Fakultas Ilmu Komputer
Universitas Brawijaya
901
Pengembangan Sistem Informasi Simpan Pinjam
(Studi Kasus : Koperasi Kencana Sejahtera Baiturrahmah)
Javiera Rahmadhany1, Djoko Pramono2, Welly Purnomo3
Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya Email: 1[email protected], 2[email protected], 3[email protected]
Abstrak
Sistem informasi dapat diterapkan disemua jenis organisasi, tidak terkecuali lembaga keuangan seperti koperasi. Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan Bapak Marzuki S.H selaku ketua Koperasi Kencana Sejahtera Baiturrahmah, ditemukan beberapa masalah yang terjadi dalam kegiatan simpan pinjam. Diantaranya proses pencatatan dan pembuatan laporan transaksi simpan pinjam yang masih manual. Hal ini menyebabkan data menjadi tidak terorganisir dengan baik sehingga menyebabkan data rentan hilang serta menyebabkan kesalahan pencatatan data dan mengganggu proses pembuatan laporan. Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut maka dikembangkanlah sistem informasi simpan pinjam menggunakan metode SDLC Waterfall. Proses analisis kebutuhan menghasilkan 4 aktor dan 14 kebutuhan fungsional. Kemudian dilakukan perancangan menggunakan diagram UML dan diimplementasikan menggunakan pemrograman berorientasi objek dengan kerangka kerja
Codeigniter.Proses pengujian dilakukan dengan melakukan blackbox testing mendapatkan hasil 100% valid, kemudian melakukan pengujian Systen Usability Scale kepada 4 orang pengguna mendapatkan
rata-rata 76.25% , artinya sistem yang dikembangkan masuk dalam kriteria good.
Kata kunci: Sistem Informasi, Waterfall, Pemrograman berorientasi objek
Abstract
Information systems can be applied in all types of organizations, including financial institutions such as cooperatives. Based on an interview with Mr. Marzuki S.H as the head of the Kencana Sejahtera Baiturrahmah Cooperative, it was found that several problems occurred in savings and loan activities. Among them are the process of recording and making savings and loan transaction reports that are still manual. This causes data to be not well organized, causing data to be lost and causing data recording errors and disrupting the reporting process. To solve this problem, an information system was developed using the SDLC Waterfall method. The needs analysis process resulted in 4 aktors and 14 functional requirements. Then the design is carried out using UML diagrams and implemented using object-oriented programming with the Codeigniter framework. The testing process is carried out by doing blackbox testing to get 100% valid results, then testing the Systen Usability Scale on 4 users getting an average of 76.25%, meaning that the system developed into the criteria of good.
Keywords: Informtion System, Waterfall, Object-oriented programming
1. PENDAHULUAN
Dimasa sekarang, penggunaan teknologi informasi pada sebuah organisasi sudah sangat lumrah, efisiensi dan efektifitas yang ditawarkan mendorong organisasi untuk memanfaatkan teknologi informasi dalam memecahkan masalah-masalah yang ada sehingga mendapatkan hasil yang optimal. Teknologi informasi tidak lagi dipandang sebagai pelengkap, akan tetapi sebagai partner strategis
yang membantu organisasi mewujudkan sasaran strategisnya. Adanya sistem informasi di organisasi sangatlah penting, dimana hal ini memudahkan organisasi dalam mengolah data menjadi informasi yang nantinya digunakan untuk membantu pengambilan keputusan di organisasi tersebut.
Sistem informasi dapat diterapkan disemua jenis organisasi, tidak terkecuali lembaga keuangan seperti koperasi. Koperasi Kencana Sejahtera Baiturrahmah yang selanjutnya akan
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya disebut koperasi merupakan lembaga yang bertempat di Dusun Wanasari, Kecamatan Denpasar Utara. Tujuan utama didirikannya koperasi ini adalah untuk membantu perekonomian masyarakat khususnya warga Dusun Wanasari. Sejak didirikan tahun 2019, koperasi ini telah mempunyai ribuan anggota aktif, dimana terdapat dua kegiatan inti pada koperasi ini yaitu kegiatan simpan dan pinjam. Terdapat tiga jenis simpanan, yaitu simpanan pokok yang dibayarkan calon anggota untuk menjadi anggota koperasi, simpanan wajib yang dibayarkan seluruh anggota setiap bulannya dan simpanan sukarela. Untuk kegiatan pinjaman, anggota dapat meminjam dan mengembalikan sejumlah uang dengan jaminan yang disepakati bersama oleh pengurus dan anggota koperasi tanpa harus membayar denda ketika terlambat melakukan pembayaran angsuran.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan Bapak Marzuki S.H selaku ketua koperasi, ditemukan beberapa masalah yang terjadi dalam kegiatan operasional koperasi sehari-hari. Diantaranya proses pencatatan dan pembuatan laporan transaksi simpan pinjam yang masih manual menggunakan buku milik koperasi kemudian catatan tersebut direkap untuk dibuat laporan transaksi simpan pinjam harian maupun bulanan. Hal ini menyebabkan data menjadi tidak terorganisir dengan baik sehingga menyebabkan data rentan hilang serta menyebabkan kesalahan pencatatan data seperti kesalahan perhitungan sisa pinjaman anggota. Hal ini membuat pengurus koperasi kewalahan dalam kegiatannya sehari-hari dikarenakan harus memperbaiki data yang salah pada saat melakukan perekapan.
Berdasarkan permasalahan diatas, diperlukan adanya pengembangan sistem informasi simpan pinjam yang dapat menangani aktivitas operasional di Koperasi, khususnya proses pencatatan dan pelaporan kegiatan transaksi simpan pinjam. Diharapkan dengan adanya sistem informasi ini nantinya akan dapat membantu pihak Koperasi dalam melakukan pencatatan dan pelaporan transaksi simpan pinjam. Sistem Informasi ini akan dikembangkan dengan menggunakan metode
Software Development Life Cycle (SDLC) model Waterfall serta pendekatan berbasis objek.
2. DASAR TEORI 2.1. Sistem Informasi
Sistem informasi merupakan gabungan dari orang, perangkat keras dan perangkat lunak yang terintegrasi yang berfungsi untuk mengumpulkan data dan mengubahnya menjadi informasi yang berharga dengan prosedur-prosedur dalam prosesnya dan juga membedakan antara data dan informasi. Data merupakan bahan mentah dan informasi merupakan data yang dihasilakan dari berbagai proses (Hasan, 2018). Sedangkan (Sarosa, 2017) berpendapat bahwa sistem informasi adalah organisasi yang menyediakan proses dan informasi berkualitas yang diperlukan bagi stakeholder yang tujuannya membantu perusahaan menjalankan fungsi utamananya menjadi lebih efektif dan efisien.
2.2. Waterfall
Model pengembangan waterfall ini merupakan model sekuensial-linier dimana tahapannya dijalankan secara berurutan dari tahapan pertama hingga terakhir, dimana tahapan selanjutnya baru dapat dijalankan setelah tahap sebelumnya selesai dilaksanakan. Dokumentasi yang dihasilkan pada tiap tahapannya membuat proses pengembangan selanjutnya menjadi lebih mudah (Sukamto & Shalahuddin, 2018). Ilustrasi model
waterfall dapat dilihat pada Gambar 1 dimana
terdapat 5 fase utama yaitu :
(1) Analisis kebutuhan, merupakan tahap pertama dimana proses pendefinisian kebutuhan user dilakukan. Sistem lama yang berjalan dianalisis agar diketahui kekurangannya sehingga dapat dilakukan perbaikan pada sistem yang baru.
(2) Desain, merupakan tahapan yang berfokus pada desain sistem informasi, termasuk didalamnya struktur data, arsitektur sistem informasi, masukan dan keluaran sistem informasi serta perancangan antarmuka dan basis data.
(3) Pengkodean, merupakan tahapan dimana hasil pada tahap desain diimplementasikan kedalam bahasa pemrograman yang sesuai.
(4) Pengujian, merupakan tahapan dimana sistem informasi yang dihasilkan diuji untuk memastikan fungsi yang ada sesuai dengan kebutuhan pengguna.
(5) Maintenance, merupakan tahapan dimana error pada sistem informasi diperbaiki dan fitur baru dikembangkan. Ketika ada
perubahan pada sistem, tahapan ini mengulang proses pengembangan sistem
Gambar 1. Ilustrasi Waterfall
2.3. Analisis dan Desain Berorientasi Objek Fase analisis sistem merupakan fase dimana kita sebagai peneliti atau pengembang menganalisis sistem lama yang masih berjalan dalam suatu organisasi kemudian mencari alternatif solusi bagaimana sistem tersebut dapat dikembangkan dan mendokumentasikan fitur yang akan diimplementasikan pada sistem baru yang diwujudkan dalam bentuk perancangan. Desain sistem merupakan fase merancang sistem informasi dimana output utama dari fase ini adalah dukementasi yang akan memuat hal berikut diantaranya: input dan output sistem, pengolahan dan struktur data, keamanan dan pengujian sistem serta rencana implementasi sistem (Sukamto & Shalahuddin, 2018).
Anaisis berorientasi objek merupakan fase untuk menganalisis kebutuhan sistem informasi kedalam konsep pemrograman berorientasi objek. Desain berorientasi objek merupakan fase untuk menransformasikan kebutuhan sistem informasi kedalam bentuk permodelan agar mudah untuk diimplementasikan. Kedua aktivitas ini biasanya berjalan bersamaan dan didokumentasikan menggunakan UML (Unified
Modeling Language).
3. METODELOGI
Dalam penelitian ini terdapat 7 tahapan yang dapat dilihat pada Gambar 2. Tahap pertama dari penelitian ini yaitu melakukan studi literatur penelitian terdahulu berkaitan dengan permasalahan yang menjadi fokus penelitian dan juga teori-teori yang berkaitan dengan solusi sistem informasi yang akan dibangun seperti. sistem informasi, waterfall, analisis dan desain berorientasi objek. Tahapan kedua dari penelitian ini yaitu melakukan pengumpulan data dengan wawancara kepada pihak yang berkaitan dalam hal ini Bapak Marzuki, SH selaku ketua Koperasi untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan oleh penulis. Hal ini dilakukan agar penulis mengetahui kegiatan apa saja yang dilakukan, serta untuk memperoleh data yang akurat serta relevan agar dapat
menghasilkan suatu sistem yang sesuai kebutuhan. Wawancara yang dilakukan dengan teknik wawancara terstruktur yaitu melalui pertanyaan-pertanyaan yang telah disiapkan sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti.
Tahapan ketiga dari penelitian ini yaitu analisis kebutuhan dimana data yang diperoleh dari tahap sebelumnya diubah menjadi kebutuhan yang akan dipenuhi pada sistem yang akan dibuat. Proses bisnis yang berjalan di Koperasi dianalisis dan dihasilkan rekomendasi proses bisnis baru menggunakan Bussiness
Process Modeling Notation Aktor yang terlibat
dan tugas dari aktor tersebut juga dijabarkan melalui use case diagram dan use case scenario. Selanjutnya dilkukan validasi kebutuhan sistem informasi dengan membuat dokumen kebutuhan sistem yang akan divalidasi dan ditandatangani oleh pihak Koperasi
Gambar 2. Metodelogi Penelitian Tahapan keempat dari penelitian ini adalah perancangan sistem. Kebutuhan yang sudah didefinisikan dirancang dengan membuat
sequence diagram dan class diagram. Basis data
pada sistem yang akan dibangun juga dirancang menggunakan teknik physical data model serta dibuat juga rancangan user interface. Tahapan kelima dari penelitian ini adalah implementasi sistem. Rancangan yang telah dibuat pada tahap sebelumnya diimplemetasikan kedalam Bahasa pemrograman web menggunakan framework
Codeigniter yang menggunakan konsep Model-View-Controller (MVC) dan pendekatan
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya berorientasi objek. Rancangan basis data pada tahap sebelumnya juga diimpementasikan kedalam RDBMS yaitu MySQL.
Tahapan keenam dari penelitian ini adalah pengujian sistem dengan menguji fungsionalitasnya menggunakan teknik
black-box testing untuk memvalidasi apakah fitur yang
ada pada sistem sudah sesuai dengan kebutuhan pengguna dengan cara membuat test case yang akan diujikan kepada aktor yang terlibat dengan sistem. Setelah itu peneliti juga akan melakukan pengujian SUS untuk mengetahui tingkat
usability sistem dengan cara memberikan
kuisioner SUS kepada pengguna dan selanjutnya menghitung skor yang didapatkan dari kuisoner tersebut. Tahapan terakhir dari penelitian ini adalah menarik kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan serta membuat saran yang berguna untuk penelitian selanjutnya.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Kebutuhan
Tahap awal dalam fase analisis kebutuhan adalah dengan wawancara kepada Bapak Marzuki, SH selaku ketua Koperasi. Wawancara dilakukan dengan teknik wawancara terstruktur yaitu melalui pertanyaan-pertanyaan yang telah disiapkan sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti. Selanjutnya menganalisis proses bisnis yang ada (as-is) kemudian dibuatkan rekomendasi proses bisnis baru (to-be) untuk menyelesaikan masalah yang terdapat pada proses bisnis sebelumnya dan menjadi dasar dari sistem yang akan dibangun. Proses bisnis tersebut dimodelkan menggunakan Bussiness
Process Modeling Notation (BPMN). Setelah
dilakukan wawancara, ditemukan bahwa Koperasi mempunyai empat proses bisnis utama yang ada dalam kegiatan simpan pinjam, yaitu pendaftaran anggota Koperasi, simpanan anggota Koperasi, pinjaman anggota Koperasi dan angsuran pinjaman anggota Koperasi. Pada saat melakukan analisis proses bisnis saat ini ditemukan masalah diantaranya adalah proses pencatatan data simpanan anggota yang masih dilakukan secara manual yaitu ditulis pada buku dapat dilihat pada Gambar 3. Hal ini menyebabkan risiko kehilangan data dan ketika ada kesalahan pencatatan akan mengganggu proses pembuatan laporan.
Gambar 3. Proses Bisnis As-is Pencatatan Simpanan Anggota
Dengan ditemukannya permasalahan diatas, dihasilkan solusi berupa rekomendasi proses bisnis, dimana dalam rekomendasi proses bisnis ini sudah ada sistem informasi yang mendukung kegiatan simpanan anggota Koperasi. Data simpanan anggota sudah tersimpan dalam
database dan ketika ada kesalahan data tidak
mengganggu proses pembuatan laporan. Diharapkan dengan adanya sistem ini dapat mengatasi risiko kehilangan data. Rekomedasi proses bisnis dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Proses Bisnis To-be Pencatatan Simpanan Anggota
Setelah melakukan analisis proses bisnis, selanjutnya adalah mendefinisikan siapa saja aktor yang terlibat dalam sistem yang akan dibangun dan fungsi apa saja yang ada dalam sistem yang dapat dilakukan oleh aktor tersebut. Terdapat 4 aktor pada sistem ini yaitu Ketua Koperasi, admin, Petugas Simpanan dan Petugas Kredit serta mmpunyai 14 fungsionalitas secara keseluruhan. Fungsionalitas tersebut kemudian dimodelkan dalam bentuk use case diagram yang dapat dilihat pada Gambar 5 dan dijabarkan menggunakan use case scenario yang dapat
dilihat pada Tabel 2
Gambar 5. Potongan Use Case Diagram Tabel 1. Use Case Scenario Transaksi Simpanan
Anggota Kode Kebutuhan KF-SP-004 Use Case Name Mencatat Transaksi Simpanan Anggota
Aktor Petugas Simpanan
Objective Aktor dapat mencatat
transaksi simpanan anggota koperasi
Pre-condition
Aktor terautentikasi sebagai petugas simapanan dan sistem menampilkan halaman
dashboard
Main Flow 1. Aktor memilih menu
“simpanan” dan menekan
dropdown menu “Transaksi Simpanan” 2. Sistem menampilkan
form untuk mencatat transaksi setoran simpanan anggota 3. Aktor menginputkan
nama anggota pada form dan menekan tombol Enter pada keyboard 4. Sistem menampilkan
informasi yang terdapat pada anggota tersebut 5. Aktor menginputkan
jumlah setoran lalu
menekan tombol
“Simpan”
6. Sistem memvalidasi data yang terdapat pada form tersebut dan menyimpan data pada database lalu mencetak bukti setoran simpanan anggota Alternative
flow
1. Data jumlah setoran =0 2. SIstem menampilakan
pesan pop-up yang menyatakan bahwa proses pencatatan transaksi gagal
Post-condition
Data transaksi simpanan anggota tersimpan dalam
database sistem dan anggota
mendapatkan bukti setoran simpanan
4.2. Perancangan dan Implementasi
Setelah proses analisis kebutuhan dilakukan, tahapan selanjutnya adalah merancang sistem. Pada tahap perancangan, sistem dirancang menggunakan sequence diagram, class diagram,
physical data diagram dan perancangan
antarmuka. Gambar 6 merupakan sequence
diagram dari use case mencatat transaksi
simpanan anggota
Dalam perancangan menggunakan class diagram menghasilkan 9 kelas controller yaitu
kelas “Dashboard_controller”,
“Pengurus_controller”, “TransAng_controller”, “Auth_controller”, “Pengajuan_controller”, “Laporan_controller”, “Anggota_controller”,
“Pinjaman_controller” dan
“TransSimp_controller”. Selain itu dihasilkan juga 8 kelas model yaitu “Auth_model”, “TransSimp_model”, “Pengurus_model”, “Anggota_model”, “Pengajuan_model”, “TransAng_model”, “Laporan_model” dan “Pinjaman_model. Perancangan basis data menggunakan physical data model
menghasilkan 6 tabel yang dapat dilihat pada Gambar 7. Proses terakhir dalam tahap perancangan adalah merancang antarmuka sistem sebagai acuan untuk tahap implementasi. Pada Gambar 8 menunjukan sketsa rancangan halaman transaksi simpanan.
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
Gambar 6. Sequence Diagram Mencatat Transaksi Simpanan Anggota.
Gambar 7. Rancangan Basis Data
Gambar 8. Rancangan Antarmuka Halaman Transaksi Simpanan
Setelah melakukan tahapan perancangan sistem, tahapan selanjutnya adalah tahap mengimplementasikan hasil rancangan yang dibuat ke dalam Bahasa pemrograman web menggunakan pemrograman berbasis objek dengan kerangka kerja Codeigniter dan basis data MySQL .Hasil implementasi halaman transaksi simpanan dapat dilihat Pada Gambar 9
Gambar 8. Implementasi Halaman Transaksi Simpanan
4.3 Pengujian Sistem
Dalam proses pengujian, peneliti menguji dengan teknik Black-box, pengujian ini dilakukan dengan menguji semua use case
scenario yang ada pada sistem ini baik main-flow ataupun alternative-main-flow untuk mengamati output yang dihasilkan oleh fungsionalitas
sistem valid atau tidak. Dari pengujian ini didapatkan hasil bahwa semua fungsionalitas sistem sesuai dengan output yang diinginkan pengguna atau. 100% valid. Contoh pengujian
Black-box dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Pengujian Black-box Kode Kebutuhan KF-SP-004 Use Case Name Mencatat Transaksi Simpanan Anggota Scenario Main-flow Prosedur Pengujian
1. Aktor memilih menu
“simpanan” dan
menekan dropdown
menu “Transaksi Simpanan”
2. Aktor menginputkan nama anggota pada form dan menekan tombol Enter pada keyboard 3. Aktor menginputkan
jumlah setoran > 0 lalu
menekan tombol
“Simpan” Hasil Yang
Diharapkan
Sistem mencetak bukti setoran simpanan anggota Hasil
Pengujian
Sistem mencetak bukti setoran simpanan anggota Status Valid
Pengujian selanjutnya adalah memberikan kuisioner System Usability Scale yang berjumlah 10 pertanyaan kepada 4 karyawan Koperasi untuk diberikan penilaian. Penilaian pada kuisioner menggunakan skala likert yang dimulai dari rentang skala 1 yaitu sangat tidak setuju, 2 yaitu tidak setuju, 3 yaitu ragu-ragu, 4
yaitu setuju dan 5 yaitu sangat tidak setuju. Rata-rata pengujian menggunakan SUS diperoleh hasil sebesar 76,25 yang mana skor tersebut menunjukan bahwa sistem informasi simpan pinjam termasuk dalam kategori good.
5. KESIMPULAN DAN SARAN
Setelah semua rangkaian penelitian selesai dilakukan, peneliti menyimpulkan bahwa dalam proses analisis kebutuhan sistem informasi simpan pinjam, peneliti melakukan pemodelan proses bisnis yang berjalan pada koperasi dan menghasilkan rekomendasi proses bisnis baru yang menjadi acuan dalam pembuatan sistem informasi simpan pinjam. Pada proses ini peneliti juga mengidentifikasi aktor yang nantinya terlibat dalam sistem informasi ini dan menjabarkan fungsionalitas apa saja yang bisa dilakukan oleh aktor tersebut dalam sistem menggunakan use case diagram dan use case
scenario. Hasil dari proses ini yaitu terdapat 4
aktor dan 14 fungsionalitas sistem.
Pada proses perancangan sistem informasi simpan pinjam, peneliti menggunakan sequence
diagram untuk mendeskripsikan bagaimana alur
sistem informasi bekerja menjalankan fungsionalitas-fungsionalitasnya. Dalam perancangan menggunakan sequence diagram menghasilkan 14 diagram berdasarkan use case yang dibuat. Penliti juga menggunakan class
diagram untuk mendeskripsikan class yang akan
dibangun dan menghasilkan 9 kelas controller dan 8 kelas model. Peneliti menggunakan
physical data model untuk merancang basis data
untuk sistem informasi simpan pinjam dan menghasilkan 6 tabel basis data. Pada proses ini dirancang juga antarmuka sistem informasi. Dalam proses implementasi, peneliti mengimplementasikan rancangan kedalam Bahasa pemrograman menggunakan kerangka kerja Codeigniter dan mengimplementasikan basis data kedalam Relational Database
Management System yaitu MySQL.
Pada proses pengujian sistem informasi simpan pinjam, peneliti menggunakan teknik
Black-Box testing untuk menguji fungsionalitas
dari sistem informasi. Hasil yang didapatkan dari pengujian ini adalah 100% valid. Peneliti juga memberikan kuisoner SUS kepada karyawan Koperasi untuk menilai tingkat usability dari sistem informasi. Hasil yang didapatkan dari kuisioner SUS adalah 76,25 dimana angka tersebut menunjukan bahwa sistem informasi masuk dalam kriteria good
Saran untuk penelitan selanjutnya adalah mengimplementasikan sistem informasi simpan pinjam menggunakan Bahasa pemrograman lain yang mendukung object-oriented seperti Java. Peneliti kesulitan mentransformasikan rancangan sequence dan class diagram kedalam kerangka kerja Codeigniter yang berbasis PHP karena Bahasa pemrograman tersebut tidak sepenuhnya object-oriented yang menyebabkan hasil implementasi menjadi agak berbeda dari perancangan sistem. Implementasi menggunakan Java akan memudahkan proses transformasi rancangan dan membuat hasil rancangan dan implementasi menjadi sinkron. 6. DAFTAR PUSTAKA
Anggoro, D., Umar, M. D., Vinanty, E. & Danajaya, D., 2015. Rancangan Sistem Informasi Koperasi Simpan Pinjam Guru Dan Pegawai Pada Koperasi SMK Manggala Tangerang. Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi, pp. 213-222.
Astuti, D. & Devitra, J., 2017. Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi Simpan Pinjam Pada Koperasi Pegawai Negeri Iain Sultan Thaha Saifuddin Jambi. Jurnal Manajemen Sistem Informasi, 2(2), pp. 513-532.
Brooke, J., 2013. SUS: A Retrospective. Journal of Usability Studies, 8(2), pp. 29-40. Hanifah, U., Alit, R. & Sugiarto, 2016.
Penggunaan Metode Black Box Pada Pengujian Sistem Informasi Surat Keluar Masuk. SCAN, XI(2), pp. 33-39.
Hasan, F. F., 2018. A Review Study of Information Systems. International Journal of Computer Applications, 179(18), pp. 15-19.
Istiono, W., Hijrah & Sutarya, 2016. Pengembangan Sistem Aplikasi Penilaian dengan Pendekatan MVC dan Menggunakan Bahasa PHP dengan Framework Codeigniter dan Database MYSQL pada Pahoa College Indonesia. Jurnal TICOM, 5(1), pp. 53-59.
Ramdhani, A. M., 2015. Pemodelan Proses Bisnis Sistem Akademik Menggunakan Pendekatan Business Process Modelling Notation (BPMN) (Studi Kasus Institusi Perguruan Tinggi XYZ). Jurnal Informasi, VII(2), pp. 83-93.
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya Sarosa, S., 2017. Metodologi Pengembangan
Sistem Informasi. I ed. Jakarta: Indeks. Sukamto, A. R. & Shalahuddin, M., 2018.
Rekayasa Perangkat Lunak Terstruktur dan Berorientasi Objek. Revisi ed. Bandung: INFORMATIKA.