• Tidak ada hasil yang ditemukan

Meningkatkan Keterampilan Siswa Menulis Surat Dinas Melalui Metode Pemberian Tugas di Kelas V SD Inpres 12 Bajawali | Sri Artamiati | Jurnal Kreatif Tadulako Online 3882 12345 1 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Meningkatkan Keterampilan Siswa Menulis Surat Dinas Melalui Metode Pemberian Tugas di Kelas V SD Inpres 12 Bajawali | Sri Artamiati | Jurnal Kreatif Tadulako Online 3882 12345 1 PB"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 6 ISSN 2354-614X

91

Meningkatkan Keterampilan Siswa Menulis Surat Dinas

Melalui Metode Pemberian Tugas di Kelas V

SD Inpres 12 Bajawali

Ni Luh Putu Sri Artamiati, Efendi, dan Yusdin Gagaramusu

Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

ABSTRAK

Penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan di SD Inpres 012 Bajawali. Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan keterampilan siswa menulis surat dinas di kelas V SD Inpres 12 Bajawali dengan menerapkan metode pemberian tugas. Permasalahan pada penelitian ini adalah bagaimana penerapan metode pemberian tugas dapat meningkatkan keterampilan siswa menulis surat dinas. Penelitian ini dilakukan bersiklus, setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Inpres 12 Bajawali berjumlah 20 orang yang terdiri dari 10 orang siswa laki-laki dan 10 orang siswa perempuan. Data dikumpulkan melalui lembar aktivitas siswa dan guru (observasi). Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas siswa dan guru mengalami peningkatan yang cukup berarti dari siklus I ke siklus II. Tes hasil tindakan siklus I diperoleh ketuntasan klasikal 55% dan pada siklus II terjadi peningkatan yang signifikan pada ketuntasan belajar yaitu 95%, hal ini menunjukkan persentase peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 40%. Hasil daya serap klasikal pada siklus I adalah 68,6% dan siklus II daya serap klasikal adalah 85,4%, hal ini menunjukkan persentase peningkatan pemahaman siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dari siklus I ke siklus II sebesar 16,8%. Berdasarkan indikator kinerja, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan pendekatan pemberian tugas menulis surat dinas yang diterapkan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dapat meningkatkan keterampilan pada siswa kelas V SD Inpres 12 Bajawali.

Kata kunci: Keterampilan Siswa, Menulis Surat Dinas, Metode Pemberian

Tugas.

I. PENDAHULUAN

Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia menunjukkan fenomena yang

cukup memprihatinkan diantaranya ketidakmampuan proses pendidikan

menghasilkan lulusan yang berkualitas. Melihat kenyataan ini, pemerintah dan

praktisi pendidikan tidak berpangku tangan, berbagai usaha untuk meningkatkan

kualitas pendidikan telah dilakukan antara lain pengembangan dan perbaikan

kurikulum, pengembangan metode pembelajaran dan sistem penilaian, perbaikan

(2)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 6 ISSN 2354-614X

92 hasil yang maksimal. Hal ini dapat dilihat dari masih rendahnya keterampilan

siswa terhadap mata pelajaran tertentu.

Guru sebagai faktor utama berperan dalam kegiatan pembelajaran di kelas

dan penentu keberhasilan proses pembelajaran tersebut dituntut agar selalu

mencari inovasi, cara baru untuk membuat para siswa dapat memperoleh

pengetahuan dan pemahaman terhadap pelajaran dengan sebaik-baiknya.

Selanjutnya sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai baik secara

khusus yang menyangkut keterampilan siswa menulis, maupun secara umum

untuk pemahaman siswa terhadap materi ajar.

Sabaruddin Ahmad (1999:23) mengemukakakan:

“surat dinas merupakan surat dengan segala formalitasnya, misalnya kop surat, bagian surat, nomor surat, bahasa surat, dan cap dinas. Kop surat memuat informasi tentang nama lembaga/instansi; alamat lengkap, tetapi secara umum, isi surat dinas adalah bagian pembukaan, bagian inti, dan bagian penutup. Surat dinas dibagi: Kepala surat (kop surat dinas), nomor surat; lampiran; perihal; tanggal surat; alamat yang dituju; salam pembuka; isi surat; salam penutup; tanda tangan”.

Masalah yang sering dihadapi siswa SD Inpres 12 Bajawali khususnya

kelas V adalah siswa tidak bisa menulis surat dinas dan hasil ulangan tidak

memuaskan padahal guru telah memberikan remedial, pujian, pekerjaan rumah

(PR) yang telah dipelajari, namun kenyataan yang terjadi siswa tetap saja tidak

memahami konsep tersebut dan hasil ulangannya tidak sesuai dengan apa yang

diinginkan guru. Sehingga hal ini membuat pelajaran Bahasa Indonesia menjadi

membosankan karena tidak adanya perhatian dari siswa.

Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar SD Inpres 12 Bajawali Kecamatan

Lariang Kabupaten Mamuju Utara diperoleh data hasil belajar Bahasa Indonesia

pada siswa kelas V tergolong rendah pada semester I tahun pelajaran 2013/2014

yaitu rata-rata 62,48% yang masih jauh dari nilai rata-rata ketuntasan kriteria

minimal yaitu 65%.

Upaya mengatasi permasalahan tersebut dapat diterapkan metode

pemberian tugas agar siswa secara aktif mencari sendiri pengetahuan-pengetahuan

(3)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 6 ISSN 2354-614X

93 pada siswa untuk berlatih mandiri dan percaya pada keterampilan mereka sendiri

sehingga akan berdampak pada hasil pembelajaran yang berkualitas tinggi.

Adapun pembaharuan yang terjadi dewasa ini seperti pembaharuan tentang

konsep pendidikan. Pembaharuan ini membawa pula perubahan dalam cara

belajar mengajar di sekolah.

Kajian Pustaka

Keterampilan Menulis

Menurut Saleh Abbas (dalam Siti Rukiyah 2006:125) “keterampilan

menulis adalah kemampuan mengungkapkan gagasan, pendapat, dan perasaan

kepada pihak lain dengan melalui bahasa tulis. Ketepatan pengungkapan gagasan

harus didukung dengan ketepatan bahasa yang digunakan, kosakata dan

gramatikal dan penggunaan ejaan”. Menurut Ahmad Rofi’uddin dan Darmiyati

Zuhdi (2008:159) “keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan

menuangkan pikiran, gagasan, pendapat tentang sesuatu, tanggapan terhadap

suatu pernyataan keinginan, atau pengungkapan perasaan dengan menggunakan

bahas tulis”. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa

keterampilan menulis adalah agar menulis sebagaimana berbicara, merupakan

keterampilan yang produktif dan ekspresif. Perbedaannya, menulis merupakan

komunikasi tidak bertatap muka (tidak langsung), sedangkan berbicara merupakan

komunikasi tatap muka (langsung). Untuk itu jika Anda engan berkomunkasi

langsung maka tulisan dapat dijadikan sarana berkomunikasi.

Menurut Henry Guntur (dalam Tarigan 2008:3)” keterampilan menulis

adalah salah satu keterampilan berbahasa yang produktif dan ekspresif yang

dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung dan tidak secara tatap

muka dengan pihak lain”. Sedangkan menurut Byrne (dalam Haryadi dan

Zamzani, 2006:77) “keterampilan menulis adalah menuangkan buah pikiran ke

dalam bahasa tulis melalui kalimat yang dirangkai secara utuh dan jelas sehingga

dapat dikomunikasikan kepada pembaca dengan berhasil”.

(4)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 6 ISSN 2354-614X

94 memiliki kemampuan dalam menggunakan kosakata, tata tulis, dan struktur

bahasa”. Atar Semi (1993:47) “mengartikan keterampilan menulis sebagai

tindakan memindahkan pikiran dan perasaan ke dalam bahasa tulis dengan

menggunakan lambang-lambang”. Senada dengan pendapat tersebut, menurut

Harris (dalam Ahmad Rofi’uddin dan Darmiyati Zuhdi, 1999:276) “keterampilan

menulis diartikan sebagai kemampuan menggunakan bahasa untuk menyatakan

ide, pikiran atau perasaan kepada orang lain dengan menggunaan bahasa tulis”.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa keterampilan

menulis adalah keterampilan itu sendiri. Artinya, seseorang mempunyai

kemampuan menulis karena dia terampil. Sementara untuk dapat terampil dalam

menulis, maka dia harus melakukannya secara langsung atau melatih dirinya

sehingga terampil. Dengan demikian, maka dapat dikatakan pengertian

keterampilan menulis adalah kemampuan yang didapat dan dimiliki oleh

seseorang setelah melalui proses pelatihan secara intens, khusus dalam bidang

menulis. Untuk dapat melakukan kegiatan menulis secara intens, maka Anda

harus melakukan secara sadar dan tidak ada keengganan. Anda harus membuang

jauh-jauh rasa enggan dalam hati. Karena menulis itu sebuah keterampilan, maka

semua orang mempunyai kesempatan untuk dapat memiliki keterampilan tersebut.

Untuk mengkondisikan hal tersebut, maka salah satu cara yang dapat dilakukan

adalah dengan melatih diri. Mereka menerapkan pengertian keterampilan menulis

secara langsung dengan melakukan kegiatan menulis dan mempublikasikanya

tanpa rasa enggan. Mereka tidak takut gagal sebab mereka yakin telah berlatih

secara intens dan pasti berhasil, kenyataannya mereka memang berhasil.

Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang

menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain

dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa

dan gambaran grafik itu (Tarigan, 2008:21). Menurut Djibran (2008:17)

menyatakan bahwa

(5)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 6 ISSN 2354-614X

95 mempengaruhi orang lain. Maksud dan tujuan seperti itu hanya

dapat dicapai dengan baik oleh orang-orang yang dapat menyusun pikirannya dan mengutarakannya dengan jelas, kejelasan ini tergantung pada pikiran, organisasi, dan pemakaian kata-kata yang jelas dan baik”.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis adalah

suatu kegiatan seseorang dalam mengungkapkan ide, gagasan atau buah pikiran

melalui tulisan. Buah pikiran tersebut dapat berupa pendapat, pengetahuan,

pengalaman, keinginan, atau pun perasaan seseorang. Menulis tidak hanya

mengungkapkan gagasan melalui bahasa tulis melalui media bahasa tulis saja

tetapi meramu tulisan tersebut agar dapat dipahami pembaca. Setiap penulis harus

mempunyai tujuan yang jelas dari tulisan yang akan ditulisnya.

Menurut Suriamiharja (1997:10) “tujuan dari menulis adalah agar tulisan

yang dibuat dapat dibaca dan dipahami dengan benar oleh orang lain yang

mempunyai kesamaan pengertian terhadap bahasa yang dipergunakan”.

Keterampilan menulis seperti halnya keterampilan berbahasa yang lain

perlu dimiliki oleh siswa. Keterampilan menulis sudah mulai dilatihkan di tingkat

Sekolah Dasar. Sebelumnya, pada kelas rendah ditanamkan dasardasar menulis.

Jika dasarnya sudah kuat dan dikuasai dengan benar maka siswa dapat menulis

dengan baik dan benar. Sabarti Akhadiah (1993:64) mengemukakan bahwa “keterampilan menulis sangat kompleks karena menuntut siswa untuk menguasai komponen-komponen di dalamnya, misalnya penggunaan ejaan yang benar, pemilihan kosakata yang tepat, penggunaan kalimat efektif, dan penyusunan paragraf yang baik. Membelajarkan menulis harus memperhatikan perkembangan menulis anak. Perkembangan anak dalam menulis terjadi secara perlahan-lahan. Anak perlu mendapatkan bimbingan dalam memahami dan menguasai cara mentransfer pikiran ke dalam tulisan”.

Abbas (dalam Rukiyah 2006:127-137) upaya yang dapat dilakukan guru

agar siswa senang menulis adalah dengan memberi kebebasan kepada siswa untuk

menulis apa yang disenanginya sesuai dengan tema pembelajaran yang akan

dilaksanakan. Dalam pembelajaran keterampilan menulis ini guru harus

(6)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 6 ISSN 2354-614X

96 melakukan penilaian proses yang bertujuan untuk mengetahui perkembanga

belajar siswa, kesulitan yang dialami dan pola strategi belajar yang tepat.

Surat dinas merupakan surat yang dikeluarkan oleh lembaga atau instansi

untuk diberikan kepada lembaga atau instansi lain/perorangan. Menurut Agus

Sugiarto (2005:2) “surat dinas adalah surat yang bersifat resmi yang kegunaannya

adalah untuk menyampaikan informasi tentang kedinasan, surat jenis ini dibuat

oleh pejabat dalam sebuah organisasi atau instansi pemerintah”. Sedangkan

menurut Sabaruddin Ahmad (1999:23)

“surat dinas merupakan surat dengan segala formalitasnya, misalnya kop surat, bagian surat, nomor surat, bahasa surat, dan cap dinas. Kop surat memuat informasi tentang nama lembaga/instansi; alamat lengkap, tetapi secara umum, isi surat dinas adalah bagian pembukaan, bagian inti, dan bagian penutup. Surat dinas dibagi: Kepala surat (Kop surat dinas), nomor surat; lampiran; perihal; tanggal surat; alamat yang dituju; salam pembuka; isi surat; salam penutup; tanda tangan. Bentuk dan susunan surat dinas adalah sebagai berikut. 1) Kepala atau Kop surat dinas terdiri atas nama instansi diikuti nama unit eselon I yang menerbitkan surat”.

Surat sebagai suatu sarana komunikasi yang digunakan untuk

menyampaikan informasi tertulis oleh suatu pihak kepada pihak lain. Dengan

lebih jelasnya “surat adalah alat komunikasi tertulis untuk menyampaikan pesan

kepada pihak lain yang memiliki persyaratan khusus yaitu penggunaan kertas,

model/bentuk, penggunaan kode dan notasi, pemakaian bahasa yang khas, serta

pencantuman tandatangan” (Agus Sugiarto, 2005:5).

Metode pemberian tugas adalah suatu metode mengajar yang diterapkan

dalam proses belajar mengajar, yang biasa disebut dengan metode pemberian

pekerjaan atau tugas. Biasanya guru memberikan tugas itu sebagai pekerjaan

rumah. Akan tetapi sebenarnya ada perbedaan antara pekerjaan rumah dan

pemberian tugas seperti halnya yang dikemukakan. Roestiyah (1996:75). mengatakan: “Untuk pekerjaan rumah, guru menyuruh membaca dari buku di rumah, dua hari lagi memberikan pertanyaan di kelas. Tetapi dalam pemberian

tugas guru menyuruh membaca. Juga menambah tugas (1) cari buku lain untuk

(7)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 6 ISSN 2354-614X

97 Roestiyah juga mengatakan teknik pemberian tugas memiliki tujuan agar

siswa menghasilkan keterampilan yang lebih mantap, karena siswa melaksanakan

latihan-latihan selama melakukan tugas, sehingga pengalaman siswa dalam

mempelajari sesuatu menjadi lebih terintegrasi. Pekerjaan rumah atau yang lazim

disebut PR dalam bahasa Inggris “Homework” yang artinya mengerjakan

pekerjaan rumah. Dalam hasil penelitian ini yang dimaksudkan dengan PR adalah

sebuah tugas atau pekerjaan tertentu baik tertulis atau lisan yang harus dikerjakan

di luar jam sekolah (terutama di rumah) berkaitan dengan pelajaran yang telah

disampaikan guru untuk meningkatkan keterampilan atau keterampilan dan

sekaligus memberikan pengembangan serta kemandirian.

Pemberian tugas ini jauh lebih luas dari pekerjaan rumah karena metode

pemberian tugas diberikan dari guru kepada siswa untuk diselesaikan dan

dipertanggungjawabkan. Siswa dapat menyelesaikan di sekolah, atau di rumah

atau di tempat lain yang kiranya dapat menunjang penyelesaian tugas tersebut,

baik secara individu atau kelompok. Tujuannya untuk melatih atau menunjang

terhadap materi yang diberikan dalam kegiatan intra kurikuler, juga melatih

tanggung jawab akan tugas yang diberikan. Lingkup kegiatannya adalah tugas

guru bidang studi di luar jam pelajaran tatap muka. Menurut Roestiyah (1996:76)

dalam memberikan tugas keadaan siswa, guru harus memperhatikan hal-hal

berikut ini: a). tujuan penugasan b). bentuk pelaksanaan tugas c). manfaat tugas

d). bentuk Pekerjaan e). tempat dan waktu penyelesaian tugas f). memberikan

bimbingan dan dorongan g). memberikan penilaian

Menurut Roestiyah (1996:76) adapun jenis-jenis tugas yang dapat

diberikan kepada siswa untuk dapat membantu berlangsungnya proses belajar

mengajar: a). tugas membuat rangkuman b). tugas membuat makalah c).

menyelesaikan soal d). tugas mengadakan observasi e). tugas mempraktekkan

sesuatu f). tugas mendemonstrasikan observasi.

Pendapat Roestiyah dapat disimpulkan bahwa Pemberian tugas kepada

siswa dilatih untuk belajar, mengerjakan tugas dan melaksanakan kegiatan belajar

siswa diharapkan memperoleh suatu hasil ialah perubahan tingkah laku tertentu

(8)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 6 ISSN 2354-614X

98 ini adalah resitasi yang berarti melaporkan atau menyajikan kembali tugas yang

telah dikerjakan atau dipelajari. Jadi metode pemberian tugas merupakan suatu

metode mengajar dimana guru memberikan suatu tugas, kemudian siswa harus

mempertanggung jawabkan hasil tugas tersebut.

II. METODE PENELITIAN

Penelitian ini akan dilaksanakan di SD Inpres 12 Bajawali Kecamatan

Lariang Kabupaten Mamuju Utara Provinsi Sulawesi Barat. Subyek penelitian ini

adalah siswa kelas Vtahun ajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa 20 orang yang

terdiri dari 10 orang siswa laki-laki dan 10 orang siswa perempuan. Penelitian

Tindakan Kelas ini dilakukan dua siklus secara berkelanjutan. Setiap siklus

dilakukan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi untuk mengetahui

efektifitas tindakan. Pelaksanaan tindakan terintegrasi melalui proses

pembelajaran.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:1)

Observasi Langsung; 2) Tes; dan 3) Analisis Dokumen. Prosedur yang digunakan

untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi tentang menulis

surat dinas maka diadakan evaluasi dengan menggunakan tes. Tes yang digunakan

berupa menulis surat dinas yang dilaksanakan pada awal pembelajaran maupun

akhir pembelajaran.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

interaktif. Model analisis interaktif mempunyai 3 komponen yaitu: (1) Reduksi

data, (2) Penyajian data, (3) Penarikan kesimpulan atau verifikasi data.

Aktivitasnya dilakukan dalam bentuk interaktif selama proses pengumpulan data

masih berlangsung.

Indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan ini meliputi indikator

proses dan hasil dalam menggunakan media visual untuk meningkatkan hasil

belajar siswa memahami tentang kebebasan berorganisasi. Kriteria yang

digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam memahami materi

adalah sesuai dengan kriteria standar yang diungkapkan di SD Inpres 012

(9)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 6 ISSN 2354-614X

99 persentase daya serap individu sama dengan 65% dan tuntas belajar secara

klasikal bila diperoleh persentase daya serap klasikal lebih dari atau sama dengan

80%.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil tes pra tindakan menunjukkan bahwa dari 20 orang siswa, sebanyak

13 siswa memperoleh nilai di bawah 65% dan 7 siswa memperoleh nilai di atas

65. Nilai rerata 62,8% dengan tingkat ketuntasan klasikal sebesar 35%. Data ini

menunjukkan bahwa pembelajaran dikelas belum memenuhi batas tuntas yang

ditetapkan. Dengan demikian pada kondisi awal pembelajaran ini, dikatakan

belum mencapai tujuan yang diharapkan. Penyebabnya hasil belajar siswa kurang

yaitu kurang terjadi interaksi antara guru dan siswa atau sebaliknya karena hanya

menggunakan metode ceramah.

Hasil observasi terhadap pelaksanaan tindakan dapat dideskripsikan bahwa

masih ada siswa yang kurang memperhatikan yang di ajarkan guru di kelas.

Ketika guru menjelaskan pembelajaran kepada siswa banyak yang tidak

memperhatikan karena metode yang digunakan masih kurang, siswa terlihat

kurang aktif terhadap pembelajaran yang disampaikan guru.

Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa dan guru, hasil analisis tes

formatif dan hasil wawancara pada siklus I dan siklus II tampak terjadi

peningkatan yang cukup baik. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan metode

pemberian tugas cukup efektif diterapkan dalam proses pembelajaran yang

dilakukan untuk meningkatkan daya nalar siswa, kreatifitas dan kemampuan

mengkaitkan satu konsep dengan konsep yang lain sehingga berdampak pada hasil

belajar yang baik.

Pada pembelajaran yang menggunakan metode pemberian tugas, siswa

dilatih untuk mengingat mengerjakan tugas, mengungkapkan kembali

pengetahuan, membandingkan dan mengambil keputusan. Dalam proses belajar

mengajar siswa dibantu untuk mengungkapkan idenya secara jelas melalui

kegiatan yang dilakukan sehari-hari. Siswa dapat menulis surat dinas sesuai tugas

(10)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 6 ISSN 2354-614X

100 lebih paham dan bersemangat dalam belajar karena mereka mengalaminya

sendiri.

Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa dan guru, hasil analisis

kemampuan siswa menulis surat dinas pada siklus I dan siklus II tampak terjadi

peningkatan yang cukup baik. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan metode

pemberian tugas cukup efektif diterapkan dalam proses pembelajaran yang

dilakukan untuk meningkatkan keterampilan siswa siswa dalam menulis surat

dinas, sesuai dengan isi surat, kop surat, lamp, hal, salam pembuka dan penutup

dan tanda tangan yang tepat sehingga berdampak pada hasil belajar yang baik.

Pembelajaran siswa siklus I terdapat sembilan orang siswa yang tidak

tuntas, penyebabnya adalah siswa masih banyak yang bingung dan tidak mengerti

dengan tahap-tahap pembelajaran. pemanfaatan metode pemberian tugas belum

optimal sehingga siwa belum sepenuhnya memperhatkan pelajaran dengan baik.

Adapun hal lain yaitu dalam menulis surat dinas masih kurang tepat pada isi surat,

kop surat, lamp, salam pembuka dan penutup, dan tanda tangan siswa.

Pembelajaran siklus II terdapat 1 orang siswa yang tidak tuntas Hal ini

disebabkan karena siswa tersebut sulit untuk memahami pelajaran atau materi

yang diajarkan walaupun pada setiap pertemuan guru sudah memberikan

bimbingan dan pengarahan dalam proses pembelajaran namun hal tersebut belum

mampu meningkatkan keterampilan dan pemahaman terhadap materi menulis

surat dinas. Guru telah berusaha memberikan waktu tambahan untuk membimbing

siswa tersebut (I Nyoman Prayoga) dengan berbagai keterampilan menulis dan

pertanyaan-pertanyaan secara lisan, diberikan pekerjaan rumah tetapi belum

berhasil karena terbatasnya waktu penelitian dan persentase ketuntasan belajar

klasikal telah memenuhi standar kriteria ketuntasan minimal di sekolah.

Pembelajaran yang menggunakan metode pemberian tugas, siswa dilatih

untuk mengingat, mengungkapkan kembali pengetahuan, membandingkan dan

mengambil keputusan. Proses belajar mengajar siswa dibantu untuk

mengungkapkan idenya secara jelas melalui tugas-tugas berupa penyelesaian soal.

Pengetahuan Siswa dibentuk berdasarkan interaksi dengan

(11)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 6 ISSN 2354-614X

101 dengan cara beberapa orang siswa dan siswa lainnya diminta untuk

memperhatikan dengan baik. Hasil dari penyelidikan ini menjadi suatu beban

bagi siswa dan guru dalam menyusun kesimpulan menjadi sebuah konsep. Proses

pembelajaran siswa dibimbing untuk menemukan jawaban yang tepat kemudian

dimasukkan kedalam lembar kerja siswa yang telah disediakan dengan

memperhatikan keterkaitan antar soal.

Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa siklus I pertemuan 1 diperoleh

hasil dalam kategori cukup. Hal ini disebabkan karena motivasi siswa dalam

mengikuti pembelajaran masih kurang sehingga siswa masih terihat pasif dan

belum berani untuk menyampaikan kesulitan-kesulitan pada lembar kerja yang di

bagikan. Pada pertemuan 2 diperoleh kategori baik, dan mengalami peningkatan

dari pertemuan sebelumnya. Peningkatan aktivitas siswa disebabakan siswa

sedikit lebih aktif dibanding pertemuan sebelumnya walaupun secara keseluruhan

proses pembelajaran masih didominasi oleh guru.

Siklus II pertemuan 1 diperoleh persentase nilai rata-rata aktivitas siswa

dalam kategori baik. Hal ini disebabkan karena siswa sudah mulai termotivasi

untuk aktif dalam pembelajaran. Pada pertemuan 2 diperoleh persentase nilai

rata-rata aktivitas siswa dalam kategori sangat baik. Peningkatan aktivitas siswa dari

pertemuan 1 ke pertemuan 2 disebabkan karena siswa lebih termotivasi dalam

mengikuti kegiatan pembelajaran, hal ini terlihat pada saat mengerjakan tugas

yang diberikan oleh peneliti, siswa lebih aktif dalam proses pengambilan data dan

dalam menjawab pertanyaan yang terdapat pada LKS. Selain itu, siswa menjadi

lebih paham bagaimana cara mengambil keputusan dan menyimpulkan

pembelajaran sesuai dengan tujuan.

Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru pada siklus I pertemuan 1

diperoleh kategori baik dan pertemuan 2 diperoleh peningkatan dari pertemuan

sebelumnya, ini menunjukkan aktivitas guru dalam pembelajaran pada siklus I

terjadi peningkatan pada tiap pertemuan. Pada siklus II pertemuan 1 diperoleh

kategori baik dan pertemuan 2 diperoleh nilai rata-rata aktivitas guru dengan

kategori sangat baik, ini menunjukkan kenaikan aktivitas guru pada tiap

(12)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 6 ISSN 2354-614X

102 II menunjukkan kenaikan yang cukup signifikan. Kenaikan aktivitas guru dari

siklus I ke siklus II disebabkan karena guru terus berusaha untuk meningkatkan

motivasi dan bimbingan kepada siswa dengan berbagai perlakuan agar siswa aktif

dalam kegiatan pembelajaran.

Hasil analisis tes formatif siklus I diperoleh persentase nilai rata-rata

sebesar 68,6. Analisis tes formatif diperoleh ketuntasan siswa secara klasikal

sebesar 55% dan daya serap klasikal 68,6% dengan jumlah siswa yang tidak

tuntas sebanyak 9 orang. Persentase ketercapaian siswa ini masih jauh dari

indikator keberhasilan yaitu sebesar 70%. Rendahnya persentase daya serap

klasikal pada siklus I ini disebabkan karena kemampuan siswa dalam

pembelajaran masih kurang sehingga pemahaman siswa terhadap tugas yang

diberikan belum maksimal. Berdasarkan hasil evaluasi siklus I dilakukan

perbaikan pada siklus II dengan penggunaan metode pemberian tugas dan

bimbingan kepada siswa. Perlakuan ini memberikan dampak yang baik, ini

terlihat dari peningkatan hasil belajar siswa pada siklus II dengan persentase

ketercapaian siswa mencapai 95% dengan 19 siswa yang tuntas dari 20 siswa.

Persentase peningkatan keterampilan siswa menulis surat dinas pada tiap

siklus dapat dilihat dari persentase ketercapaian siswa yang diperoleh pada siklus

I dan siklus II. persentase ketercapaian siswa yang diperoleh pada siklus I sebesar

55 dan persentase ketercapaian siswa yang diperoleh pada siklus II sebesar 95

dengan menggunakan persamaan diperoleh persentase peningkatan kemampuan

belajar sebesar 40%. Ini menunjukkan terjadinya peningkatan keterampilan

menulis surat dinas siswa pada tiap siklus.

Penerapan metode pemberian tugas dapat menghidupkan suasana

belajar karena siswa terlibat aktif dalam setiap proses belajar mengajar. Suasana

belajar yang mendukung merupakan salah satu motivasi siswa dalam belajar.

Metode pemberian tugas, bukan saja membelajarkan siswa tapi juga

membelajarkan guru. Guru dituntut untuk bisa sabar dan peka terhadap

kesulitan-kesulitan yang berbeda dari setiap siswa. Guru harus menguasai bahan secara luas

dan mendalam sehingga dapat lebih fleksibel menyusun soal dan dapat menerima

(13)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 6 ISSN 2354-614X

103 hasil balajar karena dapat mangubah kebiasaan siswa belajar yang hanya

mendengarkan dan menerima informasi dari guru menjadi belajar dengan banyak

berpikir.

IV. PENUTUP

Kesimpulan

Penerapan metode pemberian tugas dapat meningkatkan keterampilan

siswa menulis surat dinas pada siswa kelas V SD Inpres 12 Bajawali. Hal ini

dibuktikan dengan tercapainya indikator kinerja dari siklus I diperoleh persentase

ketuntasan klasikal 55% dan ketuntasan klasikal pada siklus II sebesar 95%. Hal

ini menunjukkan terjadinya peningkatan ketuntasan belajar pada siklus I ke siklus

II sebesar 40%. Daya serap klasikal siklus I mencapai 68,6% dan siklus II sebesar

85,4%. Hal ini menunjukkan terjadinya peningkatan daya serap klasikal pada

siklus I ke siklus II sebesar 16,8%. Hasil observasi aktivitas siswa dan guru

mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II mencapai kategori sangat baik.

Saran

Upaya meningkatkan keterampilan siswa pada pembelajaran Bahasa

Indonesia menggunakan metode pemberian tugas disarankan; melaksanakan

pembelajaran yang kreatif dan inovatif dalam kelas dan mampu mengembangkan

penyusunan tugas agar siswa tidak merasa bosan. Guru hendaknya menempatkan

dimana saatnya siswa diberi kebebasan berargumen untuk mempertanggung

jawabkan hasil pekerjaannya (tugas) dan dimana guru lebih dibutuhkan untuk

(14)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 6 ISSN 2354-614X

104

DAFTAR PUSTAKA

Abas Saleh, 2006. Membina Keterampilan Menulis Paragraf dan Pengembangannya. Bandung:Angkasa.

Depdiknas, 2003. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:Departemen Pendidikan Nasional.

Haryadi, Zamzani, 2006. Evaluasi Pendidikan. Jakarta:Bina Aksara.

Milles dan Huberman, 1992. Analisis Data kualitatif. Terjemahan Rohendi Rohidi. Jakarta:Universitas Indonesia.

Nurgiantoro, 2001. Psikolog Pendidikan. Bandung:Remaja Rosda Karya.

Rofiuddin Ahmad, dkk, 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Rosidi, 2009. Metode Belajar dan Kesulitan-Kesulitan Belajar. Bandung: CV.Tarsito.

Sabaruddin Ahmad, 1999. Pembelajaran Surat Dinas. Bandung:Remaja Rosda Karya.

Sugiarto Agus, 2005. Pembelajaran Bahasa untuk SD/MI. Bandung:Remaja Rosda Karya.

Suriamiharja, 1997. Media pengajaran (Penggunaan dan Pembuatannya). Bandung:Sinar Baru Algensindo.

Suwarto, 2012. Meningkatkan Hasil Belajar pada Pelajaran Bahasa Indonesia melalui Metode Pemberian Tugas di Kelas III SDN 10 Palu. Skripsi tidak dipublikasikan. Palu: Universitas Tadulako.

Tarigan, 2008. Manajemen Bahasa. Jakarta:PT. Gramedia Pustaka Utama.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang ada, Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (Dinas PSDA) dengan bantuan dan perkembangan teknologi saat ini mengharapkan adanya sebuah

Namun, jika dilihat dari elemennya, maka prosesi molonthalo harus memenuhi lima unsur, yaitu: pertama, unsur fardy (pribadi), kedua, unsur makani (tempat), ketiga, unsur zamani

Diperoleh 2 model berpengaruhnya variabel keberhasilan peserta menulis artikel hasil penelitian dalam pelatihan model klasik ini; Dua variabel yang dimaksud adalah

Kelemahan bahan dari eternit atau asbes tidak tahan terhadap goncangan dan benturan sehingga harus berhati-hati dalam proses pemasangan plafon supaya tidak

Tujuan perancangan ini adalah mendesain eksterior mobil Suzuki Grand Vitara dengan kesan maskulin yang sesuai dengan keinginan konsumen pada styling mobil Suzuki

Hasil analisa yang telah dilakukan menunjukkan bahwa smartphone OnePlus dengan strategi diferensiasi produk yang tepat berhasil mengatur kualitas produknya melalui

Desain dan Rancangan Penelitian Desain dalam penelitian ini adalah pengumpulan data primer diperoleh dengan menggunakan metode survei ( survey methods ) melalui

Penulisan skripsi ini dilakukan melalui pendekatan yuridis yaitu pendekatan yang menjadikan peratutan perundang-undangan sebagai rujukan dan pendekatan empiris yaitu