BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian pada tugas akhir ini bersifat research di laboratorium
dengan cara memperbaiki sampel tanah dasar yang diambil dari lapangan, dengan bahan
perbaikan dalam hal ini adalah fly-ash. Lokasi yang akan dijadikan lokasi penelitian
adalah ruas jalan Cibarusah Cikarang, Kabupaten Bekasi. Pengambilan sampel tanah
lempung ekspansif diambil dari daerah Lippo Cikarang yang berjarak satu kilometer dari
lokasi penelitian. Sebagai bahan perbaikan tanah yaitu fly-ash atau abu batu yang
merupakan limbah pengolahan batu bara diambil dari CV. Bumi Selaras Komplek GBA
2 Bandung, Jawa barat. Sedangkan lokasi untuk pengujian dilakukan di laboratorium
mekanika tanah FPTK UPI.
Penelitian diawali dengan mengambil sampel tanah dilapangan lalu dibawa ke
laboratorium untuk diuji, kandungan tanah dasar diuji terlebih dahulu untuk mengetahui
sifat fisik dan daya dukung tanah asli, kemudian dilakukan treatment terhadap tanah asli
menggunakan bahan perbaikan yaitu fly-ash, mix design dilakukan dengan berbagai
persentase bahan perbaikan untuk mencari persentase perbaikan yang dinilai mengalami
Jalan Cibarusah Cikarang Kabupaten Bekasi merupakan jalan lokal primer yang menghubungkan antar kecamatan, ketidaksesuain antara spesifikasi jalan dan pengguna jalan membuat kerusakan parah yang menimbulkan kemacetan,
dan kecelakaan
Studi literatur
1. Jalan lokal primer tidak memenuhi syarat 2. Perlakuan terhadap jalan tidak tepat
menyebabkan jalan rusak
3. Kerusasakan menyebabkan kemacetan dan kecelakaan
4. Karawang memiliki tanah lempung ekspansif yang tidak stabil untuk jalan
Fenomena di lapangan 1. Lalu lintas padat 2. Ukuran jalan kecil 3. Banyak kendaraan besar melintas
secara kontinyu 4. Jalan rusak parah
Rendahnya tingkat pelayanan jalan
Dilakukan peneltian dengan tujuan
1.Mengetahui karakteristik tanah dasar di lapangan.
2.Melakukan pengujian terhadap sampel tanah yang didapatkan. 3.Meneliti dan melakukan treatment terhadap sampel tanah. 4.Memperoleh nilai cbr yang optimal dari hasil treatment
5.Menentukan treatment yang paling sesuai untuk lalu lintas yang bekerja di ruas jalan tersebut.
pengujian sampel uji dari lokasi penelitian di
laboratorium Metode
pengumpulan data
Data primer 1. Pengambilan sampel tanah di lokasi penelitian 2. Obesrvasi keadaan lapangan Data sekunder 1. Buku-buku literatur 2. Data-data lapangan dari media informasi 3. Hasil penelitian terdahulu
Analisis secara literatur 1. Lempung ekspansif memiliki sifat
kembang susut yang besar 2. Lempung ekspansif tidak stabil untuk
subgrade jalan
3. diduga flyash dapat meningkatkan performa lempung ekspansif
Pembahasan dan laporan hasil
START
PENGUJIAN TANAH ASLI
A. Index properties
1. Kadar Air 2. Uji Berat Isi 3. Uji Berat Jenis 4. Atterberg Limit 5. Uji saringan 6. Hidrometer
B. Engineering properties
1. Kompaksi
Solusi perbaikan tanah dasar jalan dengan treatment menggunakan flyash
Pengujian Lab 1. Swelling
2. Tekanan pengembangan 3. CBR
Laporan hasil penelitian
Alur Kerja Pengujian Lab
FINISH Pengujian trial mix 2%, 5%,
10%, 20%, 30%
OK Tidak OK
Hasil penelitian
1. Penurunan nilai swelling
2. Penurunan tekanan pengembangan 3. Peningkatan CBR design
Pengujian di laboratoeium terdiri dari index properties dan engineering
properties. Adapun pengujian yang dilakukan antara lain :
3.3.1 Index Properties :
1. Kadar air (SNI 03-1965-1990)
- Maksud dan tujuan serta aplikasi
Maksud percobaan ini adalah untuk mengukur sifat-sifat fisis
tanah. Tujuan dari uji ini adalah untuk mengklasifikasi tanah.
- Prosedur Uji
 Ambil beberapa gram sampel tanah yang ditempatkan di
cawan yang telah ditimbang sebelumnya.
 Cawan yang berisi contoh tanah ditimbang, kemudian
dimasukkan ke dalam oven selama 24 jam dengan suhu 105o
C.
 Sesudah itu, contoh tanah yang sudah kering dimasukkan ke
dalam desikator ± 1 jam.
 Contoh tanah yang sudah dingin ditimbang didapat berat
kering.
2. Berat jenis (SNI 03-1964-1990)
- Maksud dan tujuan serta aplikasi
Berat jenis tanah digunakan pada hubungan fungsional antara
diperlukan untuk perhitungan – perhitungan parameter indeks
tanah (index properties).
- Prosedur Uji
 Ambil contoh tanah seberat ± 60 g. Contoh tanah diremas
dan dicampur dengan aquades di dalam suatu cawan
sehingga menyerupai bubur yang homogen.
 Adonan tanah ini kita masukkan ke dalam piknometer dan
tambahkan aquades.
 Piknometer yang berisi contoh tanah ini diimasukkan ke
dalam piknometer dan tambahkan aquades.
 Piknometer yang berisi contoh tanah ini dipanaskan di oven
selama ± 10 menit supaya gelembung udranya keluar.
 Sesudah itu piknometer diangkat dari kompor dan ditambah
dengan aquades sampai batas kalibrasi, lalu diaduk sampai
suhunya merata.
 Piknometer direndam dalam suatu dish yang berisi agar
suhunya turun.
 Aduk agar temperaturnya merata. Setelah mencapai suhu
35°C diambil, bagian luar dikeringkan. Di sini permukaan
air turun maka perlu ditambahkan aquades sampai batas
kalibrasi, kemudian ditimbang.
 Suhu diturunkan lagi hingga mencapai 25°C. Piknometer
diambil, bagian luar dikeringkan, ditambah air hingga batas
 Larutan tanah tersebut kemudian dituangkan dalam dish
yang telah ditimbang beratnya. Semua larutan harus bersih
dari piknometer, jika perlu bilas dengan aquades.
 Dish + larutan contoh tanah dioven selama 24 jam dengan
suhu 110°C.
 Berat dish + tanah kering ditimbang sehingga didapatkan
berat kering tanah (Ws).
 Dari percobaan di atas didapatkan 3 harga Gs yang
kemudian dirata-rata.
3. Atterberg limit ; Batas cair (SNI 03-1967-1990) dan Batas plastis
(SNI 03 1966-1990)
- Maksud dan tujuan serta aplikasi
Percobaan ini mencakup penentuan batas-batas Atterberg yang
meliputi Batas Plastis/ Plastic Limit, Batas Cair/ Liquid Limit,
Batas Susut / Shrinkage Limit.
- Prosedur Uji
Batas Plastis / Plastic Limit
 Masukkan contoh tanah dalam mangkok, diremas-remas
sampai lembut, ditambahkan aquades sedikit dan diaduk
 Letakkan contoh tanah adukan itu di atas pelat kaca dan
digulung-gulung dengan telapak tangan sampai diameternya
kira-kira 1/8 inch (3mm). Akan dijumpa 3 keadaan :
 Gulungan terlalu basah sehingga dengan diameter 1/8 inch
tanah belum retak.
 Gulungan terlalu kering sehingga sewaktu diameter belim
mencapai 1/8 inch, gulungan tanah sudah mulai retak.
 Gulungan dengan kadar air tepat, yaitu gulungan mulai retak
sewaktu mencapai diameter 1/8 inch
 Timbang container atau cawan sebanyak 3 buah.
 Gulungan tanah yang berkadar iap countainer/cair tepat itu
dimasukkan ke dalam countainer atau cawan, tiap countainer
atau cawan berisi 5 buah gulungan, dengan berat
masing-masing gulungan minimum ± 5 gr. Ketiga countainer atau
cawan yang berisi gulungan tanah tersebut di masukkan ke
dalam oven ± 24 jam pada suhu 105-110°C.
 Harga rata-rata kadar air dari percobaan di atas adalah batas
plastisnya.
Batas Cair / Liquid Limit
1. Contoh tanah diambil secukupnya, ditaruh dalam cawan
porselin dan ditumbuk dengan penumbuk karet , diberi
2. Pindahkan tanah tersebut ke atas plat kaca dan diaduk
sampai homogen dengan pisau dempul, bagian yang kasar
dibuang.
3. Ambil sebagian dari contoh tanah, dan dimasukkan dalam
alat Cassagrande, ratakan permukaannya dengan pisau.
Contoh tanah dalam mangkok Cassagrande dipotong dengan
grooving tool dengan posisi tegak lurus, sehingga didapat
jalur tengah.
4. Alat Cassagrande diputar dengan kecepatan konstan 2
putaran/detik. Mangkok akan terangkat dan jatuh dengan
ketinggian 10 mm (sudah distel).
5. Percobaan dihentikan jika bagian yang terpotong sudah
merapat, dan di catat banyaknya ketukan, biasanya harus
berkisar 10-50 ketukan.
6. Tanah pada bagian yang merapat diambil dan dimasukkan
dalam oven, ditempatkan dalam countainer atau cawan yang
telah ditimbang beratnya. Sebelum dimasukkan dalam oven,
tanah + countainer atau cawan ditimbang.
7. Setelah dioven selama 24 jam pada temperatur 105°-100°C,
baru masukkan desikator selama ± 1 jam untuk mencegah
penyerapan uap air dari dari udara.
8. Percobaan di atas lakukan 5 kali.
10.Setelah kadar air didapat, di buat grafik hubungan antara
kadar air dengan jumlah ketukan dalam kertas skala
semi-log. Grafik ini secara teoritis merupakan garis lurus.
11.Kadar air dimana jumlah ketukan 25 kali disebut Batas Cair.
Batas Cair ini diulangi dengan tanah yang telah dimasukkan
dalam oven, tanah tersebut ditambahkan aquades
secukupnya, prosedur selanjutnya sama dengan di atas, dan
Batas Cair yang didapatkan disebut “wL oven”.
4. Analisis saringan (SNI 03-1968-1990)
- Maksud dan tujuan serta aplikasi
Metode ini mencakup penentuan dari distribusi ukuran butir
tanah yang tertahan oleh saringan No. 200
- Prosedur Uji
 Ayakan dibersihkan dengan menggunakan kuas kering,
sehingga lubang-lubang dari ayakan bersih dari butir-butir
yang menempel
 Masing-masing ayakan dan pan ditimbang beratnya.
 Kemudian ayakan tadi disusun menurut nomor ayakan
(ukuran lubang terbesar diatas)
 Ambil contoh tanah seberat 500 gram, lalu masukkan ke
 Susunan ayakan dikocok dengan bantuan sieve shaker
selama kurang lebih 10 menit.
 Diamkan selama 3 menit agar debu-debu mengendap.
 Masing-masing ayakan dengan contoh tanah yang tertinggal
ditimbang, diperoleh berat tanah tertahan
5. Analisis hidrometer (SNI 03-3423-1994)
- Maksud dan tujuan serta aplikasi
Metode ini mencakup penentuan dari distribusi ukuran butir
tanah yang lolos saringan no.200, tetapi dilaksanakan pada
tanah yang lolos saringan no. 10.
- Prosedur Uji
 Larutan dimasukkan ke dalam satu tabung gelas dan tambah
air hingga volumenya 1000 cc. Tabung gelas yang satu lagi
diisi dengan air(aquades) untuk tempat hidrometer.
 Tabung yang berisi larutan tanah dikocok selama 30 detik,
hidrometer dimasukkan. Pembacaan dilakukan pada menit
ke 0, 1, 2, 3, 4 dengan catatan untuk tiap-tiap pembacaan,
hidrometer hanya diperkenankan 10 detik dalam larutan,
selebihnya hidrometer dimasukkan dalam tabung yang berisi
aquades. Temperatur juga diukur pada setelah pembacaan.
 Setelah ini dilanjutkan pembacaan tanpa mengocok,
pembacaan dilakukan pada menit ke 8, 60, 30, 40, 90, 210,
1290, 1440. Pada tiap-tiap pembacaan hidrometer diangkat
dan diukur temperaturnya.
 Setelah semua pembacaan selesai, larutan dituang dalam
dish yang telah ditimbang beratnya; kemudian dimasukkan
dalam oven selama 24 jam pada temperatur 105-110°C
untuk mendapatkan berat keringnya.
 Dari percobaan di atas dapat dihitung persen lebih halusnya,
dan dengan menggunakan chart dapat dihitung
ekuivalennya.
Dari hasil perhitungan di atas dapat dibuat grain size
distribution curvenya
3.3.2 Engineering Properties :
1. Uji Kompaksi (Proctor T-99)
- Maksud dan tujuan serta aplikasi
Tujuan uji kompaksi adalah untuk mendapatkan kadar air
optimum dan berat isi kering maksimum pada suatu proses
pemadatan. Kepadatan tanah biasanya dinilai dengan
menentukan berat isi keringnya (dry). Kadar air optimum
ditentukan dengan melakukan percobaan pemadatan di
syarat-syarat yang harus dipenuhi pada waktu pemadatan di
lapangan. Pada percobaan di laboratorium, kadar air optimum
ditentukan dari grafik hubungan antara berat isi kering dengan
kadar air.
- Prosedur Uji
 Siapkan contoh tanah yag akan diuji 3 kg, dimana tanah
sudah dibersihkan dari akar-akar dan kotoran lain.
 Tanah dijemur sampai kering udara (air drained), atau
dikeringkan dalam oven dengan suhu 600C.
 Gumpalan-gumpalan tanah dihancurkan dengan palu karet
agar butir tanah tidak ikut hancur
 Tanah kering dalam keadaan lepas diayak dengan ayakan
no.4, hasil ayakan dipergunakan.
 Tanah hasil ayakan sebanyak ± 3 kg disemprot air untuk
mendapatkan hasil contoh tanah dengan kebasahan merata
sehingga bisa dikepal tapi masih mudah lepas (hancur)
 Mold yang akan dipergunakan dibersihkan, ditimbang
beratnya dan diukur volumenya (biasanya volume mold =
1/30 cu-ft). Isikan contoh tanah kedalam mold setelah 1” –
2” (modified) atau 2” –4” (standard)
 Tumbuk dengan hammer sebanyak 25 kali pada tempat yang
berlainan. Hammer yang dipergunakan disesuaikan dengan
 Isikan lagi untuk lapis berikutnya dan tumbuk sebanyak 25
kali.
 Pengisian diteruskan sampai 5 lapis untuk modified dan 3
lapis untuk standard. Pada penumbukan lapisan terakhir,
harus dipergunakan sambungan tabung (collar) pada mold
agar pada waktu penumbukan hammer tidak meleset keluar.
 Buka sambungan tabung diatasnya dan ratakan permukaan
tanahnya dengan pisau
 Mold dan contoh tanah ditimbang
 Tanah dikeluarkan dengan bantuan dongkrak, kemudian
diambil bagian atas, tengah, dan bawah masing-masing ± 30
gram, kemudian di oven selama 24 jam.
 Setelah 24 jam dioven, cawan + tanah kering ditimbang
 Dengan mengambil harga rata-rata dari kadar air ketiganya,
di dapat nilai kadar airnya
 Percobaan dilakukan sebanyak 5 kali dengan setiap kali
menambah kadar airnya sehingga dapat dibuat grafik berat
isi kering terhadap kadar air.
2. CBR Laboratorium (SNI 03-1744-1989)
- Maksud dan tujuan serta aplikasi
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menilai kekuatan tanah
dalam perancangan perkerasan. Hasil percobaan dinyatakan
dalam nilai CBR (dalam %) yang nantinya dipakai untuk
menentukan tebal perkerasan.
- Prosedur Uji
 Siapkan sampel tanah kering seperti pada percobaan
kompaksi sebanyak 3 sampel masing-masing 5 kg
 Tanah disaring dengan ayakan ukuran 20 mm
 Contoh tanah tersebut kemudian disemprot air sehingga
kadar airnya menjadi w optimum dari percobaan kompaksi
sebelumnya
 Sampel tanah didiamkan selama 24 jam agar kadar airnya
merata dan ditutup rapat-rapat agar air tidak menguap.
 Mold CBR disiapkan, spacer dish diletakan dibawah,
selanjutnya mold diisi dengan contoh tanah tadi sehingga
setelah ditumbuh mempunyai ketinggaian 1/5 tinggi mold
(modified) atau 1/3 tinggi mold standar.
 Penumbukan dilakukan setiap lapis seperti pada percobaan
kompaksi dengan jumlah tumbukan yang berbeada untuk
ketiga sampel.
 Kemudian kedua permukaan tanah diberi kertas pori dalam
keadaan terbalik.
 Mold dan tanah yang telah dipadatkan kemudian direndam
didalam air selama 4 x 24 jam (soaking)
 Selama perendaman setiap hari dibaca besarnya swelling
yang terjadi. Dan dihitung swelling totalnya dalam %
terhadap tinggi tanah semula. Syarat swelling total yang baik
kurang lebih 3%
 Dengan beban yang sama besar seperti pada perendaman
tadi, sampel tanah diperiksa nilai CBR nya yaitu dengan
penekanan penetration piston.
3. Sweliing
- Maksud dan tujuan serta aplikasi
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menilai seberapa besar
kembang susut tanah pengujian dimana hasilnya berapa besar
nilai swelling mempengaruhi terhadap daya dukung tanah dasar
- Prosedur Uji
 Siapkan sampel tanah kering seperti pada percobaan
 Tanah disaring dengan ayakan ukuran 20 mm
 Contoh tanah tersebut kemudian disemprot air sehingga
kadar airnya menjadi w optimum dari percobaan kompaksi
sebelumnya
 Sampel tanah didiamkan selama 24 jam agar kadar airnya
merata dan ditutup rapat-rapat agar air tidak menguap.
 Mold CBR disiapkan, spacer dish diletakan dibawah,
selanjutnya mold diisi dengan contoh tanah tadi sehingga
setelah ditumbuh mempunyai ketinggaian 1/5 tinggi mold
(modified) atau 1/3 tinggi mold standar.
 Penumbukan dilakukan setiap lapis seperti pada percobaan
kompaksi dengan jumlah tumbukan yang berbeada untuk
ketiga sampel.
 Mold dibalikan, spacer dish dikeluarkan, lalu ditimbang.
 Kemudian kedua permukaan tanah diberi kertas pori dalam
keadaan terbalik.
 Mold dan tanah yang telah dipadatkan kemudian direndam
didalam air dan dipasang nanometer untuk pembacaannya.
 Selama perendaman setiap hari dibaca besarnya swelling
terhadap tinggi tanah semula. Hasil swelling dibuat
grafiknya
4. Tekanan Pengembangan
- Maksud dan tujuan serta aplikasi
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menilai seberapa besar
tekanan pengembangan dari bahan uji, dimana nilai ini dapat
menentukan seberapa besar tanah dasar memberikan pengaruh
terhadap perkerasan jalan
- Prosedur Uji
 Siapkan sampel tanah kering seperti pada percobaan
kompaksi sebanyak 3 sampel masing-masing 5 kg
 Tanah disaring dengan ayakan ukuran 20 mm
 Contoh tanah tersebut kemudian disemprot air sehingga
kadar airnya menjadi w optimum dari percobaan kompaksi
sebelumnya
 Sampel tanah didiamkan selama 24 jam agar kadar airnya
merata dan ditutup rapat-rapat agar air tidak menguap.
 Mold CBR disiapkan, spacer dish diletakan dibawah,
selanjutnya mold diisi dengan contoh tanah tadi sehingga
setelah ditumbuh mempunyai ketinggaian 1/5 tinggi mold
 Penumbukan dilakukan setiap lapis seperti pada percobaan
kompaksi dengan jumlah tumbukan yang berbeada untuk
ketiga sampel.
 Mold dibalikan, spacer dish dikeluarkan, lalu ditimbang.
 Kemudian kedua permukaan tanah diberi kertas pori dalam
keadaan terbalik.
 Mold dan tanah yang telah dipadatkan kemudian direndam
didalam air dan dipasang nanometer untuk pembacaannya
 Mold dimasukan ke dalam wadah yang diisi air dan dinaikan
ke atas alat yang dapat membaca tekanannya (dalam
penelitian ini digunakan alat CBR).
 Selama perendaman baca nilai tekanan pengembangannya
hingga pembacaan stabil dan tidak ada perubahan lagi, plot