1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kedelai merupakan salah satu bahan pangan yang popular dikalangan masyarakat Indonesia sebagai bahan baku pembuatan makanan seperti tahu, tempe, dan sari kedelai, karena mempunyai kandungan protein, lemak nabati, vitamin, mineral dan serat yang cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi. Menurut BPS (2014) produksi kedelai tahun 2014 sebanyak 953,96 ribu ton biji kering meningkat sebanyak 173,96 ribu ton (22,30%) dibandingkan tahun 2013. Namun peningkatan produksi kedelai tersebut masih belum mampu memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri disebabkan semakin meningkatnya jumlah penduduk Indonesia yang tidak sebanding dengan peningkatan produksi kedelai.
Lahan salin di Indonesia diperkirakan 440.300 ha, dimana 304.000 ha adalah lahan agak salin (daya hantar listrik dari ekstrak tanah jenuh air >4 dS/m) dan 140.300 ha lahan salin (Rahman et al. 2007). Peningkatan produksi kedelai nasional dapat diupayakan melalui intensifikasi dengan pemakaian varietas unggul serta melalui ekstensifikasi dapat dilakukan dengan peningkatan area tanam kedelai. Penanaman kedelai di lahan sawah akan bersaing dengan padi atau jagung karena kedelai sebagai tanaman kedua atau ketiga, sehingga perluasan area tanam kedelai kelahan marginal suboptimal termasuk ke daerah dekat pantai dapat menjadi alternatif pengembangan kedelai. Permasalahan lahan dekat pantai adalah kadar salinitas yang cukup tinggi, oleh karena itu perlu disediakan varietas unggul kedelai toleran salinitas (Yamika et al. 2014).
Salah satu strategi untuk menghasilkan varietas ungul yang tahan salinitas dapat dilakukan secara konvensional dengan persilangan yang bertujuan untuk
2
menggabungkan sifat-sifat genetik unggul kedua tetua (Barmawi et al. 2013). Upaya perakitan kedelai tahan cekaman salinitas berpeluang mendapatkan varietas tahan salinitas, untuk itu diperlukan penelitian agar mendapatkan dukungan data dan informasi karakter anatomi dan fisiologis kedelai yang toleran terhadap cekaman salinitas, disamping itu juga pengetahuan mekanisme toleransinya.
Fotosintesis adalah proses metabolisme pada tumbuhan untuk mengubah bahan anorganik dengan bantuan cahaya matahari dan klorofil yang terdapat pada daun menjadi bahan organik yang dibutuhkan oleh tumbuhan dalam kelangsungan hidupnya. Fotosintesis dapat terjadi karena adanya CO2 yang masuk melalui stomata. Oleh karena itu untuk meningkatkan kemampuan fotosintesis daun perlu diperhatikan juga kandungan klorofil pada daun dan frekuensi stomata daun. Yamika ea al. (2014) melaporkan tanaman kedelai yang toleran terhadap salinitas menunjukkan kandungan klorofil yang tetap tinggi walaupun kadar salinitasnya meningkat sedangkan pada varietas yang peka menunjukkan kandungan klorofil yang lebih rendah. Menurut Farid dan Sjahril (2006) salinitas menyebabkan perubahan struktur yang khas untuk memperbaiki status air tanaman seperti jumlah stomata per satuan luas daun lebih sedikit, penebalan daun dan lapisan lilin pada permukaan daun.
Dalam kondisi tercekam tanaman akan melakukan mekanisme toleransi tersendiri. Umumnya mekanisme tersebut mengarah kepada proses penurunan maupus percepatan. Berdasarkan penelitian Manshuri (2011) laju pertumbuhan vegetatif kedelai genotipe G5 (grobogan) memerlukan watu 42 hari untuk
3
mencapai fase R5 (pengisian biji) dan laju pertumbuhan generatif 74 hari untuk mencapai R8 (panen) yang merupakan genotip terpilih berdasarkan umur genjah.
Berdasarkan Christian (2016) melaporkan terdapat galur turunan F3
sebanyak 20 genotipa terseleksi berdasarkan karakter produksi tinggi dengan nilai batas seleksi sebesar 2,6 g -7,2 g. yaitu dengan nomor tanaman P1.61, P2.61, P2.28, P2.43, P2.51, P2.54, P2.58, P2.74, P3.19, P3.28, P3.39, P3.51, P3.54, P3.63, P3.69, P3.71, P3.72, P3.74, P5.13 dan P5.34.
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti ingin melakukan seleksi yang merupakan tahap yang sangat menentukan keberhasilan tujuan pemulia dalam perakitan varietas unggul dimana progeni yang terpilih berdasarkan karakter fisiologis untuk selanjutnya digunakan dalam perakitan varietas kedelai tahan salinitas.
Tujuan Penelitian
Untuk mendapatkan progeni kedelai F4 terseleksi tahan salin berdasarkan
karakter fisiologis yang akan digunakan pada tahap selanjutnya, penanaman F5.
Hipotesis Penelitian
− Terdapat progeni kedelai F4 tahan salin sebagai progeni terseleksi
berdasarkan karakter fisiologis.
− Terdapat hubungan langsung antara variabel hasil dengan komponen yang
mempengaruhi hasil berdasarkan karakter fisiologis. Kegunaan Penelitian
− Mendapatkan progeni kedelai tahan salin berdasarkan karakter fisiologis yang
akan digunakan dalam tahap perakitan varietas tahan salin.
4
− Dan sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar sarjana di Program Studi
Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.