SISTEM PEMBAYARAN
INTERNASIONAL
definisi
definisi
•
Pembayaran internasional adalah pemayaran
atas transaksi yang dilakukan oleh
negara-negara yang terlibat dalam perdagangan
internasional berdasarkan kesepakatan yang
telah dirundingkan sebelumnya.
•
Pembayaran dalam perdagangan internasional
Advance payment
Advance payment
•
Suatu cara pembayaran internasional yang dilakukan
pembeli (importir) kepada penjual (eksportir)
•
sebelum barang-barang dikapalkan.
•
Pembayaran dilakukan secara tunai, baik secara
keseluruhan, full payment atau sebagian, parsial
payment.
Faktor-faktor Sistem Pembayaran advance payment:
a. Kepercayaan importir yang penuh terhadap eksportir
bahwa ia akan menerima barang-barang yang dipesan
b. Keyakinan importir bahwa negara eksportir tidak akan
melarang ekspor barang yang bersangkutan setelah
adanya pembayaran
c. Keyakinan importir bahwa Pemerintah di negara
importir mengizinkan adanya pembayaran dimuka,
kebanyakan negara tidak mengizinkannya
Pembayaran tersebut dilakukan dengan berbagai
cara, yakni:
a. Dengan Cek (barang-barang akan dikirim setelah
cek tersebut selesai di “
cleaning
”)
b. Dengan Banker’s Draft
c. Dengan Mail Payment Order
d. Dengan Cable Payment Order
e. Dengan International Money Order
Jadi dalam sistem pembelian ini importir
•
Dalam pembayaran ini yang menanggung risiko
adalah eksportir, sedangkan yang mendapat
fasilitas kredit atau penangguhan bayaran adalah
importir.
•
disebutkan
open account
karena belum
dilakukan pembayaran apa-apa oleh importir
kepada eksportir sebelum barang-barang
dikapalkan atau tiba dan diterima importir atau
sebelum waktu tertentu yang telah disepakati
Open Account (pembayaran kemudian)
“Open Account” terjadi apabila:
a. Ada kepercayaan penuh antara importir dan
eksportir
b. Barang-barang dan dokumen akan langsung
dikirim kepada pembeli
c. Eksportir kelebihan dana
Dalam transaksi ini terdapat risiko-risiko sebagai
berikut:
a) Eksportir tidak mendapat perlindungan/kepastian
apakah importir akan membayar
b) Karena tidak ada bukti, maka dalam hal importir
tidak membayar, eksportir sulit membuktikan di
pengadilan bahwa ia mempunyai tagihan kepada
importir
c) Penyelesaian-penyelesaian perselisihan akan
Sistem pembayaran ini lebih besar kekuatannya dari
“Open Account” sebab eksportir mempunyai hak
dalam pengawasan barang-barang sampai
draft/weselnya di aksep atau dibayar.
Pemilikan atas dokumen-dokumen yang diperlukan
oleh importir untuk mengeluarkan barang-barang
tersebut tidak dilepaskan sampai
persyaratan-persyaratan penagihan wesel tersebut telah
dipenuhi.
Collection draft
(wesel inkaso)
Dalam sistem pembayaran ini pihak importir berada di pihak yang
beruntung oleh karena:
1. Tidak perlu menyetor sejumlah uang untuk menjamin
pembukaaan L/C
2. Tidak perlu membayar biaya bank yang besar
3. Tidak perlu membayar sebelum menerima dokumen-dokumen
pemilikan barang
Di lain pihak eksportir tetap menanggung sejumlah risiko atau
masalah-masalah, yakni:
4. Risiko ekonomi dan politik negara importir
5. Importir mengulur-ulur waktu pembayaran
6. Importir tidak mengambil alih dokumen-dokumen tersebut
7. Importir membatalkan transaksi
Pengiriman barang-barang ekspor pada importir
di luar negeri dimana barang-barang tersebut
dikirim oleh eksportir sebagai titipan untuk
dijualkan oleh importir dengan harga yang
ditetapkan oleh eksportir.
Consignment
(konsinyasi)
Dalam sistem konsinyasi ini, eksportir tetap memegang hak milik atas barang,
sedangkan importir hanya merupakan pihak yang dititipi barang untuk dijual.
Dengan demikian eksportirlah yang menanggung risiko yang mungkin terjadi,
yakni antara lain:
1. Modal terlalu lama tertimbun pada barang yang diperdagangkan
2. Tidak ada kepastian eksportir akan menerima pembayaran
3. Eksportir dapat menjadi korban kenakalan importir yang melaporkan barang
telah terjual pada saat harga belum naik, padahal pada saat tersebut barang
tersebut belum dijual, sehingga hasil ekspor yang diterima eksportir tidak
sesuai dengan yang seharusnya diterima
4. Bila importir tidak membayar, tidak ada bukti yang diperoleh eksportir untuk
Letter of credit
Letter of credit
1. L/C diatur dalam uniform costums and practice for
documentary credit (UCP) international chamber of
commerce (ICC) publication no.600 yang berlaku
tanggal 1 juli 2007
2. Dasar hukum L/C di indonesia adalah peraturan
pemerintah no.1 tahun 1982. UCP mengeluarkan
ketentuan L/C dengan tujuan untuk menghindari
perselisihan mengenai proses dan hukum yang akan
digunakan serta agar transaksi-transaksi demikian
terlaksana tanpa merugikan masing-masing pihak.
1. L/C diatur dalam uniform costums and practice for
documentary credit (UCP) international chamber of
commerce (ICC) publication no.600 yang berlaku
tanggal 1 juli 2007
2. Dasar hukum L/C di indonesia adalah peraturan
pemerintah no.1 tahun 1982. UCP mengeluarkan
ketentuan L/C dengan tujuan untuk menghindari
perselisihan mengenai proses dan hukum yang akan
digunakan serta agar transaksi-transaksi demikian
terlaksana tanpa merugikan masing-masing pihak.
Pengaturan L/C:
definisi
definisi
L/C (
Letter of Credit)
adalah sebuah instrumen yang
dikeluarkan oleh bank atas nama salah satu
nasabahnya, yang menguasakan seseorang atau
sebuah perusahaan penerima instrumen tersebut
menarik wesel atas bank yang bersangkutan atau
atas salah satu bank korespondennya, berdasarkan
kondisi-kondisi yang tercantum pada instrumen itu.
Eksportir terjamin akan pembayarannya bila ia
Fungsi Letter of Credit
Fungsi Letter of Credit
merupakan suatu perjanjian bank-bank dalam
menyelesaikan transaksi komersial internasional.
Memberikan pengamanan bagi pihak-pihak yang
terlibat dalam transaksi yang diadakan.
Memastikan adanya pembayaran asalkan
persyaratan-persyaratan L/C telah dipenuhi.
Merupakan instrumen yang didasarkan hanya atas
dokumen-dokumen dan bukan atas barang-barang
dagangan atau jasa-jasa.
Membantu issuing bank memberikan fasilitas
1. Dasar terbitnya sebuah L/C adalah kontrak jual-beli (sales
contract).
2. Sales contract tersebut biasanya mencantumkan pula bagaimana
barang tersebut akan dikirim; apakah melalui darat, laut atau
udara; dan pihak mana yang akan menutup asuransi.
3. L/C adalah dokumen kontrak, namun kedudukan L/C sebagai suatu
kontrak dan kontrak jual beli sifatnya terpisah atau independen.
4. Sifat independen L/C tampak pada aplikasi dan realisasi
pembayaran L/C. dalam aplikasi L/C, bank penerbit tidak meminta
atau mensyaratkan diperlihatkan kontrak penjualan dari
pemohon. Dalam realisasi pembayaran L/C, bank hanya
memeriksa apakah dokumen-dokumen yang dipersyaratkan telah
terpenuhi.(prinsip otonomi L/C).
Hubungan L/C dengan sales contract
1. Menyebutkan nama dan alamat penerima dan pemohon dengan
jelas.
2. Menyebutkan masa berlakunya L/C.
3. Mencantumkan nama bank penerus (advising bank) yang dituju.
4. Mencantumkan dengan tegas jenis L/C.
5. Uraian barang harus jelas dan tegas
6. Ketentuan-ketentuan atau syarat-syarat dalam L/C harus jelas,
tidak berbelit-belit dan tidak mensyaratkan hal-hal yang tidak
mungkin dipenuhi oleh penerima (beneficiary).
7. Menyatakan bahwa L/C tunduk pada UCPDC dengan
mencantumkan klausul “this credit is subject to uniform costums
and practice for documentary credit 2007 revision, ICC publication
No. 600”.
Syarat-syarat L/C
Pihak-Pihak yang
terlibat dalam L/C
Pihak-Pihak yang
terlibat dalam L/C
– Pembeli [buyer,importer,applicant ]
pihak yang meminta kepada bank untuk membuka L/C bagi kepentingan penerima L/C.
– Penjual [seller,exporter,beneficiary]
pihak yang diberi hak untuk menarik sejumlah uang yang tertera dalam L/C dengan memenuhi persyaratan yang diminta.
– Opening/issuing bank
Bank yang membuka L/C untuk kepentingan beneficiary.
– Adivising bank
Bank yang menerima dan meneruskan L/C kepada beneficiary.
– Negotiating bank
Bank yang mengambilalih dokumen yang dipersyaratkan dalam L/C dan kemudian menagih kepada bank pembuka L/C dengan mengirimkan dokumen yang telah diambil alih.
– Confirming bank
bank yang ikut menjamin terhadap suatu L/C atas permintaan atau otoritasi dari issuing bank.
Pihak langsung
–
Perusahaan pelayaran/perkapalan.
–
Bea dan cukai/pabean.
–
Perusahaan asuransi.
–
Badan-badan pemeriksa atau SGS/Perwakilan
Sucofindo (khusus Indonesia).
–
Badan-badan penelitian lainnya.
Pihak tidak langsung
1. Pembuka L/C
berkewajiban membayar dokumen atas barang yang dibelinya sebagaimana tertera dalam L/C sepanjang semua persyaratan L/C terpenuhi
2. BERKEWAJIBAN MEMBUKA DAN MENERUSKAN L/C KEPADA BENEFICIARY MELALUI ADVISING BANK SESUAI DENGAN PERSYARATAN YANG DIMINTA. BANK PEMBUKA L/C BERKEWAJIBAN MEMBAYAR DOKUMEN KEPADA BANK
PENGIRIM/NEGOTIATING BANK, SEPANJANG SEMUAN PERSYARATAN L/C TERPENUHI. BANK PEMBUKA L/C BERHAK MEMENRIMA PEMBAYARAN KEMBALI PELUNASAN DARI PEMBUKA L/C BERIKUT BUNGA DAN BIAYA-BIAYA YANG TIMBUL.
3. ADVISING BANK : BERKEWAJIBAN MENERUSKAN L/C YANG DITERIMA KEPADA BENEFICIARY TANPA TERLAMBAT. ADVISING BANK BERHAK MENDAPAT ADVISING COMMISSION.
4. BENEFICIARY
• BERKEWAJIBAN MENGAPALKAN BARANG DAN MENYERAHKLAN DOKUMEN PENGAPALAN SESUAI DENGAN PERMINTAAN/PERSYARATAN DALAM WAKTU YANG DITENTUKAN DALAM L/C.
5. NEGOTIATING BANK
BERKEWAJIBAN MEMERIKSA DOKUMEN YANG DISERAHKAN OLEH EKSPORTIR, MENGAMBIL ALIH/MENEGOSIR DOKUMEN YANG DIPRESENTIR, MEMBAYAR KEPADA BENEFICIARY SEPANJANG PERSYARATAN L/C DIPENUHI DAN MENGIRIMKANNYA KEPADA BANK PEMBUKA L/C.
BERHAK MENERIMA KEMBALI PEMBAYARAN DARI PEMBUKA L/C ATAS UANG YANG TELAH TERLEBIH DAHULU DIBAYARKAN KEPADA EKSPORTIR.
6. CONFIRMING BANK
BERKEWAJIBAN MEMBAYAR KEPADA PRESENTING BANK ATAS DOKUMEN YANG DITERIMANYA SEPANJANG DOKUMEN DIMAKSUD TELAH SESUAI DENGAN PERSYARATAN L/C.
Kewajiban dan hak masing-masing pihak
terkait L/C
1. Nasabah dan Bank
NASABAH/PEMOHON Dengan BANK menandatangani kesepakatan tentang
permintaan penerbitan L/C. BANK BIASANYA MENSYARATKAN ADANYA JAMIANAN DARI NASABAHNYA, MISALNYA DOKUMEN PENGAPALAN (BILL OF LADING ATAU
KONOSEMEN). JIKA DIPERLUKAN, BANK DAPAT MENAHAN DOKUMEN-DOKUMEN TSB SAMPAI KLIEN TELAH MEMBAYAR.
2. BANK PENERBIT DAN PENERIMA
BANK PENERBIT MENANDATANGANI L/C UNTUK KEPENTINGAN PENJUAL. L/C DI DALAMNYA MENGANDUNG PERSYARATAN DARI BANK UNTUK MEMBAYAR ATAU MENERIMA ATAU MENEGOSIASIKAN SUATU BILL OF EXCHANGE SEGERA SETELAH DOKUMEN YANG DIPERSYARATKAN DALAM KONTRAK DASAR DIPERLIHATKAN. L/C MENETAPKAN TANGGAL JATUH TEMPO DAN TEMPAT UNTUK MENGAJUKAN
DOKUMEN UNTUK PEMBAYARAN. 3. BANK PENERBIT DAN PENERIMA
BANK PENERBIT MENANDATANGANI L/C UNTUK KEPENTINGAN PENJUAL. L/C DI DALAMNYA MENGANDUNG PERSYARATAN DARI BANK UNTUK MEMBAYAR ATAU MENERIMA ATAU MENEGOSIASIKAN SUATU BILL OF EXCHANGE SEGERA SETELAH DOKUMEN YANG DIPERSYARATKAN DALAM KONTRAK DASAR DIPERLIHATKAN. L/C MENETAPKAN TANGGAL JATUH TEMPO DAN TEMPAT UNTUK MENGAJUKAN
DOKUMEN UNTUK PEMBAYARAN.
Hubungan para pihak
• 4. BANK PENERBIT DAN BANK PENERUS
• HUBUNGANNYA SEPERTI PRINSIPAL DAN AGEN. BANK PENERUS BERTINDAK ATAS
NAMA DAN UNTUK BANK PENERBIT.JIKA BANK PENERUS TELAH MEMBAYAR
SEJUMLAH UANG KEPADA PENERIMA SESUAI DENGAN MANDATNYA, ATAU TELAH MENERIMA SUATU BILL OF EXCHANGE (WESEL) YANG DITARIK OLEH PENERIMA, MAKA IA BERHAK ATAS PEMBAYARAN DARI BANK PENERBIT.
• 5. PENERIMA DAN BANK PENERUS
• TERHADAP PENERIMA, BANK PENERUS SEOLAH-OLAH BERTINDAK SEBAGAI AGEN
DARI BANK PENERBIT. PENERIMA TIDAK BERHAK UNTUK MEMNGGUGAT PENERBIT.
• 6. BANK PENERBIT DAN BANK PENGKONFIRMASI
• JIKA BANK LAIN MENJADI CONFIRMING BANK, YAKNI BANK YANG TURUT
Kebaikan dan Kelemahan Penggunaan L/C
Bank
Kebaikan dan Kelemahan Penggunaan L/C
Bank
1. Penjual/eksportir dapat lebih menggantungkan kepercayaan
pada L/C yang dikeluarkan bank daripada L/C yang
dikeluarkan oleh padagang.
2. Penjual/eksportir menerima pembayaran segera dari bank
pembayar bilamana semua dokumen yang sesuai dengan
syarat L/C diserahkan pada bank pembayar walaupun
pembeli/importir belum menerima dokumen-dokumen
tersebut.
3. Penjual/eksportir dapat menggunakan L/C untuk pembiayaan
selanjutnya seperti
back to back
L/C dan sebagainya.
4. Pembeli/importir biasanya tidak diharuskan menyediakan
dana atau kadang-kadang persentase tertentu saja sampai
barang impor untuk ditebus.
kebaikan
5. Pembeli/importir dapat menggunakan hak pemilikan
atas dokumen-dokumen berdasarkan L/C untuk
memperoleh pembiayaan selanjutnya, yakni
pinjaman-pinjaman pembiayaan kembali (re-financing) dan
sebagainya.
6. Pembeli/importir merasa terjamin bahwa banknya akan
menolak pembayaran kepada penjual/eksportir kecuali
penjual/eksportri telah memenuhi
persyaratan-persyaratan L/C yang telah diminta oleh
1. Biaya-biaya bank yang dikenakan dalam
penggunaan L/C.
2. Waktu yang digunakan dalam memproses
surat-surat yang diperlukan melalui saluran bank-bank.
3. Bank-bank hanya berkepentingan dalam dokumen
saja dan tidak dalam barang-barang.
4. Pembeli/importir tidak mendapat jaminan bahwa
barang-barang yang dipesan dengan harga
tertentu adalah yang sebenarnya yang dikapalkan.
kelemahan
JENIS-JENIS L/C
JENIS-JENIS L/C
UMUM
UMUM
KHUSUS
Jenis-Jenis L/C yang Umum
Jenis-Jenis L/C yang Umum
1. Revocable L/C
•
L/C ini dapat ditarik kembali (revocable) dan tidak mengikat
pihak mana pun. Oleh karena itu L/C ini mengandung risiko
sebab sewaktu-waktu pada saat barang didalam perjalanan
atau sebelum dokumen diajukan atau walaupun dokumen
telah diajukan tetapi belum diadakan pembayaran, dapat
diubah atau dibatalkan sepihak tanpa pengetahuan pihak lain.
•
Jadi pada dasarnya bilamana L/C dibatalkan, maka
2. Irrevocable L/C
•
Dalam L/C ini bank pembuka L/C menyatakan janji yang
tidak dapat ditarik kembali untuk membayar atau
mengaksep wesel yang diajukan dengan
dokumen-dokumen yang sesuai dengan syarat-syarat L/C. L/C ini
dapat diubah atau dibatalkan hanya dengan persetujuan
pihak-pihak yang berkepentingan
•
Bagi importir L/C ini dirasakan kurang luwes apabila
sewaktu-waktu yang bersangkutan menginginkan
perubahan/pembatalan. Bagi eksportir ada jaminan akan
diterimanya pembayaran namun tetap akan tergantung
kepada perjanjian dengan bank eksportir yang
Irrevocable Confirmed L/C
•
Dalam jenis L/C ini pihak-pihak yang terlibat adalah
applicant (importir), issuing bank, beneficiary
(eksportir), advising bank atau confirming bank
•
L/C ini selain diadviskan/diteruskan jeoada
eksportir juga di konfirmasi dan advising bank
dapat bertindak sekaligus jadi confirming bank. Bila
tidak, bank lain bisa dilibatkan sebagai confirming
bank, yakni bank yang mengikatkan diri untuk turut
menjamin dibayarnya L/C tersebut sesuai
Irrevocable Unconfirmed L/C
•L/C ini sama dengan Irrevocable L/C biasa kecuali bahwa L/C ini diadviskan melalui
sebuah bank lain yang tidak menyatakan tambahan penanggunangan kewajiban apa pun atas L/C tersebut.
Bank besar L/C nya diadviskan oleh bank-bank asing tanpa dikonfirmasi (unconfirmed).
< Berati bank tersebut telah cukup dikenal baik kredibilitasnya.>
Bank kecil L/C nya perlu di minta dan dikonfirmasi oleh bank lain yang sudah dikenal baik.
<Berati bank tersebut belum dikenal kredibilitasnya.>
•Pembayaran wesel L/C ini adalah “at sight”, yaitu pembayaran akan dilakukan oleh
Revolving L/C
Revolving L/C adalah suatu L/C yang berdasarkan syarat-syaratnya jumlahnya
diperbaharui atau dinyatakan berlaku kembali secara otomatis tanpa memerlukan perubahan khusus pada L/C tersebut. L/C ini dapat “Revocable” atau “Irrevocable” dan dapat berlaku kembali dalam kaitan “jangka waktu” atau “nilai L/C.
Dikaitkan dengan jumlah atau nilai L/C, maka penggunaan revolving ini dapat bersifat “kumulatif” atau “non-kumulatif”.
Kumulatif : jumlah yang tidak dipergunakan di dalam periode yang berlaku dapt dimasukan ke dalam pengambilan periode berikutnya.
Non-Kumulatif : setiap jumlah L/C yang tidak dipergunakan di dalam setiap periode tidak boleh dihimpun pada periode berikutnya, sehingga sisa yang ada menjadi batal.
Jenis-Jenis L/C yang khusus
Red Clause L/C
•Red Clause adalah dimana seorang pembeli ingin memberikan sejumlah pembayaran dimuka atas suatu L/C kepada beneficiary (eksportir) sebelum diajukannya dokumen-dokumen. Disebut Red Clause karena ditulis dengan tinta merah untuk mearik perhatian atas keunikan sifat L/C ini.
•L/C ini digunakan sebagai suatu cara untuk menyediakan dana bagi penjual (eksportir) sebelum pengapalan dilakukan. Oleh karena itu, L/C ini berguna bagi perantara-perantara dan pedagang di daerah perdagangan yang memerlukan suatu bentuk fasilitas pre-financing (pembiyaan sebelum mengekspor).
•Disebut transferable karena dapat dipindahakan atau dialihkan dari beneficiary asal/pertama kepada satu atau beberapa beneficiary yang lain. L/C hanya dapat diterbirkan oleh bank sebagai “transferable L/C” bilamana ada instruksi khusus dari applicant L/C (importir) tersebut.
•L/C ini hanya dapat ditransfer sekali yang berati bahwa beneficiary kedua tidak boleh memindahkannya lagi ke beneficiary ketiga kecuali ada pernyataan lain yang jelas tercantum di dalam L/C tersebut.
•Penggunaan L/C ini oleh importir dilakukan pembeli/imporitr yang berpergian ke luar negeri untuk melihat-lihat barang dan mengadakan pembelian-pembelian. Pembeli tersebut akan membawa L/C yang transferable dalam perjalanan tersebut dan bila ada pembelian-pembelian makan sebagian dari L/C tersebut akan dipindahkan kepada penjual.
Back to Back L/C
Pada hakikatnya back to back L/C ini merupakan dua L/C yang indentik, kecuali
harganya dan tanggalpengapalan serta tanggal berlakunya L/C.
Jenis L/C ini umumnya digunakan dalam kondisi:
1. Eksportir bukanlah supplier barang-barang ekspor.
2. Eksportir tidak mempunyai dana untuk membayar supplier.
3. Eksportir tidak ingin supplier mengetahui nama importir asli dan harga-harga
barang yang sesungguhnya.
•L/C ini biasanya jatuh tempo di negara bank pembuka L/C. Bank di negara beneficiary
(eksportir) dapat melakukan pembayaran lebih dahulu kepada beneficiary (eksporitir) atau dapat juga menunggu sampai memperoleh reimbursment dari bank pembuka L/C dan baru melakukan pembayaran kepada beneficiary (eksporitr).
•Karena L/C ini jatuh tempo di negara bank pembuka L/C, maka bank bersedia
memberikan fasilitas pembayaran terlebih dahulu kepada beneficiary (eksportir) tersebut dan biasanya karena ada hubungan rekening/pinjaman dengan beneficiary (eksportir).
Negotiable L/C
Suatu L/C disebut Negotiable bilamana beneficiary L/C tersebut dapat mengajukan wesel dan dokumen-dokumen L/C-nya ke bank mana saja yang ia pilih.
L/C ini biasanya jatuh tempo di negara beneficiary. Bank asing yang menegosier dokumen akan melakukan pembayaran lebih dahulu kepada beneficiary (eksportir) atau dapat juga menunggu dahulu
pembayaran dari bank pembuka dan baru kemudian melakukan pembayaran kepada beneficiary.
Restricted L/C
Jangka waktu dan valuta L/C
Jangka waktu L/C
Pada umumnya jangka waktu sebuah L/C dikaitkan dengan jangka waktu pembayaran wesel L/C yang bersangkutan yang lazim dinamakan “tenor” , yang dibedakan dalam :
1. Sight L/C : mengandung syarat pembayaran berjangka “at sight” (segera pada saat diunjuk atau diserahkan)
2. Time L/C / Term L/C / Usance L/C: mengandung syarat pembayaran berjangka yang lebih sering dikenal dengan penggunaan istilah “usance”.
Dalam hal usance L/C ada 2 alternatif syarat pembayaran yang dapat dikaitkan, yakni: a) Negosiasi wesel “at sight”
b) Negoisasi wesel “at usance”
Dalam pengertian L/C usance, apabila tidak diberikan penjelasan-penjelasan atau persyaratan khusus, lazimnya selalu dimaksud L/C berjangka dengan kaitan pembayaran wesel berjangka atau usance tersebut, yang artinya bahwa terhadap penyerahan wesel L/C tersebut tidak dilakukan pembayaran segera
melainkan dilakukan akseptasi (acceptance) yakni menyetujui untuk melakukan pembayaran atas wesel tersebut pada waktu tertentu kemudian, sesuai syarat-syarat L/C.
Jangka waktu atau tenor wesel tersebut lazimnya adalah 30,60,90 sampai 180 hari setelah penunjukan wesel atau tanggal B/L.
Valuta L/C
Valuta L/C adalah jenis mata uang yang dinyatakan dalam L/C. Walaupun valuta US $ merupakan valuta yang paling umum digunakan dalam transaksi ekspor-impor, namun L/C dapat diterbitkan dalam valuta negara lain sesuai dengan asal barang impor.
Mekanisme proses letter
of credit
1