• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Aplikasi Mobile Tracking berbasis Android dengan Rekayasa Mapping GPS Gunung Kabupaten WonosoboJawa Tengah: Studi kasus Gunung Sumbing Jalur Desa Garung T1 Full text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Aplikasi Mobile Tracking berbasis Android dengan Rekayasa Mapping GPS Gunung Kabupaten WonosoboJawa Tengah: Studi kasus Gunung Sumbing Jalur Desa Garung T1 Full text"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

Perancangan Aplikasi Mobile Tracking berbasis Android dengan Rekayasa Mapping GPS Gunung Kabupaten Wonosobo-Jawa Tengah

(Studi kasus : Gunung Sumbing Jalur Desa Garung)

Artikel Ilmiah

Diajukan kepada

Fakultas Teknologi Informasi

Untuk memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Peneliti

Antonius Krisna Sahadewa

672013006

Program Studi Teknik Informatika

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)

1. Pendahuluan

Informasi sangat dibutuhkan dalam melakukan aktivitas pendakian gunung, karena aktivitas ini menyangkut dengan keselamatan pendaki. Namun informasi yang diharapkan adalah bukan hanya sekedar tetang pendakian ataupun informasi singkat tentang gunung, namun diharapkan dapat menjadi pedoman pengguna dalam mengambil langkah saat akan mendaki gunung. Oleh karena itu informasi secara akurat dan real time penting untuk sebuah pendakian gunung.

Basecamp pendakian telah memberikan informasi, Informasi tersebut berupa

lembaran peta dan informasi seputar keadaan jalur pendakian. Namun informasi tersebut tidak mengikuti perubahan keadaan jalur pendakian sesungguhnya. Hal ini berdampak pada jumlah pendaki mengalami kecelakaan, tersesat, dan kematian. Dari pengamatan data statistik 1 januari sampai 28 November 2016. Korban kecelakaan dan meninggal dalam pendakian gunung Sumbing mencapai 113 orang, 7 diantaranya meninggal (statisticbasecamp gunung Sumbing via garung).

Penjaga basecamp dan Search and Rescue(SAR) memberikan data pendaki yang mengalami kecelakaan dikarenakan kurang menguasai informasi medan jalur pendakian gunung sumbing yang terjal dan curam. Korban pendakian mengalami kecelakaan terbanyak pada jalur pendaki diantara pos 2 dan pos 3. Pada Jalur pendakian antara pos 2 dan pos 3 memiliki elevation curam dan terjal dengan kemiringan jalur mencapai 60°. Namun informasi yang disediakan tidak terdapat mengenai kondisi jalur pendakian.

Hal ini menjadikan dasar untuk merancang aplikasi mobiletracking berbasis android dengan rekayasa mapping GPS(Global Position System) untuk penyelesaian masalah tersebut. Aplikasi ini diharapkan dapat memberikan informasi yang lengkap melalui perangkat mobile pada pendaki. sehingga pendaki berakibat pada peningkatan wisata alam yang aman.

Berdasarkan hal tersebut, Maka dibuat aplikasi mobile tracking berbasis android dengan rekayasa mapping GPS(Global Position System). Dengan kemudahan yang diberikan oleh aplikasi ini adalah pengguna dapat melihat informasi tetang gunung ataupun jalur secara rela time yang terupadate oleh penjaga basecamp pendakian. Selain kemudahan, pengguna juga dapat melihat peta jalur pendakian yang dilalui serta posisinya pada peta jalur pendakian secara real time tanpa jaringan celluler sekalipun.

(9)

2. Kajian Pustaka

Terdapat beberapa penelitian sebelumnya yang dijadikan acuan dalam proses perancangan. Pada penelitian yang berjudul Panduan Mendaki Gunung Berbasis Android yang membahas tetang pembuatan suatu aplikasi mobile sebagai sarana penyampaian informasi panduan dalam melakukan pendakian gunung kepada pendaki. Metode desain user interface pada aplikasi panduan pendakian gunung berbasis android yang interaktif dan ketersedian informasi sebelum melakukan pendakian[2].

Pada penelitian kedua yang mengenai aplikasi panduan mendaki gunung berbasis android. Aplikasi sudah disebar melalui layanan Play Store. Aplikasi tersebut membahas tetang panduan-panduan mendaki gunung dengan disertai teori ilmu dasar dari pendakian. Selain teori ilmu dasar dari pendakian aplikasi ini juga memuat informasi gunung-gunung. Dalam penelitian ini pembuatan aplikasi panduan pendakian dengan sistem informasi tiap gunung telah tersaji dengan sistem informasi service [3].

Pada penelitian ketiga yang berjudul Aplikasi Informasi Jalur Menuju Gunug Di Jawa Tengah, membahas tentang Informasi jalur pendakian dengan pemetaan google map guna sarana penyampaian sarana informasi tetang jalur pendakian dengan informasi tetang gunung dan sejarah gunung. Peta yang ditampilkan berupa citra satelit google map dari tempat My Location menuju basecamp dan basecamp menuju puncak. Dalam penelitian ini pembuatan peta jalur pendakian adalah di gunung ciremai dengan menggunakan google map dengan sistem online [4].

Berdasarkan penelitian terdahulu, permasalahan yang dibahas hampir berkaitan yakni, pengembangan suatu teknologi informasi yang berupa aplikasi atau sistem informasi pendakian gunung. Sedangkan pada peta jalur pendakian adalah jalur yang tepat dan dapat dijalankan dengan ataupun tanpa paket data jaringan celluler. pengembangan aplikasi yang dirancang ini adalah menggunakan teknologi bahasa pemograman java pada android studio dalam membuat aplikasi. Sehingga lebih mudah dikembangkan sehingga dapat mengakses data pada GPS (Global position System) sehingga dapat dijalankan tanpa paket data jaringan celluler.

Android memberi akses aplikasi ke layanan lokasi yang didukung oleh perangkat melalui kelas dalam paket android.location. Komponen utama dari kerangka lokasi adalah layanan sistem LocationManager. sebuah instance dari sistem dengan memanggil getSystemService (Context.LOCATION_SERVICE) [5].

ArchGis dapat memberikan peta offline pada android sehingga bisa menjadi acuan saat konektivitas jaringan mereka buruk atau tidak ada sama sekali. Pada location offline perlu adanya geodatabases untuk melakukan pencarian cepat untuk lokasi (geocode dan reverse geocode) dan rute. Pola offline Pola layanan untuk mendukung sejumlah besar smartphone Android high-end, pola ini memungkinkan beberapa smartphone offline mengakses data dan menerjemahkan lokasi dan peta yang sama dari geodatabases [6].

(10)

mengelilingi Bumi dua kali sehari dalam orbit yang tepat. Setiap satelit mentransmisikan sinyal unik dan parameter orbital yang memungkinkan perangkat

GPS(Global Positioning System) untuk memecahkan kode dan menghitung lokasi

satelit yang tepat. Penerima GPS(Global Positioning System) menggunakan informasi ini dan triangulasi untuk menghitung lokasi yang tepat bagi pengguna. Pada dasarnya, penerima GPS(Global Positioning System) mengukur jarak ke masing-masing satelit dengan jumlah waktu yang dibutuhkan untuk menerima sinyal yang ditransmisikan. Dengan pengukuran jarak dari beberapa satelit lagi,

receiver dapat menentukan posisi pengguna dan menampilkannya secara elektronik

untuk mengukur lokasi[7].

Firebase Cloud Messaging merupakan salah satu fitur dari Firebase yang memungkinkan untuk mengirim dan menerima pesan antar device [8]. Fitur ini digunakan dalam penelitian untuk mengirim notifikasi kepada pengguna. Alasan menggunakan fitur ini dibanding mudahnya konfigurasi dan kestabilan serta

CGM(Google Cloud Messaging). telah menyarankan penggunanya beralih ke

FCM(Firebase Cloud Messaging). Pada FCM(Firebase Cloud Messaging)

dibandingkan dengan dengan GCM (GoogleCloudMessaging).

3. Metode dan Perancangan Sistem

Metode penelitian merupakan suatu cara atau prosedur yang digunakan untuk memecahkan masalah dalam Perancangan Aplikasi Mobile Tracking berbasis Android dengan Rekayasa Mapping GPS Gunung Kabupaten Wonosobo-Jawa Tengah dengan menggunakan metode penelitian yang mengacu pada metode pengembangan atau Research and Development (R&D), yaitu suatu penelitian di mana aplikasi yang dibuat diuji coba dan dilihat tingkat keefektifannya. Tahapan penelitian R&D yaitu: 1) Potensi dan masalah, 2) Pengumpulan data, 3) Desain produk, 4) Validasi desain, 5) Revisi desain, 6) Ujicoba produk, 7) Revisi produk, 8) Ujicoba pemakaian, 9) Revisi produk, dan 10) Produksi masal[9]. Tahapan– tahapan R&D dapat dilihat pada Gambar 1

Gambar 1. Tahapan Research and Development (R&D) [9].

(11)

tahapan potensi dan masalah sampai ujicoba pemakaian. Penjelasan dari tahapan – tahapan tersebut adalah sebagai berikut: 1) Potensi dan Masalah: Pada tahap ini dicari tahu adanya potensi serta masalah pada Pendaki terutama ketersediaan informasi yang memadahi tentang pendakian gunung sumbing beserta jalur pendakiannnya. 2) Pengumpulan Data: pengumpulan data dilakukan dengan wawancara langsung kepada penjaga basecamp beserta pendaki dan observasi langsung sepanjang jalur pendakian. 3) Desain Produk: pada tahap ini dilakukan perancangan sistem menggunakan Unified Modelling Language (UML) yang meliputi Use Case Diagram, Activity Diagram, dan Class Diagram serta pembuatan aplikasi menggunakan Android Studio dengan Sqlite sebagai manajemen penyimpanan data, serta Firebase Cloud Messaging (FCM) sebagai push notification service untuk pemberitahuan basecamp ke aplikasi pendaki. 4) Validasi Desain: tahap validasi desain yaitu melakukan validasi terhadap sistem yang telah di buat apakah sistem efektif dan mudah digunakan sesuai dengan tujuan. 5) Revisi Desain: melakukan perbaikan terhadap perancangan sistem apabila pada tahap sebelumnya ditemukan kesalahan tata letak serta tidak efektif. 6) Ujicoba Produk: tahapan dimana fungsi-fungsi pada aplikasi diujicoba oleh pengembang (pengujian alpha) dengan metode Blackbox. 7) Revisi Produk: tahapan dimana jika ditemukan kesalahan/bug pada tahap sebelumnya maka akan dilakukan perbaikan sistem. 8) Ujicoba Pemakaian: tahapan dimana aplikasi dicoba langsung oleh calon pengguna (pengujian beta). 9) Revisi Produk : tahapan dimana system dilakukan perbaikan pada sesalahan ataupun ketidaklarasan yang ditemukan pengguna di lapangan.

Perancangan sistem dalam penelitian ini dibuat dalam bentuk diagram

UML(Unified Modelling language). Diagram UML(Unified Modelling language).

meliputi diagram usecasediagram, activitydiagram dan arsitektur sistem

(12)

Gambar 2 merupakan use case diagram dari aplikasi tersebut. Terdapat 2 aktor dalam aplikasi. Aktor User merupakan pengguna dari aplikasi yang merupakan pendaki. Pengguna hanya menginstal aplikasi dan membuka beberapa menu serta fiturnya. Aktor ini dapat melakukan penggunaan berbagai menu dan fitur secara lengkap tapi tidak untuk update dan insert data gunung maupun jalur. Aktor Petugas basecamp merupakan pengguna yang telah memiliki hak akses web ataupun aplikasi untuk proses pemberian informasi yang valid dan resmi dari pihak basecamp.

Gambar 3.ActivityBerita basecamp

Gambar 3 merupakan activity diagram untuk proses Berita basecamp. Pertama aplikasi dibuka akan ada menu. Menu akan menampilkan halaman form awal aplikasi dan sekaligus jendela ke semua fitur yang ada dalam aplikasi. Setelah itu pengguna akan masuk ke dalam menu berita basecamp. Aplikasi akan mengambil status basecamp atau gunung beserta keterangan informasi lengkapnya ke Data cloud terbaru dari penjaga basecamp, jika gagal akan ada pemberitahuan berupa notification, jika berhasil maka pengguna akan dapat melihat status beserta informasi terkini dari basecamp.

(13)

Gambar 4 merupakan activity diagram untuk proses pencatatan rencana pendakian oleh pengguna yang terhubung dengan alarm manager. Pertama aplikasi dibuka akan ada menu. Setelah itu pengguna akan masuk ke dalam menu kalendar. Aplikasi akan menampilkan kalender. Pengguna dapat menmbahkan rencana pendakian dan tandai tanggal berangkat hingga pulang. Maka data rencana pendakian yang dimasukan pengguna akan tersimpan di dalam sqlite dan alarm

manager mengaturnyauntuk pengingat 3 hari dan 1 hari sebelum pendakian.

Gambar 5.Activity Jalur

Gambar 5 merupakan activity diagram untuk pemandu pengguna dalam melakukan pendakian menuju puncak gunung sumbing. Pertama aplikasi dibuka akan ada menu. Setelah itu pengguna akan masuk ke dalam menu jalur. Aplikasi akan menampilkan halaman peta dengan jalur pendakian yang akan ditempuh menuju puncak. Jalur akan aktif jika my location diaktifkan, setalah aktif maka

smartphone yang keadaan offline data akan menggunakan metode high accuracy

gps receiver only. Aplikasi dengan sendirinya mencari transmisi dari satelit dengan gps receiver yang terpasang. Bila sudah mendapat sinyal dari satelit maka gps akan melakukan perhitungan triangulation(longitude,latitude,altitude) untuk mengetahu posisinya. Setelah selesai Aplikasi akan menampilkan lokasi pengguna dalam bentuk titik biru beserta longitude dan latitude. Titik biru ini yang akan menjadi tanda agar tidak keluar jalur pendakian yang sudah tampil pada peta.

(14)

Gambar 6 merupakan arsitektur sistem yang akan dibangun. Aplikasi berbasis android akan terhubung dengan sensor gps receiver dan akan menangkap sinyal dari satelit dan melakukan perhitungan triangulation. Sinyal berawal dari controller yang memancarkan sinyal ke satelit Sinyal tersebut mengatur satelit agar dapat memancarkan sinyal ke bumi berupa paket-paket perhitungan. Bila sinyal diterima saat aplikasi mengaktifkan gps receiver maka sinyal itu akan mencari hingga minimal visible 3 satelit atau lebih kemudian akan diterjemahkan dalam bentuk titik biru. Sedangkan jalur sampai puncak itu berada pada file gpx yang sudah tersimpan pada aplikasi. Pengguna berjalan mengikuti jalur maka titik biru akan mengikuti jalur dan ternotifikasi setiap titik biru sampai pada marking setiap pos.

4. Hasil dan Pembahasan

Penelitian ini menghasilkan Aplikasi Mobile Tracking berbasis Android dengan Rekayasa Mapping GPS yang memiliki beberapa fitur seperti melihat status ataupun informasi basecamp pendakian gunung sumbing, membuat perencanaan pendakian lengkap dengan pengingatnya, peta jalur pendakian offline, compass dengan 8 petunjuk mata angin, kamera dan galeri yang tersortir. Penyelesaian fitur tersebut menggunakan rekayasa mapping Global Position System (GPS) dan

FirebaseCloud Messaging (FCM). Aplikasi bisa digunakan oleh siapa saja yang

memiliki smartphone android minimal lollipop atau android API 21, memiliki sensor magnetic kompas serta penanda lokasi secara offline(gps,glonass,baidu). Pengguna dapat menggunakan fitur pemberitahuan dari basecamp pendakian secara berkala sehingga dapat merencanakan pendakian dengan baik di aplikasi yang sama. Kalender dengan perencanaan pendakian, jalur dengan peta pendakian, kompas, kamera hingga galeri tersortir bisa digunakan dimanapun bahkan ketika sinyal hp tidak ada atau kata lain mode air plane, tetapi jika ingin melihat fitur status dan berita dari basecamp harus terkoneksi internet untuk mendapatkan update berita terbaru.

(15)

Gambar 7 merupakan home menu dari aplikasi, di halaman tersebut terdapat beberapa pilihan menu. Bagian home memiliki beberapa menu yang tersedia. Menu yang tersedia pada pengguna terdapat 6 menu (1) Pengguna memilih menu berita basecamp dan informasi tetang pendakian di basecamp tersebut, (2) menu kalender yang terletak sebelah kanan berita basecap untuk melihat kalender dan merencanakan pendakian, (3) menu jalur yang merupakan menu utama pada aplikasi ini yang membantu pengguna menuju puncak gunung sumbing, (4) menu Kompas sebelah kanan menu jalur yang merupakan menu berisikan petunjuk mata angin bagi para pendaki, (5) menu kamera berupa fitur untuk pengguna mengambil foto atau video selama melakukan pendakian, (6) menu galeri yang merupakan menu untuk melihat hasil foto yang sudah tersortir sesuai foto yang dilakukan selama pendakian.

Gambar 8 Tampilan menu berita basecamp gunung sumbing.

Gambar 8 merupakan halaman berita basecamp gunung sumbing yang dapat digunakan oleh pengguna untuk mengetahui status dan informasi terkini yang diupdate oleh pihak basecamp.

Kode Program 1 Berita basecamp

1. public class BasecampActivity extends Activity { 2. TextView txtStatus, txtKeterangan;

3. private DatabaseReference databaseReference; 4. @Override

5. public void onCreate(Bundle savedInstanceState) {


6. super.onCreate(savedInstanceState);


7. setContentView(R.layout.basecamp_layout);
 //

8. txtStatus = (TextView)findViewById(R.id.txtStatus);


9. txtKeterangan = (TextView)findViewById(R.id.txtKeterangan);


10. //init firebase

11. databaseReference = FirebaseDatabase.getInstance().getReference();


12. databaseReference.child("status").addValueEventListener(valueEventListener);


13. databaseReference.child("status").keepSynced(true);
 }


20. Toast.makeText(BasecampActivity.this, "Di Segarkan", 21. Toast.LENGTH_SHORT).show();
 }



22. @Override


23. public void onCancelled(DatabaseError databaseError) {


24. Toast.makeText(BasecampActivity.this, databaseError.getDetails(), 25. Toast.LENGTH_SHORT).show();
 }
 };



26. @Override


27. protected void onDestroy() {


28. databaseReference.child("status").removeEventListener(valueEventListener);


(16)

Kode Program 1 merupakan fungsi pengambilan berita basecamp berdasarkan status dan keterangan yang tersimpan sebagai JSON Object. Status dan keterangan dimasukan oleh penjaga basecamp kedalam firebase. Database cloud firebase adalah berupa realtime database yang merupakan nosql database. Status dan keterangan disimpan dalam json bertipe Sring sehingga untuk menampung hasil pengambilnya dengan txtStatus(textview) dan txtKeterangan(textview) pada kode program baris 2. Sesudah deklarasi type data maka dibutuhkan instance dari DatabaseReference untuk membaca data status dan keterangan pada firebase pada kode program baris 11. Bila instace sudah ada maka perlu ditambahkan

ValueEventListener untuk membaca dan menerima perubahan data, lalu tambahkan

ValueEventListener ke Reference dengan method addValueEventListener() pada kode program baris 12. Pada event callback onDataChange() informasi dapat diakses dengan DataSnapshot pada baris 16. Salah satunya untuk mendapatkan status pada methodgetStatus. Lalu data tersebut kita parsing ke txtStatus pada kode program baris 18untuk ditampilkan pada halaman berita basecamp.

Gambar 9 Tampilan menu jalur

Gambar 9 merupakan halaman berita jalur pendakian gunung sumbing yang dapat digunakan pengguna untuk menjadi peta dan petunjuk jalan saat pengguna melakukana pendakian tanpa paket data internet ataupun sinyal celluler. Hal ini dapat terjadi karena jalur yang tersimpan dalam file gpx dan peta yang tersimpan pada asset.

Kode Program 2 membaca file gpx

(17)

2. super.onCreate(savedInstanceState);


3. setContentView(R.layout.track_layout);


4. try {


5. InputStream inputStream = getAssets().open("data_skripsi_sumbing_3.gpx");


6. parsedGpx = mParser.parse(inputStream);
 }

14. poins.add(new LatLng(tp.getLatitude(), tp.getLongitude()));


15. }
 wayPoints = parsedGpx.getWayPoints();


16. }
 SupportMapFragment mapFragment = (SupportMapFragment)

getSupportFragmentManager()
 .findFragmentById(R.id.map);


17. mapFragment.getMapAsync(this);
}

18. });

Kode Program 2 merupakan fungsi untuk melakukan pembacaan file gpx yang nantinya akan membentuk jalur. File dalam format gpx ini merupakan hasil dari pemetaan selama observasi penelitian. Pada pembacaan format file gpx yang diperlukan adalah libraryGpx parse pada kode program baris 6 karena library ini adalah suatu library yang digunakan untuk menerjemahkan isi inputan “data_skripsi_sumbing.gpx” pada kode program baris 5 menjadi sebuah jalur. Setelah “data_skripsi_sumbing.gpx” terbaca maka mengambil trackpoint yang didalamnnya terdapat track, TrackSegment, TrackPoints. Pengambilan data

trackpoint dari “data_skripsi_sumbing.gpx” ini menggunakan method

getTracks(). get(0). getTrackSegments(). get(0).getTrackPoints() pada kode program baris 12. Setelah data terambil poins akan mengambil data yang tersimpan beruapa koordinatlatitude dan longititude dengan methodgetLatitude() dan getLongititude() pada kode program baris 14. Titik-titik koordinat telah ada maka selanjutnya menghubungkan sehingga membuat jalur pendakian dengan method getWayPoint() pada kode program baris 15 yang hasilnya ditampung dalam wayPoints. Bila sudah terbentuk jalur pendakian dan titik-titik pos maka tinggal Sync dengan peta yang akan kita gunakan dengan method getMapsync(this), sehingga jalur yang ada tersingkron dengan map yang ada pada assets pada kode program baris 17.

A) B)

(18)

Gambar 10(A) merupakan tampilan manage pendakian, yaitu salah satu fitur yang tersedia untuk merencana waktu pengguna dalam melakukan pendakian. Fitur ini fungsinya untuk memanajemen waktu pendaki seperti menambah, mengedit atau menghapus tanggal rencana dilakukan pendakian oleh pengguna. Saat menmbah rencana pendakian, pengguna cukup menekan tombol tambah sebelah pojok kanan atas sedangkan edit pengguna dapat menekan dan menahan pada rencana yang ingin diedit, jika pengguna akan menghapus cukup tekan selesai.

Gambar 10(B) merupakan tampilan tanggalan. saat pengguna melakukan penambahan rencana pendakian maka akan ditampilkan tanggal yang dipilih sebagai tanda dan pengingat pengguna dalam rencana pendakiannya. Pengguna setelah membuat rencana pendakian, maka pengguna memilih tanggal rencana pendakian dan tanggal pendakian itu akan ditandai dan digunakan sebagai pengingat rencana yang dibuat pengguna agar pengguna dapat melihat informasi pada berita basecamp.

Dalam perancangan Aplikasi ini digunakanlah program Android Studio serta service yang disediakan pada android. Service yang digunakan adalah Firebase CloudMessaging. Dalam menggunakan layanan service tersebut, hal pertama yang dilakukan adalah mendaftar pada website http://firebase.google.com/.

Pengujian aplikasi dilakukan dengan menguji fungsi-fungsi dari aplikasi yang telah dibuat untuk mencari kesalahan/bug pada sistem. Pengujian aplikasi dilakukan agar sistem yang dibuat berjalan sesuai dengan yang diharapkan dan dapat memenuhi kebutuhan pengguna. Pengujian aplikasi ini menggunakan teknik pengujian yaitu pengujian alpha dan pengujian beta.

Pengujian alpha menggunakan metode Blackbox yaitu pengujian fungsi-fungsi aplikasi secara langsung tanpa memperhatikan alur eksekusi program. Tabel 1 adalah hasil pengujian dari aplikasi yang telah dilakukan.

Tabel 1 Hasil Pengujian Blackbox Fungsi yang

diuji

Kondisi Output yang diharapkan Output yang dihasilkan

sistem

Status Pengujian

Home menu Click tiap menu Sukses masuk setiap menu Sukses masuk setiap menu Valid reload status

Kompass Tampil arah utara dan

selatan

Sukses tambah data Sukses tambah data Valid

(19)

Berdasarkan pengujian yang dilakukan pada aplikasi dapat dilihat status pengujian dari setiap fungsi valid, maka disimpulkan bahwa aplikasi ini berjalan dengan baik dan sesuai yang diharapkan.

Pengujian beta dilakukan dengan tanya jawab pada pengguna terhadap aplikasi tersebut. Pengguna terlebih dahulu mencoba aplikasi kemudian pengguna diminta untuk memberikan tanggapan melalui tanya jawab. Wawancara yang dilakukan pada 12 Maret 2017 dengan penjaga basecamp dan beberapa perwakilan rombongan pendaki. Responde pendaki yang berjumlah 11 yang terdiri dari 10 orang pendaki ditambah 1 orang porter dari penjaga basecamp. Saat diwawancarai setelah mencoba aplikasi didapatkan hasil yang cukup baik untuk menambah ketersediaan informasi basecamp. Namun dari responden yang diwawancari terdapat 4 responden melaporkan aplikasi pada menu informasi jalur pendakian tidak berjalan. Penyebabnya di karenakan perangkat mobile yang mereka gunakan untuk ujicoba tidak mendukung fungsi offline location dan sensor magnetic untuk fungsi compass. dari wawancara dapat disimpulkan bahwa aplikasi ini mudah digunakan oleh pengguna yang didukung oleh kejelasan user interface. Aplikasi ini juga cukup utuk memberikan informasi yang akurat mengenai informasi jalur pendakian kepada pengguna.

5. Simpulan dan Saran

Berdasarkan pengujian yang telah dilaksanakan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penelitian ini telah berhasil direalisasikan dengan Perancangan Aplikasi Mobile Tracking berbasis Android dengan Rekayasa Mapping GPS. Hasil yang telah dicapai dalam pembuatan aplikasi ini adalah menerapkan teknologi fuse location pada android dengan sedikit merekayasa cara kerja mapping gps yang digabungkan dengan peta digital secara offline. Data wawancara dari aplikasi yang berhasil dirancang secara umum mengungkapkan bahwa aplikasi ini telah bekerja cukup baik dalam membantu para pendaki dalam membantu menyediakan informasi yang tepat dan akurat.

Dalam perancangan aplikasi ini dimanfaatkan GPS(global position system) pada perangkat mobile untuk mengetahui lokasi dan jalur pendakian tanpa sinyal seluler serta mengurangi resiko pendaki dari sambaran petir. Hal ini dikarenakan gps menggunakan transmisi data satelit. Sedangkan dalam perancangan aplikasi ini FirebaseCloudMessaging digunakan untuk memudahkan development dalam membuat back-end aplikasi khususnya bagi pengembang yang masih berskala kecil serta dapat mengurangi biaya pengembangan.

Saran pengembangan untuk penelitian lebih lanjut adalah aplikasi ditambahkan persimpangan dan cabang pada jalur pendakian sehingga dapat juga sebagai rujukan para ranger SAR(search and rescue) untuk pertolongan para pendaki.

(20)

6. Daftar Pustaka

[1] Refsnes Data.2014. Mobile Devices Statistic.http:/www.w3schools.com/ browser/browsers_mobile.asp(diakses tanggal 13 april 2017)

[2] Fachrudin Al Anshori (2014). “Aplikasi pendakian Gunung Berbasis Android”, Universitas Muhamadiyah Surakarta.

[3] Muhammad Supenda Griana (2014). “Aplikasi Panduan Mendaki Gunung Berbasis Android”, Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung.

[4] Alam kurnia Winata, Aisyatul Karima (2014). “Aplikasi Informasi Jalur Menuju Gunung Dijawa Tengah Berbasis Android”, Universitas Dian Nuswantoro.

[5] Android Developer, Android position sensors,

https://developer.android.com/ guide/topics/sensors/sensors_position.html, (diakses 29 april 2017).

[6] Offline-map, ArchGis, https://developers.arcgis.com/android/10-2/guide

/create-an-offline-map.html, (diakses 29 april 2017).

[7] About Gps.https://www8.garmin.com/aboutGPS/. (diakses 29 april 2017) [8] Google Developers 2017, Firebase, https://firebase.google.com/docs/,

(diakses 29 april 2017).

Gambar

Gambar 1. Tahapan Research and Development (R&D) [9].
Gambar 2. Use Case Diagram
Gambar 2 merupakan use case diagram dari aplikasi tersebut. Terdapat 2
Gambar 5. Activity Jalur
+5

Referensi

Dokumen terkait

· Pada waktu memperbaiki instalasi listrik, memastikan aliran listrik dalam kondisi mati dan memasang label / tanda peringatan pada panel atau switch on / off “Aliran

Dapat dilihat pada respon ketinggian Gambar 4.1, dengan parameter fuzzy yang telah di tuning waktu lama mendarat tanpa gangguan selama 8 detik, sedangkan pada saat

PENERAPAN STRATEGI WRITING TO LEARN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA SMA PADA MATERI GERAK LURUS. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

MANFAAT DAUN LAMTORO ( Leucaena leucocephala DALAM PAKAN AYAM PEDAGING DIUKUR DARI PENAMPILAN PRODUKSI.. Jet .S Mandey* ,

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar. Sarjana

Komposisi III yang memiliki perbandingan ketinggian media zeolit alam dan karbon aktif sebesar 30 cm: 60 cm merupakan komposisi media yang paling efektif untuk penyisihan

[r]

Hasil dari penelitian ini adalah mengetahui besarnya harga jual yang pantas untuk tiap tipe rumah pada proyek perumahan Soka Park berdasarkan analisa biaya dan analisa