KONFLIK SOSIAL ANTARA “KARYAWAN DAN TRAINE”
DI RESTORAN D’COST SEAFOOD ROYAL PLAZA SURABAYA
SKRIPSI
Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial
(S. Sos) Dalam Bidang Sosiologi
OLEH:
FAJAR INDRAYANTO NIM: B35211073
UNIVERSITAS NEGERI ISLAM SUNAN AMPEL SURABAYA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
BSTRK
Fajar Indrayanto, 2015,
Konflik Sosial Antara “Karyawan Dan Traine”
Di Restoran D’cost Seafood Surabaya, Skripsi program studi sosiologi fakultas
ilmu sosial dan politik Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.
Kata kunci:
karyawan, Traine dan konflik sosial
Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah Mengapa terjadi
konflik antara karyawan dan traine di restoran D’cost Seafood Royal Plaza
Surabaya dan Apa dampak terjadinya konflik antar pekerja di restoran D’cost
Royal Plaza Surabaya, dari kedua rumusan masalah tersebut terdapat sub
pembahasan mengenai konflik antara karywan dan traine, penyebab terjadinya
konflik dan dampak terjadinya konflik
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif
dengan tehnik pengmpulan data observasi, wawancara dan dokumentasi, teori
yang digunakan untuk melihat fenomena konflik yang terjadi antara Karyawan
Dan Traine Di Restoran D’cost seafood Royal Plaza Surabaya adalah teori konflik
Randall collins
DAFTAR ISI
PERNYATAAN PERTANGGUNG JAWABAN PENULISAN SKRIPSI ... vi
ABSTRAK ... vii
1. Pendekatan dan jenis penelitian ... 13
2. Lokasi dan waktu penelitian ... 16
3. Pemilihan subyek penelitian ... 17
4. Tahap-tahap penelitian ... 19
5. Teknik pengumpulan data ... 20
6. Teknik analisis data ... 23
7. Teknik pemeriksaan keabsahan data ... 24
H. Sistematika penelitian ... 27
BAB II : KONFLIK SOSIAL RANDAL COLLINS DAN STRATIFIKASI SOSIAL
... 29
A. Konflik sosial Randal Collins... 29
B. Stratifikasi sosial... 37
BAB III : KONFLIK SOSIL ANTARA KARYAWAN DAN TRAINE
A. D’cost Seafood Royal Plaza Surabaya ... 49
B. Konflik sosial antara karyawan dan traine ... 65
C. Konflik sosial antara karyawan dan Traine dilihat dari kacamat teori konflik sosial Randal Collins ... 83
BAB IV: PENUTUP ... 88
A. Kesimpulan ... 88
B. Saran ... 89
DAFTAR PUSTAKA ... 91 LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Pedoman wawancara 2. Dokumen lain yang relevan 3. Jadwal penelitian
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dengan berkembangnya zaman kebutuhan manusia akan semakin
bertambah, kebutuhan-kebutuhan pokok yang harus dipenuhi oleh manusia
supaya bisa bertahan hidup. Hidup tidak akan terlepas dari konflik, baik itu
konflik individu maupun konflik kelompok. Banyak faktor-faktor yang bisa
menyebabkan timbulnya perselisihan atau yang biasa disebut dengan konflik,
diantara penyebab dari konflik adalah beda pendapat antar individu dengan
individu, individu dengan kelompok dan kelompok dengan kelompok,
persaingan ditempat kerja, memperebutkan kekuasaan dan lain sebagainya.
Konflik didunia kerja memang tidak asing lagi, persaingan antar
pegawai, kecemburuan sosial antar pegawai, kurangnya kerja sama yang
dapat menyebabkan konflik antar pekerja. Konflik yang terjadi di Restoran
sering terjadi seperti konflik antar pegawai yang terjadi di restoran D’cost
royal plaza surabaya, konflik yang sering terjadi anatara Traine dan
karyawan. D’cost royal plaza Surabaya adalah sebuah restoran seafood yang
memiliki moto “harga kaki lima mutu bintang lima”, salah satu restoran yang
menarik yang dapat dikunjungi untuk menikmati sajian seafood atau makanan
laut bersama keluarga, D’cost Seafood memiliki banyak cabang di kota-kota
besar Indonesia, dimulai dari daerah Kemang, Jakarta, kemudian menyebar
2
Surabaya, Bandung, Solo, Banjarmasin, Pekan Baru dan Makasar. D’cost
mempunyai banyak pegawai, pegawai tersebut dibagi menjadi dua golongan
yakni karyawan dan traine, Karyawan adalah orang yag bekerja pada suatu
lembaga (kantor, perusahaan jasa, dan lain sebagainya) dengan mendapakan
gaji2, Traine adalah Orang yang diberi suatu keterampilan dan diberi suatu
pelatihan3, istilah traine di D’cost Royal Plaza adalah pegawai yang belum
diangkat menjadi karyawan.
Oleh sebab itu dalam kajian penelitian yang diambil oleh peneliti sebagai
studi disiplin ilmu Sosiologi peneliti mengkaji tentang Konflik Sosial Antara
Karyawan Dan Traine Di Restoran D’cost Seafood Royal Plaza Surabaya.
Sebagaimana didalam hal ini peneliti menentukan fokus masalahnya
yang berhubungan dengan bagaimana proses terjadinya konflik antara
Karyawan dan Traine, Di restoran D’cost Royal Plaza Surabaya dibagi
menjadi 3 kelas yaitu kelas atas (manager), kelas menengah (karyawan), kelas
bawah(traine), kelas sosial di dalam dunia pekerjaan adalah semua pegawai
yang sadar akan kedudukannya di dalam suatu lapisan, sedangkan kedudukan
mereka itu diketahui serta diakuioleh pegawai lainnya. Menurut Max Weber
kelas sosial adalah membuat pembedaan antar dasar-dasar ekonomis dan
dasar-dasar kedudukan sosial, dan tetap menggunakan istilah kelas bagi
semua lapisan.4
2 Desi anwar, kamus besar bahasa Indonesia (Surabaya: percetakan Amelia Surabaya, 2003) hal 263
3
D’cost berbeda dengan restoran yang lainnya kalau dilihat dari cara
mengangkat pekerjanya menjadi karyawan tetap, pegawai baru apabila ingin
cepat diangkat menjadi karyawan harus bekerja keras dan disiplin, banyak
pegawai d’cost yang bekerja selama 6 bulan baru diangkat menjadi karyawan
bahkan ada yang 1 tahun baru diangkat menjadi karyawan apabila cara
kerjanya bagus 3 bulan sudah bisa menjadi karyawan, kebanyakan apabila
sudah diangkat menjadi karyawan kinerjanya menurun dan sering menyuruh
pegawai yang belum diangkat menjadi karyawan atau yang disebut treine.
Salah satu dari kontradiksi yang paling mendalam dan luas yang
melekat dalam setiap karyawan dimana ada pembagian kerja adalah
pertentangan antara kepentingan-kepentingan materil dalam kelas sosial yang
berbeda. Perbedaan kelas sosial antara karyawan dan traine menimbulkan
kecumburuan sosial dan berujung dengan konflik, meskipun didalam
melakukan suatu pekerjaan berjalan secara normal dan kelihatannya tidak ada
suatu masalah akan tetapi permasalahan tetap ada5.
Salah satu penyebab konflik adalah kecemburuan sosial, Traine
merasa bahwa hak mereka belum diberikan sepenuhnya, contoh ketika ada
pembagian uang tip hanya karyawan saja yang mendapatkan akan tetapi
traine tidak mendapatkan jatah tersebut, di D’cost royal plaza Surabaya uang
tip dari tamu dikumpulkan dan dibagi pada awal bulan, yang dipertanyakan
oleh traine mengapa traine tidak mendapatkan bagian padahal mereka juga
ikut mengumpulkan uang tip tersebut, ketika traine menanyakan kenapa
4
mereka tidak mendapatkan uang tip pihak manager menjawab bahwa itu
adalah keputusan dari pusat.
Waktu pemberian gaji tidak disamakan, dalam pemberian gaji
karyawan pihak perusahaan selalu tepat waktu akan tetapi ketika pemberian
gaji traine diundur. Salah satu faktor yang mempengaruhi traine semangat
untuk bekerja adalah gaji atau upah yang merupakan hak traine karena telah
bekerja untuk perusahaan.
Kondisi restoran yang ramai dan tenaga pegawai yang terkuras juga
menjadi salah satu penyebab terjadinya konflik karena ketika badan merasa
capek maka akan mudah emosi apabila tidak mampu untuk mengontrol diri.
Kesadaran semua pegawai sangat dibutuhkan untuk mengurangi atau
meminimalisir konflik yang terjadi antar pegawai. Apabila sering terjadi
konflik antar pegawai tidak akan terjadi yang namanya kerjasama tim.
Kerjasama tim adalah inti dari pekerjaan yang membutuhkan kekompakan
pegawai.
Apabila konflik tersebut bernilai positif akan meningkatkan kinerja
pegawai seperti persaingan dalam bekerja secara sehat, karena seorang
manager akan menilai mana pegawainya yang rajin bekerja dan mana
pegawai yang malas bekerja. Karena di restoran D’cost seafood gaji pegawai
yang satu tidak sama dengan pegawai yang lainnya. Apabila pegawai yang
rajin bekerja maka gajinya akan berbeda dengan gaji pegawai yang malas
5
B. Rumusan masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Mengapa terjadi konflik antara karyawan dan traine di restoran D’cost
Seafood Royal Plaza Surabaya?
2. Apa dampak terjadinya konflik antar pekerja di restoran D’cost Royal
Plaza Surabaya?
C. Tujuan penelitian
Sehubungan dengan tujuan penelitian ini yang terkait dengan Konflik
Sosial Antara Karyawan Dan Traine. peneliti mempunyai beberapa tujuan
yang berhubungan dengan diadakannya penelitian ini diantaranya.
1. Untuk mengetahui penyebab konflik antara karyawan dan traine di
restoran D’cost Seafood
2. Untuk mengetahui dampak terjadinya konflik pekerja di restoran D’cost
royal plaza surabaya
D. Manfaat penelitian
Dengan dilakukannya penelitian yang berjudul “ Konflik Sosial Antara Karyawan Dan Traine D’cost Royal Plaza Surabaya”. Peneliti juga memiliki manfaat dari penelitian yang telah dilakukan. Sebagaimana peneliti berharap
bahwa hasil dari penelitian tersebut dapat menjadikan masukan dan dapat
memberikan manfaat.
1. Secara Teoritis
a. Sebagaimana penelitian ini diharapkan mempunyai gambaran dengan
6
kesesuaian diantara teori yang dipergunakan dengan realita yang
terjadi.
b. Dapat memberikan manfaat di dalam bidang ilmu pengetahuan sosial
yang berada di masyarakat secara umum serta dapat memahami
kondisi yang berada di masyarakat.
2. Secara Praktis
a. Bagi Peneliti
Untuk mengetahui dan menambah wawasan dan bisa lebih peka
terhadap fenomena yang ada dalam dunia pekerjaan.
b. Bagi Pegawai
Dapa mengetahui kenapa sering terjadi konflik antara Karyawan dan
Traine di Restoran D’cost Seafood Royal Plaza Surabaya
c. Bagi Program Studi Sosiologi
Dapat dijadikan sebagai kontribusi dalam bidang ilmu pengetahuan
khusunya dalam konflik sosial yang terjadi antara dua kelompok
pekerja
E. Definisi Konseptual
Dalam definisi konseptual yang mana merupakan penjelasan dari setiap
kata dalam judul penelitian yang membutuhkan sebuah penjelasan yang lebih
lanjut. Difinisi konsep itu sendiri berguna untuk menjelaskan kepada setiap
pembaca. Yang mana tujuannya adalah menghindari kesalah pahaman dalam
7
Untuk menghindari adanya kesalahan pengertian dalam memahami judul.
Maka perlu dijelaskan beberapa istilah yang telah terdapat dalam judul
penelitian itu sendiri. Oleh sebab itu peneliti akan memberikan difinisi yang
ada di dalam setiap kata yang digunakan dalam judul tersebut. Dan agar
diketahui akan makna nya. Dengan judul “Konflik Sosial Antara Karyawan
Dan Traine D’cost Royal Plaza Surabay”. Adapun definisi konseptualnya
adalah sebagai berikut. :
a. Konflik Sosial
Konflik adalah suatu proses antara dua orang atau lebih (bisa
juga kelompok), dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak
lain dengan menghancurkanya atau membuatnya tidak berdaya, konflik
tidak hanya mempertahankan hidup dan eksistensi akan tetapi juga
bertujuan sampai ketaraf pembinasaan eksitensi orang atau kelompok
lain yang dipamdamg sebagai lawan atau saingannya, sumber adanya
konflik bermacam-macam antara lain perbedaan ras, perbedaan agama,
kebudayaan dan kepentingan pribadi dalam berbagai segi kehidupan,
juga karena perubahan sosial, perasaan memegang peranan utama dalam
mempertajam prbedaansehingga terjadi perselisihan atau pertikaian6.
Konflik sosial adalah pertentangan sosial yang bertujuan untuk
menguasai atau menghancurkan, konflik sosial juga bisa diartikan
sebagai kegiatan dari suatu kelompok yanmg menghadapi atau
8
menghancurkan kelompok lain, walaupun hasil itu tidak menjadi tujuan
utama aktifitas kelompok pertama.7
Adapun yang dimaksud oleh peneliti konflik sosial di dalam
Restoran D’cost Seafood Royal Plaza Surabaya adalah konflik yang
terjadi antara karayawan dan traine yang disebabkan oleh kecemburuan
sosial, komunikasi yang kurang baik antara karyawan dan traine,
egoisme yang tinggi, dan kurang mematuhi peraturan.
b. Karyawan
karyawan adalah orang yag bekerja pada suatu lenbaga ( kantor,
perusahaan jasa, dan lain sebagainya) dengan mendapakan gaji8. Adapun
karyawan di restoran D’cost Seafod karyawan adalah pekerja yang
mendapatkan bonus dan gaji mereka lebih besar dibandingkan dengan
yang belum menjadi karyawan9
c. Traine
Orang yang diberi suatu keterampilan dan diberi suatu
pelatihan10. Sedangkan didalam restoran d’cost seafood traine adalah
istilah atau panggilan yang diberikan oleh pekerja yang belum diangkat
menjadi karyawan
F. Telaah Pustaka
Berdasarkan pada gambaran umum tema penelitian yang berhubungan
dengan judul yang diangkat oleh peneliti yaitu “Konflik Sosial Antara
7Soerjono Soekanto, Kamus Sosiologi (Jakarta: Raja grafindo Persada, 1987) hal 106
8 Desi anwar, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Surabaya: percetakan Amelia Surabaya, 2003) hal 263
9 Hasil wawancara Ethel Johan selaku kepala bagian operasional dan keuangan D’cost seafood, 6 maret 2015 pukul 09.00
9
Karyawan Dan Traine Di Restoran D’cost Seafood Royal Plaza Surabaya. sebagaimana gambaran umum didalam tema penelitian tersebut adalah
konflik yang terjadi antar pegawai D’cost Seafood. Konflik yang terjadi
antara karyawan dan traine sangat sering terjadi di D’cost royal plaza
surabaya pada bagian servis, D’cost merupakan restoran yang ramai
dikunjungi oleh pengunjung yang hobi dengan masakan laut, ketika kondisi
ramai dan badan kelelahan ada permasalahan kecil menjadi konflik.
Dapat dilihat didalam penelitian terdahulu yang mana bisa dijadikan
sebagai acuan untuk menunjukkan orisinalitas penelitian dan dianggap cukup
relevan.
1. Stratifikasi, Konflik Dan Solidaritas Antar Pengamen Di taman Bungkul
Surabaya, yang diteliti oleh Dwi Mayasari Mahasiswa Sosiologi angkatan
2011 UIN Sunan Ampel Surabaya. Stratifikasi pengamen ditaman bungkul
surabaya ada dua macam pengamen ditaman bungkul surabaya yaitu
pengamen yang terorganisir dan pengamen yang tidak terorganisir. Di
dalam pengamen terorganisir merupakan sebuah perkumpulan pengamen
yag sudah resmi dan mendapat izin Dinas Pariwisata, sedangkan
pengamen yang tidak terorganisir banyak yang datang dari pengamen
Joyoboyo dan pengamen biasa yang biasa ngamen dari rumah kerumah.
Motif konflik pengamen di taman Bungkul Surabaya ditemukan dua
bentuk, yang pertama konflik pada pengamen terorganisir seniman
intelektual muda arek suroboyo (SIM AS Community) yaitu tentang
10
pekerjaan, sedangkan konflik yang terjadi pada pengamen yang
terorganisir motifnya berupa perebutan wilayah mengamen ditaman
bungkul surabaya
2. Pengaruh Pengelolaan Konflik Terhadap Produktifitas Kerja Karyawan
Bank Syari’ah Untung Suropati Bangil Pasuruan yang diteliti oleh Moh
Ubaidillah. Bank syari’ah Untung Suropati Bangil Pasuruan dipengaruhi
oleh wacana yang berkembang melalui keponten Sidogiri Pasuruan,
perusahaan harus meningkatkan kualitas dengan menuntut karyawan untuk
terus meningkatkan produktifitas kerjanya, disisi lain karyawan adalah
manusia biasa yang saling berhubungan dengan sesama dan mempunyai
sifat iri hati, sombong, malas, dan lain-lain. Sehingga berkumpul dan
berkomunikasi mereka ini akan menimbulkan konflik antar pekerja,
dengan adanya konflik tersebut karyawan tidak akan bisa bekerja sama
dengan baik akan membawa kepada menurunnya produktifitas kerja.
3. Hubungan Peran Domestik Dengan Konflik Kerja Pada Karyawati PT.
Lotus Indah Textil Industri yang diteiliti oleh Moh Ubaidillah mahasiswa
UIN Sunan Ampel Surabaya jurusan Managemen Dakwah angkatan tahun
2008. Kecenderungan karyawati untuk mengalami konflik kerja yang
mana hal tersebut tidak pandang bulu, hanya taraf konfliknya saja yang
berbeda antar indvidu yang satu dengan individu yang lainnya, termasuk
masalah tinggi rendahnya konflik kerja yang dialami seseorang, apabila
karyawati tidak dapat menyeimbangkan waktu dan tenaga antara urusan
11
dalam pekerjaan yang aman. Konflik kerja merupakan ketidak
seimbangan antara harapan dan kemampuan. Seorang wanita akan
dianggap tidak berhasil apabila dia hanya berkarir diluar rumah, tanpa
dibarengi kesuksesan diluar rumah.
4. Hasil penelitian yang berbentuk jurnal yang ditulis oleh Felicia Lucky
Yunita Indraswari/ MC Ninik Sri Rejeki dengan judul Manajemen Konflik di
CIMB Niaga Cabang Yogyakarta (Studi Kasus Penanganan Konflik antara
Karyawan ex Bank Lippo dan Karyawanex Bank Niaga Pasca Merger Periode November 2008 – November 2010).11
Dalam CIMB Niaga ini manajemen konflik dengan cara meminimalisir
adanya potensi-potensi konflik. Penggabungan dua perusahaan yang memiliki
latar belakang budaya yang berbeda yang mengakibatkan perbedaan cara
berpikir dan berkomunikasi memiliki Konflik Nilai-nilai Manajemen Konflik 9
potensi adanya konflik, maka dari setiap divisi memilih cara untuk sering
mengadakan pertemuan guna mengakrabkan karyawan satu sama lain. Unsur
nilai yang ada dalam pertemuan rutin adalah musyawarah dan mufakat. Selain
itu acara gathering yang biasanya berupa outbond mengandung unsur gotong royong dialamnya. Apabila konflik yang terjadi sudah dapat dikatakan
mengganggu kinerja karyawan, maka manajemen konflik berupa
pembentukan “agents of change” yang berisi para manajer lini. Manajemen konflik lainnya adalah dengan diadakannya Focus Group Discussion. Dalam Focus Group Discussion ini mengandung unsur musyawarah dan mufakat
12
juga, seperti pertemuan-pertemuan rutin yang diadakan guna mencapai hasil
yang sesuai dengan visi dan misi perusahaan.
Merger memiliki dampak positif dan negatif bagi anggotaorganisasi.
Percampuran dua budaya organisasi ini sama dengan mencampurkan
perbedaan nilai-nilai yang dianut tiap anggotanya. Penggabungan dua
organisasi ini harus diselaraskan supaya dapat meminimalisir
perbedaan-perbedaan yang ada.Adaptasi setiap karyawan itu penting ketika
perusahaan melakukan merger menjadi sebuah perusahaan yang baru dengan melibatkan karyawan yang sama. Namun untuk memulai sebuah
adaptasi, perusahaan perlu mendukung adanya program-program. Selain
budaya, perbedaan dapat dilihat pada sistem kerja berdasarkan visi dan
misi perusahaan yang baru.CIMB Niaga sudah membuat sebuah program
atas penggabungan sistem kerja, pendidikan dan budaya, sehingga menjadi
sebuah sistem yang baru dengan mengkolaborasikan dua sistem kerja yang
lama tanpa mengesampingkan salah satu sistem kerja perusahaan yang
lain.
Permasalahan baru pada perusahaan ini hanya berupa persaingan yang
hanya terjadi pada setiap karyawan untuk mencapai karir yang mereka
ingjnkan masing-masing. Masalah 7 tersebut tidak ada hubungannya
dengan merger, karena setiap karyawan baik ex Lippo maupun ex Niaga berusaha mencari karir pada level atas. Pada awal merger, permasalahan lebih ditekankan pada ego, arogansi, sistem yang baru dan tentunya
13
Berdasarkan hasil karya yang telah dijadikan sebagai penelitian
terdahulu oleh peneliti yang mana obyeknya sama yaitu di daerah Pare.
Pada hasil skripsi tersebut, memiliki perbedaan dengan skripsi yang ditulis
oleh peneliti. Didalam penulisan karya yang berupa skripsi, peneliti
mengunakan metode penelitian kualitatif. Perbedaannya dapat dilihat
bahwa kajian yang peneliti angkat tentang konflik sosial yang terjadi di
Restoran D’cost Seafood
Penelitian tentang konflik sosial antara karyawan dan traine di restoran
D’cost Seafood Royal Plaza Surabaya berbeda dengan penelitian terdahulu
yang pernah dilakukan oleh orang peneliti terdahulu yang meneliti tentang
konflik, dilihat dari sisi lokasi dan penelitian ini meneliti tentang pekerja
restoran yang belum diteliti oleh orang lain.
G. Metodologi Penelitian
Metode adalah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu
yang mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi
adalah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan- peraturan dalam
suatu metode. Jadi metodologi penelitian adalah suatu pengkajian dalam
mampelajari peraturan- peraturan yang terdapat dalam penelitian. Di tinjau
dari filsafat, metodologi penelitian merupakan epistimologi penelitian
yaitu yang menyangkut bagaimana kita mengandakan penelitian.12
14
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian.
a. Pendekatan
Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
untuk memberi penjelasan mengenai Perbedaan Kelas Antara
Karyawan dan Traine (Studi Kasus Konflik Hubungan Pekerja di
Restoran D’cost Seafood Royal Plaza Surabaya)
Kualitatif menurut Denzim dan Lincoln menyatakan bahwa
penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar
alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan
dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada. Latar
alamiah dengan maksud agar hasilnnya dapat di gunakan untuk
menafsirkan fenomena dan yang dimanfaatkan untuk penelitian
kualitatif yaitu berbagai macam metode yang biasannya di
manfaatkan adalah wawancara, pengamatan dan pemanfaatan
dokumen13.
b. Jenis penelitian
Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti merupakan penelitian
deskriptif. Penelitian deskriptif (descriftive research) itu sendiri dimaksudkan untuk mendeskripsikan suatu situasi atau area populasi
tertentu yang bersifat faktual secara sistematis dan akurat. Penelitian
deskriptif itu sendiri diartikan sebagai penelitian yang dimaksudkan
untuk menjelaskan fenomena atau karakteristik individual, situasi,
15
atau kelompok tertentu secara akurat dan bertujuan uantuk
mendeskripsikan seperangkat peristiwa atau kondisi populasi saat
ini.
Metode penelitian kualitatif deskriptif bertujuan untuk menjelaskan
suatu fenomena atau permasalahan serta kejadian yang berada
didalam masyarakat dengan bertumpu kepada prosedur penulisan
untuk menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau
tulisan dari orang atau pelaku sebagai obyek dalam sebuah
penelitian. Dan tujuan dari metode penelitian kualitatif deskriptif ini
tidak lain untuk meneliti status kelompok manusia, suatu obyek,
kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun kelas peristiwa dalam masa
sekarang.
Latar belakang kenapa peneliti telah memilih metode penelitian
kualitatif deskriptif karena peneliti melihat bahwa metode penelitian
kualitatif deskriptif ini sangatlah sesuai untuk dijadikan metode
penelitian serta sesuai dengan permasalahan yang diangkat oleh
peneliti dan sesuai dengan tema yang diambil oleh peneliti karena
metode penelitian kualitatif deskriptif itu sendiri dalam prosedur
penulisannya berbentuk kata-kata, gambar, dan datanya meliputi
transkip wawancara, catatan data lapangan, foto-foto, dokumentasi
pribadi serta deskripsi mengenai data situasi. Peneliti beranggapan
bahwa jenis penelitian deskriptif ini dapat digunakan untuk
16
dalam hasilnya nanti berbentuk deskripsi atau narasi tertulis yang
mana sangat penting didalam pendekatan kualitatif, baik dalam
pencatatan data maupun untuk penyebaran hasil penelitiannya
2. Lokasi dan waktu Penelitian
a. Lokasi
Penelitian ini bertempat di Restoran D’cost Seafood Royal
Plaza Surabaya, di tempat inilah yang menjadi obyek peneliti
mengenai Konflik Sosial Antara Karyawan Dan Traine Di Restoran
D’cost Seafood Royal Plaza Surabaya.
Untuk mempermudah menyajikan data dalam penelitian yang
berjudul Konflik Sosial Antar Karyawan Dan Traine Di Restoran
D’cost Royal Plaza Surabaya, maka peneliti terlebih dahulu akan
menguraikan letak D’cost seafood royal plaza, Letak D’cost Seafood
Royal Plaza Surabaya terletak di Lantai UG sebelah utara.
Di lantai UG hanya D’cost seafood yang menyajikan
makanan karena dilantai UG tidak ada restoran selain D’cost,
meskipun letaknya tidak strategis akan tetapi ramai akan pengunjung
yang menggemari masakan seafood. Royal terdiri dari 6 lantai yakni
LG ( lantai paling dasar bawah tanah), G, UG, 1, 2, dan 3. Royal
17
b. Waktu Penelitian
Peneliti telah menentukan waktu yang digunakan di dalam
melakukan proses penelitian. Waktu didalam proses penelitian
tersebut adalah ketika pertama kali peneliti melakukan
observasi atau pengamatan di lokasi penelitian, pra studi
lapangan, studi lapangan atau proses penelitian, dan pembuatan
laporan penelitian. Sebagaimana waktu penelitian tersebut
dapat dilihat pada tabel 1.1 dibawah ini :
Tabel 1.1
Waktu Penelitian
No. Tahap penelitian Waktu penelitian
1. Pra studi lapangan 18 oktober – 25 oktober 2014
2. Studi lapangan 1 maret-31 maret 2015
3. Pembuatan laporan 1 april- 8 juni 2015
3. Pemilihan subyek penelitian
Dalam penelitian seorang peneliti tentunya akan berhadapan
langsung dengan seorang informan yang akan dijadikan sebagai subyek
penelitiannya. Informan adalah seorang yang telah dimanfaatkan untuk
memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar (lokasi atau
tempat) penelitianDalam penelitian seorang peneliti tentunya akan
berhadapan langsung dengan seorang informan yang akan dijadikan
18
dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi
latar (lokasi atau tempat) penelitian
Pada penelitian ini, mencari sumber data dengan menggunakan
teknik purposive sampling (pemilihan informan secara sengaja). Teknik
ini digunakan untuk mengambil unit–unit populasi yang dianggap
“kunci“ sebagai sampel penelitian. Dalam penelitian ini, purposive
sampling digunakan untuk memilih pegawai d’cost royal plaza sebagai
informan ”kunci”.
Tabel 1.2
Nama Key informan
No Nama Jabatan
1 Rita Manager
Tabel 1.3
Daftar Nama Informan
No Nama Jabatan
1. Ethel johan Kepala bagian operasional dan keuangan 2. Deni Kapten D’cost seafood
3. Erma Wakil kapten D’cst seafood
4. Bd Karyawan D’cost Seaood
5. Ni Traine D’cost Seafood
19
7. H Karyawan D’cost Seafood
8. Niz Traine D’cost Seafood
9. Ast Karyawan D’cost Seafood
10. Jun Karyawan D’cost Seafood
11. Bs Traine D’cost Seafood
4. Tahap – tahap Penelitian
a. Tahap pra Lapangan.
Dalam tahap pra lapangan ini peneliti membuat proposal
penelitian, menemukan informasi, mengurus perizinan,
mengumpulkan data dan keperluan yang berkaitan dengan
persiapan- persiapan yang diperlukan sebelum penelitian
dilaksanakan, penelitian disini sebagai penentu hal- hal yang
berkaitan dengan persiapan sebelum memasuki lokasi penelitian di
royal plaza Surabaya.
b. Pekerjaan Lapangan.
Dalam tahapan pekerjaan lapangan ini di bagi atas bagian
yaitu:Pertama, memahami latar belakang dan persiapan diri untuk
memasuki pekerjaan lapangan yang butuh persiapan diri dan mental
baik secara fisik maupun non fisik. Sehingga memungkinkan
peneliti benar- benar siap untuk melakukan penelitian. Kedua,
memasuki lapangan. Dalam hal ini maka peneliti berperan dalam
20
memperoleh informasi. ketiga, berperan serta sambil
mengumpulkan data dan memperoleh informasi. Hal ini meliputi
keikutsertaan peneliti untuk memperoleh informasi sebanyak-
banyaknya.
Peneliti akan langsung terjun ke restoran D’ost Royal Plaza
Surabaya agar bisa mengetahui kegiatan yang berlangsung
direstoran tersebut dan mendapatkan informasi yang dibutuhkan
oleh peneliti
c. Tahap Analisis Data
Proses analisis data ini peneliti mulai menelaah seluruh data
yang diperoleh dari beberapa sumber yaitu wawancara, pengamatan,
dokumentasi dan data lainnya yang diperoleh di restoran D’cost
Seafood Royal Plaza Surabaya yang mendukung dikumpulkan,
diklasifikasikan dan di analisis dengan analisis indiktif.
d. Tahap Penulisan Laporan
Menulis laporan ( getting Out ) tahap ini merupakan tahap akhir dari penelitian. Pada tahap penulisan laporan ini akan di
ketahui kualitas hasil penelitian dari peneliti. Sehingga akan tampak
hasil penelitian yang melalui prosedur baik dan yang tidak baik.
5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data membicarakan bagaimana cara
21
peranannya sangat penting dalam menentukan kualitas hasil
penelitian. Apabila alat ini tidak akurat maka hasilnya pun akan
tidak akurat.
Dalam penelitian yang akan dilakukan ini, teknik yang
dipergunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut :
1. Observasi
Observasi ialah pengamatan dan pencatatan yang sistematis
terhadap gejala-gejala yang di teliti. Observasi menjadi salah
satu teknik pengumpulan data apabila sesuai dengan tujuan
peneliti, direncanakan dan dicatat secara sistematis dan dapat
dikontrol kendalannya (realibilitasnya) dan kesahihannya
(validitasnya).14
Peneliti melakukan observasi direstoran D’cost Royal Plaza
Surabaya untuk mendapatkan data yang lengkap dan diperlukan
2. Wawancara
Wawancara adalah pengumpulan data dengan mengajukan
pertanyaan secara langsung oleh pewawancara kepada
responden dan jawaban- jawaban responden di catat atau
direkam dengan alat perekam ( tape recorder ).15 Wawancara
merupakan percakapan antara dua orang atau lebih, yang
14 Husaini, Husman, Metode Penelitian Sosial, ( Jakarta : Bumi Aksara, 1996 ) hal. 54
22
pertanyaanya diajukan peneliti kepada subjek atau sekelompok
subyek penelitian untuk dijawab.16
Peneliti dalam melaksanakan wawancara akan
menyampaikan pertanyaan yang sifatnya umum, pertanyaan
cenderung diarahkan pada usaha untuk menggali secara
mendalam dan meluas data atau informasi yang diperlukan.
Setelah mendapatkan jawaban atau data yang diperlukan maka
tidak lupa peneliti akan mencatat jawaban dari subyek.Dalam
penelitian ini peneliti akan mewawancarai karyawan dan traine
d’cost royal plaza surabaya
3. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu catatan yang dijadikan sumber data dan
dimanfaatkan untuk menguji serta menyimpan informasi yang
dihasilkan. Dokumentasi ini digunakan untuk mengumpulkan
data- data tertulis mengenai penelitian yang berupa catatan,
buku, agenda dan lain- lain.17Dokumentasi merupakan pencarian
data dilapangan yang berbentuk gambar, arsip dan data- data
tertulis lainnya. Peneliti perlu mengambil gambar selama proses
penelitian itu berlangsung untuk memberikan bukti secara riil
sebagaimana kondisi dilapangan terkait permasalahan yang ada
dalam masyarakat. Arsip- arsip dan data- data lainnya
23
digunakan untuk mendukung data yang ada dari hasil observasi
atau interview
6. Teknik Analisis Data
Menganalisis data merupakan suatu langka yang sangat
kritis dalam penelitian. Analisis data, menurut Sugiono adalah
proses untuk mengatur urutan data, mengorganisasikan kedalam
suatu pola, kategori, pola, dan suatu uraian dasar18.Pada penelitian
ini peneliti melakukan proses analisis deskriptif bertujuan untuk
memberikan deskripsi mengenai subjek penelitian berdasarkan data
dari variabel yang diperoleh dai kelompok subjek yang diteliti dan
tidak dimaksudkan untuk pengujian hipotesis. Proses analisis data
ini dilakukan dengan menelaah semua data yang didapat dari
wawancara, catatan lapangan, pengamatan, dokumentasi dan
sebagainya.
Seluruh data yang diperoleh dari restoran D’cost Seafood
Royal Plaza Surabaya akan dikelompokkan untuk dipelajari dan
ditelaah yang pada gilirannya nanti akan dianalisis dalam rangka
memperoleh penemuan hasil dari penelitian ini. Proses analisis data
bisa berupa pemilahan, mengklasifikasikan, mebuat ikhtisar,
mensistesiskan, memberikan kode pada data-data yang diperoleh
sehingga datanya dapat ditelusuri dengan baik, benar dan bermakna
bagi proses penelitian.
24
7. Teknik pemeriksaan data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakana teknik
keabsahan data yaitu :
1. Perpanjangan keikutsertaan
Keikutsertaan peneliti sangat menentukan dalam
pengumpulan data. Keikutsertaan tersebut tidak hanya dilakukan
dalam waktu yang singkat, tetapi lebih memerlukan
perpanjangan keikutsertaan peneliti pada sebuah lokasi
penelitian. Perpanjangan keikutsertaan berarti peneliti tinggal di
lapangan penelitian sampai kejenuhan pengumpulan data
tercapai. Jika hal itu dilakukan maka akan membatasi :
a. Membatasi gangguan dari dampak peneliti pada konteks
b. Membatasi kekeliruan peneliti
c. Mengkompensasikan pengaruh dari kejadian – kejadian
yang tidak biasa atau pengaruh sesaat.
Arti perpanjangan keikutsertaan yaitu peneliti itu guna
berorientasi dengan situasi dan guna memastikan apakah
konteks tersebut dipahami dan dihayati. Peneliti secara
berkelanjutan atau kontinyu mengadakan observasi dan
wawancara dengan unsur yang terkait untuk mendapatkan data
yang diperlukan. Perpanjangan keikutsertaan ini juga menuntut
25
panjang dengan tujuan mendeteksi dan menggantungkan distorsi
yang mungkin mempengaruhi data.
Peneliti dalam penelitian kualitatif adalah instrumen itu
sendiri, keikutsertaan peneliti sangat menentukan dalam
pengumpulan data. Keikutsertaan tersebut tidak hanya dilakukan
dalam waktu singkat, tetapi memerlukan perpanjangan
keikutsertaan peneliti pada latar penelitian.
Keikut sertaan peneliti untuk terjun langsung ke restoran
D’cost Seafood Royal Plaza Surabaya sangat penting agar bisa
mengetahui dan mendapatkan informasi dengan jelas
2. Triangulasi
Triangulasi adalah teknik pemerikasaan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding data itu. Menurut Denzin
membedakan 4 macam triangulasi yaitu pertama triangulasi
dengan sumber, kedua triangulasi dengan metode, ketiga
triangulasi dengan jalan memanfaatkan peneliti atau pengamat
lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat
kepercayaan data. Maka kegiatan yang dilakukan peneliti dalam
26
data yang diperoleh dari hasil dokumentasi, observasi dan
data-data temuan lainnya19
Maka kegiatan yang dilakukan peneliti dalam triangulasi ini
adalah mencookkan hasil data wawancara dengan data yang
diperoleh dari hasil dokimentasi, observasi, dan data
temuan-temuan lainnya.
3. Pengecekan sejawat
Teknik ini dilakukan sekiranya data yang diperoleh
memungkinkan untuk didiskusikan dengan teman, dosen,
peneliti lainnya dan dosen pembimbing guna mendapatkan
pandangan kritis demi hipotesis yang membantu lebih absahnya
seebuah data.
Peneliti dalam hal ini melakukan konsultasi dengan teman
dan dosen yang paham terkait dengan penelitian ini maupun
dosen pembimbing.
4. Kecukupan referensi
Penyempurnaan atau kecukupan referensi sangat membantu
untuk penguatan data lapangan agar tidak terjadi absurditas data.
Kegiatan yang dilakukan peneliti dalam hal ini adalah
memadukan refernsi buku dengan kajian lain seperti majalah,
internet, koran dan lain sebagainya.
27
H. Sistematika Penelitian
Dalam pembahasan penelitian di butuhkan sistematika penelitian.
pembahasan yang bertujuan untuk memudahkan penelitian. Adapun
langkah- langkahnya sebagai berikut :
1. BAB I
Pada Bab I ini merupakan gambaran yang berhubungan
dengan penelitian yang mana menjelaskan tentang obyek yang diteliti.
Memuat gambaran tentang latar belakang yang menjelaskan tentang
alasan atau sebab dan akibat peneliti menggangkat permasalahan
tersebut, menentukan rumusan masalah yang mana memuat
permasalahan yang akan dijawab didalam penelitian. Telaah pustaka
sebagaimana berhubungan dengan gambaran secara umum tema
penelitian yang diangkat oleh peneliti dan penelitian terdahulu yang
dijadikan sebagai pedoman akan perbedaan kajian penelitian yang
diangkat oleh peneliti. Tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi
konseptual, metode penelitian yang digunakan oleh peneliti sebagai
tahapan didalam melakukan penelitian, yang mana meliputi
pendekatan dan jenis penelitian, lokasi dan waktu didalam penelitian,
tahap penelitian, tahap pengumpulan data, tahap analisis data serta
pemeriksaan keabsahan data.
2. BAB II
Pada Bab II kali ini peneliti mengkaji tentang teori yang
28
dengan tema yang diangkat oleh peneliti. Teori yang sudah ada
direlavansikan dengan permasalahan yang sudah diangkat oleh
peneliti.
3. BAB III
Didalam Bab III ini peneliti mengkaji tentang penyajian dan
Analisis Data. Sebagaimana didalam analisis data tersebut peneliti
menjelaskan tentang data yang telah diperoleh dilapangan
sebagaimana dapat menjawab permasalahan yang diangkat oleh
peneliti. Hasil data yang sudah ditemukan oleh peneliti dibentuk
dengan analisis deskriptif, dengan mendeskripsikan hasil penelitian.
Kemudian setelah dianalisis dikorelasikan dengan teori yang
relavan atau sesuai. Penyajian data tersebut meliputi data yang
diperoleh dilapangan baik berhubungan dengan profil lokasi
penelitian, gambaran peristiwa yang mana mendukung konteks
penelitian.
4. BAB IV
Pada Bab IV ini berisi penutup, yang mana berisi kesimpulan
dari hasil penelitian. Kesimpulan pada Bab ini menjadi sangat penting
karena berisi intisari dari hasil akhir penelitian di dalam penelitian.
Saran bisa ditujukan kepada subyek penelitian atau pihak terkait dan
berisikan informasi dari peneliti tentang penelitian yang sudah
BAB II
KONFLIK SOSIAL RANDAL COLLINS DAN STRATIFIKASI
SOSIAL
A. Konflik sosial Randal Collins
1. Konflik sosial
Kehidupan sosial tidak akan terlepas dengan konflik, konflik bisa
terjadi antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan
kelompok dengan kelompok. Konflik dapat dikatakan sebagai suatu
bentuk pertentangan alamiah yang dihasilkan oleh individu atau
kelompok, seringkali konflik itu dimulai dengan hubungan pertentangan
antara individu atau kelompok yang memiliki atau merasa memiliki,
sasaran tertentu namun diliputi pemikiran, perasaan, atau perbuatan yang
tidak sejalan.
Konflik berasal dari kata kerja Latinconfigere yang berarti saling
memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial
antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) salah satu pihak
berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau
membuatnya Tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami
konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya,
konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat
dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam
30
fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, dan keyakinan. Dengan
ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang
wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang tidak
pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok
masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan
hilangnya masyarakat itu sendiri. Konflik bertentangan dengan integrasi.
Konflik dan Integrasi berjalan sebagai sebuah siklus di masyarakat.
Konflik yang terkontrol akan menghasilkan integrasi. Sebaliknya,
integrasi yang tidak sempurna dapat menciptakan konflik.
Konflik sosial adalah pertentangan sosial yang bertujuan untuk
menguasai atau menghancurkan, konflik sosial juga bisa diartikan
sebagai kegiatan dari suatu kelompok yanmg menghadapi atau
menghancurkan kelompok lain, walaupun hasil itu tidak menjadi tujuan
utama aktifitas kelompok pertama.2
Soerjono soekanto mengemukakan bentuk-bentuk khusus
pertentangan atau konflik antara lain:
a. Pertentangan pribadi
b. Pertentangan rasial
c. Pertentangan antar kelas sosial
d. Pertentangan politik ( baik antar golongan di masyarakat maupun
antar negara yang menjadi bentuk)
31
e. Pertentangan yang bersifat internasional
Faktor-faktor yang menyebabkan konflik:
a. Perbedaan individu
b. Perbedaan latar belakang budaya
c. Perbedaan kepentingan
d. Perubahan-perubahan nilai yang cepat
Dampak konflik adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompokyang mengalami
konflik degan kelompok lain
b. Keretakan hubungan antara anggota kelompok
c. Perubahan keperibadian pada individu
d. Kerusakan harta benda dan hilangnya nyawa manusia
Konflik dapat merupakan proses yang bersifat instrumental dalam
pembentukan, penyatuan dan pemeliharaan struktur sosial. Konflik dapat
menempatkan dan menjaga garis batas antara dua atau lebih kelompok.
Konflik dengan kelompok lain dapat memperkuat kembali identitas
kelompok dan melindunginya agar tidak lebur ke dalam dunia sosial
sekelilingnya.3
32
Tipe konflik, kreitner dan kinicki membedakan empat tipe
konflik, yaitu:
a. Personality conflict yaitu konflik antar personal yang didorong oleh
ketidak senangan atau ketidak cocokan pribadi.
b. Value conflict adalah konflik karena perbedaan pandangan atas tata
nilai tertentu.
c. Intergroup conflict merupakan pertentangan antar kelompok kerja,
team dan departemen.
d. Cross-cultural conflict merupakan pertentangan yang terjadi antar
budaya yang berbeda
Ada 5 macam tingkatan konflik, yaitu:
1. Konflik antar pribadi
Konflik antar pribadi ini penting karena konflik semacam ini akan
melibatkan beberapa peranan dari beberapa anggota organisasiyang
tidak bisa dan tidak akan memenuhi proses pencapaian tujuan
organisasi tersebut. Konflik anatar pribadi terjadi jika dua orang atau
lebih berinteraksi satu sama lain dalam melaksanakan pekerjaan
2. Konflik antar perorangan
Konflik antar perorangan meliputi 2 pihak. Salah satu sifat dari
konflik antar perorangan adalah perlu diperhatikannya hasil-hasil
bersama kedua belah pihak maupun hasil-hasil individual
33
3. Konflik intra kelompok
Konflik intra kelompok dianggap sebagai sesuatu hal yang
melebihijumlah dari konflik interpersonal dan intrapersonal. Konflik
didalam sebuah kelompok tertentu dapat melibatkan kelompok
tersebut secara keseluruhan.
4. Konflik inter kelompok
Konflik inter kelompok menunjukkan bahwa persaingan inter
kelompok dapat merangsang kelompok-kelompok lain untuk
menunjukkan performa yang lebih baik
5. Konflik intra keorganisasian
Konflik intra organisasi ini sebenarnya adalah konflik antar
pribadi dan konflik dalam pribadi yang mengambil tempat dalam
suatu organisasi tertentu. Secara konseptual, ada empat sumber dari
konflik organisasi itu, yakni: suatu situasi yang tidak menunjukkan
keseimbangan tujuan-tujuan yang ingin dicapai, terdapatnya
sarana-sarana yang tidak seimbang, atau timbulnya proses alokasi
sumber-sumber yang tidak selaras, timbulnya persepsi yang berbeda.
Konflik dalam suatu organisasi seharusnya dapat digunakan untuk
mencapai tujuan yang sehat. Dengan kata lain, timbulnya konflik
dalam organisasi haruslah dipandang sebagai suatu gejala organisasi
yang sehat. Dengan demikian, setiap konflik yang timbul akan dapat
diatasi dengan semangat kerja sama untuk mencapai tujuan bersama
34
2. Konflik Sosial Randall collins
Teori konflik sosial, Randall collins bertolak dari beberapa asumsi
orang dipandang mempunyai sifat sosial, tetapi juga mudah berkonflik
dalam hubungan sosial mereka. Collins yakin bahwa orang berusaha
untuk memaksimalkan status subyektif mereka dan kemampuan untuk
berbuat demikian tergantung pada sumber daya orang lain dengan siapa
mereka berurusan.
Randall collins lebih memusatkan pada stratifikasi sosial karena
stratifiksi sosial adalah institusi yang menyentuh banyak ciri kehhidupan,
seperti kekayaan, politik, karier dan keluarga, pertama colins berpendapat
bahwa pandangan marx yang menyatakan kondisi material yang terlibat
dalam pencarian nafkah dalam masyarakat modern adalah faktor yang
menentukan gaya hidup seseorang, basis upaya mencari nafkah menurut
marx adalah hubungan perseorngan dengan kekayaan pribadi, kedua
menurut perspektif marxian kondisi material tak hanya mempengaruhi
cara individu mencari nafkah, tetapi juga mempengaruhi ciri-ciri
kelompok sosial dalam kelompok kelas sosial yang berbeda. Dan yang
terakhir Collins menyatakam bahwa Marx juga menunjukkan besarnya
perbedaan antara kelas-kelas sosial berdasarkan akses dan kontrol
mereka terhadap sistem kultural. Artinya kelas atas mampu
mengembangkan simbol dan sistem ideologi yang mampu mereka
paksakan terhadap kelas sosial yang lebih rendah4
4 Georg ritzer & Douglas J. Goodman, Teori Sosiologi Modern ( Jakarta: Prenada Media, 2004)
35
Pendekatan konflik terhadap stratifikasi dapat diturunkan menjadi
tiga prinsip, pertama, Collins yakin bahwa orang hidup dalam dunia
subjektif yang dibangun sendiri. Kedua, orang lain mempunyai
kekuasaan untuk mempengaruhi atau mengontrol pengalaman subjektif
seorang individu, ketiga, orang lain sering mencoba mengontrol orang
yang menentang mereka. Akibatnya adalah kemungkinan terjadinya
konflik antar individu.
Collins mengembangkan serangkaian proposisi mengenai
hubungan antara konflik dan beberapa aspek khusus kehidupan sosial:
1. Pengalaman memberikan dan menerima perintah adalah faktor yang
menentukan pandangan dan tindakan individu
2. Makin sering orang memberikan perintah, dia akan makin bangga,
semakin percaya diri, makin formal dan makin mengidentifikasikan
dirinya dengan cita-cita organisasi
3. Makin sering orang menerima perintah, maka ia makin patuh, makin
fatalistis, makin terasing dari cita-cita organisasi, makin
menyesuaikan diri secara eksternal, makin mencurigai orang lain,
makin memikirkan imbalan ekstrinstik.
Collins mengembankan lima prinsip analisis konflik yang
diterapkan terhadap stratifikasi sosial, meski ia yakin bahwa kelima
prinsip itu dapat diterapkan di setiap bidang kehidupan sosial.
Pertama, Collins yakin bahwa teori konflik harus
36
formulasi abstrak. Kedua, Collins yakin bahwa teori konflik
stratifikasi harus meneliti dengan seksama susunan material yang
mempengaruhi interaksi. Ketiga, Collins menyatakan bahwa dalam
situasi ketimpangan, kelompok yang mengendalikansumber daya
kemungkinan akan mencoba mengekploitasi kelompok yang sumber
dayanya terbatas. Keempat, Collins menginginkan teoritisi konflik
melihat fenomena kultral seperti keyakinan dan gagasan dari sudut
pandang kepentingan, sumberdaya dan kekuasaan.Kelima, Collins
membuat komitmen tegas untuk melakukan studi ilmiah tentang
stratifikasi dan setiap aspek kehidupan sosial lainnya.5
Komitmen ilmiah ini mendorong Collins mengembangkan
serangkaian proposisi mengenai hubungan antara konflik dan
berbagai aspek khusus kehidupan sosial. Hanya beberapa proposisi
saja yang disajikan disini, namun diharapkan dapat membantu dalam
memahami tipe sosiologi konflik Collins.
Pengalaman meberikan dan menerima perintah adalah faktor
yang menentukan pandangan dan tindakan individu.Makin sering
orang memberikan perintah, dia akan makin bangga, makin percaya
diri, makin formal dan makin mengidentifikasikan dirinya dengan
cita-cita organisasi dan dengan mengatasnamakan organisasi dia
menjustifiaksi perintahnya itu.
5GeorgeRitzer dan J. Douglas Goodman,Teori Sosiologi Modern, (Jakarta: Prenada
37
Makin sering orang menerima perintah, maka ia makin
patuh, makin fatalisits, makin terasing dari cita-cita organisasi,
makin menyesuaikan diri secara eksternal, makin mencurigai orang
lain, makin memikirkan imbalan ekstrinsik, dan amoral.(Collins,
1975: 73-74)
Dari beberapa uraian teori diatas peneliti dapat
menyimpulkan bahwa konflik sosial adalah pertentangan yang
melibatkan yang karena di sebabkan oleh beberapa faktor
B. Stratifikasi sosial
Konflik yang terjadi anatr individu salah satu penyebabnya adalah
derajat atau stratifikasi sosial, individu kurang memahami adanya stratifikas
sosial yang terbentuk karena perbedaan jabatan. Stratification berasal dari
kata Stratum yaitu bentuk jamak dari strata yang berarti sebuah lapisan.
Pitirim A. Sorokin mendefinisikan stratifikasi sosial itu sebagai pembedaan
penduduk atau masyarakat ke dalam kelas- kelas secara bertingkat6.
Perwujudan dari stratifikasi sosial adalah adannya kelas- kelas tinggi dan
kelas yang lebih rendah di dalam masyarakat.
Para ahli sosiologi hukum biasannya mengemukakan suatu hipotesis
bahwa semakin kompleks stratifikasi sosial dalam suatu masyarakat, semakin
banyak pula hukum yang mengaturnya7. Stratifikasi sosial yang kompleks
yang dimaksud itu diartikan sebagai suatu keadaan yang mempunyai tolak
ukur atau ukuran-ukuran yang banyak digunakan sebagai indikator untuk
38
mendudukan seseorang di dalam posisi sosial tertentu. Dasar adannya
pelapisan masyarakat adalah :
1. Tidak ada keseimbangan dalam pembagian hak dan kewajiban
2. Tidak ada keseimbangan kewajiban dan tanggung jawab
3. Tidak ada keseimbangan dalam nilai-nilai sosial dan kurang terpenuhinya
kebutuhan kebutuhan manusia.
4. Tidak ada keseimbangan dalam kekuatan sosial dan pengaruhnya diantara
anggota-anggota masyarakat.
Terjadinya lapisan – lapisan dalam masyarakat menurut Wiliams bahwa
proses-proses terjadinya lapisan dalam masyarakat itu pada dasarnya dapat
diteliti dengan pedoman pada sistem stratifikasi sosial yang dapat di analisa
berdasarkan unsur-unsur:
1. Distribusi hak-hak istimewa yang objektif misalnya penghasilan,
kekayaan dan wewenang.
2. Sistem pertanggaan yang diciptakan oleh warga – warga masyarakat
(prestise/gengsi dan penghargaan).
3. Lambang-lambang kedudukan seperti tingkah laku hidup, cara
berpakaian, perumahan dan keanggotaan pada suatu organisasi.
4. Mudah dan sukarnya bertukar kedudukan.
5. Solidaritas diantara individu-individu maupun kelompok sosial yang
39
misalnya kesamaan atau ketidaksamaan sistem kepercayaan, sikap , nilai
dan kesadaran akan kedudukan masing-masing).8
Jenis – jenis pelapisan sosial dapat terjadi dengan sendirinya dalam
proses pertumbuhan masyarakat dan ada pula yang terjadi dengan sengaja
untuk mengejar suatu tujuan bersama. Pelapisan yang terjadi dengan
sendirinya biasannya disebabkan oleh faktor-faktor kepandaian, senioritas
usia, keaslian keanggotaan kerabat/keluarga dengan kepala atau pemimpin
masyarakat dan dalam batas-batas tertentu karena faktor harta.
a. Karakteristik stratifikasi sosial
Secara rinci ada tiga aspek yang merupakan karakteristik
stratifikasi sosial yaitu:
1. Perbedaan dalam kemampuan dan kesanggupan. Anggota masyarakat
yang menduduki strata yang paling tinggi itu tentu memiliki
kesanggupan dan kemampuan yang lebih besar di bandingkan dengan
anggota masyarakat yang dibawahnya.
2. Perbedaan dalam gaya hidup (life style).
3. Perbedaan dalam hal hak dan akses dalam memanfaatkan sumber
daya.
b. Unsur – unsur stratifikasi sosial dalam masyarakat
Dalam teori sosiologi, unsur-unsur sistem pelapisan sosial masyarakat
adalah :
1. Kedudukan (status)
40
Kedudukan (status) adalah sebagai tempat atau posisi seseorang
dalam suatu kelompok sosial yang sehubungan dengan orang lain
dalam kelompok tersebut atau tempat suatu kelompok sehubungan
dengan kelompok-kelompok lain di dalam kelompok yang lebih besar
lagi9. Sedangkan kedudukan sosial adalah tempat seseorang secara
umum dalam masyarakat sehubungan dengan orang lain.
Untuk mengukur kedudukan seseorang Pitirim A. Sorokin secara
rinci dapat dilihat dari:
a. Jabatan atau pekerjaan
b. Pendidikan atau luasnya ilmu pengetahuan
c. Kekayaan
d. Politis
e. Keturunan dan agama
Menurut Ralp Linton kedudukan di bedakan menjadi dua macam
yaitu:
a. Ascribed Status
Kedudukan seseorang dalam masyarakat tanpa
memperhatikan perbedaan seseorang. Kedudukan tersebut
diperoleh karena kelahiran. Misalnya kedudukan anak seorang
bangsawan adalah bangsawan pula. Seorang anak dari kasta
brahmana juga akan memperoleh kedudukan yang demikian.
Kebanyakan ascribed status itu di jumpai pada masyarakat dengan
41
sistem pelapisan sosial yang tertutup. Seperti halnya sistem
pelapisan berdasarkan perbedaan ras. Meskipun demikian bukan
berarti dalam masyarakat dengan sistem pelapisan terbuka tidak
ditemui dengan adannya ascribed status. Kita lihat kedudukan
laki-laki dalam suatu keluarga akan berbeda dengan kedudukan
istri dan anak-anaknya, karena pada umumnya laki-laki (ayah)
akan menjadi kepala keluarga.
b. Achieved Status
Yaitu kedudukan yang dicapai atau diperjuangkan oleh
seseorang dengan usaha-usaha yang dengan sengaja dilakukan.
Bukan berarti diperoleh berdasarkan atas kelahiran. Kedudukan ini
bersifat terbuka bagi semua kalangan masyarakat tergantung dari
kemampuan dari masing-masing orang dalam mengejar dan
mencapai tujuan-tujuannya. Misalnya setiap orang bisa menjadi
seorang dokter, guru, polisi dan lain sebagainnya dengan cara
mampu memenuhi persyaratan- persyaratan yang telah ditentukan.
Dengan demikian tergantung pada masing- masing orang, apakah
sanggup dan mampu memenuhi persyaratan yang telah ditentukan
atau tidak.
2. Peranan (role)
Peranan adalah tingkah laku atau kelakuan yang diharapkan dari
42
sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial
masyarakat. Peranan baru ada jika ada sebuah kedudukan. Seperti
yang telah disebutkan bahwa peranan merupakan aspek yang
dinamis dari status atau aspek fungsional dari kedudukan. Jika
seseorang melakukan hak dan kewajiban yang sesuai dengan
kewajibanya, berarti orang tersebut menjalankan peranannya.
Dengan kata lain, peran seseorang itu tergantung pada kedudukan
yang dimilikinya. Pembedaan antara kedudukan dan peranan hanya
untuk kepentingan ilmu pengetahuan yang secara praktis tidak dapat
dipisahkan. Tidak ada peranan tanpa kedudukan dan sebaliknya tidak
ada kedudukan yang tidak ada sebuah peranan. Dalam suatu
pengertian, kedudukan dan peranan adalah dua aspek dari fenomena
yang sama. Oleh karena itu jika ada status conflik (konflik
kedudukan) maka ada juga conflict of rule (konflik peranan). Seiring
dengan adannya konflik antara kedudukan – kedudukan, maka ada
juga konflik peran dan bahkan pemisahan antara individu-individu
dengan peran yang sesungguhnya harus dilaksanakan. Role distance
terjadi apabila si individu merasakan dirinya tertekan, karena merasa
dirinya tidak sesuai untuk melaksanakan perannya yang diberikan
masyarakat kepada dirinya. Sehingga tidak dapat melaksanakan
43
Berdasarkan pelaksanaanya peranan sosial dapat dibedakan
menjadi dua yaitu:10
a. Peranan yang diharapkan (expected role), cara ideal dalam
melaksanakan peranan dalam penilaian masyarakat. Masyarakat
menghendaki peranan yang diharapkan dilaksanakan secermat-
cermatnya dan peranan ini tidak dapat ditawar dan harus
dilaksanakan seperti yang telah ditentukan.
b. Peranan yang disesuaikan (actual role), yaitu cara bagaimana
sebenarnya peranan itu dijalankan. Peran ini pelaksanaanya
lebih luwes, dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi
tertentu. Peranan yang disesuaikan mungkin tidak cocok dengan
situasi setempat tetapi kekurangan yang muncul dapat di anggap
wajar oleh masyarakat.
Sementara itu berdasarkan cara memperolehnya peranan
dapat dibedakan menjadi :
1. Peranan bawaan yaitu peranan yang diperoleh secara
otomatis bukan karena usaha. Misalnya sebagai nenek, anak
dan lain sebagainnya.
2. Peranan pilihan yaitu peranan yang diperoleh atas dasar
keputusan sendiri. Misalnya seseorang yang memutuskan
untuk memilih kuliah di Fakultas Universitas Islam Negeri
Jurusan Ilmu Sosial. Dari jenis-jenis peranan yang ada
44
dalam masyarakat, dapat kita ketahui bahwa setiap orang
memegang lebih dari satu peranan, tidak hanya peranan
bawaan saja namun juga peranan yang diperoleh melalui
usaha sendiri maupun peranan yang ditunjuk oleh pihak
lain.
c. Sifat sistem stratifikasi sosial
Sifat sistem pelapisan sosial dalam suatu masyarakat dapat
dibedakan menjadi dua macam yaitu :
1. Bersifat tertutup (closed social stratification)
Sistem pelapisan dalam masyarakat yang tertutup tidak
memungkinkan pindahnya posisi orang dari satu lapisan sosial
tertentu ke lapisan yang lainnya. Baik gerak pindahnya itu ke
atas (social climbing) atau gerak pindahnya ke bawah (social
sinking). Dalam sistem tertutup semacam itu satu- satunya cara
untuk menjadi anggota suatu lapisan tertentu dalam masyarakat
adalah kelahiran.
Seseorang mempunyai kedudukan sosial itu berdasarkan
atau menurut orang tuannya. Sistem sosial tertutup ini terdapat
dalam masyarakat yang menganut sistem kasta. Dalam sistem
ini, seseorang tidak bisa merubah kedudukan atau statusnya
seperti yang telah dimiliki oleh orang tuannya.
45
Dalam sistem terbuka, setiap anggota masyarakat
mempunyai kesempatan untuk berusaha dengan kemampuan
yang dimilikinya sendiri. Apabila mampu dan beruntung, maka
seseorang akan dapat naik untuk menduduki ke lapisan yang
lebih atas. Sebaliknya bagi yang kurang beruntung itu akan
dapat turun ke lapisan yang lebih rendah. Dasar atau kriteria
yang umumnya di pakai untuk menggolongkan anggota
masyarakat ke dalam lapisan- lapisan sosial dalam masyarakat
antara lain11:
1. Kekayaan, kekayaan merupakan dasar yang paling banyak
digunakan dalam pelapisan masyarakat. Seseorang yang
mempunyai kekayaan melimpah akan dimasukkan ke
dalam lapisan atas dan masyarakat yang hanya memiliki
kekayaan dengan jumlah yang sedikit maka mereka akan
ditempatkan ke dalam lapisan yang bawah.
2. Kekuasaan, seseorang yang mempunyai kekuasaan atau
wewenang yang besar akan masuk pada lapisan atas dan
yang tidak memiliki wewenang maupun kekuasaan akan
masuk ke dalam lapisan sosial paling bawah.
3. Kehormatan, orang yang paling disegani dan dihormati
akan dimasukan ke dalam lapisan atas. Dasar semacam ini
biasanya dijumpai pada masyarakat tradisional.
11Muhammad Basrowi dan Soenyono, Pengantar Sosiologi, (Surabaya : Lutfansah
46
4. Ilmu pengetahuan, dasar ini dipakai oleh masyarakat yang
menghargai akan ilmu pengetahuan. Walaupun sering pula
masyarakat salah persepsi karena hannya meninjau dari
gelar seseorang.
Pada umumnya orang beranggapan bahwa stratifikasi sosial itu
menghambat kemajuan masyarakat maupun individu. Sebenarnya
stratifikasi sosial mempunyai beberapa keuntungan. Menurut
Kingsley Davis, fungsi-fungsi dari stratifikasi sosial adalah sebagai
berikut12:
a. Stratifikasi sosial menjelaskan kepada seseorang”tempatnya”
dalam masyarakat sesuai dengan pekerjaan. Menjelaskan
kepadanya bagaimana ia harus menjelaskan dan sehubungan
dengan tugasnya menjelaskan apa dan bagaimana efek serta
sumbangan kepada masyarakat.
b. Karena peranan dari setiap tugas dalam setiap masyarakat
berbeda-beda dan sering kali adannya tugas yang kurang
dianggap penting oleh masyarakat (karena beberapa pekerjaan
meminta pendidikan dan keahlian terlebih dahulu) maka
berdasarkan perbedaan persyaratan dan tuntutan atas prestasi
kerja. Masyarakat biasanya memberikan imbalan kepada yang
melaksanakan tugas dengan baik dan sebaliknya akan
menghukum kepada masyarakat yang tidak atau kurang baik
47
dalam hal kerja. Dengan sendirian terjadilah distribusi
penghargaan , hal mana menghasilkan dengann sendirinya
pembentukan stratifikasi sosial.
c. Penghargaan yang diberikan biasannya bersifat ekonomik,
berupa pemberian status sosial atau fasilitas-fasilitas yang
karena distribusinya berbeda-beda (sesuai dengan pemenuhan
persyaratan dan penilaian terhadap pelaksanaan tugas)
membentuk struktur sosial.
Para ahli sosiologi hukum biasannya mengemukakan
suatu hipotesis bahwa semakin kompleks stratifikasi sosial
dalam suatu masyarakat, semakin banyak pula hukum yang
mengaturnya13. Stratifikasi sosial yang kompleks yang dimaksud
itu diartikan sebagai suatu keadaan yang mempunyai tolak ukur
atau ukuran-ukuran yang banyak digunakan sebagai indikator
untuk mendudukan seseorang di dalam posisi sosial tertentu.
Dasar adannya pelapisan masyarakat adalah :
1. Tidak ada keseimbangan dalam pembagian hak dan
kewajiban
2. Tidak ada keseimbangan kewajiban dan tanggung jawab
3. Tidak ada keseimbangan dalam nilai-nilai sosial dan kurang
terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan manusia.
48
4. Tidak ada keseimbangan dalam kekuatan sosial dan
pengaruhnya diantara anggota-anggota masyarakat.
Menurut marx istilah kelas dapat dipahami sebagai golongan
sosial yang mempunyai kedudukan spesifik dalam faktor produksi.
Namun demikian, ciri sebagai kelas baru bagi golongan sosial
tersebut menyadari dirinya dan memiliki semangat perjuangan
kelas.14
14 Akh.muzakki, el-ijtima’ teori kelas karl marx ( surabaya: penerbit pusat pengabdian masyarakat,
BAB III
KONFLIK SOSIAL AN
TARA KARYAWAN DAN TRAINE
A. D’cost Seafood Royal Plaza Surabaya
1. Letak D’cost Seafood Royal Plaza Surabaya
Untuk mempermudah menyajikan data dalam penelitian yang
berjudul Konflik Sosial Antar Karyawan Dan Traine Di Restoran D’cost
Royal Plaza Surabaya, maka peneliti terlebih dahulu akan menguraikan
letak D’cost seafood royal plaza, Letak D’cost Seafood Royal Plaza
Surabaya terletak di Lantai UG sebelah utara.
Gambar 3.1: Lantai UG Royal Plaza Surabaya
Di lantai UG hanya D’cost seafood yang menyajikan makanan
karena dilantai UG tidak ada restoran selain D’cost, meskipun letaknya