• Tidak ada hasil yang ditemukan

(1)PROSIDING SENTRINOV Vol

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "(1)PROSIDING SENTRINOV Vol"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

PROSIDING SENTRINOV Vol. 001, Tahun 2015 | ISSN: 2477 – 2097

66

SISTEM MONITORING SUHU DAN KELEMBABAN

SECARA REALTIME PADA PENGERING GABAH

BERBASIS WIRELESS SENSOR NETWORK

Iqbal Istiqobudi, Yama Fresdian Dwi Saputro,

Amin Suharjono,

Sidiq Syamsul Hidayat, Abu Hasan

Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Semarang Email : sidi sh@poli es.a .id

ABSTRAK

Jaringan sensor nirkabel adalah teknologi nirkabel yang terdiri dari kumpulan node sensor yang tersebar di suatu area tertentu. Potensi jaringan sensor nirkabel dalam bidang teknologi misal dalam monitoring suhu pada alat pengering gabah. Maka dari itu perlu dilakukan monitoring suhu dan kelembaban pada alat tersebut guna menghasilkan gabah yang berkualitas baik yang tentunya akan berpengaruh pada angka produksi gabah para petani. Tugas akhir ini bertujuan untuk memonitoring suhu dan kelembaban pada alat pengering gabah berbasis JSN. Dengan memonitoring parameter suhu dan kelembaban di dalam alat dengan komunikasi WiFi Shield dan server yang akan disajikan secara realtime dan akurat pada interface website guna mengoptimalkan kinerja pengering gabah tersebut, agar dapat menghasilkan kualitas gabah yang baik. Selain itu juga bertujuan menganalisa QoS jaringan yang digunakan antara WiFi Shield dan access point yang terhubung dengan server dengan 6 skenario lokasi pengujian agar sistem bekerja dengan optimal. Tugas akhir ini tidak membahas rancang bangun node sensor, namun ditekankan pada komunikasi node koordinator dengan server. Pengujian yang dilakukan pada penelitian ini dengan meletakkan node koordinator pada lokasi pengering gabah berada kemudian access point dan server pada skenario 6 lokasi yang berbeda. Hasil pengujian didapatkan rata-rata QoS terbaik pada skenario lokasi ke 3 dengan delay 103,904 ms , jitter 153,917 ms, packet loss 0% dan throughput 1239,920 bps. Variasi penghalang pada lokasi pengujian mempengaruhi nilai rata-rata QoS yang diperoleh.

Kata kunci : JSN, monitoring, realtime, NLOS, suhu, kelembaban, QoS.

ABSTRACT

Wireless sensor network is wireless technology consisting of a collection of node sensors spread in an area certain.Potential wireless sensors network in technology the internet monitoring temperature on a dryer grain.Therefore needs to be done monitoring temperatures and humidity on a the to produce grain good quality which is certainly would affect at approximately production grain farmers.Duty the end of aims to on the monitoring of the temperatures and humidity on a dryer grain based JSN. With parameter monitor temperatures and humidity in a tool with communication wifi shield and server that will be presented in disallow module loading and accurate on interface website in order to optimize dryer the performance of grain, in order to producing quality of grain good.It also aims to analyze qos tissue used between wifi shield and access point connected with the server with 6 scenario the testing so that the system works with optimal. Duty end of this do not provide designed wake up node sensors, but was focused on communication node coordinator with the server.Tests carried out in this study by putting node coordinator on the site of dryer grain be then access point and server on scenario 6 different locations.The results of testing obtained the average QoS best in scenario location to 3 delay 103,904 ms, jitter 153,917 ms, packet loss 0 % and throughput 1239,920 bps.Variation a barrier on the site of testing affect the average score QoS obtained.

(2)

PROSIDING SENTRINOV Vol. 001, Tahun 2015 | ISSN: 2477 – 2097

67

PENDAHULUAN

Pada masa sekarang ini perkembangan teknologi memungkinkan layanan komunikasi jarak jauh tanpa menggunakan kabel yang disebut dengan teknologi nirkabel. Teknologi nirkabel dewasa ini telah merambah ke segala aspek kehidupan manusia dari bidang industri hingga ke rumah tangga. Salah satu teknologi nirkabel yang sedang popular adalah jaringan sensor nirkabel (JSN). Jaringan sensor nirkabel adalah teknologi nirkabel yang terdiri dari kumpulan node sensor yang tersebar di suatu area tertentu.

Permasalahan utama yang dihadapi petani padi pasca panen adalah pengeringan gabah. Hal ini merupakan akibat dari pemanasan global yang menyebabkan tidak menentunya kondisi cuaca. Akibatnya sering terjadi hujan pada musim panen raya yang menyebabkan tertundanya proses pengeringan gabah yang berdampak pula pada angka produksi dari gabah tersebut.

Pengeringan gabah saat ini masih menggunakan cara tradisional (dijemur). Meskipun dari segi ekonomis memiliki biaya produksi yang murah, namun hasil yang dihasilkan rendah karena proses pengeringannya tidak sempurna. Sementara pengeringan gabah dengan alat berbahan bakar fosil yang tidak bergantung pada cuaca dinilai kurang optimal dikarenakan biaya operasional (pengadaan bahan bakar) yang tinggi. Selain itu pengontrolan temperatur, tingkat kadar air, dan kelembaban yang sesuai sulit dilakukan. Akibatnya beras yang dihasilkan berkualitas rendah, mudah pecah dan hancur saat digiling.

(3)

PROSIDING SENTRINOV Vol. 001, Tahun 2015 | ISSN: 2477 – 2097

68

dengan server yang berhubungan dengan sistem monitoring yang akan dibangun. Yang kemudian hasil dari monitoring suhu tersebut digunakan untuk acuan dalam hal menstabilkan suhu pengeringan dan laju gabah pada mesin untuk menghindari over drying. Sehingga dapat menghasilkan kualitas gabah yang bagus.

Perlunya monitoring suhu dan kelembaban pada alat pengering gabah tersebut adalah untuk mengoptimalkan fungsi alat pengering gabah agar mencapai kelembaban yang ideal untuk gabah, yaitu pada range 12%-14% kelembaban. Ukuran tersebut adalah standar untuk kelembaban gabah yang baik untuk disimpan selama 3 bulan. Apabila kelembaban gabah berada di bawah range tersebut maka akan menyebabkan gabah mudah hancur. Dan apabila kelembaban gabah berada diatas standar akan mengakibatkan gabah menjadi terlalu lembek. Maka dari itu perlu dilakukan monitoring suhu dan kelembaban pada alat tersebut guna mengoptimalkan kinerja alat pengering gabah agar dapat menghasilkan gabah yang berkualitas baik yang tentunya akan berpengaruh pada angka produksi gabah para petani.

LANDASAN TEORI Teknologi JSN

Jaringan sensor nirkabel yang disingkat dengan JSN merupakan suatu infrastruktur yang terdiri dari pengukuran (measuring), penghitungan (computing), dan komunikasi antar elemen

yang dapat memberikan informasi kepada administrator mengenai kemampuan dalam

pengukuran suatu instrumentasi, observasi, dan reaksi terhadap lingkungan sekitar. Administrator

yang dimaksud adalah civil, governmental, commercial, atau suatu industri. Sementara itu, ruang

lingkup JSN adalah lingkungan alam sekitar, biological system atau kesehatan, dan information technology (IT). Pengembangan aplikasi JSN dapat digunakan sebagai pengumpulan

data, sistem monitoring, serta sistem kontrol dan aktivasi. (Kazem et al., 2007). Mikrokontroller DFRobot Leonardo

Mikrontroller adalah komputer kecil dengan prosessor dan memori yang terbatas dimana dapat difungsikan sebagai pengontrol. Salah satu mikrokontroller yang didesain untuk memberikan kemudahan dalam mengisikan program adalah Arduino. (Kimko et al, 2011).

Mikrokontroller Dfrobot Leonardo adalah jenis dari mikrokontroller Arduino Leonardo yang berbasis Atmega32u4. Dfrobot Leonardo ini dilengkapi dengan xbee socket, memiliki 20 digital

pin input dan output.

Mikrokontroller Arduino Mega2560

Selain DFRobot Leonardo, mikrokontroller yang digunakan pada node koordinator adalah

arduino mega2560 yang merupakan board berbasis mikrokontroller ATMega328. Board ini

memiliki 54 digital input / output pin (dimana 15 pin dapat digunakan sebagai output PWM),

(4)

PROSIDING SENTRINOV Vol. 001, Tahun 2015 | ISSN: 2477 – 2097

69

difungsikan untuk input komponen analog, sedangkan pin I/O digital dapat difungsikan sebagai

pin input atau pin output komponen digital. Arduino WiFi Shield CC3000

Arduino WiFi Shield adalah perangkat keras yang berfungsi untuk komunikasi. Dengan

menggunakan WiFi Shield ini memungkinkan arduino terkoneksi ke internet dengan

menggunakan spesifikasi wireless (WiFi) yang sudah terdapat pada arduino WiFi Shield tersebut

yaitu HDG104 system in-package. WiFi Shield ini dapat terhubung ke jaringan nirkabel yang

beroperasi sesuai spesifikasi 802.11b dan 802.11g. Arduino WiFi Shield ini dilengkapi dengan header panjang di bawahnya, sehingga untuk penggunaannya hanya tinggal ditumpuk pada

bagian atas arduino. Selain itu pada WiFi Shield ini terdapat slot kartu microSD yang dapat

digunakan untuk menyimpan file untuk melayani melalui jaringan. Pembacaan slot microSD onboard ini diakses melalui SD Library.

Konsep Dasar Propagasi Gelombang Radio

Mekanisme peristiwa di balik propagasi gelombang elektromagnetik bermacam-macam, tetapi secara umum dapat dikelompokkan menjadi 3, diantaranya adalah sebagai berikut. (Rappaport, 2002)

a. Refleksi atau pantulan

Pantulan terjadi ketika gelombang elektromagnetik yang merambat kemudian menyentuh obyek yang sangat besar dibandingkan dengan panjang gelombangnya. Pantulan ini terjadi pada permukaan bumi dan pada bangunan atau dinding suatu bangunan.

b. Difraksi

Peristiwa difraksi secara umum adalah pergerakan gelombang yang dekat dengan permukaan bumi, yang cenderung mengikuti pola permukaan bumi. Difraksi terjadi ketika jalur hubungan radio antara pemancar dan penerima terhalang oleh permukaan benda yang memiliki ketidakteraturan yang tajam (dalam hal tepi-tepi permukaan).

c. Pemencaran (scattering)

Peristiwa pemancaran gelombang terjadi ketika media tempat gelombang selama menempuh perjalan propagasi, terdiri dari objek-objek yang ukurannya kecil dibandingkan dengan panjang gelombang yang berjalan. Gelombang-gelombang yang terpencar dihasilkan oleh permukaan yang kasar, objek-objek yang ukurannya kecil atau penyebab lain yang menimbulkan ketidakteraturan dalam hal jalur lintasan gelombang. Teknologi Jaringan WLAN

Jaringan WLAN memiliki beberapa stadarisasi antara lain 802.11b, 802.11a, 802.11g, dan 802.11n. Namun dalam perancangan ini penulis hanya menggunakan standarisasi 802.11b dan 802.11g karena WiFi Shield yang digunakan hanya mendukung standarisasi dari 802.11b dan

(5)

PROSIDING SENTRINOV Vol. 001, Tahun 2015 | ISSN: 2477 – 2097

70

QoS adalah kemampuan suatu jaringan untuk menyediakan layanan yang baik dengan menyediakan bandwith, mengatasi jitter dan delay. Parameter QoS adalah latency, jitter, packet loss, throughput. QoS sangat ditentukan oleh kualitas jaringan yang digunakan. Terdapat

beberapa faktor yang dapat menurunkan nilai QoS, seperti : redaman, distorsi, dan noise (Fatoni,

2011).

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM Arsitektur Sistem

Arsitektur pada tugas akhir ini ditekankan pada sistem monitoring suhu dan kelembaban seperti dapat dilihat pada Gambar 1 Tidak membahas rancang bangun sensor pada pengering gabah dan komunikasi antar node. Arsitektur yang ditekankan oleh penulis adalah monitoring

suhu dan kelembaban secara realtime dengan komunikasi WiFi shield yang outputnya

menggunakan website. Arsitektur ini menggunakan topologi star, dimana node koordinator

berkomunikasi dengan server melalui access point.

Data suhu dan kelembaban yang berasal dari node sensor akan diterima oleh node

koordinator. Pada node koordinator ini data sensor – sensor tersebut akan di kelompokkan sesuai

(6)

PROSIDING SENTRINOV Vol. 001, Tahun 2015 | ISSN: 2477 – 2097

71

pada sisi server terdapat access point untuk penyedia jaringan komunikasi data pada sistem yang

dibangun.

Data yang diterima klien dari node koordinator akan masuk ke dalam database yang telah

disediakan. Di dalam database terdapat tabel-tabel untuk setiap node dan dilamanya berisi data

suhu dan kelembaban yang berasal dari node koordinator. Kemudian dari data tersebut

selanjutnya akan di tampilkan dalam web yang telah di desain sebelumnya. Pada web tersebut akan tampil tabel data suhu dan kelembaban tersebut disertai grafik secara realtime.

Gambar 1. Arsitektur Sistem

Perencanaan Hardware

Secara umum, perangkat keras dalam sistem jaringan yang dibangun terdiri dari Mikrokontroller (Arduino Mega 2560 dan DFRobot Leonardo), Xbee series 2, WiFi Shield

CC3000, Access Point, dan server. Server merupakan perangkat fisik yang berhubungan langsung

dengan pengguna/user berupa personal computer (PC). Rangkaian mikrokontroller

Terdapat 2 buah mikrokontroller pada arsitektur yang dibangun oleh penulis, yaitu arduino mega 2560 dan Arduino DFRobot Leonardo. Mikrokontroller ini terletak pada node koordinator

dimana kedua modul mikrokontroller arduino ini saling berhubungan dengan menggunakan komunikasi serial.

Mikrokontroller DFRobot Leonardo

Salah satu mikrokontroller yang digunakan pada node koordinator adalah Dfrobot

Leonardo yang merupakan single-board microcontroller berbasis open-source, dilengkapi

dengan Xbee shield sehingga sangat mendukung teknologi JSN. Pemahaman pin I//O pada

Dfrobot Leonardo harus diperhatikan supaya mikrokontroller pada sistem monitoring suhu dan kelembaban berjalan dengan baik. Pin analog difungsikan untuk input komponen analog,

termasuk sensor, sedangkan digital pin I/O dapat difungsikan sebagai pin input atau pin output

(7)

PROSIDING SENTRINOV Vol. 001, Tahun 2015 | ISSN: 2477 – 2097

72

Gambar 2. Konfigurasi pin Dfrobot Leonardo

(sumber : www.dfrobot.com)

Mikrokontroller Arduino Mega 2560

Mikrokontroller yang digunakan pada node koordinator adalah arduino mega 2560 yang merupakan board berbasis mikrokontroller ATMega328. Board ini memiliki 54 digital input / output pin (dimana 15 pin dapat digunakan sebagai output PWM), dan 16 input analog. Board ini dapat dilengkapi dengan Xbee shield sehingga mendukung untuk teknologi wireless sensor network. Pemahaman pin I//O pada Arduino Mega harus diperhatikan supaya mikrokontroller

pada sistem monitoring suhu dan kelembaban berjalan dengan baik. Pin analog difungsikan untuk input komponen analog, sedangkan digital pin I/O dapat difungsikan sebagai pin input atau pin output komponen digital.

Konfigurasi WiFI Shield CC3000

WiFi shield CC3000 dapat terhubung ke jaringan nirkabel dengan ketentuan harus sesuai dengan spesifikasi operasi pada protokol 802.11b dan 802.11g. Pada shield tersebut terdapat slot

kartu micro-SD yang dapat digunakan sebagai tempat penyimpanan (storage). Shield ini cocok

untuk board arduino UNO dan Mega, untuk mengoperasikan slot micro-SD digunakan library

SD Card.

WiFi Shield CC3000 ini digunakan untuk mentransmisikan data suhu dan kelembaban dari node koordinator menuju server. WiFi Shield ini kompatibel dengan mikrokontroller arduino

mega 2560 sehingga dalam instalasi nya hanya tinggal menghubungkan pin – pin yang tersedia. Xbee

Xbee adalah salah satu perangkat keras yang mampu mendukung teknologi JSN. Xbee merupakan implementasi perangkat keras berdaya rendah untuk protokol Zigbee. Modul ini beroperasi pada daya 2,1 – 3,6 volt. Perangkat keras Xbee yang digunakan adalah Xbee series 2 with wire antena, ditunjukkan pada Gambar 3. Xbee jenis ini mampu mendukung komunikasi

(8)

PROSIDING SENTRINOV Vol. 001, Tahun 2015 | ISSN: 2477 – 2097

73

Gambar 3. Xbee Series

Konfigurasi Software

Pada pembuatan program sistem mikrokontroler Arduino digunakan software Arduino

IDE. Adapun tahap-tahap pembuatan program sebagai berikut : 1. Membuat diagram alir dari program yang akan dibuat.

2. Membuka Arduino IDE yang digunakan untuk membuat program

3. Membuat program pada halaman kerja Arduino IDE seperti terlihat pada Gambar 4 berdasarkan diagram alir yang direncanakan.

Gambar 4. Tampilan Jendela Arduino IDE

4. Menjalankan program yang telah di buat ke memori sampai program yang dibuat dapat bekerja dengan baik.

5. Memasang Arduino Dfrobot Leonardo atau mega2560 dan mengkoneksikan dengan PC.

6. Memberikan tegangan DC +5V ke rangkaian system minimum.

7. Melakukan kompilasi program Arduino. 8. Melakukan upload program ke Arduino.

9. Proses selesai Konfigurasi Access Point

Untuk konfigurasi menggunakan web browser hanya tinggal mengetikkan alamat IP default

(9)

PROSIDING SENTRINOV Vol. 001, Tahun 2015 | ISSN: 2477 – 2097

74

Pada perancangan sistem yang akan dibangun ini, konfigurasi wireless menggunakan tipe

b atau g. Hal ini dikarenakan WiFi Shield yang digunakan hanya mendukung pada protokol

802.11b dan 802.11g saja. Interface website

Interface yang digunakan untuk menampilkan data monitoring suhu dan kelembaban pada

mesin pengering gabah adalah interface web. Interface web akan menampilkan waktu

penerimaan data, tabel data suhu dan kelembaban beserta grafik monitoring secara realtime.

Interface web akan dibuat menggunakan program php, database mysql serta web server apache.

Php merupakan teknologi pemrograman web dengan menerjemahan script (program) pada server.

Mysql merupakan database sebagai tempat penyimpan data dan informasi pada server. Apache

merupakan web server untuk menerima permintaan halaman web dari pengguna dengan browser website dan mengirimkan kembali hasil dalam bentuk halaman-halaman website.

Hasil dan Analisa

Pada bab ini akan diuraikan mengenai hasil perancangan sistem, hasil pengujian berserta analisis sistem jaringan yang telah dirancang dan dibangun pada tugas akhir ini. Pengujian yang dilakukan meliputi pengujian komunikasi sistem, pengujian pengiriman data ke server yang telah dibuat dengan tujuan membuktikan data yang diterima oleh server sesuai dengan data yang diperoleh dari node sensor. Komunikasi sistem yang diuji, diteliti, dan dianalisis meliputi delay, jitter, packetloss, dan throughput pada jaringan WiFi. Untuk proses pengambilan sample data

pengujian sistem jaringan telah dijelaskan pada bab sebelumnya.

HASIL PERANCANGAN SISTEM

Website Monitoring

(10)

PROSIDING SENTRINOV Vol. 001, Tahun 2015 | ISSN: 2477 – 2097

75

Gambar 6. Halaman Tabel Monitoring Suhu dan Kelembaban

Pada halaman tabel monitoring seperti yang ditunjukkan pada Gambar 6 terdapat sebuah tabel yang berisi informasi data monitoring seperti suhu dan kelembaban dari node 1 sampai node 6. Selain itu juga terdapat kolom tanggal monitoring yang sedang dilakukan untuk menunjukkan data tersebut masuk pada waktu dan tanggal yang sebenarnya.

Pada bagian bawah halaman terdapat kolom filter yang berfungsi untuk melakukan filter data pada hari dan tanggal yang dikehendaki apabila pengguna ingin melihat hasil monitoring yang telah lalu. Dapat dilihat pula pada bagian bawah halaman web terdapat tombol untuk membuka halaman grafik monitoring suhu dan kelembaban.

Gambar 7. Halaman Grafik Monitoring

Pada halaman garfik monitoing seperti dilihat pada Gambar 7 terdapat tampilan grafik yang bergerak secara realtime. Grafik tersebut hanya berisi informasi data kelembaban dan setiap

halaman hanya menampilkan satu grafik saja untuk satu node. Untuk grafik node yang lain bisa

dilihat dengan menekan tombol yang bertuliskan node 1 sampai node 6 yang berada pada bagian

bawah halaman. Selain itu juga terdapat tombol untuk kembali ke halaman tabel monitoring yang terletak pada bagian bawah halaman.

Realisasi Sistem

Sistem pada node koordinator terdiri dari integrasi antar perangkat serta beberapa perangkat

tambahan yang di pasang atau disertakan seperti LCD Shield, buzzer, RTC DS3231, serta Wifi Shield dan juga 2 modul arduino yaitu arduino Dfrobot Leonardo dan arduino mega 2560. Adapun

(11)

PROSIDING SENTRINOV Vol. 001, Tahun 2015 | ISSN: 2477 – 2097

76

Gambar 8. Integrasi perangkat pada node koordinator

Pengujian Komunikasi Sistem

Pengujian komunikasi sistem pada tugas akhir ini membahas mengenai pengaruh QoS (delay, jitter, packet loss, throughput) terhadap kondisi 6 skenario lokasi pengujian pada

komunikasi antara WiFi Shield dan accesspoint dengan mengirimkan data statis dari WiFi Shield

ke server.

Prosedur Pengujian

Pengujian yang pertama adalah pengujian komunikasi sistem. Yaitu komunikasi WiFi

Shield dengan Pc Server melalui jaringan wireless yang disediakan oleh accesspoint. Dengan

memperhatikan gambar 3.27 pengujian dilakukan dengan meletakkan node koordinator sesuai

perencanaan, kemudian accesspoint diletakkan pada 6 lokasi yang berbeda sesuai dengan gambar

3.27 secara bergantian. Pada pengujian ini dilakukan proses pengiriman data dummy dari WiFi Shield menuju PC server yang terhubung dengan access point dengan interval waktu 5 menit.

Pada sisi server dilakukan capture paket jaringan menggunakan wireshark. Hasil dari capture

tersebut dianalisa dan dimasukkan ke dalam tabel pengujian delay, jitter, packet loss, dan throughput. Proses pengujian ini dilakukan dengan membandingkan data dari pengujian pada 6

kondisi lokasi yang berbeda. Tujuan dari pengujian sistem ini adalah untuk menentukan letak

access point agar sistem berjalan dengan optimal. Hasil dan Analisis Pengujian Delay

Tabel 3

Komparasi rata-rata hasil pengujian delay

Jarak

Indoor

Delay (ms)

Outdoor

33 meter

224.899

105,01

38 meter

188.668

103.904

(12)

PROSIDING SENTRINOV Vol. 001, Tahun 2015 | ISSN: 2477 – 2097

77

Gambar 9. Grafik hasil pengujian delay

Delay dapat dipengaruhi oleh jarak, media fisik, kongesti atau juga waktu proses yang

lama. Salah satu jenis delay adalah propagation delay yang terjadi karena perambatan atau

perjalanan paket IP di media transmisi ke alamat tujuan. (Ganda et al, 2010). Salah satu mekanisme propagasi gelombang elektromagnetik adalah pemantulan atau relfeksi yang artinya adalah pemantulan gelombang elektromagnetik yang disebabkan oleh objek yang sangat besar dibanding dengan panjang gelombangnya.

Perbedaan nilai rata-rata delay yang terdapat pada Tabel 4.3 ini disebabkan oleh adanya

penghalang pada lokasi pengujian baik indoor maupun outdoor, terdapat tembok dan kaca, dan

penghalang dari bahan metal yang menghalangi sinyal WiFi sehingga kuat sinyal yang didapatkan menjadi lemah yang juga berpengaruh terhadap delay komunikasi data. Selain itu perbedaan

rata-rata delay pada lokasi outdoor dikarenakan kondisi lokasi yang berbeda-beda dengan penghalang

dan benda-benda disekitar yang berbeda pula sehingga menyebabkan terjadinya propagation delay.

Hasil dan Analisis Pengujian Jitter

Tabel 4

Komparasi rata-rata hasil pengujian jitter

Jarak

Indoor

Jitter (ms)

Outdoor

33 meter

287.477

158.978

38 meter

230.038

153.917

47 meter

-

162.620

 

De

la

m

s

(13)

PROSIDING SENTRINOV Vol. 001, Tahun 2015 | ISSN: 2477 – 2097

78

Gambar 10. Grafik hasil pengujian jitter

Jitter lazimnya disebut variasi delay ,berhubungan erat dengan delay, yang menunjukkan

banyaknya variasi delay pada taransmisi data di jaringan. (Fatoni., 2011). Sehingga rata-rata jitter

yang didapatkan pada hasil pengujian berhubungan dengan rata-rata delay pada setiap lokasi

pengujian baik indoor maupun outdoor yang dipengaruhi oleh kondisi lokasi access point yang

berbeda beda karena setiap lokasi memiliki penghalang yang berbeda bentuk dan ukurannya.

4.2.2 Hasil dan Analisis Pengujian Packet Loss

Tabel 5.

Komparasi rat-rata hasil pengujian packetloss

Ja ak  I doo Pa ket Loss  % Outdoo

  ete   . .

  ete   .

  ete   ‐ .

Gambar 11. Grafik hasil pengujian packet loss

Packet loss Merupakan suatu parameter yang menggambarkan suatu kondisi yang

menunjukkan jumlah total paket yang hilang, dapat terjadi karena collision dan congestion pada

jaringan dan hal ini berpengaruh pada semua aplikasi karena retransmisi akan mengurangi efisiensi jaringan secara keseluruhan meskipun jumlah bandwidth cukup tersedia untuk aplikasi

Jit

te

m

s

Ja ak access pointde ga  nodekoo di ato I doo

(14)

PROSIDING SENTRINOV Vol. 001, Tahun 2015 | ISSN: 2477 – 2097

79

aplikasi tersebut. (Fatoni., 2011). Dalam hal ini packetloss masih berhubungan dengan delay dan jitter karena delay menyebabkan proses antrian pada jaringan sehingga dapat menyebabkan

proses retransmisi.

Perbedaan nilai rata-rata packet loss antara lokasi indoor dan outdoor ini disebabkan oleh

adanya penghalang pada lokasi pengujian baik indoor maupun outdoor. Terdapat tembok, kaca,

dan penghalang dari bahan metal yang menghalangi sinyal WiFi sehingga kuat sinyal yang didapatkan menjadi lemah yang juga berpengaruh terhadap packet loss komunikasi data. Hal

tersebut yang menyebabkan nilai packet loss terkecil berada pada jarak 38 meter baik lokasi access point di indoor maupun outdoor.

4.2.3 Hasil dan Analisis Pengujian Throughput

Tabel 6.

Komparasi rata-rata hasil pengujian throughput

Ja ak  Th oughput  ps

I doo Outdoo

  ete   . .

  ete   . .

  ete   ‐ .

Gambar 12. Grafik hasil pengujian throughput

Throughput merupakan jumlah total kedatangan paket yang sukses yang diamati pada

tujuan selama interval waktu tertentu dibagi oleh durasi interval waktu tersebut. (Fatoni., 2011). Dengan demikian throughput masih berhubungan dengan delay. Sehingga nilai rata-rata throughput yang diperoleh juga mempengaruhi delay pada kondisi lokasi pengujian. Perbedaan

throughput yang didapatkan dari hasil pengujian yang terdapat pada Tabel 5 disebabkan oleh

Th

ro

ug

hp

ut

 

ps

(15)

PROSIDING SENTRINOV Vol. 001, Tahun 2015 | ISSN: 2477 – 2097

80

penghalang yang dilalui oleh media transimisi wireless berbeda-beda. Seperti pada sisi

koordinator terdapat penghalang berupa pagar dari bahan metal dan tembok bangunan di sekelilingnya, sedangkan pada sisi accesspoint terdapat penghalang yang berbeda beda sesuai

posisi lokasi yaitu dari lokasi 1 sampai lokasi 6.

4.2.4 Komparasi Hasil Pengujian Komunikasi Sistem

Gambar 13. Grafik komparasi pengujian sistem

Dapat dilihat pada Gambar 13 bahwa nilai rata-rata QoS (Delay, jitter, packetloss, dan throughput) terhadap 6 skenario lokasi pengujian terbaik berada pada lokasi 3 yaitu dengan jarak

38 meter dari node koordinator dengan nilai rata-rata delay 103,904 ms, niai rata-rata jitter

153,917 ms, nilai rata-rata packetloss 0 %, dan nilai rata-rata throughput 1239,920 bps.

Dari hasil pengujian yang telah didapatkan diperoleh data QoS yang berbeda-beda pada setiap kondisi lokasi pengujian. Perbedaan data QoS ini disebabkan oleh kualitas sinyal yang dihasilkan dari masing-masing kondisi lokasi pengujian. Pelemahan sinyal ini disebabkan oleh penghalang yang ada pada lokasi pengujian yang bermacam-macam. Sehingga didapatkan lokasi yang optimal pada skenario pengujian yaitu lokasi 3 sesuai data pada Gambar 13.

4.3 Pengujian Integrasi Sistem

Pengujian ini dimaksudkan untuk membuktikan data yang diterima server website sesuai

dengan pengukuran sensor yang ditampilkan pada serial monitor. Data hasil pengukuran sensor yang ditampilkan pada serial monitor ini akan dicocokan dengan data yang dikirim melalui WiFi

Shield yang nanti hasil pengujian dapat dilihat melalui interfacewebsite. Pengujian ini meliputi

pengujian transmisi data dari alat yang dikirim ke server melalui WiFi Shield yang terdapat pada node koordinator. Proses pengambilan data dilakukan dengan menempatkan masing-masing alat

pada lokasi pengujian dengan rekomendasi dari Gambar 13 agar dapat berjalan dengan optimal dan peletakan alat sesuai dengan skenario lokasi pengujian pada Gambar 14.

. . . .

. . .

, ,

.

,

(16)

PROSIDING SENTRINOV Vol. 001, Tahun 2015 | ISSN: 2477 – 2097

81

Gambar 14. Lokasi Pengujian Integrasi Sistem

Cara pengujian dilakukan dengan menempatkan node koordinator dan node sensor sesuai

dengan lokasi pengujian Gambar 4.20 dan diaktifkan secara bersama-sama lalu melihat dari serial monitor pada node koordinator kurang lebih 10 menit dan hasil dari pengujian tersebut juga untuk

melakukan pengamatan antara data yang tampil pada serial monitor node koordinator dengan data

yang ditampilkan pada website.

Tabel 7.

Data (suhu) pengujian integrasi sistem

Tabel 8.

(17)

PROSIDING SENTRINOV Vol. 001, Tahun 2015 | ISSN: 2477 – 2097

82

Dari tabel data hasil pengiriman suhu dan kelembaban ke server diatas dapat diketahui

bahwa dalam pengiriman sebanyak 10 data dan 10 data tersebut masuk ke database dan tampil

pada website. Selain itu dapat dilihat pada Tabel 7 dan Tabel 8 bahwa selisih waktu pengiriman

nya adalah 10 detik. Selisih waktu ini disebabkan oleh delay pengirimian dan pembacaan pada

sisi node koordinator, sedangkan untuk selisih waktu yang ditunjukkan ini konstan yaitu dengan

selisih waktu pengiriman selama 10 detik.

Dari hasil yang didapatkan ini menunjukkan bahwa sistem yang dibangun dapat melakukan monitoring suhu dan kelembaban secara realtime. Dengan komunikasi menggunakan WiFi Shield

dan access point memungkinkan data masuk ke database server yang kemudian tampil pada

halaman website yang sudah dirancang.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil perancangan dan pembuatan sistem, pengujian komunikasi sistem dan pengujian integrasi sistem, serta analisis dari hasil pengujian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.

1. Jarak komunikasi maksimal yang dicapai antara WiFi Shield (node koordinator) dan access point pada kondisi lokasi antar gedung adalah <47 meter.

2. Kondisi lokasi dapat mempengaruhi nilai QoS (delay, jitter, packet loss, dan throughput)

pada komunikasi sistem dimana semakin banyak penghalang maka akan semakin berpengaruh terhadap komunikasi sistem..

3. Berdasarkan hasil pengujian komunikasi sistem, untuk penempatan access point dapat

ditempatkan pada lokasi 3 karena memiliki nilai rata-rata QoS paling baik diantara 6 lokasi yang lainnya dengan delay 103,904 ms, jitter 153,917 ms, packet loss 0%, dan throughput 1239,920 bps.

4. Sistem dapat melakukan monitoring suhu dan kelembaban yang disajikan pada interface website berupa data pada tabel dan grafik dengan selisih waktu 10 detik.

DAFTAR PUSTAKA

Andini, I.R., Jusak., Sukmaaji, A., 2013. Analisis Perbandingan Unjuk Kerja Protokol TCP Vegas dan UDP dengan Menggunakan Data Streaming. JCONES, 3(1),pp.26-34.

Ardiansyah., 2007. Implementasi Basis Data Dalam Realtime System. Institut Teknologi Bandung.

Badan Standarisasi nasional (BSN). 1993. Stadar Mutu Gabah SNI 0224-1987/SPI-TAN/01/01/1993. Jakarta.

CC3000 datasheet.,2012. .ti. o

Chiara et al., 2011. Sensor Networks with IEEE 802.15.4 Systems. Berlin : Springer

(18)

PROSIDING SENTRINOV Vol. 001, Tahun 2015 | ISSN: 2477 – 2097

83

Handojo, A., Andjarwirawan, J., Setyawan, E., et al., 2002. PEMBANGUNAN JARINGAN KOMPUTER NIRKABEL DENGAN FREEBSD SEBAGAI GATEWAY. Jurnal Informatika, 3(1), pp.82-88.

Hasad, Andi., 2013. Analisis Pengaruh Interferensi Wi-Fi Pada Video Streaming Melalui Jaringan Bluetooth Piconet Pervasive. Jurnal Penelitian Ilmu Komputer, 1(1),pp.55.64.

Kautsar, M.S., Jusak., Pauladie, S., 2013. RANCANG BANGUN APLIKASI PEMANTAU DATA WIRELESS SENSOR NETWORK UNTUK PERINGATAN DINI TERHADAP BANJIR. JCONES, 3(2), pp.26-34.

Manual Xbee. http://ftp .digi. o /suppo t/do u e tatio / _a.pdf . ( 24 Mei 2014)

Mardiani, G.T., 2013. Sistem Monitoring Data Aset dan Inventaris PT Telkom Cianjur Berbasis Web. Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika, 2(1),pp.1-6.

Mustofa, D.K., 2011. Pengaruh Waktu Pengeringan Terhadap Kadar Air Gabah Pada Mesin Pengering Gabah Kontinyu. Politenik Negeri Jakarta

Nur anggreani, Imana. “Analisis Sistem Pengukuran Pemakaian Air Berbasis Jaringan Sensor Nirkabel”. Tugas Akhir,2014

Priadi, R.A.S., Heriansyah., Agustine, S. Analisis Gelombang Radio Frekuensi 2,4 Ghz Dengan Teknologi Standar IEEE 802.11(b) WiFi Terhadap Gangguan Barrier Fisik.Teknik Elektro.

Universitas Lampung

Raharjo Budi dan Sutrisno, Rekayasa Mesin Pengering Padi Bahan Bakar Sekam (BBS) Propinsi Sumatra Selatan, 2008, BPTP Sumatera Selatan

Rappaport., Theodore, S., 2002. Wireless Communications Principles and Practice. Upper Saddle River: Prentice Hall

Rosnelly, R. & Pulungan, R., 2011. MEMBANDINGKAN ANALISA TRAFIK DATA PADA JARINGAN KOMPUTER ANTARA WIRESHARK DAN NMAP. Konferensi Nasional Sistem Informasi. Pp.936-947.

Sugiarto, Bambang., 2010. Perancangan Sistem Pengendalian Suhu pada Gedung Bertingkat dengan Teknologi Wireless Sensor Network. Jurnal Ilmiah Teknik Mesin CakraM,

4(1),pp.62-68.

Wahyudi, E., Hidayat, R., Sumaryono, S., 2012. Unjuk kerja Standar ZigBee pada WPAN dengan Topologi Mesh. JNTETI. 1(2), pp.2301-4156

Winardi. 2012. “Mengenal Teknologi ZigBee Sebagai Standart Pengiriman Data Secara Wireless”,http:// o pe g. i us.a .id/files/ / /Me ge al‐Tek ologi‐)igBee‐

Gambar

Tabel 1 Spesifikasi standar 802.11b
Gambar 1. Arsitektur Sistem
Gambar 2. Konfigurasi pin Dfrobot Leonardo
Gambar 4. Tampilan Jendela Arduino IDE
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada hasil analisa multivariat yang sudah dilakukan, didapatkan bahwa faktor yang berhubungan dengan penurunan gejala perilaku kekerasan antara lain pekerjaan, kemampuan

Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI) adalah yang bertanggungjawab langsung dibawah Presiden. POLRI selalu berkaitan dengan pemerintahan karena salah satu fungsi

Berdasarkan data pada tabel juga terlihat bahwa semakin tinggi penggunaan TLU olahan sebagai pengganti protein tepung ikan dalam ransum menyebabkan makin menurun pertambahan bobot

Alhamdulillahirabil’alamin atas segala nikmat dan kesempatan yang telah diberikan Allah SWT beserta solawat dan salamn kepada Nabi Muhammad SAW, karena berkat limpahan rahmat dan

Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh subtype stroke terhadap terjadinya demensia vascular pada pasien penderita post stroke di RSUD prof.. Margono

Communication Objective Dari riset penyelenggara pasca event yang dilakukan melalui 60 responden yang mengetahui Klub sepatu roda kota Semarang, sebanyak 43, yang berminat gabung

Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.f) Ness) dan mimba (Azadirachta indica A.Juss) merupakan contoh dari dua tanaman obat di Indonesia yang berkhasiat dalam

Suatu metodologi penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang berupa angket yang didukung dengan wawancara untuk mengkaji persepsi mahasiswa tentang pentingnya