• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pencapaian Konsep Konsep Mempertajam Ket

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pencapaian Konsep Konsep Mempertajam Ket"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Pencapaian Konsep-Konsep

(Mempertajam Keterampilan-Keterampilan Berfikir Dasar)

A. Pencapaian Konsep-Konsep

Pencapaian konsep merupakan “proses mencari dan mendaftar sifat-sifat yang dapat digunakan untuk membedakan contoh-contoh yang tidak tepat dari berbagai kategori” (Bruner, Goodnow, dan Austin, 1967). Sementara pembentukan konsep, merupakan proses yang mengharuskan siswa menentukan dasar dimana mereka akan membangun kategori, maka penemuan konsep mengharuskan mereka menggambarkan sifat-sifat dari suatu kategori yang sudah terbentuk dalam pikiran orang lain dengan membedakan contoh-contoh (exemplars) yang berisi karakteristik-karakteristik (ciri-ciri) konsep itu dengan contoh-contoh yang tidak berisi karakteristik-karakteristik ini.

Dasar pemikiran penemuan konsep dengan istilah contoh (exemplar) dan sifat (attribute) bertujuan menggambarkan aktivitas mengatagorisasi dan mencapai konsep. Berasal dari kajian Bruner tentang konsep-konsep dan bagaimana orang mencapai konsep tersebut, masing-masing istilah diatas memiliki satu arti dan fungsi tertentu dalam semua istilah pembelajaran konseptual, khususnya dalam penemuan konsep.

Contoh (exemplar), merupakan bagian kecil dari koleksi data atau perangkat data. Kategori ini merupakan bagian kecil atau koleksi dari contoh-contoh yang memiliki satu atau lebih karakteristik yang saling bersebrangan satu sama lain.

Sifat (attribute), merupakan seluruh objek data yang memiliki beberapa fitur didalamnya. Sifat-sifat yang esensial (essential attributes) adalah sifat-sifat yang penting dan tepat untuk suatu bidang tertentu.

Sifat-sifat ganda (multiple attributes), merupakan konsep-konsep menjangkau dari kategori yang cukup diidentifikasi berdasarkan satu sifat hingga kategori yang perlu diidentifikasi dengan beberapa sifat. Untuk mengajarkan suatu konsep, dalam pengarahan harus mengidentifikasikan dengan jelas sifat-sifat dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya, dan harus menyertakan contoh-contoh negatif untuk memudahkan dalam mengesampingkan objek-objek lain yang memiliki nilai sifat yang sama dengan contoh tersebut.

(2)

Pada akhirnya, beberapa konsep mengharuskan adanya hubungan antara contoh-contoh dan beberapa entitas lainnya. Dengan kata lain dalam pemberian pemahaman konsep pada saat pembelajaran harus memberikan contoh yang sederhana dan realistis agar dapat dipahami ileh siswa agar dapat dipahami.

B. Strategi-Strategi Penemuan Konsep

Dalam pemahaman yang diberikan kepada siswa maka siswa harus dengan mudah untuk memberikan dugaan sementara atas contoh yang diberikan. Untuk mengidentifikasi pemahaman siswa maka ada beberapa cara untuk melihatnya. Pertama, pengajar dapat membangun latihan-latihan penemuan konsep sehingga pengajar dapat mengamati siswa berfikir. Kedua, siswa mampu tidak hanya mendeskripsikan bagaimana mereka memperoleh konsep, tetapi juga mereka mampu untuk lebih efisien dengan mengubah strategi-strategi mereka dan belajar menggunakan strategi baru. Ketiga, dengan mengubah cara pengajar menyajikan informasi dan dengan sedikit memodifikasi model ini, pengajar dapat memengaruhi cara-cara siswa dalam memproses informasi.

Kunci untuk memahami strategi-strategi yang digunakan siswa untuk mencapai konsep adalah menganalisis bagaimana mereka mendekati informasi yang tersedia dalam contoh-contoh yang pengajar sediakan. Khususnya, apakah mereka fokus pada aspek-aspek informasi tertentu (strategi partistik), atau mereka mereka menggunakan sekuruh, atau hampir semua informasi tersebut (strategi holistik).

Ada dua cara dalam mengamati dan memperoleh informasi tentang strategi yang digunakan siswa untuk mencapai konsep. Pertama, stelah suatu konsep dicapai, kita dapat meminta mereka menceritakan pemikirannya agar latihan terus berlangsung. Misalnya dengan menggambarkan gagasan yang mereka munculkan, sifat apa yang mereka fokuskan, dan modifikasi yang mereka buat. Kedua, kita dapat meminta siswa untuk menulis hipotesis mereka. Setelah itu, mereka diminta menyerahkan pada kita suatu catatan yang dapat kita analisis.

Tennyson dan rekannya (tennyson dan Cochiarella,1986) menyimpulkan bahwa siswa sebenarnya mampu mengembangkan pengetahuan prosedural (bagaimana mencapai konsep) dengan latihan secara intens. Selain itu, Tennyson menyimpulkan bahwa semakin banyak pengetahuan prosedural yang dimiliki siswa, semakin efektif mereka mencapai dan menerapkan pengetahuan konseptual. Dengan demikian, pengajar memang perlu menerapkan pemikiran analisis semacan ini untuk memfasilitasi pembelajaran metakognisi pemerolehan konsep.

(3)

Dalam pelaksanaan konsep ini data pengajaran disajikan pada siswa dalam bentuk seperangkat objek yang disebut dengan contoh-contoh, dengan membandingkan contoh positif dan negatif sehingga siswa dapat mengembangkan hipotesis tentang sifat kategori. Namun, siswa tidak langsung diminta untuk membuat hipotesis. Pada tahap ini siswa diutamakan untuk bisa mengidentifikasi dari contoh-contoh positif dan negatif yang diberkan pengajar.

Setelah itu, baru siswa diminta untuk menyampaikan hipotesis mereka dan menggambarkan kemajuan gagasan mereka selama proses ini.

C. Model Pengajaran 1. Struktur Pengajaran

Tahap pertama, melibatkan penyajian data pada pembelajar. Seetiap unit data merupakan “contoh” atau “noncontoh” konsep yang terpisah, unit ini disajikan berpasangan. Data tersebut dapat berupa kejadia, manusia, objek, cerita, gambar atau unit lain yang dapat dibedakan satu sama lain.

Tahap kedua, siswa menguji penemuan konsep mereka, petama-tama dengan cara mengidentifikasi secara tepat contoh-contoh tambahan yang tidak dilabeli dari konsep itu dan kemudian dengan membuat contoh-contoh mereka. Setelah ini guru dan siswa dapat membenarkan atau tidak membenarkan hipotesis mereka, merevisi pilihan konsep atau sifat-sifat yang mereka tentukan sebagaimana mestinya.

Tahap ketiga, siswa mulai menganalisis strategi-strategi dengan segala hal yang meraka gunakan untuk mencapai konsep.

2. Sistem Sosial

Model ini sangat mudah disusn, guru mengawasi jalannya pembelajaran, tetapi dialog terbuka tetap ada dalam tahapan-tahapan berikutnya. Begitu pula interaksis siswa harus dimunculkan. Model ini relatif tersusun dengan baik, dimana para siswa lebih banyak memberikan inisiatif dalam proses induktif saat mereka banyak memperoleh banyak pengalaman (model-model penemuan konsep yang lain lebih rendah dalam hal penataannya/strukturnya).

3. Peran/Tugas Guru

a. Memberikan dukungan tetati tetap menekankan diskusi yang hipotetik.

b. Membantu siswa menyeimbangkan hipotesis yang satu dengan hipotesis yang lainnya.

c. Fokus pada sifat-sifat atau fitur-fitur tertentu dalam contoh-contoh yang ada. d. Mendampingi siswa dalam mendidkusikan dan mengevaluasi strategi berfikir

mereka. 4. Sistem Pendukung

(4)

siswa memiliki cukup pengalaman, mereka bisa diminta untuk berdiskusi dalam membuat unit-unit data, asalkan pada tahap kedua mereka sudah bisa menghasilkan contoh-contoh.

D. Penerapan Pencapaian Konsep-konsep

Penerapan pembentukan konsep akan menentukan bentuk aktivitas-aktivitas pembelajaran tertentu. Contoh, jika penekanannya adalah untuk memperoleh konsep baru , guru harus menekankan melalui pertanyaan atau komentarnya tentang sifat-sifat disetiap contohdan konsepnya. Jika penekanannya adalah pada proses induktif, guru mungkin dapat menyediakan tanda/isyarat untuk mengajak siswa untuk tekun dan berpartisipasi aktif. Materi (konsep) sebenarnya kurang penting dari pada partisipasi aktif dalam proses induktif; bahkan mungkin untuk konsep yang sudah banyak diketahui pun(sebagaimana dalam eksperimentasi Bruner). Jika penekanannya pada kemampuan analisis berfikir, guru sebaiknya menerapkan latihan penemuan konsep yang tidak terlalu lama sehingga siswa dapat menhabiskan lebih banyak waktu untuk analisis berfikir. Model penemuan konsep bisa saja dilakukan pada atau oleh para siswa disetiap tingkatan umur dan kelas.

E. Kelebihan dan Kelemahan Pencapaian Konsep-Konsep 1. Kelebihan Pencapaian Konsep-Konsep

a. Siswa dapat dengan mudah memahami konsep karena diberikannya contoh yang seimbang (positif-negatif) dan teratur dalam pemahaman pembelajaran.

b. Siswa belajar mandiri dalam memahami konsep yang diberikan pengajar dan diarahkan pada akhir pengajaran.

c. Siswa dapat menembangkan pemikirannya karena dalam pemahaman pencapaian konsep siswa diajak untuk menganalisis dan menyimpulkan sebuah hipotesis. d. Pengajaran pencapaian konsep ini dapat digunakan/diterapkan pada seluruh

tingkatan umur dan tingkatan kelas.

e. Pencapain konsep ini merupakan perangkat evaluasi unggul saat guru ingin mengetahui sejauh mana siswa dapat menguasai gagasan-gagasan penting yang pengajar ajarkan.

f. Pencapaian konsep juga dapat berguna untuk membuka bidang konseptual baru dengan cara melakukan rangkaian penelitian pada siswa secara individu atau kelompok.

g. Dengan pemahaman konsep ini menyadarkan betapa pentingnya penelitian terhadap bidang-bidang materi pelajaran dan dapat meningkatkan kajian induktif tanpa henti.

(5)

a. Konsep ini membutuhkan pengajar yang mampu memanajemen waktu karena konsep ini jika tidak di manajemen dengan baik akan memakan waktu yang cukup lama.

b. Pengajar harus memiliki kemampuan penyampaian yang baik dalam memberikan contoh pada siswa.

c. Harus melihat kemampuan siswa dalam memahami konsep ini jika kemampuan siswa tidak kuat menggunkan konsep ini mka akan menghampat kelancaran konsep ini.

d. Pengajar harus memiliki kemampuan untuk mengkontrol kelas dan mengawasi siswa selama proses berlangsung.

e. Pengajar harus bisa inovasi dalam penyampaian konsep dan menggunakan media yang tepat dalam pelaksaannnya.

F. Komentar

Pencapaian konsep merupakan “proses mencari dan mendaftar sifat-sifat yang dapat digunakan untuk membedakan contoh-contoh yang tidak tepat dari berbagai kategori”. Model pembelajaran ini bertujuan agar mempermudah siswa dalam memahami kosep yang mereka buat sendiri dengan pemahaman sendiri. Dalam model ini siswa dan guru dituntut untuk bisa berinovasi agar pembelajaran dapat dilaksanakan dengan baik.

model pembelajaran pencapaian konsep merupakan model pembelajaran yang menitikberatkan pada cara-cara untuk memperkuat dorongan internal manusia dalam memahami ilmu pengetahuan dengan cara menggali dan mengorganisasikan data, merasakan adanya masalah dan mengupayakan jalan pemecahannya, serta mengembangkan bahasa untuk mengungkapkannya (Sukamto, 1993).

Hal tersebut juga sejalan denga penelitian M. Imron Rosyid , Lia Yuliati , Kadim Masjkur yang berjudul “PEMBELAJARAN DENGAN PENCAPAIAN KONSEP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERTANYA SISWA PADA MATAPELAJARAN IPA / FISIKA KELAS VII-F SMP NEGERI 20 MALANG” dan hasilnya menunjukan Penelitian ini dapat menyimpulkan bahwa pembelajaran dengan pencapaian konsep dapat meningkatkan kemampuan bertanya siswa pada matapelajaran IPA / Fisika kelas VII-F SMP N 20 Malang.

(6)

Daftar Pustaka

Joice, B., Weil, M., & Calhoun, E. (2009). Models of teaching (8th ed.). Upper Saddle River, NJ: Pearson Education, Inc.

M. Imron Rosyid , Lia Yuliati , Kadim Masjkur. “PEMBELAJARAN DENGAN PENCAPAIAN KONSEP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERTANYA SISWA PADA MATAPELAJARAN IPA / FISIKA KELAS VII-F SMP NEGERI 20 MALANG”. Dapat diakses melalui http://jurnal-online.um.ac.id/ pada tanggal 12 Maret 2016.

Soekamto, T., dan Winataputra,U.S. (1997). Teori Belajar dan model-model Pembelajaran, Bahan Ajar PEKERTI P2LPTK. Jakarta : Dirjen PPTK Dikti.

Referensi

Dokumen terkait

Pengamatan rejeksi membran terhadap larutan garam Pb(II) menunjukkan bahwa membran ZrSiO4- ZrO2-TiO2 hasil sintering pada temperatur 1.300 o C tidak mampu merejeksi Pb(II)

Pada tahun yang sama, terjadi penarikan dana pihak ketiga US $ bank konvensional dalam jumlah besar sehingga mengakibatkan terapresiasinya mata uang ini terhadap nilai tukar mata

Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti,

Dalam bahasa Jerman, kata sejarah disebut  geschichte yang artinya sesuatu yang telah terjadi, sesuatu yang , kata sejarah disebut  geschichte yang artinya sesuatu yang telah

Azotobacter chroococcum selain dalam menambat nitrogen, bakteri ini juga menghasilkan sejenis hormon yang kurang lebih sama dengan hormon pertumbuhan tanaman dan

MUIIAMMAD SARWIJDI WIBOWo AFRY MARI-!NA SAMOSIR NOVIANTIKA GITA SEKAR AYU ZII-FANA ITIATUI- I-AII-IYAII lj^Dl_l. \(x)R

 Menu penilik/pengawas merupakan data entry yang akan memasukkan biodata dari penilik/pengawas yang berada pada suatu wilayah tertentu.  Pada menu penilik/pengawas, terdapat

maupun real menunjukkan bahwa protokol OLSR yang dimodifikasi menunjukkan jumlah paket yang lebih sedikit jika dibandingkan protokol OLSR yang biasa.Hal itu ditunjukan