• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Diradja Concert Hall

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Diradja Concert Hall"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

Medan merupakan kota yang berada diposisi strategis IMT-GT

(Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle) dari keadaan itu pula kota Medan menjadi salah satu Kawasan Strategis Nasional. Oleh sebab itu, kota Medan saat ini sedang berbenah diri untuk menjadi kota yang ideal, melalui kerjasama Mebidangro

(Medan-Binjai-Deli Serdang-kabupaten Karo) diharapkan dapat ‘menggemukan’ kegiatan yang ada di pusat kota, meratakan penyebaran penduduk dan mencapai tujuan kawasan strategis nasional.

Namun ada kendala dari penyebaran penduduk yaitu penyebaran masih terpusat pada inti kota. Hal ini dikarenakan pembangunan plaza/tempat orang berkumpul, infrastruktur maupun bangunan yang menjadi generator aktifitas masyarakat masih sangat kurang pada daerah pinggir kota. Menanggapi issue tersebut kami sebagai perencana memikirkan sebuah solusi, yaitu dengan menciptakan ‘magnet’ pada daerah pinggir kota untuk menarik minat masyarakat agar berpindah ke wilayah yang baru. Tahap yang dilakukan adalah dengan menarik garis vertikal dan horizontal dalam radius 5 km dari titik 0 pusat kota, maka didapatlah empat titik yang bersinggungan yaitu :

a. Utara : Kelurahan Pulo Brayan Lama (Kecamatan Medan Timur, Kecamatan Medan Barat dan Kecamatan Medan Deli)

b. Timur : Kelurahan Bandar Selam dan Kelurahan Bantan (Kecamatan

Medan Tembung)

c. Selatan : Kelurahan Sarirejo (Kecamatan Medan Polonia)

d. Barat : Kelurahan Sei Sikambing dan Kelurahan Sei Sikambing C II (Kecamatan Medan Helvetia dan Kecamatan Medan Sunggal)

Disini kami mengambil satu contoh yaitu kelurahan Pulo Brayan Lama.

(2)

kawasan bersejarah kota Medan pada masa kejayaan transportasi kereta api. Namun sekarang citra kawasan ini berubah menjadi kawasan perdagangan yang

dikarenakan banyaknya rumah toko (ruko) yang dibangun pada kawasan ini. Fenomena ini juga terjadi hampir diseluruh bagian kota Medan lainnya. Salah satu cara untuk mengembalikan citra kawasan dan menarik masyarakat untuk pindah dari inti kota adalah menerapkan metode renewal pada titik ‘magnet’ tersebut. Hal ini diharapkan akan menciptakan kesan aman dan nyaman bagi masyarakat yang tinggal di kawasan tersebut.

Adapun renewal pada kawasan Pulo Brayan yaitu dengan membangun beberapa fungsi bangunan sebagai generator aktifitas masyarakat seperti Stasiun Kereta Api, Hotel, Apartemen, Museum, Convention and Exhibition Centre, Pusat Industri, Youth Centre serta Ruang Terbuka Hijau (RTH) sebagai plaza dan penyumbang RTH kota. Direncanakan Renewal kawasan Pulo Brayan nantinya menjadi “Green Deli Oasis” dengan menerapkan tema sustainable yang tetap mensinergiskan lingkungan sekitar dengan kegiatan manusia yang ada.

1.1. Latar Belakang

Berawal dari keingian untuk merancang sebuah kawasan yang memiliki potensi sebagai tujuan wisata dan rekreasi keluarga, yaitu dengan memilih lokasi Pulo Brayan Bengkel, Medan, Sumatera Utara sebagai kawasan untuk dilakukan renewal development. Lokasi tersebut memiliki potensi yang besar sebagai fasilitas penunjang bagi pusat kota Medan dibidang wisata dan rekreasi, diantaranya sebagai pengembangan kawasan Mebidangro, memiliki kawasan

bersejarah yang berupa bangunan-bangunan peninggalan zaman Belanda, serta memiliki sarana transportasi utama yaitu kereta api yang nantinya akan dikembangkan melalui proyek MRT (Mass Rapid Transit). Dengan potensi yang dimiliki Pulo Brayan Bengkel, lokasi ini menarik perhatian kami untuk

(3)

kawasan wisata sejarah dan memiliki konsep berkelanjutan secara seutuhnya. Pengalaman ini kami jadikan sebagai hasil perwujudan dari studio perancangan

arsitektur 6 (enam), dengan memfokuskan daerah wisata hiburan, memaksimalkan pelayanan publik dan juga merancang sebuah kawasan yang berkelanjutan.

Untuk wisata hiburan dan kesenian di kota Medan sendiri belum terlihat

maksimal. Hampir 90% masyarakat Medan adalah orang-orang yang membutuhkan kegiatan kesenian atau bahkan terlibat langsung dalam bidang kesenian. Dan hampir 50% dari masyarakat Medan merupakan orang-orang yang sanggup untuk mengeluarkan uang lebih untuk dapat menikmati kegiatan kesenian ataupun untuk membeli benda-benda hasil karya seni seseorang atau sekelompok orang.

Tabel 1.1 Tabel Presentase Jumlah Peminat Kegiatan Kesenian di Medan Gol.

Usia

Jenis Kesenian Yang Paling Sering Dilakukan Jumlah Seni (Sumber : Direktorat Kesenian Ditjen. NBSF)

(4)

kegiatan konsernya di Indonesia, hal ini tentunya dapat menjadi lahan bisnis yang menjanjikan. Berdasarkan latar belakang perkembangan kegiatan bermusik di

Indonesia inilah maka dibutuhkan sebuah tempat yang dapat menampung seluruh kegiatan bermusik dan kegiatan kesenian lainnya.

Medan sebagai salah satu kota terbesar di Indonesia masih belum tersedia

sebuah tempat untuk menampung kegiatan masyarakatnya untuk berkarya, ataupun melakukan kegiatan seni seperti bermusik, drama ataupun tari seperti yang disebutkan sebelumnya. Selain itu, kota Medan juga belum memiliki tempat untuk menampung kegiatan konser atau pertunjukan musik dengan skala besar yang bersifat indoor, khususnya untuk skala Internasional. Konser atau pertunjukan musik yang dilakukan di kota Medan saat ini umumnya diselengarakan ditempat-tempat seperti gedung pertemuan, gedung olahraga, Convention Centre, café, hotel dan bahkan lapangan terbuka. Tentunya tempat-tempat ini bukanlah tempat-tempat yang seharusnya untuk menyelenggarakan pertunjukan musik ataupun pertunjukan kesenian lainnya. Hal ini dapat dilihat dari segi fungsional tempat tersebut yang tidak sesuai dengan standar dalam melakukan sebuah pertunjukan. Seperti standar akustik, pencahayaan dan kenyamanan pengunjung yang menghadiri pertunjukan.

Kota Medan yang belum memiliki fasilitas gedung pertunjukan yang sesuai dengan fungsi, oleh karena itu perancangan Diradja Concert Hall menjadi solusi dari permasalahan tersebut. Selain untuk menampung kegiatan seni, concert hall juga dapat menjadi investasi pemerintah dalam bidang ekonomi dan pariwisata sebagai penghasilan daerah dari wisatawan.

Perancangan Diradja Concert Hall ini nantinya akan dilakukan pada kawasan bersejarah Pulo Brayan Bengkel. Kawasan bersejarah statsiun lama Pulo Brayan Bengkel memiliki karakteristik dan nilai arsitektur kolonial yang kental menjadi salah satu kawasan yang dikembangkan dan direvitalisasi untuk fungsi

komersial, perdagangan dan transportasi.1 Pengembangan ini ditujukan untuk

1

(5)

mendukung kota Medan untuk menjadi sebuah kota megapolis, dengan mendukung dari segi perekonomian, pariwisata, transportasi dan kegiatan industri

di Medan, Sumatera Utara. Pada kawasan ini juga dilakukan usulan mengenai renewal development kawasan Pulo Brayan Bengkel yang dinamakan “Green Deli Oasis”.

Keberadaan Diradja Concert Hall diharapkan menjadi landmark dan magnet penting bagi kawasan ini untuk menarik pengunjung, dan juga mampu mendukung keberadaan bangunan-bangunan lain yang berada pada kawasan Green Deli Oasis seperti convention and exhibition centre, pusat industri, museum, hotel, apartemen, dan youth centre.

1.2. Maksud dan Tujuan

Adapun arah dari maksud dan tujuan yang ingin dicapai pada proyek

perancangan kawasan Green Deli Oasis dan Perancangan Diradja Concert Hall adalah :

a. Membuat rancangan baru kawasan Pulo Brayan Bengkel untuk meningkatkan kualitas citra dan karakteristik Kota Medan dan Pulo Brayan Bengkel sebagai tujuan wisata dan bisnis yang tidak hanya bertaraf nasional tetapi juga bertaraf internasional.

b. Merancang sebuah bangunan dengan fungsi concert hall dengan taraf internasional.

c. Menyediakan fasilitas pertunjukan musik sebagai sarana penyaluran bakat bagi para pemusik, tempat berkumpul dan apresiasi warga masyarakat, dan sebagai sarana hiburan.

(6)

1.3. Masalah Perancangan

Dalam melakukan proses perancangan renewal development kawasan Pulo

Brayan Bengkel menjadi kawasan Green Deli Oasis dan perancangan Diradja Concert Hall, terdapat masalah yang harus ditemukan solusi dari permasalahan tersebut. Salah satunya adalah bagaimana mengintegrasikan bangunan Diradja Concert Hall dengan bangunan lainnya yang berada pada kawasan Green Deli Oasis. Adapun masalah lainnya yang ditemukan pada perancangan ini adalah :

a. Bagaimana merencanakan dan merancang concert hall dengan standar Internasional.

b. Bagaimana merencanakan dan merancang concert hall agar dapat menjadi landmark dan magnet terhadap kawasan perancangan.

c. Bagaimana merencanakan posisi concert hall pada kawasan perancangan dengan mempertimbangkan sirkulasi, kemudahan pencapaian, keamanan dan kenyamanan bagi pengunjung yang hendak menuju concert hall. d. Bagaimana mewujudkan hasil desain yang dapat mencerminkan tema

arsitektur futuristik, tetapi tetap menyesuaikan fungsi concert hall.

1.4. Pendekatan

Pendekatan yang dilakukan dalam proses perancangan kawasan dan

perancangan concert hall ini dengan melakukan studi pustaka dan melakukan tinjau lapangan secara langsung untuk melihat situasi dan kondisi lapangan, serta melihat potensi dan masalah yang terdapat pada kawasan perancangan. Kemudian setelah itu dilakukan pengembangan dalam bentuk analisa dan konsep perancangan sebagai solusi dari masalah yang didapat dan menentukan kriteria-kriteria perancangan yang bersifat umum maupun khusus dalam proses perancangan. Pendekatan ini dilakukan untuk menguatkan beberapa tujuan dasar, diantaranya :

(7)

c. Melakukan studi banding atau studi literatur proyek sejenis untuk mempertajam dalam merencanakan fungsi dan merancang bentuk tampak

bangunan concert hall.

1.5. Lingkup Batasan

Batasan-batasan dan lingkup kajian yang akan dibahas dalam perancangan dan pembangunan concert hall ini meliputi pengembangan konsep analisa dan potensi kawasan. Kajian ini diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan yang ada pada kawasan perancangan Pulo Brayan Bengkel, yang menghasilkan satu kesatuan kawasan yang saling berintegrasi dengan kawasan sekitar perancangan, dan menjadikan kawasan Pulo Brayan Bengkel menjadi kawasan dengan wajah baru yang memiliki daya tarik bagi pengunjung. Adapun batasan-batasan lainnya dalam perancangan ini yaitu :

a. Perancangan bangunan concert hall yang mampu menampung seluruh kegiatan seni dan mampu untuk menyediakan tempat konser musik dengan taraf Internasional.

b. Perancangan ini mengambil tema arsitektur futuristik, dengan tujuan untuk menjadikan bangunan ini berorientasi ke masa depan. Dengan menerapkan nilai-nilai futuristik itu sendiri. Hal ini akan menciptakan satu bangunan yang memiliki tampak yang tetap mengikuti zaman dan juga bentuk bangunan yang mengikuti fungsi.

c. Dengan mengambil tema arsitektur futuristik ini maka perancangan mengutamakan tampak bangunan dan kesesuaiannya terhadap fungsi bangunan.

(8)

1.6. Kerangka Berfikir

(9)

1.7 Sistematika Penulisan Laporan BAB I : PENDAHULUAN

Berisikan hal-hal mengenai latar belakang proyek, maksud dan tujuan perencanaan proyek, permasalahan yang akan dihadapi

dalam proses perancangan, pendekatan yang dilakukan dalam proses perancangan, ruang lingkup kajian, batasan-batasan perancangan, kerangka berfikir dan sistematika penulisan laporan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Berisikan mengenai terminologi judul, tinjauan kawasan perancangan seperti kriteria pemilihan lokasi (tinjauan terhadap struktur kota, pencapaian, area pelayanan dan persyaratan lain seperti status kepemilikan, nilai lahan dan peraturan. Deskripsi kondisi eksisting site seperti luas lahan, kontur, peraturan KLB (koefisien luas bangunan)/KDB (koefisien dasar bangunan), luas dan ketinggian bangunan, pemilik, bangunan eksisting, keistimewaan site, dan sebagainya. Tinjauan umum proyek membahas mengenai latar belakang proyek, perkembangan kota lokasi proyek, kebijakan pembangunan, deskripsi singkat mengenai proyek, prinsip perencanaan dan perancangan proyek, klasifikasi jenis proyek yang dirancang dan terakhir tujuan proyek ini dilakukan. Tinjauan fungsi membahas mengenai deskripsi penggunaan dan kegiatan, deskripsi perilaku, deskripsi kebutuhan

(10)

BAB III : METODE PENDEKATAN PERANCANGAN

Berisikan mengenai uraian langkah-langkah kegiatan perancangan yang akan ditempuh, mengenai penjelasan kerangka pendekatan, metode, dan teknik diagnosis/analisis yang akan digunakan untuk

menghasilkan desain/perancangan bangunan.

BAB IV : ANALISA PERANCANGAN

Berisikan analisa-analisa kondisi tapak dan lingkungan, analisa fungsional, analisa teknologi, analisa dan penerapan tema, serta kesimpulan.

BAB V : KONSEP PERANCANGAN

Berisikan konsep perancangan yang meliputi konsep dasar, konsep

perancangan tapak, konsep perancangan bangunan, konsep perancangan struktur bangunan dan konsep perancangan utilitas bangunan.

BAB VI : PERANCANGAN ARSITEKTUR

Berisikan hasil rancangan berupa gambar-gambar hasil rancangan arsitektur dan foto maket.

Gambar

Tabel Presentase Jumlah Peminat Kegiatan Kesenian di Medan

Referensi

Dokumen terkait

[r]

[r]

Jika orangtua/wali calon mahasiswa keberatan atas penetapan UKT yang diumumkan, dapat mengajukan banding dengan cara mencetak surat pernyataan tidak menerima hasil

[r]

[r]

Apabila peserta lelang kegiatan tersebut diatas keberatan atas hasil pelelangan ini, diberikan kesempatan untuk mengajukan sanggahan secara tertulis ditujukan kepada

Apabila peserta lelang kegiatan tersebut diatas keberatan atas hasil pelelangan ini, diberikan kesempatan untuk mengajukan sanggahan secara tertulis ditujukan kepada

Pejabat Pengadaan Barang / Jasa Bidang Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten