BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Persiapan Penelitian
Pada tanggal 4 Oktober 2011, penulis mengurus surat permohonan ijin
penelitian dari Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang ditujukan
kepada Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Salatiga di Jalan Tegalrejo no 79
Salatiga. Kemudian pada tanggal 12 Oktober 2011 penulis menyerahkan surat
tersebut kepada Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Salatiga. Kepala Sekolah SMA
Negeri 2 Salatiga memberikan ijin penelitian pada penulis.
Tabel 4.1.1.
Jadwal penelitian di SMA Negeri 2 Salatiga
No. Hari Tanggal Keterangan
1. Kamis 17 Maret 2011 Uji coba instrument 2. Kamis 13 Oktober 2011 Pretest penelitian
3. Sabtu 15 Oktober 2011 Sesi 1
4. Sabtu 22 Oktober 2011 Sesi 2
5. Sabtu 29 Oktober 2011 Sesi 3
6. Sabtu 5 November 2011 Sesi 4
7. Sabtu 12 November 2011 Sesi 5 8. Sabtu 19 November 2011 Sesi 6 9. Sabtu 26 November 2011 Sesi 7 10. Sabtu 3 Desember 2011 Sesi 8 11. Sabtu 10 Desember 2011 Sesi 9
12. Senin 12 Desember 2011 Postest penelitian
4.2. Gambaran Subjek Penelitian
SMA Negeri 2 Salatiga merupakan salah satu SMA Negeri di Salatiga
yang terletak di jalan Tegalrejo No.79 Salatiga. SMA Negeri 2 Salatiga didirikan
penelitian adalah 12 siswa kelas XI IS 4 SMA 2 Salatiga, yang dibagi dalam dua
kelompok yaitu 6 siswa pada kelompok eksperimen dan 6 siswa pada kelompok
kontrol. Dari total 36 siswa terdapat 28 siswa perempuan dan 8 siswa laki-laki.
Dan usia rata-rata mereka adalah 16-17 tahun.
Penulis menyebarkan angket kecerdasan emosi kepada 36 siswa kelas XI
IS 4 SMA Negeri 2 Salatiga. Dari hasil pengolahan angket tersebut, didapatkan
12 orang siswa yang tingkat kecerdasan emosinya berada pada kategori rendah
dengan skor angket antara 0 - 29. Hasil angket dapat dilihat pada tabel di bawah
ini:
Tabel 4.2.1.
Kecerdasan Emosi Siswa Kelas XI IS 4 SMA Negeri 2 Salatiga
Skor kategori jumlah persentase
0 - 29 Rendah 12 33,3 %
30 - 59 Sedang 20 55,6%
60 - 89 Tinggi 4 11,1%
TOTAL 36 100%
Untuk dapat mengukur tinggi rendahnya skor kecerdasan emosi digunakan
rumus interval sebagai berikut ;
i = skor tertinggi – skor terendah 3
Pada masing-masing item angket kecerdasan emosi memiliki 4 pilihan
jawaban, yang diantaranya adalah jawaban Seringkali, Kadang, Jarang, dan
Tidak Pernah. Skor tertinggi dari tiap pernyataan adalah 3, dan skor terrendah
3 kategori yaitu Tinggi, Sedang, Rendah. Jumlah item pada angket kecerdasan
adalah 30 item, sehingga skor maksimal yang diperoleh adalah 3 x 30 = 90 dan
skor minimal 0 x 30 = 0, sehingga diperoleh interval sebagai berikut:
i = 90 – 0 = 30
3
4.3. Analisis Deskriptif
Dari 12 remaja yang kecerdasan emosinya berada pada kategori rendah
dibagi dalam dua kelompok, yakni 6 remaja kelompok eksperimen dan 6 remaja
kelompok kontrol. Pembagian antara kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol berdasarkan skor dan rata-rata. Pembagian tersebut dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
Tabel4.3.1
Pembagian kelompok eksperimen dan kontrol
No Kode
Nama
Diatas Rata-rata
Rata-rata
Dibawah Rata-rata
Kelompok Frekuensi
1 RH 28
27,08
Eksperimen
6
2 HF 26 Eksperimen
3 MG 27 Eksperimen
4 NN 28 Eksperimen
5 AM 27 Eksperimen
6 MT 25 Eksperimen
7 WF 26 Kontrol
6
8 YR 27 Kontrol
9 SP 28 Kontrol
10 YY 28 Kontrol
11 PM 26 Kontrol
12 YL 29 Kontrol
Frekuensi 6 6 12
Dari tabel 4.3.1 di atas dapat diketahui bahwa siswa dengan kecerdasan
siswa dalam kelompok eksperimen dan 6 siswa pada kelompok kontrol. Siswa
dengan skor 25 terdapat 1 siswa, dan dimasukkan kedalam kelompok
eksperimen. Siswa dengan skor 26 terdapat 3 siswa, dibagi menjadi 1 siswa
dalam kelompok eksperimen dan 2 siswa dalam kelompok kontrol. Siswa
dengan skor 27 terdapat 3 siswa, dibagi menjadi 2 siswa dalam kelompok
eksperimen dan 1 siswa dalam kelompok kontrol. Siswa dengan skor 28 terdapat
4 siswa, dibagi menjadi 2 siswa dalam kelompok eksperimen dan 2 siswa dalam
kelompok kontrol. Siswa dengan skor 29 terdapat 1 siswa, dimasukkan dalam
kelompok kontrol, sehingga terdapat 6 remaja pada kelompok ekperimen dan 6
remaja pada kelompok kontrol.
Tabel4.3.2.
Data dan Skor Kecerdasan Emosi 12 Siswa Kategori Rendah Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Sebelum Eksperimen
No Kode Nama Skor Kategori Usia Kelompok
1 RH 28 Rendah 17 th Eksperimen
2 YY 26 Rendah 16 th Eksperimen
3 MG 27 Rendah 17 th Eksperimen
4 NN 28 Rendah 17 th Eksperimen
5 PM 27 Rendah 17 th Eksperimen
6 SP 25 Rendah 16 th Eksperimen
7 WF 26 Rendah 17 th Kontrol
8 YR 27 Rendah 16 th Kontrol
9 AM 28 Rendah 17 th Kontrol
10 HF 28 Rendah 17 th Kontrol
11 MT 26 Rendah 16 th Kontrol
12 YL 29 Rendah 17 th Kontrol
Jumlah 325 - - -
Rata-rata 27,08 - - -
Pada tabel 4.3.2 diatas dapat dilihat jumlah skor kecerdasan emosi siswa
dengan jenjang usia antara 16 sampai dengan 17 tahun. Dimana antara kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol sama-sama berada pada kategori rendah.
4.3.1. Uji Mann-Whitney Pretest.
Tabel 4.3.1.2
Perbedaan Mean Rank Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
NPar Tests
Mann-Whitney Test
Ranks
Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
ekperimen kontrol Total 6 6 12 5,83 7,17 35,00 43,00
a. Grouping Variable: kel. Eksperimen dan kel. kontrol
Tabel 4.3.1.3.
Uji Mann Whitney Kecerdasan Emosi Kelompok Kontrol dan Eksperimen Test Statisticsb
TOTAL Mann-Whitney U
Wilcoxon W Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
14,000 35,000 -,662 ,508
a.Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: kelompok
Pada Tabel 4.3.1.2.diperoleh hasil mean rank kelompok eksperimen =
5,83 dan mean rank kelompok kontrol = 7,17 dengan selisih mean rank 1,34.
Mean rank siswa kelompok kontrol lebih tinggi dari pada siswa kelompok
eksperimen.
Selanjutnya dilakukan pengujian untuk menentukan apakah mean rank
berbeda secara signifikan atau tidak. Pada tabel 4.3.1.3 diperoleh hasil uji
Mann-whitney U =14,000, Z = -,662 dan nilai Asymp.Sig.2-tailed adalah 0,508 > 0,05 .
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan melihat hasil perbedaan
mean rank tersebut, berati penelitian ini dapat dilanjutkan. Langkah selanjutnya
adalah pemberian treatment bimbingan kelompok untuk meningkatkan
kecerdasan emosi siswa.
4.4. Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok Guna Meningkatkan Kecerdasan Emosi.
Eksperimen dengan bimbingan kelompok mulai dilaksanakan pada
tanggal 15 Oktober 2011 sampai dengan 10 Desember 2011 sebanyak 10 sesi
yang berarti 10 kali pertemuan. Sembilan kali layanan dan satu kali kegiatan
pengakhiran. Kegiatan dikatakan berhasil apabila saat dilakukan observasi
minimal 83.3% peserta mampu mengikuti kegiatan dengan baik dan
menunjukkan antusias untuk mengikuti kegiatan seperti yang telah tercantum
dalam lembar penilaian observasi. Observasi yang penulis gunakan adalah
metode observasi langsung, artinya penulis terjun langsung dengan mengadakan
pengamatan dan pencatatan Adapun sesi-sesi ekperimen dengan bimbingan
kelompok sebagai berikut:
Sesi 1
15 Oktober 2011
Penulis bertindak sebagai pemimpin kelompok, membuka pertemuan
dengan doa dan menjelaskan maksud dari pertemuan tersebut. Pemimpin
kelompok menjelaskan pengertian, langkah-langkah, tujuan, asas-asas
memperkenalkan diri kemudian mempersilahkan para siswa memperkenalkan
diri. Agar suasana menjadi lebih akrab, pemimpin kelompok memberikan suatu
permainan yaitu permainan “Apel”. Setelah terjalin hubungan yang lebih akrab
di dalam kelompok tersebut, pemimpin kelompok mengungkapkan kembali
kegiatan yang akan dilaksanakan.
Kegiatan dalam sesi pertama ini adalah dengan menggunakan metode
diskusi. Siswa berdiskusi dengan topik “Mengenali Dan Memahami Emosi
Diri”. Tujuan dari kegiatan ini adalah siswa mampu mengetahui dan memahami
perasaan yang ada dalam dirinya, siswa memahami penyebab timbulnya emosi,
siswa dapat lebih peka terhadap emosinya.
Siswa menganalisis tentang emosi dirinya sendiri, tentang penyebab
timbulnya emosi yang tidak terkontrol. Dari hasil diskusi, anggota kelompok
dapat menyebutkan tentang berbagai penyebab timbulnya emosi marah, sedih,
senang, takut, cinta, jengkel, malu, dsbg. Emosi biasanya diartikan sebagai
perasaan marah, padahal emosi adalah perasaan kita yang muncul ketika sedang
menghadapi sesuatu. Melalui kegiatan ini siswa mampu memahami tentang
berbagai macam emosi yang bisa timbul dan dirasakan seseorang.
Pemimpin kelompok memimpin kelompok untuk membuat kesimpulann
dari kegiatan tadi dan memberikan beberapa materi tentang emosi. Kesadaran
diri dalam mengenali dan memahami emosi adalah waspada terhadap suasana
hati maupun pikiran tentang suasana hati, bila kurang waspada maka individu
menjadi lebih larut dalam aliran emosi dan dikuasai oleh emosi. Keterampilan
rasakan. Setiap kali suatu emosi tertentu muncul dalam pikiran, kita harus
menangkap pesan apa yang ingin disampaikan. Menyiapkan diri kita untuk
menghadapi pesan tersebut dan memikirkan apa yang seharusnya kita lakukan
dan apa yang tidak boleh dilakukan.
Dalam mengikuti kegiatan pada sesi ini 16,7 % siswa tidak begitu
berantusias,dan 83,3 % siswa berantusias mengikuti kegiatan. Dengan begitu
kegiatan dari sesi pertama ini dianggap berhasil. Kesimpulan dari kesan-kesan
siswa, siswa merasa belum begitu memahami materi diskusi dengan baik.
Namun setelah mendapatkan penjelasan dari pemimpin kelompok anggota
merasa sudah lebih jelas maksud dari kegiatan diskusi tersebut.
Sesi 2
22 Oktober 2011
Dalam sesi ini siswa melakukan kegiatan bernama “Mengelola Rasa
Marah”. Tujuan dari kegiatan ini adalah siswa dapat memahami dirinya ketika
sedang mengalami kemarahan, memahami penyebab kemarahan serta dampak
negatif kemarahan yang tidak terkontrol, siswa mengembangkan kemampuan
mengelola kemarahan.
Sebelum kegiatan dimulai pemimpin kelompok mengajak anggota untuk
bermain permainan ”Do Mi Kado”, agar suasana dalam kelompok menjadi lebih
bersemangat untuk mengikuti kegiatan selanjutnya. Setelah permainan berakhir
pemimpin kelompok menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan. Anggota
kelompok diminta untuk menuliskan penyebab kemarahan, dampak negatif bagi
marah tersebut agar tidak berdampak negatif.
Setelah pekerjaan selesai, anggota kelompok bersama-sama
mendiskusikan hasil pekerjaan tadi. Dari pekerjaan anggota dapat disimpulkan
penyebab kemarahan mereka yaitu : karena diejek, tersinggung, sakit hati,
dendam, dimarahi, dicaci maki, dipukul. Dengan begitu tujuan kedua dari
kegiatan ini sudah dapat tercapai yaitu siswa memahami penyebab kemarahan.
Hal yang sering mereka lakukan ketika sedang marah adalah:
ngomel-ngomel, membentak-bentak teman lain, menangis, jika dipukul membalas
dengan memukul, berusaha membalas orang yang membuat marah, malas
mengerjakan tugas dan serig bermain lupa waktu untuk melampiaskan
kemarahannya. Ketika pemimpin kelompok bertanya apakah luapan rasa marah
tersebut sudah benar dan apakah merugikan, sebagian anggota kelompok
menjawab merugikan. Untuk itu pemimpin kelompok memberikan beberapa
penjelasan tentang mengelola rasa marah. Agar kemarahan itu bisa dikendalikan
dengan baik, dan tidak menimbulkan dampak negatif.
Dari hasil pengamatan pemimpin kelompok, 83,3 % kegiatan ini diikuti
siswa dengan antusias. Siswa aktif dalam mengikuti kegiatan dan aktif dalam
menjawab pertanyaan. Ada 1 orang siswa yang aktif dalam menjawab
pertanyaan tertulis tetapi ketika tanya jawab, siswa tersebut tidak aktif. Dari
kesan-kesan siswa mengenai kegiatan ini, siswa merasa senang mengikuti
kegiatan seperti ini karena memberikan banyak manfaat dan pengalaman. Masih
ada 1 orang siswa yang belum dapat mengikuti kegiatan ini dengan baik, namun
kegiatan ini dinyatakan berhasil.
Sesi 3
29 Oktober 2011
Dalam kegiatan pada sesi ini, materi yang akan dibahas adalah “
Mengelola dan Mengekspresikan Emosi“. Kegiatan ini bertujuan agar siswa
dapat belajar mengekspresikan emosi secara tepat, dapat menguasai emosinya
dengan baik, siswa dapat memahami berbagai dampak negatif emosi yang tidak
terkontrol. Sebelum kegiatan dimulai siswa diajak untuk mengikuti permainan
“Sambung Kata”. Agar suasana kelompok menjadi lebih hangat dan lebih akrab.
Siswa diminta untuk menyebutkan bagaimana cara untuk
mengekspresikan berbagai macam emosi. Misalnya marah, sedih, takut, senang,
dan jengkel. Pemimpin kelompok memberikan materi tentang “ Mengelola dan
Mengekspresikan Emosi Dengan Tepat”. Emosi yang meluap-luap dapat
menimbulkan suatu tindakan yang berlebihan juga, bahkan kadang bisa
merugikan diri sendiri dan orang lain. Sebagai contoh: ketika sedang merasakan
kesedihan, menangis secara berlebihan, berteriak-teriak dan menimbulkan
perhatian banyak orang. Ketika sedang merasa senang, tertawa terbahak-bahak
padahal sedang di tempat orang yang kesusahan. Ketika sedang marah,
meluapkan rasa marah tersebut kepada setiap orang padahal belum tentu orang
tersebut adalah orang yang membuat marah. Untuk itu ketika sudah memahami
penyebab kemarahan, juga perlu untuk belajar menyalurkan emosi tadi dengan
tindakan yang benar.
antusias dan mendengarkan penjelasan dari pemimpin kelompok. Siswa juga
mengukapkan bahwa mereka senang mengikuti kegiatan ini karena mendapatkan
pengalaman baru yang tidak diperoleh pada saat pelajaran di sekolah. Kegiatan
ini dinyatakan berhasil , karena semua anggota kelompok dapat mengikuti
kegiatan dengan baik.
Sesi 4
5 November 2011
Sesi ini mempunyai tujuan agar siswa memahami dirinya sendiri dengan
mendengarkan pendapat orang lain tentang dirinya. Siswa dapat memotivasi
dirinya untuk merubah emosinya yang berdampak negatif bagi dirinya sendiri
maupun orang lain. Sebelum melanjutkan kegiatan siswa diajak untuk mengikuti
permainan “Meneruskan Gambar”.
Pemimpin kelompok membagi siswa menjadi 3 kelompok. Dalam
kelompok tersebut siswa diminta untuk menuliskan emosi teman satu
kelompoknya yang sering berdampak negatif bagi dirinya sendiri maupun orang
lain. Kemudian siswa satu persatu maju untuk membacakan hasil pekerjaannya.
Siswa yang sedang dianalisis emosinya diberikan beberapa pertanyaan.
Pertanyaan tersebut yaitu tentang bagaimana perasaannya ketika medengarkan
pendapat orang lain mengenai dirinya, siswa jadi mengerti tentang hal-hal yang
negatif yang muncul tanpa dia sadari. Karena sudah mengetahui kejelekan diri
sindiri, siswa diminta untuk menuliskan usaha yang akan dilakukannya untuk
mengubah kejelekannya tersebut.
kelompok memberikan evaluasi dari kegiatan tersebut. Tanpa disadari kadang
seseorang telah menyakiti orang lain dengan tutur kata dan tingkah lakunya.
Mendengarkan pendapat orang lain mengenai diri seseorang, siswa jadi tahu apa
kekurangannya. Dengan mengetahui kekurangan maka siswa dapat termotivasi
untuk memperbaiki diri agar bisa menjadi manusia yang lebih baik, yang lebih
berguna untuk orang lain.
Kesan-kesan yang diberikan siswa merasa dapat memperoleh banyak
manfaat, karena dapat mengerti pendapat orang lain tentang diri sendiri,
sehingga dapat belajar merubah hal-hal yang negatif menjadi lebih baik lagi.
Siswa merasa senang mengikuti kegiatan ini karena banyak mendapatkan
pengalaman dan pengetahuan lagi. Dari hasil observasi sebagian siswa merasa
terpojokkan dengan pendapat temannya, dan ,66.7% siswa antusias dan aktif
mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir. Masih ada 33.3% siswa yang belum
mengikuti kegiatan dengan baik, sehingga kegiatan pada sesi ini kurang berhasil.
Sesi 5
12 November 2011
Sesi ini menggunakan metode permainan, yaitu permainan
“Memindahkan air”. Tujuan dari kegiatan ini adalah agar siswa dapat
memotivasi dirinya sendiri untuk mengelola emosi dengan baik, agar siswa
dapat mempunyai motivasi untuk meraih berprestasi.
Siswa dibagi menjadi 3 kelompok, masing-masing kelompok
beranggotakan 2 orang. Kelompok secara bergantian mengisikan air dari ember
air lebih banyak dari pada kelompok lain yang menjadi juaranya.
Anggota kelompok menyimpulkan kegiatan tersebut. Pemimpin
kelompok memberikan penjelasan makna dari permainan memindahkan air,
yaitu dalam meraih sesuatu harus dengan kesabaran dan tidak cepat putus asa.
Jika melakukan usaha jangan setengah-setengah, harus ada usaha yang maksimal
agar hasilnya pun maksimal. Seperti saat permainan tadi, anggota yang hanya
mengumpulkan air sedikit dalam mulutnya maka air yang dikumpulkannya pun
sedikit. Berbeda dengan kelompok yang memaksimalkan air dalam mulutnya
maka air yang dikumpulkannya pun menjadi lebih banyak.
Kesan siswa dalam mengikuti kegiatan pada sesi ini adalah siswa dapat
menamahami bahwa belajar bisa didapat dari mana saja, contohnya permainan
dalam sesi ini. Siswa pada awalnya hanya mengangap kegiatan ini sebagai
permainan saja. Tetapi sebetulnya ada makna lain yang dapat diperoleh. Dari
pengamatan pemimpin kelompok, 100% siswa mengikuti kegiatan dari awal
sampai akhir dengan baik. Dengan demikian kegiatan pada sesi ini dinyatakan
berhasil.
Sesi 6
19 November 2011
Pada sesi ini siswa diajak untuk melihat sebuah tayangan video tentang
pengorbanan seorang ayah yang bekerja sebagai penjaga rel kereta api. Kegiatan
ini bertujuan untuk melatih siswa berempati kepada orang lain, dan agar siswa
Setelah selesai menonton video tersebut, anggota kelompok diberikan beberapa
pertanyaan mengenai video tadi, yaitu :
1. Bagaimanakah perasaan kamu setelah melihat tayangan tadi ?
2. Bagaimana menurut kamu perasaan sang Ayah setelah kejadian tersebut ?
3. Menurut pendapatmu yang dilakukan Ayah apakah sudah benar?
4. Jika kamu dalam situasi tersebut apa yang kamu lakukan ?
Pertanyaan dijawab dengan jawaban yang berbeda-beda, Setelah tugas
selesai, anggota membahas bersama-sama hasil pekerjaan mereka. Pada
pertanyaan nomor 1 anggota kelompok menjawab merasa sedih, terharu, dan
iba. Pertanyaan ke 2 anggota menjawab perasaan Ayah saat itu adalah sedih,
kehilangan, menyesal. Pertanyaan ke 3 dijawab dengan jawaban yang
berbeda-beda.
a. Anggota 1 : Tindakan Ayah sebagai seorang penjaga rel kereta api sudah
benar, tetapi sebagai seorang ayah tindakan tersebut sangat
kejam.
b. Anggota 2 : Seharusnya Ayah menyelamatkan anaknya saja, karena
anaknya adalah orang yang disayanginya. Sedangkan orang
yang didalam kereta api belum tentu kenal.
c. Anggota 3 : Tindakan Ayah sudah benar, tetapi sebagai resikonya Ayah
harus kehilangan anaknya.
d. Anggota 4 : Benar, memang sudah menjadi resiko pekerjaan
e. Anggota 5 : Seharusya ayah tidak mengajak anaknya ketempat kerja,
f. Anggota 6 : Setuju dengan tindakan Ayah, karena menyelamatkan
banyak orang.
Jawaban dari pertanyaan nomor 4:
a. Anggota 1 : Menyelamatkan anaknya dulu baru keretanya
b. Anggota 2 : Bunuh diri
c. Anggota 3 : Sama seperti yang dilakukan Ayah, menyelamatkan orang
yang di dalam kereta, karena mereka juga pasti punya
keluarga yang akan sedih kalau sampai terjadi sesuatu yang
tidak diinginkan.
d. Anggota 4 : Sama dengan yang Ayah lakukan, mengorbankan
perasaannya sendiri demi orang banyak.
e. Anggota 5 : Menyelamatkan anaknya, karena itu adalah darah daging
sendiri.
f. Anggota 6 : Saya akan memilih menolong orang yang didalam kereta
Setelah siswa satu-persatu membacakan jawabannya, pemimpin
kelompok membahas pekerjaan anggota kelompok dan memberikan beberapa
materi tentang Empati.
Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut menurut observasi dari peneliti,
100% antusias dan aktif dalam mengikuti kegiatan. Dalam pembahasan pun
siswa saling berkomentar tentang pekerjaan temannya. Pada saat menonton
tayangan video beberapa siswa menangis dan meneteskan air mata, raut muka
mengungkapkan dalam sesi ini kesan dan pesan bahwa kegiatan ini mengajarkan
tentang pengorbanan, bermanfaat untuk mengerti perasaan orang lain, bisa
banyak belajar dengan kegiatan seperti ini. Lebih dari 83,3% siswa mengikuti
kegiatan dengan baik, dengan demikian kegiatan ini sudah berhasil.
Sesi 7
26 November 2011
Sebelum memulai kegiatan pada sesi ini pemimpin kelompok mengajak
anggota kelompok untuk bermain “Bisik-bisik”, agar sebelum memulai kegiatan
anggota jadi lebih bersemangat dan lebih akrab. Kegiatan dalam sesi ini adalah
anggota diajak untuk belajar mendengarkan masalah orang lain agar siswa dapat
belajar berempati dan merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain.
Siswa dibagi dalam 3 kelompok, sehingga 1 kelompok berjumlah 2
orang. Dalam kelompok tersebut anggota kelompok bergantian menceritakan
masalahnya sendiri maupun masalah orang terdekat mereka dan berusaha
mencari jalan keluar yang terbaik untuk masalah tersebut.
Siswa diajak untuk menyimpulkan makna kegiatan tersebut dan
pemimpin kelompok memberikan evaluasi kegiatan yang telah dilakukan bahwa
ternyata sekecil apapun semua orang itu pasti mempunyai masalah, agar bisa
memahami orang lain kita harus belajar mendengarkan orang lain. Dengan
mendengarkan orang lain kita bisa mendapatkan banyak pengalaman.
Kegiatan pada sesi ini 83,3% siswa antusias dalam mengikuti kegiatan.
mengganggu jalannya kegiatan. Siswa dapat mengambil kesimpulan dengan
baik, dan mengerti maksud dan tujuan dari kegiatan ini. Siswa menyampaikan
kesan-kesan yang positif terhadap kegiatan ini. Kegiatan pada sesi ini dianggap
berhasil, karena 83,3% siswa mengikuti kegiatan dengan baik.
Sesi 8
3 Desember 2011
Kegiatan dalam sesi ini bertujuan melatih siswa untuk lebih bisa
berkomunikasi dan bersosialisasi dengan baik. Siswa bermain “Menangkap
Belut”. Siswa dibagi dalam 3 kelompok, satu kelompok 2 orang. Saat
diberitahukan kepada siswa tentang permainan ini, sebagian siswa berteriak
karena merasa takut.
Anggota kelompok secara bergantian memindahkan belut dari ember ke
botol, dan harus ada kerjasama antara anggota kelompok agar kelompoknya
tidak kalah dengan kelompok lain. Jika ada anggota kelompok tidak aktif dalam
mengikuti permainan, berarti kelompok tersebut belum bisa bekerjasama dan
berkomunikasi dengan baik.
Pemimpin kelompok menanyakan apa yang didapat dengan mengikuti
kegiatan ini dan memberikan evaluasi dan rangkuman kegiatan yang telah
dilakukan. Melalui kegiatan tadi siswa dapat belajar bahwa kesuksesan yang kita
raih itu sebagian besar tidak bisa lepas dari orang lain. Sedikit banyak ada peran
orang lain dalam hidup seseorang, baik dari keluarga, teman, saudara, bahkan
karena bisa saja mereka adalah orang yang berperan penting dalam kehidupan
ini. Untuk bersosialisasi dengan orang lain seseorang perlu belajar dan
mengembangkan kemampuan berkomunikasi. Orang yang dapat berkomunikasi
dengan baik akan mendapatkan banyak teman. Apa yang seseorang lakukan pun
juga bisa berpengaruh kepada orang lain, untuk itu berusahalah dalam
mengerjakan sesuatu agar tidak mengecewakan orang lain.
Kegiatan ini diikuti dengan antusias dan sangat bersemangat. Namun
siswa putri ada yang masih takut dan jijik ketika menangkap belut, bahkan ada
siswa yang tidak mau mendekat. Tetapi setelah permaianan berjalan dan karena
siswa dibagi dalam kelompok, siswa yang takut memberanikan diri untuk
mengikuti kegiatan. Atas rasa tanggung jawab kepada kelompok tersebut, maka
siswa yang takut akhirnya memberanikan dirinya untuk membantu temannya
dalam permaian. Siswa merasa permainan ini menyenangkan dan menegangkan
disamping maknanya yang sangat positif. Kegiatan ini 100% dapat diikuti siswa
dengan baik, sehingga kegiatan pada sesi ini dapat dinyatakan berhasil.
Sesi 9
10 Desember 2011
Kegiatan ini menggunakan metode permainan “Bersatu Dalam
Lingkaran”, tujuan dari kegiatan ini adalah agar siswa memiliki kemampuan
dalam menangani konflik antara dirinya dengan yang dirasakan orang lain, siswa
mengembangkan keterampilan bersosialisasi dengan orang lain, dan siswa dapat
belajar berbagi dan peduli dengan orang lain.
Masing-masing anggota menempati 1 lingkaran. Sebelum dimulai permainan
tersebut, pemimpin kelompok memberi penjelasan tentang permainan tersebut.
Setiap pemimpin kelompok menempati 1 lingkaran milik salah satu anggota
kelompok dan mengambil tali dari lingkaran tersebut, maka anggota itu harus
berpindah ke salah satu lingkaran milik anggota yang lain. Ketika tinggal 1
lingkaran, semua anggota harus memposisikan tubuhnya agar 1 lingkaran
tersebut bisa ditempati oleh 6 orang. Anggota harus bekerja sama
mempertahankan posisi tubuhnya agar semua anggota tidak keluar dari jalur
lingkaran.
Kelompok menyimpulkan makna dari kegiatan tersebut. Pemimpin
kelompok memberikan evaluasi dari kegiatan pada sesi ini tentang pentingnya
bersosialisasi dengan orang lain, pentingnya hidup berbagi, saling menghargai,
dan saling berkomunikasi. Manusia itu diciptakan dengan banyak sekali
perbedaan, tetapi kita harus hidup dengan perbedaan itu. Untuk dapat
menyatukan perbedaan kita harus saling memahami dan menghargai orang lain.
Komunikasi juga harus selalu dijaga agar perbedaan itu tidak membuat salah
paham.
Dalam observasi dari kegiatan pada sesi ini 100% siswa mengikuti
kegiatan dengan antusias dan bersemangat, sehingga kegiatan ini dinyatakan
berhasil.Siswa juga mengungkapkan bahwa kegiatan ini menyenangkan dan
Sesi 10
10 Desember 2011
Pada pertemuan kali ini adalah tahap pengakhiran pada kegiatan
bimbingan kelompok yang telah dilaksanakan. Pada tahap ini pemimpin
kelompok membantu anggota kelompok untuk merangkum dan memberikan
kesimpulan pengalaman-pengalaman selama mengikuti layanan bimbingan
kelompok untuk meningkatkan kecerdasan emosi. Pengalaman tersebut
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk kehidupan yang lebih baik dan
merencanakan masa depan. Penulis meminta kepada semua peserta untuk
mengungkapkan pengalaman, manfaat yang diterima dan kesan-kesan maupun
saran untuk penulis setelah mengikuti bimbingan kelompok. Penulis
menyampaikan harapan-harapan setelah kegiatan bimbingan kelompok ini
selesai agar peserta mampu mengelola emosinya dengan baik. Kegiatan yang
terakhir penulis berpamitan kepada semua peserta.
4.5. Analisis dan Pembahasan Hasil Penelitian
Setelah layanan bimbingan kelompok dilaksanakan dari tanggal 15
Oktober 2011 sampai dengan tangggal 10 Desember 2011, yang membahas
tentang kecerdasan emosi sebanyak 9 sesi atau 9 kali pertemuan, kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol kembali dikumpulkan pada tanggal 12
Desember 2011 untuk diberikan postest menggunakan angket yang sama dengan
angket pada saat pretest. Pengolahan data menggunakan teknik uji Mann-Whitney
peningkatan kecerdasan emosi siswa kelas XI IS 4 SMA Negeri 2 Salatiga. Dari
hasil perhitungan atau pengolahan secara statistik diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel4.5.1.
Data dan Skor Kecerdasan Emosi 12 Siswa Kategori Rendah Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Setelah Eksperimen
No Kode Nama Skor Kategori Usia Kelompok
1 RH 42 Sedang 17 th Eksperimen
2 YY 68 Tinggi 16 th Eksperimen
3 MG 54 Sedang 17 th Eksperimen
4 NN 59 Sedang 17 th Eksperimen
5 PM 46 Sedang 17 th Eksperimen
6 SP 72 Tinggi 16 th Eksperimen
7 WF 26 Rendah 17 th Kontrol
8 YR 27 Rendah 16 th Kontrol
9 AM 28 Rendah 17 th Kontrol
10 HF 28 Rendah 17 th Kontrol
11 MT 30 Rendah 16 th Kontrol
Tabel. 4.5.2.
Perbandingan Pretest dan Postest
Subyek Skor
pretest
Kategori Skor postest
kategori Keterangan kelompok 1.RH 2. YY 3. MG 4. NN 5. PM 6. SP 7. WF 8. YR 9. AM 10. HF 11. MT 12. YL 28 26 27 28 27 25 26 27 28 28 26 29 Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah 42 68 54 59 46 72 28 29 26 27 28 29 Sedang Tinggi Sedang Sedang Sedang Tinggi Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah eksperimen eksperimen eksperimen eksperimen eksperimen eksperimen Kontrol Kontrol Kontrol Kontrol Kontrol Kontrol
Dalam tabel 4.5.3 terbebut dapat dilihat perbandingan skor sebelum
melalukan bimbingan kelompok dan setelah melakukan bimbingan kelompok.
Pada kelompok eksperimen terlihat jelas peningkatan dari skor diatas.
Sedangkan kelompok kontrol tidak mengalami perubahan.
4.5.1. Uji Mann-Whitney Postest
Tabel 4.5.1.2
Perbedaan Mean Rank Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Setelah Eksperimen. NPar Tests
Mann-Whitney Test
Ranks
Kelompok N Mean Rank
Sum of Ranks
TOTAL ekperimen kontrol Total 6 6 12 9,50 3,50 57,00 21,00
Tabel 4.5.1.3
Uji Mann Whitney Kecerdasan Emosi Kelompok Eksperimen dan Kontrol Setelah Eksperimen
Test Statisticsb
TOTAL Mann-Whitney U
Wiilcoxon W Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
.000 21,000 -2.887 0,004 a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: kelompok
Dari analisis diatas dapat dilihat bahwa kelompok eksperimen mengalami
peningkatan yang signifikan pada rata-rata mean sebelum dan sesudah
eksperimen.Yaitu 5,83 pada saat sebelum eksperimen, dan 9,50 setelah
eksperimen. Dan pada tabel 4.5.1.3. dapat dilihat p = Asymp Sig 0,004 < 0,050.
Penghitungan statistik tersebut menunjukkan bahwa ada perbedaan yang
signifikan kecerdasan emosi 12 siswa kelas XI IS 4 SMA Negeri 2 Salatiga antara
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol setelah kelompok eksperimen diberi
perlakuan dengan bimbingan kelompok. Hal ini menunjukkan bahwa bimbingan
kelompok dapat membantu meningkatkan kecerdasan emosi.
Berikut ini adalah hasil pengamatan perilaku yang mengarah pada
kecerdasan emosi melalui layanan bimbingan kelompok yang diperoleh dari
panduan observasi selama siswa melakukan teatment dari pertemuan 1 sampai 9
Tabel. 4.5.1.4.
Hasil Pengamatan Kecerdasan Emosi.
No Nama P. 1 P.2 P.3 P.4 P.5 P.6 P.7 P.8 P.9 Total Keterangan
1. RH 4 5 6 6 7 8 8 8 9 61 Meningkat
2. YY 3 4 6 6 6 7 7 8 8 55 Meningkat
3. MG 4 6 7 7 8 8 9 9 9 67 Meningkat
4. NN 3 3 4 5 6 8 8 8 9 54 Meningkat
5. PM 3 5 7 7 8 8 9 9 9 65 Meningkat
6. SP 5 5 6 7 7 7 8 8 8 61 Meningkat
Total 22 28 36 38 42 46 49 50 52 Ada
Peningkatan Rata-rata 3,7 4,7 6 6,3 7 7,7 8,2 8,3 8,7 Ada
peningkatan
Dari tabel 4.5.1.4 didapat semua hasil dari pengamatan kecerdasan emosi
yang dinilai dari setiap pertemuan. Hasil yang didapat dari setiap pertemuan
adalah adanya peningkatan kecerdasan emosi melalui layanan bimbingan
kelompok.
Pada kegiatan eksperimen bimbingan kelompok standar keberhasilan
kegiatan ditentukan sebesar 83,3%. Standar keberhasilan ini didapat dari apabila
5 dari 6 siswa secara antusias aktif dalam kegiatan eksperimen, dan dikalikan
100%. Apabila persentase keberhasilan kurang dari 83,3%, maka kegiatan
bimbingan kelompok dinyatakan tidak berhasil. Sedangkan apabila persentase
keberhasilan lebih atau sama dengan 83,3%, maka kegiatan bimbingan
kelompok dinyatakan berhasil. Adapun hasil observasi kegiatan bimbingan
kelompok di Kelas XI IS 4 SMA Negeri 2 Salatiga dapat dilihat pada tabel
Tabel 4.5.1.5.
Hasil Observasi Bimbingan Kelompok di Kelas XI IS 4 SMA Negeri 2 Salatiga
Sesi ke
Topik Metode Persentase
keberhasilan 1 Mengenali dan
memahami emosi diri sendiri
Ceramah ,diskusi dan tanya jawab
83,3% (berhasil)
2 Memahami penyebab
timbulnya emosi
Ceramah dan tugas 83,3%
(berhasil)
3 Mengendalikan emosi Tanya jawab, tugas dan ceramah
100% (tidak berhasil)
4 Mengekspresikan emosi dengan tepat
Tugas dan diskusi 66,7%
(kurang berhasil)
5 Memotivasi diri sendiri Permainan dan diskusi
100% (berhasil)
6 Dorongan berprestasi Diskusi dan ceramah 83,3%
(berhasil)
7 Peka terhadap perasaan orang lain
Tugas, diskusi dan permainan
83,3% (berhasil)
8 Mendengarkan masalah orang lain
Ceramah, tugas dan tanya jawab
100% (berhasil)
9 Dapat bekomunikasi dan bersosialisasi
Permainan dan diskusi
100% (berhasil)
Pada tabel 4.5.1.5 diatas dapat dilihat ada satu sesi yang dinyatakan tidak
berhasil dengan persentase 66,7% pada topik mengekspresikan emosi dengan
tepat dengan metode tugas dan diskusi. Sedangkan kedelapan sesi yang lain
4.6. Uji Hipotesis
Dalam penelitian ini hipotesis yang penulis ajukan adalah:
Adanya peningkatan yang signifikan kecerdasan emosi pada 12 siswa kelas XI
IS 4 SMA Negeri 2 Salatiga.
Dari hasil analisis yang telah dilakukan, kecerdasan emosi siswa kelas XI IS
4 SMA Negeri 2 Salatiga antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
mengalami peningkatan yang signifikan setelah kelompok eksperimen diberi
perlakuan dengan bimbingan kelompok. Dapat dilihat bahwa kelompok
eksperimen mengalami peningkatan pada rata-rata mean sebelum dan sesudah
eksperimen.Yaitu 5,83 pada saat sebelum eksperimen, dan 9,50 setelah
eksperimen. Serta pada postest dengan nilai p = Asymp Sig 0,004 < 0,050, yang
berarti ada perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Dengan demikian maka hipotesis diatas dinyatakan
diterima.
4.6. Pembahasan
Berdasarkan analisis yang telah dilaksanakan, terlihat perbedaan
kecerdasan emosi siswa kelas XI IS 4 SMA Negeri 2 Salatiga saat pretes p =
Asymp Sig 0,508 > 0,050, sehingga tidak ada perbedaan yang signifikan antara
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Setelah kelompok eksperimen
diberi perlakuan dengan bimbingan kelompok selama 9 sesi atau 9 kali
pertemuan, terjadi perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari hasil postes dengan nilai
eksperimen mengalami perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah
eksperimen, yaitu 5,83 pada saat sebelum eksperimen, dan 9,50 setelah
eksperimen. Terjadinya perbedaan tersebut menunjukkan bahwa ada
peningkatan kecerdasan emosi siswa kelas XI IS 4 SMA Negeri 2 Salatiga
melalui layanan bimbingan kelompok. Hal ini diduga karena kelompok
eksperimen dapat mengikuti bimbingan kelompok dengan keadaan senang,
penuh keakraban, memahami topik yang diberikan dan menerapkan semua
materi yang telah didapat kedalam setiap layanan yang hampir semua materinya
berupa permainan-permainan tentang peningkatan kercerdasan emosi. Hal ini
sesuai dengan pendapat Goleman (1995) bahwa kecerdasan emosi seseorang
akan lebih cepat terangsang apabila di stimulus dengan layanan yang berupa
permainan-permainan kelompok.
Eksperimen dilaksanakan selama 9 sesi dengan topik dan metode yang
berbeda-beda. Dari kesembilan sesi tersebut terdapat satu sesi yang dinyatakan
tidak berhasil yaitu sesi ke 4 dengan persentase 66,7% pada topik
mengekspresikan emosi dengan metode tugas dan diskusi. Sedangkan kedelapan