• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Keterbukaan Ekonomi Terhadap Produktivitas Tenaga Kerja di Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Pengaruh Keterbukaan Ekonomi Terhadap Produktivitas Tenaga Kerja di Sumatera Utara"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bagi negara berkembang, dimana terdapat ‘labour surplus economy’

jumlah penduduk yang tinggi sebagai sumber daya manusia diharapkan menjadi

suatu keunggulan. Di dalam meninjau jumlah penduduk sebagai modal

pembangunan, masalah pertumbuhan ekonomi tidak bisa diabaikan. Antara

dinamika jumlah penduduk dan proses pertumbuhan ekonomi terdapat hubungan

timbal balik yang sangat erat. Hubungan tersebut dicerminkan dalam hal bahwa

penduduk merupakan faktor dinamika pokok pertumbuhan ekonomi di satu pihak

dan proses pertumbuhan ekonomi memberikan pengaruh aktif terhadap dinamika

bersarnya penduduk di lain pihak, sehingga pada saat tertentu akan terjadi suatu

keseimbangan rasional antara jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi.

Pengaruh yang berarti dari pertumbuhan penduduk terhadap suatu

perekonomian diberikan oleh penduduk yang berperan sebagai sumber-sumber

tenaga kerja. Dalam pengertian ini tinggi rendahnya kualitas tenaga kerja akan

sangat mempengaruhi kualitas perekonomian suatu daerah, khususnya

produktivitas dari output yang dihasilkannya. Produktivitas tenaga kerja di suatu

daerah dapat dilihat melalui keadaan nilai produksi daerah yang diperoleh dari

perbandingan nilai PDRB (harga konstan) dengan jumlah tenaga kerja yang

bekerja sesuai dengan lapangan usaha yang ada di daerah yang bersangkutan.

Berdasarkan data yang diperoleh dari laporan Kajian Regional Ekonomi

Sumatera Utara Triwulan III Tahun 2015, didapati jumlah tenaga kerja di

(2)

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) tercatat meningkat dari 67,07%

menjadi 67,28%. Berdasarkan lapangan kerja utama yakni dalam peningkatan

Perdagangan, Rumah Makan, dan Akomodasi serta Kategori Jasa

Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan. Hal tersebut sejalan dengan kinerja

kategori perdagangan, penyediaan akomodasi dan makan minum serta jasa-jasa

dalam PDRB Sumut yang masih tumbuh positif.

Sumber: BPS, diolah

Gambar 1.1 Perkembangan Ketenagakerjaan Sumut

Melihat kebelakang ketika krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada

awal Juli 1997, yakni melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS,

menyebabkan harga-harga naik drastis. Banyak perusahaan-perusahaan dan

pabrik-pabrik yang melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) secara

besar-besaran. Jumlah pengangguran meningkat dan bahan-bahan sembilan bahan

pokok semakin langka.

Sejak terjadinya krisis ekonomi, Indonesia terus berusaha melakukan

berbagai bentuk reformasi dalam ekonomi dalam rangka pemulihan kondisi

(3)

dunia. Di masa depan, reformasi struktural tetap penting guna memperkuat daya

saing, meningkatkan sentimen investor dan prospek lapangan kerja, serta

pertumbuhan. Dalam peningkatan produktivitas, sumber daya manusia memegang

peranan utama yang menguntungkan bagi suatu daerah, karena teknologi dan

produksi merupakan hasil karya manusia. Produktivitas dapat diartikan secara

sederhana dengan peningkatan kualitas dan kuantitas, bisa juga diartikan bekerja

secara efektif dan efisien. Karena itu antara produktivitas, efektif, efisien, dan

kualitas sangat berdekatan artinya. Sumber-sumber ekonomi yang digerakkan

secara efektif memerlukan keterampilan organisatoris dan teknis sehingga

mempunyai tingkat hasil guna yang tinggi. Artinya, hasil ataupun output yang

diperoleh seimbang dengan masukan (sumber-sumber ekonomi) yang diolah

(Sinungan, 1995).

Keterbukaan ekonomi sendiri berarti terciptanya hambatan yang

minimum, memegang arti penting bagi perkembangan sektor-sektor ekonomi

(Tambunan, 2004). Globalisasi yang terjadi beberapa dasawarsa terakhir, mendorong

perekonomian berbagai negara di dunia semakin menyatu. Keterbukaan perdagangan

luar negeri dan keterbukaan finansial adalah akibat dari keterbukaan perekonomian

ini. Keterbukaan perdagangan luar negeri menggambarkan semakin berkurangnya

hambatan perdagangan antarnegara dan semakin tingginya pangsa perdagangan.

Sedangkan keterbukaan finansial menggambarkan semakin lancarnya aliran modal

masuk atau ke luar negeri. Semakin terbuka suatu daerah (dalam konteks ekspor

dan impor) maka semakin tinggi pula tingkat investasi serta aliran barang dan jasa

pada daerah tersebut. Hubungan khusus antara sumber daya tenaga kerja, modal,

(4)

pasar di mana perdagangan memainkan peran utamanya sebagai multiplier effect

dalam pertumbuhan ekonomi daerah.

Secara teori keterbukaan ekonomi menjanjikan keuntungan bagi semua

negara yang terlibat di dalamnya. Keuntungan dari perdagangan internasional di

antaranya berupa pembukaan akses pasar yang lebih luas, pencapaian tingkat

efisiensi dan daya saing ekonomi yang lebih tinggi, serta peluang penyerapan

tenaga kerja yang lebih besar. Sementara itu, keterbukaan di sektor finansial dapat

mendorong masuknya modal asing (capital inflow), serta mempercepat terjadinya

akumulasi modal dan transfer teknologi (Salvatore, 1997).

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang telah lama

menerapkan sistem perekonomian terbuka. Hal ini terbukti dari keikutsertaan

Indonesia dalam beberapa kesepakatan kawasan perdagangan bebas atau free

trade agreement, salah satu di antaranya adalah ASEAN Free Trade Area

(AFTA) pada 28 Januari

Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke IV. Kesepakatan yang dibentuk oleh

negara-negara ASEAN untuk menciptakan suatu zona perdagangan bebas dengan tujuan

meningkatkan daya saing ekonomi negara-negara ASEAN dengan menjadikan

ASEAN sebagai basis produksi pasar dunia, untuk menarik investasi dan

meningkatkan perdagangan antar anggota ASEAN. Adanya AFTA telah

memberikan kemudahan kepada negara-negara ASEAN untuk memasarkan

produk-produk mereka di pasar ASEAN dibandingkan dengan negara-negara

(5)

Untuk pasar Indonesia, kemampuan negara-negara ASEAN dalam

melakukan penetrasi pasar kita bahkan masih lebih baik dari China. Hal ini

terlihat dari kenaikan pangsa pasar ekspor negara ASEAN ke Indonesia yang jauh

lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan pangsa pasar China di Indonesia. Pada

tahun 2001 pangsa pasar ekspor negara-negara ASEAN di Indonesia mencapai

17,6 persen. Implementasi AFTA telah meningkatkan ekspor negara-negara

ASEAN ke Indonesia. Akibatnya, pangsa pasar ASEAN di Indonesia meningkat

dengan tajam. Dan pada tahun 2005 pangsa pasar negara-negara ASEAN di

Indonesia mencapai 29,5 persen. Keterbukaan ekonomi kian menjanjikan

pertumbuhan dalam perekonomian di Indonesia, kemudian dilanjutkan dengan

beberapa kesepakatan lainnya seperti ASEAN China FTA (ACFTA), ASEAN

Korea FTA (AKFTA), ASEAN Australia dan New Zealand (AANZFTA),

ASEAN India FTA (AIFTA), ASEAN Jepang CEP (AJCEP) dan Indonesia Japan

Economic Partnership Agreement (IJEPA).

Sistem perekonomian terbuka yang dijalankan di Indonesia ditandai

dengan adanya perpindahan arus barang dan jasa (ekspor-impor) serta

modal/investasi dan atau portofolio sehingga secara langsung akan berpengaruh

kepada sistem perekonomian dunia. Keterbukaan dalam perdagangan dan arus

masuk penanaman modal asing memberikan dampak besar pada pertumbuhan

perekonomian suatu daerah. Arus penanaman modal asing ke negara-negara

emerging Asia telah meningkat pesat sejak awal tahun 1990-an. Namun demikian,

kenaikan aliran modal masuk penanaman modal asing ke Indonesia masih relatif

(6)

tidak rentan terhadap gejolak perekonomian, aliran masuk penanaman modal

asing sangat diharapkan untuk membantu mendorong pertumbuhan investasi yang

berkelanjutan di Indonesia. Penanaman modal asing telah diakui sebagai faktor

yang meningkatkan pertumbuhan dalam penerimaan investasi negara tuan rumah.

Investasi asing bukan hanya mengalirkan modal tetapi juga memperkenalkan

teknologi canggih yang dapat meningkatkan kemampuan teknologi perusahaan

sehingga menghasilkan pertumbuhan ekonomi jangka panjang dan bagi tenaga

kerja sendiri seperti dalam penelitian Temenggung (2006), pengetahuan teknologi

baru dapat digunakan di negara manapun untuk memproduksi dengan lebih efisien

atau barang dengan kualitas tinggi. Spillovers tersebut meningkatkan

produktivitas tenaga kerja dari negara yang mengadopsinya.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Penanaman Modal dan

Promosi (BPMP) Provinsi Sumut Investasi asing di Sumatera Utara masih

mendominasi dibandingkan investasi dalam negeri dan nilainya terus mengalami

peningkatan yang signifikan dari tahun ke tahun, di antaranya seperti negara

Singapura, negara lain yang mendominasi menanamkan investasinya di provinsi

ini yaitu Malaysia dengan total investasi Rp 2,52 triliun, kemudian Jepang Rp1,73

triliun berdasarkan data investasi asing pada tahun 2015.

Sementara untuk total investasi PMA yang sudah masuk mencapai Rp

11,74 triliun, sementara untuk Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) hanya

sebesar Rp 3,09 triliun. Berdasarkan sektornya, hingga September 2015, investasi

pembangkit listrik menjadi penopang utama nilai realisasi terutama pada kuartal

(7)

Rp2,42 triliun, di bawah industri kimia Rp4,86 triliun. Sementara itu, untuk

PMDN, realisasi investasinya mencapai Rp562,61 miliar, di bawah industri kimia

Rp1,56 triliun. Selain listrik, realisasi investasi industri kimia juga cukup diminati

baik investasi baru maupun ekspansi. Dewi mencontohkan, banyak investor yang

berminat terhadap pengolahan CPO, karet dan kopi.

Selain peranan Investasi asing yang meningkat, kebijakan berupa

peningkatan efisiensi, persaingan dan orientasi ekspor membuat peranan ekspor

juga meningkat. Sebelum pertengahan tahun 80-an, migas merupakan primadona

ekspor Indonesia, sehingga peranan minyak bumi dan gas Indonesia sangat

menonjol dalam perdagangan internasional. Seiring waktu, ketergantungan

Indonesia pada ekspor minyak bumi dan gas dari tahun ke tahun semakin

berkurang, ini dikarenakan adanya penurunan harga minyak pada tahun 1982

yang menimbulkan masalah neraca pembayaran. Sehingga pemerintah mulai

mendorong ekspor non-minyak bumi, terutama ekspor produk industri manufaktur

yang tidak memiliki daya saing di pasar internasional. Kebijakan penurunan

persentase tarif nominal yang menyangkut semua kategori dan perombakan

perdagangan dengan pemberian kesempatan kepada eksportir untuk memperoleh

input dengan harga internasional (Wie, 1994). Hubungan positif antara kegiatan

ekspor dan produktivitas dari beberapa negara menunjukkan adanya hubungan

langsung. Dengan kata lain, ini dapat menunjukkan adanya self-selection di dalam

pasar ekspor yang berati hanya perusahaan lebih produktif yang mampu untuk

melakukan ekspor ke dalam pasar ekspor atau terdapat dampak

(8)

berupa pengetahuan baru dan keahlian setelah memasuki pasar ekspor dan

meningkatkan produktivitasnya dibandingkan rata-rata perusahaan di bidang

industri yang sama.

Keterbukaan Sumatera Utara terhadap pasar perdagangan berdasarkan

kinerja ekspor dapat dikatakan cukup tinggi dengan total perdagangan mencapai

>70% dari output yang dihasilkan. Namun, semakin menurunnya pangsa dari

aktivitas perdagangan terhadap perekonomian menjadi hal yang perlu

diperhatikan karena menurunnya keterbukaan perdagangan dapat berpengaruh

pada kapabilitas industri pada masa mendatang. Daerah yang lebih terbuka

memiliki kecenderungan untuk menangkap teknologi terbaru dari negara/daerah

lain dengan lebih cepat. Selain itu, keterbukaan perdagangan turut mendorong

adanya efisiensi seiring dengan kompetisi yang berasal dari pasar domestik

maupun internasional. Beberapa studi justru menyatakan bahwa keterbukaan

perdagangan berpengaruh signifikan bagi pertumbuhan ekonomi dalam jangka

panjang.

Seiring dengan terjadinya penurunan keterbukaan perdagangan,

produktivitas ekspor juga mengalami stagnasi pasca era commodity boom yang

terjadi hingga sebelum tahun 2012. Stagnannya produktivitas ekspor terutama

disebabkan oleh menurunnya produktivitas ekspor luar negeri dan stagnannya

ekspor antar daerah. Penurunan produktivitas ini juga tercermin dari pertumbuhan

(9)

Gambar 1.2 Openess to Trade dan Export Productivity Sumatera Utara

Gambar 1. 3 Klasifikasi Teknologi Ekspor Sumut

Berdasarkan jumlahnya, perusahaan industri besar dan sedang di Sumatera

Utara didominasi oleh Industri Makanan, Minuman dan Tembakau (43%),

Industri Kimia, Batu Bara, Karet dan Plastik (20%) serta Industri Kayu dan

Perabot Rumah Tangga (13%). Produk industri dikelompokkan berdasarkan

klasifikasi United Nations Industrial Development Organization (Slamet, 1997),

yaitu: produk berbasis sumber daya, produk industri berteknologi rendah, produk

(10)

hasil pengklasifikasian tersebut, produk industri di Sumatera Utara

diklasifikasikan sebagai industri dengan ketergantungan teknologi moderat

dengan kapabilitas industri yang rendah. Rendahnya kapabilitas industri Sumut

disebabkan oleh dominasi produk berbasis sumber daya alam sehingga teknologi

pengolahan dan nilai tambah yang dihasilkan relatif terbatas.

Produk unggulan Sumut yang didominasi oleh produk berbasis sumber

daya alam sangat bergantung pada perkembangan industri manufaktur mitra

dagang. Seiring dengan menurunnya industri manufaktur negara mitra dagang,

daya saing produk unggulan relatif mengalami penurunan di pasar global, kecuali

produk tembakau dan alkohol.

Di tengah penurunan daya saing, Sumut justru memiliki tingkat

konsentrasi ekspor yang cenderung meningkat meski masih dalam level yang

cukup rendah. Pelaku usaha di Sumut justru meningkatkan nilai penjualan produk

unggulan dibandingkan melakukan diversifikasi ekspor, meski secara permintaan

dan harga sedang mengalami penurunan. Suatu konsekuensi yang cukup wajar

mengingat kapabilitas industri yang ada saat ini memang cukup rendah sehingga

belum memiliki kemampuan untuk menghasilkan produk turunan dengan

kompleksitas teknologi yang lebih tinggi. Padahal, bagi kelompok negara

berkembang, peningkatan penjualan produk baru maupun penjualan ke pasar baru

sangat kritikal untuk mendorong perkembangan ekspor dan ketenagakerjaan

dibandingkan dengan pendalaman pasar agar dapat bertahan di pasar global. Hal

itu didasarkan pada tantangan hambatan perdagangan yang lebih dinamis

(11)

daya yang lebih terbatas, kebijakan perdagangan dan lainnya. Dengan demikian,

dukungan dari pemerintah dibutuhkan agar pelaku industri mau mendobrak pasar

industri melalui produk berteknologi yang dihasilkan secara efisien agar mampu

bersaing di pasaran.

Saat ini Indonesia sedang berada pada Era Pasar Bebas Asean yang

memungkinkan intensitas lintas modal, barang, jasa dan sumber daya manusia

semakin tinggi dan persaingan tenaga kerja menjadi sangat terbuka secara

regional/ internasional; dengan potensi aneka masalah, friksi dan konflik. Untuk

itu kita harus mempersiapkan diri menghadapi pasar bebas tersebut dengan cara

memperbaiki dan menggali lagi sumber daya manusia maupun sumber daya alam

supaya dapat bersaing dengan negara Asia Tenggara lainnya. Permasalahan pada

tahun 2016 adalah kesiapan bangsa indonesia menghadapi pasar bebas asean,

Agar tidak banyak SDM Indonesia yang menganggur atau kalah bersaing dengan

SDM asing.

Dalam mengkaji tentang hubungan antara keterbukaan ekonomi dengan

produktivitas tenaga kerja De'murger (2000), dalam penelitiannya menyelidiki

hubungan antara FDI dan pertumbuhan di 24 provinsi China selama 1985-1996,

memperkirakan sistem persamaan di mana baik pertumbuhan dan FDI secara

bersamaan ditentukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa FDI memberikan

kontribusi positif dan signifikan terhadap pertumbuhan PDB, dan bahwa

pertumbuhan GDP masa lalu membantu menjelaskan FDI. Adanya hubungan dua

arah antara FDI dan pertumbuhan pada tingkat nasional di Cina juga ditemukan

(12)

Sama halnya dengan penelitian DaCosta dan Carroll (2001) yang

menemukan peran positif keterbukaan perdagangan dalam menentukan tingkat

pertumbuhan regional di Cina. Dalam studi mereka variabel keterbukaan juga

menangkap efek dari faktor-faktor lain (seperti FDI dan UKM) yang

mempromosikan pertumbuhan yang lebih cepat di daerah tertentu. Yao dan Zhang

(2001), dengan menggunakan kerangka data panel, menemukan bahwa

transportasi dan keterbukaan dua variabel yang memiliki efek signifikan pada

pendapatan daerah di Cina. Hu dan Owen (2003) menunjukkan pola yang sangat

beragam dari pembangunan ekonomi daerah dan berbagai tingkat keterbukaan di

seluruh provinsi di China sejak pertengahan 1980-an. Analisis regresi mereka

menunjukkan bahwa efek spillover dari perdagangan dan FDI sangat terlokalisasi,

baik di dalam provinsi atau di sub-kelompok regional. Wang dan Gao (2003)

pertama membangun komponen eksogen keterbukaan untuk FDI dan perdagangan

berdasarkan atribut geografis dan budaya provinsi Cina, dan kemudian

menggunakannya untuk mendapatkan variabel instrumental (VI) perkiraan

dampak FDI dan perdagangan pada pendapatan dan pertumbuhan. Mereka

menemukan efek positif dari FDI pada pendapatan dan pertumbuhan.

Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini merupakan replikasi

penelitian yang dilakukan oleh Yanqing Jiang (2011) dimana penelitian yang

dilakukan menggunakan pendekatan data panel dinamis untuk menguji dampak

keterbukaan pada pertumbuhan produktivitas tenaga kerja di provinsi Cina selama

periode 1984-2008 untuk melihat adakah hubungan antara keterbukaan ekonomi

(13)

perdagangan yang terdiri dari ekspor dan impor terhadap produktivitas tenaga

kerja. Maka penelitian ini berjudul:

“Analisis Pengaruh Keterbukaan Ekonomi Terhadap Produktivitas Tenaga

Kerja Di Sumatera Utara”

1.2 Rumusan Masalah

Dengan demikian permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai

berikut:

1. Apakah Penanaman Modal Asing (PMA) berpengaruh terhadap

produktivitas tenaga kerja?

2. Apakah keterbukaan perdagangan berpengaruh terhadap produktivitas

tenaga kerja?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai jawaban atas rumusan masalah

yang dipaparkan di atas yaitu:

1. Untuk mengetahui pengaruh Penanaman Modal Asing (PMA) terhadap

produktivitas tenaga kerja.

2. Untuk mengetahui pengaruh keterbukaan perdagangan terhadap

produktivitas tenagakerja.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut:

1. Bagi pemerintah, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi

(14)

faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas tenaga kerja suatu

daerah. Di samping itu menjadi pertimbangan bagi pemerintah dalam

pengambilan kebijakan ekonomi daerahnya.

2. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini dapat memberikan informasi bagi

perusahaan sebagai pembuat kebijakan terkait dengan masalah

investasi luar negeri yang masuk ke dalam perusahaannya.

3. Bagi akademisi, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah

wawasan, pengetahuan, referensi, acuan pembanding dan bahan

masukan dalam penelitian selanjutnya terutama penelitian yang

berkaitan dengan faktor yang mempengaruhi produktivitas tenaga kerja

dan diharapkan penelitian berikutnya dapat menyempurnakan

kelemahan dalam penelitian ini.

4. Bagi peneliti, melalui penelitian ini diharapkan dapat menambah

pengetahuan dan wawasan bagi peneliti dalam disiplin ilmu yang

Gambar

Gambar 1.1 Perkembangan Ketenagakerjaan Sumut
Gambar 1.2 Openess to Trade dan Export Productivity Sumatera Utara

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menyatakan bahwa: 1proses pengembangan pendidikan kewirausahaan untuk menumbuhkan minat wirausaha siswa pada kelas X pada program enterpreneur yaitu dengan

Konsentrasi hambat minimum ekstrak etanol daun kecipir terhadap pertumbuhan Escherichia coli yaitu 20% dengan rata-rata zona hambat sebesar 4,83 mm, sedangkan pada

Berdasarkan hasil penelitian dan juga pembahasan yang telah di jelaskan sebelumnya, maka dapat di ketahui dan ditarik kesimpulan adanya faktor -faktor yang

ICC hanya dapat mengeluarkan surat perintah penangkapan kepada individu yang dianggap bersalah melalui hasil penyelidikan sesuai dengan Pasal 58 Statuta Roma yang berisi

Maka dari itu, untuk memudahkan pengguna jasa ramalan akan di buat Aplikasi ramalan Bintang yang sifatnya interaktif yang dengan mudah pengguna dapat menyimpannya didalam

SLTP dan PIK R/M Tegar Model Tahun Anggaran 2014 telah melaksanakan acara Penjelasan Lelang secara elektronik melalui website http://www.lpse.bkkbn.go.id atas Dokumen

2 Jadwal pelaksanaan Tidak melampaui (25 hari kalender).. 3 Identitas

Titik laju perubahan tekstur dari lunak menjadi keras tersebut nampak terjadi pada saat penguapan air bebas belum konstan atau kadar air dalam padatan di atas 15%,