Konferensi Nasional Sistem Informasi 2013, STMIK Bumigora Mataram 14-16 Pebruari 2013
291
Makalah Nomor: KNSI-73
PERANCANGAN SISTEM PAKAR PENYAKIT PARU-PARU
MENGGUNAKAN METODE VCIRS
Rissal Efendi 1, Indrastanti Ratna Widiasari2
1Program Studi Teknik Informatika, STMIK PROVISI, Jl. Kyai Saleh 12 -14 Semarang 2Fakultas Teknologi Informasi, UKSW, Jl. Diponegoro 52 – 60 Salatiga
1[email protected], 2[email protected]
1. Pendahuluan
Perkembangan teknologi aplikasi komputer semakin maju, bahkan telah merambah pada seluruh aspek kehidupan manusia. Komputer telah berkembang menjadi alat pengolah data, penghasil informasi, dan juga dapat membantu dalam proses pengambilan keputusan, bahkan para ahli terus mengembangkan kecanggihan komputer agar komputer dapat memiliki kemampuan seperti manusia. Ilmu komputer yang mempelajari kemampuan komputer untuk bertindak dan memiliki kecerdasan seperti manusia yang dikenal sebagai kecerdasan buatan, yang termasuk dalam kecerdasan buatan antara lain: penglihatan komputer, pengolahan bahasa alami, robotika, sistem syaraf buatan, sistem pakar(expert system).
Sistem pakar adalah sistem berbasis komputer yang menggunakan pengetahuan, fakta dan teknik penalaran dalam memecahkan masalah yang biasanya hanya dapat dipecahkan oleh seorang pakar dalam bidang tersebut [1]. Program ini bertindak sebagai seorang konsultan yang cerdas atau penasihat dalam suatu lingkungan keahlian tertentu. Sistem pakar dibangun bukan berdasarkan algoritma tertentu melainkan berdasarkan basis pengetahuan dan basis aturan.
Salah satu penerapan sistem pakar adalah dalam bidang medis. Untuk penyakit-penyakit khusus diperlukan keahlian seorang dokter spesialis dalam bidang tersebut untuk melakukan diagnosa dan pemeriksaan, sehingga pengobatan yang dilakukan
benar-benar tepat dan akurat. Namun masalahnya, saat ini penyebaran dokter spesialis belum merata di Indonesia, sehingga di wilayah-wilayah tertentu masih kekurangan tenaga medis, khususnya dokter spesialis. Akibatnya pasien mengalami kesulitan bila ingin memeriksakan ke dokter spesialis.
Untuk menangani masalah tersebut, dibutuhkan suatu sistem yang bisa melakukan diagnosa terhadap penyakit-penyakit khusus, serta dapat memberikan solusi mengenai pengobatan yang tepat, sehingga dapat membantu paramedis untuk mendiagnosa penyakit lebih tepat dengan cara melakukan dialog interaktif mengenai gejala-gejala penyakit yang diderita oleh pasien.
2. Sistem Pakar
Konferensi Na
Gambar 1 Konsep Dasa
Sistem pakar disusun d lingkungan pengembangan konsultasi. Lingkungan penge untuk memasukkan pengetahu lingkungan sistem pakar, seda konsultasi digunakan pengguna untuk memperoleh pengetahuan p
Sistem pakar dirancang agar suatu permasalahan tertentu dan m dari suatu masalah sesuai den fakta-fakta yang ada dan dapat Tujuan dari sebuah sistem pakar kepakaran yang dimiliki seora komputer, sehingga dapat digu banyak (non expert).
Sistem pakar mempunyai b utama, yaitu antarmuka penggu basis data sistem pakar (expert akuisisi pengetahuan (knowledg mekanisme inferensi (inference itu ada satu komponen yang beberapa sistem pakar, yaitu (explanation facility).
3. VCIRS (Variable-Centered
System)
Variable-Centered Intellige
(VCIRS) merupakan gabungan Berbasis Aturan-Rule Base Syste
Down Rule). VCIRS merupa
melakukan modifikasi terhadap ada yaitu SBA dan RDR, deng melakukan pembangunan rule mengambil keunggulan dar kemampuan inferensia yang cepa
Nasional Sistem Informasi 2013, STMIK Bumigora Mat
292
asar Sistem Pakardua bagian, yaitu dan lingkungan ngembang digunakan ahuan pakar dalam edangkan lingkungan na yang bukan pakar
n pakar.
ar dapat memecahkan n mencari solusi akhir dengan data-data dan at diimplementasikan. ar adalah mentransfer orang pakar kedalam u fasilitas penjelasan
ered Intelligent Rule
ligent Rule System
an dari SBA(Sistem
stem) dan RDR(Ripple
upakan sistem yang yang selanjutnya dikemb Pengembangan ini dila memiliki keunggulan-keu belum dimiliki oleh SBA t arsitektur VCIRS ditamp Asitektur dari VCIRS ini dengan arsitektur SBA trad
Gambar 4 Arsitektur Sis
VCIR
VCIRS digunakan un
Knowledge Base (KB) da module untuk mengelola
Gambar 6 menjelaskan t dimana dipresentasikan ol ke memori kerja selama pe disimpan secara perman
centered Rule Structure
informasi rule dan mengh hal yang dipresentasikan. tersimpan digunakan oleh mendapatkan important de digunakan oleh Value Ana
usage degree. Usage deg
sebagai garis pedoman s inferensia pengetahuan u
ataram 14-16 Pebruari 2013
tur SBA Tradisional [6] tektur dari SBA tradisional mbangkan menjadi VCIRS. dilakukan karena VCIRS
keunggulan tertentu yang A tradisional. Penjelasan dari mpilkan pada Gambar 3 ni lebih detail dibandingkan radisional.
Sistem Pakar Menggunakan
IRS [2]
untuk merepresentasikan dan mendukung refinement lola KB yang up-to-date. n tentang arsitektur VCIRS oleh pengguna dan menuju pembangunan pengetahuan, anen ke dalam
disaat sistem menyimpan ghitung kejadian dari setiap n. Informasi rule yang telah leh Variable Analysis untuk
degree. Kejadian dari setiap Analysis untuk mendapatkan degree membantu pengguna
Konferensi Nasional Sistem Informasi 2013, STMIK Bumigora Mataram 14-16 Pebruari 2013
293
mana yang diinginkan untuk dikunjungi pertama kalinya. Usage degree bersama important degree akan mendukung Rule Generation untuk memproduksi rule baru.Arsitektur sistem dari VCIRS mendukung tiga operasi yang berhubungan dengan KB, yaitu [7]: 1. Pembangunan pengetahuan yang
memperbolehkan pengguna untuk membuat KB dari tidak ada sama sekali atau untuk melakukan perbaikan KB yang telah ada. VCIRS
membangun KB baru berdasarkan kasus yang disediakan oleh pengguna.
2. Perbaikan pengetahuan, memperbolehkan pengguna untuk mendapatkan important degree (derajat kepentingan) dan usage degree (derajat kegunaan) dari suatu rule, atau untuk membangkitkan rule baru.
3. Inferensia pengetahuan untuk melakukan inferensia dari KB. Inferensia dapat dilakukan menggunakan metode inferensia RDR atau RBS. Ada dua pendekatan inferensia yang dipakai dalam operasi ini, yaitu pendekatan RBS dan RDR. Inferensia pengetahuan secara mudah adalah proses pembangunan pengetahuan tanpa aksi yang dilakukan oleh pengguna. Pengguna memasukkan dan sistem berjalan melalui penelusuran proses, saat
VCIRS melakukan proses forward chaining
sederhana. Setiap variabel disimpan bersama dengan posisinya, proses inferensia dapat berjalan sangat cepat karena VCIRS menemukan sebuah variabel,
rule dengan mudah melalui posisinya.
Selama proses inferensia, VCIRS memperlakukan sebuah rule sebagai rangkaian dari node (rule dalam RBS). Ia mengabaikan isi konklusi dari setiap node, kecuali konklusi pada node terakhir sebagai konklusi dari rule. Inferensia memperlakukan sebuah rule sebagai rule (besar) dimana clause part-nya mengandung semua clause part dalam setiap node dari rangkaian dan conclusion part-nya adalah konklusi dari node terakhir. Sehingga dari sini, operator clause adalah operator AND (dari semua
clauses), yang juga merupakan jenis operator
konklusi jika ada lebih dari satu nilai konklusi dalam suatu node. ID dari sebuah rule sama dengan <Node
ID> terkecil dari setiap rule.
Gambar 6 Rule Structure[6]
4. Penyakit Paru-Paru
Berbagai macam penyakit paru-paru yang ada, penelitian ini membahas tentang beberapa penyakit paru-paru diantaranya Bronkitis Akut, Bronkitis Kronis, Empisema, Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)/Chronic Obstructive Pulmonary Disease
(COPD), Bronkiektasis, Pneumoni, Pneumocystis Pneumonia, Abses Paru, Tuberkulosis Paru, Penyakit paru karena Jamur, Efusi Pleura (Pleuritis
Exudativa), Pneumotoraks, Pneumomediastinum,
Tumor Paru, Penyakit Paru karena Pekerjaan
(Occupational Lung Diseases), Edema Paru,
Kegagalan Pernapasan, Sindrom Lobus Medialis,
Sindroma Vena Kava Superior (SVKS), Keracunan
Oksigen, Sindrom Goodpasture [8].
5. Aplikasi Sistem Pakar Penyakit Paru
Pada sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit paru-paru ini membutuhkan dua hal yang penting untuk dapat menentukan suatu penyakit yang diderita pengguna, dua hal tersebut adalah basis pengetahuan dan mesin inferensi. Basis pengetahuan berisi fakta-fakta yang dibutuhkan sistem, sedangkan mesin inferensi digunakan untuk menganalisa fakta-fakta yang dimasukkan pengguna hingga dapat ditemukan suatu kesimpulan. Basis pengetahuan yang diperlukan sistem terdiri dari gejala penyakit, jenis penyakit, dan saran terapi. Data yang menjadi
input bagi sistem adalah data gejala yang didapat
dari pemeriksaan yang dilakukan oleh paramedis. Data tersebut digunakan oleh sistem untuk menentukan jenis penyakit yang diderita pasien. Aturan-aturan penentuan penyakit diatur menurut gejala-gejala yang dimasukkan. Aturan-aturan tersebut ada pada Tabel 1.
Konferensi Nasional Sistem Informasi 2013, STMIK Bumigora Mataram 14-16 Pebruari 2013
294
Tabel 2 Jenis TerapiData-data yang menjadi output bagi sistem adalah data jenis penyakit, dan data saran terapi. Jenis-jenis penyakit yang menjadi output antara lain: Bronkitis Akut, Bronkitis Kronis, Empisema, Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) = Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD), Bronkiektasis, Pneumoni, Pneumocystis Pneumonia, Abses Paru, Tuberkulosis Paru, Penyakit paru karena Jamur, Efusi Pleura (Pleuritis Exudativa), Pneumotoraks, Pneumomediastinum, Tumor Paru, Penyakit Paru karena Pekerjaan (Occupational Lung Diseases), Edema Paru, Kegagalan Pernapasan, Sindrom Lobus Medialis, Sindroma Vena Kava Superior (SVKS), Keracunan Oksigen, dan Sindrom Goodpasture. Tabel 2 menunjukkan saran terapi jika penyakit telah diketahui.
Sistem yang dibangun ini mengikuti rancangan diagram alir seperti ditunjukkan pada Gambar 7. Dari gambar diagam alir data level 0 dapat diketahui bahwa sistem pakar ini berinteraksi dengan dua
external entity, yaitu pakar kesehatan dan pengguna
(user). Seorang pakar dapat melakukan input data baik itu data terapi, aturan gejala maupun aturan terapi serata dapat memperoleh informasi kepakaran dari sistem tersebut, sedangkan pengguna hanya dapat melakukan konsultasi dengan sistem, yaitu dengan memilih gejala-gejala penyakit kepada sistem dan memperoleh hasil kesimpulan yang berupa jenis penyakit dan saran terapi solusi pencegahannya.
Gambar 7 Diagram Alir Data Level 0
Gambar 8 Diagram Alir Data Level 1
Turunan dari diagram alir data level 0 yaitu diagram alir data level 1 dan level 2 dapat dilihat pada Gambar 8 dan Gambar 9. Aliran data yang bersumber dari pakar kesehatan, berupa data-data gejala penyakit, nama penyakit, saran terapi, serta aturan-aturan yang menghasilkan info gejala, dan saran terapi, serta info penyakit.
5.1 Rancangan Basis Data
Basis data merupakan bagian dari implementasi sistem pakar yang digunakan untuk menyimpan semua data, baik basis pengetahuan maupun basis aturan. Entitas-entitas yang terlibat di dalam sistem pakar ini antara lain: (1) Penyakit, (2) Gejala, dan (3) Terapi. Dari entitas-entitas yang terlibat dapat dibuat suatu diagram hubungan antar entitas, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 10.
Konferensi Na
Gambar 10 Entity Relatio
Adapun relasi antar tabel yang pada Gambar 11
Gambar 11 Relasi An
5.2 Rancangan Antar Muka
Fasilitas menu utama pa merupakan tampilan awal yang pengguna setelah melakukan p utama untuk pengguna berbeda d untuk pakar. Dari menu utam mengakses seluruh fasilitas yan pakar ini, kecuali fasilitas basi basis aturan. Fasilitas ini hanya pengguna yang mempunyai sta Tampilan menu utama ini dapat d 12.
Fasilitas konsultasi pad dapat digunakan untuk melakuka penyakit yang menyerang pasien dari dua form, yaitu form kons dan diagnosa jenis penyakit.
Nasional Sistem Informasi 2013, STMIK Bumigora Mat
295
ational Diagramng terjadi ditunjukkan
Antar Tabel
pada sistem pakar ini g akan ditemui setiap proses login. Menu a dengan menu utama ama, pengguna dapat yang ada pada sistem asis pengetahuan dan ya dapat diakses oleh status sebagai pakar. at dilihat pada Gambar pada sistem pakar ini kan diagnosa terhadap ien. Fasilitas ini terdiri onsultasi (pertanyaan)
Gambar 12 Menu Utam
5.2.1 Form Konsultasi
Pada form ini dapat d saat konsultasi, user dim gejala-gejala yang dirasak nantinya akan dijadikan b untuk menarik keputu dijelaskan pada Gambar 13
Gambar 13 Form Konsul
5.2.2 Form Hasil Konsulta
Form ini merupak
diagnosa yang telah konsultasi. Form ini akan jenis penyakit beserta daft ditunjukkan pada Gam pengguna menganggap ke dengan kenyataan, maka
form hasil konsultasi ini
sebelumnya, yaitu form ko (a)
ataram 14-16 Pebruari 2013
tama (a)Pemakai (b)Pakar
at dilakukan konsultasi. Pada diminta untuk mencentang sakan. Gejala-gejala tersebut bahan pertimbangan sistem utusan. Form konsultasi 13.
sultasi (a) Pemakai (b)Pakar
ltasi
pakan kesimpulan akhir dari dilakukan pada proses an menampilkan data suatu aftar saran terapinya, seperti ambar 14. Jika ternyata kesimpulan ini tidak sesuai a pengguna dapat menutup ini untuk kembali ke form
konsultasi.
(b) (b)
(a)
Konferensi Na
Gambar 14 Form Hasil
Gambar 15 Form Hasil Konsu
5.2.3 Log Out
Fasilitas log out
pengguna hanya ingin keluar mengakhiri program atau ingin pengguna lain yang berbeda harus keluar dari program.
5.2.4 Exit
Fasilitas ini digunakan program.
5.3 Menu Pakar
Menu pakar ini hanya pengguna yang terdaftar dalam diperlukan untuk mencegah pe pengetahuan dan data basis atu yang tidak berhak. VCIRS dig pakar, agar seorang pakar kelebihan dari VCIRS, yaitu pak pembaharuan KB dengan pengguna bukan pakar tidak fasilitas dari VCIRS, kar keunggulannya hanya dapat dira perubahan data, karena yang ber perubahan data hanya pakar se merasakan keunggulan VCIRS sebagai pakar.
5.4 Basis Pengetahuan
Untuk dapat mengakse basis pengetahuan, pengguna har
Nasional Sistem Informasi 2013, STMIK Bumigora Mat
296
sil Konsultasinsultasi Explanation
digunakan apabila ar dari sistem tanpa perubahan data basis aturan oleh pengguna igunakan pada menu dapat menggambil akar dapat melakukan cepat. Sedangkan ak dapat merasakan arena VCIRS ini irasakan ketika proses berwenang melakukan sehingga yang dapat S hanya yang login
kses fasilitas akuisisi harus melakukan login
terlebih dahulu sebagai se mengakses fasilitas untu pengetahuan dengan me Pengetahuan. Fasilitas i pengelolaan data basis pe penyakit, data gejala, dan d Operasi pengelolaan da meliputi operasi pena pembatalan, dan penghapu dikelola pada form ini b pada basis aturan, sehing dan penghapusan data pe terhadap semua data atura basis aturan.
Gambar 16 Form Pakar Basis Atura Operasi pengelolaan d meliputi operasi pen pembatalan, dan penghap dikelola pada form ini b pada basis aturan, sehingga gejala akan berpengaruh te yang tersimpan dalam basi
Gambar 17 Form
Pakar-Operasi pengelolaan d meliputi operasi pena pembatalan dan penghap dikelola pada form ini b pada basis aturan, sehingg penghapusan data terapi a semua data aturan yang aturan.
5.5 Basis Aturan Operasi pengolahan da ini meliputi operasi pen
ataram 14-16 Pebruari 2013
seorang pakar. Pakar dapat ntuk mengelola data basis memilih menu Pakar-Basis ini menyediakan operasi pengetahuan, meliputi data
n data terapi.
data penyakit pada form ini enambahan, penyimpanan, apusan. Data penyakit yang i berhubungan dengan data ingga operasi penyimpanan penyakit akan berpengaruh turan yang tersimpan dalam
kar-Basis Pengetahuan dan uran-Penyakit
data gejala pada form ini penambahan, penyimpan, hapusan. Data gejala yang i berhubungan dengan data gga operasi pengubahan data terhadap semua data aturan asis aturan.
-Basis Pengetahuan Gejala data terapi pada form ini enambahan, penyimpanan, hapusan. Data terapi yang i berhubungan dengan data gga operasi pengubahan dan i akan berpengaruh terhadap ng tersimpan dalam basis
Konferensi Na
pembatalan, dan penghapusan seperti pada Gambar 17, serta o penyimpanan, dan pembatalan t gejala seperti pada Gambar 18. O dan penghapusan data aturan berpengaruh terhadap data ge penyakit yang tersimpan dalam b
Gambar 18 Form Pakar-Basis P
6. Kesimpulan
Dari uraian dan pembahasan men untuk mendiagnosa penyakit manusia menggunakan metod sebuah aplikasi yang dapat 1. Sistem mampu memberikan
gejala-gejala yang telah pengguna.
2. Sistem mampu memprediksi paru-paru dan saran terapinya
Nasional Sistem Informasi 2013, STMIK Bumigora Mat
297
n data aturan gejala operasi penambahan, n tambah baru aturan . Operasi penambahan an gejala tidak akan gejala maupun data basis pengetahuan.is Pengetahuan Terapi
engenai sistem pakar kit paru-paru pada ode VCIRS, didapat an hasil diagnosa dari h dimasukkan oleh iksikan jenis penyakit
ya.
3. Sistem pakar mamp manipulasi data pada d aturan gejala dan aturan [1] Martin, J., Oxman, S
System a Tutorial, Pre
[2] Turban, Efraim dan J Liang, 2005, Decisi
Intelligent Systems, Y
[3] Arhami, M., 2004, Ko Yogyakarta:Andi Offs [4] Anita dan M., A
Kecerdasan Buatan, Y
[5] Turban, Efraim, E Aro
Support Systems and
Edition. Pearson Educ [6] Subakti, Irfan, 2
Pengetahuan,
sby.edu/subjects/kbs/I ngetahuan.pdf. Diakse
[7] Zurianti, Rahmi, 2 Intelligent Rule www.ittelkom.ac.id/lib tanggal 13 Mei 2009. [8] Halim Mubin, A.,
Praktis Ilmu Penyak Terapi, Jakarta: Pen
EGC.
ataram 14-16 Pebruari 2013
mpu melakukan beberapa a data terapi, data penyakit, ran terapi. Daftar Pustaka:
S., 1988, Building Expert rentice Hall, New Jersey n Jay E. Aronson, Ting Peng
cision Supprt Systems and
, Yogyakarta:Andi Offset.
Konsep Dasar Sistem Pakar,
ffset.
Arhami, 2005, Konsep , Yogyakarta:Andi Offset. Aronson.2001. Decision
nd Intelligence System. Sixth
ducation, New Jersey. 2006, Sistem Berbasis
http://is.its-s/Irfan_Sistem_Berbasis_Pe
kses tanggal 16 Maret 2009. 2009, Variable-Centered
e System (VCIRS), /library/index.php, Diakses
9.
., 2008, Edisi 2 Panduan
yakit Dalam Diagnosis dan