Informasi Dokumen
- Penulis:
- Shinta Larasaty Santoso
- Pengajar:
- Ibu Rosita Endang Kusmaryani, M.Si.
- Sekolah: Universitas Negeri Yogyakarta
- Mata Pelajaran: Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
- Topik: Hubungan Regulasi Diri Dengan Coping Stres Berfokus Masalah Pada Pengurus Ormawa FIP UNY
- Tipe: skripsi
- Tahun: 2015
- Kota: Yogyakarta
Ringkasan Dokumen
I. PENDAHULUAN
Pendahuluan menyajikan latar belakang pentingnya regulasi diri dan coping stres dalam konteks pengurus Ormawa FIP UNY. Penelitian ini berfokus pada bagaimana mahasiswa yang terlibat dalam organisasi dapat mengalami stres akibat tuntutan akademis dan organisasi. Penjelasan mengenai dinamika organisasi mahasiswa dan tantangan yang dihadapi memberikan konteks yang kuat untuk memahami relevansi regulasi diri dalam mengatasi stres. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara regulasi diri dan coping stres berfokus masalah, yang dapat memberikan wawasan bagi pengembangan program bimbingan dan konseling di lingkungan akademik.
1.1 Latar Belakang
Latar belakang menjelaskan kondisi mahasiswa yang berperan sebagai pengurus Ormawa FIP UNY, serta tantangan yang mereka hadapi dalam menyeimbangkan tanggung jawab akademis dan organisasi. Penekanan pada pentingnya regulasi diri dalam mengelola stres memberikan dasar bagi penelitian ini. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa perlu memiliki keterampilan regulasi diri yang baik untuk mengatasi stres yang muncul dari konflik dan tuntutan organisasi.
1.2 Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah menguraikan tantangan spesifik yang dihadapi pengurus Ormawa FIP UNY, termasuk ketidakmampuan dalam mengatur waktu antara tugas akademik dan organisasi. Masalah ini menjadi fokus penelitian untuk mengeksplorasi hubungan antara regulasi diri dan coping stres, yang dapat membantu dalam merumuskan strategi untuk meningkatkan kesejahteraan mahasiswa.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan antara regulasi diri dengan coping stres berfokus masalah pada pengurus Ormawa FIP UNY. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pengembangan strategi bimbingan dan konseling yang lebih efektif untuk membantu mahasiswa dalam mengelola stres dan meningkatkan kemampuan regulasi diri mereka.
II. KAJIAN TEORI
Kajian teori membahas konsep regulasi diri dan coping stres, serta relevansi keduanya dalam konteks pendidikan. Regulasi diri didefinisikan sebagai kemampuan individu untuk mengontrol perilaku, pikiran, dan emosi dalam mencapai tujuan. Sementara itu, coping stres berfokus masalah merupakan strategi yang digunakan individu untuk mengatasi stres dengan cara memecahkan masalah. Pemahaman yang mendalam tentang kedua konsep ini penting untuk mengembangkan intervensi yang dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mengelola stres.
2.1 Regulasi Diri
Regulasi diri mencakup kemampuan individu untuk mengontrol perilakunya sendiri, termasuk pengaturan tujuan dan evaluasi diri. Aspek-aspek regulasi diri yang dijelaskan oleh Bandura, Schunk, dan Zimmerman meliputi pengaturan standar dan tujuan, observasi diri, evaluasi diri, reaksi diri, dan refleksi diri. Pemahaman tentang aspek-aspek ini dapat membantu mahasiswa dalam meningkatkan kemampuan mereka untuk mengatur diri dalam konteks akademik dan organisasi.
2.2 Coping Stres Berfokus Masalah
Coping stres berfokus masalah adalah upaya yang dilakukan individu untuk mengatasi stres dengan cara memecahkan masalah yang dihadapi. Aspek-aspek seperti keaktifan diri, perencanaan, dan dukungan sosial instrumental menjadi penting dalam strategi ini. Memahami bagaimana mahasiswa dapat menerapkan coping berfokus masalah akan membantu mereka dalam menghadapi stres yang muncul dari tuntutan akademik dan organisasi.
2.3 Faktor yang Mempengaruhi
Faktor-faktor yang mempengaruhi regulasi diri dan coping stres meliputi kesehatan, keyakinan positif, kemampuan pemecahan masalah, dan keterampilan sosial. Memahami faktor-faktor ini penting untuk merancang intervensi yang dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mengelola stres dan regulasi diri, sehingga berdampak positif pada kinerja akademik dan organisasi.
III. METODE PENELITIAN
Metode penelitian menjelaskan pendekatan kuantitatif yang digunakan untuk mengumpulkan data dari pengurus Ormawa FIP UNY. Penelitian ini melibatkan pengambilan sampel secara acak dan penggunaan instrumen yang valid untuk mengukur regulasi diri dan coping stres. Analisis data dilakukan menggunakan teknik statistik yang sesuai, yang memungkinkan peneliti untuk mengidentifikasi hubungan antara kedua variabel. Metode yang tepat sangat penting untuk memastikan hasil yang akurat dan dapat diandalkan.
3.1 Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian kuantitatif digunakan untuk mengukur hubungan antara regulasi diri dan coping stres. Metode ini memungkinkan pengumpulan data yang sistematis dan analisis yang objektif. Dengan pendekatan ini, penelitian dapat memberikan gambaran yang jelas tentang bagaimana regulasi diri mempengaruhi kemampuan coping stres pada pengurus Ormawa.
3.2 Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari skala regulasi diri dan skala coping stres berfokus masalah. Validitas dan reliabilitas instrumen diuji untuk memastikan bahwa alat ukur dapat memberikan data yang akurat dan konsisten. Penggunaan instrumen yang tepat sangat penting untuk mendapatkan hasil penelitian yang dapat dipercaya.
3.3 Analisis Data
Analisis data dilakukan menggunakan teknik statistik yang sesuai, seperti uji korelasi untuk menentukan hubungan antara regulasi diri dan coping stres. Penggunaan analisis yang tepat memungkinkan peneliti untuk menarik kesimpulan yang valid mengenai hubungan kedua variabel, yang dapat memberikan kontribusi pada pengembangan strategi bimbingan dan konseling.
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara regulasi diri dan coping stres berfokus masalah pada pengurus Ormawa FIP UNY. Temuan ini mendukung hipotesis bahwa semakin tinggi regulasi diri, semakin baik kemampuan coping stres yang dimiliki. Pembahasan hasil penelitian memberikan wawasan tentang implikasi praktis bagi pengembangan program bimbingan dan konseling di lingkungan akademik.
4.1 Deskripsi Hasil Penelitian
Deskripsi hasil penelitian mencakup analisis data yang menunjukkan koefisien korelasi antara regulasi diri dan coping stres. Temuan ini menunjukkan bahwa pengurus Ormawa yang memiliki regulasi diri yang baik cenderung lebih mampu mengatasi stres dengan cara yang konstruktif. Hasil ini memberikan bukti empiris tentang pentingnya regulasi diri dalam konteks akademik.
4.2 Pembahasan
Pembahasan hasil penelitian menyoroti bagaimana regulasi diri dapat mempengaruhi cara mahasiswa mengatasi stres. Penjelasan mengenai mekanisme di balik hubungan ini memberikan wawasan yang lebih dalam tentang pentingnya pengembangan regulasi diri dalam program pendidikan. Hal ini juga menunjukkan bahwa intervensi yang fokus pada peningkatan regulasi diri dapat membantu mahasiswa dalam mengelola stres secara lebih efektif.
4.3 Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan penelitian mencakup aspek-aspek yang mungkin mempengaruhi hasil, seperti ukuran sampel dan konteks spesifik dari pengurus Ormawa FIP UNY. Penelitian selanjutnya disarankan untuk melibatkan lebih banyak variabel dan konteks yang berbeda untuk mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif tentang hubungan antara regulasi diri dan coping stres.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan penelitian menegaskan pentingnya regulasi diri dalam meningkatkan kemampuan coping stres berfokus masalah pada pengurus Ormawa FIP UNY. Saran yang diberikan mencakup pengembangan program pelatihan regulasi diri untuk mahasiswa, yang dapat membantu mereka dalam menghadapi stres dan tantangan yang dihadapi dalam organisasi. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan pendidikan dan layanan bimbingan di perguruan tinggi.
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan menegaskan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara regulasi diri dan coping stres berfokus masalah. Temuan ini menunjukkan bahwa mahasiswa yang mampu mengatur diri dengan baik cenderung lebih efektif dalam menghadapi stres, yang berimplikasi pada kinerja akademik dan organisasi.
5.2 Saran
Saran untuk penelitian selanjutnya termasuk perlunya program pelatihan yang fokus pada peningkatan regulasi diri dan coping stres. Selain itu, disarankan untuk melibatkan lebih banyak partisipan dari berbagai latar belakang untuk memperluas generalisasi hasil penelitian. Hal ini penting untuk pengembangan strategi yang lebih efektif dalam mendukung kesejahteraan mahasiswa.