamnya terdapat interaksi berbagai elemen seperti manusia (penumpang, pedagang dan kru bus), fasilitas