• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Pendidikan Karakter di SD Negeri Prampelan Kecamatan Sayung Kabupaten Demak T2 942014049 BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Pendidikan Karakter di SD Negeri Prampelan Kecamatan Sayung Kabupaten Demak T2 942014049 BAB IV"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

61

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1

Deskripsi Lokasi Penelitian

SD Negeri Prampelan yang berstatus sekolah negeri ini berdiri sejak tahun 1922. Mempunyai NPSN (Nomor Pokok Sekolah Negeri):

20319069, NSS (Nomor Statistik Sekolah):

101032104002, NIS (Nomor Induk Sekolah): 100020. SD Negeri Prampelan beralamat di Jalan Onggorawe-Mranggen Km. 4, masuk wilayah desa Prampelan Kecamatan Sayung Kabupaten Demak. Sesuai dengan Keputusan Bupati Demak Nomor:

421.2/232/2012, tanggal 14 Agustus 2012

mendapat mejer atau gabungan dari SD Negeri Prampelan 2. Sekolah dengan Akreditasi A sesuai dengan SK Badan Akreditasi Nasional Nomor: Dd 044663 tanggal 27 Oktober 2011. Sekolah ini menempati lahan pemerintah dengan luas + 1.500 M2.

4.1.1 Visi, Misi, dan Tujuan SD Negeri Prampelan 1. Visi

Visi SD Negeri Prampelan adalah Unggul dalam Prestasi, Berkarakter, Terampil dalam

Bertindak, berlandaskan Iman dan Takwa.

2. Misi

Adapun misi sekolah adalah :

1) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan

(2)

62

2) Menumbuhkembangkan pengalaman terhadap

ajaran agama guna membentuk budi pekerti yang baik.

3) Menciptakan suasana yang kondusif untuk

memperlancar kegiatan sekolah.

4) Mengutamakan kerjasama dalam

menye-lesaikan tugas kependidikan dan keguruan. 5) Melestarikan seni dan budaya bangsa.

3. Tujuan

Tujuan sekolah SDN Prampelan Sayung Demak Tahun pelajaran 2015/ 2016 yang tertuang dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) buku 1 adalah :

1) Siswa beriman dan bertaqwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. 2) Siswa sehat jasmani dan rohani.

3) Siswa memiliki dasar-dasar pengetahuan,

kemampun dan ketrampilan untuk

melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi.

4) Mengenal dan mencintai bangsa, masyarakat dan kebudayaannya.

5) Siswa kreatif, terampil, dan bekerja untuk dapat mengembangkan diri secara terus menerus.

4.1.2 Tenaga Pendidik dan Kependidikan.

(3)

63

PNS. Kepala Sekolah 1 orang, 12 Guru Kelas, 2 orang guru mata pelajaran Pendidikan Agama, 2 orang guru Pendidikan Jasmani dan Olahraga Kesehatan, 1 orang Tenaga Administrasi, 1 orang

penjaga sekolah, dan 1 orang Tenaga

Perpustakaan.

Tabel : 4.1

Data Guru SDN Prampelan Tahun Pelajaran 2015/2016 Sumber : Dokumen Data SDN Prampelan Tahun 2015/2016

4.1.3 Data Rombongan Belajar dan Peserta Didik

(4)

64

rombel kelas 5, dan 2 rombel kelas 6. Jumlah siswa pada tahun pelajaran 2015/ 2016 adalah 352 (lihat Tabel 4.2).

Tabel 4.2

Data siswa SD Negeri Prampelan Tahun 2015/2016

No Kelas

Jumlah

siswa Jumlah

Wali Kelas/ Guru Kelas

L P

1 I/A 17 14 31 Sri Hastuti

2 I/B 15 15 30 Wakirah

3 II/A 17 13 30 Sumarni

4 II/B 14 12 26 Umi Marikah

5 III/A 20 11 31 Siti Rokhanah

6 III/B 18 12 30 Agustina N

7 IV/A 17 8 25 Istikomah

8 IV/B 18 9 27 Ardi Ahmad N

9 V/A 17 13 30 Tri Handayani

10 V/B 20 12 32 Sumiyatun

11 VI/A 20 10 30 Sutarni

12 VI/B 22 8 30 Sejatiningsih

Jumlah 215 137 352

Sumber : Data Siswa SDN Prampelan tahun 2015/2016

4.1.4 Sarana dan Prasaran

(5)

65

Tabel 4.3

Sarana dan Prasarana Ruang

No Ruang Jumlah Kondisi

B RS RB

1 Kepala Sekolah 1 1 - -

3 Ruang guru 1 1 - -

4 Perpustakaan 1 1 - -

5 Kelas 12 6 6 -

7 UKS 1 1 - -

8 WC 6 - 6 -

Jumlah 22 10 12 -

Sumber : Data Sarana dan Prasarana SDN Prampelan tahun 2015/2016.

4.2

Hasil Penelitian

Dalam hasil penelitian ini disajikan dari aspek konteks, input, proses, produk, dan dampaknya evaluasi program pendidikan karakter di SD Negeri Prampelan Kecamatan Sayung Kabupaten Demak.

4.2.1 Konteks program pendidikan karakter di

SD Negeri Prampelan.

(6)

66

memberikan keputusan baik serta buruk,

memelihara apa saja yang baik dan mewujudkan kebaikan tersebut ke dalam kehidupan sehari-hari mereka dengan sepenuh hati. Sehingga akan terbentuk manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi raga, pikir, hati, rasa, dan karsa.

Karakter adalah kumpulan tata nilai yang menuju pada suatu sistem, yang melandasi pemikiran, sikap, dan perilaku yang ditampilkan. Karena pada dasarnya karakter ini melandasi setiap perilaku dari manusia, jadi pembangunan karakter yang baik dari setiap elemen pendidikan merupakan hal yang amat penting. Akhlak yang

mulia, mempunyai tanggungjawab, toleransi,

peduli, disiplin adalah sebagian dari dan sifat yang

harus dimiliki agar pembangunan sistem

pendidikan yang berorientasi pada pendidikan karakter siswa dan segala elemennya bisa berjalan dengan maksimal.

Karakter tidak diwariskan, tetapi sesuatu yang dibangun secara berkesinambungan hari demi hari melalui pikiran dan perbuatan, pikiran

demi pikiran, tindakan demi tindakan.

Pembangunan karakter adalah proses membentuk karakter, dari yang kurang baik menjadi yang lebih baik. Karakter yang telah dibangun tersebut nantinya akan menjadi sumber dari objek pembelajaran untuk menerapkan suatu sistem pendidikan yang tepat yaitu sistem pendidikan

(7)

67

implementasinya masih ditemui berbagai kesulitan dan tantangan, namun dengan keseriusan untuk membangun sistem pendidikan yang lebih baik hal itu akan menjadi lebih ringan untuk diwujudkan.

Sistem pendidikan berbasis karakter ini akan menekankan kepada aspek perilaku atau akhlak siswanya, bukan hanya sekedar penilaian kognitif akademik semata. Jadi siswa akan memiliki budi pekerti yang luhur di samping prestasi akademik yang nantinya juga akan dapat di capai pula. Tentu saja porsi dari pendidikan karakter ini juga harus ditambahi dalam sebuah mata pelajaran atau maksimal seimbang dengan mata pelajaran yang lain, sehingga tercapai efektifitas dan keseimbangan antara karakter dengan pendidikan.

Sekolah ini memerlukan pendidikan

karakter. Pemahaman mengenai konsep

pendidikan karakter tersebut dijelaskan oleh Kepala Sekolah SD Negeri Prampelan Kecamatan Sayung Kabupaten Demak Ibu Muayatun, S.Pd sebagai berikut:

“Sekolah memerlukan sekali. Sebab program

pendidikan karakter sebagai pedoman sekolah (Kepala Sekolah, Guru, Siswa, atau warga sekolah tanpa kecuali) dalam bertingkah laku atau dalam amal perbuatan sesuai apa yang dimanatkan UU sistem pendidikan nasional

yaitu tentang tujuan pendidikan nasional.”

(8)

68

guru dn anak sekolah. Pendidikan karakter itu sangat penting seperti juga dikemukakan oleh Ketua Komite SDN Prampelan, bahwa kalau di sekolah tidak ada pendidikan karakter, maka negara akan jadi rusak.

Tujuan pendidikan karakter seperti apa yang telah dicanangkan oleh Pusat Kurikulum Badan Penelitian Pegembangan Kemendiknas sebagai pedoman di sekolah yaitu membentuk bangsa

yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia,

bermoral, bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan Pancasila. Karena pentingnya maka tiap sekolah wajib menerapkan program karakter.

Pendidikan karakter dijadikan pedoman

yang kaitannya dengan tujuan pendidikan

nasional. Sedangkan apa sebenarnya yang

mendasari pendidikan karakter di SD Negeri Prampelan? Lebih lanjut ibu kepala sekolah menjelaskan sebagai berikut

(9)

69

Seperti yang dijelaskan kepala sekolah juga juga dijelaskan oleh guru Pendidikan Agama dan ketua komite, bahwa yang mendasari pendidikan karakter supaya anak-anak dapat hidup di masyarakat dengan berkelakuan baik.

Jelaslah bahwa anak adalah aset bangsa maka diperlukan pendidikan yang tepat, sehingga berguna di masyrakat nantinya. Kemudian apakah relevansi program pendidikan karakter dengan tujuan di sekolah SDN Prampelan? Dijelaskan oleh Kepala Sekolah:

“Relevansi atau kesinambungannya.

Pendidikan karakter adalah program nasional yang harus diwujudkan di setiap satuan pendidikan termasuk SD kami. Lihat saja dalam tujuan SD kami yang pertama, yaitu menjadikan warga sekolah beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta

berakhlak mulia.”

Lebih lanjut ibu kepala sekolah menjelaskan

“Sedang dalam program pendidikan karakter yang jumlahnya ada 18 butir semuanya mengajarkan, mendidik, dan mengem-bangkan aklak mulia. Sebagai contoh dalam religius, kami mengembangkan sholat jamaah.”

(10)

70

Ibu guru kelas empat (Ibu Istikomah) sebagai berikut:

“Pada dasarnya konsep pendidikan karakter diintegrasikan ke dalam mata pelajaran yang sudah ada di samping lewat pembiasaan dalam budaya sekolah. Guru mengarahkan peserta

didik terbiasa memetik nilai-nilai dari

pelajaran tersebut dan direalisasikan oleh

peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.”

Dari beberapa penjelasan di atas dapat diketahui bahwa konsep pendidikan karakter diintegrasikan ke dalam mata pelajaran yang sudah ada di samping lewat pembiasaan dalam budaya sekolah. Guru dituntut untuk tidak hanya berusaha memenuhi standar kompetensi yang didasarkan pada standar kurikulum nasional, akan tetapi guru juga mengarahkan peserta didik untuk terbiasa memetik nilai-nilai dari mata pelajaran tersebut. Pembinaan karakter termasuk dalam materi yang harus diajarkan dan juga dikuasai serta direalisasikan oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari. Apakah sekolah ini sudah siap? Ibu kepala sekolah menjelaskan:

“Tentang kesiapan SD kami untuk

(11)

71 membantu berjalannya program pendidikan

karakter itu.”

Pendidikan karakter adalah investasi

mengenai nilai kultural yang membangun watak, moralitas serta kepribadian masyarakat yang dilakukan dengan proses yang memakan waktu yang panjang, berkelanjutan, intens, konstan dan tentunya konsisten. Oleh sebab itu pendidikan

karakter memberikan kepada peserta didik

mengenai ilmu, pengetahuan, praktik-praktik budaya perilaku yang berorientasi kepada nilai-nilai ideal dikehidupan, yang bersumber dari budaya lokal (kearifan lokal) dan juga budaya luar.

Mengenai seberapa pentingkah diberikannya pendidikan karakter di sekolah, dijelaskan oleh Kepala sekolah SDN Prampelan Sayung Demak Ibu Muayatun sebagai berikut:

“Program pendidikan karakter di SD kami penting, karena sebagai pedoman sekolah (Kepala Sekolah, Guru, Siswa, atau warga sekolah tanpa kecuali) dalam bertingkah laku atau dalam amal perbuatan sesuai apa yang dimanatkan UU sistem pendidikan nasional yaitu mengem-bangkan manusia Indonesia seutuhnya. Selain itu sekolah bertanggung

jawab mendidik moral anak-anak.”

Pengembangan pendidikan budaya dan

karakter bangsa telah dicanangkan oleh

(12)

72

pendidikan karakter lebih mengarahkan pada pembentukan kualitas manusia, bukan hanya kecerdasan intelektual belaka. Ibu guru Agama Islam menambahkan mengenai tujuan pemberian pendidikan karakter di sekolah sebagai berikut.

“Pembentukan karakter merupakan salah satu tujuan pendidikan nasional. Pasal I UU Sisdiknas tahun 2003 tujuan pendidikan

nasional adalah untuk mengembangkan

potensi peserta didik untuk dapat memiliki kepribadian, kecerdasan serta akhlak mulia. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan tiap akibat dari

keputusan yang ia buat.”

Dari beberapa penjelasan di atas dapat dievaluasikan bahwa pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa telah dicanangkan

oleh Kementrian Pendidikan Nasional

(Kemendiknas) sejak tahun 2010. Yang sesuai

dengan tujuan pendidikan nasional yang

tercantum dalam Undang-undang nomer 20 tahun

2003 mengenai sistem pendidikan nasional

(Sisdiknas). Tujuan pendidikan karakter lebih

mengarahkan pada pembentukan kualitas

manusia, bukan hanya kecerdasan intelektual

belaka, tujuan pendidikan nasional adalah

(13)

73 4.2.2 Input Program Pendidikan Karakter Di SD

Negeri Prampelan.

Mengenai input pendidikan karakter pastilah dipengaruhi dengan kurikulum sebagai unsur penting yang digunakan dalam perencanaan serta pengorganisasian dalam pelaksanaan pendidikan karakter. Hal tersebut dijelaskan oleh Kepala sekolah SDN Prampelan Sayung Demak sebagai berikut.“Kurikulum yang kami gunakan saat ini adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). SD kami

mempunyai program pendidikan karakter.”

Pendidikan karakter yang berjalan di SDN

Prampelan Sayung Demak mengacu pada

kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidik). Pengembangan nilai-nilai pendidikan

karakter diintegrasikan dalam setiap pokok

bahasan dari setiap mata pelajaran. Nilai-nilai tersebut dicantumkan dalam silabus dan RPP. Mengenai pencantuman nilai-nilai pendidikan karakter dalam RPP dijelaskan oleh ibu guru PAI dan guru kelas IV di SDN Prampelan Sayung Demak sebagai berikut.

“Pengembangan nilai-nilai yang terdapat pada

silabus dan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran ditempuh melalui

langkah-langkah berikut: 1) mengkaji Standar

Kompetensi serta Kompetensi Dasar yang terdapat pada Standar Isi untuk menentukan apakah nilai-nilai budaya dan karakter dibuat sudah sesuai atau belum dengan yang dicantumkan; 2) Melihat keterkaitan antara Standar Kompetensi serta Kompetensi Dasar

dengan nilai dan Indikator pendidikan

(14)

74

ke dalam silabus; 4) mencantumkan nilai-nilai yang sudah tertera dalam silabus ke dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.”

Pengembangan nilai-nilai dalam silabus dan RPP yang ada di SDN Prampelan Sayung Demak ditempuh melalui langkah-langkah berikut: 1) mengkaji Standar Kompetensi serta Kompetensi Dasar yang terdapat pada Standar Isi untuk

menentukan apakah nilai-nilai budaya dan

karakter sudah sesuai atau belum dengan yang dicantumkan; 2) Melihat keterkaitan antara Standar Kompetensi serta Kompetensi Dasar dengan nilai dan Indikator pendidikan karakter; 3) Mencantumkan nilai-nilai karakter ke dalam silabus; 4) mencantumkan nilai-nilai yang sudah

tertera dalam silabus ke dalam Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran.

Dalam perencanaan dan pengorganisasian pembelajaran pendidikan karakter. Ibu kepala sekolah di SDN Prampelan Sayung Demak menjelaskan sebagai berikut.

“Karena ini adalah program sekolah, tentu dalam perencanaan selalu melibatkan seluruh warga sekolah yaitu kepala sekolah, guru, staf sekolah, komite, serta unsur dari Dinas. Setelah program tersusun disosialisasikan kepada orangtua/ wali murid melalui rapat

pleno atau waktu pengambilan rapor.

Sosialisasi kepada warga sekolah terutama anak-anak melalui upacara dan pembelajaran di kelas.”

(15)

75

ini dilaksanakan melalui rapat bersama, antara sekolah, komite (wakil orangtua/ wali murid), dan UPTD Pendidikan Pemuda dan Olahraga.

Diketahui ternyata perencanaan yang sudah tersusun melalui yang dilakukan kepala sekolah

dengan melibatkan seluruh warga sekolah

disosialisasikan pada saat upacara dan

pembelajaran di kelas. Kemudian

pengorganisasian dilaksakan melalui rapat

bersama. Kemudian sebenarnya siapa yang

menjadi sasaran pendidikan karakter tersebut, lebih lanjut ibu kepala sekolah menjelaskan:

“Yang menjadi sasaran pendidikan karakter di

sekolah kami adalah semua warga sekolah tanpa kecuali. Kepala sekolah, Guru, staf dan

siswa semua menjadi sasaran program

pendidikan karakter. Termasuk penjual

makanan di sekitar sekolah juga menjadi sasaran program kami. Demikian juga dengan

masyarakat sekitar juga menjadi sasarannya.”

Penjelasan kepala sekolah SDN Prampelan Sayung Demak di atas memberikan informasi bahwa yang menjadi sasaran dalam menerapkan pendidikan karakter di sekolah semua warga sekolah dan masyarakat yang menjadi sasaran program tersebut.

Mengenai contoh pengintegrasian pendidikan karakter dalam kegiatan sehari-hari dijelaskan oleh Guru Pendidikan Agama sekaligus Ketua Tim

Pengembang Pendidikan Karakter di SDN

(16)

76

“Pengintegrasian dalam kegiatan sehari-hari dapat dilakukan melalui cara-cara seperti 1) Keteladanan/ contoh: kegiatan pemberian contoh/teladan ini bisa dilakukan oleh kepala sekolah, guru, atau staf administrasi di sekolah yang dapat dijadikan model bagi peserta didik 2) Kegiatan spontan Kegiatan ini

biasanya dilakukan pada saat guru

mengetahui sikap/ tingkah laku peserta didik yang kurang baik, seperti meminta sesuatu

dengan berteriak, mencoret dinding. 3)

Teguran: Guru perlu menegur peserta didik

yang melakukan perilaku buruk dan

mengingatkannya agar mengamalkan nilai-nilai yang baik sehingga guru dapat membantu

mengubah tingkah laku mereka. 4)

Pengkondisian lingkungan suasana sekolah

dikondisikan sedemikian rupa dengan

penyediaan sarana fisik. Contoh: penyediaan tempat sampah, jam dinding, slogan-slogan mengenai budi pekerti yang mudah dibaca oleh peserta didik, aturan tata tertib sekolah yang ditempelkan pada tempat yang strategis

sehingga setiap peserta didik mudah

membacanya. 5) Kegiatan rutin: Kegiatan rutin merupakan kegiatan yang dilakukan peserta didik secara terus-menerus dan konsisten setiap saat. Contoh kegiatan ini adalah berbaris masuk ruang kelas, berdoa sebelum dan sesudah kegiatan, mengucapkan salam bila bertemu dengan orang lain, membersihkan kelas/belajar.”

(17)

77

Pendidikan karakter merupakan bagian integral yang sangat penting dari pendidikan di Indonesia, yang dapat dimaknai sebagai suatu pendidikan nilai, pendidikan moral, pendidikan budi pekerti, pendidikan watak yang mempunyai tujuan untuk mengembangkan kemampuan siswa untuk memberikan keputusan baik serta buruk, memelihara apa saja yang baik dan mewujudkan kebaikan tersebut kedalam kehidupan sehari-hari mereka dengan sepenuh hati, sehingga akan terbentuk manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi raga, pikir, hati, rasa serta karsa. Namun kesemuanya itu pastilah memerlukan juga sarana dan prasarana yang mendukung.

Mengenai sarana dan prasarana yang

mendukung program pendidikan karakter di SD Pramplean, di jelaskan oleh Kepala sekolah SDN Prampelan sebagai berikut

“Sarana prasarana yang mendukung program pendidikan karakter di sekolah kami misalnya ruang kelas yang nyaman dan bersih, lapangan

olahraga, halaman tempat upacara,

perpustakaan, kamar mandi/ WC/ cuci tangan, ruang ibadah, ruang kegiatan, poster-poster mengenai nilai-nilai karakter dan alat-alat kegiatan yang lain.”

Penjelasan dan uraian Input Program

Pendidikan Karakter Di SD Negeri Prampelan di

atas dapat diambil evaluasi, bahwa SDN

Prampelan Sayung Demak melibatkan berbagai pihak dalam perencanaan dan pengorganisasian

serta pelaksanaan pendidikan karakter. Di

(18)

78

yang memadai sehingga menghasilkan input

pembelajaran yang sesuai dan diharapkan,

terutama tauladan dan karakter yang baik di sekolah dan lingkungan belajar siswa.

4.2.3 Proses pelaksanaan pendidikan karakter di

SD Negeri Prampelan.

Dalam proses pelaksanaan pendidikan

karakter pastilah melibatkan berbagai unsur, karena penyusunan program esensinya ditujukan pada berbagai pihak yang terlibat. Siapa sajakah

yang terlibat dalam penyusunan program

pendidikan karakter di SDN Prampelan. Kepala sekolah menjelaskan:

“Seperti apa yang telah kami jelaskan di atas, bahwa setiap program yang sifatnya umum yang menyangkut sekolah selalu kami libatkan

semua pihak. Demikian juga dalam

penyusunan program pendidikan karakter ini. Yaitu pihak sekolah, komite (wakil dari orangtua/ wali), pemerintahan desa, serta dinas.”

Lebih lanjut adakah Pertisipasi Stokeholder (Komite/ Orangtua/ Orang lain) yang terlibat dalam penyusunan program kapan pelaksanaanya dan adakah tim khusus yang menanganinya, kepala sekolah menerangkan:

“Ya, pasti. Urun rembug atau partisipasi dari semua unsur selalui ada. Buktinya Kurikulum di SD kami juga diketahui atau ditanda tangani ketua komite dan Kepala Dinas (UPTD Dikpora). Penyusunan program sekolah kami laksanakan pada awal tahun pelajaran, setelah

(19)

79

Diterangkan bahwa terjadi musyawarah atau urun rembug dengan ketua komite dan kepala dinas yang dilaksanakan pada awal tahun pelajaran, lebih lanjut kepla sekolah menjelaskan:

“Setiap program apapun di sekolah kami selau ada penanggung jawabnya. Demikian juga program pendidikan karakter ini ada tim

khusus yang bertanggung jawab dari

perencanaan (Planing), pengorganisasian

(Organizing), pengarahan (Leading), pemotivasian (Motivating), Pengkoordanasian (Coordinating), penganggaran (Budgeting),

pelaporan (Reporting), dan pengendalian

(Controling).”

Dari keterangan kepala sekolah diketahui ada penangungjawab program bahkan secara rinci setiap tahap dalam proses manajemen. Kemudian yang tak kalah penting adalah, adakah dana untuk menunjang program pendidikan karakter? Kalau ada dari mana dana itu. Kembali kepala sekolah menjelaskan secara jelas:

“Untuk program pendidikan karakter ini ada dananya namun dana itu teritegrasi dengan program lain dan sifatnya fleksibel, artinya penggunaan dana disesuaikan dengan RKAS. Dana itu dari BOS dan sumbangan yang tidak mengikat. Sebagi contoh dalam program nilai religius pada indikator merayakan hari besar keagamaan (Maulud Nabi), sekolah hanya menyediakan dana dari bos untuk pembicara dari luar, selebihnya dana lain-lain dari

swadaya bersama dan sumbangan dari

orangtua). Contoh lagi pada nilai semangat kebangsaan pada indikator memperingati hari-hari besar nasional (HUT Proklamasi) dalam BOS tidak boleh dianggarkan, ya, dana

swadaya bersama.”

(20)

80

lainnya namun tak menutup pemasukan dari dana-dana lain seperti dari swadaya bersama dan sumbangan orang tua. Setelah panjang lebar dijelaskan, adakah hambatan dalam pelaksanaan program tersebut, berikut penuturan kepala sekolah:

“Untuk hambatan pasti ada baik dari internal maupaun eksernal. Hambatan dari dalam yang berasal dari kesiapan dan konsistensi warga sekolah sendiri sedangkan dari luar bisa, kondisi lingkungan dan unsur lain yang menghambat program seperti beragamnya kepentingan dan keperluan yang belum tentu

bisa disatukan.”

Mengenai hambatan yang terjadi dalam

pelaksanaan pendidikan karakter dalam

pembelajaran di SDN Prampelan Sayung Demak dijelaskan oleh guru kelas tiga sebagai berikut.

“Pelaksanaan pendidikan karakter memiliki

permasalahan tersendiri, yaitu adanya

ketidaksinkronan antara konsep pendidikan

karakter, yang bertujuan untuk

mengembalikan budaya dan karakter bangsa yang semakin merosot dengan realita yang dihadapi. Pada saat di sekolah ditanamkan nilai-nilai karakter baik, tidak ditunjang

dengan kondisi lingkungan yang

mencontohkan nilai-nilai yang berseberangan. Dengan semakin mudahnya dalam mengakses informasi baik dari internet, televisi dan lainnya, tidak semua informasi yang didapat

siswa adalah informasi yang baik, itu

merupakan salah satu hambatan dalam

pelaksanaan pendidikan karakter.”

(21)

81

sinkronan pada saat di sekolah ditanamkan nilai-nilai karakter baik, tidak ditunjang dengan kondisi lingkungan yang mencontohkan nilai-nilai yang berseberangan. Dengan semakin mudahnya dalam mengakses informasi baik dari internet, televisi dan lainnya, tidak semua informasi yang di dapat siswa adalah informasi yang baik seperti adanya

berita mengenai kekerasan, kasus-kasus

kejahatan yang dipublikasikan oleh media, situs-situs porno itu semua dapat hambatan dalam pelaksanaan pendidikan karakter.

4.2.4 Produk program pendidikan karakter di SD

Negeri Prampelan.

Sebuah produk atau hasil akhir sebuah program seperti pendidikan karakter ini dapat diketahui, maka keputusan apakah yang telah dihasilkan dari Program pendidikan karakter di SDN Prampelan? Berikut penjelasan ibu kepala sekolah:

“Keputusan yang telah dihasilkan dan dilaksanakan antara lain adalah: Program pendidikan karakter SDN Prampelan Tahun pelajaran 2015/2016. Kemudian penggalian dana swadaya baik dari siswa maupun pembiayaan dari pihak luar bisa sebagai

donatur atau sponsor sebatas tidak

bertentangan dengan visi dan misi sekolah. Contoh produk misalnya Penggalian dana swadaya baik dari siswa.(jum’at amal),

Peringatan Hari besar Nasional ( HUT

(22)

82

sekolah, Upacara hari senin dan hari besar

nasional.”

Dari hasil penjelasan diketahui keputusan

yang sudah diambil dilaksanakan seperti

pelaksanaan program pendidikan karakter dan

penggalian sumber pendanaan. Kemudian

bagaimanakah sebenarnya hasil dari pelaksanaan program pendidikan karakter di SDN Prampelan? Seperti yang dijelaskan kepala sekolah berikut:

“Hal dari pelaksanaan program pendidikan karakter antara lain adalah: Pendidikan karakter telah diintegrasikan dalam setiap mata pelajaran melalui silabus maupun RPP.

Secara umum program yang telah

dilaksanakan dengan baik, laporan tim

pelaksana.”

Penjelasan tersebut sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Khimayah selaku guru PAI di SDN Prampelan sebagai berikut.

“Pelaksanaan pendidikan karakter tidak semudah mendesain pendidikan karakter itu sendiri. Sebagai contoh, pendidikan karakter di sekolah menanamkan nilai-nilai disiplin,

jujur, dan toleran sehingga pendidikan

karakter menjadi salah satu solusi kultural untuk mengurangi korupsi, namun di luar sekolah, stuktur masyarakat menampilkan sosok pemimpin yang korup, tidak jujur,

terjadi ketidakadilan. Guru mempunyai

persepsi bahwa dengan adanya program

pendidikan karakter, maka bertambahlah

beban mereka dalam mempersiapkan

perangkat pembelajaran, mereka harus

merubah administrasi dan orang tua

menganggap pendidikan karakter akan

(23)

83

Penjelasan guru SDN Prampelan Demak

memberikan informasi bahwa pelaksanaan

pendidikan karakter tidak semudah mendesain pendidikan karakter itu sendiri. Sebagai contoh, pendidikan karakter di sekolah menanamkan nilai-nilai disiplin, jujur, dan toleran sehingga pendidikan karakter menjadi salah satu solusi kultural untuk mengurangi korupsi, namun di luar sekolah, stuktur masyarakat menampilkan sosok pemimpin yang korup, tidak jujur, terjadi ketidakadilan.

Dari hasil observasi yang kami himpun, untuk mendukung semua kegiatan tersebut diberlakukan peraturan tata tertib sekolah sebagai berikut:

1. Tata Tertib Siswa

Peraturan Siswa untuk kelas I s.d kelas II

 Semua warga kelas berusaha meningkatkan

keimanan dan ketakwaan kepada Allah.

 Setiap anak harus dapat bersenang –

senang.

 Setiap anak harus belajar.

 Setiap anak harus melakukan tugasnya.

 Setiap anak harus saling menghargai.

Peraturan Kelas III s.d kelas VI

 Semua warga kelas berusaha meningkatkan

keimanan dan ketakwaan kepada allah.

 Semua warga kelas berusaha meningkatkan

(24)

84

 Semua warga kelas menciptakan suasana

aman di kelas.

 Semua warga kelas membudayakan hidup

bersih, indah dan sehat.

 Semua warga kelas aktif dan kreatif dalam belajar

2 Tata Tertib Perpustakaan

 Siswa, guru, karyawan serta pengunjung

lain yang memasuki ruangan perpustakaan diharap melapor kepada pengelola/ petugas

perpustakaan dan mengisi daftar

pengunjung.

 Di dalam ruangan perpustakaan harap

menjaga ketertiban dan kesopanan supaya tidak mengganggu orang lain yang sedang membaca atau sedang belajar.

 Setiap peminjam buku, majalah harus

memiliki kartu anggota perpustakaan.

 Di dalam perpustakaan dilarang merokok.

Guru mempunyai persepsi bahwa dengan adanya program pendidikan karakter, maka

bertambahlah beban mereka dalam

mempersiapkan perangkat pembelajaran, mereka harus merubah administrasi dan orang tua

menganggap pendidikan karakter akan

membutuhkan biaya yang mahal.

(25)

85

pendidikan formal, nonformal, serta informal yang dapat saling melengkapi satu sama lainnya dan memperkaya. Pendidikan informal merupakan

jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.

Pendidikan informal memiliki peran serta

kontribusi yang sangat besar dalam keberhasilan pendidikan. Pada umumnya siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah hanya sekitar kurang lebih 7 jam untuk setiap harinya atau 30%, (70%), peserta didik/siswa kembali pada keluarga dan lingkungan sekitarnya. Jika dilihat dari aspek kuantitas waktu, pendidikan di sekolah mempunyai peranan hanya sebesar 30% terhadap hasil pendidikan peserta didik/ siswa.

Ibu Khimayah, guru Pendidikan Agama

Islam menjelaskan mengenai hambatan

pelaksanaan pendidikan karakter yang berasal dari pendidikan pendidikan dari keluarga sebagai berikut.

“Kita tidak tahu persis bagaimana pendidikan yang diterima siswa setelah mereka pulang

kerumahnya masing-masing, bagaimana

sebenarnya peran serta orang tua siswa dalam mendidik putra-putrinya sesampai mereka pulang dari sekolah.”

Penjelasan guru SDN Prampelan Demak

memberikan informasi bahwa guru SDN

Prampelan mempunyai keterbatasan dalam

(26)

86

Bagaimana sebenarnya pendidikan yang diterima siswa, bagaimana peran serta orang tua siswa dalam mendidik dalam mereka setelah pulang dari sekolah.

Kepala sekolah SDN Prampelan Demak menambahkan sebagai berikut:

“Peran serta orang tua siswa sangatlah penting

dalam memberikan pendidikan yang

sebenarnya. Siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah hanya sekitar kurang lebih 7 jam untuk setiap harinya dan selebihnya peserta didik/siswa kembali pada keluarga dan lingkungan sekitarnya dimana

dia tinggal sehari-harinya.”

Dari beberapa penjelasan di atas dapat diketahui bahwa guru SDN Prampelan Demak

mempunyai keterbatasan dalam memantau

perkembangan pengajaran pendidikan peserta didik ketika mereka pulang dari sekolah dan kembali ke keluarganya masing-masing.

Dari uraian di atas maka dapat

dievaluasikan bahwa hasil dari program

pendidikan karakter di SDN Prampelan telah

menghasilkan keputusan yang harus

dilaksanakan, dengan pendanaan yang terbatas. Kendala dan hambatan baik dari luar maupun

dalam seperti lingkungan, pembiyaan dan

(27)

87

peserta didik/siswa kembali pada keluarga dan lingkungan sekitarnya dimana dia tinggal

sehari-harinya.Peran serta orang tua siswa juga

sangatlah penting dalam memberikan pendidikan yang sebenarnya.

Hasil kuesioner dari siswa kelas VI yang dianggap bisa mewakili siswa yang dianggap sudah bisa menilai suatu program diperoleh hasil sebagaimana dalam tabel 4. 4 berikut ini:

Tabel 4.4

Hasil kuesioner Pelaksanaan Program pendidikan Karakter di SDN Prampelan

NO NILAI / PERNYATAAN JAWABAN TERIA KRE-SS S K J TP Merayakan hari besar keagamaan (Idul

Fitri, Idul Adha, Isyro' mikroj, nyepi, maulud Nabi, dll)

15 41 4 80

2 Jujur 80

Membuat dan mengerjakan tugas secara

benar 40 15 5 90 Tidak menyontek atau memberi sontekan 13 24 20 3 70

3 Toleransi 79

Memperlakukan orang lain dengan cara yang sama dan tidak membeda-bedakan agama, suku, ras, dan golongan

13 47 80

Menghargai perbedaan yang ada tanpa

melecehkan kelompok lain 14 36 10 77

4 Disiplin 81

Guru dan siswa hadir tepat waktu 15 34 10 1 76 Menegakkan prinsif dengan memberikan

punishment bagi yang melanggar dan reward yang berprestasi

46 13 1 69

Menjalankan tata tertib sekolah 56 4 98

5 Kerja Keras 82

Mendorong semua warga sekolah untuk

berprestasi 56 4 98 Berkopetisi secara fair 6 52 2 77 Memberikan penghargaan kepada siswa

berprestasi 14

(28)

88

6 Kreatif 60

Menghargai setiap karya yang unik dan

berbeda 3 14 35 8 55 Membangun suasana belajar yang

medorong munculnya kreativitas siswa 13 12 34 1 65

7 Mandiri 75

Melatih siswa agar mampu bekerja secara

mandiri 5 25 27 3 63 Membangun kemandirian siswa melalui

tugas-tugas yang bersifat individu 36 18 6 88

8 Demokrasi 74

Tidak memaksakan kehendak kepada

orang lain 15 15 17 13 63 System pemilihan ketua kelas dan

pengurus kelas secara demokratis 56 4 98 Mendasarkan setiap keputusan pada

mjusyawarah mufakat 5 16 36 3 60 9 Rasa Ingin Tahu 74

Sekolah memberi fasilitas, baik melalui media cetak maupun elektronik, agar siswa dapat mencari informasi yang baru

16 28 14 2 74 Menggunakan bahasa Indonesia dengan

baik dan benar 13 26 21 72 Memajang bendera Indonesia, Pancasila,

gambar presiden serta sismbol-simbol

Mengabadikan dan memajang hasil karya

siswa di sekolah 32 24 4 87 Memeberikan reward setiap warga sekolah

yag berprestasi 15 26 11 8 70 Melatih dan membina generasi penerus

untuk mencontoh hasil atau prestasi generasi sebelumnya

2 35 15 8 63

13 Bersahabat/Komunikatif 82

Saling menghargai dan menghormati 46 12 2 93 Guru menyanyangi siswa dan siswa

(29)

89 Tidak menoleransi segala bentuk tindak

kejahatan 51 7 2 95 Mendorong terciptakan harmonisasi kelas

dan sekolah 49 8 3 94 15 Gemar Membaca 76

Mendorong dan memfasilitasi siswa untuk

gemar membaca 15 30 12 3 74 Setiap pembelajaran didukung dengan

sumber bacaan atau referensi 3 15 38 4 57 Adanya ruang baca, baik diperpustakaan

maupun ruang khusus tertentu 25 30 4 1 83 Menyediakan kamar mandi, air bersih,

dan tempat cuci tangan 25 33 2 85 Melakukan piket sesuai dengan jadwal

yang telah ditentukan 56 4 98 Mengerjakan tugas kelompok secara

bersama-sama 23 23 12 2 78

Sesuai data yang diperoleh dari tabel 4.1 siswa kelas VI yang berjumlah 60 orang anak

memilih jawaban berdasarkan kondisi yang

(30)

90

jawaban siswa pada kuesioner terdapat 5 pilihan yang harus dipilih yaitu jawaban SS (sering sekali) memperoleh skor 4, S (sering) skor 3, K (kadang-kadang) skor 2, J (jarang) skor 1, dan TP (tidak pernah) skor 0.

Dari data tersebut, skor nilai pendidikan karakter sesuai dengan tabel 4.5 berikut :

Tabel 4.5

Skor Perskoran Interpretasi

NO NILAI SKOR KATEGORI

1 Religius 93 Baik Sekali

2 Jujur 80 Baik

3 Toleransi 79 Baik

4 Disiplin 81 Baik Sekali 5 Kerja Keras 82 Baik Sekali

6 Kreatif 60 Cukup

7 Mandiri 75 Baik

8 Demokratis 74 Baik 9 Rasa Ingin Tahu 78 Baik 10 Semangat Kebangsaan 78 Baik 11 Cinta Tanah Air 77 Baik 12 Menghargai Prestasi 73 Baik

13 Bersahabat/ Komunikatif 82 Baik Sekali

14 Cinta Damai 95 Baik Sekali 15 Gemar Membaca 76 Baik

16 Peduli Lingkungan 86 Baik Sekali 17 Peduli Sosial 74 Baik

18 Tanggung Jawab 74 Baik

Rata-Rata 79 Baik

Sumber : Data diolah.

Pada tabel 4.5 tersebut di atas. Nilai

karakter cinta damai menduduki peringkat

(31)

91

lingkungan 86 dengan kategori Baik Sekali (BS). Dan pada nilai kreatif menduduki pertingkat paling bawah dengan skor 60 kreteria cukup (C). Ke-18 nilai karakter yang ditanamkan kepada siswa-siswa SD Negeri Prampelan rata-rata dengan skor 79 dengan kategori baik (B).

4.2.5 Dampak evaluasi program.

Pada akhirnya sebuah program pasti

berdampak. Dampak itu bisa positif maupun

negatif. Bagaimanakah sebenarnya dampak/

akibat dari pelaksanaan program pendidikan karakter bagi sekolah, Kepala sekolah, Guru, siswa, karyawan lainnya, dan bagi lingkungan sekitar? Berikut penjelasan kepala sekolah dan guru kelas.

”Dampak atau akibat dari pelasakaan program pendidikan karakter di sekolah kami sangat seginifikan. Bagi Sekolah, tingkat kepercayaan masyarakat meningkat, ini dibuktikan dengan banyaknya orangtua yang menyekolahkan anaknya di SD kami. Beberapa perguruan Tinggi yang telah mengadakan kerjasama PPL

(Unisulla Semarang, UPGRI Semarang,

Politekes Semarang). Bantuan dari warga/ pemerintah desa ketika sekolah kebanjiran tahun ini dengan memberikan dana untuk

peninggian halaman. Kemudian Sekolah

menjadi tertip, bersih, rapi, aman, dan rindang. Bantuan dari pemerintah berupa rehab ringan gedung sekolah yang telah rusak dimakan usia. Dan lain sebagainya. Sedangkan bagi Kepala Sekolah adalah Kenyamanan bekerja dan betah di sekolahan.”

(32)

92

“Guru atau staf jadi nyaman di sekolah karena ada kekeluargaan yang harmonis antara ks, guru, murid dan stokelhorder, Kerasan di sekolah, Pembinaan dan pembimbingan siswa dalam pembelajaran lebih tertib Pekerjaan merasa lebih ringan. Sedangkan bagi Bagi siswa, Siswa lebih tertib, sopan, jujur, toleran,

hormat kepada orangtua. Siswa rajin

beribadah. Siswa lebih ramah pada lingkungan dengan membuang sampah pada tempatnya dan selalau menjaga milik sekolah dengan baik. Kemudian bagi masyarakat sekitar terciptanya kondisi yang kondusif, tenang dan

nyaman meski tetap dinamis dan aktif.”

Setelah mengambil manfaatnya tentu

adapula hambatannya dan bagaimana solusi pemecahannya seperti yang diutaran ibu kepala sekolah berikut:

“Hambatan dalam setiap pelaksaan program tentu ada. Hambatan ini tidaklah seberapa jika dibanding dengan hasil dari program itu sendiri. Hambatan ini yang kami alami ini ada

dari dalam sekolah dan luar sekolah.

Hambatan dari luar misalnya Masih ada anak-anak yang bermain di halaman sekolah pada

waktu sore hari membuang sampah

sembarang. Ada juga pengambilan barang-barang milik sekolah, misalnya buah pisang, buah mangga tanpa ijin yang dilakukan orang luar. Solusinya, sekolah kerjasama dengan pemerintahan desa. Masih ada sebagian kecil orangtua, mereka merasa pendidikan itu tanggung jawab sekolah. Solusinya ada program kunjungan rumah oleh guru dan atau

kepala sekolah.”

Lebih lanjut dijelaskan sebagai berikut:

“Hambatan dari dalam seperti dari guru, ada

sebagai kecil guru yang masih belum

memahami program pendidikan karakter,

(33)

93 siswa, masih ada anak yang suka berkelai

hanya alasan yang sepele. Perpustakaan belum dimanfaatkan untuk menjadikan anak gemar membaca, solusinya guru selalu membawa buku perpustakaan untuk dibaca di rumah

pada waktu libur dan siswa membuat

rangkuman.”

Dari uraian di atas dapat diambil evaluasi

dari dampak dan faktor-faktor yang

mempengaruhi program pendidikan karakter di SD Prampelan mulai dari konteks, input, proses dan produk. Dapat disimpulkan bahwa program pendidikan karakter masih dan harus bisa dilanjutkan. Pendidikan karakter di sekolah

mengacu pada proses penanaman nilai,

pemahaman-pemahaman, tata cara merawat dan menghidupi nilai-nilai itu, serta bagaimana jika seorang siswa memiliki kesempatan untuk dapat melatihkan nilai-nilai tersebut secara nyata dalam kehidupan yang dikembangkan di sekolah belum terjabarkan dalam indikator yang representatif.

4.3

Pembahasan

4.3.1 Konteks program pendidikan karakter.

Stufflebeam menjelaskan bahwa tujuan evaluasi konteks yang utama adalah untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang dimiliki evaluan (Hamid Hasan, 1983: 128). Berkaitan

dengan merencanakan keputusan,

(34)

94

pendidikan karakter sebagai pedoman sekolah (Kepala Sekolah, Guru, Siswa, atau warga sekolah tanpa kecuali) dalam bertingkah laku atau dalam amal perbuatan sesuai apa yang dimanatkan UU sistem pendidikan nasional yaitu tentang tujuan pendidikan nasional.

Kesiapan pelaksanaan pendidikan karakter di SDN Prampelan Sayung Demak mengakar pada salah satu tujuan pendidikan nasional. Pasal I UU Sisdiknas tahun 2003 menyatakan bahwa di

antara tujuan pendidikan nasional adalah

mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki kecerdasan, kepribadian dan akhlak mulia. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat keputusan dan siap

mempertanggungjawabkan tiap akibat dari

keputusan yang ia buat.

Pendidikan karakter yang dijalankan di SDN Prampelan Sayung Demak diintegrasikan ke dalam mata pelajaran dan juga melalui pembiasaan

dalam budaya sekolah. Guru tidak hanya

berusaha memenuhi standar kompetensi

sebagaimana diamanatkan oleh kurikulum, tetapi juga mengarahkan peserta didik terbiasa memetik

nilai-nilai dari pelajaran tersebut serta

direalisasikan oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.

(35)

95

dan juga melalui pembiasaan dalam budaya sekolah. Guru tidak hanya berusaha memenuhi standar kompetensi sebagaimana diamanatkan oleh kurikulum, tetapi juga mengarahkan peserta didik terbiasa memetik nilai-nilai dari pelajaran tersebut serta direalisasikan oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Retno Saptowati Kawuryan (2015) yang salah satu hasil penelitiannya adalah, mengembangkan nilai-nilai pendididkan karakter yang diitegrasikan dalam setiap mata pelajaran. Jelaslah bahwa perlu adanya intregrasi yang nyata pada setiap mata pelajaran agar program pendidikan karakter dapat berjalan dengan efektif.

Sesuai wawancara dengan kepala sekolah yang telah divalidasi dengan guru dan komite, bahwa konsep pendidikan karakter itu sangat penting.

4.3.2 Input program pendidikan karakter.

(36)

96

Sementara itu pendidikan karakter yang

dijalankan SDN Prampelan Sayung Demak

mengacu pada kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidik). Pengembangan nilai-nilai pendidikan karakter diintegrasikan dalam setiap pokok bahasan dari setiap mata pelajaran. Nilai-nilai tersebut dicantumkan dalam silabus dan RPP. Pengembangan nilai-nilai itu dalam silabus dan RPP ditempuh melalui cara-cara berikut: 1) mengkaji Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) pada Standar Isi (SI) untuk

menentukan apakah nilai-nilai budaya dan

karakter yang tercantum itu sudah atau belum tercakup di dalamnya; 2) Melihat keterkaitan antara Standar Kompetensi SK dan Kompetensi Dasar KD dengan nilai dan Indikator untuk menentukan nilai-nilai pendidikan karakter yang akan dikembangkan; 3) Mencantumkankan nilai-nilai karakter ke dalam silabus; 4) mencantumkan nilai-nilai yang sudah tertera dalam silabus ke dalam RPP.

(37)

97

Kemudian sarana prasarana pendukung kegiatan program pendidikan karakter di SDN Prampelan cukup memadai, begitu juga yang tak kalah penting adalah anggaran dan pendanaan yang diperoleh dari sumber luar dan dalam, melalui berbagai bantuan pemerintah, iuran sumbangan dan donator bahkan sponsorship sebatas tak menyalahi dan sesuai dengan visi misi serta tujuan sekolah.

Sesuai dengan observasi dan wawancara bahwa input pendidikan karakter telah sesuai dengan teori CIPP yang dikemukakan oleh Wirawan. Yaitu berupaya untuk mencari jawaban atas pertanyaan apa yang harus dikerjakan,

pelaksanaan program, dan keputusan

penstrukturan program. Hal ini terbukti dari input mulia dari penyusunan Kurikulum struktur program selalu melibatkan stokeholder yang ada.

Bila dikaitkan dengan penelitian terdahulu maka ada kesuaian dengan penelitian yang dilakukan Dewi Azizatul Umaroh. (2013). Hasil penelitiannya menunjukan bahwa, perencanaan pendidikan karakter peserta didik dilakukan

dengan penyusunan kurikulum dan

(38)

98

perencanaan pembelajaran disusun sebelum

pembelajaran dilaksanakan berupa silabus, RPP,

media, dan materi penunjang. Hal yang

membedakan tentu hanya pada sarana prasarana penunjang dan karakter setiap obyek penelitaian yang masing-masing berbeda.

Pembinaan karakter termasuk dalam materi yang harus diajarkan dan juga dikuasai serta direalisasikan oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari. Sarana prasarana pendukung kegiatan program pendidikan karakter cukup memadai, begitu juga yang tak kalah penting adalah anggaran dan pendanaan yang diperoleh dari sumber luar dan dalam, melalui berbgai bantuan

pemerintah, iuran sumbangan dan donator

bahkan sponsorship sebatas tidak menyalahi perundang-undangan atau peraturan yang ada dan sesuai dengan visi, misi, serta tujuan sekolah.

4.3.3 Proses pelaksanaan pendidikan karakter.

Pada dasarnya evaluasi proses untuk

mengetahui sampai sejauh mana rencana telah diterapkan dan komponen apa yang perlu diperbaiki. Dimulai dari peran serta guru dalam menerapkan pendidikan karakter di sekolah sangat dibutuhkan agar nantinya siswa

benar-benar paham dan mengaplikasikan dalam

kehidupan sehari- hari. Guru dapat

(39)

99

perilaku yang sesuai; dan memberikan bantuan kepada peserta didik, baik yang mengalami kesulitan untuk menginternalisasi nilai maupun untuk menunjukkannya dalam perilaku. Dalam

perencanaan dan pengorganisasian program

semua pihak dilibatkan termasuk guru dan komite sekolah.

Pengintegrasian dalam kegiatan sehari-hari dapat dilakukan melalui cara-cara seperti: 1) Keteladanan/contoh: kegiatan pemberian contoh/ teladan ini bisa dilakukan oleh kepala sekolah, guru, atau staf administrasi di sekolah yang dapat dijadikan model bagi peserta didik; 2) Kegiatan spontan Kegiatan ini biasanya dilakukan pada saat guru mengetahui sikap/ tingkah laku peserta didik yang kurang baik, seperti meminta sesuatu dengan berteriak, mencoret dinding; 3) Teguran, Guru perlu menegur peserta didik yang melakukan

perilaku buruk dan mengingatkannya agar

(40)

100

secara terus-menerus dan konsisten setiap saat. Contoh kegiatan ini adalah berbaris masuk ruang kelas, berdoa sebelum dan sesudah kegiatan, mengucapkan salam bila bertemu dengan orang lain, membersihkan kelas/ belajar.

Setiap program apapun selalu ada

penanggung jawabnya. Demikian juga program pendidikan karakter ini ada tim khusus yang bertanggung jawab dari perencanaan (Planing),

pengorganisasian (Organizing), pengarahan

(Leading), pemotivasian (Motivating),

Pengkoordanasian (Coordinating), penganggaran

(Budgeting), pelaporan (Reporting), dan

pengendalian (Controling). Kemudian yang menjadi sasaran pendidikan karakter di SDN Prampelan adalah semua warga sekolah tanpa kecuali. Kepala sekolah, Guru, staf, dan siswa semua menjadi sasaran program pendidikan karakter. Termasuk penjual makanan di sekitar sekolah juga menjadi sasaran program kami. Demikian juga dengan masyarakat sekitar juga menjadi sasarannya. Sehingga kesuskesan program karakter dapat dinikmati bersama.

Dari hasil validasi proses evaluasi yang selalu mencari jawaban atas pertanyaan apa program dilaksankan, waktu pelaksanaan, dan keputusan-keputusan pelaksanaan program. Hal telah terbukti dilalui di SDN Prampelan Tahun

(41)

101

kekurangannya yaitu dalam pelaksanaan program sering tidak tercatat atau tidak didokumentasikan.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang

dilakukan sebelumnya hanya saja terjadi

perbedaan dalam obyek penelitian dan metode yang digunakan. Seperti halnya penelitian yang dilakukan Wing Sze MAK (2014), yang bertujuan untuk memperkenalkan pentingnya sopan santun sosial yang positif dan pendidikan moral. Hal ini merupakan bagian dari pendidikan karakter yang sesuai pada tahap evaluasi proses pelaksanaan atau implementasi pendidikan karakter itu sendiri seperti yang dilakukan di SDN Prampelan tersebut.

4.3.4 Produk program pendidikan karakter.

(42)

102

Hasil dari pelaksanan dan pengorganisasian

program pendidikan berkarakter di SDN

Prampelan telah terintregasi secara tepat dengan indikator dan nilai-nilai pelaksanaan pada silabus maupun RPP dan secara umum dapat dilaporkan oleh tim pelaksana yang telah dilaksanakan dengan baik.

Dalam teori CIPP yang dikemukakan

Wirawan, bahwa evaluasi produk berupaya

mencari jawaban atas pertanyaan, “Apakah program sukses?”

Dari hasil kuesioner Pencapaian dari

pelaksanaan program pendidikan karakter dari 18 nilai pada siswa, menurut kuesioner yang dilakukan 60 siswa dengan hasil kategori baik dengan skor rata-rata 79.

Nilai karakter cinta damai menduduki peringkat pertama dengan hasil 95, religius 93, peduli lingkungan 86 dengan kategori Baik Sekali (BS). Dan pada nilai kreatif menduduki pertingkat paling bawah dengan skor 60 kreteria cukup (C). Ke-18 nilai karakter yang ditanamkan kepada siswa-siswa SD Negeri Prampelan rata-rata dengan skor 79 dengan kategori baik (B).

(43)

103

Penelitian terdahulu yang dilakukan dengan model CIPP belum ada yang menggunakan klasifikasi seerti yang diteorikan oleh Riduwan.

Produk evaluasi dari pendidikan karakter yang dihasilkan di SDN Prampelan tercermin dalam sikap dan prilaku siswanya. Hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan

Darmiyati Zuhdi, (2010), bahwa pendidikan

karakter diintegrasikan ke dalam berbagai bidang studi yang menghasilkan produk keteladanan, fasilitasi nilai, dan pengembangan soft skills

(antara lain berpikir kritis, kreatif, berkomunikasi efektif, dan dapat mengatasi masalah). Sedikit berbeda dengan Stovika Eva Darmayanti, Udik Budi Wibowo. (2014) bahwa kesiapan untuk mengimplementasikan pendidikan karakter, sudah baik produknya dinilai dari kurikulum yang telah terintegrasi pendidikan karakter, namun masih kurang dalam hal pengelolaan sarana prasarana pendukung dan banyak guru memerlukan lebih banyak pengetahuan dan keterampilan tentang pendidikan karakter.

4.3.5 Dampak dan Hambatan Pelaksanaan Pro-

gram Pendidikan Karakter

Bertolak dari Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 ini menguatkan keinginan bahwa

pendidikan pembentukan watak merupakan

(44)

104

pendidikan karakter di dalam kurikulum sejak dari pendidikan usia dini sampai pendidikan tinggi. Peluncuran kurikulum ini benar-benar melegakan masyarakat seluruh negeri ini dengan bersangka baik bahwa generasi muda akan terselamatkan dari degradasi moral yang parah.

Kendala-kendala dari pelaksanaan

pendidikan karakter dalam pembelajaran SDN Prampelan Sayung Demak Pendidikan karakter merupakan bagian integral yang sangat penting dari pendidikan di Indonesia, yang dapat dimaknai sebagai suatu pendidikan nilai, pendidikan moral, pendidikan budi pekerti, pendidikan watak yang

mempunyai tujuan untuk mengembangkan

kemampuan siswa untuk memberikan keputusan baik serta buruk, memelihara apa saja yang baik dan mewujudkan kebaikan tersebut kedalam kehidupan sehari-hari mereka dengan sepenuh hati, sehingga akan terbentuk manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi raga, pikir, hati, rasa serta karsa.

(45)

105

Kesimpulan yang memungkinkan adalah pelaksanaan pendidikan karakter SDN Prampelan Sayung Demak memiliki permasalahan tersendiri. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini menyebabkan semakin mudahnya lalu lintas budaya antar bangsa. Globalisasi yang tanpa batas seperti sekarang

menyebabkan manusia Indonesia kehilangan

jatidirinya sebagai suatu bangsa. Tayangan-tayangan dari televisi seperti sinetron, film-film yang tidak sesuai dengan budaya bangsa. Berita yang menampilkan kekerasan contohnya seperti tawuran, perampokan, pembunuhan dari berbagai media mudah sekali diakses oleh peserta didik

yang dikawatirkan dapat mempengaruhi

perkembangan peserta didik sehingga sangat diperlu adanya pemahaman yang lebih luas

mengenai pendidikan karakter tidak hanya

sekedar di sekolah ataupun keluarga tetapi lingkup masyarakat dan bangsa.

Faktor internal juga menjadi hambatan dalam pelaksanaan pendidikan karakter seperti, pemahaman guru tentang konsep pendidikan karakter masih belum menyeluruh, guru belum

memiliki kompetensi yang memadai untuk

mengintegrasikan nilai-nilai karakter pada mata

pelajaran yang diampunya. Program sudah

dijalankan, pelatihan yang diadakan untuk guru

(46)

106

keterbatasan mereka dalam mengintegrasikan nilai karakter pada mata pelajaran yang diampunya.

Permasalahan pendidikan karakter yang ada di sekolah selama ini hanya mengupas pada tingkatan pengenalan akan norma atau nilai-nilai, dan belum sampai kepada tingkat internalisasi serta tindakan yang nyata dalam kehidupan

sehari-hari, hal tersebut juga dirasakan

khususnya di SDN Prampelan Sayung Demak menghadapi kesulitan memilih nilai karakter mana yang sesuai dengan visi sekolah. Hal itu berdampak pada gerakan membangun karakter di sekolah menjadi kurang terarah dan fokus,

sehingga tidak jelas pula monitoring dan

penilaiannya. Guru belum maksimal untuk dapat menjadi teladan atas nilai-nilai karakter yang dipilihnya. Yang menjadi permasalahan yang paling berat adalah peran guru untuk menjadi teladan dalam mewujudkan nilai-nilai karakter secara khusus sesuai dengan nilai karakter mata pelajaran dan nilai-nilai karakter umum di sekolah.

Guru SDN Prampelan Sayung Demak

mempunyai keterbatasan dalam memantau

perkembangan pengajaran pendidikan peserta didik ketika mereka pulang dari sekolah dan

kembali ke keluarganya masing-masing.

(47)

107

penting dalam memberikan pendidikan yang sebenarnya. Siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah hanya sekitar kurang lebih 7 jam untuk setiap harinya dan selebihnya peserta

didik/siswa kembali pada keluarga dan

lingkungan sekitarnya di mana dia tinggal sehari-harinya. Saran yang bisa diberikan agar kiranya orang tua juga mampu menjadi pendidik karakter yang pertama dan utama bagi siswa. Maka nilai karakter mana yang mau ditekankan sekolah, perlu dikomunikasikan dengan orang tua sehingga ada kerja sama. Masyarakat juga menjadi pendidik

yang penting. Bila sekolah menekankan

pendidikan karakter, tetapi masyarakat luas tidak mendukung, maka pendidikan menjadi berat atau

bahkan akan gagal. Misalnya, sekolah

menekankan nilai persaudaraan sebagai warga Indonesia, tetapi bila di masyarakat selalu dilihatkan konflik antar suku, kenakalan remaja, saling membunuh, narkotika, dan lain sebagainya melalui media.

Evaluasi Program Pendidikan Karakter yang

diteliti di SD Negeri Prampelan dengan

menggunakan model CIPP dengan teori

manajemen telah dilakukan dengan baik. Di mana program pendidikan karakter di SD ini telah melalui proses dari perencanaan (Planing),

pengorganisasian (Organizing), pengarahan

(Leading), pemotivasian (Motivating),

(48)

108

(Budgeting), pelaporan (Reporting), dan

pengendalian (Controling). Namun dalam pelaporan belum dijalankan dengan maksimal.

Peneliti- peneliti terdahulu, evaluasi program dengan model CIPP hanya sampai pada produk, sehingga peneliti mempunyai pandangan bahwa evaluasi program perlu menambahkan dampak/ akibat dari model tersebut.

Gambar

Tabel : 4.1
Tabel 4.2 Data siswa SD Negeri Prampelan Tahun 2015/2016
Tabel  4.3 Sarana dan Prasarana Ruang
Tabel 4.4 Hasil kuesioner Pelaksanaan Program pendidikan
+2

Referensi

Dokumen terkait

a. Ada Tim Editor yang terdiri atas satu atau lebih pakar dalam bidang ilmu yang sesuai. Diterbitkan dan diedarkan serendah-rendahnya secara nasional. Koran/majalah

Securities Rating Agencies which decide the bond rating obtained by a corporate bond do not look at only with a stable financial condition indicated by the small changes in profit

Ketika pada tahap stagnant perilaku earnings management yang dilakukan oleh manajemen sedang karena pengendalian internal yang lebih baik dibandingkan ketika perusahaan

Penelitian yang dilakukan Demagalhaes (2011) menemukan bahwa lingkungan kerja merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi mahasiswa akuntansi terhadap pilihan karir di

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kepemilikan asing terhadap sustainability reporting , sustainability reporting terhadap kinerja perusahaan dan

Pengungkapan merupakan suatu sinyal, karena dengan pengungkapan dapat meningkatkan nilai perusahaan (Agustina, 2008), memberi informasi mengenai apa yang telah

Jika suatu perusahaan mampu mengelola dan terus meningkatkan ketiga komponen modal intelektual yang dimiliki dengan baik, maka dapat meningkatkan kinerja keuangan,

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pola permainan cak dalam lagu langgam jawa pada orkes keroncong Prima Nada Banjarnegara yaitu (1) dasar dari pola permainan cak