• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II (Revisi I)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAB II (Revisi I)"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan Kewirausahaan

Menurut Suryana (2010:2) “Kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses”, inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda melalui pemikiran kreatif dan tindakan inovatif demi terciptanya peluang. Seorang wirausaha tidak akan berhasil apabila tidak memiliki pengetahuan, kemampuan dan kemauan.

Menurut Hisrich (2008) dalam Sarwono dan Nugroho (2013) pengetahuan kewirausahaan adalah dasar dari sumber daya kewirausahaan yang terdapat di dalam diri individu. Beberapa bekal pengetahuan yang harus dimiliki wirausaha (Suryana, 2010:91) adalah:

1. Bekal pengetahuan mengenai bidang usaha yang akan dirintis dan lingkungan usaha yang ada disekitarnya

2. Bekal pengetahuan tentang peran dan tanggung jawab 3. Pengetahuan tentang manajemen dan organisasi bisnis

Menurut Scarborough, 2006 (dalam Kristanto, 2009:38) beberapa pengetahuan dan kapabilitas yang sangat diperlukan wirausaha agar unggul yaitu sebagai berikut:

(2)

2. Memiliki sikap yang tepat, sifat dan sikap yang baik harus dimiliki oleh wirausaha. Pada masa kini dan masa depan wirausaha harus mau dan mampu berperilaku etis dan memiliki rasa tanggung jawab sosial guna kelangsungan hidup usaha dimasa depan.

3. Memiliki modal yang memadai, kemampuan mengelola keuangan merupakan hal sangat penting guna kelangsungan hidup usaha. Kemampuan mendatangkan modal sangat ditentukan keahlian wirausaha dalam mengevaluasi sumber-sumber pendanaan dan juga pengalaman di bidang keuangan.

4. Mampu mengelola keuangan dengan baik, wirausahawan yang dikatakan unggul ialah yang mampu mengelola dengan efektif. Mampu mencari sumber dana yang paling murah, mampu memanfaatkan keuntungan usaha dengan tepat, dan juga mampu mencatat kegiatan operasionalisasi usaha.

5. Mengelola waktu dengan efisien, wirausahawan harus mampu mengelola waktu dengan baik dan kemampuan membuat time schedule dan menepati merupakan hal yang sangat dibutuhkan untuk menjaga hubungan baik dengan kolega.

(3)

7. Mengetahui bagaimana untuk bersaing, persaingan yang sehat mampu menjaga kemitraan sangat dibutuhkan bagi kelangsungan bisnis dimasa depan. Wirausaha harus mengetahui siapa pesaingnya, memiliki kemauan dan kemampuan berkompetisi dengan baik berdasarkan norma etika dan tanggung jawab sosial.

Menurut Casson dalam Echdar Saban (2013:47), terdapat beberapa kemampuan yang harus dimiliki seorang wirausaha yaitu:

1. Memiliki pengetahuan tentang usaha yang akan dijalankan.

2. Memiliki imajinasi, ide dan perspektif serta tidak mengandalkan kesuksesan masa lalu.

3. Memiliki pengetahuan praktis, misalnya pengetahuan teknik, desain, pembukuan, pemasaran dan administrasi.

4. Memiliki kemampuan menemukan, berkreasi dan berimajinasi 5. Berpandangan jauh ke depan.

6. Memiliki kemampuan berkomunikasi, gaul dan senang berhubungan dengan orang lain.

(4)

1. Tahu (know)

Kemampuan untuk mengingat materi yang telah dipelajari dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima.

2. Memahami (comperhensip)

Kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat mempresentasikan materi tersebut.

3. Aplikasi (aplication)

Kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi yang sebenarnya.

4. Analisis (analysis)

Kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek dalam suatu komponen-komponen dalam struktur organisasi dengan yang lainnya.

5. Sintesis (sinthesis)

Kemampuan untuk menyususn formulasi baru dari formolasi yang ada. 6. Evaluasi (evaluation)

Kemampuan untuk melakukan penelitian terhadap materi atau suatu objek. (Natoatmodjo, 2003:47)

Menurut Suryana (2010) dan Scarborough, 2006 (dalam Kristanto, 2009:38) indikator yang terkait dengan pengetahuan wirausaha yaitu:

1. Mengerti tentang bidang usaha yang dijalankan 2. Memiliki pembukuan sederhana

(5)

5. Memiliki pengetahuan pemasaran

Dengan mengikuti pelatihan UMKM atau home industry pedagang mikro di Karang Berombak akan mendapatkan pengetahuan kewirausahaan. Pengetahuan kewirausahaan diperoleh dari praktek langsung dari pelatihan UMKM tersebut.

2.2 Karakteristik Wirausaha

Wiraswastawan mempunyai karakteristik umum serta berasal dari kelas yang sama, Schumpeter menulis bahwa wiraswastawan tidak membentuk suatu kelas sosial tetapi berasal dari semua kelas.

Wiraswastawan umumnya mempunyai sifat yang sama. Mereka adalah orang yang mempunyai tenaga, keinginan untuk terlibat dalam petualangan inovatif, kemauan untuk menerima tanggung jawab pribadi dalam mewujudkan suatu peristiwa dengan cara yang mereka pilih, dan keinginan untuk berprestasi yang sangat tinggi. Geoffry Crowther menambahkan sikap optimis dan kepercayaan terhadap masa depan ( M.Wiratmo,2001).

Karakteristik menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan orang lain. Karakteristik dapat juga berarti tabiat, watak, perangai, perbuatan yang selalu dilakukan dan mempengaruhi segenap pikiran dan tingkah laku.

(6)

rangka mengumumkan informasi maupun pada waktu menjalankan usaha dan menjalin hubungan dengan para relasi bisnis.

Untuk itu, dalam menjalin hubungan bisnis dengan seseorang harus mengetahui karakteristiknya. Karena tanpa memperhatikan karakternya bisa-bisa akan rugi sendiri apabila menjalin hubungan bisnis dengan orang yang berkarakter tidak baik. Sikap atau karakteristik wirausaha merupakan bagian penting dalam kewirausahaan. Karakteristik wirausaha akan menentukan keberhasilan dalam menjalankan dan mengembangkan usaha.

Menurut Suryana (2003) ciri-ciri dan watak kewirausahaan yaitu:

1. Percaya diri dan optimis: memiliki kepercayaan diri yang kuat, ketidaktergantungan terhadap orang lain, dan individualistis.

2. Berorientasi pada tugas dan hasil: kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi laba, mempunyai dorongan kuat, energik, tekun dan tabah, tekad kerja keras, serta inisiatif.

3. Berani mengambil resiko dan mempunyai tantangan

4. Kepemimpinan yakni berjiwa kepemimpinan, mudah beradaptasi dengan orang lain, dan terbuka terhadap saran serta kritik.

5. Keorisinilan, yaitu inovatif, kreatif dan fleksibel

(7)

Menurut Mas’ud dan Mahmud Machfoedz (2006:5) karakteristik wirausaha meliputi:

1. Menyukai pengendalian segala sesuatu yang mereka kerjakan 2. Tidak suka berpangku tangan

3. Termotivasi oleh hasrat mencapai kesuksesan

4. Menganalisa setiap opsi untuk menjamin keberhasilan dan mengurangi resiko 5. Selalu mencari cara yang lebih baik dalam mengerjakan sesuatu

6. Menyadari kehidupan pribadi lebih penting dari kehidupan bisnis 7. Selalu memilih alternatif terbaik dalam membuat keputusan 8. Tidak takut mengaku jika melakukan kesalahan.

Pendapat lain diungkapkan oleh M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993:6-7) (dalam Suryana, 2010:24), mengemukakan delapan karakteritik kewirausahaan sebagai berikut:

1. Memiliki rasa tanggung jawab atas usaha-usaha yang dilakukannya.

2. Lebih memilih resiko moderat, artinya selalu menghindari resiko, baik yang terlalu rendah maupun terlalu tinggi.

3. Memiliki kepercayaan diri untuk memperoleh kesuksesan. 4. Selalu menghendaki umpan balik dengan segera.

5. Memiliki semangat dan kerja keras untuk mewujudkan keinginannya demi masa depan yang lebih baik.

6. Berorientasi serta memiliki perspektif dan wawasan jauh ke depan.

(8)

8. Lebih menghargai prestasi daripada uang. Wirausaha selalu komitmen dalam melakukan tugasnya sampai berhasil.

Menurut McClelland dalam buku (M. Wiratmo;2001) karakteristik wiraswastawan adalah sebagai berikut:

1. Keinginan untuk berprestasi

Kebutuhan ini didefinisikan sebagai keinginan atau dorongan dalam diri orang yang memotivasi perilaku kearah pencapaian tujuan. Pencapaian tujuan merupakan tantangan dari bagi individu.

2. Keinginan untuk bertanggung jawab.

Wiraswastawan menginginkan tanggung jawab pribadi bagai pencapaian tujuan. Mereka memilih menggunakan sumber daya sendiri dengan cara bekerja sendiri untuk mencapai tujuan dan bertanggung jawab sendiri terhadap hasil yang dicapai.

3. Referensi kepada risiko-risiko menengah.

Wiraswastawan bukanlah penjudi, mereka memilih menetapkan tujuan-tujuan yang membutuhkan tingkat kinerja yang tinggi, suatu tingkatan yang mereka percaya akan menuntut usaha keras tetapi yang dipercaya bisa mereka penuhi. 4. Persepsi pada kemungkinan berhasil.

(9)

5. Rangsangan oleh umpan balik

Wiraswastawan ingin mengetahui bagaimana hal mereka kerjakan,apakah umpan baliknya baik atau buruk. Mereka dirangsang untuk mencapai hasil kerja yang lebih tinggi dengan mempelajari seberapa efektif usaha mereka. 6. Aktivitas enerjik

Wiraswastawan menunjukan energi yang jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata orang. Mereka bersifak aktif mempunyai proporsi waktu yang besar dalam mengerjakan tugas dengan cara baru. Mereka sangat menyadari perjalanan waktu. Kesadaran ini merangsang mereka untuk terlibat secara mendalam pada kerja yang mereka lakukan.

7. Orientasi ke masa depan

Wiraswastawan melakukan perencanaan dan berpikir kedepan , mencari dan mengantisipasi kemungkin an yang terjadi jauh di masa depan.

8. Ketrampilan dalam pengorganisasian.

Wiraswastawan menunjukan ketrampilan dalam mengorganisasi kerja dan orang-orang dalam mencapai tujuan. Mereka sangat obyektif di dalammemilih individu-individu untuk tugas tertentu. Mereka akan memilih yang ahli dan bukannya teman agar pekerjaan bisa dilakukan dengan efisien.

9. Sikap terhadap uang

(10)

Wirausaha tidak setengah-setengah dalam melakukan pekerjaannya dan berani mengambil resiko terhadap pekerjaannya karena sudah diperhitungkan artinya risiko yang di ambil tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah.Keberanian menghadapi risiko yang didukung oleh komitmen yang kuat, mendorong wirausaha untuk terus berjuang mencari peluang sampai ada hasil.

Hasil-hasil ini harus nyata/jelas dan objektif dan merupakan umpan balik bagi kelancaran kegiatannya. Dengan semangat optimis yang tingggi karena ada hasil yang diperoleh, maka uang selalu dikelola secara proaktif dan dipandang sebagai sumber daya.

Dalam mencapai keberhasilannya, seorang wirausaha memiliki ciri-ciri tertentu. Dalam Enterpreneurship and Small Enterprise Development Report (1986) yang dikutip oleh M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (2006) dalam Kristanto (2009:38) ada beberapa karakteristik kewirausahaan yang berhasil, diantaranya memiliki ciri-ciri sbb:

1. Proaktif, yaitu berinisiatif dan tegas berorientasi pada prestasi.

2. Komitmen kepada orang lain, misalnya dalam mengadakan kontrak dan hubungan bisnis.

3. Berpikir kreatif dalam kewirausahaan

Karakteristik Wirausaha terdiri dari dua faktor yaitu 1. Faktor Psikologi

(11)

semangat untuk meluncurkan dan mengoperasikan bisnis, tanpa kepastian mendapatkan gaji yang tetap, mereka bersedia mengambil risiko keamanan untuk memperoleh keuntungan finansial.

2. Faktor Sosiologi

Bagi wirausahawan minoritas seperti wanita, merasa mendapat diskriminasi dari kaum pria yang lebih banyak jumlahnya. Adanya kebutuhan untuk dihargai dan diterima oleh lingkungan , membuat mereka melakukan inovasi usaha yang tidak memerlukan modal besar, sehingga tidak bersaing secara langsung dengan kaum mayoritas.

Menurut Suryana (2010) dan Mahfoedz (2006) peneliti mengambil lima indikator dari karakteristik wirausaha yaitu:

1. Percaya diri dan optimis 2. Berani mengambil resiko 3. Memiliki komitmen 4. Memiliki etos kerja

(12)

2.3 Usaha Mikro

Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang tsb. Sedangkan menurut Keputusan Menteri Keuangan No.40/KMK.06/2003 Tahun 2003, usaha mikro adalah usaha produktif milik keluarga atau perorangan Warga Negara Indonesia dan memiliki hasil penjualan paling banyak Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah) per tahun. (sumber: www.sjdih.depkeu.go.id tanggal 3 September 2017).

Pada Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.105/PMK.05/2015 Pasal 1 menyatakan bahwa Kredit Usaha Rakyat Mikro (KUR Mikro) adalah kredit pembiayaan modal kerja dan atau investasi kepada debitur di bidang usaha yang produktif dan layak namun belum memenuhi persyaratan agunan tambahan Bank Pelaksana dengan plafon kredit sampai dengan Rp.25.000.000,- (dua puluh lima juta rupiah) yang dijamin oleh Perusahaan Penjamin. (sumber: www.jdih.kemenkeu.go.id tanggal 03 September 2017).

(13)

Saat ini UMKMK di Indonesia per tahunnya mengalami pertumbuhan jumlah yang sangat pesat dengan penyerapan tenaga kerja mencapai lebih dari 90% dari total tenaga kerja di Indonesia dengan didominasi oleh anak muda dan wanita (sumber: https://infoukm.wordpress.com/ tanggal 4 September 2017).

Secara umum kriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut:

1. Jenis barang/komoditi usahanya tidak selalu tetap, sewaktu-waktu dapat berganti

2. Tempat usahanya tidak selalu menetap, sewaktu-waktu dapat pindah tempat

3. Belum melakukan administrasi keuangan yg sederhana sekalipun, dan tidak memisahkan keuangan keluarga dengan keuangan usaha

4. Sumber daya manusianya (pengusahanya) belum memiliki jiwa wirausaha yang memadai

5. Tingkat pendidikan rata-rata relatif sangat rendah

6. Umumnya belum akses kepada perbankan, namun sebagian sudah akses ke lembaga keuangan non bank

7. Umumnya tidak memiliki izin usaha atau persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP.

(14)

Menurut UU No.20 Pasal 6 tahun 2008 tentang kriteria usaha mikro, kecil dan menengah adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1 Kriteria Usaha

No Uraian

Kriteria

Asset Omset

1 Usaha Mikro Maks. 50 juta Maks. 300 Juta

2 Usaha Kecil > 50 Juta – 500 Juta > 300 Juta – 2,5 Miliar 3 Usaha Menengah > 500 Juta – 1 Miliar > 2,5 Miliar – 50 Miliar Sumber : website kementerian koperasi dan UKM Republik Indonesia 2.4 Wirausaha Mikro di Kelurahan Karang Berombak

Kelurahan Karang Berombak merupakan salah satu kelurahan yang terdapat di Kecamatan Medan Barat, dan merupakan daerah strategis untuk melakukan kegiatan usaha bisnis baik kecil maupun menengah, karena kelurahan ini merupakan daerah permukiman yang cukup padat dan sering terjadi kemacetan di jalan utamanya. Masyarakat yang terdapat di Kelurahan Karang Berombak mayoritas orang Cina dan orang Pribumi.

Banyaknya warga yang berwirausaha di wilayah Kelurahan ini nyatanya dapat meningkatkan tingkat perekonomian warga menjadi berkembang dan lebih baik. Karena lokasinya yang strategis, banyak jenis usaha yang ada diwilayah ini seperti usaha makanan dan non makanan.

(15)

formal, sehingga warga sekitar lebih memilih berwirausaha sebagai mata pencaharian.

Dibawah ini adalah data tabel 2.1 jumlah pengusaha mikro yang ada di Kelurahan Karang Berombak Medan.

Data tabel 2.2

Jumlah pengusaha mikro yang ada di Kelurahan Karang Berombak Medan.

NO Pemilik Usaha Nama Usaha Jenis Usaha Alamat Usaha

1 Ira Mayasari Warnet Jl. Karya Lk. 1 Gg. Wonosobo-6

2

Rudi Hendriko Halomoan Pasaribu

Past Net Warnet Jl. Karya Lk. II No. 283

3 Rudi Hartono Rizky Net Warnet Jl. Karya Gg. Swadaya No. 6 Lk. VIII

4 H. Amran Jimbaran Net Warnet Jl. Karya No. 186-A

5 Uly Tampubolon G.M. House Warnet Jl. Karya No. 149-D

6 Hendra Azas Jaya Net Warnet Jl. Karya No. 154-A

7 Roslily Alphan Net Warnet Jl. Karya Perm. Karya Agung No. 6-A

8 Lis Sugiharty Princes Salon Jl. Karya No. 141

9 Syafrizal Rizky Net Warnet Jl. Karya Dame No. 30

10 Siti Chairani Kue bawang Gg. Purwosari

11 Ely Panda Net Warnet Jl. Karya Cilincing No. 54

12 Khairun Batang Naru

Baselo

Rumah Makan Jl. Karya Cilincing No. 38

13 Faisal Fitsal Net Warnet Jl. Karya Cilincing No. 6

(16)

15 Hendra RM. Cahaya Baru

Rumah Makan Jl. Karya No. 95

16 Zahara Keripik Singkong Gg. Karang Sari

17 Jl. Sofian Gunawan Justin Net Warnet Jl. Karya Gg. Adil No. 127 Lk. XIX

18 Aisyah Shofi Craft Gg. Langgar

19 Tika Keripik Kentang Jl. Karya No. 125

20 Deby Bolu Raisa Jl. Karya

21 Hj. Supiati Bunga Akrilic Jl. Karya Gg. Ambarsari

22 Linda Wati Yolin Serabi Jl. Karya Lk. V Gg. Sukaria

23 Prihatini Daely Tini Stick Stick Kentang Jl. Karya Lk. VIII Gg. Swadaya No. 14A 24 Diana Etisa Jingga Martabak Mini Jl. Karya Lk. XVI Gg. Sosro No. 26B 25 Mardiah Lubis

Mahkota Coklat

Cemilan Coklat Jl. Karya Gg. Kartini No. 11 26 Siti Nazla Lubis Kayla Kue Bawang Jl. Karya Gg. Kartini

27 Nur Surati Kalian Keripik Kue Bawang Kentang dan Ubi

Jl. Karya Lk. XVI Gg. Sosro No. 21 28 Sumilawati Chairil Risl, Burger Jl. Karya Lk. XVI Gg. Sosro No. 21 29 Siti Bidasiah Lubis Cha Syafa Nastar Jl. Karya Lk. XVI Gg. Sosro No. 23-A 30 Yunizar Lubis Yayaz Bolu Panggang Jl. Sekata Lk. XII

31 Syafrida Harahap Keripik Depri Aneka Keripik Jl. Sekata Lk. XII Gg. Iklas No. 17 32 Wina Anika Ihsan Kue Kering Jl Karya Lk. II Gg. Karang Sari No. 37

33 Suryati Yu’tik

Wajik Kacang Hijau

(17)

36 Evi Yuliana Bonita Bolu Mini Jl. Karya Lk. V Gg. Sukaria

37 Supriati Mba’Sup Risol Jl. Karya Lk. VIII Gg. Swaddaya No. 33

38 Widya Astuti Dowi Kripik Ubi Ungu Jl. Karya Lk. VIII Gg. Swadaya No. 12A 39 Zahara

Mama Hasanah

Aneka Kripik Jl. Karya Lk. II Gg. Karng Sari No. 30 40 Yanti Koekis Surya Kue Kering Jl. Karya Lk. V Gg. Maruto No. 7 41 Rahmaniar Cemilda Kue Bolu Karamel Jl. Karya Lk. IV No. 16/22 42 Sasriana Dapur Sukaria Kue Bawang Jl. Karya Lk. V Gg. Sukaria 43 Ritawati Nasution 999 Bunga Akrilik Jl. Sekata Lk. XII Gg. Iklas No. 17

2.5 Keberhasilan Usaha

2.5.1 Pengertian Keberhasilan Usaha

Noor (2007:397) mengemukakan bahwa “Keberhasilan usaha pada hakikatnya adalah keberhasilan dari bisnis mencapai tujuannya, suatu bisnis dikatakan berhasil bila mendapat laba karena laba adalah tujuan dari seseorang melakukan bisnis”.

(18)

performansi usaha seperti peningkatan profit dan petumbuhan usaha. Seperti yang dikemukakan oleh Suryana (2010:66) bahwa “Untuk menjadi wirausaha yang sukses harus memiliki ide atau visi bisnis (business vision) yang jelas, kemudian ada kemauan dan keberanian untuk menghadapi resiko baik waktu maupun uang”. Menurut Albert Wijaya dalam Suryana (2010:168) yang mengemukakan bahwa “Faktor yang merupakan tujuan yang kritis dan menjadi ukuran dari keberhasilan suatu perusahaan adalah adalah laba”.

Sehingga dapat diketahui bahwa definisi keberhasilan usaha adalah keberhasilan dari bisnis mencapai tujuannya, dimana keberhasilan tersebut didapatkan dari wirausaha yang memiliki otak yang cerdas yaitu kreatif, mengikuti perkembangan teknologi dan dapat menerapkan secara proaktif dan hal tersebut terlihat dari usaha dari wirausaha dimana suatu keadaan usahanya yang lebih baik dari periode sebelumnya dan menggambarkan lebih daripada yang lainnya yang sederajat atau sekelasnya, dapat dilihat dari efisiensi proses produksi yang dikelompokkan berdasarkan efisiensi secara teknis dan efisiensi secara ekonomis, target perusahaan yang ditentukan oleh manajer-pemilik usaha, permodalan, skala usaha, hasil atau laba, jenis usaha atau pengelolaan, kinerja keuangan, serta image perusahaan.

2.5.2 Faktor-Faktor yang mempengaruhi Keberhasilan Usaha

(19)

1. Kemampuan dan kemauan. Orang yang tidak memiliki kemampuan tetapi banyak kemauan dan orang yang memiliki kemauan tetapi tidak memiliki kemampuan, keduanya tidak akan menjadi wirausaha yang sukses.

2. Tekad yang kuat dan kerja keras. Orang yang tidak memiliki tekad yang kuat tetapi mau bekerja keras dan orang yang suka bekerja keras tetapi tidak memiliki tekad yang kuat, keduanya tidak akan menjadi wirausaha yang sukses.

3. Mengenal peluang yang ada dan berusaha meraihnya ketika ada kesempatan. Zimerrer (2002:23) mengemukakan beberapa faktor yang menyebabkan wirausaha gagal dalam menjalankan usaha baru:

1. Ketidakpastian Manajemen

Lemahnya kemampuan pengambilan keputusan dan kurangnya pengalaman manajemen merupakan masalah utama dari kegagalan usaha.

2. Kurang pengalaman baik dalam kemampuan teknis

Kemampuan menvisualkan usaha, mengkordinasikan, kemampuan mengintergrasikan berbagai kegiatan bisnis menjadi keselurtuhan yang sinergik, dan keterampikan mengelolah orang–orang dalam organisasi serta memotivasi mereka untuk meningkatkan tingkat kinerja mereka.

3. Lemahnya kendali keuangan

Dua kesalahan keuangan yang sering terjadi diperusahan kecil : kekurangan modal dan kelemahan dalam kebijakan kredit terhadap pelanggan.

(20)

5. Pertumbuhan tak terkendali.

Kadang-kadang wirausahawan mendorong pertumbuhan cepat usahanya hingga melewati kemampuannya dalam mengelola usaha tersebut.

6. Lokasi yang Buruk

Pemilihan lokasi yang tepat untuk usahawan merupakan suatu seni dan ilmu. 7. Pengendalian Persediaan yang Tidak Baik

Pengendalian persediaan adalah salah satu tanggung jawab manajerial yang paling sering diabaikan sehingga dapat mengakibatkan kekurangan pelanggan. 8. Ketidakmampuan membuat transisi

Pertumbuhan usaha memerlukan perubahan gaya manajemen yang secara drastis berada dan mengharuskan wirausahawan untuk mendelegasikan wewenang serta melepaskan pengendalian sehari–hari.

Selain itu menurut Tambunan (2002:14) terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan usaha suatu industri antara lain dapat dilihat pada Gambar 2.1 dibawah ini:

28 Faktor Internal:

 Kualitas SDM

 Penguasaan Teknologi  Struktur Organisasi  Sistem Manajemen  Partisipasi

 Kultur atau Budaya Bisnis  Kekuatan Modal

 Jaringan Bisnis dengan Pihak Luar

Faktor Eksternal Faktor Pemerintah  Kebijakan Ekonomi  Birokrat

 Politik

 Tingkat Demokrasi Faktor Non Pemerintah:  Sistem Perekonomian

 Sosio-Kultur Budaya Masyarakat  Sistem Perburuhan dan kondisi

Perburuhan

(21)

Gambar 2.1

Skema Faktor-Faktor yang mempengaruhi Keberhasilan Usaha

Terlihat dari gambar skema 2.1 di atas bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha dapat diketahui dari dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang diantaranya yaitu kualitas SDM, penguasaan organisasi, struktur organisasi, sistem manajemen, partisipasi, kultur/budaya bisnis, kekuatan modal, jaringan bisnis dengan pihak luar, tingkat entrepreneurship.

Faktor eksternal dapat dibagi menjadi dua yaitu faktor pemerintah dan non pemerintah. Faktor pemerintah diantarannya; kebijakan ekonomi, birokrat, politik, dan tingkat demokrasi. Faktor non pemerintah yaitu; sistem perekonomian, sosio- kultur budaya masyarakat, sistem perburuhan dan kondisi perburuhan, kondisi infrastruktur, tingkat pendidikan masyarakat, dan lingkungan global.

2.5.3 Dimensi Keberhasilan Usaha

(22)

Asep.2013.Kewirausahaan.Diakses pada tanggal 25 Mei 2017. http://nugraha0215.blogspot.co.id/2013/09/konsep-keberhasilan-usaha.html). 1. Produktivitas, yang diukur melalui perubahan output kepada perubahan di

semua faktor input (modal dan tenaga kerja).

2. Perubahan di tingkat kepegawaian (output, teknologi, cadangan modal, mekanisme penyesuaian, dan pengaruh terhadap perubahan status).

3. Rasio finansial (mengurangi biaya pegawai dan meningkatkan nilai tambah pegawai).

Beberapa indikator dalam menentukan keberhasilan usaha menurut Noor (2007:397) adalah sebagai berikut:

1. Laba atau keuntungan usaha, merupakan tujuan utama dari bisnis. Laba usaha adalah selisih antara pendapatan dengan biaya.

2. Produktivitas dan Efisiensi, besar kecilnya produktivitas suatu usaha akan menentukan besar kecilnya produksi. Hal ini akan mempengaruhi besar kecilnya penjualan dan pada akhirnya menentukan besar kecilnya pendapatan, sehingga mempengaruhi besar kecilnya laba yang diperoleh.

3. Daya Saing, adalah kemampuan atau ketangguhan dalam bersaing untuk merebut perhatian dan loyalitas konsumen. Suatu bisnis dapat dikatakan berhasil, bila dapat mengalahkan pesaing atau paling tidak masih bisa bertahan menghadapi pesaing.

(23)

bidangnya sehingga dapat menghasilkan inovasi sesuai dengan tuntutan zaman.

5. Terbangunnya citra baik, citra baik perusahaan terbagi menjadi dua yaitu, trust internal dan trust external. Trust internal adalah amanah atau trust dari segenap orang yang ada dalam perusahaan. Sedangkan trust external adalahtimbulnya rasa amanah atau percaya dari segenap stakeholder perusahaan, baik itu konsumen, pemasok, pemerintah, maupun masyarakat luas, bahkan juga pesaing.

2.6 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 2.3

Peneliti terdahulu

Peneliti Judul

Penelitian

Variabel Penelitian

Metode Penelitian

(24)

Mendorong

Keberhasilan Usaha Mobil Data Internet Di Sepanjang Jl. Dr Mansyur Medan.”

Keberhasilan Usaha (Y) Usaha,Lokasi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Keberhasilan Usaha, Pengetahuan berpengaruh secara negatif dan tidak signifikan terhadap Keberhasilan Usaha Mobil Data Internet di Jl.

Dr.Mansyur Medan. Harkemri Sibuea (2015) PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN DAN STRATEGI PEMASARAN TERHADAP KEBERHASILAN USAHA PENGUSAHA REKLAME DI JALAN PANGERAN HIDAYAT PEKANBARU

Independen: Perilaku Kewirausahaan dan Strategi Pemasaran Dependen:

Keberhasilan Usaha

Metode Kuantitatif

1) Perilaku kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha pada pengusaha reklame di jalan Pangeran Hidayat Pekanbaru.

2) Strategi pemasaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha pada pengusaha reklame di jalan Pangeran Hidayat Pekanbaru.

3) Strategi pemasaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha pada pengusaha reklame di jalan Pangeran Hidayat Pekanbaru.

Saeid Sehhat1, and Faezeh

Ghanepasand Fooman (2014)

The Impact of Entrepreneurs’ Knowledge

Dimensions on SME Performance: A Study of SMEs in Iran

Independent Variable : Education level, academic education, Work experience, and Skill of entrepreneurs. Dependent Variable : SME Performance

1) The education had positive effect on organization Performance. 2) The skill of

entrepreneurs had positive effect on organizational performance.

(25)

Marom Shaike, Robert N. Lussier (2014)

Business success Versus Failure Prediction Model For Small Business in Israel

Independent: Capital, Record, Keeping and Financial Control, Planning, Professional Advice, Age of Owner. Dependent: Chance of Success

Multiple Linier Regression

Faktor modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha, faktor keuangan berpengaruh positif dan signifikan, faktor

perencanaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap

keberhasilan usaha, faktor tenaga professional berpengaruh positif dan signifikan terhadap

keberhasilan usaha, faktor umur pemilik berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha. LIA RAHMADANITA (2013) Pengaruh Pengetahuan

Kewirausahaan dan Karakteristik

Kewirausahaan Terhadap

Keberhasilan Usaha Pada Wirausaha Mikro di Kelurahan Madras Hulu Medan Polonia

Independen:Pengetahua n Kewirausahaan dan Karakteristik Kewirausahaan Dependen: Keberhasilan Usaha Metode Kuantitatif

1) Variabel Pengetahuan (X1), berpengaruh secara

positif dan signifikan terhadap Keberhasilan Usaha Wirausaha Mikro di Kelurahan Madras Hulu Medan (Y) 2) Variabel Karakteristik

(X2), berpengaruh secara

positif dan signifikan terhadap Keberhasilan Usaha Wirausaha Mikro di Kelurahan Madras Hulu Medan (Y) 3) Secara parsial diantara

variabel bebas yang diteliti ternyata variabel Pengetahuan (X1) yang

mempunyai pengaruh paling dominan terhadap Keberhasilan Usaha Wirausaha Mikro di Kelurahan Madras Hulu Medan (Y).

(26)

Intensi

Kewirausahaan (Studi kasus pada mahasiswa-mahasiswa di beberapa Pergurusn Tinggi Swasta di Surakarta).”

Intensi Kewirausahaan (Y)

0,376, t=4,530 dengan signifikan 0,001.

Sedangkan nilai koefisien efikasi diri adalah 0,425, t=4,832 dengan signifikan 0,001. Hal ini

menunjukkan bahwa pengetahuan

kewirausahaan dan efikasi diri berpengaruh

secara positif dan

signifikan terhadap Intensi Kewirausahaan.

Endang Purwanti (2012) PENGARUH KARAKTERISTIK WIRAUSAHA, MODAL USAHA, STRATEGI PEMASARAN TERHADAP PERKEMBANGAN UMKM

DI DESA DAYAAN DAN KALILONDO SALATIGA

Variabel Independen: Karakteristik Wirausaha (X1), Modal Usaha (X2)

dan Strategi Pemasaran (X3)

Variabel Dependen : Kinerja Finansial (Y)

Metode sensus atau sampel jenuh

1) Terdapat pengaruh karakteristik wirausaha terhadap perkembangan usaha UMKM di desa Dayaan dan Kalilondo Salatiga secara

signifikan, hasil penelitian menunjukan pengaruh positif, yang berarti semakin tinggi karakteristik wirausaha maka akan semakin tinggi perkembangan usaha UMKM di desa Dayaan dan desa Kalilondo Salatiga. 2) Modal usaha terbukti

berpengaruh positif dan signifikan terhadap perkembangan usaha ,hal ini perlu mendapat perhatian dikarenakan hasil penelitian menunjukan bahwa modal usaha mempunyai pengaruh yang paling dominan, Sedangkan faktor strategi pemasaran tidak terbukti

(27)

dilakukan secara langsung ke konsumen namun melalui para pedagang dan toko toko dimana pengemasan dan pemberian label

dilakukan oleh pedagang dan toko-toko yang membeli produk hasil UMKM di desa Dayaan dan desa Kalilondo Salatiga.

3) Terdapat pengaruh karakteristik usaha, modal usaha dan strategi pemasaran secara

bersama terhadap perkembangan UMKM di desa Dayaan dan desa Kalilondo Salatiga Erika Boang Manalu (2007) “Pengaruh Pengetahuan

Kewirausahan dan Strategi Pemasaran terhadap Keberhasilan Usaha Pakaian (Studi Kasus pada Usaha Pakaian di Jl. Ujung Sidikalng)”

Pengetahuan

Kewirausahaan (X1),

Strategi Pemasaran (X2),

Keberhasilan Usaha (Y)

Analisis Deskriptif dan Analisis Regresi Linier Berganda

Berdasarkan hasil analisis dan statistik dapat

disimpulkan bahwa pengetahuan

kewirausahaan (X1), dan strategi pemasaran (X2), secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha

pakaian (Y) di jalan Ujung Sidikalang.

Dwi Indah Lestari

(2006) “Analisis Faktor-Faktor Keberhasilan dalam Menjalankan Usaha Keluarga (Studi Kasus pada Rumah Makan Sop Sumsum Langsa Jalan K.L. Yos Sudarso No. 73 Medan.”

Variabel Independent : Faktor Pemasaran,Faktor Produksi, Faktor Organisasi dan Manajemen serta Faktor Keuangan. Variabel Dependent : Keberhasilan Usaha

Statistik

(28)

Christian

Serarols-Tarrés (2006) “The influence of entrepreneur characteristics on the success of pure dot.com firms”

Independent Variable : Enterpreneur

Characteristics Dependent Variable: Success of firms

Multiple Correspond ence

Analysis (MCA)

1) The results of the study show that the Spanish pure dot.com

entrepreneur is on average a male of about 33 years old with a university degree and a post graduate

qualification.

2) The entrepreneur has had previous experience in the industrial sector where the firm operates and has created another firm previously.

3) The incubator

organisation from which the entrepreneur comes has provided him with experience in

management and firm creation as well as access to contacts and clients.

Fachrul Azmi Sinaga (2005)

“Analisis Faktor-Faktor Keberhasilan Usaha Kecil Keluarga (Studi Kasus pada Rumah Makan Ayam Penyet Jakarta Jl. Dr. Mansyur Medan).”

Variabel Independent : Faktor Business Plan, Faktor Peran Yang Jelas Antara Anggota

Keluarga, Faktor Kerja Sama Dan Faktor Komitmen.

Variabel Dependent : Keberhasilan Usaha

Deskriptif Kualitatif

1) Faktor business plan seperti faktor pemasaran, faktor produksi, faktor keuangan dan faktor sumber daya manusia untuk jawaban “ya” memperoleh skor 8 poin dan untuk jawaban “tidak memperoleh skor 3 poin.

2) Faktor peran yang jelas antara anggota keluarga seperti menciptakan suatu hubungan yang memungkinkan adanya pertukaran informasi, mendiagnosis

permasalahan,

(29)

jawaban “ya”

memperoleh 7 poin dan untuk jawaban “tidak” memperoleh skor 1 poin 3) Faktor kerja sama

merupakan faktor yang paling dominan sebagai faktor keberhasilan dalam menjalankan usaha keluarga pada rumah makan Ayam penyet Jakarta Jl. Dr. Mansyur No. 45 Medan. 4) Faktor komitmen seperti

melakukan upaya penyesuaian, meneladani kesetiaan, mendukung secara aktif dan

melakukan pengorbanan pribadi untuk jawaban “ya” memperoleh skor 6 poin dan untuk jawaban “tidak” memperoleh skor 2 poin

2.7 Kerangka Konseptual

(30)

Berdasarkan landasan teori yang telah diuraikan dalam teori terkait, peneliti menentukan kerangka konsep penelitian yaitu variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah Pengetahuan Kewirausahaan (X1), Karakteristik Kewirausahaan (X2) dan Strategi Pemasaran

(X3) sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah Keberhasilan Usaha

(Y).

Hubungan Pengetahuan Kewirausahaan dengan Keberhasilan Usaha seperti yang dikemukakan Michael Harris (2000:19) dalam Suryana (2010:5) “wirausaha yang sukses pada umumnya adalah mereka yang memiliki kompetensi, yaitu yang memiliki ilmu pengetahuan, ketrampilan dan kualitas individual yang meliputi sikap, motivasi, nilai-nilai pribadi, serta tingkah laku yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan/kegiatan.

Dari pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk menjadi wirausaha yang sukses dan mencapai keberhasilan dalam usahanya tentu saja pewirausaha harus memiliki kompetensi dalam menghadapi segala resiko dan tantangan. Salah satu kompetensi itu ialah pengetahuan kewirausahaan.

(31)

Sedangkan hubungan karakteristik wirausaha pada keberhasilan usaha ialah karakteristik seorang wirausaha akan menentukan keberhasilan dalam menjalankan dan mengembangkan usahanya.

Karakteristik itu seperti percaya diri dan optimis, berani mengambil resiko dan menyukai tantangan, tidak suka berpangku tangan, termotivasi oleh hasrat ingin sukses dan lain-lain.

Jadi pengetahuan kewirausahaan dan karakteristik kewirausahaan sangat penting dalam berwirausaha karena itu berpengaruh langsung pada hasil yang akan dicapai, dimana titik keberhasilan usaha dapat ditentukan.

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas dapat dirumuskan skema kerangka konseptual dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

Pengetahuan Kewirausahaan (X1)

(32)

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual 2.8 Hipotesis

Hipotesis adalah pernyataan atau dugaan yang bersifat sementara terhadap suatu masalah penelitian yang kebenarannya masih lemah (belum tentu kebenarannya) sehingga harus diuji secara empiris.

Berdasarkan rumusan masalah datas, diajukan hipotesis dalam penelitian ini yaitu:

1. Pengetahuan Kewirausahaan dan Karakteristik Kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan Wirausaha Mikro di Kelurahan Karang Berombak.

2. Pengetahuan Kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan Karang Berombak.

Gambar

Tabel 2.1Kriteria Usaha
Gambar 2.1 dibawah ini:

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Data hasil perhitungan menggunakan skala likert bahwa rerata skor pernyataan sangat tidak setuju dengan peraturan pemerintah untuk menerapkan isu lingkungan dalam aktivitas usaha

Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan dalam pembuatan indeks beranotasi jurnal ekonomi di Perpustakaan Fakultas Ekonomi Universitas Ekasakti melalui beberapa

Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa bahan ajar multimedia membuat mahasiswa senang dan termotivasi dalam belajar, menyenangkan dan menarik selama

Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial

Berdasarkan hasil angket yang peneliti berikan kepada remaja perantau Batak, diketahui bahwa ada remaja yang memiliki indikator kemandirian tinggi tampak pada

Dengan metode ini, investasi dicatat pada biaya perolehan, disesuaikan dengan bagian Perusahaan atau Perusahaan Anak atas laba atau rugi bersih dari perusahaan penerima

Berdasarkan use case diagram pada Gambar 3.3 di atas maka scenario use case pada bagian admin terdiri dari skenario otorisasi dan otentikasi admin, tambah data

ada perbedaan hasil belajar untuk keempat media yang digunakan. Penggunaan handout dan job sheet dan jobsheet lebih efektif dari pada penggunaan handout dan tanpa