BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan paparan dari Bab I dan Bab II, maka dapat disimpulkan beberapa hal,
yaitu :
1. Pengambilan tanah marga Mahuze melanggar beberapahak yang dimiliki
oleh marga Mahuze;
2. Keberadaan Masyarakat Adat dan Tanah Adat masih diakui didalam
hukum positif Indonesia, namun dalam kenyataannya keberadaan
masyarakat adat dan tanah adat seringkali tidak diakui;
3. Sengketa atas tanah adat dipicu oleh beberapa hal, yakni :
a. Secara normatif, peraturan perundang-undangan terkait dengan
pengakuan, penghormatan dan perlindungan pada masyarakat
hukum adat dan hak ulayat secara nasional yang diawali dengan
UUPA tahun 1960 sampai diterbitkannya Permen No 5/1999, UU
No 39/1999 tentang Hak Asasi Manusia dan Perubahan Kedua
UUD 1945, belum mendapat perhatian secara wajar;
b. Secara empiris, masyarakat hukum adat merasa tidak
diikutsertakan dalam proses pemberian hak atas tanah adat.
c. Perbedaan presepsi tentang hak ulayat, sehingga menyebabkan
4. Pada prakteknya dalam upaya Pemerintah dalam pembangunan guna
kepentingan umum. Tidak jarang Pemerintah justru menggambil hak atas
tanah adat, Pemerintah melanggar hak-hak masyarakat adat. Bahkan
sampai melakukan tindakan kekerasan dan intimidasi melalui anggota
TNI/POLRI.
B.
Saran
Dari hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan oleh Penulis, maka Penulis
memberikan sedikit saran diantaranya :
1. Agar dalam menjalankan Program Pemerintah guna memajukan
kesejahteraan umum, Pemerintah harus lebih memperhatikan hak-hak
masyarakat adat;
2. Pemerintah harus lebih mempersiapkan masyarakat adat yang tanahnya
akan digunakan, karena masyarakat adat hidupnya telah bergantung pada
hutan adat, dimana mereka hidup dari menggambil bahan-bahan untuk
hidup dari hutan adat. Sehingga mereka sangat sulit untuk beradaptasi
dengan hal baru yang tidak melibatkan hutan;
3. Masyarakat adat diharapkan mempunyai alternatif pekerjaan sesuai
dengan pengetahuan dan keterampilannya agar tidak hanya