• Tidak ada hasil yang ditemukan

IRM PERLU DIREAKTUALISASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IRM PERLU DIREAKTUALISASI"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

IRM PERLU DIREAKTUALISASI

Menjelang muktamar Ikatan Remaja Muhammadiyah (IRM) bulan Oktober ini, ada banyak usulan untuk meninjau kembali peran dan fungsi IRM saat ini. Persoalan yang dihadapi remaja saat ini, menurut pandangan sebagian pihak sudah terlalu komplek. Apakah IRM mampu untuk mengatasinya. Dalam arti memberikan motivasi dan dedikasi kepada para remaja untuk tidak terlalu terlibat dalam berbagai persoalan yang ada. Anggota IRM yang notabene adalah para pelajar dan mayoritas adalah siswa-siswa sekolah Muhammadiyah memang dibebani dengan tugas yang cukup berat. Terutama dalam pembinaannya. Hal diatas diakui Alfia Nuriska, Ketua PD IRM Kota Yogyakarta. Menurutnya, bahwa IRM salah satu organisasi yang bergerak dalam bidang keremajaan. Dalam hal ini wilayahnya adalah pelajar, baik SMP dan SMU serta sebagian mahasiswa, terutama di tingkat pimpinan.

Dalam hal kegiatan, ujar Alfia, paling Tidak IRM mencoba untuk memberikan jawaban-jawaban terhadap persoalan keremajaan, baik yang bersifat lokal (daerah) maupun nasional. IRM mempunyai tujuan, terbentuknya remaja muslim yang

berakhlak mulia dan berilmu dalam rangka menegakkan dan menjunjung tinggi nilai-nilai ajaran Islam. Ada beberapa sasaran yang menjadi obyek IRM, yaitu, pertama, anggota IRM termasuk pimpinan secara struktural agar semua mempunyai kualitas akhlak (moral) dengan disemangati nilai-nilai religius (Keagamaan). Kedua, disamping itu diupayakan bagaimana remaja harus mempunyai kemampuan intelektualitas (berilmu). Dua hal inilah yang dicoba IRM bagaimana

mengaktualisasikannya dalam kehidupan sekarang secara konkrit. Penafsiran tujuan diatas dilakukan dengan menyusun program-program yang bernuansa dan berdimensi moral yang diimbangi dengan keilmuan. Kedua-duanya harus seimbang.

Sebab, ujar Alfia Nuriska, moral saja tanpa ilmu, kurang. Sebaliknya ilmu tanpa moral akan jadi kering. Kemudian bagaimana mengkampanyekan dan mensosialisasikan bahwa IRM sebagai salah satu kelompok remaja yang peduli terhadap persoalan-persoalan kekinian dengan memberikan advokasi anti kekerasan. Anti kekerasan dimaksud yaitu, tidak hanya kekerasan fisik, tapi juga anti kekerasan mental. Dalam hal ini IRM mengadakan kerjasama dengan Asia Foundation, dengan menerbitkan buletin anti kekerasan.

Problem remaja saat ini diakui pula oleh Munir Mulkhan, beliau memandang bahwa remaja selalu menjadi bagian besar dari masyarakat. Kalau kemudian remaja dilukiskan mereka yang sudah lulus SD hingga mahasiswa, jumlahnya besar sekali. Dan itu, juga kemudian menjadi cermin dari pendidikan. Saya kira, ujar Munir Mulkhan, para remaja harus mengembangkan proses-proses pembelajaran diri. Tapi, itu sesungguhnya terlalu idealistik. Bagaimana mereka lewat organisasi-organisasi moralis yang non politik, seperti IRM dan IPNU bisa mernacang betul program-programnya sebagai antisipasi terhadap perkembangan. Jadi, itu harus menjadi bahan kajian betul. Jangan kemudian seperti sekrang ini organisasi-organisasi remaja bukan hanya mengalami euforia, tapi sejak dulu menjadi kaki tangan politik yang kemudian kerjanya hanya kerja ad hoc. Tidak punya konsep jauh ke depan.

(2)

sangat ditentukan oleh bagaimana dia bersikap sekarang.” ujar dosen IAIN Sunankalijaga Yogyakarta ini.

Senada dengan pandangan di atas, Sri Rahmadhani, S.Pd konsultan Citra Remaja Mandiri Medan, mengatakan, antisipasi yang harus dilakukan adalah penanaman nilai-nilai spiritualitas yang tinggi dalam keluarga dan masyarakat. Membangun kemitraan yang prima antar keluarga. Membatasai peredaran narkoba dan jenis-jenis maksiat lainnya. Sembari itu, lanjutnya, tegaknya hukum dan tata nilai di masyarakat. Ini juga sangat idealis rasanya. Namun harus dilakukan. Sembari anak remaja kita diarahkan bergaul dan berorganisasi yang mananamkan nilai-nilai religi yang tinggi.

Bagaimana IRM ke depan?

Dengan kondisi seperti sekarang ini bagaimana IRM ke depan? Sebuah pertanyaan yang sederhana tapi ---mungkin--- sulit untuk menjawabnya. Namun bagaimanapun juga menurut pandangan beberapa mantan tokoh IRM, bahwa

keberadaan IRM masih diperlukan. Namun ---mungkin--- format atau bentuknya yang perlu ditinjau kembali. Walaupun seperti yang dikatakan oleh Eko Wijoyono,

Koordinator Bidang Organisasi PP IRM bahwa, sekarang ini di IRM ada perubahan yang cukup mendasar, yakni adanya perubahan pada ideologi gerakannya. Gerakan IRM, menurutnya, diarahkan pada gerakan kritis terhadap semua persoalan-persoalan yang menyangkut pelajar dan remaja serta keumatan dan kebangsaan.

Khusus mengenai persoalan pelajar dan remaja menurut Eko, kita kritisi agar persoalan tersebut bisa dicarikan solusinya, yakni masalah pelajar dan remaja bisa memecahkan persoalannya sendiri, disamping itu juga ikut aktif berpartisipasi dalam memecahkan berbagai persoalan umat dan bangsa. Kemudian IRM ke depan ada evaluasi program-program yang menyangkut kepelajaran dan keremajaan (khusus pelajar dan remaja). Dalam hal ini, lanjut Eko, IRM akan bekerjasama dengan lembaga-lembaga donor secara institusional dan bekerjasama dengan berbagai LSM. Kemudian secara internal IRM akan membenahi kedalam dan membangun

infrastruktur organisasi dalam rangka menguatkan ideologi gerakannya. Disamping memperkuat infrastruktur juga membangun jargon yang mantap, serta membangun pola pengkaderan yang sistematis dari tingkat Pimpinan Pusat, Wilayah, Daerah, Cabang dan Ranting-ranting IRM seluruh Indonesia sebagai basis gerakan. Untuk mendukung usaha di atas, menurut Eko, sekarang ini IRM telah memiliki sistem pengkaderan IRM (SPI). Salah satu rumusan yang strategis dalam SPI tersebut adalah adanya arah analisis sosial (Ansos) di mana IRM akan membuat jaringan dengan berbagai ormas pelajar dan LSM. Karena IRM tidak bisa gerak sendiri tanpa membangun sebuah jaringan yang luas dengan lembaga dan ormas pelajar. Bahkan IRM juga akan bekerjasama dengan lembaga donor seperti Ford Foundation, Asia Faoundation, UNICEF dan UNDP dalam rangka menunjang aktivitas gerakannya.

Masa depan IRM dalam pandangan Ketua Bidang Organisasi PD IRM Kota Yogyakarta, Muhammadiyah Mudzakir, nampaknya tetap eksis. Walaupun hal ini akan sangat dipengaruhi oleh sistem perkaderan, baik itu yang ada dalam sistem perkaderan Muhammadiyah maupun pada IRM itu sendiri. Sebab, menurut beliau, IRM itu kan bagaimanapoun sangat tergantung oleh perkembangan induk

organisasinya, yaitu dalam hal amal usaha Muhammadiyah. Khususnya dalam bidang pendidikan. Di mana lembaga pendidikan inilah yang begitu sangat variabel dalam menentukan masa depan IRM disamping juga akan dipengaruhi oleh sistem

(3)

Demikian pula Drs. Zulkarnain M Noor, SH, mantan Ketua Umum PW IPM Sumatra Utara, melihat bahwa IRM saat ini masih cukup dinamis. Mereka cukup cekatan. Kegiatannya sangat mumpuni. Banyak program baru yang mereka munculkan. Beliau mencontohkan adanya kegiatan kampanye anti kekerasan, membina kreativitas remaja dengan berbagai program pelatihan, lomba dan sejenisnya. IRM sarat dengan pembinaan ima, ilmu dan amal bagi kaum remaja. Kalau saja ada kekurangan barangklai sebatas konsolidasi menyeluruh yang belum tuntas. Banyak daerah atau cabang juga sekolah yang hidup segan mati tak mau. Tapi itu secara nasional dan wilayah IRM cukup menggembirakan.

Namun demikian, agar IRM lebih eksis lagi ke depan, Zulkarnain M Noor, menyarankan agar kader IRM agak serius lahir batin, siap menghadapi tantangan dan siap kapan saja tidak mengenal waktu siang atau malam. Melakukan konsolidasi menyeluruh sampai ke tingkat akar rumput yakni sekolah-sekolah Muhammadiyah dan non-Muhammadiyah. Membangun kemitraan dengan organisasi remaja lain.

Ada juga yang berpendapat dan berpandangan bahwa IRM perlu

direaktualisasi. “Momen reaktualisasi fungsi IRM, memang perlu untuk disegerakan.” Ujar Syahrir Wahab, mantan ketua IRM Sulawesi Selatan periode 1998 – 2000. Karena menurut beliau, alam IRM ini merupakan suatu alam yang kondisinya perlu untuk dicermati lebih jauh lagi. Terutama dalam menghadapi dampak negatif yang terjadi dalam pergaulan remaja. Namun demikian, ujar beliau, tentunya reaktualisasi itu disesuaikan dengan pendekatan doktrin Muhammadiyah dan pendekatan spiritual. Sehingga berbagai macam pengaruh itu bisa dicegah dengan aktifitas organisasi secara baik dan terorganisir.

Bahkan menurut Mahmud Nuhung, SE, MA mantan ketua IPM, bahwa saat ini IRM telah kehilangan identitas. Mengapa? Karena dalam pandangan beliau, IRM lebih banyak aktifitas politiknya daripada akrifitas kepelajarannya. “Jadi, saya melihat bahwa IRM terlalu bebas dalam aktifitas di masyarakat. Sehingga dia tidak lagi seperti aslinya. Tetapi identik dengan gerakan Lembaga Swadaya Masyarakat, yang bergerak pada gerakan-gerakan sosial. Padahal kita ketahui bahwa IRM itu kan, ortom Muhammadiyah pada bidang pelajar. Bukan semata-meta berbasis pada masyarakat, tetapi berbasis sekolah. Nah!

Melihat perkembangan yang terjadi selama ini, memang ada usulan dan harapan dari sementara pihak, agar nama IRM dikembalikan lagi ke IPM sebagaimana awalnya. Mengapa? Karena menurut H. Muhammad Ramli Haba, SH yang juga mantan Ketua IPM Sulawesi Selatan tahun 1980-an, karena ketika IPM dulu karakternya jauh lebih baik dibandingkan dengan saat ini. Baik dari segi

pengkaderannya lebih jelas arahnya sebagai kader persyarikatan. Kalau kita melihat kurikulumnya (maksudnya kurikulum perkaderan IRM) berbanding 70% Al-Islan dan kemuhammadiyahan, 30% umum. Sehingga terlihat bentuk kader yang militan

berbasis agama.

Sedang saat ini, menurut Ramli Haba, pengkaderan IRM kelihatannya terbalik, Al-Islan dan Kemuhammadiyahan hanya 30% sedang umum 70%. Sehingga yang terlihat di lapangan, kader-kader IRM, tidak terpola dengan baik, artinya adik-adik kita IRM ini, lebih banyak bentuk aktifitasnya yang mengarah pada sosial, politik, ekonomi dan advokasi di masyarakat. Tentunya hal seperti itu enggak usah di pikirkan oleh para remaja itu. Karena hal tersebut merupakan program IMM dan Pemuda Muhammadiyah. “Kembalikan ke jalan yang lurus, urusi basis anda sebagai seorang pelajar.” Ujar Ramli Haba secara tegas. Mungkinkah? Wallahu’alam. (im, hus, hos, iw, ton)

Referensi

Dokumen terkait

Creative Commons Attribution 4.0 International License, which permits unrestricted use, distribution, and reproduction in any medium, provided the original work is

Dalam konteks di atas, hukuman mati yang diberlakukan untuk kasus- kasus tertentu, semisal narkoba, terorisme dan korupsi, termasuk kategori hukuman ta`zìr yang disebut dengan

Berdasarkan uraian tersebul diatas dapat disimpulkan bahwa anggaran berbasis kinerja adalah suatu sislem penyusunan anggaran dengan mengintegrasikan seluruh sumber daya

Kuva 5.7: Punaisella viivalla D-bar-menetelm¨ an virhe katkaisus¨ ateen (ylempi vaaka-akseli) funktiona, mustalla katkoviivalla pehme¨ an katkaisun virhe paramet- rin c

Pada penelitian lainnya yag dilakukan oleh Aris Sugiharto (2008) menunjukan, orang yang tidak terbisa berolahraga dapat berisiko hipertensi sebesar 4,73 kali dibandingkan

2. Persiapan fisik dan mental supaya dalam melaksanakan praktek mangajar mempunyai rasa percaya diri, emosi dapat dikendalikan sehingga dapat menghadapi kemungkinan rintangan

Karena torang berpikir, dapat bantuan dari orang yang nggak dikenal, orang lain juga bisa tinggal di sini,” tambah Mozes dengan penuh senyum di wajahnya.. 4

Wisata pantai merupakan bagian dari wisata pesisir yang memanfaatkan pantai sebagai objek wisata, meliputi : (a) perjalanan yang menggunakan moda angkutan laut /