• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAGANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAGANG"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

Chemist's Smile

blog ini berisi kumpulan karya dari penulis. Cerita fiksi dan non fiksi bergabung menjadi satu. Dapat juga dijadikan referensi bagi pembaca sekalian.

 Beranda

Selasa, 25 Juni 2013

contoh Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL)

Analisis Kadar Nitrat dan Nitrit dalam Sampel Air Menggunakan Spektrofotometer UV-Visibel

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan umat manusia dan

makhluk hidup lainnya dan fungsinya bagi kehidupan tersebut tidak akan dapat digantikan

oleh senyawa lainnya. Hampir semua kegiatan yang dilakukan oleh manusia membutuhkan

air, mulai dari membersihkan diri (mandi), membersihkan ruangan tempat tinggalnya,

menyiapkan makanan dan minuman sampai dengan aktivitas-aktivitas lainnya (Achmad,

2004).

Air yang masuk dalam tubuh manusia selain perlu cukup jumlahnya, jugaharus sesuai

dengan proses hayati. Oleh karena itu diperlukan persyaratan pokokyakni pesyaratan

biologis, fisik dan kimiawi. Dari persyaratan tersebut yang paling mudah diatasi adalah

pencemaran biologi karena umumnya mikroorganisme akan mati bila air dididihkan. Oleh

(2)

di negara berkembang adalah masalah kimiawi pada air bersih seperti deterjen, logam berat,

pestisida, dan nitrat tidak dapat diatasi dengan merebus air tersebut. Demikian pentingnya arti

air dalam kehidupan dan kesehatan manusia maka air yang digunakan untuk memenuhi

kebutuhan sehari-hari khususnya untuk penyediaan air minum harus memenuhi persyaratan

yang diatur dalam Permenkes RI No.416/Menkes/ Per/ IX/ 1990 tentang Syarat-syarat dan

Pengawasan Kualitas Air. Dengan kata lain bahwa air yang digunakan atau dikonsumsi harus

memenuhi persyaratan baik secara kualitas maupun kuantitas.

Air yang terdapat di alam mengandung bahan-bahan terlarut maupun bahan-bahan

tersuspensi. Begitu juga halnya dengan air yang berasal darisumber mata air mengandung

komponen-komponen terlarut seperti CO2, O2, N2dan bahan-bahan terlarut lainnya yang

terbawa dari atmosfer, serta bahan-bahanterlarut yang berasal dari lingkungan sekitarnya,

misalnya adanya NO2− dan NO3− yang berasal dari limbah pertanian maupun limbah dari

rumah tangga di sekitar sumber mata air tersebut.

Penurunan kualitas air tanah ditandai dengan terdeteksinya kehadiran beberapa

polutan diantaranya polutan nitrat dan nitrit, yang sangat berhubungan dengan kegiatan

manusia seperti pembuangan limbah domestik, pelindihan TPA, dan penggunaan pupuk yang

berlebihan.

Kandungan nitrat yang tinggi dalam air minum dapat menyebabkan gangguan sistem

peredaran darah pada bayi. Penyakit ini disebut gejala bayi biru (blue baby sydrome) dengan

gejala yang khas yaitu terlihat warna kebiruan pada daerah sekitar bibir dan bagian tubuh.

Saul (1990) melaporkan bahwa WHO mencatat 2000 kasus bayi biru diberbagai negara

karena bayi tersebut diberi air minum yang mengandung 20 mg nitrat/L air. Di lain pihak,

beberapa peneliti melaporkan bahwa nitrat yang direduksi oleh usus menjadi nitrit sehingga

(3)

Diperaian, nitrit (NO2-) biasanya ditemukan dalam jumlah yang sangat sedikit lebih

sedikit dari pada nitrat, karena tidak stabil dengan keberadaan oksigen. Nitrit (NO2-)

merupakan bentuk peralihan antara amonia dan nitrat (Effendi, 2003). Keberadaan nitrit

menggambarkan oksigen terlarut rendah. Sumber nitrit dapat berupa limbah industri dan

limbah domestik. Pada manusia, konsumsi nitrit berlebihan akan mengakibatkan

terganggunya proses pengikatan oksigen oleh hemoglobin darah, yang selanjutnya

membentuk methemoglobin yang tidak mampu mengikat oksigen.Di samping itu, NO2- juga

menimbulkan nitrosamin pada air buangan tertentu, nitrosamin tersebut dapat menyebabkan

kanker. Berdasarkan bahayanya Nitrat dan Nitrit bagi kesehatan manusia jika dikonsumsi

dalam kadar yangtinggi yang terdapat dalam air bersih, maka analisis nitrat dan nitrit dalam

sampel air ini perlu dilakukan agar kandungan nitrat dan nitrit dalam air dapat diketahui.

1.1 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Berapa kadar nitrat dan nitrit pada sampel air bersih yang diuji di Balai Laboratorium

Kesehatan Yogyakarta?

2. Apakah kadar Nitrat dan Nitrit yang diuji telah memenuhi persyaratan kualitas air bersih

sesuai Peraturan Menteri Kesehatan RI No.416/MENKES/PER/IX/1990 ?

1.2 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui kadar nitrat dan nitrit pada sampel air bersih yang diuji di Balai

Laboratorium Kesehatan Yogyakarta.

2. Untuk mengetahui apakah kadar Nitrat dan Nitrit yang diujikan tersebut telah memenuhi

persyaratan kualitas air bersih sesuai Peraturan Menteri Kesehatan RI

(4)

1.3 Manfaat

Manfaat yang diharapkan dari penulisan ini adalah :

1. Dapat mengetahui cara analisis kadar nitrat (NO3-) dan nitrit (NO2-) pada sampel air dengan

menggunakan metode spektrofotometer UV-Visible.

2. Memberikan informasi kepada masyarakat bahwa kadar nitrat (NO3-) dan nitrit (NO2-) untuk

Baku Mutu Persyaratan Kualitas Air Bersihyakni 10 mg/L untuk Nitrat (NO3-) dan 1 mg/L

untuk Nitrit (NO2-) sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI

No.416/MENKES/PER/IX/1990.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Profil Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta

Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta adalah instansi pelayanan kesehatan milik

Pemerintah Daerah Provinsi DIY berdiri sejak tanggal 25 Januari 1950 merupakan

laboratorium type A. Sejak berlakunya otonomi daerah Balai Laboratorium Kesehatan

Yogyakarta yang sebelumnya merupakan UPT Departemen Kesehatan diserahkan kepada

Pemerintah Daerah Provinsi DIY merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan di

lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi DIY.

2.1.1 Sejarah Berdirinya Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta

Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta merupakan Unit Pelayanan Teknis Daerah

(UPTD) Dinas Kesehatan Provinsi Daerah milik Pemerintah Daerah Provinsi DIY. Balai

(5)

laboratorium ini merupakan Laboratorium Assaineering DIY yang berada dibawah Fakultas

Teknik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Kemudian pada tanggal 25 Januari 1950

laboratorium ini menerima gabungan dari bagian Kimia Laboratorium Pusat Klaten dan

disebut Laboratorium Umum atau Laboratorium Kesehatan Yogyakarta (SK Kem.Kes.

Nomor: 126/Secr.Dj./64 tanggal 25 Januari 1950), beralamat di Jl. Polowijan, Ngasem,

Yogyakarta. Bagian yang dimiliki adalah Kimia (termasuk Hortus Medicus di

Tawangmangu), bakteriologi, Serologi dan Kesehatan Teknik serta dipimpin oleh Prof. Dr.

Sardjito.

Pada tanggal 1 Januari 1952 nama Laboratorium diubah menjadi Laboratorium

Kesehatan Daerah Yogyakarta (Labkesda) dengan wilayah kerja meliputi Daerah Istimewa

Yogyakarta dan Jawa Tengah bagian Selatan. Pemimpin laboratorium pertama kali adalah M.

Soepadi Sastrodarsono dengan supervisor Prof. Dr. Sardjito. Pada bulan Agustus 1952,

bagian Kimia, Bakteriologi, dan Serologi pindah menempati lokasi di Jl. Malioboro 16

Yogyakarta. Sedangkan bagian Kesehatan Teknik bergabung dengan Laboratorium Ilmu

Kesehatan Teknik Bandung pada tanggal 1 Juli 1953.

Sejak 1 Maret 1960, Laboratorium Kesehatan Daerah menempati bekas Dalem

Ngadinegaran MD. VII/48 Yogyakarta atau sekarang Ngadinegaran MJ. III/62 Yogyakarta

bersama dengan Sekolah Jenjang Kesehatan Tingkat F (SPKF). Bulan Juni 1974

Laboratorium Kesehatan Yogayakarta ditetapkan sebagai nama dari Laboratorium Kesehatan

Daerah.

Berdasarkan SK MENKES RI Nomor : 142/Menkes/SK/IV/1978, pada tanggal 28

April 1978 Laboratorium Kesehatan Yogyakarta berubah menjadi Balai Laboratorium

Kesehatan Yogyakarta (BLK Yogyakarta). Sesuai Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999

tentang Pemerintah daerah, dan Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000 tentang

(6)

Kesehatan Yogyakarta sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT), yang dikelola oleh Pusat

melalui kantor Wilayah Departemen Kesehatan Provinsi DIY, diserahkan kepada Pemerintah

Provinsi DIY. Saat ini, Balai Laboratorium Keshatan Yogyakarta adalah Balai Laboratorium

Kesehatan yang merupakan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) di lingkungan Pemda

Provinsi DIY yang menyelenggarakan pelayanan pemeriksaan laboratorium kesehatan,

berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DIY.

2.1.2 Visi, Misi dan Tujuan Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta

A. Visi

Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta sebagai pusat pelayanan laboratorium dan

laboratorium rujukan berkualitas mendukung terbentuknya masyarakat sehat.

B. Misi

1. Memberikan pelayanan secara profesional, terjangkau semua lapisan masyarakat.

2. Menerapkan sistem mutu laboratorium.

3. Berperan dalam meningkatkan kesehatan masyarakat dan SDM di bidang kesehatan.

4. Mengembangkan dan menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

C. Tujuan

1. Meningkatkan kualitas pelayanan pemeriksaan laboratorium sehingga dapat memberikan

pelayanan yang tepat, cepat, akurat dapat menunjang ketepatan diagnosa dan dapat

memberikan kepuasan pelanggan.

2. Meningkatkan cakupan dan jangkauan pelayanan sehingga mudah diterima oleh masyarakat,

terjangkau dan dapat menjangkau semua lapisan masyarakat.

3. Meningkatkan kesehatan masyarakat.

4. Meningkatkan kualitas cakupan pembinaan sehingga dapat memberikan pembinaan secara

profesional serta meningkatkan SDM tenaga kesehatan yang berkualitas.

5. Meningkatkan penelitian yang didukung Sumber Daya Manusia (SDM) profesional dan

berpengalaman.

2.1.3 Fungsi dan Lingkup Tugas Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta

Balai Laboratorium Kesehatan mampunyai tugas melaksanakan pelayanan meliputi

(7)

Istimewa Yogyakarta Nomor 160 Tahun 2002 tentang Uraian Tugas dan Tata Kerja Unit

Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Provinsi DIY, maka Balai Laboratorium Kesehatan

Yogyakarta mempunyai Fungsi dan Tugas sebagai berikut :

A. Fungsi

Balai Laboratorium Kesehatan mempunyai fungsi sebagai unsur pelaksana

operasional sebagian kewenangan dinas dalam bidang pelayanan laboratorium kesehatan

masyarakat melalui kegiatan pemeriksaan laboratorium dan kegiatan rujukan.

B. Tugas

1. Penyusunan program Balai.

2. Pelaksanaan kegiatan rujukan.

3. Pengelolaan sarana dan prasarana Balai.

4. Pelayanan pemeriksaan klinis, medis dan penunjang medis.

5. Pelayanan pengujian kesehatan masyarakat.

6. Pelayanan pengujian higiene sanitasi.

7. Penyelenggaraan pembinaaan laboratorium kesehatan.

8. Penyelenggaraan kerjasama pendidikan dan pelatihan teknis laboratorium.

9. Pelayanan konsultasi bidang kesehatan yang berkaitan dengan hasil pengujian laboratorium.

10. Pelaksanaan pemasaran produk Balai.

11. Penyediaan media dan reagensia untuk pengujian laboratorium.

12. Pelayanan sertifikasi tenaga analis kesehatan.

13. Pelaksanaan kegiatan ketatausahaan

2.2 Air

Air adalah senyawa kimia dengan rumus kimia H2O, artinya satu molekul air tersusun

atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air mempunyai

sifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan

(8)

karena mampu melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam, gula, asam, beberapa

jenis gas dan senyawa organik. Atom oksigen memiliki nilai keelektronegatifan yang sangat

besar, sedangkan atom hidrogen memiliki nilai keelektronegatifan paling kecil diantara

unsur-unsur bukan logam. Hal ini selain menyebabkan sifat kepolaran air yang besar juga

menyebabkan adanya ikatan hidrogen antar molekul air. Ikatan hidrogen terjadi karena atom

oksigen yang terikat dalam satu molekul air masih mampu mengadakan ikatan dengan atom

hidrogen yang terikat dalam satu molekul air yang lain. Ikatan hidrogen inilah yang

menyebabkan air memiliki sifat-sifat khas. Sifat-sifat khas air sangat menguntungkan bagi

kehidupan makhluk di bumi (Achmad, 2004).

2.2.1 Sumber dan Kegunaan Air

Kuantitas air berhubungan dengan adanya bahan-bahan lain terutama

senyawa-senyawa kimia baik dalam bentuk senyawa-senyawa organik maupun anorganik juga adanya

mikroorganisme yang memegang peranan penting dalam menentukan komposisi kimia air.

Seluruh peradapan manusia dan mahluk hidup lainnya dapat lenyap karena kurangnya

air yang disebabkan berbagai faktor terutama akibat dari perubahan iklim. Kualitas air yang

buruk yang disebabkan adanya berbagai jenis bakteri pathogen dan kandungan bahan-bahan

kimia berbahaya dapat membunuh berjuta manusia terutama di negara-negara sedang

berkembang.

Sebagian besar dari air ditemukan dalam bentuk lautan dan samudra. Bagian lainnya

terdapat dalam bentuk uap air di atmosfer. Air dalam bentuk padat juga ditemukan di bumi

yaitu yang membentuk salju di daerah kutub utara dan selatan.

Air permukaan terdapat dalam danau, sungai dan sumber-sumber air lainnya,

sedangkan air tanah (ground water), terdapat di dalam tanah. Air tanah dapat melarutkan

mineral-mineral bahan induk dari tanah yang dilewatinya. Sebagian besar mikroorganisme

(9)

Terdapat perbedaan yang cukup besar antara air tanah dengan air permukaan. Hai ini

disebabkan oleh kandungan berbagai zat, baik yang terlarut maupun yang tersuspensi dalam

perjalanan menuju ke laut. Air permukaan yang terkumpul dalam danau atau waduk

mengandung nutrisi penting untuk pertumbuhan ganggang. Air permukaan yang mengandung

bahan organik mudah terurai dalam konsentrasi tinggi secara normal akan mengandung

bakteri dalam jumlah tinggi pula yang mengandung bakteri dalam jumlah tinggi pula yang

mempunyai pengaruh cukup besar terhadap kualitas air permukaan.

Ada keterkaitan yang sangat kuat antara lapisan air dimana air berada dengan lapisan

tanah/lahan dimana keduanya dipengaruhi oleh kegiatan manusia. Misalnya, gangguan

terhadap hutan menjadi lahan pertanian dapat menyebabkan reduksi negative yang ada

diatasnya dan mengurangi proses transpirasi yaitu penguapan air oleh tanaman. Hal ini dapat

mempengaruhi iklim mikro di wilayah tersebut. Akibat dari hal tersebut adalah meningkatnya

limpasan air, erosi, dan akumulasi dari lumpur dalam badan air (sungai) serta dapat

meningkatkan unsur-unsur hara di permukaan air, sehingga siklus nutrient akan dipercepat.

Terjadinya percepatan siklus tersebut akan sangat memberikan pengaruh terhadap

karakteristik kimia dan biologi dari badan air.

Air yang digunakan oleh manusia adalah air permukaan tawar dan air tanah murni.

Pada daerah kering sebagian kebutuhan airnya berasal dari larutan, suatu sumber yang akan

menjadi penting setelah persediaan air tawar dunia relative berkurang dibandingkan

kebutuhan. Meningkatnya kebutuhan air ini bukan hanya disebabkan oleh jumlah penduduk

dunia yang makin bertambah juga sebagian akibat dari peningkatan taraf hidupnya yang

diikuti oleh peningkatan kebutuhan air untuk keperluan rumah tangga, industri, rekreasi

disamping pertanian (Achmad, 2004).

(10)

Air merupakan senyawa kimia yang terdiri dari atom H dan O. Sebuah molekul air

terdiri dari satu atom O yang berikatan kovalen dengan dua atom H. Molekul air yang satu

dengan molekul-molekul air lainnya yang bergabung dengan satu ikatan hydrogen antara

atom H dengan atom O dari molekul air yang lain. Adanya ikatan ikatan hydrogen inilah yang

menyebabkan air mempunyai sifat-sifat yang khas seperti terlihat pada tabel 1.

Tabel 1 Sifat-Sifat Penting dari Air

Sifat Efek dan Kegunaan

Pelarut yang sangat baik

Transport zat-zat makanan dan bahan buangan yang dihasilkan proses biologi.

Konstanta dielektrik paling tinggi

diantara cairan murni lainnya. Kelarutan dan ionisasi dari senyawa initinggi dalam larutannya.

Tegangan permukaan lebih tinggi

Bobot jenis tertinggi dalam bentuk

cairan (fasa cair) pada 4 Cᵒ

Air beku (es) mengapung, sirkulasi vertical menghambat stratifikasi badan air.

Panas penguapan lebih tinggi dari material lainnya.

Menentukan transfer panas dan

molekul air antara atmosfer dan badan air.

Panas laten dan peleburan lebih tinggi daripada cairan lain kecuali

(11)

Air merupakan pelarut yang sangat baik bagi banyak bahan, sehingga air merupakan

media transport utama bagi zat-zat makanan dan produk buangan/ sampah yang dihasilkan

proses kehidupan. Oleh karena itu air yang ada di bumi tidak pernah terdapat dalam keadaan

murni, tetapi selalu ada senyawa atau mineral/ unsur lain yang terdapat di dalamnya.

Meskipun demikian tidak berarti bahwa semua perairan di bumi ini telah tercemar. Sebagai

contoh, air yang berasal dari sumber air di daerah pegunungan atau daerah hulu sungai dapat

dianggap sebagai air yang bersih (Achmad, 2004).

2.2.3 Pencemaran Air

Dewasa ini, air menjadi menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian

yangseksama dan cermat. Untuk mendapatkan air yang baik ataupun yang sesuai dengan

standar tertentu, saat ini menjadi barang yang mahal karena air sudah banyaktercemar oleh

bermacam-macam limbah dari hasil kegiatan manusia, baik limbah darirumah tangga, limbah

dari kegiatan industri dan kegiatan-kegiatan lainnya (Ompusunggu, 2009).

Pencemaran air adalah penyimpangan sifat-sifat air dari keadaan normal, bukan dari

kemurniannya. Air yang tersebar di alam tidak pernah terdapat dalam bentuk murni, tetapi

bukan berarti semua air sudah terpolusi. Sebagai contoh meskipun di daerah pegunungan atau

hutan yang terpencil dengan udara yang bersih dan bebas dari polusi, air hujan selalu

mengandung bahan-bahan terlarut CO2, O2,dan N2 serta bahan-bahan tersuspensi dan

partikel-partikel lainnya yang trerbawa dari atmosfer.

Definisi pencemaran air menurut Surat Keputusan Menteri Negara Kependudukan

dan Lingkungan Hidup Nomor : KEP-02/MENKLH/I/1988 Tentang Penetapan Baku Mutu

Lingkungan adalah : masuk atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan atau

komponen lain ke dalam air dan atau berubahnya tatanan air oleh kegiatan manusia atau oleh

proses alam, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air

(12)

2004).

Dalam pasal 2, air pada sumber air menurut kegunaan/peruntukkannya digolongkan

menjadi:

1. Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa

pengolahan terlebih dahulu.

2. Golongan B, yaitu air yang dapat dipergunakan sebagai air baku untuk diolah sebagai air

minum dan keperluan rumah tangga.

3. Golongan C, yaitu air yang dapat dipergunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan.

4. Golongan D, yaitu air yang dapat dipergunakan untuk keperluan pertanian, dan dapat

dimanfaatkan untuk usaha perkotaan, industri, dan listrik negara.

Menurut definisi pencemaran air tersebut di atas bila suatu sumber air yang termasuk

dalam kategori golongan A, misalnya sebuah sumur penduduk kemudian mengalami

pencemaran dalam bentuk rembesan limbah cair dari suatu industri maka kategori sumur tadi

bukan golongan A lagi, tapi sudah turun menjadi golongan B karena air tadi digunakan

langsung sebagai air minum tanpa melalui pengolahan terlebih dahulu. Dengan demikian air

sumur tersebut menjadi kurang/ tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya (Achmad,

2004).

2.2.4 Air Bersih

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 416 Tahun 1990 Tentang

”Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas Air “, air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan

sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah

dimasak.Air harus bebas dari kontaminasi kuman atau bibit penyakit. Air tidak boleh

mengandung bahan kimia yang berbahaya maupun beracun. Air tidak berasa dan tidak juga

berbau. Air harus memenuhi standar yang ditentukan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO)

(13)

2.3 Senyawa Nitrogen dalam Air

Senyawa-senyawa nitrogen terdapat dalam keadaan terlarut juga sebgai bahan

tersuspensi. Dalam air senyawa-senyawa ini memegang peranan sangat penting dalam

perairan reaksi-reaksi biologi perairan. Jenis-jenis nitrogen anorganik utama dalam air adalah

ion nitrat (NO3-), dan ammonium (NH4+). Dalam kondisi tertentu terdapat dalam bentuk nitrit

(NO2-). Sebagian besar dari nitrogen total dalam air terikat sebagai nitrogen organik, yaitu

dalam bahan-bahanyang berprotein, juga dapat berbentuk senyawa/ion-ion lainnya dari bahan

pencemar.

Nitrogen perairan merupakan penyebab utama pertumbuhan yang sangat cepat dari

ganggang yang menyebabkan eutrofikasi. Pada umumnya nitrogen anorganik dalam perairan

aerobic terdapat dalam keadaan bilangan oksidasi +5, yaitu sebagai NO3-, dan dengan

bilangan oksidasi +3, dalam keadaan anaerob, sebagai NH4+ yang stabil (Achmad, 2004).

2.4 Nitrat dan Nitrit

Nitrat (NO3-) dan Nitrit (NO2-) adalah ion-ion anorganik alami yang merupakan

bagian dari siklus Nitrogen.Aktivitas mikroba di tanah atau air menguraikan sampah yang

mengandung Nitrogen organik pertama–tama menjadi Amonia, kemudian dioksidasikan

menjadi Nitrit dan Nitrat. Oleh karena Nitrit dapat dengan mudah dioksidasikan menjadi

Nitrat, maka Nitrat adalah senyawa yang paling sering ditemukan di dalam air bawah tanah

maupun air yang terdapat di permukaan.

Nitrifikasi dapat didefenisikan sebagai konversi biologis dan nitrogen dari komponen

organik atau anorganik dari bentuk tereduksi ke bentuk teroksidasi. Pada penanganan polusi

air, nitrifikasi adalah proses biologis yang akan mengoksidasi ion ammonium menjadi bentuk

(14)

Nitrosospira, Nitrosococcus, Nitrosocystis. Sedangkan bakteri yang mengoksidasi nitrit

menjadi nitrat adalah Nitrobacter juga dari genus Nitrosogloea dan Nitrocystis.

Pada limbah yang belum diolah, nitrogen dijumpai dalam bentuk nitrogen organik dan

komponen amonium. Nitrogen organik akan diubah oleh aktivitas mikroba menjadi ion

amonium. Bila kondisi lingkungan mendukung maka mikroba nitrifikasi akan mampu

mengoksidasi amonia. Mikroba tersebut bersifat autotropik yaitu mendapatkan energinya

melalui proses oksidasi dari ion amonium. Reaksinya adalah sebagai berikut:

2NH4+ + 3O2 2NO2-+ 4H++ 2H2O + energi

bakteri

2NO2-+ O22NO3- + energi

bakteri

Nitrat (NO3-) adalah bentuk senyawa nitrogen yang merupakan sebuah senyawa yang

stabil. Nitrat merupakan salah satu unsur penting untuk sintesa protein tumbuh-tumbuhan dan

hewan, akan tetapi nitrat pada konsentrasi yang tinggi dapat menstimulasi pertumbuhan

ganggang yang tak terbatas (bila beberapa syarat lain seperti konsentrasi fosfat dipenuhi),

sehingga air kekurangan oksigen terlarut yang menyebabkan kematian ikan. NO3- dapat

berasal dari buangan industri bahan peledak, piroteknik, pupuk, cat dan sebagainya. Kadar

Nitrat secara alamiah biasanya agak rendah, namun kadar nitrat dapat menjadi tinggi sekali

pada air tanah di daerah-daerah yang diberi pupuk yang mengandung nitrat. Kadar nitrat tidak

boleh melebihi 10 mg NO3/L (di Indonesia dan A.S) (Alaert dan Sri Sumestri, 1984).

Analisa nitrat cukup sulit, karena rumit dan peka terhadap berbagai jenis gangguan.

Namun ada beberapa cara analisa yang tersedia antara lain:

1. Analisa spektrofotometris pada panjang gelombang 220 nm (sinar ultra ungu yang cocok

sebagai analisa penduga bagi air tanpa zat organis dengan kadar NO3-N antara 0,1 sampai 11

(15)

2. Analisa dengan elektroda khusus (dan pH meter) yang cocok sebagai analisa penduga baik

untuk air bersih maupun air buangan dengan skala kadar NO3-N antara 0,2 sampai 1400

mg/L.

3. Analisa dengan brusin untuk air dengan kadar 0,1 sampai 2 mg NO3-N/L.

4. Analisa dengan asam kromotropik untuk air dengan kadar 0,1 sampai 5 mg NO3-N/L.

5. Analisa dengan reduksi menurut Devarda untuk air dengan kadar NO3-N lebih dari 2 mg/L.

6. Analisa kolorimetris khusus bagi nitrit, setelah semua zat nitrat direduksi oleh butir kadmium

(Cd), metode ini cocok untuk air dengan kadar NO3-N antara 0,01 sampai 1 mg/L (Alaert dan

Sri Sumestri, 1984).

Dalam penelitian ini analisis nitrat dilakukan dengan metode brusin sulfat. Prinsip

dari pengujian nitrat nitrogen dengan metode brusin sulfat yaitu ion nitrat bereaksi

denganbrusin dalam suasana asam membentuk senyawaberwarna kuning. Jadi sampel yang

membentuk warna kuning pekat menunjukan konsentrasi nitrat nitrogen yang terkandung

pada sampel sangat besar, dan jika sampel yang diuji memiliki konsentrasi nitrat nitrogen

berada di luar kurva kalibrasi larutan standar maka sampel yang diuji harus diencerkan agar

bisa terbaca atau masuk dalam kurva kalibrasi.

Nitrat dalam jumlah besar dapat menyebabkan gangguan diare campur darah, disusul

oleh konvulsi, koma, dan bila tidak tertolong akan meninggal. Keracunan kronis dapat

menyebabkan depresi, sakit kepala. Methemoglobin adalah hemoglobin yang di dalamnya ion

Fe2+diubah menjadi ion Fe3+ dankemampuannya untuk mengangkut oksigen telah berkurang

dan menyebabkan darah menjadi coklat. Methemoglobin dapat terjadi apabila hemoglobin

terpapar oksidator termasuk nitrat. Sebenarnya darah manusia secara normal mengandung

methemoglobin pada konsentrasi tidak lebih dari 2% tetapi jika methemoglobin meningkat

menjadi 10%-20% akan mengakibatkan kemampuan darah untuk mengangkut oksigen

menjadi sangat terganggu. Darah mengandung methemoglobin yang tinggi disebut

methemoglobinemia dengan gejala tubuh berwarna biru (sianosis), sesak nafas, mual dan

(16)

70%.

Bayi pada umumnya lebih sensitif terhadap methemoglobin daripada orang dewasa.

Hal ini disebabkan beberapa faktor yakni:

1. Sebagian besar (60%) kandungan hemoglobin dalam darah bayi merupakan tipe yang sangat

peka terhadap nitrat.

2. Enzim methemoglobin reduktase yang terdapat dalam darah bayi untukmerubah

methemoglobin menjadi hemoglobin menjadi terbatas jumlahnya.

3. Percernaan bayi merupakan pH yang paling sensitif yang akan menjadi media yang baik

untuk pertumbuhan bakteri yang mengubah nitrat menjadi nitrit ( Harris dan Karmas, 1989).

Bakteri pereduksi nitrat dalam usus manusia atau hewan akan mengubah nitrat

menjadi nitrit. Nitrit tersebut akan mengoksidasi hemoglobin pada darah menjadi

methemoglobin yang tidak dapat mengikat oksigen. Walaupun nitrit penyebab masalah pada

tubuh manusia, namun karena sangat jarang dijumpai dalam makanan dan air maka standar

didasarkan pada nitrat yang dapat dijumpai pada makanan, air seperti halnya pada sayuran

daun dan bayam (Jenie dan Winiati, 1990).

Nitrit dan nitrat merupakan bentuk nitrogen yang teroksidasi, dengan tingkat oksidasi

masing-masing +3 dan +5. Nitrit biasanya tidak bertahan lama dan merupakan keadaan

sementara proses oksidasi antara amoniak dan nitrat, yang dapat terjadi pada instalasi

pengolahan air buangan, dalam air sungai dan sistem drainase, dan sebagainya. Nitrit sendiri

membahayakan kesehatan karena dapat bereaksi dengan hemoglobin dalam darah, hingga

darah tersebut tidak dapat mengangkut oksigen lagi. Di samping itu, NO2- juga menimbulkan

nitrosamin pada air buangan yang tertentu, nitrosamin tersebut dapat menyebabkan kanker

(Alaert dan Sri Sumestri, 1984).

Nitrit akan bereaksi dengan amino sekunder/tersier membentuk senyawa

N-nitrosamin yang bersifat mutagen dan karsinogen, selanjutnyaN-nitrosamine menunjukkan

(17)

kematian bila melebihi 15-20 mg/kg bobot badan yangmengkonsumsi. Nitrosamin adalah

Pada pH 2,0 – 2,5 berkaitan dengan hasil reaksi antara diazo asam Sulfanilatdan

N-1-naftil-etilendiamin dihidroklorida(NED dihidroklorida), maka akan terbentuk larutan berwarna

ungu kemerah-merahan. Warna tersebut mengikuti hukum Lambert-Beer dan menyerap sinar

pada panjang gelombang 543 nm. Metoda kolorimetris tersebut sangat peka, sehingga

biasanya perlu pengenceran sampel. Selain dari metoda ini, tidak ada cara analisa lain yang

dapat dianggap bersifat baku (Alaert dan Sri Sumestri, 1984).

Interferensi yang sering terjadi dalam analisis nitrit yaitu NCl3mengganggu warna

reaksi murni, tetapi jarang ditemui (hanya ada di dekat tempat proses klorinasi air minum)

dan dapat dihilangkan dengan penambahan Na2S2O3(natrium tiosulfat).

Kation-kation Fe3+, Pb2+, Hg2+, Ag2+, Sb3+, Au3+dan anion PtCl

62- dan VO32- juga

mengganggu analisa karena dapat mengendap selama analisa, kation-kation tersebut harus

dihilangkan. Gangguan Fe3+ dapa dihilangkan dengan mereduksi Fe3+dengan zat pereduksi

misalnya Na2S2O3sampai menjadi Fe2+, atau dengan mengendapkan Fe3+ sebagai Fe(OH)3

pada pH 7 sebelum analisa nitrit dimulai (Alaert dan Sri Sumestri, 1984).

2.5 Spektrofotometer UV-Vis

Spektrofotometri merupakan salah satu metode analisis instrumental yang didasarkan

pada interaksi radiasi elektromagnetik dengan atom maupun molekul suatu senyawa kimia.

Dengan mengetahui interaksi yang terjadi, dikembangkan teknik-teknik analisis kimia yang

(18)

beberapa peristiwa antara lain adalah: pemantulan, pembiasan/hamburan (scattering),

difraksi, penyerapan, (absorpsi), fluoresensi, fosforesensi dan emisi (Riyanto, 2009).

Spektrofotometer sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri dari spektrometer

dan fotometer. Spektrofotometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang

gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan

atau yang diabsorpsi. Jadi spektrofotometer digunakan untuk mengukur energi secara relatif

jika energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang

gelombang. Pada spektrofotometer, panjang gelombang yang benar-benar terseleksi dapat

diperoleh dengan bantuan alat pengurai cahaya seperti prisma. Suatu spektrofotometer

tersusun dari sumber spektrum tampak yang kontinu, monokromator, sel pengabsorpsi untuk

larutan sampel atau blanko dan suatu alat untuk mengukur perbedaan absorpsi antara sampel

dan blanko ataupun pembanding (Khopkar, 1990: 225).

Komponen-komponen pokok dari spektrofotometer meliputi:

1. Sumber radiasi

Sumber tenaga radiasi terdiri dari benda yang tereksitasi hingga ke tingkat tenaga yang tinggi

oleh sumber listrik bertenaga tinggi. Sumber radiasi ultraviolet yang banyak digunakan

adalah lampu hidrogen dan lampu deuterium. Sedangkan sumber radiasi visibleatau tampak

yang biasa digunakan adalah lampu filamen tungsten (Sastrohamidjojo, 2001).

2. Monokromator adalah suatu alat yang digunakan untuk memperoleh sumber sinar yang

monokromatis. Alatnya dapat berupa prisma atau grating. Untuk mengarahkan sinar

monokromatis yang diinginkan dari hasil penguraian ini dapat digunakan celah (Khopkar,

1990: 226). 3. Sel absorpsi

Pada pengukuran di daerah tampak kuvet kaca atau kuvet kaca corex dapat digunakan, tetapi

untuk pengukuran pada daerah UV harus menggunakan sel kuarsa karena gelas tidak tembus

cahaya pada daerah ini. Umumnya tebal kuvetnya adalah 10 mm. Sel yang bisa digunakan

(19)

Peranan detektor penerima adalah memberikan respon terhadap cahaya pada berbagai

panjang gelombang (Khopkar, 1990: 227).

Diagram sederhana dari spektrofotometer adalah sebagai berikut:

Sumber radiasi

sampel yang menyebabkan terjadinya transisi elektron suatu senyawa dari keadaan dasar

(ground state) yang energinya rendah ke keadaan tereksitasi (excited state) yang mempunyai

energi lebih tinggi. Frekuensi serapan tersebut dapat terukur dan menghasilkan spektra.

2.5.1 Persamaan Lambert-Beer

Jika suatu berkas melewati medium homogen, sebagian intensitas cahaya datang (Io)

diabsorpsi oleh medium sebesar Ia, sebagian intensitas dipantulkan sebesar Ir dan sisanya

ditransmisikan sebesar It.

Io = Ia + It + Ir...1)

Karena pada umumnya Ir sangat kecil maka Io = Ia + It.

Lambert (1760) dan Beer (1852) menunjukkan hubungan berikut:

T = = 10

-abc...2)

dengan: T = transmitansi

a = tetapan absorbtivitas

b = jarak tempuh optik = tebal sampel

(20)

log

[

]

= log

[

]

= -abc

...3)

atau A = abc...4)

dengan A = -log (T)

A disebut sebagai absorbansi larutan terhadap sinar ang dilewatkan.

Rumus (4) tersebut disebut sebagai rumus Lambert-Beer.

Dengan hukum Lambert-Beer ini, maka dengan mengukur absorbansi atau transmisi

dapat ditentukan kadar suatu zat bila tebal medium penyerap dan absorbsivitas diketahui.

Besarnya absorbsivitas ditentukan dengan cara mengukur absorbansi suatu zat yang sama

pada berbagai kadar yang telah diketahui. Kadar zat padat dinyatakan dalam berbagai cara

(misalnya, %, molar, gram/liter, miligram/100 ml, dll). Kemudian gambar dalam grafik, yang

menunjukkan hubungan antara absorbansi dan kadar, maka diperoleh kurva standar. Dari

kurva standar yang linear tersebut, dapat dihitung besarnya absorpsivitas yang merupakan

(21)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Alat

Alat-alat yang dipakai dalam percobaan ini antara lain:

1. Spektofotometer UV-Vis double beam, Shimadzu UV-1700

2. Pipet Ukur 2 mL

3. Labu Ukur 100 ml

4. Pipet Volume 10 mL, 50 mL

5. Erlenmeyer 50 mL, 100 mL

6. Kompor Listrik

7. Penangas air

8. Gelas Piala 100 mL

9. Kuvet

10. Bola Hisap

11. Corong Gelas

12. Pipet Mikro 100 µL

3.2 Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini antara lain:

1. 5 sampel air bersih

2. Larutan induk NO3-N 1000 mg/L

3. Larutan campuran Brucin-asam sulfanilat

4. H2SO4 pekat

5. NaCl 30%

6. Akuadest

(22)

8. Larutan Asam Sulfanilat

9. Larutan N-1- Napthylethylene diamine dihidrochloride (NED dihidroklorida)

3.3 Cara Kerja

3.3.1 Pembuatan Larutan Standart

Pembuatan larutan standart nitrat NO3-N dengan tahapan sebagai berikut:

1. Sebanyak 0; 0,25; 0,50; 1,00 dan 2,00 mL larutan standar nitrat 100 mg/L dipipet dan

dimasukkan masing-masing ke dalam labu ukur 100 mL.

2. Air suling ditambahkan sampai tepat pada tanda tera sehingga diperoleh kadar nitrat-N 0,00;

0,25; 0,50; 1,00 dan 2,00 mg/L (SNI-06-2480-1991).

Pembuatan larutan standart nitrit NO2-N dengan tahapan sebagai berikut:

1. Sebanyak 0;0,01;0,02;0,05;0,10;0,15 dan 0,20 mL larutan standar nitrit 100 mg/Ldipipet dan

dimasukkan masing-masing ke dalam labu ukur 100 mL.

2. Air suling ditambahkan sampai tepat pada tanda tera sehingga diperoleh kadar nitrit-N

sebesar 0,00; 0,01; 0,02; 0,05; 0,10; 0,15 dan 0,20 mg/L (SNI-06-2484-1991).

3.3.2 Pembuatan Kurva Kalibrasi

Pembuatan kurva kalibrasi nitrat dengan tahapan sebagai berikut:

1. Alat spektrofotometer dioptimalkan sesuai petunjuk penggunaan alat untuk pengujian kadar

nitrat.

2. Sebanyak 10 mL masing-masing larutan standar dan blanko dimasukkan ke dalam labu

erlenmeyer 50 mL.

3. Sebanyak 2 mL larutan NaCl 30 % dan 10 mL larutan asam sulfat, ditambahkan ke dalam

masing-masing larutan tersebut, diaduk perlahan-lahan dan dibiarkan sampai dingin.

4. Sebanyak 0,5 mL larutan campuran brusin-asam sulfanilat ditambahkan aduk perlahan-lahan

dan dipanaskan diatas penangas air pada suhu tidak melebihi 95ºC selama 20 menit kemudian

dinginkan.

5. Masing-masing larutan dimasukkan ke dalam kuvet pada alat spektrofotometer, dibaca dan

dicatat serapannya pada panjang gelombang 410 nm.

6. Kurva kalibrasi dibuat dari hubungan antara serapan (A) Vs konsentrasi (C) dari larutan

(23)

Pembuatan kurva kalibrasi nitrit NO2-N dengan tahapan sebagai berikut:

1. Alat spektrofotometer dioptimalkan sesuai petunjuk penggunaan alat untuk pengujian kadar

nitrit.

2. Sebanyak 50 mL masing-masing larutan standar dan blanko dipipet kemudian dimasukkan ke

dalam labu erlenmeyer 100 mL.

3. Sebanyak 1 mL larutan asam sulfanilat ditambahkan dan dibiarkan larutan tersebut bereaksi

selama 2-8 menit.

4. Sebanyak 1 mL larutan NED dihidroklorida ditambahkan,diaduk dan dibiarkan paling sedikit

10 menit, tetapi tidak lebih dari 2 jam.

5. Masing-masing larutan dimasukkan ke dalam kuvet pada alat spektrofotometer, dibaca dan

dicatat serapannya pada panjang gelombang 543 nm.

6. Kurva kalibrasi dibuat dari hubungan antara serapan (A) dengan konsentrasi (C) dari larutan

standar nitrit dan tentukan persamaan garis lurusnya (SNI-06-2484-1991).

3.3.3 Penentuan Kadar NO3- dan NO2- pada Sampel Air bersih

Analisis kadar nitrat pada sampel air bersih dengan tahapan sebagai berikut:

1. Sebanyak 10 mL sampel air dengan salah satu sampel dibuat secara duplo dipipet dan

dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer 50 mL.

2. Sebanyak 2 mL larutan NaCl 30 % dan 10 mL larutan asam sulfat ditambahkan, diaduk

perlahan-lahan dan dibiarkan sampai dingin.

3. Sebanyak 0,5 mL larutan campuran brusin-asam sulfanilat ditambahkan, diaduk

perlahan-lahan dan dipanaskan di atas penangas air pada suhu tidak melebihi 95ºC selama 20 menit

kemudian didinginkan.

4. Larutan sampel dimasukkan ke dalam kuvet pada alat spektrofotometer dan dibaca

absorbansinya pada panjang gelombang 410 nm.

5. Apabila perbedaan hasil pengukuran secara duplo lebih besar dari 2 %, periksa keadaan alat

dan diulangi tahapan 1 sampai dengan 4, apabila perbedaanya lebih kecil atau sama dengan 2

%, rata-ratakan hasilnya (SNI-06-2480-1991).

Rumus Perhitungan:

mg/L NO3-sebagai N = C × fp

(24)

C = konsentrasi yang didapat dari hasil pengukuran (mg/L)

Fp = faktor pengenceran

Analisis kadar nitrit pada sampel air bersih dengan tahapan sebagai berikut:

1. Sebanyak 50 mL sampel air dengan salah satu sampel dibuat secara duplo dipipet dan

dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer 100 mL.

2. Sebanyak 1 mL larutan asam sulfanilat ditambahkan dan dibiarkan larutan tersebut bereaksi

selama 2-8 menit.

3. Sebanyak 1 mL larutan NED dihidroklorida ditambahkan,diaduk dan dibiarkan paling sedikit

10 menit, tetapi tidak lebih dari 2 jam.

4. Larutan sampel dimasukkan ke dalam kuvet pada alat spektrofotometer, dibaca dan dicatat

serapannya pada panjang gelombang 543 nm.

5. Apabila perbedaan hasil pengukuran secara duplo lebih besar dari 2 %, periksa keadaan alat

dan diulangi tahapan 1 sampai dengan 4, apabila perbedaanya lebih kecil atau sama dengan 2

%, rata-ratakan hasilnya (SNI-06-2484-1991).

Rumus Perhitungan:

mg/L NO2-sebagai N = C × fp

Dimana:

C = konsentrasi yang didapat dari hasil pengukuran (mg/L)

(25)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil dan Pembahasan

Kegiatan PKL yang dilakukan di Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta ini

meliputi analisis terhadap berbagai jenis sampel air dengan metode yang digunakan di

Laboratorium Kimia Air. Praktik kerja lapangan yang dilakukan di laboratorium kimia air

meliputi: analisis nitrat dan nitrit.

Pada laboratorium kimia air sampel didapat dari masyarakat yang akan menguji

berbagai parameter dari air minum, air bersih dan sampel air limbah yang kemudian diberi

nama sampel atau contoh uji tersebut dengan pemberian kode untuk memudahkan pengerjaan

di laboratorium.

Untuk mendapatkan data analisis yang akurat, diperlukan beberapa langkah penting

yang kadang-kadang kurang mendapatkan perhatian selama ini diantaranya: pengawetan

sampel dan metode analisis yang digunakan untuk memeriksa sampel. Banyaknya gangguan

yang timbul selama penyimpanan dan pengangkutan sampel dari lapangan ke laboratorium

dapat menyebabkan perubahan sampel dari keadaan aslinya. Oleh karena itu, perlu dilakukan

terhadap sampel yang akan dianalisis baik secara fisik maupun secara kimia agar keadaannya

tetap stabil. Cara pengawetan sampel tergantung dari jenis analisis yang akan dilakukan,

misalnya untuk analisis nitrat dan nitrit dalam air, pemeriksaan harus segera dilakukan setelah

pengambilan sampel. Kalau terpaksa diawetkan perlu penambahan asam sulfat pekat sampai

pH 2 kemudian didinginkan dalam lemari pendingin khusus pada suhu 4ºC atau dibekukan

pada suhu -20ºC dan sampel harus diperiksa maksimal 48 jam setelah dilakukan

penyamplingan. Hal ini disebabkan adanya oksigen terlarut dan bakteri-bakteri yang dapat

mengoksidasi ammonium (NH4+) menjadi nitrit (NO2-) atau nitrit (NO2-) menjadi nitrat

(26)

Untuk mengetahui kualitas dari air pada perairan, banyak sekali parameter yang

dianalisis. Parameter-parameter tersebut sudah ditetapkan oleh pemerintah melalui Peraturan

Menteri Kesehatan RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990. Namun tidak semua parameter akan

ditentukan, hanya ada dua parameter yang dianalisis diantaranya adalah:

4.1.1 Analisis Nitrat

Tingginya kadar nitrat pada air bersih terutama yang berasal dari sungai atau sumur di

dekat pertanian. Hal ini sangat berbahaya bila kandungan nitrat ini dikonsumsi oleh anak bayi

dan dapat menimbulkan keracunan akut. Bayi yang baru berumur beberapa bulan belum

mempunyai keseimbangan yang baik antara usus dan bakteri usus. Sebagai akibatnya, nitrat

yang masuk dalam saluran pencernaan akan langsung diubah menjadi nitrit yang kemudian

berikatan dengan hemoglobin membentuk methemoglobin. Ketidakmampuan tubuh bayi

untuk mentoleransi adanya methemoglobin yang terbentuk dalam tubuh mereka akan

mengakibatkan timbulnya methemoglobinemia pada bayi.Methemoglobinemia juga disebut

"sindrom bayi biru". Penyakit ini disebut gejala bayi biru dengan gejala yang khas yaitu

terlihat warna kebiruan pada daerah sekitar bibir dan beberapa bagian tubuh. Pada bayi yang

telah berumur enam bulan atau lebih, bakteri pengubah nitrat di dalam tetap ada walau dalam

jumlah sedikit. Pada anak-anak dan orang dewasa, nitrat diabsorbsi dan di sekresikan

sehingga resiko untuk keracunan nitrat jauh lebih kecil.Oleh karena itu, parameter ini perlu

untuk dilakukan analisis.

Penentuan kadar nitrat dilakukan dengan metode spektrofotometer (SNI

06-2480-1991) pada kisaran kadar 0,1 mg/L – 2,0 mg/L dengan menggunakan metode brusin sulfat.

Prinsip dari percobaaan ini adalah Nitrat dalam air dalam suasana asam dengan Brusin

Sulfanilat dan Asam Sulfat membentuk senyawa yang berwarna kuning. Intensitas warna

yang terjadi diukur absorbansinya dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 410

(27)

yang terkandung pada sampel sangat besar, dan jika sampel yang diuji memiliki konsentrasi

nitrat nitrogen berada di luar kurva kalibrasi larutan standar maka sampel yang diuji harus

diencerkan agar bisa terbaca atau masuk dalam kurva kalibrasi.

Konsentrasi nitrat dalam sampel air bersih diperoleh dengan cara absorbansi sampel

yang diukur dimasukkan ke dalam persamaan garis lurus larutan standar nitrat. Untuk itu

sebelum sampel air diuji, terlebih dahulu dibuat larutan standar dengan konsentrasi

masing-masing (0,00; 0,25; 0,50; 1,00; dan 2,00) mg/L dari larutan standar nitrat 100 mg/L. Larutan

standar ini berguna sebagai interval atau rentangan untuk menentukan apakah nilai absorban

sampel berada dalam rentangan larutan standar tersebut atau tidak. Untuk pembuatan kurva

kalibrasi masing-masing dari larutan standar yang telah dibuat kemudian diberi perlakuan

yang sama dengan blanko dan sampel air yang dianalisis. Setelah diukur dengan alat

spektrofotometer UV-Vis double beam atau berkas ganda maka dapat diketahui absorbansi

masing-masing larutan standar dan sampel air.

Tabel 2. Absorbansi larutan standar nitrat

Standa

Hubungan antara absorbansi larutan standar dengan konsentrasi yang dimiliki

masing-masing kemudian muncul sebagai kurva kalibrasi yang tampak pada gambar 1.

Gambar 1. Kurva larutan standar nitrat

Kurva kalibrasi pada gambar 1 memiliki persamaan garis regresi linear y = 0,0941x –

0,0008 dan memiliki nilai korelasi sebesar 0,9996. Kemudian kadar nitrat dapat dihitung

(28)

Tabel 3. Hasil analisis kadar nitrat

banyak. Selain itu tingginya kadar Nitrat disebabkan juga oleh limbah domestik dari lokasi

tersebut yang mengandung Amonia yang akan dioksidasi menjadi Nitrat, Sedangkan empat

sampel yang lain mengandung kadar nitrat di bawah ambang batas yang telah ditentukan

sehingga air tersebut masih layak digunakan untuk kebutuhan rumah tangga dan industri serta

masih dapat dikonsumsi.

4.1.2 Analisis nitrit

Kadar nitrit yang tinggi dapat membahayakan kesehatan karena dapat bereaksi dengan

hemoglobin dalam darah, hingga darah tersebut tidak dapat mengangkut oksigen lagi. Di

samping itu, NO2- juga menimbulkan nitrosamin pada air buangan yang tertentu, nitrosamin

tersebut dapat menyebabkan kanker.Maka parameter ini perlu untuk dilakukan analisis.

Penentuan kadar nitrit dilakukan dengan metode spektrofotometer (SNI

06-2484-1991) pada kisaran kadar 0,001 mg/L – 0,2 mg/L NO2-N dengan menggunakan metode asam

sulfanilat. Prinsip dari percobaaan ini adalah Nitrit dengan Asam Sulfanilat dan NED

(29)

merahkeunguan. Intensitas warna yang terjadi diukurabsorbansinyadengan spektrofotometer

pada panjang gelombang 543 nm.

Menurut Rilley dan Millero sebelum terbentuknya warna pink, terjadi pembentukkan

iondiazonium yang merupakan hasil reaksi dari nitrit dan sulfanilat yang terjadi menurut

reaksi berikut:

kondisi asam lemah pada pH 2,0 – 2,5 ion diazonium bereaksi dengan NED dihidroklorida

membentuk senyawa azo yang berwarna merah keunguan.

Konsentrasi nitrit dalam sampel air bersih diperoleh dengan cara absorbansi sampel

yang diukur dimasukkan ke dalam persamaan garis lurus larutan standar nitrit. Untuk itu

sebelum sampel air diuji, terlebih dahulu dibuat larutan standar dengan konsentrasi

masing-masing (0,00; 0,01; 0,02; 0,05; 0,10; 0,15 dan 0,20) mg/L dari larutan standar nitrat 100

mg/L. Larutan standar ini berguna sebagai interval atau rentangan untuk menentukan apakah

nilai absorbansi sampel berada dalam rentangan larutan standar tersebut atau tidak. Untuk

pembuatan kurva kalibrasi masing-masing dari larutan standar yang telah dibuat kemudian

diberi perlakuan yang sama dengan blanko dan sampel air yang dianalisis. Setelah diukur

dengan alat spektrofotometer UV-Vis double beam atau berkas ganda maka dapat diketahui

(30)

Tabel 4. Absorbansi Larutan Standar Nitrit

Hubungan antara absorbansi larutan standar dengan konsentrasi yang dimiliki

masing-masing kemudian muncul sebagai kurva kalibrasi yang tampak pada gambar 2.

Gambar 2. Kurva kalibrasi larutan standar nitrit

Kurva kalibrasi pada gambar 2 memiliki persamaan garis regresi linear y = 0,7435x –

0,0000 dan memiliki nilai korelasi sebesar 0,9994. Kemudian kadar nitrit dapat dihitung

dengan cara memasukkan absorbansi sampel yang terbaca dalam persamaan garis tersebut.

Tabel 4. Hasil analisis kadar nitrit

No Sampe

l

Absorbansi Konsentrasi(mg/L) sebenarnya (mg/L)Konsentrasi yang

712 0,002 0,0027 0,0027

Semua sampel yang telah dianalisis memiliki kadar nitrit dibawah ambang ambang

batas yang telah ditentukan di dalam PERMENKES RI No.416/MENKES/PER/IX/1990

kadar maksimal nitrit yang diperbolehkan di dalam air bersih adalah 1,0 mg/L.Menurut

Millero rendahnya konsentrasi nitrit disebabkan karena nitrit di perairan hanya sebagai

senyawa peralihan (intermediate product) dari reduksi senyawa nitrat atau oksidasi senyawa

(31)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dalam analisis konsentrasi Nitrat (NO3-)

dan Nitrit (NO2-) dengan menggunakan sampel air bersih dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Dari perhitungan diperoleh kadar Nitrat (NO3-) adalah 10,8717 mg/L; 0,2104 mg/L; 0,7736

mg/L; 0,7099 mg/L dan 3,911 mg/L, sedangkan untuk kadar Nitrit (NO2-) adalah 0,0027

mg/L ; 0,0027 mg/L; 0,7130 mg/L; 0,0013 mg/L; dan 0,0013 mg/L.

2. Pada percobaan kadar nitrit semua sampel masih di bawah ambang batas yang telah

ditentukan sedangkan untuk kadar nitrat ada satu sampel yang melebihi baku mutu sehingga

(32)

PERMENKES RI No.416/MENKES/PER/IX/1990 yakni 10 mg/L untuk Nitrat (NO3-) dan

untuk Nitrit (NO2-) 1,0 mg/L.

5.2 Saran

Dalam analisisNitrat dan Nitrit ini penulis menyarankan agar menggunakan metode

atau instrumentasi yang lain yang dapat digunakan untuk mendukung validitas data tentang

kandungan zat pencemar dalam sampel air tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, R., 2004, Kimia Lingkungan, Penerbit Andi, Jakarta.

Alaerts, G. dan Santika, S.S., 1984, Metode Penelitian Air, Usaha Nasional, Surabaya.

Anonim, 2004, Metode Pengujian Kadar Nitrat dalam Air dengan Alat Spektrofotometer secara

Brusin Sulfat, SNI-06-2480-1991, BSN, Jakarta.

Anonim, 2004, Metode Pengujian Nitrit dalam Air dengan Alat Spektrofotometer secara Asam

Sulfanilat, SNI-06-2484-1991, BSN, Jakarta.

Anonim, 1990, Persyaratan Kualitas Air Bersih, Menteri Kesehatan RI, Jakarta.

Anonim, 2010, Persyaratan Kualitas Air Minum, Menteri Kesehatan RI, Jakarta.

Effendi, 2003, Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya Dan Lingkungan Perairan,

Kanisius, Yogjakarta.

Harris, R.S. dan Karmas, E., 1989, Evaluasi Gizi Pada Pengolahan Bahan Pangan, Penerbit ITB,

Bandung.

Jenie dan Winiati, 1990, Penanganan Limbah Industri Pangan, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Khopkar, S.M., 1990, Konsep Dasar Kimia Analitik, UI-press, Jakarta.

Millero, F.J., 2006, Chemical Oceanography, CRC press, Boca Raton.

Ompusunggu, H., 2009, Analisa Kandungan Nitrat Pada Air Sumur Gali Di Sekitar Tempat

Pembuangan Akhir (TPA) Sampah, skripsi, Program Sarjana, USU, Sumatera Utara.

Rilley, J.P., 1975, Analytical Chemistry of Sea Water,3, 2, 193-514.

Riyanto, 2009, Diktat Kuliah Kimia Analisis Instrumental 1, Prodi Kimia UII, Yogyakarta.

Sastrohamidjojo, H., 2001, Spektroskopi, Liberty, Yogyakarta.

(33)

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

PERHITUNGAN

Analisis Nitrat

Pengenceran Larutan Standart Nitrat

Diketahui : Konsentrasi larutan induk nitrat 1000 mg/L (M1)

Ditanya : Volume larutan induk (V1) jika konsentrasi larutan standar (M2)

100 mg/L ke dalam labu ukur 100 mL

Jawab :

Rumus Pengenceran : M1.V1 = M2.V2

M2= 100 mg/L

M1.V1 = M2.V2

1000 mg/L.V1 = 100 mg/L.100 mL

V1 = 10 mL

(34)

Ditanya : Volume larutan induk (V1) jika konsentrasi larutan standar (M2)

Diketahui :Konsentrasi larutan induk nitrit 1000 mg/L (M1)

Ditanya : Volume larutan induk (V1) jika konsentrasi larutan standar (M2)

100 mg/L ke dalam labu ukur 100 mL.

Jawab :

(35)

M2 = 100 mg/L

M1.V1 = M2.V2

1000 mg/L.V1 = 100 mg/L.100 mL

V1 = 10 mL

Diketahui :Konsentrasi larutan standar nitrit 100 mg/L (M1)

(36)

V1 = 0,20 mL

LAMPIRAN 3

PERHITUNGAN

Analisis Kadar Nitrat

Tabel data :

No Sampel Absorbansi Konsentrasi

(mg/L)

Konsentrasi yang sebenarnya (mg/L)

712 0,101 1,1031 11,031

712 0,102 1,1103 11,103

1484 0,019 0,2087 0,2087

1527 0,072 0,7831 0,7831

1612 0,066 0,7233 0.7233

1886 0,036 0,3945 3,9450

Rumus Perhitungan:

mg/L NO3-sebagai N = C × fp

Dimana:

(37)

Fp = faktor pengenceran

1. No Sampel 712

Ada pengenceran 10× maka dikalikan dengan fp

C1= 1,1031 ; C2 = 1,1103

C = 1,1067

mg/L NO3-sebagai N = C × fp

mg/L NO3-sebagai N = 1,1067 × 10 = 11,067

2. No Sampel 1484

Tidak ada pengenceran maka tidak dikalikan dengan fp

mg/L NO3-sebagai N = C × fp

mg/L NO3-sebagai N = 0,2087 × fp = 0,2087

3. No Sampel 1527

Tidak ada pengenceran maka tidak dikalikan dengan fp

mg/L NO3-sebagai N = C × fp

mg/L NO3-sebagai N = 0,7831 × fp = 0,7831

4. No Sampel 1612

Tidak ada pengenceran maka tidak dikalikan dengan fp

mg/L NO3-sebagai N = C × fp

mg/L NO3-sebagai N = 0,7233 × fp = 0,7233

(38)

Ada pengenceran 10× maka dikalikan dengan fp

C = konsentrasi yang didapat dari hasil pengukuran (mg/L)

Fp = faktor pengenceran

1. No Sampel 712

Tidak ada pengenceran maka tidak dikalikan dengan fp

mg/L NO2-sebagai N = C × fp

mg/L NO2-sebagai N = 0,0023 × fp = 0,0023

2. No Sampel 1484

(39)

C1= 0,0023 ; C2 = 0,0023

C = 0,0023

mg/L NO2-sebagai N = C × fp

mg/L NO2-sebagai N = 0,0023 × fp = 0,0023

3. No Sampel 1527

Ada pengenceran 10× maka dikalikan dengan fp

mg/L NO2-sebagai N = C × fp

mg/L NO2-sebagai N = 0,0711 × 10 = 0,7110

4. No Sampel 1612

Tidak ada pengenceran maka tidak dikalikan dengan fp

mg/L NO2-sebagai N = C × fp

mg/L NO2-sebagai N = 0,0011 × fp = 0,0011

5. No Sampel 1886

Tidak ada pengenceran maka tidak dikalikan dengan fp

mg/L NO2-sebagai N = C × fp

mg/L NO2-sebagai N = 0,0011 × fp = 0,0011

LAMPIRAN 5

PERATURAN MENTERI KESEHATAN RI

NOMOR : 416/MENKES/PER/IX/1990

(40)

DAFTAR PERSYARATAN KUALITAS AIR BERSIH

2. Jumlah zat padat terlarut (TDS) mg/L 1500

3. Kekeruhan SkalaNTU 25

6. Kesadahan (CaCO3) mg/L 500

7. Klorida mg/L 600

8. Kromium, valensi 6 mg/L 0,05

9. Mangan mg/L 0,5

10. Nitrat, sebagai N mg/L 10

11. Nitrit, sebagai N mg/L 1,0

(41)

17. Timbal mg/L 0,05 b. Kimia Organik

1. Aldrin dan deildrin mg/L 0,0007

2. Benzene mg/L 0,01

3. Benzo (a) pyrene mg/L 0,00001

4. Chlordane (total isomer) mg/L 0,007

5. Chloroform mg/L 0,03

6. 2,4 - D mg/L 0,1

7. DDT mg/L 0,03

8. Deterjen mg/L 0,5

9. 1,2 - Dichloroethane mg/L 0,01

10. 1,1 - Dichloroethane mg/L 0,0003

11. Heptachlor dan heptachlor epoxide mg/L 0,03

12. Hexachlorobenzene mg/L 0,00001

1. Aktivitas Alpha (Gross Alpha Activity) Bq/L 0,1

2. Aktivitas Beta (Gross Beta Activity) Bq/L 1,0

(42)

mg : miligram

ml : mililiter

L : Liter

Bq : Bequerel

NTU : Nephelometrik Turbidity Units TCU : True Colour Units

Logam berat merupakan logam terlarut.

LAMPIRAN 6

Gambar-Gambar Percobaan Analisis Nitrat

Gambar 3. Spektrofotometer UV-VIS, Shimadzu UV 1700

Gambar 4. Sampel Air Bersih

Gambar 5. Sampel setelah penambahan NaCl 30%

Gambar 6. Sampel setelah penambahan Brusin-sulfanilat terbentuk larutan berwarna kuning

Diposkan oleh Ahmad Said di 10:56:00 AM

Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Bagikan ke Pinterest

Label: laporan - laporan

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar

Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda

(43)

What date is today?

Calendar

File's Blog

 ► 2016 (1)

 ► 2014 (15)

 ▼ 2013 (13)

o ► November (1)

o ► Juli (4)

o ▼ Juni (3)

 contoh Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL)

 Belajar Bahasa Arab Lagi

 Inilah Rahasia Allah…

o ► Februari (5)

 ► 2012 (5)

Label

 artikel (5)

 fiksi (8)

 laporan - laporan (1)

 Renungan dan Motivasi Hidup (4)

 soal - soal perkuliahan (12)

My profile

Enjoy with Music

divine-music.info

Total Tayangan Laman

(44)

Ahmad Said

Lihat profil lengkapku

Green Care

manusia yang peduli akan kehijauan dan berusaha menjaganya selalu

Google+

Followers

Tema Sederhana. Gambar tema oleh rocksunderwater. Diberdayakan oleh Blogger.

https://www.scribd.com/doc/180560728/LAPORAN-PELAKSANAAN-KULIAH-KERJA-LAPANGAN-pdf

PLTD

Gambar

Tabel 1 Sifat-Sifat Penting dari Air
Tabel 2. Absorbansi larutan standar nitrat
Tabel 3. Hasil analisis kadar nitrat
Tabel 4. Absorbansi Larutan Standar Nitrit
+3

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Pola-pola ketrampilan gerak yang dianjurkan untuk mengembangkan aktivitas jasmani melalui kegiatan permainan bagi anak usia 8 dan 9' tahun dapat disusun dalam bentuk keterampilan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti mengenai penerapan pembelajaran outdoor pada anak usia 5-6 tahun kelompok B2 di TK Immanuel II

potensi hambatan terhadap pemanfaatan layanan VCT (Voluntary Counseling And Testing) HIV/AIDS. 2) Tempat penelitian ini dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Poncol Kota

Berdasarkan grafik 2. dapat diketahui bahwa nilai rata-rata siswa kelas kontrol meningkat sebesar 11,93. Nilai rata-rata kelas eksperimen meningkat sebesar

Penelitian mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan kelelahan pada pekerja pembuat tahu di Pabrik Tahu Kelurahan Sumurrejo Kecamatan Gunungpati Semarang

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa (1) karakteristik instrumen tes berkelanjutan pada pengukuran kemampuan koneksi matematis mencakup dua

Judul Karya Ilmiah (paper) : Population Resizing on Fitness Improvement Genetic Algorithm to Optimize Promotion Visit Route Based on Android and Google Maps APId. Nama Penulis :

Retribusi penjualan produksi usaha daerah berupa benih, bibit dan mata tempel tanaman tanaman pangan dan hortikultura kabupaten tapin yang selanjutnya dapat disebut