• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan Agama Definisi Tujuan Metod

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Perbandingan Agama Definisi Tujuan Metod"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANDINGAN AGAMA

(Pengertian, Tujuan, Sistem dan Metode serta Pokok-Pokok

Ajaran Agama)

Makalah

Dipresentasikan Pada Mata Kuliah Perbandingan Agama Semester Genap Tahun 2015

Dosen Pengampu: Dr. H. Ahmad Choiron, M.Ag.

Disusun Oleh :

1. Aida Nurul Chafidhoh : 112005 2. Ida Ainur Rokhmawati : 112016 3. Malichatin Ningsih : 112020 4. Devi Syilvia : 112024

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS

JURUSAN TARBIYAH / PAI

TAHUN 2015

(2)

Manusia sebagai makhluk yang tercipta sempurna dengan akal, hati, dan perasaan dituntut untuk menjadi seorang khalifah di bumi. Kehidupan di dunia yang dinamis membuat manusia berlalu lalang di dalamnya untuk menjaga keeksisannya di dunia agar bisa survive dan terus mendayagunakan akalnya agar tercipta kesejahteraan bagi dirinya dan lingkungannya. Ilmu dan teknologi memang mampu mencapai segalanya yang di dunia, namun ketika manusia sudah mencapai di titik jenuh ada satu naluri yang harus dicermati dan dikaji lagi yaitu naluri beragama.

Manusia menurut fitrahnya adalah makhluk agama. Sifat itu pada dasarnya dari naluri alamiahnya untuk menyembah atau menghamba pada suatu objek atau wujud yang dipandangnya lebih tinggi darinya atau menguasainya. Naluri ini sebagaimana ditegaskan oleh al-Qur’an merupakan penyaluran dari dorongan yang berada jauh di alam bawah sadarnya, yaitu dorongan kembali kepada Tuhan.1Quraish Shihab menuturkan bahwa tidak

mudah mendefinisikan agama ketika sekarang ini kita menemukan kenyataan bahwa agama amat beragam. Pandangan seseorang terhadap agama, ditentukan oleh pemahamannya terhadap ajaran agama itu sendiri.2

Tidak bisa dipungkiri, agama berperan penting dalam kehidupan manusia. Ia memberikan ketenangan, solusi, pencerahan maupun kemajuan yang pesat dalam peradaban manusia. Akan tetapi fakta bahwa agama yang ada dunia sangat banyak sekali dan perbedaan antara yang satu dan yang lainnya tidak dapat terbantahkan. Perbedaan inilah yang dapat menyebabkan adanya ketidakcocokan diantara penganut dan pelaksana agama yang ada di dunia. Dan terkadang, ketidakcocokan itu menimbulkan perpecahan yang berujung dengan adu senjata. Ini memang ironis karena setiap agama secara substantif mengajarkan kebaikan tanpa kekerasan dan kedamaian kepada sesama manusia. Interpretasi dari para pengikut agama itulah yang

1 Budhy Munawar Rahman,. Islam Pluralis Wacana Kesetaraan Kaum Beriman. Raja Grafindo Persada, Jkarta, 2004, hlm. 17.

(3)

menjadikan secara visual agama khususnya Islam tampak radikal, fanatis dan penuh pemberontakan yang berbau kekerasan.

Pada hakikatnya, antara agama yang satu dan yang lainnnya pasti memiliki kesamaan dan perbedaan dari berbagai apseknya, mulai dari aspek kepercayaan, peribadatan, tingkah laku, nilai-nilai, hingga aspek sosial yang mengajarkan cara berinteraksi dengan sesama manusia. Walaupun demikian, pemakalah merasa bahwa yang paling penting dari hal-hal yang telah dipaparkan di atas adalah memandang substansi agama sebagai suatu kesatuan, bukan monoteis, politeis, paganis, samawi, atau non-samawi. Berangkat dari hal tersebut, disini pemakalah akan menjabarkan tentang ilmu perbandingan agama secara keseluruhan ditinjau dari berbagai aspeknya serta garis besar dari ajaran pokok beberapa agama.

B. Perrmasalahan

Berdasarkan pemaparan di atas, maka dapat dirumuskan pokok-pokok permasalahan sebagai berikut:

1. Mengapa kita kuliah ilmu perbandingan agama?

2. Bagaimana tujuan, sistem dan metode dalam memahami ilmu perbandingan

agama?

3. Bagaimana pokok-pokok ajaran dari agama-agama besar di Indonesia?

C. Pembahasan

1. Pengertian Ilmu Perbandingan Agama

a. Pengertian Agama

Agama berasal dari bahasa Sansekerta yang bermakna haluan, peraturan, jalan atau kebaktian kepada Tuhan. Pendapat lain, agama berasal dari dua kata yaitu a dan Gama (bahasa sansakerta) yang berarti tidak kacau. Selanjutnya ada pula yang mengatakan bahwa Gama berarti tuntunan.3 Bisa berarti agama merupakan tuntutan hidup yang

dapat menghindarkan manusia dari kekacauan.

(4)

Ada beberapa istilah lain dari agama, antara lain religi, religion (Inggris), religie (Belanda) religio/relegare (Latin) dan ad-din (Arab). Kata religion (bahasa Inggris) dan religie (bahasa Belanda) adalah berasal dari bahasa induk dari kedua bahasa tersebut, yaitu bahasa Latin “religio” dari akar kata “relegare” yang berarti mengikat.4 Maknanya

melakukan suatu perbuatan dengan penuh penderitaan atau mati-matian yang berupa usaha atau sejenis peribadatan yang dilakukan berulang-ulang. Sedangkan dari bahasa Arab, ad-din mempunyai arti lebih dari satu yaitu hukum, perhitungan, kerajaan, kekuasaan, tuntutan, keputusan, dan pembalasan. Dengan demikian, ad-din merupakan pengabdian dan penyerahan mutlak dari seorang hamba kepada Tuhan dengan upacara dan tingkah laku tertentu sebagai manifestasi ketaatan tersebut.5

Menurut Emile Durkheim, Agama diartikan sebagai suatu kumpulan keyakinan warisan nenek moyang dan perasaan-perasaan pribadi juga sebagai pola kepercayaan-kepercayaan, sikap-sikap emosional dan praktik-praktik yang dipakai oleh sekelompok orang untuk mencoba memecahkan masalah dalam kehidupan, agama juga diartikan sebagai pengalaman dunia dalam diri seseorang tentang ketuhanan disertai keimanan dan peribadatan. E.B Tylor menambahkan bahwa Religion is belief in spiritual being (agama adalah kepercayaan terhadap kekuatan gaib).6

Dalam pengertian ilmu sosial dan sejarah agama, agama adalah gejala sosial umum yang memiliki dua segi yaitu segi kejiwaan (psychological state) dan segi objektif (objective state). Segi kejiwaan disini ialah kondisi subjektif yang ada dalam jiwa manusia berupa perasaan yang dirasakan oleh penganut agama. Kondisi ini disebut juga kondisi agama yaitu kondisi patuh kepada Yang disembah. Sedangkan

4 Dadang Kahmad, Sosiologi Agama, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hlm. 13. 5 Syamsu Yusuf, Psikologi Belajar Agama, Pustaka Bani Quraisy, Bandung, 2003, hlm. 10.

(5)

kondisi objektif merupakan segi luar atau kejadian objektif yang dapat dipelajari dengan dilihat dari luar menggunakan metode ilmu sosial. Segi ini mencakup adat-istiadat, upacara keagamaan, bangunan, tempat-tempat peribadatan, kepercayaan, cerita maupun prinsip yang dianut oleh suatu masyarakat.7

Dengan demikian bisa dikatakan bahwa agama adalah suatu kepercayaan, keyakinan, a way of life, ajaran, doktrin, ritual, sikap-sikap emosional yang memposisikan dirinya sebagai rambu-rambu dalam kehidupan manusia serta sebagai suatu fitrah atau naluri yang dimiliki manusia yang dalam hal ini harus dipenuhi karena bisa memberikan solusi bagi permasalahan yang ada pada manusia.

b. Pengertian Ilmu Perbandingan Agama

Ilmu perbandingan agama (al-Diraasat fii al-Diyaanat) merupakan sebuah disiplin ilmu yang di dalamnya dilakukan perbandingan antara berbagai agama, menyangkut sejarah ataupun doktrin, dengan didasarkan pada asas tertentu. Bagi seorang Muslim, perbandingan agama harus didasarkan pada asas semangat dan keyakinan atas kebenaran Islam di atas semua agama.8

Ilmu perbandingan agama (comparative religion) merupakan salah satu cabang ilmu yang mempelajari agama-agama (religious-wisseschaft). Cabang ilmu agama lainnya adalah sejarah agama-agama dan filsafat agama. Secara singkat perbedaan dari ketiganya adalah dalam bidang kajiannya. Jika dalam sejarah agama-agama dan filsafat agama memakai metode sejarah dan filsafat maka ilmu perbandingan agama terfokus pada pemahaman fenomena keagamaan dalam sudut pandang kajian ilmiah, bukan filsafat maupun teologis.9

Ilmu perbandingan agama juga didefinisikan sebagi ilmu yang dapat mengetahui dan memahami gejala-gejala keagamaan dari suatu

7Dadang Kahmad, Metode Penelitian Agama Perspektif Ilmu Perbandingan Agama, Pustaka Setia, Bandung, 2000, hlm. 22.

8Ahmad Choiron, Perbandingan Agama Kajian Agama-agama dalam Perspektif Komparatif, Stain Kudus, Kudus, 2009, hlm. 9.

(6)

kepercayaan dalam hubungannya dengan agama yang lain yang meliputi persamaan dan perbedaannya.10

Lebih spesisifk lagi Hasbullah Bakri mendefinisikan ilmu perbandingan agama sebagai ilmu yang mengajarkan tentang agama-agama baik yang ada penganutnya di Negara kita maupun tidak ada, baik agama missionari maupun bukan agama missionari.11

Kata “perbandingan” sering menimbulkan salah paham. Maksud dari kata tersebut bukan membanding-bandingkan agama, tetapi lebih kepada mempelajari berbagai agama atau banyak agama. Selain itu kata “agama” yang dimaksud adalah agama dalam arti universal, yang tidak ditujukan pada salah satu agama saja.

2. Tujuan, Sistem dan Metode dalam Memahami Ilmu Perbandingan Agama

a. Tujuan Ilmu Perbandingan Agama

Sebagai suatu ilmu, perbandingan agama mempunyai beberapa tujuan dalam mempelajarinya yaitu antara lain:12

1) Dapat menimbulkan tenaga dan pikiran untuk membandingkan ajaran-ajaran setiap agama, kepercayaan dan aliran-aliran peribadatan yang ada.

2) Dapat membedakan ajaran-ajaran setiap agama atau kepercayaan yang berkembang di masyarakat sehingga mudah unutk memahami kehidupan batin, alam pikiran dan kecenderungan hati pelbagai umat beragama.

3) Sebagai alat untuk memahami fungsi dan ciri-ciri agama, suatu ciri naluri manusia.

4) Untuk memberikan kemungkinan bagi seseorang yang melibatkan diri dalam studi agama tenntang apa arti pengalaman keagamaan dan ekspresi apa yang ditimbulkannya.

10 Moh Rifai, Perbandingan Agama, Wicaksana, Semarang, 1984, hlm. 11. 11 Jirhanuddin, Op Cit, hlm. 4.

(7)

5) Ilmu perbandingan agama tidak bertujuan untuk memperkuat dan mengajarkan suatu kepercayaan. Jadi bila ada orang yang tidak beragama kemudian belajar ilmu perbandingan agama tidak akan menambah keyakinannaya karena belajar ilmu ini.

Bagi umat Islam, Ilmu perbandingan agama memiliki tujuan sebagai berikut:13

1) Ilmu ini berguna bagi setiap muslim untuk mencari segi-segi persamaan antara agama Islam dengan agama yang non-Islam. Hal ini sangat berguna untuk perbandingan, untuk mengetahui di manakah segi-segi dari agama Islam yang melebihi agama lain. Ini berguna juga untuk menunjukkan bahwa agama-agama lain yang datang sebelum Islam adalah pengantar terhadap kebenaran yang lebih luas dan lebih penting, yaitu agama Islam.

2) Dengan membandingkan agama Islam dengan agama-agama lain, maka akan timbul tugas mengajarkan kepercayaan belum mendapat petunjuk tentang kebenaran, dan dengan demikian akan timbul rasa tanggung jawab untuk menyiarkan kebenaran yang terkandung dalam agama Islam kepada masyarakat yang ramai.

3) Dengan membandingkan agama-agama lain, tidak jarang bahwa hal itu akan menyingkapkan cahaya yang terang kepada elemen-elemen yang vital terhadap agama Islam, memperdalam keyakinan kita tentang kebenaran-kebenaran yang terkandung dalam agama Islam, dan memperingatkan kembali nilai-nilai Islam yang selama ini kadang-kadang terlupakan atau kurang mendapat perhatian.

b. Sistem dan Metode Ilmu Perbandingan Agama

Secara etimologi, Sistem dapat diartikan sebagai suatu kesatuan yang sinkron, berisi komponen-komponen yang saling berkaitan satu sama lainnya.14 Jika demikian penjabaran tentang sistem agama, maka

agama dapat dianalogikan sebagai suatu sistem. Sebagai sebuah sistem, agama tentunya mempunyai komponen atau unsur yang saling terkait.

13 Moh Rifai, Op Cit, hlm. 12

(8)

Menurut Leight, Keller dan Calhoun, agama terdiri dari beberapa unsur pokok: 15

1) Kepercayaan agama, yakni suatu prinsip yang dianggap benar tanpa ada keraguan lagi

2) Simbol agama, yakni identitas agama yang dianut umatnya.

3) Praktik keagamaan, yakni hubungan vertikal antara manusia dan Tuhan-Nya, dan hubungan horizontal atau hubungan antarumat beragama sesuai dengan ajaran agama

4) Pengalaman keagamaan, yakni berbagai bentuk pengalaman keagamaan yang dialami oleh penganut-penganut secara pribadi.

5) Umat beragama, yakni penganut masing-masing agama.

Berdasar pada unsur pokok yang telah dipaparkan di atas, sebuah agama sekurang-kurangnya menyangkut tiga hal pokok yang menjadi ruang lingkup ajarannya, yaitu (1) sistem kepercayaan, (2) sistem peribadatan, dan (3) sistem perilaku. Ketiganya merupakan satu kesatuan yang disebut agama, bahkan menjadi tolok ukur apakah suatu agama layak disebut agama.

1) Sistem kepercayaan

Dimensi pertama dari agama adalah sistem kepercayaan. Sistem ini mengandung ajaran tentang ketuhanan yang menjadi pokok kepercayaan dalam beragama. Yang dimaksud dengan kepercayaan ialah suatu keyakinan atau pengakuan terhadap eksistensi Tuhan yang menciptakan dan menguasai manusia beserta seluruh alam semesta.

Sistem kepercayaan merupakan substansi utama agama, bahkan menjadi dasar dalam beragama, karenanya kepercayaan dalam agama tanpa perlu penyelidikan terlebih dahulu akan kebenarannya. Hal Inilah yang membedakan antara keagamaan dan keilmuan. Keagamaan berdasar dari kepercayaan, sedang keilmuan berdasar dari ketidakpercayaan yang kemudian diteliti kebenarannya. Oleh karena

(9)

itulah sistem kepercayaan merupakan unsur utama agama, bahkan bisa dikatakan bukan agama jika tidak mengajarkan kepercayaan terhadap eksistensi Yang Maha Agung.

2) Sistem peribadatan

Dimensi kedua dari agama adalah sistem peribadatan. Sistem ini merupakan perwujudan dari sistem kepercayaan, karena di dalamnya berisi peraturan dan pedoman tentang tata cara berhubungan dengan Tuhan, seperti peraturan dan tata cara penyembahan, pemujaan atau doa-doa kepada-Nya. Jadi sistem peribadatan lebih terfokus pada pengaturan tentang hubungan vertikal antara manusia dengan Tuhannya.

Sistem peribadatan juga merupakan substansi atau unsur agama, di samping sistem kepercayaan. Karena itu agama juga merupakan sumber dari segala sumber pengetahuan tentang tata cara peribadatan serta kewajiban lain yang harus diemban manusia sebagai bentuk pengabdian atau penghambaan terhadap Sang Maha Pencipta. Dengan demikian suatu agama tidak layak disebut sebagai agama jika ajarannya tidak mengandung sistem peribadatan.

3) Sistem perilaku

Dimensi ketiga dari agama adalah sistem perilaku (code of conduct). Sistem ini mengatur tata hubungan manusia secara horizontal, atau yang lebih dikenal dengan sebutan akhlak (ethics). Dalam sistem ini, agama merupakan sumber pendidikan kemanusiaan, yang mengajarkan norma-norma atau nilai-nilai tentang baik dan buruk yang menjadi pedoman dalam bertingkah laku yang luhur, baik terhadap dirinya sendiri, terhadap sesama manusia, terhadap makhluk lain dan seluruh alam semesta.

(10)

vital dan fundamental bagi kehidupan umat manusia, karena dalam sistem perilaku inilah terletak jatidiri manusia.

Berangkat dari ketiga substansi agama tersebut dapatlah dipahami, bahwa agama adalah totalitas dari sistem kepercayaan, sistem peribadatan dan sistem perilaku yang menjadi pedoman hidup untuk mencapai tujuan hidup yang hakiki, yaitu keselamatan, kesejahteraan dan kebahagiaan di dunia maupun di akhirat. Inilah hakikat agama sebagai sebuah sistem.

Sebagai suatu ilmu, perbandingan agama pasti mengandung metode atau pendekatan yang berguna untuk memperoleh data atau informasi guna memudahkan pemahaman.

Menurut Jumhurul Umami, metode yang digunakan dalam penelitian agama yaitu:16

6) Metode Relevan

Penelitian agama adalah penelitian tentang agama dalam arti ajaran, belief (sistem kepercayaan) atau sebagai fenomena budaya dan agama dalam arti keberagamaan, perilaku beragama atau sebagai fenomena sosial. Karena itu diperlukan teori ilmiah yang relevan untuk penelitian agama.

7) Metode teologis

Istilah teologi lahir dalam tradisi Kristen. Secara harfiah teologi berasal dari bahasa Yunani, theos dan logos yang berarti ilmu ketuhanan. Pendekatan teologi dalam studi agama adalah pendekatan iman untuk merumuskan kehendak tuhan berupa wahyu yang disampaikan kepada Nabi-Nya agar kehendak tuhan itu dapat dipahami secara dinamis dalam konteks ruang dan waktu. Pendekatan ini disebut juga pendekatan normatif. Secara umum metode teologis dalam studi agama bersifat normatif idealistik.

8) Metode Sosiologis

Pendekatan ini menggunakan logika-logika dan teori sosiologi baik teori klasik maupun modern untuk menggambarkan fenomena sosial

(11)

keagamaan serta pengaruh suatu fenomena terhadap lain. Menurut Keith A. Robert ada tiga pokok yang dipelajari oleh peneliti agama dengan metode sosiologis yaitu: Kelompok-kelompok dan lembaga keagamaan, perilaku individu dalam kelompok-kelompok tersebut, dan konflik antar kelompok agama.

9) Metode Antropologi

Metode ini dilakukan dengan cara menggali data tidak hanya digunakan untuk meneliti masyarakat primitive melainkan juga masyarakat yang kompleks dan maju. Menganalisa simbolisme dalam agama dan mitos, serta mencooba mengembangkan metode baru yang lebih tepat untuk studi agama dan mitos. Khususnya tentang kebiasaannya, peribadatan, dan kepercayaan dalam hubungan-hubungan sosial.

10) Metode Psikologis

Psikologi agama ialah cabang psikologi yang menyelidiki sebab-dan ciri psikologis dari sikap-sikap beragama atau pengalaman religious dan berbagai fenomena dalam individu yang muncul dari atau penyertai sikap dan pengalaman tersebut.

Metode ini dilakukan dengan mempelajari motif-motif dan tanggapan-tanggapan, reaksi-reaksi dari psike manusia, pengalaman dalam berkomunikasi.

11) Metode Sejarah

Metode ini menfokuskan penelitian pada tiga hal yaitu: tentang tokoh berpengaruh dalam suatu agama atau gerakan keagamaan, mengenai naskah atau buku, dan penelitian arsip.

3. Pokok-pokok Ajaran Agama

(12)

banyak dan ada pula agama yang muncul kemudian hilang karena banyak pengikutnya yang berbondong-bondong pindah ke agama lain. Berikut agama-agama yang menjadi popular di dunia dan pokok-pokok ajarannya. a. Islam

Agama Islam merupakan agama samawi yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw sebagai agama rahmatan lil ‘alamin (rahmat bagi seluruh alam semesta. Kitab sucinya adalah al Qur’an dan pemuka agamanya disebut Ulama’. Berikut pokok-pokok ajarannya:17

1) Rukun iman adalah kepercayaan Islam yang bersendi pada 6 hal yaitu Iman kepada Allah, Iman kepada malaikat-malaikatNya, Iman kepada Kitab-kitabNya, Iman kepada Rasul-rasulNya, Iman kepada Hari Akhir dan Iman kepada Qadha’ dan Qadar.

2) Rukun Islam adalah 5 rukun yang wajib dijalani oleh seorang muslim mukallaf yaitu Mengucapkan dua kalimat syahadat, mendirikan sholat, mengeluarkan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan dan mengerjakan haji bagi yang mampu.\

3) Syari’at Ialah cara atau aturan atau kita biasanya menyebutnya dengan undang-undang Islam. Syari’at Islam Islam bersumber dari al Qur’an dan Hadits, dan dari Ijma’ (kesepakatan ulama’) dan qiyas. Dalam syari’at ada 5 hukum yaitu, wajib, sunnah, haram, makruh dan mubah.

b. Kristen dan Katolik

Kristen adalah agama yang dibawa oleh Nabi Isa as. Awal mulanya agama ini juga disebut agama nasrani. Kitab sucinya adalah injil atau perjanjiann lama dan sekarang kita mengenalnya dengan Bijbel atau perjanjian baru. Sedangkan pemuka agamanya disebut pendeta untuk Kristen dan pastur untuk Katolik. Berikut pokok-pokok ajarannya:18

(13)

1) Syahadat 12 (Credo para Rasul) diantaranya “aku percaya akan Allah, Bapa yang maha kuasa, pencipta langit dan bumi”, “dan akan Yesus Kristus, Puteranya yang tunggal Tuhan kita”, “yang dikandung dari Roh Kudus, dilahirkan oleh Perawan Maria”. 2) Trinitas (tritunggal) adalah ajaran tentang 3 itu 1 dan 1 itu 3

dimana Bapa Allah, Anak Allah dan Roh Kudus adalah Tuhan. c. Hindu

Hindu adalah agama yang berkembang di India yang sejatinya adalah agama Brahma yang sudah bercampur dengan anasir-anasir agama Budha kebudayaan Dravida. Kitab sucinya adalah Weda dan pemuka agamnya disebut Resi. Berikut pokok-pokok ajarannya:19

1) Triwarsa atau tigav cita-cita hidup yaitu Darma (kewajiban terhadap aturan), Artha (kepentingan untuk mencari nafkah), Karma (kesenangan hidup) dan untuk aliran kebatinan ditambah dengan Mokhsa (kelepasan).

2) Kasta atau golongan-golongan eksklusif yang berdiri sendiri dalam tatanan sosial yang berdasarkan pada kelahiran atau keturunan. Kasta ada 4 dari yang tertinggi yaitu Brahmana, Ksatrya, Waisya dan Sudra.

d. Budha

Budha merupakan agama yang dibawa oleh Sidharta Gautama. Kitab sucinya adalah Tripitaka. Agama ini terkenal dengan penderitaannya untuk hidup sangat sederhana yang pemuka agamnya disebut Biksu. Berikut pokok-pokok ajarannya:20

1) Dharma atau syahadat yaitu “saya berlindung diri di bawah Budha”, “saya berlindung diri di bawah Dharma”, dan “saya berlindung diri di bawah Sangha”.

2) Kenyataan Utama Empat Caryastyani atau disebut dengan kebenaran yaitu, manusia hidup disertai penderitaan, yang

(14)

menyebabkan penderitaan adalah keinginan, penderitaan dapat hilang dengan memadamkan keinginan dan memadamkan keinginan tercapai melalui delapan jalan atau asta arya margha.

D. Analisa

Agama dewasa ini sering disebut sebagai fenomena maupun sebagai budaya. Isu-isu sosial seperti adanya perang, adanya kemiskinan dan berbagai penderitaan memunculkan satu statement dari kaum pragmatis yaitu kemanakah agama itu? Mengapa masih ada peperangan, kemiskinan dan kerusuhan lainnya jika agama itu ada kenapa tidak mendamaikan, menentramkan dan mensejahterakan?.

Terlepas dari isu sosial di atas pemakalah menyadari bahwa manusia butuh sekali akan agama. Karena sebagai tuntunan dan pedoman manusia untuk menuju ke arah yang lebih baik. Tanpa agama manusia bagaikan anak kecil yang terlantar.

Mengenai konflik atau terjadinya perselisihan karena agama. Misalnya adanya konflik internal dalam agama Islam yang sering menjadikan kerusuhan bahkan perpecahan adalah disebabkan oleh kesalahpahaman yang mendalam. Agama begitu dogmatis dan kadang pengikut dari agama itu terlalu fanatik sampai melupakan aspek sosialnya. Dalam Islam sumber ajarannya satu yaitu al Qur’an dan Hadits. Kedua sumber tadi sifatnya tekstual dan ada yang sangat butuh untuk diinterpretasikan. Dan dalam penafsiran tadi atau secara kontekstual terjadi perbedaan hasil mengingat manusia dibekali potensi yang berbeda-beda. Maka untuk itu ada baiknya kita memahami perbedaan ini sebagai suatu rahmat jangan dijadikan bahan untuk diperdebatkan maupun diperselisihkan.

(15)

perdamaian dan persatuan. Dan dengan mengetahui agama lain kita akan semakin memahami kebenaran agama kita yaitu Islam. Wallahu ‘alam.

E. Kesimpulan

1. Ilmu perbandingan agama (al-Diraasat fii al-Diyaanat) merupakan sebuah disiplin ilmu yang di dalamnya dilakukan perbandingan antara berbagai agama, menyangkut sejarah ataupun doktrin, dengan didasarkan pada asas tertentu.

2. Tujuan mempelajarinya adalah agar mengetahui perbedaan dan persamaan dari berbagai agama sehingga kita bisa lebih menghargai perbedaan dengan memahami orang lain. Sistem dalam agama ada 3 yaitu sistem kepercayaan, sistem peribadatan dan sistem perilaku. Sementara metode yang dapat digunakan dalam mempelajari ilmu ini adalah metode relevan, metode teologis, metode sosiologis, metode antropologi, metode psikologis dan metode sejarah.

3. Pokok-pokok ajaran agama Islam adalah rukun Iman dan rukun Islam, dalam agama Kristen dan Katolik adalah Credo para Rasul dan Trinitas, dalam agama Hindu adalah Triwarsa dan tingkatan kasta, dan terakhir agama budha adalahh Dgarma dan Empat Caryastyani dan 8 jalan mulia.

F. DaftarPustaka

Choiron. 2009. Perbandingan Agama KAjian Agama-agama dalam Perspektif Komparatif, Kudus: STAIN Kudus

Geddes & Grosset Ltd. 1990. Webster’s New Dictionary and Thesaurus. Scotland: New Lanark

Jirhanuddin. 2010. Perbandingan Agama. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Kahmad, Dadang 2000. Metode Penelitian Agama Perspektif Ilmu

Perbandingan Agama: Pustaka Setia: Bandung

. 2002. Sosiologi Agama. Bandung: Remaja Rosdakarya Moh Rifai. 1984. Perbandingan Agama, Semarang: Wicaksana

(16)

Rahman, Budhy Munawar. 2004. Islam Pluralis Wacana Kesetaraan Kaum Beriman. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Yusuf, Syamsu. 2003. Psikologi Belajar Agama. Bandung: Pustaka Bani Quraisy

Referensi

Dokumen terkait