• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendampingan Keluarga dalam Proses Persalinan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pendampingan Keluarga dalam Proses Persalinan"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Pendampingan Keluarga dalam Proses Persalinan

Siti Saidah Nasution* Abstrak

Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tingginya angka kematian ibu dan bayi berkaitan dengan proses persalinan yang belum optimal. Proses kelahiran dan persalinan adalah suatu proses yang fisiologis namun pada masa ini ibu berada dalam risiko tinggi ya ng dapat mengancam keselamatan jiwa dan janin apabila tidak mendapatkan pertolongan dan manajemen yang baik oleh petugas kesehatan. Tindakan keperawatan dengan melibatkan keluarga terutama suami dalam proses persalinan merupakan salah satu bentuk motivasi bagi ibu untuk dapat menjalani proses persalinan dengan aman dan selamat. Secara umum salah satu faktor yang mempengaruhi kelancaran proses persalinan adalah faktor psikologis, hal ini dapat dioptimalkan melalui pendampingan keluarga dalam proses persalinan. Saat ini masih banyak petugas kesehatan dan rumah sakit yang menganggap kehadiran keluarga pada saat persalinan adalah hal yang tidak penting, sehingga keluarga tidak diijinkan untuk mendampingi ibu. Peningkatan pengetahuan petugas kesehatan terutama perawat/bidan yang bertugas di ruang bersalin sangat penting dilakukan, sehingga terjadi persepsi dan pemahaman yang sama. Penerapan konsep FCMC dengan mengaktifkan pendampingan keluarga pada proses persalinan dapat meningkatkan kepuasan pasien, meningkatkan mutu asuhan keperawatan dan pelayanan maternal yang diberikan.

Kata kunci : Proses persalinan, Keluarga

(2)

Pendahuluan Latar Belakang

Persalinan dan kelahiran merupakan suatu proses fisiologis yang normal dan terjadi dalam kehidupan wanita. Peran wanita sebagai ibu akan sempurna apabila dapat melahirkan bayi yang sehat sesuai dengan keinginan keluarga, sehingga kelahiran bayi merupakan peristiwa sosial yang di nantikan oleh ibu dan keluarga. Ketika persalinan di mulai, peran ibu adalah untuk melahirkan bayi, sedangkan peran petugas kesehatan membantu jalannya proses persalinan dan mendeteksi adanya komplikasi. Meskipun proses kelahiran dan persalinan adalah suatu proses yang fisiologis namun pada masa ini ibu berada dalam risiko tinggi yang dapat mengancam keselamatan jiwa dan janin apabila tidak mendapatkan pertolongan dan manajemen yang baik oleg petugas kesehatan (Bobak, 2005).

Proses pertolongan persalinan yang tidak optimal merupakan salah satu penyebab tingginya angka kematian ibu di Indonesia. Selain itu keadaan pada masa kehamilan dan proses persalinan mempunyai hubungan yang erat dengan tingginya angka kematian ibu (Depkes RI, 2002). Berbagai upaya dilakukan untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi, salah satunya dengan melibatkan keluarga dalam perawatan mulai dari masa kehamilan sampai persalinan. peran aktif keluarga dalam perawatan diharapkan dapat menjadi salah satu faktor yang akan menurunkan tingginya AKI di Indonesia, yaitu tahun 2010 turun sampai 125 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB menjadi 16 per 1000 kelahiran hidup (Depkes RI, 2002).

Selain itu faktor yang dapat menurunkan AKI adalah proses persalinan harus ditolong oleh petugas kesehatan secara profesional, hal ini sesuai dengan amanat Menteri Kesehatan melalui program “Making Pregnancy Safe” yang pada dasarnya menekankan apada penyediaan pelayanan kesehatan maternal dan nenonatal berkualitas dengan cost-effektive (Menkes RI, 2004). Pelayanan kesehatan yang berkualitas akan tercapai dengan pemberdayaan keluarga melalui komunikasi dan keterlibatan aktif dalam pemberian asuhan keperawatan (Friedmann, 1998). Program ini sejalan dengan konsep maternitas yang berfokus pada keluarga (Family Centre Maternity Care).

Konsep FCMC diarahkan kepada pemenuhan kebutuhan ibu dan keluarga pada masa kehamilan, persalinan dan nifas. Mempromosikan, melindugi kesejahteraan ibu dan bayinya dengan melibatkan keluarga serta lingkungan dalam intervensi keperawatan baik intervensi edukasi maupun pemenuhan kebutuhan ibu pada saat menjalani masa persalinan, kehamilan dan nifas (Hanvey, 2000, Reeder, 1997). Pemberian perawatan dan keterapilan sebagai orang tua diberikan pada ibu dan keluarganya terutama suami, sehingga mereka memperoleh kepercayaan diri untuk dapat menjalani proses persalinan dengan aman dan selamat. Filosofi ini mendasari tindakan keperawatan pada pasien yang memberlakukan pasien dengan penuh martabat / dignity (Steward, 1993).

(3)

mendampingi istrinya, tetapi hal ini sering tidak terlaksana karena tidak mendapat ijin dari petugas kesehatan, dengan alasan suda ketentuan dari rumah sakit. Ini tidak sesuai dengan pendapat Wibawanto, (2003) yang menyatakan pendampingan persalinan oleh suami pada proses persalinan ibu prigravida aterm risiko rendah meningkatkan motivasi dan kepercayaan diri dalam menjalani proses persalinan.

Berdasarkan hal diatas pelaksanaan pelayanan kesehatan dengan melibatkan keluarga terutama disaat intranatal sangat ditentukan oleh petugas kesehatan yang mendampingi pasien. Perawat/bidan sebagai petugas kesehatan yang berhubungan langsung dengan pasien yang berinteraksi secara berkesinambungan dengan keluarga harus dapat memfasilitasi keluarga untuk berperan aktif (Saifuddin, 2001). Pengenalan konsep dan pemahaman psikologis ibu yang akan melahirkan menjadi dasar utama bagi petugas kesehatan untuk melibatkan keluarga dalam proses persalinan (Mardiana, 2000). Pelaksanaan pelayanan keperawatan yang berkualitas dengan melibatkan peran aktif keluarga dapat diterapkan melalui proses pendampingan ibu saat persalinan yang akan meningkatkan kepuasan pasien serta keluarga.

Tujuan

Memberikan informasi pentingnya pendampingan keluarga pada saat ibu menjalani proses persalinan. makalah ini juga dapat memberikan pengetahuan pada petugas kesehatan tentang manajemen asuhan keperawatan maternitas pada intranatal dengan fokus pada pemenuhan kebutuhan psikologis ibu yang merupakan salah satu faktor yang menentukan suksesnya proses persalinan.

Manfaat

1. Bagi institusi pelayanan kesehatan

Dapat digunakan oleh pengambil kebijakan dalam pelayanan maternal khususnya pelayanan pada pasien intranatal agar lebih melibatkan keluarga dan mendukung kehadiran keluarga pada saat proses persalina.

2. Bagi Masyarakat

Meningkatkan pengetahuan tentang pentingnya kehadiran orang yang dicintai ibu padaa saat menjalani proses persalinan terutama suami/keluarga. Dukungan yang diberikan keluarga merupakan salah satu kekuatan secara psikologis bagi ibu untuk dapat melahirkan bayi dengan aman dan selamat.

Proses Persalinan a. Definisi persalinan

(4)

kurang dari 24 jam, dengan kekuatan mengeran ibu tanpa intervensi penolong, tanpa komplikasi pada ibu dan bayinya (Bobak, 2005), Sumapraja, 1993).

b. Tanda-tanda dimulainya proses persalinan (Mahlmeister, 1994) 1. Kontraksi uterus yang teratur dan semakin sering

Uterus berkontraksi, berlangsung secara teratur, frekuensinya semakin sering dan intensitasnya semakin memanjang, kontraksi uterus semakin sering bila dibawa berjalan. Rasa sakit dirasakan oleh ibu pada daerah punggung menjalar ke abdomen, bokong dan paha, meskipun berbagai upaya untuk membuat rasa nyaman telah dilakukan tetapi tetap tidak bisa.

2. Pembukaan servik

Servik uterus mengalami perubahan yang sangat progresif, dimulai dari melunaknya servik, menipis dan berdilatasi yang disertai dengan pengeluaran lendir dan darah yang semakin banyak (Bloody show) dan perubahan ini tidak dapat ditentukan kecuali melalui periksa dalam.

3. Janin

Bagian presentase janin biasanya sudah masuk kedalam pintu atas panggul yang sering disebut (lightening),hal ini membuat wanita mudah bernafas dan pada saat yang sama kandung kemih tertekan oleh bagian presentase.

c. Etiologi proses persalinan

Dimulainya proses persalinan tidak dapat hanya disebabkan oleh satu sebab saja, banyak faktor penyebab diantaranya adalah: perubahan pada uterus bagian hipofisis anterior. Hormon-hormon yang dihasilkan oleh hipotalamus hipofisis anterior dan kortek adrenal janin turut mempengaruhi dimulainya persalinan (Bobak & Jensen, 2000).

d. Faktor yang mempengaruhi kelancraan proses persalinan (Pillitteri, 2003).

Ada 5 faktor esensial yang mempengaruhi proses persalinan dan kelahiran, yang dikenal dengan istilah / singkatan 5P, yaitu:

1. Passenger (keadaan dan kondisi janin). 2. Passage (keadaan jalan lahir).

3. Power (kekuatan ibu).

4. Posisi (posisi ibu dalam persalinan).

5. Psychologic respon (kondisi psikologis ibu selama proses persalinan).

(5)

Pendampingan Keluarga dalam Proses Persalinan

Peran aktif keluarga dengan hadirnya orang yang dicintai dalam proses persalinan dapat memberikan dukungan baik secara fisik maupun emosional kepada ibu sehingga menimbulkan perasaan aman dan nyaman. Salah satu bentuk dukungan keluarga adalah dukungan suami sebagai orang yang paling dekat dan dapat mempengaruhi ibu dalam berperilaku (Alfiben, 2000). Pendpat lain menyatakan proses persalinan akan berjalan dengan baik dan lancar apabila ibu mempunyai perasaan emodional yang positif, harga diri yang kuat dan dukungan dari orang-orang yang berarti terutama keluarga (Matteson, 2001).

Secara umum dukungan yang memberikan kenyamanan secara psikolgis lebih dibutuhkan dari lingkungan terdekat ibu dalam kehidupan sehari-hari terutama keluarga (Kusumowardhani, 2003). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Maryati (2006) yaitu klien yang tinggal dengan keluarga akan dipengaruhi oleh tradisi keluarga dalam memandang suseuatu berdasarkan dukungan yang diterima baik dari segi emosional, pengharapan dan informasi. Pendapat diatas sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Pangrestomo (1999) yang menyatkan bahwa dukungan / motivasi suami selama persalinan dan proses menyusui sangat penting menurunkan kecemasan istri dibandingkan dengan dukungan yang diberikan oleh orang lain.

Konsep keperawatan yang berpusat pada keluarga diarahkan kepada pemenuhan kebutuhan ibu dan keluarga pada masa kehamilan, persalinan dan nifas, mempromosikan dan melindungi kesejahteraan ibu dan bayinya dengan melibatkan keluarga dan lingkungan dalam intervensi keperawatan baik intervensi edukasi maupun pemenuhan kebutuhan ibu pada saat menjalani masa persalinan, kehamilan dan nifas (Pillitteri, 1999, Hanvey, 2000). Penerapan konsep ini didukung oleh konsep maternitas lainnya yaitu FCMC (Family Centered Maternity Care, yaitu melahirkan secara aman dengan pelayanan kesehatan yang berkualitas sambil mengenali, memfokuskan dan mengadaptasikan terhadap kebutuhan-kebutuhan baik pasien, keluarga dan bayinya.

Penekanan konsep ini adalah pada pelayanan maternitas / ibu dan bayinya yang mendukung kesatuan keluarga ambil mempertahankan keamanan dan kesehatan fisik (Mahlmeister, 1994). Pendapat diatas sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Pangrestomo (1999) yang menyatakan bahwa dukungan / motivasi suami selama persalinan dan proses menyusui sangat penting menurunkan kecemasan istri dibandingkan dengan dukungan yag diberikan oleh orang lain. Sebaliknya peran keluarga terutama suami yang kurang mendukung, menjadi salah satu penyebab tidak langsung tingginya angka kematian ibu dan bayi di Indonesia, terutama peran dalam proses pelayanan kehamilan, melahirkan dan nifas (Kusumowardhani, 2003).

(6)

1. Asumsi-asumsi dasar dan prinsip yang mendasari pentingnya pendampingan keluarga sesuai dengan konsep FCMC (Hanvey, 2000) adalah:

Asumsi-asumsi dasar:

a. Peristiwa persalinan dan kelahiran adalah peristiwa normal dan peristiwa yang sehat dalam kehidupan suatu keluarga.

b. Peristiwa persalinan dan kelahiran merupakan awal pembentukan baru pentingnya suatu hubungan keluarga.

c. Keluarga memiliki kemampuan untuk membuat keputusan tentang perawatan selama masa childbearing, memberikan informasi adekuat dan dukungan profesional.

Sedangkan prinsip-prinsip yang mendasari adalah:

a. Persalinan dipandang sebagai suatu kesejahteraan, bukan suatu gangguan/penyakit. Perawatan ibu dan bayinya ditunjukan untuk mempertahankan masa kehamilan, kelahiran, persalinan dan pasca persalinan sebagai suatu peristiwa normal dalam kehidupan wanita yang melibatkan perubahan fisik, emosional dan sosial yang dinamis.

b. Sikap perorangan, budaya dan agama mempengaruhi arti kehamilan, persalinan dan nifas.

c. Kehadiran keluarga atau kerabat selama ibu memperoleh pelayanan keperawatan dirumah sakit sangat diharapkan untuk memberikan dukungan kepada ibu.

d. Hubungan antara ibu, keluarganya dengan perawat berrdasarkan saling menghargai dan saling percaya.

e. Menyiapkan keluarga untuk berpartisipasi aktif selama masa childbearing dan parenting melalui program prenatal edukasi yang komprehensif.

f. Perawat/bidan berperan sebagai advocate terhadap hak-hak seluruh anggota keluarga termasuk janin.

g. Membantu keluarga dalam mengambil keputusan tentang perawatan masa childbearing sesuai yang diharapkan.

h. Perawat mempersiapkan ibu merawat bayinya sendiri.

i. Peningkatan kesehatan melalui model peran, pembelajaran/konseling.

Berdasarkan hal diatas pelaksanaan pendampingan keluarga pada saat persalinan penting diterapkan dan sesuai dengan pendekatan Family Centered Care yaitu;: peristiwa persalinan dan kelahiran dipandang sebagai suatu keadaan sejahtera, bukan suatu keadaan sakit. Proses persalinan merupakan peristiwa kehidupan normal yang melibatkan perubahan fisik, emosional dan sosial yang dinamis dalam seluruh kehidupan keluarga. Pelayanan dilakukan untuk mempertahankan persalinan, kelahiran dan masa nifas serta merawat bayi. para penyedia pelayanan kesehatan membantu keluarga agar dapat membuat keputusan untuk perawatan dan membantu keluarga memiliki pengalaman positif sesuai harapan mereka. Pasangan / suami atau orang – orang yang dipercaya ibu untuk memberikan bantuan kepadanya secara aktif melibatkan diri selama proses edukasi persalinan, kelahiran, nifas dan merawat bayi. 2. Langkah-langkah pelaksanaan pendampingan keluarga dalam proses persalinan

(7)

b. Persiapan sarana prasarana sehingga memungkinkan suami/keluarga menemani ibu saat melahirkan.

c. Membuat panduan untuk pendamping ibu (keluarga) saat proses persalinan, agar dapat meningkatkan perilaku positi dan motivasi bagi ibu.

d. Membuat SOP pendampingan yang jelas dan mengacu kepada konsep pendampingan keluarga.

e. Evaluasi aplikasi pendampingan yang sudah dilakukan.

3. Pelaksanaan pendampingan keluarga pada saat ibu menjalani proses persalinan

a. Tanyakan kepada ibu bersalin, siapa orang yang dipercaya untuk mendampingi proses persalinan (suami, ibu, kakak, dll).

b. Tanyakan kepada orang yang ditunjuk ibu, apakah bersedia dan ingin berpartisipasi aktif dalam persalinan.

c. Orientasikan kepada ibu dan pendamping tentang kegiatan yang akan dilakukan, fasilitas yang dapat digunakan diruangan seperti toilet, dll.

d. Berikan penjelasan kepada pendamping tentang tahapan persalinan, tanda -tanda kemajuan dan reaksi ibu yang akan terjadi pada saat proses persalinan,

- Tahap pertama: Fase Laten: jalan lahir membuka 0-3 cm, kontraksi yang terjadi berjarak 15-20 menit. Fase aktif: jalan lahir membuka 4-8 cm, kontraksi berjarak 3-5 menit. Fase Transisi: jalan lahir membuka 8-10 cm, kontraksi berjarak 2-3 menit.

- Tahap kedua: jalan lahir telah membuka sepenuhnya, ibu mulai ingin mengedan dan berakhir dengan kelahiran bayi.

- Tahap ketiga: dimulai ketika ari-ari/plasenta terpisah dari dinding rahim dan keluar melalui vagina, biasanya 3-5 menit setelah bayi dilahirkan.

- Tahap keempat: setelah ari-ari keluar sampai 2 jam ibu melahirkan.

e. Komunikasikan kepada pendamping prosedur/ tindakan yang dapat dikerjakan dalam membantu ibu dan apa yang diharapkan dari prosedur/tindakan tersebut, seperti tindakan untuk mengurangi rasa nyeri selama kontraksi, all:

- Memandu napas saat kontraksi

Tahap awal/fase laten, caranya: tarik napas lewat hidung, kemudian tiupkan napas lewat kedua bibir, meupkan napas dengan mengeluarkan sedikit suara agar dapat dipertahankan suatu irama pernapasan yang baik.

Fase aktif: pada saat kontraksi mulai, tarik napas lewat hidung, keluarkan napas lewat kedua bibir (seperti gerakan meniup), percepat tarikan napas ketika kontraksi semakin meningkat, perlambat kembali setelah kontraksi mereda, akhiri dengan bernapas biasa. Fase transisi: ketika kontraksi mulai, tarik napas melalui hidung, keluarkan napas melalui kedua bibir, teruskan dengan pola napas cepat, hembuskan napas dengan pendek, akhiri dengan bernapas biasa.

(8)

menghilangkan kesulitan tidur dan kelelahan. Mengatasi sakit akut, meningkatkan hubungan kasih sayang/ psikologis antara ibu, suami dan janin sepanjang persalinan.

f. Menganjurkan ibu untuk rileks dan istirahat bila tidak ada kontraksi. g. Membantu buang air besar/kecil.

h. Membantu memenuhi kebersihan diri, mengusap keringat. i. Menguatkan motivasi ibu untuk tetap bersemangat.

j. Memotivasi ibu untuk berdoa.

k. Memberikan semangat kepada ibu dan membantu mempertahankan cara mengedan yang benar, mengatur posisi ketika ibu bersalin melalui proses persalinan Kala II (pengeluaran bayi), seperti: memberikan aba-aba untuk mengejan: “Tarik napas dari hidung-keluarkan dari mulut, tarik napas-keluarkan,tarik napas-tahan napas,rangkul kedua kaki sampai ke paha, rentangkan kedua tungkai lebar-lebar, angkat kepala sampai dagu menyentuh dada, buka mata lihat ke arah perut dan terus mengejan,

hembuskan dan keluarkan napas”.

l. Setelah bayi lahir, lakukan bonding attachment ibu dengan bayi(kontak badan dan sentuhan kepada bayi).

Kesimpulan dan Saran

Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan khususnya pada saat intranatal dapat dilakukan dengan baik melalui beberapa penerapan konsep maternitas, salah satunya melibatkan keluarga dalam proses perawatan. Penerapan program pendampingan keluarga/suami saat persalinan sangat penting dilakukan, karen hal ini dapat mengurangi kecemasan ibu dalam menghadapi persalinan. motivasi yang dioberikan pendamping dapat mempengaruhi psikologis ibu secara positif yang merupakan salah satu faktor yang menentukan suksesnya persalinan.

Program pendampingan keluarga saat proses persalinan akan terlaksanan dengan baik apabila didukung oleh sarana dan prasaran yang tersedia. Petigas kesehatan yang terlibat diruangan intranatal (dokter, perawat/bidan) harus memahami tujuan dan pentingnya pelaksanaan program pendampingan ibu saat persalinan. pelaksanaan program ini akan lebih optimal, apabila selama masa antenatal keluarga/suami sudah dibekali langkah-langkah yang harus dilakukan pada saat mendampingi istri melahirkan.

Evaluasi pelaksanaan program pendampingan keluarga seharusnya dilakukan oleh manager keperawatan agar terjadi kesinambungan dan perbaikan pelaksanaan program pada masa yang akan datang. Motivasi untuk menambah ilmu pengetahuan dan informasi bagi petugas kesehatan khususnya yang bertugas dibagian intranatal perlu ditngkatkan dan difasilitasi oleh pihak manajemen dan rumah sakit, agar terjadi peningkatan keluatisa sumber daya tenaga kesehatan. Kemampuan petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan yang berkualitas dapat meningkatkan kepuasan bagi pasien dan secara tidak langsung meningkatkan pengetahuan ibu dan keluarga dalam proses persalinan yang aman dan sehat.

(9)

Daftar Pustaka

Alfiben, Wiknjosastro, G. H., & Elvira, S. D. (2000). Efektivitas peningkatan dukungan suami dalam menurunkan terjadinya depresi post partum. Majalah Obstetric Ginaecology Indonesia (MOGI). 24 (4), 208-214.

Bobak, I. M., Lowdermilk, D. L., & Jensen, M. D. (2005). Maternity Nursing. 4th ed. (wijayanrini, M. A, & Anugrah, P. I: Penerjemah). California: the CV. Mosby. (Sumber asli diterbitkan 1995).

Departemen Kesehatan. (2002). Pemberian ASI Eksklusif menekan angka kematian bayi, http://www.depkes.go.id/index.Php?, diperoleh tanggal 6 Maret 2009

Friedmaan, M.M., (1998). Family Nursing Research Theory & Practice. (4.ed). connectieut: Appleton & Large

Kozier, E. (2005). Fundamental of Nursing. California: Addison Wesley Publishing.

Kusumowardhani, R. (2003). Wanita hamil membutuhkan psikolog. http:www.promosi kes.com/artikel, diperoleh tanggal 12 Februari 2009.

Lowdermilk, D.L., Perry, S.E., & Bobak, I.M. (2000). Maternity women’s health care. (7nd ed.), St. Louis: Mosby, Inc.

Mardiana (2000). Hubungan dukungan petugas kesehatan dengan pemberian informasi tentang ASI dengan perilaku ibu dalam proses menyusui. Laporan penelitian. UI

Maryati. (2006). Pengetahuan dan sikap suami terhadap penggunaan metoda kontrasepsi di RSUD. Sumedang. Tesis: tidak dipublikasikan

Matteson, P. S. (2001). Woman’s health during the childbearing years: a community baced approach. St. Louis: Mosby Inc.

May, K.A. & Mahmlmeister, L.R. (1994). Maternal & Neonatal Nursing Family Centred Care. 4th ed. Philadelphia: J.B. Lippincott Company.

Pangrestono (1999). Ethnicity and Social Support during pregnancy, American Journal of Community Pshycology, vol. 27.

Pillitteri, A. (2003). Maternal & Child Helath Nursing: care for chilberaing & childrearing family. (4th ed.), Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.

Reeder, S.J., martin, L.L. & Koniak, D. (1997). Maternity Nursing, Family, New Born & Women’s Health. . (8nd ed). Philadelphia: Lippincott

Saifuddin, A.B., (2001). Buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Steward, M.J. (1993). Integrating Social Support in Nursing, New Delhi: Sage

Referensi

Dokumen terkait

Karena mereka berpendapat bahwa fenomena konvensional tidak ada, shunya dari sisinya sendiri, mereka berpendapat bahwa sifat keberadaan yang paling mendalam ( ultimate nature

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor- faktor yang mempengaruhi WOM judi online di kalangan remaja adalah sebagai berikut: melihat teman bermain, kesaksian teman-teman

Saat pertama kali e-SPT diterapkan di KPP Pratama Makassar Barat tahun 2015 kendala yang dihadapi dalam penerapannya yaitu pertama sulitnya mengajarkan dan

Sebab hanya oleh rahmat-Mu, dan dengan memandang kepada Yesus Kristus, kami bersyukur atas kasih setia dan pengampunan-Mu yang nyata dalam hidup kami sampai

Sehubungan dengan diadakannya kegiatan Malam Keakraban (MAKRAB)  Law Sport Organization (LSO) OLYMPUS Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya, yang Insya Allah akan

Pengembangan keprofesian berkelanjutan dapat dilakukan di internal sekolah, eksternal-antar sekolah maupun melibatkan kepakaran lain yang dimungkinkan untuk dilakukan

asal Pakistan dan Quraish Shihab. Muhammad Abdul Fatah, dalam penelitiannya yang berjudul Tafsir Al-Qur’an tentang Poligami, mencoba membandingkan penafsiran Muhammad

Pada penelitian ini, peneliti membuat judul “ Pembangunan Aplikasi Penjualan Online pada Toko Jam Tangan AMPM Watch” penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan website yang